Bangsa Portugis Di Nusa Tenggara Timur
Bangsa Portugis Di Nusa Tenggara Timur
Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya, Universitas Indonesia,
Depok, Jawa Barat, Indonesia
E-mail: astapramuditya@live.com
Abstrak
Tulisan ini membahas mengenai pendudukan bangsa Portugis di Nusa Tenggara Timur. Kesimpulan dari
tulisan ini bahwa alasan utama Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur adalah untuk mencari kayu cendana.
Hingga saat ini banyak sekali pengaruh Portugis di Nusa Tenggara Timur yang masih tersisa.
Kata kunci: Pengaruh Portugis, Nusa Tenggara Timur, kayu cendana, ekspansi Portugis
Abstract
This writing discusses about Portuguese in Nusa Tenggara Timur. This writing concludes that Portuguese‟s
main reason to come to Nusa Tenggara Timur is to find sandalwood. There are a lot of Portuguese‟s influences that
still exist in Nusa Tenggara Timur until now.
timah, arang, dan koral dari Cambay, India.4 Portugis pun juga dilakukan di Pulau Timor.
Perdagangan ini juga dilakukan para Sebelum Portugis memasuki wilayah Timor,
rohaniawan, yaitu ordo dominikan yang penduduk Timor telah memiliki beragam
menyebarkan agama Katolik. Mereka menjual kayu kepercayaan. Beberapa dari mereka dikatakan
cendana ke Malaka untuk diteruskan ke Makao dan memiliki aliran yang memuja berhala berupa kepala
Cina. Hal ini mereka lakukan untuk membiayai kerbau yang digantung di tiang, namun ada juga
penyebaran agama Katolik, selain itu mereka juga kepercayaan terhadap Tuhan di Surga (di Dawan, Uis
mendirikan benteng di pulau yang akhirnya mereka Neno, di Tetun, Maromak) yang mungkin bersifat
namakan Pulau Solor. Nama ini diberikan kepada monoteistik. Namun dikatakan juga bahwa penduduk
sebuah pulau berbentuk arit yang terletak di antara pulau ini tidak menganut agama sama sekali, karena
pulau Flores di barat, Adonara di utara, dan Lembata kebiasaan dan ritual yang mereka lakukan saat itu
atau Lomblen di timur. jauh dari kebiasaan agama-agama lain yang sudah
tinggi dan dibagi ke dalam beberapa daerah yang Keberagaman kepercayaan yang dimiliki
dipimpin oleh kepala. Para kepala ini disebut dengan orang Timor saat itu membuat Portugis pada awalnya
Sengaji atau Magu. Daerah-daerahnya diantaranya sulit untuk menaklukan Timor. Salah satu alasan
adalah Lohayong, Lamahera, Lamahala, Terong dan lainnya adalah karena kurangnya Dominikan yang
Adonara. Kelima daerah ini secara administratif dikirim ke Timor. Namun pada akhir abad ke-16,
tergabung dalam nama Watan Lema (Five shores) mulai tumbuh keinginan dan usaha dari Portugis
dan pusatnya terdapat di Lohayong. Bahasa yang untuk mengikuti jejak kaki Antonio Taveiro. Dari
digunakan para penduduk Solor adalah Lamaholot. Solor, kepala ulama Antonio da Cruz mengirim
Suku yang terdapat di pulau ini terbagi menjadi dua, pastor Belchior da Luz ke pesisir utara Timor pada
yaitu suku Paki dan Demon. Suku Paji hidup dari tahun 1578 untuk menghidupkan kembali
hasil laut dan perdagangan, sedangkan suku Demon keberhasilan Taveiro. Pusat misionaris kali itu
hidup di dataran tinggi dan menghidupi hidupnya disebut berada di pelabuhan kayu cendana di Mena
dengan hasil-hasil bumi. Perbedaan agama Islam dan yang secara otomatis membuat raja Mena menjadi
Katolik juga mempengaruhi pemisahan dua suku ini. “Raja Timor” saat itu.
Misionaris di Timor ini dianggap tidak lebih
sukses dibanding misionaris di Solor sebelumnya.
Awalnya, Raja Mena memiliki rasa ingin tahu pada
4
Hagerdal, Hans. Lords of the Land, Lords of the Katolik. Namun, poligami yang sudah umum di
Sea. Leiden: KITLV Press, 2012, hal. 19. kalangan elit Timor ini menjadi hambatan dari
konversinya. Da Luz sendiri menemukan hambatan-
hambatan lain yang pemukim asing juga banyak harta perdagangan yang sedang dicari-cari oleh VOC
temui di pulau ini, yaitu bahwa iklim pantai yang untuk datang ke dua tempat tersebut. Belanda
sangat panas hingga terkadang mendatangkan kemudian mengirim pasukan ke Timor untuk
penyakit dan demam pada mereka. Maka dari itu merebut kontrol perdagangan kayu cendana pada
pendatang Eropa lebih memilih tinggal di Solor tahun 1613. Pertahanan Portugis dan penduduk asli di
daripada di Timor. Da Luz sendiri akhirnya harus Solor pun berhasil digoyah VOC dan akhirnya
meninggalkan Mena setelah enam bulan. Ia ditemani benteng rohaniwan Portugis di Solor pun direbut.
oleh anak dari Raja Mena, yang kemudian pergi ke Portugis yang berada di Solor dipindahkan
Malaka. Bagi bangsa Portugis, itu adalah taktik ke Larantuka, timur Flores, di sana mereka bisa
umum mereka untuk menempatkan anak-anak dikirim kembali ke Malaka. Mereka yang pergi ke
petinggi di lembaga agama dengan tujuan untuk Larantuka merupakan sekelompok besar yang terdiri
mendapatkan pengaruh. Dibawa ke salah satu pusat dari sekitar 1.500 orang, termasuk 110 ras Portugis,
kekuasaan Portugis, anak – anak petinggi tadi tujuh pastor Dominikan, dan sisanya merupakan ras
diharapkan dapat beradaptasi dengan kebiasaan campuran dan penduduk asli. Mereka pun kemudian
Portugis dan keyakinan agama mereka, dan kemudian menjadikan Larantuka sebagai pemukiman tetap
akan didorong untuk menyebarkannya di kampung mereka di Nusa Tenggara Timur. Walaupun hanya
halaman mereka. Sang anak kemudian kembali ke mendapat sedikit bantuan dari Estado da India (pusat
Mena dengan nama baptis Dom Joao da Silva, namun pemerintahan Portugis di India). Kehidupan di
kemudian ia kembali pada keyakinan leluhurnya, Larantuka bertahan dengan baik karena terdapat
dengan alasan yang tidak diketahui. Salah satu alasan interaksi yang baik antara Portugis dan penduduk
lain ketidaksuksesan misionaris disini adalah bahwa setempat. Portugis pun berhasil membujuk para
pada abad itu agama Islam telah memperoleh penduduk setempat untuk turut mendukung mereka
pengaruh hebat di pelabuhan Timor. Bukti lain dari pertikaian yang terjadi dengan VOC, hal tersebut
mengatakan bahwa setengah abad kemudian dapat menghalangi Belanda untuk mendapatkan
beberapa daerah terkemuka di pulau ini memang banyak keuntungan. Penduduk setempat kemudian
terbukti terbuka untuk Islam. 5
dipersenjatai panah, perisai, pedang, dan beberapa
senapan oleh Portugis.
Konflik Bangsa Portugis dengan VOC Di sisi lain VOC pun tidak mau kalah,
dan Kepergian Portugis dari Nusa mereka menetap di sebuah benteng terbengkalai di
Lohayong (Solor) dan berhubungan baik dengan
Tenggara Timur
penduduk muslim yang kemudian menjadi sekutu
VOC bersama dengan Mena, Muslim Buton,
Pada 1609, tersebarnya berita bahwa Makassar, Banten, dan Galiyao dari Alor dan Pantar.
cendana dan emas dari Solor dan Timor merupakan Dengan kata lain, Portugis dan VOC pun memiliki
5
Hagerdal, Hans. Lords of the Land, Lords of the
Sea. Leiden: KITLV Press, 2012. (hal.29-
32).
putih panjang dan kerudung lancip tinggi yang Nusa Tenggara Timur pada tahun 1523. Pada abad
digunakan pada saat prosesi Natal dan Jumat Agung. 16, kayu cendana merupakan komoditi unggulan
Di Pulau Rote, terdapat peninggalan yang sangat dicari dan dinilai sebagai sumber daya
Portugis berupa topi tradisional pulau Rote. Topi alam yang sangat berharga. Para pedagang dari
tersebut terbuat dari jerami. Topi ini merupakan seluruh daratan Asia, terutama Cina dan India adalah
reproduksi topi Portugis dari abad ke-16 dan abad ke- yang paling sering melakukan pertukaran dengan
17. Nusa Tenggara Timut. Tentu saja perdagangan ini
sangat menguntungkan mengingat Nusa Tenggara
Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki
Peninggalan Bahasa
sumber daya kayu cendana. Hal ini memicu Portugis
untuk melakukan monopoli perdagangan kayu
Peninggalan Portugis di Nusa Tenggara
cendana tersebut. Perdagangan ini juga dilakukan
Timur tidak hanya berupa peninggalan fisik seperti
para rohaniawan, yaitu para misionaris untuk
bangunan ataupun benda. Namun, terdapat juga
mendapatkan keuntungan dalam rangka membiayai
peninggalan non – fisik yang berupa bahasa yang
kegiatan penyebaran agama mereka.
digunakan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur,
Sebelum Portugis memasuki wilayah Timor,
seperti8:
penduduk Timor telah memiliki beragam
kepercayaan, diantaranya animisme pagan
8
(menyembah berhala), agama pagan yang
Jayasuriya, Shihan de Silva. The Portuguese In The
mempercayai paham monoteistik, dan juga islam.
East. London & New York: Tauris
Usaha mereka ini tidak sepenuhnya berjalan dengan
Academic Studies, 2008. (hal. 78).
baik dan tidak berhasil membuat mereka dapat
Portugis. Portugis menghasut para penduduk yang and life in Timor Leste. Australia: ANU E
Daftar Referensi