Anda di halaman 1dari 96

BANGSA PORTUGIS DI NUSA TENGGARA TIMUR Febriani Astaeka Pramuditya ( ) dan

Arif Budiman Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya, Universitas
Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia Abstrak Tulisan ini membahas mengenai
pendudukan bangsa Portugis di Nusa Tenggara Timur. Kesimpulan dari tulisan ini bahwa
alasan utama Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur adalah untuk mencari kayu
cendana. Hingga saat ini banyak sekali pengaruh Portugis di Nusa Tenggara Timur yang
masih tersisa. Kata kunci: Pengaruh Portugis, Nusa Tenggara Timur, kayu cendana,
ekspansi Portugis Abstract This writing discusses about Portuguese in Nusa Tenggara
Timur. This writing concludes that Portuguese s main reason to come to Nusa Tenggara
Timur is to find sandalwood. There are a lot of Portuguese s influences that still exist in Nusa
Tenggara Timur until now. Keywords: Portuguese, Nusa Tenggara Timur, sandalwood,
Portuguese expansion

4 4 Pendahuluan Nusa Tenggara Timur terletak di wilayah tenggara Indonesia. Wilayah


Nusa Tenggara Timur terdiri dari beberapa pulau. Pulau pulau tersebut antara lain adalah
Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau
Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor dan Pulau Palue. Ibukota Nusa Tenggara Timur adalah
Kupang, yang terletak di Pulau Timor bagian barat. Pada tanggal 23 April 1886 ditetapkan
sebagai tanggal lahir kota Kupang. 1 Penduduk Nusa Tenggara Timur adalah perpaduan
ras Melayu dan Polinesia yang mayoritas merupakan Suku Tetun. Menurut catatan Portugis,
Suku Tetun digambarkan telanjang, menggunakan gelang gelang, sisir, dan piring piring
emas. Dikatakan juga bahwa terdapat binatang ternak di Nusa Tenggara Timur, antara lain
babi, kambing dan kerbau. Selain itu, di Nusa Tenggara Timur juga kaya akan hasil
pertanian, antara lain beras, jagung, pisang, tebu, jeruk, lemon, lilin madu (dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuat sabun), kacang almond, kacang merah dan kayu cendana
yang hanya terdapat di Nusa Tenggara Timur. Di antara hasil hasil tersebut kayu cendana
menjadi produk unggulan di daerah Nusa Tenggara Timur yang merupakan kunci kerjasama
Nusa Tenggara Timur dengan Portugis (diakses pada 14 Juli 2013 Pengaruh Portugis di
Nusa Tenggara Timur Sebelum kedatangan Portugis ke Timor pada tahun 1519, Alfonso de
Alburqueque sudah terlebih dulu membuat rencana perebutan monopoli perdagangan di
beberapa daerah di Nusantara seperti Maluku, Jawa dan juga Timor. Namun rencana ini
gagal akibat kurangnya kapal layar, dan harus tertunda sebelum pada akhirnya Portugis
berhasil melakukan penetrasi terhadap Timor. Sejarah kependudukan Portugis di Timor pun
bermula pada abad 16. Ekspedisi Timor oleh Portugis pada awalnya diprakarsai oleh
Antonio Pigafetta (pelaut asal itali) & Fransisco Albo (spanyol) 3. Perjalanan ini dipimpin oleh
Ferdinan Magellan sebagai kapten kapalnya. Namun pada tahun 1521, Magellan dibunuh di
Cebu, Filipina dan digantikan oleh Juan Sebastian de Elcano yang berhasil mengantar
Portugis hingga pulau Pantar dan Alor pada tanggal 26 januari Jajaran pulau-pulau ini pada
awalnya disebut dengan La Queru atau Lanquiero. Selanjutnya, mereka berhasil menduduki
pulau Cutubaba dan Tiber yang sekarang kita kenal dengan nama Timor Leste. Hasil hasil
pertanian; termasuk kayu cendana, sebagian besar ditemukan di Cabanaza, Timor. Kabar
yang berkembang mengatakan bahwa ditemukan pula hasil emas di daerah ini. Kabar ini
terdengar oleh Belanda dan memicu mereka untuk mendulang emas di beberapa sungai.
Menurut catatan Pigafetta, barang-barang mewah impor dari pedagang-pedagang asing
yang ditukarkan dengan kayu cendana diantaranya adalah produk tekstil, juga pukul 15.00).
2 Hagerdal, Hans. Lords of the Land, Lords of the Sea. Leiden: KITLV Press, 2012, hal
Hagerdal, Hans. Lords of the Land, Lords of the Sea. Leiden: KITLV Press, 2012, hal. 17.

5 5 perlengkapan makan dari metal. Sedangkan menurut catatan Duarte Barbosa, seorang
ahli geografi, hasilhasil alam ini; terutama kayu cendana- seringkali ditukarkan dengan besi,
kapak, pisau, pedang, dan kain dari Pulicat di India, lalu tembaga, merkuri, timah, arang,
dan koral dari Cambay, India. 4 Perdagangan ini juga dilakukan para rohaniawan, yaitu ordo
dominikan yang menyebarkan agama Katolik. Mereka menjual kayu cendana ke Malaka
untuk diteruskan ke Makao dan Cina. Hal ini mereka lakukan untuk membiayai penyebaran
agama Katolik, selain itu mereka juga mendirikan benteng di pulau yang akhirnya mereka
namakan Pulau Solor. Nama ini diberikan kepada sebuah pulau berbentuk arit yang terletak
di antara pulau Flores di barat, Adonara di utara, dan Lembata atau Lomblen di timur.
Secara geografis, Solor merupakan dataran tinggi dan dibagi ke dalam beberapa daerah
yang dipimpin oleh kepala. Para kepala ini disebut dengan Sengaji atau Magu. Daerah-
daerahnya diantaranya adalah Lohayong, Lamahera, Lamahala, Terong dan Adonara.
Kelima daerah ini secara administratif tergabung dalam nama Watan Lema (Five shores)
dan pusatnya terdapat di Lohayong. Bahasa yang digunakan para penduduk Solor adalah
Lamaholot. Suku yang terdapat di pulau ini terbagi menjadi dua, yaitu suku Paki dan Demon.
Suku Paji hidup dari hasil laut dan perdagangan, sedangkan suku Demon hidup di dataran
tinggi dan menghidupi hidupnya dengan hasil-hasil bumi. Perbedaan agama Islam dan
Katolik juga mempengaruhi pemisahan dua suku ini. 4 Hagerdal, Hans. Lords of the Land,
Lords of the Sea. Leiden: KITLV Press, 2012, hal. 19. Misionaris Portugis di Nusa Tenggara
Timur Penyebaran agama Katolik oleh bangsa Portugis pun juga dilakukan di Pulau Timor.
Sebelum Portugis memasuki wilayah Timor, penduduk Timor telah memiliki beragam
kepercayaan. Beberapa dari mereka dikatakan memiliki aliran yang memuja berhala berupa
kepala kerbau yang digantung di tiang, namun ada juga kepercayaan terhadap Tuhan di
Surga (di Dawan, Uis Neno, di Tetun, Maromak) yang mungkin bersifat monoteistik. Namun
dikatakan juga bahwa penduduk pulau ini tidak menganut agama sama sekali, karena
kebiasaan dan ritual yang mereka lakukan saat itu jauh dari kebiasaan agama-agama lain
yang sudah ada di dunia. Keberagaman kepercayaan yang dimiliki orang Timor saat itu
membuat Portugis pada awalnya sulit untuk menaklukan Timor. Salah satu alasan lainnya
adalah karena kurangnya Dominikan yang dikirim ke Timor. Namun pada akhir abad ke-16,
mulai tumbuh keinginan dan usaha dari Portugis untuk mengikuti jejak kaki Antonio Taveiro.
Dari Solor, kepala ulama Antonio da Cruz mengirim pastor Belchior da Luz ke pesisir utara
Timor pada tahun 1578 untuk menghidupkan kembali keberhasilan Taveiro. Pusat
misionaris kali itu disebut berada di pelabuhan kayu cendana di Mena yang secara otomatis
membuat raja Mena menjadi Raja Timor saat itu. Misionaris di Timor ini dianggap tidak lebih
sukses dibanding misionaris di Solor sebelumnya. Awalnya, Raja Mena memiliki rasa ingin
tahu pada Katolik. Namun, poligami yang sudah umum di kalangan elit Timor ini menjadi
hambatan dari konversinya. Da Luz sendiri menemukan hambatan-

[tutup]
Anda juga bisa ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan bebas. Mari bergabung dengan
sukarelawan Wikipedia bahasa Indonesia!

Sejarah Nusantara (1800–1942)


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel atau bagian artikel ini tidak
memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya
tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan
menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat
dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Bagian dari seri artikel mengenai

Sejarah Indonesia

Garis waktu

Prasejarah[tampilkan]

Kerajaan Hindu-Buddha[tampilkan]

Kerajaan Islam[tampilkan]

Kerajaan Kristen[tampilkan]

Kolonialisme Eropa[tampilkan]

Kemunculan Indonesia[tampilkan]

Kemerdekaan[tampilkan]

Menurut topik[tampilkan]

 Portal Indonesia

 l
 b
 s

Sejarah Nusantara (1800–1942) adalah catatan mengenai rangkaian peristiwa yang


terjadi di kepulauan antara Benua Asia dan Benua Australia pada masa Hindia
Belanda.

Daftar isi

 1Alur waktu
o 1.1Abad ke-19
 1.1.11800-1820 (Daendels, Perang Inggris-Belanda,
Raffles)
 1.1.21821-1840 (Perang Padri, Perang Diponegoro,
Tanam paksa)
 1.1.31841-1860 (Perang Bali, Max Havelaar)
 1.1.41861-1880 (Perang Aceh, Perang Batak, UU
Agraria)
 1.1.51881-1899
o 1.2Abad ke-20
 1.2.11900-1910
 1.2.21911-1920
 1.2.31921-1930
 1.2.41931-1940

Alur waktu[sunting | sunting sumber]


Abad ke-19[sunting | sunting sumber]
1800-1820 (Daendels, Perang Inggris-Belanda, Raffles)[sunting | sunting sumber]

 1800
o VOC resmi dibubarkan pada 1 Januari; hak miliknya
dialihkan kepada pemerintah Belanda.
o Belanda kalah perang dan dikuasai Prancis.
Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda menjadi
milik Prancis.
o Sultan dari Kraton Kanoman di Cirebon dibuang ke
Ambon oleh pemerintah Belanda.
o Sebuah pemberontakan kecil-kecilan pecah di
bawah pimpinan Bagus Rangin.
 1801
o Britania menguasai wilayah Minahasa, hingga tahun
1889
 1802
o Malaka dan Maluku dikembalikan dari Britania ke
tangan Belanda melalui Persetujuan Amiens.
Belanda mulai mengirim tambahan militer ke Jawa.
 1803
o Pemerintah Belanda (Republik Batavia)
mengeluarkan keputusan kolonial yang menjadikan
pemerintah Hindia Belanda bertanggung jawab
kepada pemerintah Belanda (berbeda dengan
VOC).
o Tiga orang haji dari Minangkabau kembali setelah
perjalanan naik haji ke Mekkah, dan bertemu
dengan penganjur-penganjur gerakan Wahabi yang
mulai menguat di Arabia dan menguasai Mekkah.
Ketiga peziarah ini disebut "Padri" sesuai dengan
pelabuhan Pedir (atau Pidie) di Aceh, tempat
keberangkatan orang-orang yang naik haji. Gerakan
Padri mulai berkembang di daerah Minangkabau,
mengembangkan ajaran Islam yang lebih ortodoks
yang melawan praktik-praktik tradisional setempat.
o Britania menyerahkan Ambon kepada Belanda.
o Mahmud Badaruddin II menjadi Sultan Palembang-
Darussalam menggantikan ayahnya
Sultan Muhamad Bahauddin.
 1806
o Angkatan Laut Britania bertempur dengan tentara-
tentara Prancis dan Belanda di lepas pantai Jawa.
o Britania merebut Bangka.
o Departemen Urusan Koloni didirikan di Belanda.
o "Republik Batavia" di Belanda, di bawah kekuasaan
Prancis, diubah menjadi "Kerajaan Hollandia",
dengan Louis, saudara laki-laki Napoleon, sebagai
rajanya.
 1807
o Tondano memimpin pemberontakan melawan
Britania di Minahasa.
o Britania kembali menguasai Malaka.
o Pemerintahan Belanda yang dikuasai Prancis
menunjuk Daendels sebagai Gubernur Jenderal
Hindia Belanda.
 1808
o 1 Januari Daendels tiba. Ia memindahkan tempat
kediaman resminya ke Buitenzorg (kini
dinamai Bogor). Daendels memerintah dengan
menjalankan prinsip-prinsip pembaharuan dengan
metode-metode kediktatoran ke Jawa. Daendels
berusaha memberantas ketidakefisienan, korupsi,
penyelewengan-penyelewengan dalam administrasi
Eropa. Akibat rasa tidak suka dari naluri-naluri
antifeodal, Daendels menganggap penguasa Jawa
sebagai pegawai administrasi Eropa. Sehingga
dimulailah suatu masa konflik yang sangat panjang.
o Daendels secara resmi menguasai Lampung untuk
Belanda.
o Pakubuwono IV mengadakan hubungan damai
dengan Daendels; Hamengkubuwono
II menentangnya.
o Mangkunegara II membentuk "Legiun
Mangkunegaran" dengan pendanaan Belanda.
o Daendels membebaskan Sultan Cirebon yang
dibuang sebelumnya, namun pemberontakan di
daerah pedesaan sekitar Cirebon berlanjut.
o 18 Agustus Daendels menata kembali wilayah-
wilayah di bawah kekuasaan Belanda di Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Para bupati dan penguasa
setempat dijadikan pegawai pemerintah Belanda.
o Daendels memerintahkan serangkaian pekerjaan
umum di sekitar Banten, termasuk pembangunan
jalan-jalan raya dan sebuah pelabuhan baru, yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja setempat. Para
pekerja itu memberontak karena beban
pekerjaannya; Residen Belanda di Banten dibunuh.
Daendels mengirimkan suatu pasukan militer untuk
memadamkan pemberontakan dan menggantikan
Sultan, yang dibuang ke Ambon.
o Britania memutuskan untuk
melepaskan Malaka; Stamford Raffles, yang saat itu
seorang pegawai kecil, menulis surat yang penting
kepada India yang isinya mendesak agar keputusan
itu diubah. Keputusan diubah, dan Britania tetap
tinggal di Malaka.
o Sulaiman Saidullah menjadi Sultan Banjar.
 1809
o Daendels membangun jalan pegunungan dari
Batavia ke Cirebon (Jalan Raya Pos/Groote
Postweg), memerintahkan pemindahkan kota
Bandung ke jalan tersebut (tempatnya sekarang).
Pangeran Kornel, pemerintah setempat di
Sumedang, menolak bekerja sama karena
perlakuan yang buruk terhadap rakyat setempat.
o Daendels melepaskan kekuasaan Belanda
di Banjarmasin demi mengonsolidasikan
kekuasaannya di Jawa.
 1810
o Daendels melepaskan kekuasaan Belanda di
Banjarmasin.
o Bulan Mei, Britania menyerang dan merebut kembali
Ambon, Ternate and Tidore.
o Raden Rangga, ipar Sultan, memulai
pemberontakan yang gagal melawan Belanda di
Yogyakarta; Daendels bersama ribuan tentara
berangkat ke Yogyakarta, memaksa
Hamengkubuwono II mengundurkan diri dan
menyerahkan kekuasaannya
kepada Hamengkubuwono III.
o Napoleon menganeksasi Belanda untuk Prancis.
Daendels mengibarkan bendera Prancis di Batavia.
o Raffles mengunjungi Lord Minto, Gubernur Jenderal
Britania di India, di Kolkata (Kalkuta), mendesaknya
agar mengusir Prancis dan Belanda dari Jawa.
Minto setuju.
 1811
o Januari, Daendels memaksakan perjanjian-
perjanjian baru terhadap Yogyakarta dan Surakarta,
isinya mencakup penghentian pembayaran uang
sewa Belanda kepada kedua Sultan untuk wilayah-
wilayah pantai utara.
o Hamengkubuwono III menyerahkan
Pangeran Natakusuma kepada Belanda, karena
dicurigai terlibat dalam pemberontakan 1810.
o Mei, Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens.
(Tak lama kemudian Daendels bekerja di bawah
Napoleon dalam peperangannya yang gagal
di Moskwa.)
o 3 Agustus pasukan-pasukan Britania dengan
puluhan kapal berlabuh di Jawa.
o Para pangeran setempat di Banten, yang masih
dilanda pemberontakan karena beban pekerjaan-
pekerjaan umum yang diperintahkan Daendels,
menangkap dan memenjarakan Sultan Banten dan
bekerja sama dengan Britania.
o 26 Agustus Perang Jawa Britania-Belanda dimulai.
Britania di bawah Lord Minto merebut Batavia.
Belanda, yang menderita kekalahan yang hebat,
mengundurkan diri ke Semarang.
o 18 September Pemerintahan Belanda di bawah
Janssens menyerah kepada Britania di Salatiga
(Kapitulasi Tuntang).
o Thomas Stamford Raffles sebagai wakil kerajaan
Britania, diangkat sebagai Letnan Gubernur
Jenderal Jawa. Dia berusaha menunjukkan
perhatiannya terhadap kesejahteraan penduduk asli
sebagai tanggung jawab pemerintah. Selain itu
tindakan kebijaksanaan Raffles yang terkenal di
Indonesia adalah memasukkan
sistem landrente(pajak tanah) yang selanjutnya
meletakkan dasar begi perkembangan
perekonomian, Raffles juga mengenalkan sistem
uang dan penekanan desa sebagai pusat
administrasi.
o Bagus Rangin ditangkap oleh Britania;
pemberontakan di sekitar Cirebon mereda.
o Penduduk Belanda di Palembang dan sekitarnya
dibunuh, diduga karena perintah Sultan Mahmud
Badaruddin II; Britania memerintahkan Badruddin
digulingkan dan digantikan oleh saudara
lelakinya, Husin Diauddin.
o Hamengkubuwono II merebut kembali gelarnya di
Yogyakarta.
o Desember Raffles mengunjungi Kraton
Yogyakarta sehingga membangkitkan sikap
bermusuhan.
o Pakubuwono IV mengirimkan surat-surat rahasia ke
Yogyakarta yang menawarkan bantuan kepada
Britania, namun juga mengharapkan Yogyakarta
akan dapat memperluas daerahnya; Britania mulai
melakukan perundingan rahasia dengan
Hamengkubuwono III; Natakusuma menawarkan
bantuan kepada Britania.
 1812
o 12 Januari Raffles mengeluarkan pengumuman
untuk menata ulang dan memodernisasikan sistem
pengadilan.
o Juni, Britania dibantu prajurit Legiun Mangkunegara
menembaki Yogyakarta dengan meriam, merebut,
dan merampok kota itu. Pakubuwono IV dari
Surakarta tidak banyak membantu.
Hamengkubuwono II disingkirkan oleh Britania,
dibuang ke Padang, dan digantikan kembali oleh
Hamengkubuwono III.
o Natakusuma menjadi Pangeran Pakualam I,
mendirikan Dinasti Pakualam.
o Oktober Britania menandatangani perjanjian dengan
Sultan Banjar.
o Britania merebut Timor.
o Britania menguasai Palembang, Britania
mengangkat pangeran Adipati menjadi sultan
dengan gelar Ahmad Najamuddin II atau Husin
Diauddin
o Britania menguasai Belitung sebagai ganti rugi untuk
"pembantaian" di Palembang pada tahun
sebelumnya.
 1813
o Britania berdamai dengan Palembang, Mahmud
Badaruddin II naik takhta kembali menjadi Sultan
Palembang
o Raffles menghapuskan Kesultanan Banten; Sultan
akan diberikan uang pensiun oleh pemerintah
Britania.
o November, Pemberontakan di Belanda melawan
Napoleon.
 1814
o Juni Lord Minto, Gubernur Britania di India dan
pelindung serta promotor Raffles meninggal dunia.
Raffles dituduh korupsi, namun kemudian terbukti
tidak bersalah.
o 21 Juni Perjanjian antara bangsa-bangsa yang
berperang melawan Napoleon untuk mendirikan
sebuah "Kerajaan Belanda" yang baru.
o 13 Agustus Britania setuju bahwa semua harta dan
kekuasaannya di Hindia Belanda dikembalikan
kepada Belanda.
o Perang Britania dengan orang-orang Bali
di Buleleng dan Karangasem karena perdagangan
budak.
o Bone menyerang kekuasaan Britania.
o Orang-orang Britania ditempatkan di Banjarmasin
dan Pontianak.
o Hamengkubuwono IV berkuasa di
Yogyakarta. Diponegoro (kakak laki-lakinya yang
menolak naik takhta) ditunjuk sebagai wali dari
Sultan yang baru berusia 13 tahun.
o Ekspedisi Britania melaporkan
penemuan Borobudur dan Prambanan ke Eropa
untuk pertama kalinya.
 1815
o Sebagian besar dari para bangsawan Minangkabau
dibunuh oleh para pendukung Padri; kaum Padri
mulai memperluas penyebaran Islam ke daerah-
daerah Batak.
o April-Juli, Gunung Tambora di Sumbawa meletus:
12.000 orang meninggal karena letusan itu sendiri,
belakangan 50.000 meninggal karena kelaparan
yang disebabkan letusan itu. Gunung Tambora
menyemburkan debu vulkanik sejauh beribu-ribu
kilometer sehingga iklim dunia berubah drastis.
o Mei, Raffles mengunjungi Borobudur.
o Raffles memerintah langsung atas Cirebon,
menyingkirkan kekuasaan dari para Sultannya.
o Pemerintah Belanda membentuk aturan-aturan
tentang pemerintahan Hindia Belanda. (Aturan-
aturan ini kelak menjadi semacam konstitusi untuk
Hindia Belanda, dalam suatu bentuknya atau yang
lainnya, hingga 1942.)
o Pada Kongres Wina, diputuskan bahwa Britania
harus mengembalikan Jawa dan kekuasaan Hindia
Belanda lainnya kepada Belanda sebagai bagian
dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon.
 1816
o Bone kembali menyerang Britania.
o 19 Agustus, Belanda kembali berkuasa di
Batavia. Cornelis Elout melanjutkan kebijakan-
kebijakan pembaruan Raffles. Penyerahan
kekuasan dari Inggris (letnan Gubernur John
Fendall) kepada Belanda (Komisaris Jenderal yang
terdiri dari Tiga orang, yakni Elout, Buijskes, Van der
Capellen). Jawa dan pos-pos lainnya di Indonesia
dikembalikan kepada pihak Belanda sebagai bagian
dari penyusunan kembali secara menyeluruh
urusan-urusan Eropa setelah perang-perang
Napoleon. Thomas Stamford Raffles meninggalkan
Jawa kembali ke Inggris.
o Belanda gagal dalam usahanya membujuk raja-raja
Bali menerima kekuasaan Belanda.

Wilayah Hindia Belanda

 1817
o Wilayah Madura disatukan menjadi satu
kabupaten/keresidenan.
o Pattimura memimpin pemberontakan melawan
Belanda yang kini kembali di Ambon; digantung
pada Desember.
o 8 Mei, Kebun Raya didirikan di Bogor.
o Gunung Ijen meletus di Jawa Timur.
 1818
o Maret, Sir Thomas Stanford Raffles dikirim untuk
memimpin benteng Britania di Bengkulu. Dari sana
ia berusaha mendirikan kekuasaan Britania di
Hindia.
o Raffles mengirim sebuah pasukan kecil ke Lampung
untuk membangun kekuasaan Britania di sana; para
pegawai Perusahaan Hindia Timur Britania di
Kolkata memanggilnya kembali.
o Raffles mengirim pasukan-pasukan ke Palembang
untuk mencampuri perundingan-perundingan antara
Sultan dan Belanda. Mereka ditangkap dan dikirim
ke Batavia. Para pejabat Britania sekali lagi
memerintahkan Raffles untuk mengundurkan diri.
o Di bawah Cornelis Elout, Belanda mengakhiri
perdagangan budak di Jawa.
o Belanda kembali ke Melaka.
o Belanda kembali ke Pontianak.
 1819
o 19 Januari, Raffles mendirikan Singapura, setelah
membeli pulau itu dari Sultan Johore.
o Belanda kembali ke Padang. Raffles berusaha
membangkitkan aksi-aksi anti-Belanda di pedesaan
Minangkabau.
o Perang Menteng meletus di Palembang.
o Pangeran Ratu menjadi Sultan Palembang dengan
gelar Ahmad Najamuddin III menggantikan ayahnya
Sultan Mahmud Badaruddin II.
 1820
o Pakubuwono V menjadi Susuhunan Solo.
o Belanda mengirim ekspedisi ke Kepulauan Aru.
o Komisi payung dibentuk untuk mengawasi gereja-
gereja Protestan di Hindia Belanda.
1821-1840 (Perang Padri, Perang Diponegoro, Tanam paksa)[sunting | sunting
sumber]

 1821
o Para bangsawan Minangkabau yang tersisa
menandatangani perjanjian yang menyerahkan
Minangkabau kepada Belanda sebagai pembayaran
untuk perlindungan terhadap kaum Paderi.
o "Perang Padri" meletus, hingga 1837.
o Kolera muncul pertama kali di Jawa; panen padi
gagal.
o Britania menguasai Palembang. Sultan Mahmud
Badaruddin II dan keluarganya ditangkap dan
diasingkan ke Ternate.
o Prabu Anom menjadi Sultan Palembang dengan
gelar Ahmad Najamuddin IV.
 1822
o Hamengkubuwono IV meninggal, sementara
menyebar desas-desus bahwa ia telah diracuni.
Hamengkubuwono V adalah Sultan yang baru.
Diponegoro kecewa karena penanganan situasinya
oleh para pejabat Belanda.
o Gunung Merapi meletus dekat Yogyakarta.
 1823
o Pasukan-pasukan Belanda dikalahkan oleh kaum
Padri di Lintau.
o Gubernur Jenderal van der Capellen menghapuskan
penyewaan tanah di Jawa Tengah. Dia
memerintahkan sewa-menyewa tanah dihapuskan
dan mengembalikan uang muka yang telah
dibayarkan penyewa Tionghoa dan Eropa kepada
pemilik tanah untuk dikembalikan. Hal ini
menjadikan bengsawan kehilangan sumber
pendapatannya sementara uang muka yang telah
diterima sudah habis digunakan.
o Pakubuwono VI naik takhta di Solo.
o Kramo Jayo menjadi Sultan Palembang.
o Raffles, dalam kondisi kesehatan yang buruk,
kembali ke Inggris.
 1824
o 17 Maret, Britania dan Belanda
menandatangani Perjanjian London dan membagi
Hindia Belanda di antara mereka sendiri. Belanda
mengklaim Sumatra, Jawa, Maluku, Irian Jaya, dan
lain-lain. Britania mengklaim Malaya dan Singapura,
dan mempertahankan kepentingannya di Borneo
Utara. Aceh diharapkan akan tetap independen.
o Bone merebut wilayah-wilayah Belanda di Sulawesi
selatan.
o Hindia Belanda menghadapi krisis keuangan -
Gubernur Jenderal van der Capellen menawarkan
koloni ini kepada sebuah perusahaan swasta
Britania, Palmer and Co., sebagai ganti pinjaman
untuk menebus pemerintahan kolonial. (Pemerintah
Belanda yang merasa dipermalukan oleh kejadian-
kejadian ini, memberikan pinjaman besar kepada
Hindia Belanda pada 1826 dan 1828.)
o Belanda membentuk pemerintahan langsung di
Riau.
 1825
o 29 Maret, Nederlandsche Handel
Maatschappij (Perusahaan Dagang Belanda)
dibentuk. Komoditi-komoditi ekspor seperti kopi,
gula, nila yang dihasilkan masyarakat dikapalkan ke
Eropa oleh perusahaan ini.
o Belanda mengalahkan Bone sebelum Perang
Diponegoro; pertempuran sporadik berlanjut selama
bertahun-tahun.
o para pejuang Padri merebut daerah Tapanuli
selatan. Raja Sisingamangaraja X dari Batak
terbunuh dalam peperangan melawan kaum Padri.
o Belanda menuntut para calon haji yang ingin naik
haji untuk memperoleh paspor dan membajar pajak
seharga 110 gulden.
o Mei, Diponegoro dan para penguasa istana bentrok
karena pertikaian menyangkut jalan yang baru yang
akan dibangun di dekat Tegalreja yang melewati
makam dan tanah leluhur.
o Juli, Belanda mengirim pasukan-pasukannya untuk
menangkap Diponegoro, yang mengumumkan
pemberontakan. Tegalreja direbut dan dibakar,
Diponegoro berhasil melarikan diri. Inilah awal dari
"Perang Diponegoro", yang berlangsung hingga
1830. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai
Maja yang juga menjadi pemimpin spiritual
pemberontakan.
o Adam al-Wasi' Billah menjadi Sultan Banjar.
o Garis suksesi di Palembang berakhir. Belanda
membentuk pemerintahan langsung.
o Belanda mengeluarkan perintah untuk
menangkap Raden Intan di Lampung. Raden Intan
meninggal dan digantikan oleh Raden Imba
Kusuma.
 1826
o Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah
dan Timur.
o Belanda mulai mengorganisasi pasukan-pasukan
khusus untuk berperang di Hindia Belanda.
o Van der Capellen digantikan oleh Du Bus sebagai
Gubernur Jenderal.
o Agustus Belanda membebaskan Hamengkubuwono
II dari pembuangan di Ambon, dan mengangkatnya
kembali sebagai Sultan Yogyakarta.
o Oktober, Diponegoro dikalahkan di Gowok, dekat
Surakarta. Pasukan-pasukannya dipukul balik.
 1827
o Belanda menata ulang pasukan-pasukannya dalam
Perang Diponegoro, mengganti dengan taktik-taktik
yang lebih fleksibel, mengadakan serangan-
serangan terhadap para pasukan gerilya.
 1828
o April, orang-orang Jawa berhasil menghadapi
Belanda.
o Madura menjadi satu keresidenan dengan
Surabaya.
o Wabah cacar di Bali.
o Fort Du Bus didirikan Belanda di Papua.
o November Kyai Maja, penasihat rohani Diponegoro,
ditangkap Belanda setelah pertempuran
berlangsung.
 1829
o September Pangeran Mangkubumi (paman dari
Diponegoro) menyerah. Ia diizinkan kembali ke
istananya.
o Oktober, Panglima Sentot Alibasyah menyerah.
Belanda mengangkatnya menjadi Letnan kolonel.
 1830
Mataram setelah Perang Diponegoropada tahun 1830.


o Maret, Diponegoro setuju mengadakan perundingan
Magelang, ditangkap dan dibuang ke Manado, lalu
ke Makassar (hingga meninggal tahun 1855).
o Pakubuwono VI, dicurigai oleh Belanda, dibuang ke
Ambon (hingga 1849). Pakubuwono VII menjadi
Susuhunan Solo.
o Johannes van den Bosch tiba sebagai Gubernur
Jenderal yang baru, mulai menerapkan cultuur
stelsel atau "tanam paksa". Setiap desa harus
menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami
komoditi ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil
tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial
dengan harga yang sudah dipastikan (20%) dan
hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial.
o Tanam paksa tumbuhan indigo (nila) diperkenalkan
di Priangan.
o Kapal uap pertama tiba di Hindia Belanda.
o Nederlands Zendelinggenootschap (NZG -
Perhimpunan Zending Belanda) mulai menawarkan
pendidikan kepada anak-anak pribumi.
o 4 Desember Van den Bosch secara resmi
mengorganisasi pasukan Belanda dari Perang Jawa
menjadi Oost-Indische Leger, atau "Tentara Hindia
Timur" (belakangan dikenal sebagai KNIL).
 1831
o Pemerintah Hindia Belanda berhasil membuat
anggaran berimbang.
o Pasukan-pasukan Belanda memerangi kaum Padri
di Sumatra dan mencapai wilayah Bonjol.
 1832
o Belanda menggulingkan Sultan Jailolo dan
menguasai Halmahera.
o Kapal-kapal AS menembaki desa-desa pantai di
Aceh dalam upaya mengatasi perompakan.
 1833
o Januari, desa-desa Minangkabau di sekitar Bonjol
bangkit dalam pemberontakan rakyat; pasukan-
pasukan Belanda di daerah itu dibantai. Perang
Padri memanas; Belanda menyegel daerah pantai.
Sentot berperang di pihak Belanda, namun
kemungkinan di dalam hatinya ia tidak memihak
Belanda. Belanda menempatkan Sentot di bawah
pengawasan di Bengkulu (hingga 1855).
o Sultan Jambi meminta bantuan Belanda untuk
melawan Palembang.
 1834
o Belanda memaksa Sultan Muhammad
Fahruddin dari Jambi mengakui kekuasaan Belanda.
o Pemerintah Portugis mengusir para
pastor Dominikan dari Timor Timur.
 1836
o Belanda mengabaikan Fort Du Bus di Papua.
 1837
o Bonjol di Minangkabau akhirnya jatuh ke tangan
Belanda dalam Perang Padri. Tuanku Imam
Bonjol menyerah dan dikirim ke pembuangan.
 1838
o Kemenangan Belanda di Daludalu mengakhiri
Perang Padri di Minangkabau. Pemerintahan
langsung Belanda atas Minangkabau diterapkan
(hukum adat dan para bangsawan tampaknya pro-
Belanda, para pemimpin Islam anti-Belanda).
o Ekspedisi Belanda melawan Flores.
o Bone memperbarui Perjanjian Bungaya; peperangan
melawan Belanda mereda.
o Belanda meresmikan kehadirannya di Nias.
o Sulaiman mewarisi takhta Aceh, tetapi Tuanku
Ibrahim memerintah sebagai wali, dan berkuasa di
Aceh hingga 1870.
o Kerajaan Mataram di Lombok menguasai seluruh
pulau, ditambah Karangasem di Bali.
 1839
o Pedagang Denmark, Mads Lange, membuka
sebuah pos perdagangan di Kuta, Bali.
 1840
o Cultuur stelsel sudah menghadapi berbagai
masalah. Tanda-tanda penderitaan di kalangan
orang pribumi Jawa dan Sunda mulai tampak.
Khususnya di daerah penanaman tebu. Pabrik-
pabrik gula bersaing dengan pertanian padi untuk
jatah air. Timbul paceklik dan harga beras menjadi
sangat mahal.
1841-1860 (Perang Bali, Max Havelaar)[sunting | sunting sumber]

 1841
o Raja-
raja Badung, Klungkung, Karangasem dan Buleleng
di Bali menandatangani perjanjian yang mengakui
kekuasaan Belanda; para raja itu diberikan hak
untuk tetap berkuasa ke dalam.
o James Brooke mulai membangun sebuah kerajaan
pribadi untuk dirinya sendiri di Sarawak.
 1842
o Belanda menarik diri dari pantai timur Sumatra di
sebelah utara Palembang karena kekuatiran
Britania.
o Bangsawan di Surakarta ditangkap karena dicurigai
menghasut pemberontakan.
 1843
o Raja Lombok menerima kekuasaan Belanda.
o Kelaparan di Cirebon.
 1844
o Raja-raja Buleleng dan Karangasem tidak puas
dengan Belanda, dan menolak untuk mengesahkan
perjanjian.
 1845
o Industri vanila dimulai di Jawa.
 1846
o Juni, pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerang
Buleleng; raja-raja lain diam-diam mendukung
kekuatan-kekuatan anti-Belanda. Istana di Singaraja
dihancurkan. Raja Buleleng menandatangani
perjanjian penyerahan. Hindia Belanda
menempatkan sebuah pos pasukan di Singaraja.
o Ekspedisi Hindia Belanda melawan Flores.
o Wabah tipus merebak di Jawa.
o Hindia Belanda menguasai Samarinda.
o Tambang batu bara komersial pertama dibuka di
Martapura, Kalimantan Selatan.
o Pemberontakan di Banten.
 1847
o Ekspedisi militer Belanda ke Nias.
 1848
o Juni, Hindia Belanda mengirim pasukan militer ke
Bali untuk menghadapi konflik yang timbul karena
pemaksaan perjanjian dengan raja-raja setempat.
Pasukan ini dikalahkan oleh suatu pasukan Bali di
bawah pimpinan Gusti Ketut Jilantik di Jagaraga,
dan menarik diri dari pulau itu.
o Konstitusi baru di Belanda: Dewan Negara
(parlemen) Belanda mempunyai kuasa atas urusan-
urusan kolonial. Sebagian anggota parlemen
menuntut diadakannya perubahan di tanah jajahan
dan mendesak diadakannya pembaharuan liberal.
Pengurangan peranan pemerintah dalam
perekonomian kolonial, pembebasan terhadap
pembatasan perusahaan swasta, dan diakhirinya
tanam paksa.
o Undang-undang, sipil dan kriminal yang diperbarui
untuk Hindia Belanda diperkenalkan, dan berlaku
hanya untuk keturunan Eropa saja.
o Demonstrasi di Batavia, dipimpin oleh Baron van
Hoevell (seorang pendeta Hervormd Belanda),
memohon kepada Raja Belanda agar
diberlakukan kebebasan pers, sekolah menengah
untuk masyarakat, dan perwakilan untuk Hindia
Belanda di Dewan Negara.
o Sekolah-sekolah keresidenan untuk pendidikan dan
latihan anak-anak para pemerintah dan bangsawan
setempat, mulai dibuka.
 1849
o April, Sebuah kekuatan militer Hindia Belanda dalam
jumlah besar dikirim ke Bali. Gusti Ketut Jilantik
gugur dalam pertempuran. Hindia Belanda
menguasai Buleleng dan pantai utara Bali.
o Mei Pasukan-pasukan Hindia Belanda memasuki
Bali selatan untuk pertama kalinya, bergerak melalui
Karangasem dan Klungkung untuk memadamkan
perlawanan.
o Raja Lombok menyerang dan merebut Karangasem.
o Belanda menguasai penuh Palembang.
 1850
o Belanda memulai pekerjaan misi di kalangan suku
Batak di Sumatra utara. Pemerintah Hindia Belanda
melarang para misionaris Katolik memasuki daerah
suku Batak di Sumatra atau Toraja di Sulawesi.
Hanya para misionaris Protestan yang diizinkan
masuk ke sana.
o Bala kelaparan di Jawa Tengah.
o Belanda membeli sisa-sisa benteng Portugis di
Flores.
 1851
o Sekolah "Dokter-Jawa" didirikan
di Gambir (Weltevreden), Batavia.
o Billiton Maatschappij memulai pertambangan timah
di Belitung. Banyak buruh Tionghoa yang
didatangkan ke sana.
 1852
o Aceh mengirim utusan kepada Napoleon III dari
Prancis.
o Pohon kola diperkenalkan di Jawa.
o Belanda mengakhiri pajak yang dipungut dari para
calon jemaah haji.
 1853
o Belanda mulai mengatur administrasi Bali utara.
o Mangkunegara IV mengambil gelarnya di Surakarta.
 1854
o Pemerintah Belanda mengeluarkan suatu
pembaruan konstitusional untuk daerah Hindia
Belanda ("Regeeringsreglement"). Para penguasa
setempat di Hindia Belanda akan tetap memiliki
kekuasaan tradisional atas warga mereka, dan
berkuasa atas nama Belanda. Pemisahan yang
ketat antara warga Eropa dan kaum Inlander diakui
di dalam undang-undang.
o Gubernur Jenderal Hindia Belanda memperoleh
kuasa untuk mengasingkan siapapun juga; terhukum
tidak memiliki hak untuk naik banding atau meninjau
ulang keputusannya.
o Aceh menegakkan kekuasaannnya
atas Langkat, Deli dan Serdang di pantai timur
Sumatra ("pelabuhan lada").
o Tanaman cinchona (kina) diperkenalkan di Priangan,
di Cibodas, Jawa Barat.
 1855
o Hamengkubuwono VI menjadi Sultan Yogyakarta.
o Militer Belanda melakukan ekspedisi ke Nias.
o Belanda memperluas kekuasaannya atas
Kalimantan Barat.
o Pangeran Diponegoro meninggal di Benteng
Rotterdam, Makassar.
 1856
o Aturan Penerbitan memberikan kekuasaan kepada
Gubernur Jenderal untuk melakukan sensor pra-
penerbitan terhadap pers tanpa kesempatan naik
banding atau peninjauan kembali.
o Maret, Eduard Douwes Dekker dipecat dari
posisinya di pemerintahan di Jawa Barat setelah
menuduh para bupati setempat melakukan korupsi.
(Belakangan, dengan nama pena "Multatuli", ia
menulis novel "Max Havelaar", yang
mengungkapkan kondisi-kondisi dan penindasan di
Jawa oleh pemerintah kolonial kepada para
pembaca di Belanda.)
o Ekspedisi militer Belanda ke Flores.
 1857
o Belanda ikut campur dalam suksesi Sultan
Banjarmasin, dengan
mendukung Tamjidillah daripada Hidayatullah yang
lebih populer.
o Kabel telegraf pertama diletakkan dari Batavia
ke Buitenzorg (Bogor).
 1858
o Ekspedisi Belanda melawan Sulawesi selatan.
o Ratu Taha Saifuddin dari Jambi menolak perjanjian
dengan Belanda, melarikan diri ke hutan-hutan
dengan membawa pusaka (lambang kekuasaan
keluarganya), dan berjuang hingga 1904.
o Belanda mengambil Siak di Sumatra utara melalui
perjanjian dan memindahkan pasukan-pasukannya
untuk mencegah para petualang Britania
mendapatkan tempat berpijak di sana. Perbatasan
Siak ditetapkan hingga mencakup Langkat dan Deli,
yang berbatasan dengan wilayah Aceh.
o Pemerintahan Hindia Belanda mengalami defisit
karena biaya-biaya militer.
o Pakubuwono VIII menjadi Susuhunan Solo.
 1859
o Perang Banjarmasin dipimpin oleh
Pangeran Antasari; Belanda menarik dukungannya
terhadap Tamjidillah, mengirimnya ke Buitenzorg
(kini Bogor).
o Portugis menandantangani perjanjian dengan
Belanda: Portugis melepaskan pos-posnya yang
jauh dan klaim-klaimnya atas Flores dan Solor
kepada Belanda, dan mempertahankan haknya atas
Timor Portugis. Pembagian antara Timor Barat dan
Timur diputuskan.
o Pemerintah Belanda melarang perbudakan di Hindia
Belanda.
o Ekspedisi militer Belanda ke Bone untuk
menggulingkan Ratu Basse Kajuara.
o Kabel telegraf dipasang antara Batavia hingga
Singapura.
 1860
o "Max Havelaar" diterbitkan.
o Belanda membuka Pulau Sabu.
o Belanda menghapuskan Kesultanan Banjarmasin,
dan memaksakan pemerintahan kolonial langsung.
o Belanda memperluas wilayah protektoratnya hingga
mencakup Kesultanan Wajo di Sulawesi.
1861-1880 (Perang Aceh, Perang Batak, UU Agraria)[sunting | sunting sumber]

 1861
o Pakubuwono IX menjadi Susuhunan Solo.
o Para misionaris Protestan Jerman mulai bekerja di
sekitar Danau Toba di Sumatra Utara.
 1862
o Pangeran Hidayatullah menyerah di Banjarmasin,
dan dibuang ke Jawa. Antasari meninggal karena
cacar, perang gerilya berlanjut.
o Wajib tanam lada dihentikan.
 1863
o Ekspedisi militer Belanda ke Nias.
o Britania mengirim kapal-kapal perang ke Langkat
dan "pelabuhan-pelabuhan lada lainnya " di
Sumatra.
o 1 Juli, Perbudakan secara resmi berakhir di Hindia
Belanda.
o Tanaman tembakau diperkenalkan di Sumatra
Utara.
o Fransen van de Putte, seorang bekas pemilik
perkebunan di Jawa dan penentang sistem tanam
paksa, menjadi Menteri Urusan Koloni Belanda.
o Wajib tanam cengkih dan pala diakhiri.
 1864
o 1 April, Perangko Hindia Belanda pertama
diterbitkan.
o Belanda bereksperimen dengan tanaman karet di
Jawa dan Sumatra.
o Belanda mengklaim Kepulauan Mentawai.
o Sultan Siak terakhir turun takhta.
 1865
o Tanam paksa teh, kayu manis dan nila diakhiri.
o Belanda memperkenalkan tembakau di Deli dan
Sumatra Utara.
o Belanda melembagakan pemerintahan langsung di
Kesultanan Asahan di Sumatra Utara dan
menyingkirkan Sultan ke Riau.
o Undang-undang dan peraturan kehutanan yang baru
diperkenalkan.
 1866
o Wajib tanam tembakau diakhiri. Sementara
di Jepang terjadi Restorasi Meiji pada tahun 1866
sampai 1869.
o Hindia Belanda melembagakan pemerintahan
langsung di Sumba.
 1867
o Gunung Merapi meletus dekat Yogyakarta; 1.000
orang meninggal.
o "Undang-undang Pertanggungjawaban" mewajibkan
keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan
Belanda.
o Departemen Pendidikan Hindia Belanda dibentuk.
 1868
o Belanda memperketat kekuasaannya terhadap
Bengkulu.
 1869
o Sepertiga penduduk Sabu meninggal karena cacar.
o Aceh memohon perlindungan kepada
Kerajaan Ottoman.
o Deli Maatschappij didirikan oleh para investor
swasta.
o Pada 1869, Terusan Suez dibuka, sehingga sangat
mengurangi waktu dan upaya perjalanan antara
Eropa dan Asia lewat laut, dan menjadikan tempat-
tempat seperti Aceh jauh lebih penting dan strategis.
 1870
o Wilayah Minahasa ditempatkan di bawah
pemerintah langsung Belanda.
o Sultan Mahmud Syah memerintah di Aceh
hingga 1874.
o Undang-undang Gula mulai suatu masa pembaruan
agrikultur.
o Penyakit melanda tanaman kopi di Jawa.
o Pelayanan kapal uap yang rutin ke Belanda melalui
Terusan Suez dibuka.
 1871
o Undang-undang Agraria, Agrarische Wet,
menggalakkan privatisasi pertanian, dan mulai
membatalkan berbagai praktik tanam paksa. UU ini
dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda
sebagai tindak lanjut atas kemenangan
partai Liberal di Belanda, sekaligus menggantikan
politik Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) dengan
penanaman modal pengusaha Belanda. Pada
pelaksanaannya Agrarische Wet mendukung
berdirinya perkebunan-perkebunan besar Belanda di
Hindia Belanda, sehingga dapat disebut sebagai
upaya menarik modal swasta ke Hindia Belanda.
o Wabah cacar membunuh 18.000 orang di Bali.
o Kabel telegraf dipasang dari Banyuwangi, Jawa
hingga ke Australia.
o November, Traktat Sumatra antara Britania dan
Belanda: Belanda memberikan Pantai Emas kepada
Britania; Belanda dapat mengirimkan buruh-buruh
kontrak dari India ke Guiana Belanda
(kini: Suriname); Belanda bebas bertindak di
Sumatra, Britania dan Belanda mempunyai hak-hak
perdagangan di Aceh. Akibat dari perjanjian ini: tidak
ada lagi keberatan terhadap upaya Belanda
menaklukkan Aceh.
 1872
o Perang Batak dimulai di Sumatra utara, berlangsung
hingga 1895.

Peta peperangan Hindia Belanda

 1873
o 25 Januari Utusan dari Aceh mengadakan
pembicaraan dengan konsul Amerika di Singapura,
namun Washingtonmenolak memberikan bantuan
AS. Belanda menjawab dengan peperangan.
o 26 Maret Perang Aceh meletus. Belanda mengebom
Banda Aceh.
o 8 April Belanda mendaratkan pasukan-pasukannya
di Banda Aceh.
o 25 April pasukan-pasukan Aceh memaksa Belanda
mundur.
o Sultan Kutai menandatangani perjanjian yang
mengakui Belanda.
o Tanaman teh Assam dari India diperkenalkan untuk
menggantikan tanaman teh dari Tiongkok, yang
hasilnya mengecewakan. Produksi teh mulai
meningkat.
o Jalur kereta api pertama dibangun di Jawa.
o 11 November Belanda menyerang Aceh kembali,
dan mempertahankan posisi mereka, namun
mengalami kerugian besar karena penyakit.
o Belanda berperang sia-sia selama lebih dari 30
tahun, berusaha menguasai Aceh, namun tidak
pernah benar-benar berhasil.
 1874
o 24 Januari Pejuang Aceh meninggalkan Banda Aceh
dan mengundurkan diri ke daerah perbukitan.
Belanda mengumumkan bahwa Kesultanan Aceh
telah berakhir.
oSultan Mahmud Syah dari Aceh meninggal di hutan;
Sultan Ibrahim Mansur Syah memimpin kesultanan
di bukit-bukit hingga 1907. Teuku Umar, seorang
bangsawan Aceh, memimpin pasukan-pasukan
Aceh.
o Ekspedisi Belanda ke Flores.
o Belanda mengirim seorang utusan ke Kepulauan
Aru.
 1875
o Hindia Belanda, Australia, dan Jerman menetapkan
perbatasan antara klaim-klaim mereka di New
Guinea.
 1876
o Tanaman karet diperkenalkan di Jawa.
o Baba Hassan memimpin pemberontakan di
Halmahera.
 1877
o Hamengkubuwono VII menjadi Sultan Yogyakarta.
o Sejak saat ini, pemerintahan Hindia Belanda
beroperasi dengan keuangan yang merugi.
 1878
o Tanam paksa gula dan kopi mulai dihapuskan.
o Ekspedisi di bawah Jenderal Van der
Heijden membakar habis 500 desa di Aceh.
o Teungku Cik di Tiro, seorang ulama Islam, mulai
memimpin perlawanan di Aceh.
 1879
o R.A. Kartini dilahirkan di Jepara.
o Tanaman koka diperkenalkan di Jawa.
 1880
o Jalur kereta api antara Batavia dan Bandung
diselesaikan.
o Koelie Ordonnantie ("Ordonansi Kuli") menguraikan
undang-undang kontrak tenaga kerja: majikan harus
menyediakan perumahan dan pemeliharaan
kesehatan yang memadai, buruh hanya terikat
dengan perkebunan selama kontrak yang berlaku.
Kontrak harus ditandatangani di hadapan hakim,
dan dapat dipertikaian di pengadilan.
o Susu kental dalam kaleng yang pertama diimpor dari
Australia.
1881-1899[sunting | sunting sumber]
Lokomotif di daerah penanaman tembakau Langkat, Sumatra. Foto sekitar tahun 1885-1888

 1881
o Para tetua suku Minahasa dijadikan pegawai-
pegawai bergaji dari Hindia Belanda.
o Mangkunegara IV wafat.
o Pada awal 1880-an, seorang penduduk Kudus yang
bernama Haji Jamahri memulai kebiasaan
mencampurkan cengkih dalam rokok yang
dilintingnya dengan tangan untuk menolongnya
mengatasi gejala-gejala asma. Inilah asal usul
"kretek". Namun, produksi kretek secara komersial
baru dimulai secara serius pada 1930-an.
 1882
o Hindia Belanda melembagakan pemerintahan
langsung di Buleleng dan Jembrana di Bali.
o Hindia Belanda menguasai Karangasem dan
Gianyar di Bali. Bali dan Lombok menjadi sebuah
Keresidenan; raja-raja di Bali selatan tidak senang
dengan hal ini, namun tetap berperang di antara
mereka sendiri.
o Kepulauan Aru dan Tanimbar ditempatkan di bawah
administrasi Belanda.
o 6 Agustus Tjokroaminoto dilahirkan.
o Penyakit melanda tanaman tebu di Jawa.
o Ekspedisi militer Belanda di Seram.
o Minyak ditemukan di sekitar Kutai di Kalimantan.
o Pengadilan Islam ("priesterraden") diberikan
kekuasaan terbatas di Jawa. Yurisdiksinya dibatasi
pada hukum keluarga.
 1883
o Sisingamangaraja XII diusir dari wilayah Batak,
Medan.
o Krakatau meletus; 36.000 orang di Jawa Barat dan
Lampung meninggal sebagai korban letusan ini.
o A.J. Zijlker mendapatkan persetujuan dari Belanda
untuk memulai pengeboran minyak di Langkat,
Sumatra Uara.
o Pemberontakan yang mendukung
Pangeran Suryengalaga gagal di Yogyakarta.
 1884
o Perang gerilya memanas di Aceh. Belanda
membangun "Geconcentreerde Linie" (Garis
Konsentrasi) di Aceh: suatu rangkaian dari 16
benteng yang dirancang untuk mengepung para
gerilyawan.
o Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di
Deli.
o Pelayanan komunikasi dikonsolidiasikan oleh
pemerintah ke dalam PTT (Post Telegraaf Telefoon).
 1885
o Sultan Asahan kembali dari pembuangan ke
wilayahnya untuk berkuasa atas nama Belanda.
o Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di
Madura.
o Orang-orang keturunan Tionghoa di Hindia Belanda
digolongkan sebagai "orang Eropa" hanya untuk
tujuan-tujuan hukum dagang semata.
 1886
o Pelabuhan modern dibangun di Tanjung
Priok, Batavia (kini Jakarta).
 1887
o Sultan-sultan Madura diturunkan statusnya menjadi
bupati saja.
o Depresi ekonomi melanda Jawa.
 1888
o Gempa bumi terjadi di Bali.
o Residen Belanda di Surakarta menguasai keuangan
keluarga Mangkunegara.
o Pemberontakan di Banten dipimpin oleh
kelompok Qadiriyya.
o Kalimantan Utara (Sabah) menjadi protektorat
Britania.
o Koninklijke Paketvaart Maatschappij dibentuk
sebagai perusahaan pengiriman barang dan
penumpang kapal utama antar pulau.
 1890
o Zijlker mendirikan perusahaan yang kelak menjadi
Royal Dutch Shell.
o Ekspedisi Belanda melawan Flores.
o Hindia Belanda memperkenalkan pajak kekayaan.
 1891
o Mengwi di Bali dikuasai oleh Badung.
o Pemerontakan Naqshbandiyya di Lombok melawan
pemerintah Mataram-Bali; Belanda ikut campur.
o Buruh-buruh kontrak yang pertama meninggalkan
Jawa dan berangkat ke Suriname di Amerika
Selatan.
 1893
o Pakubuwono X menjadi Susuhunan Solo.
o Sekolah-sekolah "Kelas Satu" untuk para penduduk
pribumi Indonesia dibentuk.
 1894
o Campur tangan terakhir Belanda di Lombok berhasil;
para bangsawan melakukan puputan; Karangasem
menjadi wilayah yang tergantung pada Belanda.
o "Perang Batak" berakhir.
o Pemberontakan melawan Portugis di Timor Timur.
o Hindia Belanda mengorganisasi
monopoli opium yang diselenggarakan negara untuk
menguasai perdagangan candu (Opiumregie).
 1895
o Jami'at Khair didirikan, organisasi ini berdedikasi
dalam mengembangkan pendidikan Arab.
o Timor Portugis, yang mulanya diadministrasi
dari Makau, mendapatkan administrasinya sendiri.
o Perjanjian Britania-Belanda menetapkan batas-batas
antara klaim-klaim mereka atas Pulau Papua.
 1896
o Raja Chulalongkorn dari Thailand melakukan
kunjungan ke negaraan ke Hindia Belanda.
o Belanda terus menyerang gerilya-gerilya di Aceh
dengan pasukan-pasukan khusus (Korps
Marechaussee).
 1898
o Belanda mulai melakukan eksplorasi di Papua.
o Van Heutsz menjadi Gubernur Belanda di Aceh.
Penasihatnya, Snouck Hurgronje memperkenalkan
"Korte Verklaring", (Traktat Pendek), sebuah
perjanjian singkat yang isinya mengakui
pemerintahan Belanda, untuk menggantikan
perjanjian-perjanjian terdahulu yang rumit dengan
para pemimpin setempat; Belanda mengadakan
aliansi dengan para uleebalang dalam melawan
para pemimpin Islam.
o Juni, Van Heutsz mengirim suatu ekspedisi Belanda
yang sukses melawan Pidie, Aceh.
 1899
o R.A. Kartini memulai kariernya dalam menulis surat-
surat.
o Pesantren Tebuireng, sebuah sekolah Islam yang
terkenal, didirikan di Jombang, Jawa Timur.
o Teuku Umar terbunuh dalam suatu serangan
Belanda.
o Van Deventer, seorang pembaharu kolonial,
menerbitkan "Een Eereschuld", yang isinya
menuntut agar uang yang dikumpulkan pada masa
lampau dari Hindia Belanda dikembalikan ke Hindia
Belanda untuk menolong membayar utang kolonial
yang kian meningkat.
Abad ke-20[sunting | sunting sumber]
Ways of transport of the delivery services of the Dutch Indies Railway Company before the
headoffice in Semarang, Central-Java. Foto sekitar tahun 1900-1910.
Kartu pos Indonesia sekitar tahun 1900.

Pelabuhan Belawan tahun 1900.

Perang Bali tahun 1906.

Foto daerah Kali Djoewana, Rembang sekitar tahun 1900-1916.

Foto klub perkumpulan sepeda motor sekitar tahun 1920-1940.

1900-1910[sunting | sunting sumber]

 1900
o Raja Gianyar di Bali takluk kepada kekuasaan
Belanda.
o Sekolah-sekolah menengah di Bandung, Magelang
dan Probolinggo ditata kembali untuk mendidik
orang-orang Jawa yang ingin menjadi pegawai
negeri.
o 17 Maret 1900, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK)
terbentuk di Batavia. THHK mendirikan sekolah-
sekolah, jumlahnya 54 buah pada tahun 1908 dan
mencapai 450 sekolah pada tahun 1934.
 1901
o Jambi ditempatkan di bawah
kekuasaan Residen Belanda di Palembang pada
saat munculnya masalah suksesi dan pergolakan
lainnya yang terkait.
o Mahyudin Datuk Sutan Marajo menerbitkan koran
Warta Berita di Padang, surat kabar berbahasa
Indonesia pertama dengan tulisan latin.
o Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch diperluas
hingga ke Kalimantan.
o Belanda menempatkan pasukan keamanan di
Kepulauan Mentawai.
o 6 Juni Soekarno dilahirkan.
o Ratu Wilhelmina dari Belanda mengumumkan
" Politik Etis" untuk Hindia Belanda.
 1902
o Belanda mengakhiri pembatasan-pembatasan
dalam urusan haji.
o 12 Agustus Mohammad Hatta dilahirkan.
 1903
o Sultan Aceh, Tuanku Daud Syah, menyerah kepada
Belanda, namun tetap mempertahankan hubungan
rahasia dengan para gerilyawan.
o Hindia Belanda mulai membuka sekolah-
sekolah MULO untuk pendidikan dasar.
o Undang-undang Desentralisasi memberikan
beberapa kursi kepada pemerintahan lokal dan
provinsi kepada penduduk pribumi di Hindia
Belanda. Pemilu untuk pertama kalinya diadakan di
Jawa.
o Keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan
tanah air Belanda.
 1904
o Van Heutsz, yang sebelumnya adalah Gubernur
militer di Aceh, menjadi Gubernur
Jenderal (hingga 1909).
o Taha dari Jambi dibunuh oleh Belanda.
o Mei, Kapal "Sri Koemala" karam di lepas pantai
Sanur, Bali. Penduduk setempat menjarah kapal itu;
si pemilik kapal menuntut ganti rugi pemerintah
Hindia Belanda. Akibatnya, hubungan antara Hindia
Belanda dengan Raja Badung di Bali memburuk.
o Ekspedisi militer Hindia Belanda menguasai wilayah
Batak di Sumatra.
o Suatu ekspedisi di bawah Kapten Van Daalen ke
daerah pegunungan di Aceh menyebabkan matinya
lebih dari 3.000 penduduk desa, termasuk lebih dari
1.000 kaum perempuan dan anak-anak.
o Pemerintah Belanda mulai memberikan bantuan dan
pinjaman untuk pembayaran kembali utang Hindia
Belanda.
o Dewi Sartika mendirikan Sekolah Isteri, sebuah
sekolah untuk kaum perempuan.
 1905
o Januari, Belanda mulai melakukan operasi militer
selama lima bulan di Kalimantan.
o Belanda mengirim sebuah pasukan militer melawan
pemberontakan di Seram.
o Agustus, pasukan-pasukan Belanda mendarat di
Pare Pare. Pasukan Belanda mencapai
kemenangan besar di wilayah Sulawesi; Bugis,
Makasar, Toraja dikuasai untuk seterusnya.
Penguasa Bone digulingkan.
o Para pemberontak Aceh menghubungi konsul
Jepang di Singapura untuk meminta pertolongan.
o Belanda menduduki Kepulauan Mentawai.
o Serikat buruh pertama dibentuk oleh para buruh
kereta api.
o 16 Oktober Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh
Kyai Haji Samanhudi, mula-mula untuk melindungi
kepentingan-kepentingan para pedagang batik Islam
di Surakarta.
o Dewan kota dibentuk di Batavia dan Bandung.
o Pemerintah Hindia Belanda mensponsori suatu
komunitas petani Jawa yang dipindahkan ke
Lampung: inilah contoh transmigrasi pertama.
 1906
o 15 September Belanda membuat berbagai
kemajuan besar di Bali; armada Hindia Belanda
membuang jangkar di lepas pantai Sanur.
o 16 September Pasukan-pasukan Hindia Belanda
menyerbu Sanur.
o 20 September Angkatan Laut Belanda menembaki
Denpasar dengan meriam.
o Para bangsawan Badung melakukan bunuh diri
dalam sebuah puputan, sambil berbaris di jalan
utama Denpasar. Lebih dari 3.600 orang terbunuh.
o 23 September Belanda membuat kemajuan
di Tabanan, Bali. Raja Tabanan menawarkan
penyerahan dirinya dengan syarat ia diizinkan
mempertahankan gelar dan tanahnya. Residen
Belanda menawan Raja hingga ia dapat
mendapatkan jawaban dari pemerintah Hindia
Belanda di Batavia. Raja Tabanan melakukan bunuh
diri di tahanan.
o Perkebunan karet di Sumatra berkembang dengan
berbagai varitas tanaman baru.
o Belanda menguasai Sumba.
o Belanda membentuk
sebuah protektorat terhadap Berau di Kalimantan
Timur.
o Sensor pasca-penerbitan diperkenalkan: semua
penerbitan harus diserahkan dalam tempo 24 jam
setelah terbitnya ke badan sensor untuk ditinjau.
 1907
o Militer Belanda memadamkan pemberontakan di
Flores, dan kini berkuasa penuh.
o Pemberontakan di Jambi akhirnya dipadamkan.
o Para gerilyawan Aceh menyerang Belanda di Banda
Aceh.
o Raja Sisingamangaraja XII memberontak melawan
Belanda, dan ditembak dalam konflik itu.
o Hindia Belanda memperkenalkan pajak terhadap
usaha-usaha dagang.
o Samin Surosentiko, pencetus ajaran Samin,
ditangkap di Jawa dan diasingkan
ke Padang, Sumatra.
o Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch bergabung
dengan Shell Transport and Trading dan
menjadi Royal Dutch Shell.
o Belanda mengirim polisi ke
Kepulauan Tanimbar untuk menghentikan konflik
antar suku.
o Program pendidikan baru diperkenalkan dengan
maksud menawarkan pendidikan tiga tahun untuk
anak-anak, yang terbuka untuk masyarakat umum.
 1908
o Klungkung memberontak melawan Belanda; para
bangsawan melakukan puputan untuk
mempertahankan kehormatan mereka.
o Belanda ikut campur dalam konflik-konflik lokal di
Sumbawa, hingga lebih ketat menguasai wilayah itu.
o Buton jatuh ke dalam pemerintah langsung Belanda.
o VSTP (serikat buruh kereta api) dibentuk, anggota-
anggota orang Indonesia diterima.
o 20 Mei Budi Utomo didirikan di antara para
mahasiswa suku Jawa kelas atas di Jawa, termasuk
dr. Sutomo dan dr. Tjipto Mangunkusumo, menandai
dimulainya era Kebangkitan nasional
o Oktober Budi Utomo mengadakan kongres di
Yogyakarta. Tjipto Mangunkusumo meninggalkan
organisasi ini.
o Indische Vereeniging didirikan untuk para
mahasiswa Indonesia di Belanda.
o Pemberontakan kecil di Minangkabau dipadamkan.
o Hindia Belanda memperkenalkan pajak pendapatan.
 1909
o Tjokroaminoto menjadi pemimpin Sarekat Dagang
Islamiyah.
o Putri Hindia, sebuah penerbitan untuk kaum
perempuan, didirikan.
o Belanda mengonsolidasikan kekuasaan atas Seram.
o Belanda menguasai Buru.
o Adabiah, sekolah Islam modern pertama berdiri
di Padang
 1910
o Perlawanan Islam di Aceh dilumpuhkan.
o Jami'at Khair digantikan oleh Al-Irsyad (Jamiat Islam
al Irsyad al Arabia), sebuah organisasi untuk kaum
Muslim keturunan Arab di Indonesia.
o Pemberontakan di Timor Timur di bawah
pimpinan Dom Boaventura.
o Ratulangi mendirikan Perserikatan Minahasa,
sebuah organisasi sosial untuk orang Minahasa.
o Ekspedisi Belanda ke Pulau Komodo melaporkan
penemuan komodo kepada masyarakat di Eropa
untuk pertama kalinya.
1911-1920[sunting | sunting sumber]

 1911
o Abendanon menerbitkan surat-surat
R.A. Kartini dengan judul "Door Duisternis Tot Licht "
("Habis Gelap Terbitlah Terang").
o Majalah Islam Al-Munir mulai terbit di Padang.
o Wabah penyakit sampar melanda Pulau Jawa.
 1912
o 10 September Sarekat Dagang Islamiyah berganti
nama menjadi Sarekat Islam di bawah
pimpinan Tjokroaminoto.
o Indische Partij dibentuk oleh Setiabudi (Douwes
Dekker), Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar
Dewantara. Setahun kemudian, tiga serangkai ini
diasingkan.
o Portugal meredam pemberontakan di Timor Timur.
o 18 November Kyai Haji Ahmad
Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta.
o Belanda mengirim lagi ekspedisi militer ke
kepulauan Tanimbar.
o Setelah proklamasi Republik Rakyat Tiongkok pada
bulan Januari, organisasi-organisasi Tionghoa yang
pada mulanya berkecimpung dalam bidang sosial-
budaya mulai mengarah kepada politik.
 1913
o Januari, kongres Sarekat
Islam di Surabaya memutuskan meluaskan aktivitas
mereka ke seluruh Hindia.
o Yayasan Kartini berdiri di Belanda untuk mendukung
pendidikan kaum perempuan di Jawa.
o Gubernur Jenderal Idenburg menyatakan Sarekat
Islam sebagai sebuah organisasi yang legal.
o Indische Partij dilarang; para pemimpinnya
diasingkan ke Belanda.
o Organisasi Paguyuban Pasundan berdiri sebagai
sebuah organisasi sosial dan budaya Sunda di Jawa
Barat tanggal 20 Juli.
o Pemerintah Hindia Belanda mendapat kuasa untuk
meminjam uang tanpa harus izin terlebih dahulu
kepada pemerintah Kerajaan Belanda.
o Suwardi Suryaningrat (dikenal dengan Ki Hadjar
Dewantara) bersama Komite Boemi
Poetera menerbitkan "Als Ik Eens Nederlander
Was", sebuah tulisan nasionalisme. Ia diasingkan ke
Belanda hingga 1919.
o Liem Seeng Tee membuka sebuah toko tembakau
di luar Surabaya - cikal bakal perusahaan rokok
kretek Sampoerna.
 1914
o Hollandsch-Inlandsche Schools (HIS) dibentuk
kembali, menjadi terbuka untuk orang Indonesia.
o 9 Mei, Sneevliet mendirikan Indische Sociaal-
Democratische Vereeniging (ISDV), nantinya
menjadi PKI.
o Perang di Eropa: Pemerintah Belanda
mempertimbangkan menggunakan milisi dari
Indonesia. Perang Dunia I (PD I) adalah
sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai
pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November
1918.
o Pameran Besar Kolonial di Semarang, dihadiri oleh
Pakubuwono X dari Surakarta dan rombongannya.
o Pemerintah Hindia Belanda membuka fasilitas
percobaan penerbangan di Surabaya untuk
mempelajari kinerja pesawat dalam kondisi tropis.
o KNIL membentuk sebuah angkatan udara.
o Nias sepenuhnya dikuasai Belanda.
o Pasukan pendudukan KNIL di Bali ditarik mundur
dan digantikan oleh unit polisi biasa.
o Insulinde berdiri, didukung oleh Dr. Tjipto
Mangunkusumo, yang telah kembali dari
pengasingan.
 1915
o Haji Agus Salim masuk Sarekat Islam,
memperkenalkan modernisasi Islam.
o Tri Koro Dharma terbentuk sebagai sebuah
organisasi pemuda dari Budi Utomo (Berganti nama
menjadi Jong Java pada 1918).
o Soedirman lahir.
o Britania dan Belanda menandatangani perjanjian
perbaikan perbatasan antara Borneo Utara (Sabah)
dan Hindia Belanda.
 1916
o Delegasi anggota dari Budi Utomo, Sarekat Islam,
dan organisasi-organisasi lain mengunjungi Belanda
o Pemerintah Hindia Belanda membentuk "Politiek
Inlichtingen Dienst", sebuah pasukan polisi khusus
untuk menyelidiki kejahatan politik (kemudian
berganti nama menjadi "Algemene Recherche").
o J.P. Count van Limburg Stirum menjadi Gubernur-
Jenderal hingga 1921.
o Soekarno muda bersekolah di Surabaya, tinggal di
rumah Tjokroaminoto.
o Juni, Sarekat Islam menyelenggarakan pertemuan di
Bandung; beberapa anggota dan kelompok Jawa
tradisional tidak suka dengan modernisasi.
o Mangkunegara VII mengambil alih tempat tinggalnya
di Surakarta.
o Desember, Dewan Negara (Parlemen) di Belanda
meloloskan RUU untuk pembentukan
sebuah Koloniale Raad (kemudian dikenal
dengan Volksraad) untuk Hindia Belanda.
 1917
o Jong Sumatranen Bond berdiri di Jakarta
o Sarekat Islam mulai mengambil posisi lebih anti-
pemerintah.
o Kelompok sayap kiri dari Semarang berkumpul di
Sarekat Islam di
bawah Semaun; Tjokroaminoto tidak melarang
mereka.
o Belanda mempertimbangkan milisi Indonesian untuk
dinas militer; anggota sayap kiri di Sarekat Islam
menentang.
o Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah
berdiri.
o Fasilitas pelabuhan modern dibangun di Surabaya.
o Ki Hajar Dewantara kembali dari pembuangan.
 1918
o 18 Mei Volksraad berapat untuk pertama kalinya.
39% dari anggota-anggotanya adalah orang
Indonesia. Anggota-anggotanya dipilih oleh dewan-
dewan setempat dari kabupaten. Kebanyakan
anggotanya adalah pegawai pemerintah atau bupati.
Volksraad terdiri dari satu kamar, dan berfungsi
sebagai dewan penasihat saja.
o Gubernur Jenderal van Limburg Stirum mengangkat
Tjokroaminoto menjadi anggota Volksraad. Dr. Tjipto
Mangunkusumo juga ditempatkan di sana.
o ISDV mulai membentuk soviet-soviet (dewan-
dewan) di Surabaya.
o "Sarekat Islam B", cabang revolusioner rahasia,
mulai terbentuk. Anggotanya termasuk Musso (dan
kemungkinan juga Tjokroaminoto).
o Sarekat Sumatra didirikan.
o Wabah cacar melanda Jawa, Sumatra dan
Kalimantan.
o Organisasi Jong Minahasa didirikan.
o Pemerintah Hindia Belanda mulai menindas ‘’soviet-
soviet’’ ISDV, mengusir anggota-anggota Belanda
dari gerakan komunis.
o "Janji November": pemerintah Belanda mengatakan
bahwa Indonesia akan memiliki pemerintahan
sendiri pada masa depan yang belum ditetapkan.
o 14 November anggota-anggota orang Indonesia di
Volksraad mengecam Pemerintah Hindia Belanda
karena lebih mengutamakan kepentingan-
kepentingan orang Eropa.
o Pemerintah Hindia Belanda membuang Sneevliet.
o Douwes Dekker kembali dari pembuangan.
 1919
o Mei-Juni Penembakan di Garut; seorang pejabat
Belanda di Toli-toli, Sulawesi dibunuh. Belanda
menggunakan penembakan ini sebagai alasan untuk
menindas Sarekat Islam Seksi B.
o Indo-Europees Verbond didirikan untuk memajukan
kepentingan-kepentingan "orang-orang Indo",
sementara pada saat yang sama juga mendukung
Belanda.
o Haji Misbach mengajarkan "Komunisme Islam" di
Surakarta
o Desember Sarekat Islam mengklaim mempunyai 2
juta anggota; menyelenggarakan kongres di
Yogyakarta.
o KLM membuka pelayanan udara jarak jauh dari
Amsterdam ke Batavia.
 1920
o 27 Mei ISDV mengganti namanya menjadi
Perserikatan Komunis di Hindia (belakangan PKI).
o PKH menerbitkan tulisan-tulisan Lenin.
o Technische Hoogeschool didirikan di Bandung
(sekarang ITB: Institut Teknologi Bandung).
o Sarekat Ambon didirikan.
o Konflik antara kaum Komunis dan Sarekat Islam
berkembang.
o 25 Desember PKH bergabung dengan Komunis
Internasional.
1921-1930[sunting | sunting sumber]

 1921
o Juni, Jong Java mengadakan kongres di Bandung;
Soekarno berbicara di kongres untuk menganjurkan
pembaruan bahasa.
o Fock menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda
hingga 1926.
o Timorsch Verbond didirikan.
o Agustus, Tjokroaminoto ditangkap.
o Oktober, Kongres Nasional ke-6 Sarekat
Islam melarang anggota-anggota SI merangkap
sebagai anggota partai-partai lain, termasuk PKI.
o Banyak cabang Sarekat Islam terpecah menjadi (SI-
Merah) yang mengikuti Semaun dan (SI-Putih) yang
mengikuti Tjokroaminoto.
o Semaun berangkat ke Uni Soviet.
o Tan Malaka berusaha memulihkan perpecahan
dalam Sarekat Islam.
o PKI menolak Tjokroaminoto.
o Sukarno muda mulai belajar di Technische
Hoogeschool di Bandung.
o Soeharto dilahirkan.
o Hamengkubuwono VIII menjadi Sultan Yogyakarta.
o Desember, Tan Malaka menjadi ketua PKI.
 1922
o Perhimpunan Mahasiswa Indonesia didirikan di
Belanda. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta,
Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, dan
banyak lagi lainnya yang kelak memainkan peranan
penting dalam perjuangan kemerdekaan (dan dalam
pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1950-
an).
o Maret, Tan Malaka dibuang dari Hindia Belanda.
o April, Tjokroaminoto dibebaskan dari tahanan sambil
menunggu bandingnya.
o Ki Hadjar Dewantoro mendirikan Taman Siswa di
Yogyakarta, sebuah sekolah mandiri tanpa
dukungan pemerintah untuk mengembangkan
kesenian Jawa maupun pendidikan modern (anti-
modernis); menciptakan istilah "demokrasi
terpimpin".
o Indische Vereeniging di Belanda mengganti
namanya menjadi Perhimpunan Indonesia.
Anggotanya antara lain Mohammad Hatta dan Sutan
Sjahrir; Tan Malaka dan Semaun berbicara dalam
pertemuan-pertemuannya.
o Semaun kembali dari Belanda.
o Marah Roesli menerbitkan novel "Sitti Noerbaja"
o Pemogokan berlanjut.
o Kongres Al-Islam diadakan di Cirebon; perdebatan
hangat pecah antara pandangan-anggota yang
"modernis" dan "tradisionalis" tentang Islam.
o Pelgrimsordonnantie disetujui; mulailah kontrol
pemerintah terhadap perjalanan calon haji.
o Fasilitas pelabuhan modern dibuka di Belawan untuk
melayani Sumatra utara.
 1923
o Februari, Partai Katolik didirikan.
o Pemogokan kereta api oleh VSTP yang dipimpin
pihak Komunis, Semaun sebagai pemimpinnya
ditangkap dan dibuang; banyak serikat buruh yang
kini didominasi Komunis.
o Februari, Tjokroaminoto menata kembali Sarekat
Islam menjadi Partai Sarekat Islam yang baru. Para
pendukung komunis meninggalkan organisasi ini,
dan membawa serta banyak anggota bersama
mereka; Cabang-cabang SI Merah menjadi Sarekat
Rakyat.
o Tan Malaka ditunjuk sebagai agen Komintern untuk
Asia Tenggara, dan berbasis di Guangdong,
Tiongkok.
o 12 September Persatuan Islam (atau Persis),
sebuah kelompok modernis garis keras, didirikan di
Bandung. Mohammad Natsir yang masih muda
adalah salah satu anggota pertamanya.
o Pasteur Institute dipindahkan dari Batavia ke
Bandung.
o Wajib militer diberlakukan untuk semua warga
negara Belanda di Hindia.
 1924
o Perserikatan Komunis di Hindia mengganti nama
menjadi Partai Komunis Indonesia, memutuskan
untuk mengadakan pemberontakan. Musso
bergabung dengan PKI.
o "Sarekat Hijau" dibentuk oleh Belanda, anggota-
anggotanya adalah pejabat-pejabat setempat, kaum
kriminal, polisi, dll. yang pro-Belanda.
o Dr. Sutomo mendirikan Indonesia Study Club.
o Pelayanan pos udara pertama dari Batavia ke
Amsterdam. Penerbangan memakan waktu hampir
dua bulan.
o Biro Malaria Pusat didirikan untuk mengoordinasikan
program-program pemberantasan malaria.

Tan Malaka, pencetus Republik Indonesia lewat bukunya Naar de Republiek Indonesia

 1925
o Konstitusi baru: Dewan Hindia menjadi lembaga
penasihat, Volksraad mendapatkan kekuasaan
legislative terbatas. Gubernur Jenderal dan birokrasi
tidak terpengaruh. Orang-orang Tionghoa secara
resmi didefinisikan sebagai "vreemde oosterlingen"
o Keanggotaan di Volksraad ditetapkan 60:30; 60
orang Belanda, 25 Indonesia, dan 5 anggota lainnya
keturunan Arab atau Tionghoa.
o Pemogokan yang dipimpin oleh PKI gagal, Tan
Malaka berada di Singapura.
o Sukarno mendirikan Generaal Study Club yang pro
kemerdekaan di Bandung, menganjurkan kesatuan
bangsa.
o 23 September Jong Islamieten Bond didirikan di
Jakarta; anggota-anggotanya antara lain adalah
Haji Agus Salim dan Mohammad Natsir.
o Tan Malaka mencetus bentuk negara Republik,
lewat buku Naar de Republiek Indonesia
o Sensor film diberlakukan.
o Stasiun radio komersial pertama di Batavia.
o Desember, para pemimpin PKI mengadakan rapat
di Prambanan untuk merencanakan pemberontakan
terbuka.
 1926
o Belanda menangkap lebih banyak anggota
PKI; Musso pergi ke Singapura. PKI mendapatkan
instruksi dari Moskwa untuk memulai
sebuah revolusi, lalu membatalkan instruksi ini.
Musso merahasiakan instruksi yang kedua (instruksi
untuk tidak memberontak).
o 31 Januari Komite para ulama Islam berkumpul di
Surabaya untuk mengirim sebuah delegasi ke Arab
Saudi untuk memprotes syarat-syarat untuk para
jemaah haji Indonesia. (Komite ini kelak menjadi
benih Nahdlatul Ulama.)
o Kongres Pemoeda I diadakan di Kota Solo pada
tanggal 30 April s/d 2 Mei 1926, dg ketua
Mohammad Tabrani (Jong Java)
o 12 November PKI memberontak di Banten, Batavia,
Bandung, Padang. PKI mengumumkan
pembentukan sebuah republik. Pemberontakan ini
dihancurkan oleh Belanda, yang menangkap sekitar
13.000 orang. Tan Malaka menentang
pemberontakan.
o Sukarno mendapatkan gelar insinyur dalam
bidang Arsitektur di Bandung.
o Sukarno menerbitkan serangkaian tulisan yang
berjudul "Nasionalisme, Islam dan Marxisme", dan
menyerukan kerja sama antara ketiga gerakan ini.
o De Graeff menjadi Gubernur Jenderal hingga 1931.
o 31 Desember Kyai Haji Hasjim
Asjari mendirikan Nahdlatul Ulama, sebuah
organisasi Muslim yang berkarya dalam bidang
pendidikan, bantuan amal, dan bantuan ekonomi.
 1927
o Januari, pemberontakan PKI di Silungkang, Sumatra
Barat dihancurkan.
o Februari, Hatta dan lain-lainnya menghadiri
pertemuan anti kolonial di Brussel bersama dengan
banyak nasionalis lainnya dari Asia dan Afrika.
o 4 Juli Sukarno dan dr. Tjipto Mangunkusumo
mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
o September, Hatta, Ali Sastroamidjojo dan lain-
lainnya dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia
ditangkap.
o Dr. Tjipto Mangunkusumo ditangkap dan dikirim ke
pembuangan di Banda. Ia tinggal di pembuangan
selama 11 tahun.
o Hindia Belanda membangun kamp penjara Boven
Digul di Papua untuk menampung para tahanan
politik.
o Kampanye anti narkotik: Hindia Belanda melarang
penanaman koka dan hemp.
o Desember, Permufakatan Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia (PPPKI), kelompok yang
menaungi organisasi-organisasi nasionalis dibentuk
di Bandung.
o Jahja Datoek Kajo orang pertama yang berpidato
menggunakan bahasa Indonesia dalam
sidang Volksraad
 1928
o PNI mengganti namanya menjadi Partai Nasional
Indonesia, menerima bendera Merah-Putih, Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional, "Indonesia
Raya" ciptaan W.R. Supratman sebagai lagu
kebangsaan.
o Maret, Hatta dan pendukung-pendukungnya
dibebaskan; pidato-pidato Hatta jelas-jelas anti
Belanda.
o 28 Oktober, Kongres Pemuda II di Batavia
menerima "sumpah pemuda": satu nusa, satu
bangsa, dan satu bahasa. Kongres diketuai oleh
Sugondo Djojopuspito (PPI)
o Muhammad Yamin menulis puisi "Indonesia tumpah
darahku".
o KNILM didirikan sebagai perusahaan penerbangan
resmi Hindia Belanda.
o Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) didirikan
di Bukittinggi sebagai organisasi pendidikan untuk
kaum Muslim Minangkabau yang tradisionalis .
 1929
o Agustus, Pemerintah Hindia Belanda
memperingatkan anggota-anggota PNI agar
menghentikan aktivitas-aktivitas mereka.
o Orang-orang Indonesia mendapatkan kursi
mayoritas di Volksraad, yang tetap merupakan
sebuah lembaga penasihat.
o Belanda memulihkan para bekas penguasa Bali
hingga menjadi penguasa setempat yang berkuasa
di bawah wewenang Belanda, dalam sebuah
upacara yang panjang di Besakih.
o 29 Desember Soekarno dan pengikut-pengikutnya
ditangkap di Yogyakarta. Mereka dipenjarakan di
Bandung.

Wilayah birokrasi Hindia Belanda

Pembagian legal Hindia Belanda. Biru tua: Belanda memerintah melalui pemimpin
adat yang sudah bersumpah setia pada Belanda (status zelfbestuuren) dibimbing
oleh residen2 Belanda. Biru muda diperintah langsung oleh BB (Binnenlands
Bestuuren) pemerintah Belanda
 1930
o Muhammad Husni Thamrin membentuk sebuah
fraksi nasionalis di Volksraad; menuntut otonomi.
o Pemerintah Hindia Belanda memulai produksi
pesawat ringat secara terbatas di lapangan
terbang Andir di Bandung (model AVRO-AL),
dengan menggunakan sebuah rancangan Kanada
dan kayu-kayu setempat.
o Juni,
Pangeran Surjodiningrat mendirikan Pakempalan
Kawula Ngayogyakarta sebagai sebuah organisasi
kebudayaan untuk penduduk Yogyakarta, yang
menjadi sangat popular.
o 18 Agustus Sukarno diadili di Bandung. Ia
menyampaikan pidato-pidato yang membangkitkan
semangat di pengadilan.
o Jepang mendirikan Borneo Oil Company.
o Gunung Merapi meletus dan membunuh 1300
orang.
o Jamiyatul Washliyah didirikan dengan partisipasi
yang besar dari orang-orang Batak Karo.
o 22 Desember Sukarno dihukum empat tahun
penjara karena kegiatan-kegiatan nasionalisnya.
o PNI dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
1931-1940[sunting | sunting sumber]

 1931
o Perhimpunan Indonesia dikuasai oleh kaum
komunis; Sjahrir dan Hatta dipecat.
o 25 April PNI memutuskan untuk membuarkan
dirinya. Partai Indonesia atau Partindo dibentuk
sebagai gantinya empat hari kemudian. Beberapa
anggota PNI, termasuk Hatta, kecewa.
o Desember, Sjahrir mendirikan Pendidikan Nasional
Indonesia bersama Hatta ("PNI-Baru").
o Sukarno dibebaskan oleh de Graeff.
o Raja Bone dipulihkan kekuasaannya oleh Belanda
untuk memerintah dengan pemerintahan mandiri
setempat.
o De Jonge menjadi Gubernur Jenderal hingga 1936.
o Pemerintah Hindia Belanda memperketat sensor
pers.
o Ong Hok Liong mendirikan perusahaan
rokok Bentoel.
o 31 Desember Sukarno dibebaskan lebih awal dari
penjara di Bandung.
 1932
o Sukarno bergabung dengan Partindo; minat
terhadap Partindo meningkat.
o Agustus Hatta kembali dari Belanda.
o Mohammad Natsir, 24 tahun, bertanggung jawab
atas sekolah-sekolah Persatuan Islam yang baru; ia
menulis bahwa Islam harus menjadi dasar dari
Indonesia yang baru.
o Belanda menuntut sekolah-sekolah independen
untuk meminta izin operasi dari pemerintah; fraksi-
fraksi di Volksraad bersatu menentang gagasan ini.
 1933
o 5 Februari Pemberontakan para pelaut Belanda dan
Indonesia di atas kapal Belanda “Zeven Provincien”.
Pemberontakan ini disebabkan oleh ketidakpuasan
karena gaji yang rendah, namun Pemerintah Hindia
Belanda memandangnya sebagai suatu
pemberontakan politik.
o Hindia Belanda menekan sekolah-sekolah
independen dan para pemimpin politik di
Minangkabau.
o Agustus, Sukarno, Hatta, Sjahrir ditangkap. Sukarno
dibuang ke Ende di Flores tanpa pengadilan.
o Oost-Indische Leger diganti namanya menjadi KNIL
(Koninklijk Nederlands-Indisch Leger).
o Pertemuan-pertemuan organisasi induk PPPKI
dilarang.
o Sutan Takdir Alisjahbana menerbitkan majalah
Pujangga Baru
 1934
o Belanda mulai melakukan kebijakan proteksionis
untuk menghalangi produk-produk Jepang yang
lebih murah dan melindungi produk-produk Belanda
yang lebih mahal.
o Belanda menekan PKN untuk meninggalkan
kegiatan politiknya yang terbuka.
o Februari, Hatta dan Sjahrir ditangkap dan dikirim ke
kamp tahanan Boven Digul di Papua.
o Belanda melarang kongres Partindo.
o Sayap pemuda Nahdlatul Ulama, Ansor, didirikan.
o Tjokroaminoto wafat.
 1935
o Al-Ittihadiah (perhimpunan Islam modernis) didirikan
di Medan.
o Nahdlatul Wathan, sebuah organisasi untuk
pendidikan Islam, didirikan di Lombok.
o Nahdlatul Ulama mengeluarkan peraturan bahwa
Hindia Belanda adalah sautu negara di mana Islam
dapat dipraktikkan, dan harus dibela melawan
Jepang.
o Desember, Budi Utomo dan Persatuan Bangsa
Indonesia bergabung untuk membentuk Partai
Indonesia Raya (Parindra). Anggotanya antara lain
adalah Thamrin dan dr. Sutomo; juga terdapat
sejumlah anggota yang pro Jepang. Partai yang
baru ini menyerukan kemerdekaan melalui kerja
sama dengan Belanda.
 1936
o Van Starkenborgh diangkat menjadi Gubernur
Jenderal; jabatan ini dipegangnya hingga sekurang-
kurangnya tahun 1945.
o Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Banda.
o Juli, "Petisi Sutarjo" diterbitkan, menyerukan
kemerdekaan untuk Indonesia dalam tempo 10
tahun.
o 29 September Volksraad memutuskan untuk
mendukung petisi untuk otonomi Indonesia di dalam
konstitusi Belanda.
o Becak menjadi sarana transportasi di Batavia.
o November, Partindo dibubarkan.
o Para geologiwan Belanda menemukan bukti
kekayaan mineral — besi, tembaga, perak, dan
emas — di Papua.
 1937
o 24 Mei Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
didirikan. Anggotanya antara lain meliputi Yamin
dan Amir Sjarifuddin. Sebagai sebuah organisasi
Gerindo mendukung kemerdekaan, namun
cenderung bekerja sama dengan Belanda dalam
melawan Jepang.
o 21 September Majlis Islam A'laa Indonesia (MIAI)
didirikan, sebuah organisasi payung untuk kerja
sama antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama,
Persatuan Islam, dan kelompok-kelompok Islam
lainnya.
o 17 Desember Kantor Berita Antara didirikan.
 1938
o Sukarno, yang masih berada dalam penahanan
Belanda, dipindahkan ke Bengkulu.
o Orang-orang luar pertama mencapai Lembah
Baliem di Papua.
o Belanda mengadakan persidangan Tapanuli untuk
mendukung para penguasa Batak setempat.
o Hindia Belanda melembagakan "hukum adat"
di Minangkabau dan Banjarmasin.
o Moskwa menyuruh PKI untuk menghentikan
aktivitas-aktivitas anti-Belanda.
o Persatuan Arab Indonesia terbentuk dari organisasi-
organisasi Muslim Arab yang ada.
o 16 November Pemerintah Belanda menolak petisi
otonomi 1936 untuk Indonesia.
 1939
o Pakubuwono X dari Surakarta wafat, Pakubuwono
XI adalah Susuhunan yang baru.
o Jepang menduduki Kepulauan Spratly.
o Mei, Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA
didirikan oleh Muhammad Da'ud Beureu'eh untuk
mengoordinasi kegiatan-kegiatan anti-Belanda di
Aceh.
o Gabungan Politik Indonesia (GAPI), sebuah
organisasi payung dari berbagai organisasi
nasionalis, dibentuk pada tanggal 21 Mei 1939.
Thamrin adalah salah seorang penganjur utamanya.
o Kartosuwirjo dan pengikut-pengikutnya memisahkan
diri dari Partai Sarekat Islam, dan membawa serta
banyak pendukungnya di Jawa Barat.
o Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa
disingkat menjadi PDII atau PD2), adalah sebuah
perang global yang berlangsung pada tanggal 1
September 1939 – 2 September 1945. Keadaan di
bidang politik pergerakan nasional Indonesia
sesudah Perang Dunia 2 yaitu berada pada
kekuasaan Jepang. Tentara Jepang rupanya
menyadari betapa pentingnya mengadakan kerja
sama dengan kaum pergerakan nasional Indonesia.
Jadi kerja sama dengan kaum pergerakan itu dapat
memudahkan usaha tentara Jepang untuk
mengerahkan tenaga rakyat Indonesia dalam
membantu perang yang dilancarkan oleh Jepang.
o Desember GAPI mengorganisasi Kongres Rakyat
Indonesia, sebuah pertemuan representatif yang
besar di Batavia, yang mengajukan tuntutan untuk
parlemen yang sepenuhnya terpilih untuk Hindia.
 1940
o Februari, Belanda kembali menolak otonomi untuk
Hindia Belanda.
o 13 Februari Jepang menolak
perjanjian arbitrase dengan Belanda.
o 18 Maret Hamengkubuwono IX menjadi Sultan
Yogyakarta.
o Mei, Belanda jatuh ke tangan Jerman, pemerintah
Belanda melarikan diri ke London.
o 28 Juni Jepang mengatakan ingin merundingkan
kembali perjanjian dagang dengan Belanda.
o Juli Barang ekspor Indonesia ke Jepang dihentikan.
o Agustus, Jepang menyatakan bahwa Prancis
Indochina dan Hindia Belanda harus disatukan
dengan sepenuh hati ke dalam "East Asia Co-
Prosperity Sphere".
o 9 Agustus GAPI menghadirkan petisi yang lain
tentang "melengkapi demokratisasi Indonesia".
o 23 Agustus Komisi untuk Studi Perubahan
Konstitutional dibentuk untuk mempelajari
permintaan GAPI. Thamrin dkk di Volksraad menarik
proposal mereka untuk demokratisasi.
o September Tentara Jepang bergerak menuju
Prancis Indochina.
o 12 September Pemerintah Hindia Belanda memulai
pembicaraan perdagangan dengan delegasi Jepang
di bawah pimpinan Kobayashi. Van Mook tidak mau
bekerja sama dengan tuntutan Jepang untuk bahan
bakar penerbangan.
o 26 Oktober Jepang dan Belanda mengeluarkan
sebuah deklarasi bersama yang berisi Hindia
Belanda tidak akan menjadi bagian dari "Co-
Prosperity Sphere".
o 12 November Kuota atas penjualan minyak ke
Jepang dari Hindia Belanda ditetapkan dalam
perjanjian
 HOME
 BERITA
 BUKU TAMU
 DOWNLOAD

 PEMERINTAHAN»
 PEMBANGUNAN»
 KEMASYARAKATAN»
 KUNJUNGAN»
 TRANSPARANSI PENGELOLAAN ANGGARAN DAERAH
Sejarah Provinsi Nusa Tenggara Timur
 Sejarah Daerah
 Gubernur dari masa ke masa

Zaman Kebangkitan Nasional (±1900–1942)

Pada masa sesudah tahun 1900, kerajaan–kerajaan yang ada di Nusa Tenggara Timur
pada umumnya telah ber ubah status menjadi Swapraja. Swapraja–swapraja tersebut, 10
berada di pulau Timor (Kupang, Amarasi, Fatuleu, Am foan, Molo, Amanuban, Amanatun,
Mio maffo, Biboki, Insana) satu di pulau Rote (Rote), satu di pulau Sabu (Sabu), 15 di pulau
Sumba (Kanatang, Lewa–Kanbera, Tabundung, Melolo, Rendi Mangili, Wei jelu, Masukaren,
Laura, Waijewa, Kodi–Lauli, Membora, Umbu Ratunggay, Ana kalang, Wanokaka,
Lambaja), sembilan di pulau Flores (Ende, Lio, Larantuka, Ado nara, Sikka, Ngada, Riung,
Nage Keo, Manggarai), tujuh di pulau Alor–Pantar (Alor, Baranusa, Pantar, Matahari Naik,
Kolana, Batu Lolang, Purema).

Swapraja–swapraja tersebut terbagi lagi menjadi bagian–bagian yang wilayah nya lebih
kecil. Wilayah–wilayah kecil itu disebut kafetoran–kafetoran.

Zaman Pemerintahan Hindia Belanda

Wilayah Nusa Tenggara Timur pada waktu itu merupakan wilayah hukum dari keresidenan
Timor dan daerah takluknya (Residentie Timor en Onder Hoorig Heden).

Keresidenan Timor dan daerah bagian barat (Timor Indonesia pada waktu itu, Flores,
Sumba, Sumbawa serta pulau–pulau kecil sekitarnya seperti Rote, Sabu, Alor, Pantar,
Lomblen, Adonara, Solor). Keresidenan Timor dan daerah takluknya berpusat di Kupang,
yang me miliki wilayah terdiri dari tiga afdeeling (Timor, Flores, Sumbawa dan Sumba), 15
onderafdeeling dan 48 Swapraja. Afde eling Timor dan pulau–pulau terdiri dari 6 onder
afdeeling dengan ibukotanya di Kupang. Afdeeling Flores terdiri dari 5 onder afde eling
dengan ibukotanya di Ende. Yang ketiga adalah Afdeeling Sumbawa dan Sumba dengan
ibukota di Raba (Bima). Afdeeling Sumbawa dan Sumba ini terdiri dari 4 onder afdeeling.

Keresidenan Timor dan daerah takluknya dipimpin oleh seorang residen, sedangkan
afdeeling dipimpin oleh seorang asisten residen. Asisten residen ini membawahi kontrolir/
Controleur dan Geraghebber sebagai pemimpin Onder afdeeling. Residen, asisten residen,
kon troliir dan gezaghebber adalah pamong praja Kolonial Belanda. Para kepala onder
afdeeling yakni kontrolir dibantu oleh pamong praja bumi putra ber pangkat Bestuurs
assistant. (Ch. Kana, 1969, hal . 49–51).

Zaman Pendudukan Jepang (1942–1945)

Pada tanggal 8 Maret 1942 komando angkatan perang Belanda di Indonesia menyerah
tanpa syarat kepada Jepang. Dengan demikian secara resmi Jepang menggantikan Belanda
sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia. Untuk Indonesia bagian timur termasuk wilayah
Indonesia Bagian Timur wilayah NTT berada di bawah kekuasaan angkatan laut Jepang
(Kaigun) yang berkedudukan di Makasar.

Adapun da lam rangka menjalankan pemerintahan di daerah yang diduduki Kaigun


menyusun pemerintahannya. Untuk wilayah Indonesia bagian timur dikepalai oleh Minseifu
yang berkedudukan di Maka sar. Di bawah Minseifu adalah Minseibu yang untuk daerah
Nusa Tenggara Timur termasuk ke dalam Sjoo Sunda Shu (Sunda Kecil) yang berada di
bawah pimpinan Minseifu Cokan yang ber kedudukan di Singaraja.

Disamping Minseibu Cokan terda pat dewan perwakilan rakat yang disebut Syoo Sunda
Sukai Yin. Dewan ini juga berpusat di Singaraja. Diantaranya ang gota dewan ini yang
berasal dari Nusa Tenggara Timur adalah raja Amarasi H. A. Koroh dan I. H. Doko. Untuk
pemerintahan di daerah–daerah nampaknya tidak banyak mengalami perubahan, hanya
instilah–istilahnya saja yang dirubah. Bekas wilayah afdeeling dirubah menjadi Ken dan di
NTT ada tiga Ken yakni Timor Ken, Flores Ken dan Sumba Ken. Ken ini masing–masing
dikepalai oleh Ken Kan rikan. Sedang kan tiap Ken terdiri dari beberapa Bunken (sama
dengan wilayah onder afdeeling) yang dikepalai Bunken Karikan. Di bawah wilayah Bunken
adalah swapraja–swapraja yang dikepalai oleh raja–raja dan pemerintahan swapraja ke
bawah sampai ke rakyat tidak mengalami perubahan.

Zaman Kemerdekaan (1945–1975)

Setelah Jepang menyerah, Kepala Pemerintahan Jepang (Ken Kanrikan) di Kupang


memutuskan untuk menyerahkan pemerintahan atas kota Kupang kepada tiga orang yakni
Dr.A.Gakeler sebagai walikota, Tom Pello dan I.H.Doko. Namun hal ini tidak berlangsung
lama, karena pasu kan NICA segera mengambil alih seluruh pemerintahan sipil di NTT, di
mana susunan pemerintahan dan pejabat–pejabatnya sebagian besar adalah pejabat
Belanda sebelum perang dunia II.

Dengan demikian NTT menjadi daerah kekuasaan Belanda lagi, sistem pemerintahan
sebelum masa perang ditegakkan kembali. Pada tahun 1945 kaum pergerakan secara
sembunyi–sembunyi telah mengetahui perjuangan Republik Indonesia melalui radio. Oleh
karena itu kaum pergerakan menghidupkan kembali Partai perseri katan Kebangsaan Timor
yang berdiri sejak tahun 1937 dan kemudian berubah menjadi Partai Demokrasi Indonesia
(PDI).

Perjuangan politik terus berlanjut, sampai pada tahun 1950 dimulai pase baru dengan
dihapusnya dewan raja–raja. Pada bulan Mei 1951 Menteri Dalam Negeri NIT mengangkat
Y.S. Amalo menjadi Kepala Daerah Timor dan kepu lauannya menggantikan H.A. Koroh
yang wafat pada tanggal 30 Maret 1951. Pada waktu itu daerah Nusa Tenggara Timur
termasuk dalam wilayah Propinsi Sunda Kecil.

Berdasarkan atas keinginan serta hasrat dari rakyat Daerah Nusa Tenggara, dalam bentuk
resolusi, mosi, pernyataan dan delegasi–delegasi kepada Pemerintah Pusat dan Panitia
Pembagian Daerah yang dibentuk dengan Keputusan Presiden No.202/1956 perihal Nusa
Tenggara, pemerintah berpendapat sudah tiba saatnya untuk membagi daerah Propinsi
Nusa Tenggara termaksud dalam Peraturan Pemerintah RIS no.21 tahun 1950. (Lembaran
Negara RIS tahun 1950 No.59) menjadi tiga daerah tingkat 1 dimaksud oleh undang–
undang No.1 tahun 1957.

Akhirnya berdasarkan undang–undang No.64 tahun 1958 propinsi Nusa Tenggara dipecah
menjadi Daerah Swa tantra Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(inventarisasi Land Use, 1967, hal. 2). Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur meliputi
daerah Flores, Sumba dan Timor.

Berdasarkan undang–undang No.69/ 1958 tentang pembentukan daerah–daerah tingkat II


dalam wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, maka
daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dibagi menjadi 12 Daerah Swatantra
Tingkat II (Monografi NTT, 1975, hal. 297).

Adapun daerah swatantra tingkat II yang ada tersebut adalah : Sumba Barat, Sumba Timur,
Manggarai, Ngada, Ende, Sikka, Flores Timur, Alor, Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor
Tengah Utara dan Belu. Dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Daswati I Nusa Tenggara Timur tertanggal 28 Pebruari 1962 No.Pem.66/1/2 yo tanggal 2
Juli 1962 tentang pembentukan kecamatan di Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara
Timur, maka secara de facto mulai tanggal 1 Juli 1962 swapraja–swapraja dihapuskan
(Monografi NTT, Ibid, hal. 306).

Sedangkan secara de jure baru mulai tanggal 1 September 1965 dengan berlakunya
undang–undang no.18 tahun 1965 tentang pokok–pokok pemerintahan daerah. Pada saat
itu juga sebutan Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dirubah menjadi Propinsi
Nusa Tenggara Timur, sedangkan Daerah Swatantra Tingkat II dirubah menjadi Kabupaten.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur di
Kupang, tanggal 20 Juli 1963 No.66/1/32 mengenai pembentukan kecamatan, maka
Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan 12 daerah tingkat II dibagi menjadi 90 kecamatan
dan 4 555 desa tradisionil, yakni desa yang bersifat kesatuan genealogis yang kemudian
dirubah menjadi desa gaya baru.

Pada tahun 2003 wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 16 kabupaten dan satu
Kota. Kabupaten–kabupaten dan Kota tersebut adalah: Sumba Barat, Sumba Timur,
Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Lembata, Flores Timur,
Sikka, Ende, Ngada, Manggarai, Rote Ndao, Manggarai Barat dan Kota Kupang.

Dari 16 kabupaten dan satu kota tersebut terbagi dalam 197 kecamatan dan 2 585
desa/kelurahan. (Disarikan dari buku “Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur” Proyek
Penelitian dan Pencetakan Kebudayaan Daerah 1977/1978).
Print PDF

One Response to Sejarah Provinsi Nusa Tenggara


Timur
1. martono says:
August 25, 2015 at 2:10 pm

NTT bagus sekali tempat wisatanya sangat indah

Reply

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name *
Email *
Website

Post Comment


 POLLING

Bagaimana website ini?


o Bagus (41%, 178 Votes)
o Biasa (24%, 107 Votes)
o Buruk (20%, 88 Votes)
o Istimewa (13%, 58 Votes)
o Tidak tahu (1%, 6 Votes)
Total Voters: 437
o Polls Archive

o Popular
o Comments

1.881 Pelamar Terpental, Seleksi Pendamping Desa di NTT


September 22, 2015

Ijazah Univ. PGRI NTT Diakui Negara, Akhiri Konflik, Panggil Rektor dan Yayasan
September 17, 2015

NTT Butuh 1.489 Pendamping


August 25, 2015

Danrem Wira Sakti Dipromosi ke Mabes TNI


June 5, 2015

Perangkingan Hasil UN SMA/SMK di NTT


May 18, 2015

o
Gubernur Surati Kementerian PDT
May 18, 2015
 Next »
 ARTIKEL TERBARU

o
Nasib Mahasiswa PGRI Tetap Menggantung
Kemenristik Dikti dan Dirjen Batal ke Kupang KUPANG – Dirjen Kelembahan IPTEK dan
DIKTI Patdono Suwignjo yang direncanakan mengganti Menristek Dikti Muhammad Nasir
yang dijadwalkan ke

o
Menkes Serahkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI – Kesehatan RI Prof. Dr dr.Nila Farid Moeleok, melalui Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan yang diwakili oleh Kepala PPSDM Menkes Drg.Usman Sumantri MSC
menyerahkan sertifikat rumah

o
SD Citra Bangsa, Contoh Sekolah Bersih Dan Sehat
KUPANG –Sekolah Dasar Kristen Citra Bangsa terpilih sebgai sekolah dasar dengan
berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tingkat Kota Kupang, senin (25/4) lalu dalam
lomba memperingati
 LINK PEMPROV NTT

o Bappeda NTT
o Dinas Kesehatan
o Dinas Pendapatan dan Aset Daerah
o Dinas Pertambangan dan Energi
o Dinas Kominfo
o Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
o Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum
o Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
o Wisata NTT
o Layanan Pengadaan Secara Elektronik
o Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
o Badan Kepegawaian Daerah
o Badan Penanggulangan Bencana Daerah
o Badan Arsip Daerah
o Badan Perpustakaan Daerah
o Badan Koordinasi Penanaman Modal
o Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Powered by W ordPr ess | Theme D esigned by: r eklama- kazan.c om | T hanks to www.si pnstir.net , zzl wx.c om and http://www.r 4isdhcfr ds.c om

[tutup]
Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram

Bajawa (kota)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel atau bagian artikel ini tidak
memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya
tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan
menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat
dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia


Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf
atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Kota Bajawa

Nusa Tenggara Flores

Negara Indonesia

Hari jadi 10 April 2015 (akan berdiri)

Luas

• Total 1.277.81 km2 (493.37 sq mi)


Penduduk

• Total 429 jiwa

Zona waktu WITA

Kecamatan 4

Fauna resmi Kuching, Badak, Kelinci, Kancil & Gorila

Bajawa adalah ibu kota Kabupaten Ngada, NTT. Kota ini terletak di pulau Flores.
Kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 44.000 jiwa.

Daftar isi

 1Nama Bajawa
 2Awal Berdirinya Kota Bajawa Sampai Kemerdekaan
Indonesia(1908-1945)
 3Dari Kemerdekaan Indonesia Sampai Terbentuknya Kabupaten
Ngada (1945-1958)
 4Pertelevisian nasional

Nama Bajawa[sunting | sunting sumber]


Bapak alm H. Nainawa, seorang tokoh dan pemuka adat (meninggal di usia 96
tahun pada tahun 2015) menuturkan bahwa nama Bajawa sebenarnya berasal dari “
Bhajawa ” yaitu nama satu dari antara tujuh kampung di sisi barat Kota Bajawa.
Tujuh kampung yang disebut “ Nua Limazua ” tersebut adalah Bhajawa, Bongiso,
Bokua, Boseka, Pigasina, Boripo dan Wakomenge. Nua Limazua tersebut
merupakan suatu persekutuan “ ulu eko ” yang dikenal dengan “ Ulu Atagae, Eko
Tiwunitu ”.
Nua Bhajawa adalah kampung terbesar dari antara tujuh kampung tersebut dan
merupakan tempat tinggal Djawatay sebagai Zelfbertuurder atau raja pertama dan
Peamole sebagai raja yang kedua. Mungkin karena itulah nama Bhajawa lebih
dikenal dari yang lainnya dan digunakan oleh Belanda sebagai nama pusat
pemerintahan Onder Afdelling Ngada. Bhajawa kemudian berubah menjadi Bajawa
karena penyesuaian pengucapan terutama bagi orang Belanda ketika itu yang tidak
bisa berbahasa daerah dengan benar.
Dari aspek etimologi, kata “ Bhajawa ” terdiri dari “ bha ” yang berarti piring dan “
jawa ” yang berarti perdamaian. Jawa bisa berarti tanah Jawa. Sehingga “ Bhajawa ”
bisa berarti piring perdamaian, bisa juga berarti piring dari Jawa, sama seperti “
Pigasina ” yang berarti pinggan dari Cina.
Dataran di sebelah timur dari tujuh kampung tersebut, yang kemudian menjadi pusat
kota Bajawa, pada mulanya masih merupakan kebun ladang dengan banyak nama
seperti “ Mala ”, “ Ngoraruma ”, “ Surizia ”, “ Umamoni ”, “ Padhawoli ”, “ Ngedukelu ”,
dan lain-lain. Kawasan gereja dan pastoran Paroki MBC bernama Surizia, kawasan
rumah jabatan Bupati, Mapolres dan Kantor Daerah lama bernama Ngoraruma,
kawasan tangsi Polisi dengan nama lain lagi, dan seterusnya.

Awal Berdirinya Kota Bajawa Sampai Kemerdekaan


Indonesia(1908-1945)[sunting | sunting sumber]
Tidak mudah menentukan tanggal, bulan dan tahun lahirnya Kota Bajawa, karena
sulit mendapatkan rujukan tertulis. Walaupun demikian, penuturan Bapak H.
Nainawa dan beberapa sumber lain dapat sedikit menyingkap kisah awal Kota
Bajawa.
Kota Bajawa dirintis oleh penjajah Belanda. Pada tahun 1907 di bawah pimpinan
Kapiten Christoffel, setelah menguasai Larantuka dan Sikka, Belanda mengadakan
aksi militer untuk menguasai wilayah Ende, Ngada dan Manggarai. Pada 10 Agustus
1907, pasukan Christoffel tiba di Ende dan hanya dalam waktu sekitar 2 minggu
berhasil mengalahkan Rapo Oja dari Woloare dan Marilonga dari Watunggere serta
menguasai wilayah Ende. Pada 27 Agustus 1907, pasukan Christoffel mulai
melakukan agresi militer ke wilayah Ngada. Sesudah pertempuran di Rowa, Sara,
Mangulewa dan Rakalaba, pada 12 September 1907 Bajawa menyerah. Di Bajawa
pasukan Belanda menempati lokasi di pinggir kali Waewoki (sekitar rumah potong
hewan sekarang) karena dekat mata air Waemude sebagai sumber air minum.
Dalam waktu 3 bulan pasukan Christoffel berhasil menguasai seluruh wilayah Ngada
dan selanjutnya pada 10 Desember 1907 seluruh wilayah Manggarai dikuasainya.
Setelah pemberontakan Marilonga dapat dipadamkan pada tahun 1909 maka pada
tahun 1910 seluruh wilayah Flores takluk kepada pemerintah Kolonial Belanda.
Belanda mulai mengatur pemerintahan yang pada mulanya bersifat militer di bawah
pejabat militer yang disebut “ Gezaghebber ”, kemudian bersifat sipil di bawah
pejabat sipil yang disebut “ Controleur ”. Kapiten Spruijt yang menggantikan
Christoffel diangkat sebagai Gezaghebber Ende, van Suchtelen menjadi
Gezaghebber Lio, dan Couvreur menjadi Gezaghebber mulai dari wilayah
Nangapanda, Ngada, sampai Manggarai.
Agar kegiatan pemerintahan penjajah lebih tertib, keamanan lebih terkontrol dan
pemungutan pajak serta kerja rodi yang sebelumnya tidak dikenal oleh masyarakat
Ngada, dapat terlaksana dengan baik, Belanda membentuk suatu sistem
pemerintahan baru yang sangat berbeda dengan sistem tradisional. Sebelumnya,
masyarakat Ngada hidup berkelompok dalam “ ulu eko ”, “ nua ” dan “ woe ” yang
bersifat otonom dan tidak ada struktur yang lebih tinggi di atasnya. Demi efektivitas
penjajahan, dibentuklah struktur baru di atasnya yaitu “ Zelfbesturende Landschap ”
atau “Landschap Bestuur” yang dipimpin oleh seorang “ Zelfbestuurder ” atau raja
yang diangkat oleh Belanda dari antara pemuka masyarakat setempat yang paling
berpengaruh.
Pada tahun 1912, di seluruh Flores terdapat 27 Landschap Bestuur dan di wilayah
Ngada terdapat 6 Landschap Bestuur yaitu Landschap Bestuur Ngada di bawah
Djawatay, Nage di bawah Roga Ngole, Keo di bawah Moewa Tunga, Riung di bawah
Petor Sila alias Poewa Mimak, Tadho di bawah Nagoti, dan Toring di bawah Djogo.
Pada 1 April 1915, menurut Indisch Staatsblad Nomor 743, Afdeling Flores dibentuk
dipimpin seorang Asistant Residen berkedudukan di Ende, membawahi 7 Onder
Afdeling, termasuk Onder Afdeling Ngada. Onder Afdeling Ngada dengan ibu
kotanya Bajawa terdiri dari 4 Landschap Bestuur yaitu Ngada dipimpin Djawatay,
Nage dipimpin Roga Ngole, Keo dipimpin Moewa Tunga dan Riung dipimpin Petor
Sila. Sedangkan Tadho dan Toring yang sebelumnya berdiri sendiri, bergabung
dengan Riung. Karena pada tahun 1916-1917 terjadi perang Watuapi dipimpin
Nipado, maka pengangkatan menjadi Bestuurder ( raja ) melalui penandatanganan
Korte Verklaring ( perjanjian pendek ) sebagai pernyataan takluk kepada kerajaan
Belanda baru dapat dilakukan pada 28 November 1917. Sebelum penandatanganan
Korte Verklaring tersebut, Bestuurder (raja) diangkat dengan Keputusan Pemerintah
( Government Besluit ).
Pada tahun 1931/1932 struktur pemerintahan penjajahan Belanda di wilayah Ngada
adalah Onder Afdeling Ngada berpusat di Bajawa dipimpin oleh Controleur (seorang
Belanda), mencakupi 3 Landschap Bestuur yaitu Ngada dengan ibu kota Bajawa,
Nagekeo di Boawae dan Riung di Riung. Landschap Bestuur Keo dan sebagian
komunitas masyarakat adat Toto bergabung dengan Nage, menjadi Landschap
Bestuur Nagekeo berpusat di Boawae.
Pada tahun 1938 struktur pemerintahan penjajahan Belanda di Flores dan di wilayah
Ngada mengalami penyempurnaan disesuaikan dengan Inlandsche Gemmente
Ordonantie Buitengewesten ( IGOB ) yang dimuat dalam Ind. Stb. 1938 Nomor 490
jo Ind. Stb. 1938 Nomor 681. Struktur baru tersebut adalah Onder Afdeling Ngada
dipimpin oleh Controleur ( orang Belanda ) mencakup 3 Landschap Bestuur yaitu
Ngada, Nagekeo dan Riung masing-masing dipimpin raja. Di bawah Landschap
Bestuur adalah Gemmente / Haminte dipimpin oleh Kepala Haminte / Kepala Mere
atau Gemmente Hoofd yang membawahi kampung-kampung yang dipimpin oleh
kepala kampung.
Sebenarnya pada mulanya Belanda memilih Aimere sebagai ibu kota Onder
Afdelling Ngada karena mudah dijangkau melalui laut, sedangkan Bajawa dengan
udaranya yang sejuk dan ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut disiapkan dan
memang sangat cocok untuk tempat peristirahatan. Di Bajawa dibangun 3 buah
pesanggrahan ( penginapan ) yaitu pada bekas Kantor Kecamatan Ngadabawa,
Mapolres Ngada dan Kantor Banwas Ngada sekarang. Tanah tempat bangunan
pesanggrahan tersebut ditunjuk oleh Djawatay yang ketika itu diangkat menjadi
Bestuurder Landschap Ngada. Bajawa kemudian ditetapkan sebagai ibu kota Onder
Afdeling Ngada mungkin dengan pertimbangan bahwa Bajawa lebih di tengah untuk
bisa menjangkau wilayah Riung dan Nagekeo, sedangkan Aimere terlalu di pinggir
barat. Ketika terbentuk Onder Afdeling Ngada pada 1 April 1915 dan Bajawa
ditetapkan sebagai ibu kotanya, maka pesanggrahan pada bekas Kantor Kecamatan
Ngadabawa dijadikan kantor, pada Mapolres Ngada sekarang menjadi tempat
tinggal Gezaaghebber / Controleur dan pada Kantor Banwas sekarang tetap menjadi
pesanggrahan. Kantor Controleur kemudian dibangun dari kayu pada sisi timur
pesanggrahan ( pada lokasi Kantor Dinas Pendapatan sekarang ). Sangat
disesalkan bangunan bersejarah tersebut, yang kemudian juga digunakan sebagai
gedung DPRD Kabupaten Ngada telah diruntuhkan dan kini berganti dengan
bangunan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Ngada. Sedangkan Kantor
Bestuurder ( raja ) dibangun di Kampung Bajawa.
Ketika Belanda mulai menjajah wilayah Ngada secara fisik, mereka menemukan
kehidupan masyarakat masih sangat sederhana bahkan primitif serta sering
bergolak karena terjadinya pertikaian antara suku. Untuk itu, Belanda berupaya
mendirikan sekolah rakyat, selain untuk menjalankan “ politik etis “ pemerintah
Belanda, juga agar masyarakat dapat baca-tulis, tidak primitif, dan juga
memperhalus budi dan perilaku sehingga mengurangi pertikaian antar suku serta
mengurangi pola pikir yang tidak rasional ( takhiul atau percaya sia-sia ).
Pada tahun 1908 Gezaaghebber Couvreur menyurati Misionaris Jesuit di Larantuka
untuk mengirimkan guru ke Flores bagian barat, termasuk ke Bajawa, namun belum
dikabulkan. Pada tahun 1911 Gezaaghebber Koremans dan Controleur Hens
menyurati lagi Misionaris Jesuit di Larantuka dengan maksud yang sama. Pada
tahun 1912 Misionaris Jesuit di Larantuka melalui Panitia Persekolahan Flores (
School Vereniging Flores ) yang baru dibentuk, mengirimkan seorang guru bernama
Johanes Patipeilohy dan pada tahun yang sama membuka sekolah rakyat yang
pertama untuk Onder Afdeling Ngada dengan nama Sekolah Rakyat Katolik Bajawa.
Sekolah pertama ini menggunakan gedung yang sekarang ini menjadi Kantor PWRI
di Jalan Gajah Mada. Pada tahun 1915 datang lagi dari Larantuka seorang guru
bernama Markus Fernandez.
Kedua guru tersebut sekaligus menjadi Misionaris Awam Katolik pertama untuk
Bajawa. Tercatat pada 19 Oktober 1915, Mgr. Petrus Noyen, SVD, dalam kunjungan
pertamanya ke Bajawa, mempermandikan 28 orang anak sekolah menjadi orang
Katolik pertama di Bajawa hasil didikan kedua guru tersebut. Mgr. Petrus Noyen,
SVD menginap di pesanggrahan / tempat kediaman Controleur. Pada 28 April 1920,
Mgr. Petrus Noyen, SVD bersama Pater J. de Lange, SVD dan Pater J. Ettel, SVD
kembali mengunjungi Bajawa melalui Aimere dengan kapal KPM. Pada hari Minggu
9 Mei 1920 sebelum Pentekosta ada perayaan Komuni Pertama dan Krisma yang
didahului dengan permandian 30 anak. Pater Ettel mencatat peristiwa itu sebagai
berikut: “ Dari dekat dan jauh semua anak sekolah berdatangan bersama guru-guru
mereka. Bajawa penuh dengan kuda. Upacara berlangsung dengan gemilang,
belum pernah orang menyaksikan peristiwa semacam itu. Putera sulung Hamilton (
Gezaaghebber Onder Afdeling Ngada ) termasuk anak-anak yang menerima Komuni
Pertama, ayah dan puteranya sama-sama menerima Sakramen Penguatan
(Krisma), suatu hal yang memberi kesan yang sangat mendalam. Di halaman
Gezaaghebber diselenggarakan suatu perjamuan pesta. Juga semua kepala desa /
kampung diundang.”
Karena perkembangan umat Katolik sangat pesat, maka pada 11 Oktober 1921
berdirilah Paroki Mater Boni Consilii Bajawa, dengan Pastor Paroki pertama Pater
Gerardus Schorlemer, SVD. Paroki yang baru ini belum memiliki gedung gereja,
sehingga peribadatan dilakukan di gedung SRK Bajawa. Pada tahun 1922 sebuah
gereja kecil di bangun pada lokasi gedung Patronat MBC yang lama. Pada 19 Juni
1928 Paroki MBC Bajawa menerima surat resmi dari kantor Van Inland Zelfbestuur
yang ditandatangani oleh Raja Peamole yang menyerahkan sebidang tanah untuk
membangun gedung gereja, pastoran dan kebutuhan lain bagi umat Katolik Paroki
MBC Bajawa. Selanjutnya pada Oktober 1928, dimulailah pembangunan gedung
gereja oleh seluruh umat dipimpin oleh Bruder Fransiskus, SVD. Bangunan gereja
bergaya Gotik tersebut rampung dan diresmikan dalam upacara pemberkatan
meriah oleh Mgr. Arnold Vestraelen, SVD pada 30 Mei 1930. Sedangkan pastoran
MBC baru mulai dibangun pada 14 April 1937 dipimpin oleh Bruder Coleman, SVD.
Ketika itu masih sering terjadi pembunuhan akibat pertikaian antar suku. Karenanya,
untuk menampung para hukuman, pemerintah membangun rumah tahanan atau
penjara atau karpus yang dalam bahasa setempat menyebutnya “bui” atau “baru
dheke”. Pada mulanya rumah tahanan dibangun darurat berdinding seng pada lokasi
yang kemudian dibangun pasar (sekarang menjadi kantor Dinas Nakertrans). Sekitar
tahun 1918, rumah tahanan berpindah lokasi ke depan tangsi Polisi dan dibangun
permanen. Gedung tersebut sampai sekarang masih terjaga.
Untuk menjaga keamanan wilayah, di Bajawa ditempatkan sejumlah tentara. Untuk
itu, dibangun tangsi tentara Belanda yang selanjutnya sekitar tahun 1939 beralih
menjadi tangsi Polisi sampai sekarang. Sedangkan Mapolres yang ada sekarang
adalah bekas pesanggrahan yang kemudian menjadi tempat kediaman
Gezaaghebber.
Sebuah rumah sakit dibangun dalam bentuk bangunan kayu. Bangunan ini
kemudian pernah menjadi Kantor Departemen Penerangan Kabupaten Ngada dan
sekarang telah diruntuhkan dan dibangun rumah dinas. Lokasi rumah sakit
kemudian berpindah ke arah timur pada tempat Kantor Bappeda Ngada di Jalan
Gajah Mada sekarang.
Kawasan perdagangan terletak pada sisi barat kota. Pada bekas bangunan darurat
rumah tahanan dibangun pasar Bajawa, yang ketika pasar berpindah ke lokasi yang
baru sekarang, bangunan pasar lama tersebut setelah direnovasi, digunakan
berturut-turut sebagai kantor Dinas P dan K, Dinas PU, Kantor Departemen P dan K
dan terakhir ditempati oleh Dinas Nakertrans. Kompleks pertokoan berada pada
sepanjang Jalan Peamole sekarang.
Untuk kebutuhan pegawai, pemerintah Belanda membangun sejumlah rumah
pegawai yang sekarang berada di Jalan Imam Bonjol, Jalan Gajah Mada, dan jalan
di belakang Kantor Dinas Perkebunan menuju ke arah pasar Bajawa sekarang.
Sedangkan rumah tinggal Controleur yang dibangun sekitar tahun 1928-1930,
hampir bersamaan waktunya dengan pembangunan gedung Gereja Paroki MBC
Bajawa, kini menjadi rumah jabatan Bupati Ngada.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum, diambil air dari sumber mata air Waereke
dan dibangun pula bak penampungan yang kini masih berdiri di depan TKK
Bhayangkari Bajawa.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pekuburan, sekitar tahun 1930, dibuka pekuburan
Katolik pada lokasinya sekarang ini.
Perkembangan kota Bajawa yang bergerak ke arah utara dan timur, mengakibatkan
“ Nua Limazua ” yang sebelumnya menjadi pusat pemukiman berada di pinggir kota.
Di samping itu, sering terjadinya kebakaran yang menghanguskan hampir semua
rumah adat, terutama di kampung Bhajawa, Bokua dan Boseka, menyebabkan
mereka mulai berpindah ke lokasi yang baru mengikuti arah perkembangan kota
Bajawa. Sekitar tahun 30-an kampung Bokua dan Boseka berpindah ke arah timur
pada lokasi sekitar Kantor Kelurahan Tanalodu sekarang dan sesudahnya berpindah
lagi ke arah selatan kaki bukit Pipipodo, pada lokasi kampung Bokua dan Boseka
sekarang. Kampung Bongiso berpindah ke arah utara bergabung dengan
Wakomenge yang turun dari puncak bukit Wolowakomenge ke tempatnya sekarang.
Kampung Pigasina berpindah ke arah timur berdampingan dengan kampung Boripo
sekarang. Sedangkan sebagian dari warga kampung Bajawa berpindah ke arah
timur membentuk kampung Bajawa B, berlokasi di sekitar Kantor Kelurahan
Tanalodu sekarang dan kampung Bajawa C, berlokasi di kawasan Rumah Tahanan
Bajawa sekarang.
Dalam struktur pemerintahan ketika itu, kawasan kota Bajawa termasuk dalam
wilayah Haminte Ngadabawa dengan kepala haminte atau kepala mere yang
pertama Waghe Mawo yang kemudian diganti oleh Nono Ene. Wilayah Haminte
Ngadabawa meliputi kawasan kota Bajawa dan kampung sekitarnya yaitu Bhajawa,
Bokua, Boseka, Bongiso, Boripo, Pigasina, Wakomenge, Wolowio, Beiposo,
Likowali, Warusoba, Watujaji, Bowejo, Bosiko, Bejo, Bobou, Fui, Seso dan Boba.
Setelah kemerdekaan, Nono Ene digantikan oleh Thomas Siu sebagai Kepala Mere
Ngadabawa melalui pemilihan langsung. Menjelang pembentukan Daerah Tingkat II
Ngada, Thomas Siu diganti oleh Paulus Maku Djawa.

Dari Kemerdekaan Indonesia Sampai Terbentuknya


Kabupaten Ngada (1945-1958)[sunting | sunting sumber]
Sampai kemerdekaan tahun 1945, kawasan kota Bajawa hanya terdiri dari kompleks
gereja dan pastoran Paroki MBC, lapangan, rumah jabatan Controleur,
pesanggrahan, kantor Controleur, Sekolah Rakyat Bajawa, rumah sakit lama, pasar
lama, kompleks pertokoan lama, rumah penjara, tangsi Polisi dan sejumlah rumah
dinas pegawai. Pemukiman penduduk berada di luar kawasan kota pada kampung-
kampung sebagaimana digambarkan di atas.
Perkembangan kawasan kota Bajawa setelah kemerdekaan tahun 1945 sampai
tahun 1950 berjalan sangat lambat. Keadaan Negara Indonesia yang berada dalam
masa perang kemerdekaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kota
Bajawa. Hampir tidak ada perkembangan. Setelah pada tahun 1950 Indonesia
kembali menjadi negara kesatuan dan suasana perang berakhir, kota Bajawa mulai
sedikit bertumbuh.
Pada 5 Desember 1953, para Suster Karmel Tak Berkasut membuka biara di
Bajawa. Mereka langsung menempati pintu masuk kota Bajawa. Kehadiran para
Suster Karmel Tak Berkasut dengan Klausura Agung di Bajawa, dengan doa dan
keteladanan mereka, membawa nuansa yang khas bagi kota Bajawa dan
perkembangan Gereja Katolik di Bajawa dan sekitarnya.
Pada tahun 1954, SRK Bajawa II ( sekarang SDK Kisanata ) didirikan. Bersamaan
dengan itu, SRK Bajawa I ( sekarang SDK Tanalodu ) yang dibangun pada tahun
1912 berpindah lokasi ke tempat sekarang. Kedua sekolah tersebut akhirnya berdiri
berdampingan, SRK Bajawa I untuk anak laki-laki dan SRK Bajawa II untuk anak
perempuan.
Pada bulan Januari 1955, Yayasan Vedapura yang berdiri di Ende membuka Kantor
Cabang Vedapura di Bajawa. Yayasan ini menangani persekolahan Katolik untuk
seluruh wilayah Ngada, Nagekeo dan Riung, dan menempati kantornya sampai
sekarang di Jalan Sugiopranoto Bajawa. Selain Yayasan Vedapura, berdiri pula
Yayasan Sanjaya yang mendirikan SMPK Sanjaya Bajawa pada 1 Agustus 1955,
sebagai SMP yang pertama untuk kota Bajawa dan menempati lokasi pada SMPN I
Bajawa sekarang.
Pada 4 Maret 1957, para Suster FMM memulai karya mereka di bidang pendidikan,
kesehatan dan karya sosial lainnya di Bajawa. Mereka membangun biara di luar
kawasan kota bagian utara, pada lokasi yang mereka tempati sekarang di Jalan Yos
Sudarso.
Luas kawasan pusat kota Bajawa mengalami sedikit perkembangan dengan
kehadiran biara Karmel, SMPK Sanjaya, Susteran FMM dan SRK Bajawa II. Pada
saat ditetapkan menjadi ibu kota Daerah Tingkat II Ngada, kawasan pusat kota
Bajawa adalah utara dengan biara FMM, selatan dengan biara Karmel, timur dengan
SMP Sanjaya dan pekuburan Katolik, barat dengan kali Waewoki, yang kini kita
kenal sebagai “ down town ” atau kota lama.
Mengenai terpilihnya kota Bajawa menjadi ibu kota Daerah Tingkat II Ngada, H.
Nainawa menuturkan bahwa pada mulanya Bajawa bersaing ketat dengan Boawae
sebagai calon ibu kota Daerah Tingkat II Ngada yang akan dibentuk. Dalam suatu
pertemuan pada awal tahun 1958 di rumah jabatan Bupati sekarang yang dipimpin
oleh Don J. D. da Silva yang ketika itu sebagai pejabat dari Provinsi Sunda Kecil,
Frans Dapangole dan Emanuel Lena sebagai utusan dari Swapraja Nagekeo
mengusulkan Boawae sebagai ibu kota karena lebih berada di tengah. Sedangkan
utusan dari Swapraja Ngada, A. J. Siwemole dan H. Nainawa serta Jan Jos Botha
sebagai Ketua Partai Katolik Ngada mengusulkan Bajawa sebagai ibu kota dengan
pertimbangan sejarah yaitu bahwa Bajawa pernah menjadi ibu kota Onder Afdeling
Ngada dan sudah tersedia rumah jabatan serta kantor-kantor peninggalan Onder
Afdeling Ngada.
Bajawa kemudian ditetapkan menjadi ibu kota Daerah Tingkat II Ngada dengan
Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur, tanggal 12 Juli 1958, dan peresmiannya dilaksanakan pada
tanggal 20 Desember 1958.

Pertelevisian nasional[sunting | sunting sumber]


 Televisi Republik Indonesia (23 UHF)
 RCTI (43 UHF)
 SCTV (13 VHF)
 MNCTV (21 UHF)
 ANTV (25 UHF)
 Indosiar (35 UHF)
 Metro TV (57 UHF)
 Trans 7 (37 UHF)
 Trans TV (41 UHF)
 iNews TV (49 UHF)
 RTV (29 UHF)
 Gramedia TV (45 UHF)
[sembunyikan]

Nusa Tenggara Timur

 Pusat pemerintahan: Kota Kupang


 Gubernur: Viktor Laiskodat
 Wakil Gubernur: Josef Nae Soi
Kategori:
 Kabupaten Ngada
 Ibu kota kabupaten di Nusa Tenggara Timur
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu
Pencarian
Lanjut

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
 Google+
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
 Pranala menurut ID
Bahasa lain
 Deutsch
 English
 中文
Sunting interwiki
 Halaman ini terakhir diubah pada 7 Juni 2019, pukul 09.19.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk
lebih jelasnya.

 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Pengembang

 Penyataan kuki

 Tampilan seluler

WisataNTT
 Beranda
 Informasi
o
o
o
o
 Destinasi Wisata
o








o




o






o
o
o
o
 Seni & Budaya
o
o
o
o
 Fasilitas
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Home Destinasi Wisata Pulau Flores Ngada Bajawa

×
Warning
Failed loading XML file

Bajawa


Published: Saturday, 25 January 2014

Nama Bajawa menurut penuturan masyarakat setempat berasal dari kata bhajawa. Bhajawa adalah nama salah
satu nua yaitu rumah atau kampung terbesar dari 7 kampung yang berada di tepi barat kota Bajawa. Kata bha
artinya piring dan djawa berarti Pulau Jawa atau perdamaian.

 Pesona
 Kegiatan
 Akomodasi
 Kuliner
 Belanja
 Transportasi
Bajawa dengan penduduk sekitar 45.000 meski tidak semodern kota kabupaten lain di Nusa Tenggara Timur
lainnya tetapi cukup cantik alamnya dan juga bersih udaranya. Di sini udaranya cukup dingin dan sejuk tetapi
telah dihangatkan keramahan penduduknya yang bersahabat.
Kota Bajawa dihubungkan jaringan jalan arteri dari kawasan paling timur Pulau Flores yaitu dari Larantuka
melewati kota Bajawa hingga ke bagian Flores Barat yaitu kota Labuan Bajo.
Di kota Bajawa dan sekitar Gunung Inie Rie akan Anda nikmati udara sejuk dan berpanorama alam yang indah.
Bentang alam yang sangat indah tersajikan di sini seperti Laut Sawu di selatan dan Gunung Ebulobo di timur. Di
kota Bajawa sendiri dapat Anda lihat bangunan-bangunan lama berupa gereja yang masih nampak indah dan
terawat sebagai salah satu peninggalan penguasa kolonial.
Adalah Kapiten Christoffel dan pasukan kolonial-nya yang berhasil menguasai Larantuka, Sikka, dan Ende,
pada 27 Agustus 1907. Berikutnya mereka mencoba menaklukkan Ngada. Pergolakan pun terjadi di Rowa, Sara,
Mangulewa, dan Rakalaba tetapi berhasil ditekan hingga 12 September 1907. Akhirnya tahun 1910 seluruh
wilayah Flores dikuasai Pemerintah Kolonial Belanda.
Pemerintahan Hindia Belanda mencoba menerapkan bentuk pemerintahan baru yang belum pernah dikenal oleh
masyarakat Flores, termasuk Ngada yang secara turun temurun mengenal sistem pemerintahan otonom
berbentuk nua, ulu eko, dan woe yang tradisional dan tak ada yang lebih tinggi darinya. Pemerintahan Hindia
Belanda membentuk pemerintahan yang diarahkan agar suku-suku dapat disatukan dimana asalnya selalu
berseteru dan berperang satu sama lain. Pendidikan pun didatangkan dari Larantuka sehingga masyarakat dapat
membaca dan menulis, termasuk belajar agama Katolik.
sumber: www.indonesia.travel

Kemah Tabor Mat...

Kota Bajawa

Pasar Soa, berj...

Pasar Soa

Lainnya...
 Patung dan Makam Pater Conrard Becker, SVD
 Sumber Gas Alam “Karun” Dapur Alam
 Agrowisata Waturaka
 Bumi Perkemahan Sokolo'o
 Kerajinan Tenun Ikat, Gedeg dan Pandai Besi

Share
Save

Hits: 5881
 < Prev
 Next >

JAJAK PENDAPAT
Bagaimana website ini?
Menarik - 60.8%
Biasa saja - 15.8%
Buruk - 11.4%

Total votes: 158


The voting for this poll has ended on: December 31, 2014
View details

STATISTIK WEB
Today559
Yesterday1180
This week3855
This month3855
Total1376612
Thursday, 04 July 2019

WISATA TERPOPULER
 Kolo, Makanan Khas Tradisional Manggarai
 Pulau Rote
 Tradisi Perburuan Ikan Paus di Desa Lamalera
 Air Terjun dan Goa Alam di Sumba Timur
 Kampung Adat Boawae
 Taman Laut 17 Pulau Riung

INFORMASI CUACA

Kupang

sssssssssssss
HEADLINE

Perbedaan Negara Demokrasi dan HAM di Negara Indonesia


05:52:12 pm

Thursday 04th, July 2019 /

5 September,2018

 HOME

 PEMERINTAHAN

 MORAL

 LINGKUNGAN

 PENDIDIKAN
 LEMBAGA NEGARA

 HUKUM

 UUD

 HAM

 POLITIK

Go to...

 Home → Sejarah → 5 Tujuan Bangsa Belanda Datang Ke Indonesia Pada Masa Sebelum Kemerdekaan

5 Tujuan Bangsa Belanda Datang Ke


Indonesia Pada Masa Sebelum
Kemerdekaan
Kita mengenali sejarah bahwa adanya zaman dimana penjajahan belanda berlangsung di
Indonesia. Di dalam pendidikan sejarah, dinyatakan bahwa belanda telah datang ke
indonesia dari tahun 1995 dengan menggunakna 4 rombongan kapal yang awalnya di
pimpin oleh Cornelis de Houtman seperti makna proklamasi. Sebenarnya kedatangan
bangsa belanda ke indonesia ini tidak terjadi begitu saja atau karena kedatangan spontan.
Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka berlayar dan mendatangi
indonesia. Karena alasan inilah mengapa mereka sampai mendatangi bangsa kita dan
berlayar ke Indonesia. Alasan ini juga yang nantinya akan kita bahas dalam artikel ini.

Latar Belakang Bangsa Belanda Datang Ke Indonesia


Jika kita menyadari dan mempelajari sejarah maka kita akan memahami bahwa dasarnya,
wilayah belanda adalah wilayah yang merupakan hasil jajahan oleh orang atau bangsa
spayol. Dimana kota Rotterdam atau pusat tempat perdagangan di Belanda harus membeli
hasil remapah-rempa yang diperjual belikan di kota Lisbon di bagian negara
Portugis. Setelah akhirnya pemerintahan Belanda bisa membebaskan diri dari belenggu
pemerintahan spayol. Maka akhirnya mereka dengan inisiatif dan semangat yang tinggi
mampu mendirikan pasukan untuk langsung mendatangi wilayah Asia yang emmang
digunakan oleh bangsa Spayol untuk mendapatkan rempah-rempah dahulunya.

Dimana Belanda memang sangat berkeinginan dalam mendapatkan rempah-rempah secara


langsung seperti yang di lakukan oleh bangsa Spanyol. Karena Spayol akhirnya juga
melakukan sebuah gebrakan baru dimana mereka bersatu dan mengumpulkan kekuatan
dengan bangsa Portudis pada tahun 1580 dan menyebabkan bangsa Belanda tidak bisa lagi
membeli rempah-rempah yang berpusat di kota Lisbon yang merupakan wilayah Spanyol
yang menjadi musuhnya kala itu. oleh karena keterbatasan tersebut, maka Belanda
melakukan pelayaran dan menghampiri negar yang menjadi sumber penghasil rempah-
rempah terbanyak yang salah satunya adalah Indonesia.

Tujuan Bangsa Belanda Ke Indonesia


Walaupun pada awalnya tujuan mereka adalah dalam pencarian rempah-rempah dan
menemukan wilayah asal penghasil rempah-rempah seperti tugas ppki. namun tujuan ini
kian meluas dan berkembang dengan pesat. Bangsa belanda bahkan melakukan banyak
tindakan kepada bangsa Indonesia. Salah satunya adalah dengan melakukan beragam hal
seperti yang di bawah ini:

1. Mengambil Hasil Rempah-Rempah


Kita tahu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang menghasilkan banyak
rempah-rempah berkualitas. Bahkan ini telah memikat banyak bangsa eropa yang datang
sebelum bangsa Belanda seperti Portugis dan Spayol. Ini merupakan tujuan utama
banyaknya bangsa Eropa yang kerap kali berlayar dan mendatangi bangsa Asia. Karena
kita tahu bahwasanya rempah-rempah kala itu sangat langka di eropa dan mereka hanya
akan memperolehnya dengan cara membeli dari negara lain yang tentunya akan
membutuhkan lebih banyak usaha dan uang.

Tentunya akan lebih mudah mendatangi negara penghasil yang akan membuat mereka
mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara yang lebih mudah dan tentunya akan
lebih murah. Bahkan dengan beragam cara licik mereka bisa mengambil sesukanya dan
bisa menaklukan rakyat pribumi dan melakukan hal yang tidak seharusnya. Memonopoli
perdagangan menjadi hal yang biasa dan tentu saja ini akan menjadi tujuan yang tidak baik
yang kerap mereka lakukan demi keuangan dan demi mendapatkan rempah-rempah
terbaik.

2. Memperkerjakan Tanpa Adanya Upah


Bukan hal yang aneh lagi jika bangsa asing yang kerap datang ke Indonesia melakukan hal
yang tidka baik dan tidak menyenangkan. Mengapa? Kerena kebanyakan dari mereka kala
itu hanya ingin melakukan sesuatu yang mengerikan. Dimana mereka akan melakukan hal
sesukanya seperti menjajah tanpa adanya keprikemanusiaan.

Belanda salah satunya, mereka datang dan memonopoli pemasaran rempah-rempah.


Bahkan kejamnya mereka juga tak segan untuk memperbudak pribumi. Mereka yang kala
itu hidup dimasa penjajahan belanda menjadi saksi bisu dimana bangsa belanda melakukan
beragam hal keji seperti contoh negara netral. Salah satu kekejian yang dilakukan oleh
bangsa belanda adalah dengan mengambil tenaga para pribumi dalam bekerja untuk
mereka namun tanpa adanya upah atau sesuatu yang bisa mereka dapatkan setelah
bekerja sedemikian gigihnya.

Inilah yang dinakan dengan kerja rodi atau yang sering dilakukan oleh para penjajah. Tanpa
adanya rasa kasihan mereka akan selalu memaksa dan mengambil tenaga para rakyat
pribumi yang kala itu masih miskin tanpa daya dan tidak bisa membebaskan diri dari
belenggu penjajahan. Ini merupakan hal yang tidak baik dan tidak wajar dilakukan oleh para
bangsa asing yang memang hanya ingin mencuri dan menikmati hasil kekayaan bangsa
Indonesia dengan beragam cara licik dan tidak bisa dimaafkan.

3. Mengambil Kekayaan Indonesia Dengan Cara Yang Tidak Baik


Salah satu alasan lain mengapa bangsa belanda datang ke Indonesia adalah untuk mencuri
kekayaan dan sumber daya alam bahkan juga sumber daya manusia yang ada di Indonesia.
Bukan tanpa sebab adanya 350 penjajahan bangsa belanda yang ada di Indonesia. Mereka
datang dengan tujuan yang jelas dan makin diperjelas dengan adanya beragam tujuan lain
yang snagat merugikan rakyat indonesia sendiri. Dengan banyaknya tujuan tujuan yang
tidak baik ini memberikan sebuah torehan sejarah yang memilukan bagi rakyat pribumi.
Bangsa indonesia yang kala itu masih sangat primitif selalu diperas dan diperbudak oleh
para penjajah yang silih berganti datang menjajah negeri Indonesia. Belanda juga tak luput
dari daftar hitam para penjajah itu. Bahkan diantara semua penjajah yang pernah menjaajah
negara Indonesia Belandaklah yangmemakan waktu yang paling lama. Ini juga menjadikan
torehan sejarah, dimana Belanda telah banyak mengambil kekayaan Indonesia yang
berharga tanpa ada imbalan balik pada rakyat Indonesai. Ini merupakan kejahatabn besar
yang membuat pubik dan dunia ternganga. Belanda bahkan dengan rakusnya selalu
menggali dan menggali potensi sumber daya alam yang ada dan menjadikannya
keuntungan bagi pihak mereka.

4. Untuk Dijadikan Pegawai dan Orang Yang Bisa Bahasa Mereka


Salah satu penyebab dan tujuan bangsa belanda datang ke indonseia juga tak lain dalam
mendapatkan pekerja yang bisa mereka ajak bekerja sama. Tidak semua masyarakat
pribumi yang dijadikan budak oleh mereka sebagian juga ada yang bermitra kala itu dan
dijadikan sebagai pekerja yang bisa menjadi penterjermah apa yang mereka inginkan dan
harus mereka dapatkan dari para pribumi seperti alasan pembubaran ppki. Kala itu belanda
memiliki beberapa pekerja yang disebut antek-antek belanda yang nantinya akan menjadi
bwahan yang selalu memberikan arahan kepada para budak yang akan melakukan apa saja
demi uang dan kekuasaan. Kebanyakan dari pekerja adalah pemberontak yang rela menjual
kebanggaan dirinya sebagai warga negara hanya untuk kesenangan. Karena mereka yang
berpihak kepada pemerintahan belanda tentunya akan diberikan kemudahan dan segala
kemewahan.

Jadi, belanda tidak akan lagi sulit dalam mendapatkan apa yang mereka inginkan. Karena
semuanya akan mereka dapatkan dengan mudah. Melalui rekan atau partner kerja yang
akan menghandle urusan dengan para rakyat pribumi walaupun ini sama saja menjual hak
dan menjadi pemberontak bangsa, namun sebagian orang kala itu tidak peduli. Jadi mereka
lebih berpihak dan menyembah serta mengagungkan bangsa belanda yang bisa saja
memberikan perlindungan dan hak yang lebih baik kepada mereka. Daripada harus
berkumpul dan menjadi budak kasar yang mati-matian bekerja demi belanda.

5. Untuk Mengambil Semua Jatah Tanpa Bayar


Seperti yang telah dinyatakna sebelumnya bahwa tujuan bangsa belanda datang ke
indonesia hanyalah demi perdagangan yang bisa mereka monopoli sebisanya. bahkan
mereka akan melakuakn beragam hal yang mengerikan demi mendapatkan apa yang
mereka inginkan dari bangsa Indonesia. Termasuk mengabaikan amsalah pemabayaran
dan upah atas jasa yang mereka gunakan seperti fungsi dan tujuan TNI.

Seperti yang orang lain tunjukkan sebelum Belanda tiba, Indonesia terdiri dari banyak
kerajaan kecil dan besar dan Belanda melakukan semacam pemetikan ceri: hanya kerajaan
lemah atau bagian dari kerajaan yang penting untuk rute perdagangan, dan kemudian ke
produksi komoditas. Sejak masa VOC hingga masa Kerajaan Belanda, Belanda tidak
pernah banyak penjajah dan menemukan kehidupan di koloni-koloni tidak menyenangkan,
maka Belanda tidak pernah benar-benar mengambil akar dan memperluas koloni.

Dengan demikian sebagian besar wilayah di Indonesia di luar pelabuhan, hub dan pusat
produksi sering kali tetap berada dalam kepemilikan penguasa lokal sesuatu yang benar-
benar didorong oleh Belanda karena mereka tidak berkepentingan dalam memerintah
sebuah kerajaan besar, mereka terutama berfokus pada memastikan jalur perdagangan dan
pusat-pusat produksi yang sempit. Para penguasa lokal ini sering memiliki kesepakatan
dengan Belanda untuk menjaga kepentingan bersama dan sering bertengkar dengan
penguasa lokal lainnya atas nama Belanda. Tetapi Belanda awalnya datang ke Indonesia
untuk perdagangan rempah-rempah.
Jadi tidak ada yang benar-benar tahu kapan motif itu benar-benar berubah dari
perdagangan menjadi monopoli ke penjajahan. Saya pikir sekitar waktu itu, orang Indonesia
masih sangat naif, bahwa mereka pikir semua orang asing itu akan memperlakukan mereka
dengan adil. Tapi saya kira itu hanya sifat kita sebagai manusia untuk memiliki kebutuhan
untuk ditaklukkan. Tapi ya, penjajahan Belanda berakhir pada 1942 dan digantikan oleh
Jepang. Seperti yand dikatakan, bangsa indonesia sangat naif saat itu. Mencoba untuk
kalah dari satu rubah hanya untuk ditangkap oleh yang lain.

FBTwitterWALinePinterestG+LinkedIn

asal mula kemerdekaan, penjajahan, sejarah kemerdekaan indonesia, tujuan belanda ke indonesia

ARTIKEL TERKAIT
 Sejarah Dan Tujuan Dikeluarkannya Janji Koiso Untuk
Indonesia
 14 Tujuan dan Hak Istimewa VOC Dalam Sejarahnya di
Indonesia
 6 Dampak Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki Paling
Lengkap
 5 Tujuan Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok di
Indonesia – Paling Lengkap
 3 Tujuan Kedatangan Bangsa Spanyol Ke Indonesia Dalam
Masa Penjajahannya
 Previous
 Next

Oleh : Echa Tika

Kategori : Sejarah

SEARCH

ARTIKEL TERBARU
RECENT

 Pengertian Bentuk Negara Konfederasi Dan Contohnya


03 July, 2019

 5 Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas Nasional

03 July, 2019

 5 Alasan Perlunya Identitas Nasional Di Indonesia Yang Penting Untuk Diperhatikan

03 July, 2019

 4 Simbol Identitas Nasional Indonesia Yang Wajib Diketahui

03 July, 2019

 5 Contoh Negara Monarki Parlementer Yang Dapat Dipelajari

01 July, 2019

 Rukun Warga (RW) : Tugas dan Masa Jabatan Ketua

28 June, 2019

 Perbedaan DPRD Tingkat 1 Dan DPRD Tingkat 2 – Wajib Dipelajari!

28 June, 2019

 Contoh Penerapan Pancasila Sebagai Landasan Idiil Dalam Bermasyarakat

26 June, 2019

 Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Pers – Contoh Kasus Media Besar


26 June, 2019

 Contoh Kebebasan Pers Yang Baik – Kasus Negara Maju

21 June, 2019

DOSEN TALKS
Video M4stur84s1 Artis ! Dew

Tentang Kami | Hubungi Kami


Informasi di web ini hanya bersifat informasi dan tidak untuk menggantikan pendapat ahli, dokter, atau
profesional.
2017 © Copyright GuruPpkn.com. All Right Reserve World Wide

Ketentuan Layanan | Kebijakan Privasi | Disclaimer | Adchoices

TO TOP ↑

 1.Portugis (1509-1595 M)
 2.Spanyol (1521-1692 M)
 3.Belanda (1602-1942 M)
 4.Perancis (1806-1811 M)
 5.Inggris (1811-1816 M)
 6.Jepang (1942-1945 M)

[tutup]
Anda juga bisa ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan bebas. Mari bergabung dengan
sukarelawan Wikipedia bahasa Indonesia!

Bajawa (kota)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel atau bagian artikel ini tidak
memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya
tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan
menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat
dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia


Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf
atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Kota Bajawa
Nusa Tenggara Flores

Negara Indonesia

Hari jadi 10 April 2015 (akan berdiri)

Luas

• Total 1.277.81 km2 (493.37 sq mi)

Penduduk

• Total 429 jiwa

Zona waktu WITA

Kecamatan 4

Fauna resmi Kuching, Badak, Kelinci, Kancil & Gorila

Bajawa adalah ibu kota Kabupaten Ngada, NTT. Kota ini terletak di pulau Flores.
Kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 44.000 jiwa.

Daftar isi

 1Nama Bajawa
 2Awal Berdirinya Kota Bajawa Sampai Kemerdekaan
Indonesia(1908-1945)
 3Dari Kemerdekaan Indonesia Sampai Terbentuknya Kabupaten
Ngada (1945-1958)
 4Pertelevisian nasional

Nama Bajawa[sunting | sunting sumber]


Bapak alm H. Nainawa, seorang tokoh dan pemuka adat (meninggal di usia 96
tahun pada tahun 2015) menuturkan bahwa nama Bajawa sebenarnya berasal dari “
Bhajawa ” yaitu nama satu dari antara tujuh kampung di sisi barat Kota Bajawa.
Tujuh kampung yang disebut “ Nua Limazua ” tersebut adalah Bhajawa, Bongiso,
Bokua, Boseka, Pigasina, Boripo dan Wakomenge. Nua Limazua tersebut
merupakan suatu persekutuan “ ulu eko ” yang dikenal dengan “ Ulu Atagae, Eko
Tiwunitu ”.
Nua Bhajawa adalah kampung terbesar dari antara tujuh kampung tersebut dan
merupakan tempat tinggal Djawatay sebagai Zelfbertuurder atau raja pertama dan
Peamole sebagai raja yang kedua. Mungkin karena itulah nama Bhajawa lebih
dikenal dari yang lainnya dan digunakan oleh Belanda sebagai nama pusat
pemerintahan Onder Afdelling Ngada. Bhajawa kemudian berubah menjadi Bajawa
karena penyesuaian pengucapan terutama bagi orang Belanda ketika itu yang tidak
bisa berbahasa daerah dengan benar.
Dari aspek etimologi, kata “ Bhajawa ” terdiri dari “ bha ” yang berarti piring dan “
jawa ” yang berarti perdamaian. Jawa bisa berarti tanah Jawa. Sehingga “ Bhajawa ”
bisa berarti piring perdamaian, bisa juga berarti piring dari Jawa, sama seperti “
Pigasina ” yang berarti pinggan dari Cina.
Dataran di sebelah timur dari tujuh kampung tersebut, yang kemudian menjadi pusat
kota Bajawa, pada mulanya masih merupakan kebun ladang dengan banyak nama
seperti “ Mala ”, “ Ngoraruma ”, “ Surizia ”, “ Umamoni ”, “ Padhawoli ”, “ Ngedukelu ”,
dan lain-lain. Kawasan gereja dan pastoran Paroki MBC bernama Surizia, kawasan
rumah jabatan Bupati, Mapolres dan Kantor Daerah lama bernama Ngoraruma,
kawasan tangsi Polisi dengan nama lain lagi, dan seterusnya.

Awal Berdirinya Kota Bajawa Sampai Kemerdekaan


Indonesia(1908-1945)[sunting | sunting sumber]
Tidak mudah menentukan tanggal, bulan dan tahun lahirnya Kota Bajawa, karena
sulit mendapatkan rujukan tertulis. Walaupun demikian, penuturan Bapak H.
Nainawa dan beberapa sumber lain dapat sedikit menyingkap kisah awal Kota
Bajawa.
Kota Bajawa dirintis oleh penjajah Belanda. Pada tahun 1907 di bawah pimpinan
Kapiten Christoffel, setelah menguasai Larantuka dan Sikka, Belanda mengadakan
aksi militer untuk menguasai wilayah Ende, Ngada dan Manggarai. Pada 10 Agustus
1907, pasukan Christoffel tiba di Ende dan hanya dalam waktu sekitar 2 minggu
berhasil mengalahkan Rapo Oja dari Woloare dan Marilonga dari Watunggere serta
menguasai wilayah Ende. Pada 27 Agustus 1907, pasukan Christoffel mulai
melakukan agresi militer ke wilayah Ngada. Sesudah pertempuran di Rowa, Sara,
Mangulewa dan Rakalaba, pada 12 September 1907 Bajawa menyerah. Di Bajawa
pasukan Belanda menempati lokasi di pinggir kali Waewoki (sekitar rumah potong
hewan sekarang) karena dekat mata air Waemude sebagai sumber air minum.
Dalam waktu 3 bulan pasukan Christoffel berhasil menguasai seluruh wilayah Ngada
dan selanjutnya pada 10 Desember 1907 seluruh wilayah Manggarai dikuasainya.
Setelah pemberontakan Marilonga dapat dipadamkan pada tahun 1909 maka pada
tahun 1910 seluruh wilayah Flores takluk kepada pemerintah Kolonial Belanda.
Belanda mulai mengatur pemerintahan yang pada mulanya bersifat militer di bawah
pejabat militer yang disebut “ Gezaghebber ”, kemudian bersifat sipil di bawah
pejabat sipil yang disebut “ Controleur ”. Kapiten Spruijt yang menggantikan
Christoffel diangkat sebagai Gezaghebber Ende, van Suchtelen menjadi
Gezaghebber Lio, dan Couvreur menjadi Gezaghebber mulai dari wilayah
Nangapanda, Ngada, sampai Manggarai.
Agar kegiatan pemerintahan penjajah lebih tertib, keamanan lebih terkontrol dan
pemungutan pajak serta kerja rodi yang sebelumnya tidak dikenal oleh masyarakat
Ngada, dapat terlaksana dengan baik, Belanda membentuk suatu sistem
pemerintahan baru yang sangat berbeda dengan sistem tradisional. Sebelumnya,
masyarakat Ngada hidup berkelompok dalam “ ulu eko ”, “ nua ” dan “ woe ” yang
bersifat otonom dan tidak ada struktur yang lebih tinggi di atasnya. Demi efektivitas
penjajahan, dibentuklah struktur baru di atasnya yaitu “ Zelfbesturende Landschap ”
atau “Landschap Bestuur” yang dipimpin oleh seorang “ Zelfbestuurder ” atau raja
yang diangkat oleh Belanda dari antara pemuka masyarakat setempat yang paling
berpengaruh.
Pada tahun 1912, di seluruh Flores terdapat 27 Landschap Bestuur dan di wilayah
Ngada terdapat 6 Landschap Bestuur yaitu Landschap Bestuur Ngada di bawah
Djawatay, Nage di bawah Roga Ngole, Keo di bawah Moewa Tunga, Riung di bawah
Petor Sila alias Poewa Mimak, Tadho di bawah Nagoti, dan Toring di bawah Djogo.
Pada 1 April 1915, menurut Indisch Staatsblad Nomor 743, Afdeling Flores dibentuk
dipimpin seorang Asistant Residen berkedudukan di Ende, membawahi 7 Onder
Afdeling, termasuk Onder Afdeling Ngada. Onder Afdeling Ngada dengan ibu
kotanya Bajawa terdiri dari 4 Landschap Bestuur yaitu Ngada dipimpin Djawatay,
Nage dipimpin Roga Ngole, Keo dipimpin Moewa Tunga dan Riung dipimpin Petor
Sila. Sedangkan Tadho dan Toring yang sebelumnya berdiri sendiri, bergabung
dengan Riung. Karena pada tahun 1916-1917 terjadi perang Watuapi dipimpin
Nipado, maka pengangkatan menjadi Bestuurder ( raja ) melalui penandatanganan
Korte Verklaring ( perjanjian pendek ) sebagai pernyataan takluk kepada kerajaan
Belanda baru dapat dilakukan pada 28 November 1917. Sebelum penandatanganan
Korte Verklaring tersebut, Bestuurder (raja) diangkat dengan Keputusan Pemerintah
( Government Besluit ).
Pada tahun 1931/1932 struktur pemerintahan penjajahan Belanda di wilayah Ngada
adalah Onder Afdeling Ngada berpusat di Bajawa dipimpin oleh Controleur (seorang
Belanda), mencakupi 3 Landschap Bestuur yaitu Ngada dengan ibu kota Bajawa,
Nagekeo di Boawae dan Riung di Riung. Landschap Bestuur Keo dan sebagian
komunitas masyarakat adat Toto bergabung dengan Nage, menjadi Landschap
Bestuur Nagekeo berpusat di Boawae.
Pada tahun 1938 struktur pemerintahan penjajahan Belanda di Flores dan di wilayah
Ngada mengalami penyempurnaan disesuaikan dengan Inlandsche Gemmente
Ordonantie Buitengewesten ( IGOB ) yang dimuat dalam Ind. Stb. 1938 Nomor 490
jo Ind. Stb. 1938 Nomor 681. Struktur baru tersebut adalah Onder Afdeling Ngada
dipimpin oleh Controleur ( orang Belanda ) mencakup 3 Landschap Bestuur yaitu
Ngada, Nagekeo dan Riung masing-masing dipimpin raja. Di bawah Landschap
Bestuur adalah Gemmente / Haminte dipimpin oleh Kepala Haminte / Kepala Mere
atau Gemmente Hoofd yang membawahi kampung-kampung yang dipimpin oleh
kepala kampung.
Sebenarnya pada mulanya Belanda memilih Aimere sebagai ibu kota Onder
Afdelling Ngada karena mudah dijangkau melalui laut, sedangkan Bajawa dengan
udaranya yang sejuk dan ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut disiapkan dan
memang sangat cocok untuk tempat peristirahatan. Di Bajawa dibangun 3 buah
pesanggrahan ( penginapan ) yaitu pada bekas Kantor Kecamatan Ngadabawa,
Mapolres Ngada dan Kantor Banwas Ngada sekarang. Tanah tempat bangunan
pesanggrahan tersebut ditunjuk oleh Djawatay yang ketika itu diangkat menjadi
Bestuurder Landschap Ngada. Bajawa kemudian ditetapkan sebagai ibu kota Onder
Afdeling Ngada mungkin dengan pertimbangan bahwa Bajawa lebih di tengah untuk
bisa menjangkau wilayah Riung dan Nagekeo, sedangkan Aimere terlalu di pinggir
barat. Ketika terbentuk Onder Afdeling Ngada pada 1 April 1915 dan Bajawa
ditetapkan sebagai ibu kotanya, maka pesanggrahan pada bekas Kantor Kecamatan
Ngadabawa dijadikan kantor, pada Mapolres Ngada sekarang menjadi tempat
tinggal Gezaaghebber / Controleur dan pada Kantor Banwas sekarang tetap menjadi
pesanggrahan. Kantor Controleur kemudian dibangun dari kayu pada sisi timur
pesanggrahan ( pada lokasi Kantor Dinas Pendapatan sekarang ). Sangat
disesalkan bangunan bersejarah tersebut, yang kemudian juga digunakan sebagai
gedung DPRD Kabupaten Ngada telah diruntuhkan dan kini berganti dengan
bangunan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Ngada. Sedangkan Kantor
Bestuurder ( raja ) dibangun di Kampung Bajawa.
Ketika Belanda mulai menjajah wilayah Ngada secara fisik, mereka menemukan
kehidupan masyarakat masih sangat sederhana bahkan primitif serta sering
bergolak karena terjadinya pertikaian antara suku. Untuk itu, Belanda berupaya
mendirikan sekolah rakyat, selain untuk menjalankan “ politik etis “ pemerintah
Belanda, juga agar masyarakat dapat baca-tulis, tidak primitif, dan juga
memperhalus budi dan perilaku sehingga mengurangi pertikaian antar suku serta
mengurangi pola pikir yang tidak rasional ( takhiul atau percaya sia-sia ).
Pada tahun 1908 Gezaaghebber Couvreur menyurati Misionaris Jesuit di Larantuka
untuk mengirimkan guru ke Flores bagian barat, termasuk ke Bajawa, namun belum
dikabulkan. Pada tahun 1911 Gezaaghebber Koremans dan Controleur Hens
menyurati lagi Misionaris Jesuit di Larantuka dengan maksud yang sama. Pada
tahun 1912 Misionaris Jesuit di Larantuka melalui Panitia Persekolahan Flores (
School Vereniging Flores ) yang baru dibentuk, mengirimkan seorang guru bernama
Johanes Patipeilohy dan pada tahun yang sama membuka sekolah rakyat yang
pertama untuk Onder Afdeling Ngada dengan nama Sekolah Rakyat Katolik Bajawa.
Sekolah pertama ini menggunakan gedung yang sekarang ini menjadi Kantor PWRI
di Jalan Gajah Mada. Pada tahun 1915 datang lagi dari Larantuka seorang guru
bernama Markus Fernandez.
Kedua guru tersebut sekaligus menjadi Misionaris Awam Katolik pertama untuk
Bajawa. Tercatat pada 19 Oktober 1915, Mgr. Petrus Noyen, SVD, dalam kunjungan
pertamanya ke Bajawa, mempermandikan 28 orang anak sekolah menjadi orang
Katolik pertama di Bajawa hasil didikan kedua guru tersebut. Mgr. Petrus Noyen,
SVD menginap di pesanggrahan / tempat kediaman Controleur. Pada 28 April 1920,
Mgr. Petrus Noyen, SVD bersama Pater J. de Lange, SVD dan Pater J. Ettel, SVD
kembali mengunjungi Bajawa melalui Aimere dengan kapal KPM. Pada hari Minggu
9 Mei 1920 sebelum Pentekosta ada perayaan Komuni Pertama dan Krisma yang
didahului dengan permandian 30 anak. Pater Ettel mencatat peristiwa itu sebagai
berikut: “ Dari dekat dan jauh semua anak sekolah berdatangan bersama guru-guru
mereka. Bajawa penuh dengan kuda. Upacara berlangsung dengan gemilang,
belum pernah orang menyaksikan peristiwa semacam itu. Putera sulung Hamilton (
Gezaaghebber Onder Afdeling Ngada ) termasuk anak-anak yang menerima Komuni
Pertama, ayah dan puteranya sama-sama menerima Sakramen Penguatan
(Krisma), suatu hal yang memberi kesan yang sangat mendalam. Di halaman
Gezaaghebber diselenggarakan suatu perjamuan pesta. Juga semua kepala desa /
kampung diundang.”
Karena perkembangan umat Katolik sangat pesat, maka pada 11 Oktober 1921
berdirilah Paroki Mater Boni Consilii Bajawa, dengan Pastor Paroki pertama Pater
Gerardus Schorlemer, SVD. Paroki yang baru ini belum memiliki gedung gereja,
sehingga peribadatan dilakukan di gedung SRK Bajawa. Pada tahun 1922 sebuah
gereja kecil di bangun pada lokasi gedung Patronat MBC yang lama. Pada 19 Juni
1928 Paroki MBC Bajawa menerima surat resmi dari kantor Van Inland Zelfbestuur
yang ditandatangani oleh Raja Peamole yang menyerahkan sebidang tanah untuk
membangun gedung gereja, pastoran dan kebutuhan lain bagi umat Katolik Paroki
MBC Bajawa. Selanjutnya pada Oktober 1928, dimulailah pembangunan gedung
gereja oleh seluruh umat dipimpin oleh Bruder Fransiskus, SVD. Bangunan gereja
bergaya Gotik tersebut rampung dan diresmikan dalam upacara pemberkatan
meriah oleh Mgr. Arnold Vestraelen, SVD pada 30 Mei 1930. Sedangkan pastoran
MBC baru mulai dibangun pada 14 April 1937 dipimpin oleh Bruder Coleman, SVD.
Ketika itu masih sering terjadi pembunuhan akibat pertikaian antar suku. Karenanya,
untuk menampung para hukuman, pemerintah membangun rumah tahanan atau
penjara atau karpus yang dalam bahasa setempat menyebutnya “bui” atau “baru
dheke”. Pada mulanya rumah tahanan dibangun darurat berdinding seng pada lokasi
yang kemudian dibangun pasar (sekarang menjadi kantor Dinas Nakertrans). Sekitar
tahun 1918, rumah tahanan berpindah lokasi ke depan tangsi Polisi dan dibangun
permanen. Gedung tersebut sampai sekarang masih terjaga.
Untuk menjaga keamanan wilayah, di Bajawa ditempatkan sejumlah tentara. Untuk
itu, dibangun tangsi tentara Belanda yang selanjutnya sekitar tahun 1939 beralih
menjadi tangsi Polisi sampai sekarang. Sedangkan Mapolres yang ada sekarang
adalah bekas pesanggrahan yang kemudian menjadi tempat kediaman
Gezaaghebber.
Sebuah rumah sakit dibangun dalam bentuk bangunan kayu. Bangunan ini
kemudian pernah menjadi Kantor Departemen Penerangan Kabupaten Ngada dan
sekarang telah diruntuhkan dan dibangun rumah dinas. Lokasi rumah sakit
kemudian berpindah ke arah timur pada tempat Kantor Bappeda Ngada di Jalan
Gajah Mada sekarang.
Kawasan perdagangan terletak pada sisi barat kota. Pada bekas bangunan darurat
rumah tahanan dibangun pasar Bajawa, yang ketika pasar berpindah ke lokasi yang
baru sekarang, bangunan pasar lama tersebut setelah direnovasi, digunakan
berturut-turut sebagai kantor Dinas P dan K, Dinas PU, Kantor Departemen P dan K
dan terakhir ditempati oleh Dinas Nakertrans. Kompleks pertokoan berada pada
sepanjang Jalan Peamole sekarang.
Untuk kebutuhan pegawai, pemerintah Belanda membangun sejumlah rumah
pegawai yang sekarang berada di Jalan Imam Bonjol, Jalan Gajah Mada, dan jalan
di belakang Kantor Dinas Perkebunan menuju ke arah pasar Bajawa sekarang.
Sedangkan rumah tinggal Controleur yang dibangun sekitar tahun 1928-1930,
hampir bersamaan waktunya dengan pembangunan gedung Gereja Paroki MBC
Bajawa, kini menjadi rumah jabatan Bupati Ngada.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum, diambil air dari sumber mata air Waereke
dan dibangun pula bak penampungan yang kini masih berdiri di depan TKK
Bhayangkari Bajawa.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pekuburan, sekitar tahun 1930, dibuka pekuburan
Katolik pada lokasinya sekarang ini.
Perkembangan kota Bajawa yang bergerak ke arah utara dan timur, mengakibatkan
“ Nua Limazua ” yang sebelumnya menjadi pusat pemukiman berada di pinggir kota.
Di samping itu, sering terjadinya kebakaran yang menghanguskan hampir semua
rumah adat, terutama di kampung Bhajawa, Bokua dan Boseka, menyebabkan
mereka mulai berpindah ke lokasi yang baru mengikuti arah perkembangan kota
Bajawa. Sekitar tahun 30-an kampung Bokua dan Boseka berpindah ke arah timur
pada lokasi sekitar Kantor Kelurahan Tanalodu sekarang dan sesudahnya berpindah
lagi ke arah selatan kaki bukit Pipipodo, pada lokasi kampung Bokua dan Boseka
sekarang. Kampung Bongiso berpindah ke arah utara bergabung dengan
Wakomenge yang turun dari puncak bukit Wolowakomenge ke tempatnya sekarang.
Kampung Pigasina berpindah ke arah timur berdampingan dengan kampung Boripo
sekarang. Sedangkan sebagian dari warga kampung Bajawa berpindah ke arah
timur membentuk kampung Bajawa B, berlokasi di sekitar Kantor Kelurahan
Tanalodu sekarang dan kampung Bajawa C, berlokasi di kawasan Rumah Tahanan
Bajawa sekarang.
Dalam struktur pemerintahan ketika itu, kawasan kota Bajawa termasuk dalam
wilayah Haminte Ngadabawa dengan kepala haminte atau kepala mere yang
pertama Waghe Mawo yang kemudian diganti oleh Nono Ene. Wilayah Haminte
Ngadabawa meliputi kawasan kota Bajawa dan kampung sekitarnya yaitu Bhajawa,
Bokua, Boseka, Bongiso, Boripo, Pigasina, Wakomenge, Wolowio, Beiposo,
Likowali, Warusoba, Watujaji, Bowejo, Bosiko, Bejo, Bobou, Fui, Seso dan Boba.
Setelah kemerdekaan, Nono Ene digantikan oleh Thomas Siu sebagai Kepala Mere
Ngadabawa melalui pemilihan langsung. Menjelang pembentukan Daerah Tingkat II
Ngada, Thomas Siu diganti oleh Paulus Maku Djawa.

Dari Kemerdekaan Indonesia Sampai Terbentuknya


Kabupaten Ngada (1945-1958)[sunting | sunting sumber]
Sampai kemerdekaan tahun 1945, kawasan kota Bajawa hanya terdiri dari kompleks
gereja dan pastoran Paroki MBC, lapangan, rumah jabatan Controleur,
pesanggrahan, kantor Controleur, Sekolah Rakyat Bajawa, rumah sakit lama, pasar
lama, kompleks pertokoan lama, rumah penjara, tangsi Polisi dan sejumlah rumah
dinas pegawai. Pemukiman penduduk berada di luar kawasan kota pada kampung-
kampung sebagaimana digambarkan di atas.
Perkembangan kawasan kota Bajawa setelah kemerdekaan tahun 1945 sampai
tahun 1950 berjalan sangat lambat. Keadaan Negara Indonesia yang berada dalam
masa perang kemerdekaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kota
Bajawa. Hampir tidak ada perkembangan. Setelah pada tahun 1950 Indonesia
kembali menjadi negara kesatuan dan suasana perang berakhir, kota Bajawa mulai
sedikit bertumbuh.
Pada 5 Desember 1953, para Suster Karmel Tak Berkasut membuka biara di
Bajawa. Mereka langsung menempati pintu masuk kota Bajawa. Kehadiran para
Suster Karmel Tak Berkasut dengan Klausura Agung di Bajawa, dengan doa dan
keteladanan mereka, membawa nuansa yang khas bagi kota Bajawa dan
perkembangan Gereja Katolik di Bajawa dan sekitarnya.
Pada tahun 1954, SRK Bajawa II ( sekarang SDK Kisanata ) didirikan. Bersamaan
dengan itu, SRK Bajawa I ( sekarang SDK Tanalodu ) yang dibangun pada tahun
1912 berpindah lokasi ke tempat sekarang. Kedua sekolah tersebut akhirnya berdiri
berdampingan, SRK Bajawa I untuk anak laki-laki dan SRK Bajawa II untuk anak
perempuan.
Pada bulan Januari 1955, Yayasan Vedapura yang berdiri di Ende membuka Kantor
Cabang Vedapura di Bajawa. Yayasan ini menangani persekolahan Katolik untuk
seluruh wilayah Ngada, Nagekeo dan Riung, dan menempati kantornya sampai
sekarang di Jalan Sugiopranoto Bajawa. Selain Yayasan Vedapura, berdiri pula
Yayasan Sanjaya yang mendirikan SMPK Sanjaya Bajawa pada 1 Agustus 1955,
sebagai SMP yang pertama untuk kota Bajawa dan menempati lokasi pada SMPN I
Bajawa sekarang.
Pada 4 Maret 1957, para Suster FMM memulai karya mereka di bidang pendidikan,
kesehatan dan karya sosial lainnya di Bajawa. Mereka membangun biara di luar
kawasan kota bagian utara, pada lokasi yang mereka tempati sekarang di Jalan Yos
Sudarso.
Luas kawasan pusat kota Bajawa mengalami sedikit perkembangan dengan
kehadiran biara Karmel, SMPK Sanjaya, Susteran FMM dan SRK Bajawa II. Pada
saat ditetapkan menjadi ibu kota Daerah Tingkat II Ngada, kawasan pusat kota
Bajawa adalah utara dengan biara FMM, selatan dengan biara Karmel, timur dengan
SMP Sanjaya dan pekuburan Katolik, barat dengan kali Waewoki, yang kini kita
kenal sebagai “ down town ” atau kota lama.
Mengenai terpilihnya kota Bajawa menjadi ibu kota Daerah Tingkat II Ngada, H.
Nainawa menuturkan bahwa pada mulanya Bajawa bersaing ketat dengan Boawae
sebagai calon ibu kota Daerah Tingkat II Ngada yang akan dibentuk. Dalam suatu
pertemuan pada awal tahun 1958 di rumah jabatan Bupati sekarang yang dipimpin
oleh Don J. D. da Silva yang ketika itu sebagai pejabat dari Provinsi Sunda Kecil,
Frans Dapangole dan Emanuel Lena sebagai utusan dari Swapraja Nagekeo
mengusulkan Boawae sebagai ibu kota karena lebih berada di tengah. Sedangkan
utusan dari Swapraja Ngada, A. J. Siwemole dan H. Nainawa serta Jan Jos Botha
sebagai Ketua Partai Katolik Ngada mengusulkan Bajawa sebagai ibu kota dengan
pertimbangan sejarah yaitu bahwa Bajawa pernah menjadi ibu kota Onder Afdeling
Ngada dan sudah tersedia rumah jabatan serta kantor-kantor peninggalan Onder
Afdeling Ngada.
Bajawa kemudian ditetapkan menjadi ibu kota Daerah Tingkat II Ngada dengan
Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur, tanggal 12 Juli 1958, dan peresmiannya dilaksanakan pada
tanggal 20 Desember 1958.

Pertelevisian nasional[sunting | sunting sumber]


 Televisi Republik Indonesia (23 UHF)
 RCTI (43 UHF)
 SCTV (13 VHF)
 MNCTV (21 UHF)
 ANTV (25 UHF)
 Indosiar (35 UHF)
 Metro TV (57 UHF)
 Trans 7 (37 UHF)
 Trans TV (41 UHF)
 iNews TV (49 UHF)
 RTV (29 UHF)
 Gramedia TV (45 UHF)
[sembunyikan]
Nusa Tenggara Timur

 Pusat pemerintahan: Kota Kupang


 Gubernur: Viktor Laiskodat
 Wakil Gubernur: Josef Nae Soi

Kategori:
 Kabupaten Ngada
 Ibu kota kabupaten di Nusa Tenggara Timur
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu
Pencarian
Lanjut

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
 Google+
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
 Pranala menurut ID
Bahasa lain
 Deutsch
 English
 中文
Sunting interwiki
 Halaman ini terakhir diubah pada 7 Juni 2019, pukul 09.19.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk
lebih jelasnya.

 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Pengembang

 Penyataan kuki

 Tampilan seluler

 KATEGORI



 TERPOPULER
 TERBARU
 PILIHAN EDITOR
 TOPIK PILIHAN
 VIDEONEW
 EVENT
 AFFILIATIONNEW

Iskandar Zulkarnain
FOL LOW
Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.
Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd',
'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku
Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah.
Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik bloghttp://www.iskandarzulkarnain.com
SELANJUTNYA
SOSBUD PI LI HAN

Seminari Mataloko yang


Menyejukan dan Mencerahkan
1 Agustus 2016 08:42 Diperbarui: 1 Agustus 2016 08:55 480 9 11

Penulis di Depan Asrama Seminari St Yohanes Berkhmans Mataloko (dok.Pribadi)

Sabtu sore itu, ada rencana berkunjung ke Danau Kelimutu. Semua rencana
kunjungan sudah dipersiapkan matang. Kamera, kendaraan, perbekalan. Termasuk
jam berangkat dari Nagekeo. Agar tiba di Kelimutu jam enam pagi, kami
berencana berangkat jam tiga pagi.

Namun, ditengah persiapan pergi malam minggu itu. Ada berita, ada hal yang lebih
urgent untuk dikerjakan di Bajawa. Maka, berubahlah arah perjalanan, dari
awalnya ke Kelimutu menjadi ke kota Bajawa. Tak ada masalah, dua-duanya
belum pernah saya kunjungi.

Perjalanan pagi itu, seperti perjalanan hari-hari sebelumnya, kendaraan asyik


meliuk-liuk mengikuti jalanan yang tak pernah lurus, berbelok ke kiri dan kanan,
mengikuti alur perbukitan sepanjang perjalanan. Di sisi jalan yang satu jurang,
sementara sisi jalan yang lain tebing, tanpa pagar pengaman, kecuali tanaman
perdu. Sungguh “ngeri-ngeri sedap”. Gambaran singkatnya seperti perjalanan di
daerah Puncak plus jurang menganga. Dan itu, terjadi sepanjang perjalanan.
Semantara di setiap keloknya Gunung Inerie terlihat selalu mengawasi perjalanan
kami.

Penulis bersama Pastor dan Suster (dok.Pribadi)

Tiba di daerah berhawa sejuk, yang bernama Mataloko, setengah jam menjelang
masuk kota Bajawa, saya dikejutkan dengan hadirnya sekolah seminari menengah
“Santo Yohanes Berkhmans”. Kendaraan saya hentikan, perjalanan ke Bajawa
sementara di tunda. Kesempatan langka ini tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Inilah, catatan yang saya peroleh dari Seminari “Santo Yohanes Berkhmans” untuk
pembaca sekalian.
Minggu pagi itu, jam baru baru saja menunjukkan pukul 10.30. suasa seminari
Santo Yohanes Berkhmans atau yang akrab dipanggil masyarakat dengan Seminari
Mataloko terlihat sepi dari luar seperti hari-hari biasanya. Saya yang sedang
mengabadikannya bentuk fisik sekolah, lalu menuju Gerbang utama, dengan tujuan
sama, mengabadikannya.

Tiba-tiba saya dikejutkan dengan keluarnya serombongan suster-suster di


dampingi seorang Pastor. Pucuk dicinta ulam tiba. ada kesempatan untuk berfoto
bersama dengan suster dan Pastor, sekaligus ada tempat untuk bertanya tentang
hal-ikhwal seminari Mataloko dari sumber yang dapat dipercaya.

Plank Nama Seminari St Yohanes Berkhmans Mataloko (dok.Pribadi)

Bangunan kokoh Seminari yang menggambarkan sentuhan Belanda itu, ternyata


menjawab pertanyaan saya. Ternyata, Seminari Mataloko didirikan pada tanggal
15 September 1929, dengan visi melahirkan siswa yang unggul dalam hal
pengetahuan (scientia), kekudusan (santitas), kesehatan (sanitas), kebajikan
(sapientia) dan kehidupan social (socialitas).
Berbeda dengan sekolah seminari yang saya kenal selama ini, pada Seminari
Mataloko ternyata siswanya bukan hanya mereka yang setara SMA saja, melainkan
ada juga yang setara dengan SMP.

Ide awalnya, sekolah seminari ini, berawal dari niat luhur Mgr A.Verstraelen,
SVD. Lalu ide awal itu, mulai diwujudkan oleh Pater Fransiskus Cornelissen,
SVD dengan membangun seminari kecil di Maumere, kabupaten sikka pada tahun
1926. Lalu dengan pertimbangan untuk lebih memajukan dan mengembangkan
pendidikan, sekolah itupun dipindahkan ke Mataloko kabupaten Ngada yang
berjarak 264 km dari Maumere pada tahun 1929.

Pastor dan Suster di depan Seminari St Yohanes Berkhmans Mataloko (dok.Pribadi)

Dengan peristiwa perpindahan lokasi ini, maka tanggal 15 September 1929


dinyatakan sebagai titik awal Seminari St Yohanes Berkhmans Mataloko berkarya.
Dengan begitu, hingga kini, sudah 87 tahun sudah, kiprah Seminari St Yohanes di
bumi Flores.
Ribuan alumnus telah dilahirkan, tak terbilang Pastur sudah dihasilkan, dan enam
belas Uskup telah yang telah dilahirkannya. Agaknya, hal demikian, akan tetap
berlangsung selama seminari ini tetap eksis dalam pendidikannya.

HALAMAN :
1. 1
2. 2

3.
LIHAT SEMUA

Sistem zonasi adalah solusi!

Bebaskan calon siswa memilih sekolahnya

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) DENGAN SISTEM ZONASI,


SEBUAH SOLUSI?
KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL

seminaristyohanesberkhmansmataloko

matalokokabupatenngada

seminaristyohanesberkhman

iskandarzulkarnain

regional

kompasiana

RESPONS : 0
REKOMENDASI

Ada 2 Keputusan Kejutan Mahkamah Konstituasi…

Disponsori
Jika lutut dan pinggul terasa sakit, ambillahasia-secrets.com

Disponsori
A Browser Designed for Privacy and Speed (Not Ads…Browser Guides

Prediksi: Putusan MK akan Meminta KPU…

Disponsori
Migliaia di italiani stanno acquistando gli orologi…CODE41 Watches
Recommended by

REKOMEND ASI UNTUK AND A

POWERED BY

Lima Tahun Ngompasiana, Apa yang Didapat?

Susy Haryawan
412

Cukup IG dan Kompasiana

Mochamad Syafei
18

Tergerusnya Tradisi Colok-colok Malam Songo

M Andrea
41

Puluhan Nyaris dalam Kamarmu

Livia Halim
260

Ini Soal Sebab, Kawan

Iskandar Zulkarnain
88
Puisi | surga yang Kosong

Niko Nababan
102
BERI NILAI
AKTUAL

BERMANFAAT

INSPIRATIF

MENARIK

MENGHIBUR

TIDAK MENARIK

UNIK

NILAI TERBANYAK

INSPIRATIF

Edy Priyatna
AKTUAL

Latifah Maurinta
INSPIRATIF

Bambang Setyawan
INSPIRATIF

Axtea 99
INSPIRATIF

Mike Reyssent
MENARIK

Joko P
INSPIRATIF

YAKOB ARFIN
MENARIK

Boris Toka Pelawi


AKTUAL

Roman Rendusara
INSPIRATIF

BERI KOMENTAR

Latifah Maurinta

2 Oktober 2016 09:50 2 tahun lalu

Seminari Mataloko. Semoga dapat selalu bertahan dan terus berkembang. Meski saya Non
Katholik, saya suka mengeksplor dan memperdalam hal-hal positif tentang agama satu ini
tanpa meninggalkan agama saya.
0 Balas Laporkan

Bambang Setyawan

1 Agustus 2016 21:58 2 tahun lalu

Salatiga juga ada Seminari mas, tapi blm sempat mengupasnya


0 Balas Laporkan

Iskandar Zulkarnain

1 Agustus 2016 23:11 2 tahun lalu

Ditunggu pembahasan tentang Seminari di Salatiga pak Bambang...


salam,IZ
Balas Laporkan

Axtea 99

1 Agustus 2016 15:58 2 tahun lalu

Aamin YRA. TFS uda IZ n salam hangat yak.


0 Balas Laporkan

Iskandar Zulkarnain

1 Agustus 2016 16:03 2 tahun lalu

semoga demikian pak Axtea..


salam,IZ
Balas Laporkan

Mike Reyssent

1 Agustus 2016 13:08 2 tahun lalu

Mas IZ...
Dari penampaknya udah jelas adem...
0 Balas Laporkan

Iskandar Zulkarnain

1 Agustus 2016 14:38 2 tahun lalu

ditambah lokasinya di daerah yang berhawa sejuk Mbak Mike..


Balas Laporkan

Roman Rendusara

1 Agustus 2016 09:20 2 tahun lalu

terima kasih Pak Iskandar, sudah menulis tentang almamater kebanggaan. Seminari Mataloko
salah satu lembaga pendidikan yng menekankan ‘sapientia et virtus’ (kebijaksanaan dan
kebajikan). Pola asuh asrama yang human dan menekankan kedisiplinan. Selain menjadi
pastor Katolik, banyak alumni yg berkiprah di pentas nasional, terutama penulis, media dan
jurnalisme. Salam hangat Pak
0 Balas Laporkan

Iskandar Zulkarnain

1 Agustus 2016 09:46 2 tahun lalu

Suprise.... bertemu dengan salah satu alumni Seminari Mataloko Bung Roman.
saya juga dengar, kompas suka memberikan pelatihan menulis di seminari Mataloko,
wajar jika lahir penulis-penulis dari seminari Mataloko.
Salam,IZ
Balas Laporkan

Boris Toka Pelawi

1 Agustus 2016 09:30 2 tahun lalu

mantap mass
0 Balas Laporkan

Iskandar Zulkarnain

1 Agustus 2016 09:44 2 tahun lalu

Terima kasih Bang Bo untuk kunjungannya..


salam,IZ
Balas Laporkan

KIRIM
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana

Daftar

FEATU RED ARTI CLE

Antara Saya, Fatin, Via Vallen dan Nissa Sabyan


Dody Kasman
8513

TERPOPULER

Menakar Peluang Prabowo di Pilpres 2024


Neno Anderias Salukh
751

Kembali, Jokowi Jadi Sampul Majalah Arab Saudi


Marius Gunawan
694

Spider-Man: Far From Home, Penutup Fase 3 MCU yang Manis dan Menghibur
Yonathan Christanto
611

Rebutan Jabatan Menteri di Kabinet Jokowi Jilid II


Ign Joko Dwiatmoko
531
Menggugat Nyali Partai Golkar!
Indra J Piliang
468

NILAI TERTI NGGI

Warna Baru di Hidupku


Lusy Mariana Pasaribu

[Serial Calvin, Jose, Alea] Malam Kembang Setitik Duka


Latifah Maurinta

NIK | "Unforgettable Moment" [14]


zaldy chan

Cara Mengungkapkan Kelebihan dan Kelemahan dalam Wawancara


Irwan Rinaldi Sikumbang

Spider-Man: Far From Home, Penutup Fase 3 MCU yang Manis dan Menghibur
Yonathan Christanto

TERB ARU

Sudahlah, Gerindra dan PKS Tetap saja di Oposisi


Eep Saepulan Bernama
0

Akankah Nasib Lieke Martens Lebih Baik dari Lionel Messi?


Deddy Husein Suryanto
0

KABINET : KAlangan Ber Intelektual dan NETral


dasilva ari
1

Aktivitas sehari-hari penyandang disabilitas Roemah Difabel Semarang


Veri TugasProvitasari
0

Perdamaian Jokowi - Prabowo Untuk 2024?


Negara KITA
1

ARTIKEL UT AM A

Sate Domba Dipanggang dengan Batu, Menyantapnya Bikin Gregetan!


Bozz Madyang
177

Perlu "Grand Design" untuk Optimalkan Nilai Ekonomi Akuakultur


Cocon
81

Peredaran Vape Dilarang di Amerika, Bagaimana di Indonesia?


Yupiter Gulo
101

Peru Tantang Brasil, Ini Jadwal Final Copa America 2019


Lukas Rahman
82

[Event Cerita Mini] Ketika Aku Kecil


Fiksiana Community
179

SOCIAL STREAM
Beyond Blogging
KOMPAS.com: Menurut SBY, saat istrinya dalam kondisi kritis, dia sempat memanjatkan doa di
telinga istrinya yang juga didengar dan disaksikan anak menantunya.
KOMPAS.com: Saat pertemuan pertama, jantung SBY tiba-tiba berdegup kencang. Sementara pipi
Ani merah merona tersipu malu.
[HEADLINE] Mengenal kain tenun dan sasando dari Rote #HLKompasiana
[HEADLINE] Kanker darah atau blood cancer sebenarnya dibagi menjadi tiga yaitu leukemia,
limfoma, dan myeloma. #HLKompasiana
Hai Kompasianer, jangan lewatkan 7 hari terakhir program SAMBER #THRKompasiana, biar makin
besar kesempatan mendapatkan hadiah SEPEDA MOTOR, KAMERA, SMARTPHONE, dan UANG
TUNAI! Nih, admin...

TENTANG KOMPASIANA

PROFIL

PERFORMA & STATISTIK

TIM

JARINGAN

KOMPAS.COM

KOMPAS.TV

KOMPAS.ID

KONTAN.CO.ID

KOMPASKARIER.COM

KGMEDIA.ID
SYARAT DAN KETENTUAN

DEFINISI

KETENTUAN LAYANAN
KETENTUAN KONTEN

PENGGUNAAN DAN HAK CIPTA

SANGGAHAN DAN PELAPORAN KONTEN

KETENTUAN PERUBAHAN

UNDANG-UNDANG ITE
FAQ KOMPASIANA

KONTEN

TEKNIS DAN GANGGUAN

TIPS DAN TUTORIAL

BISNIS DAN KERJA SAMA

BANTUAN
KONTAK KAMI
Gedung Kompas Gramedia Palmerah Barat Unit II Lantai 6, Jl. Palmerah Barat No. 29-37, Gelora, Tanah Abang, Jakarta

Pusat 10270

 6221 536 99 200

 6221 5360678

 kompasiana@kompasiana.com

Untuk Pengajuan Iklan Dan Kerja Sama Bisa Menghubungi:

kerjasama@kompasiana.com

© 2018 KOMPASIANA.COM. A SUBSIDIARY OF KG MEDIA. ALL RIGHTS RESERVED

X CLOSE

Anda mungkin juga menyukai