Dosen:
Ir. Bigman Marihat Hutapea M.Sc., Ph.D.
Asisten:
Tita Kartika Dewi (15015019)
Disusun Oleh
Kelompok 22
Roisatul Islahiyah (15017106)
Abdurrahman Hanif (15017107)
Nugraha Seftyan Jody (15017108)
Fabiola Bernadette Fioni Josephine Santoso (15017109)
Kevin Andika Hartono( 15017110)
Disusun oleh :
Kelompok 21
Roisatul Islahiyah (15017106)
Abdurrahman Hanif (15017107)
Nugraha Seftyan Jody (15017108)
Fabiola Bernadette Fioni Josephine Santoso (15017109)
Kevin Andika Hartono( 15017110)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan praktikum
Mekanika Tanah dan menyelesaikan laporan praktikum Mekanika Tanah dengan
baik dan tepat waktu.
Laporan Praktikum ini disusun sesuai dengan hasil praktikum yang penulis
dapatkan selama melakukan proses praktikum di Semester IV. Adapun percobaan
yang penulis lakukan antara lain Pemeriksaan Kadar Air Tanah, Pemeriksaan Berat
Jenis Tanah, Pemeriksaan Berat Volume Tanah, Pemeriksaan Ukuran Butiran
Tanah, Pemeriksaan Atterberg Limit, Konsolidasi, Pemeriksaan Permeabilitas,
Pemeriksaan Kepadatan Tanah, Pemeriksaan Nilai CBR, Direct Shear Test, Uji
Tekan Triaxial UU, dan Uji Kuat Tekan Bebas.
Tak lupa ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada asisten, Tita Kartika
Dewi yang telah dengan sabar membimbing kami selama keberlangsungan
praktikum dan juga memandu kami dalam pembuatan laporan praktikum ini
sehingga penyelesaian laporan ini dapat berjalan dengan lancar. Pengerjaan tak
akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari dosen mata kuliah Mekanika Tanah
I, Ir. Bigman Marihat Hutapea M.Sc.,Ph.D. , dan juga teman-teman yang selalu
memberikan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan Praktikum Mekanika Tanah ini masih
jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun dari
penyajiannya, oleh karena itu penulis sangat menerima dengan terbuka akan kritik
dan saran yang dapat membangun penulis dalam pembuatan laporan di masa depan.
Besar harapan penulis agar laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Bandung, April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Grafik 6. 1 Sketsa Angka Pori (e) vs Log Tekanan untuk Menentukan Pc ......... 56
Grafik 6. 2 Angka Pori (e) vs Tekanan (P) Skala Log ......................................... 57
Grafik 6. 3 Angka Pori (e) vs Tekanan (P) Skala Log Untuk Menentukan Pc .... 57
Grafik 6. 4 Sketsa Dial Reading vs Akar Waktu untuk Mencari t90 pada
Pembebanan Tertentu ............................................................................................ 58
Grafik 6. 5 Dial Reading vs Akar Waktu untuk Mencari t90 pada Pembebanan
0,1 kg/cm2 ............................................................................................................. 58
Grafik 6. 6 Cv vs Log Pembebanan (P) ............................................................... 59
Grafik 6. 7 Sketsa Angka Pori (e) vs Log Tekanan untuk Menentukan Cc ......... 61
Grafik 6. 8 Angka Pori (e) vs Tekanan (P) Skala Log Loading untuk Menentukan
Cc .......................................................................................................................... 62
Grafik 6. 9 Angka Pori (e) vs Log Pembebanan (P) saat Unloading untuk Mencari
Cs........................................................................................................................... 63
Grafik 6. 10 Perhitungan √t90 untuk pembebanan 0,1 kg/cm2 ........................... 64
Grafik 6. 11 Perhitungan √t90 untuk pembebanan 0,2 kg/cm2 ........................... 64
Grafik 6. 12 Perhitungan √t90 untuk pembebanan 0,4 kg/cm2 ........................... 64
Grafik 6. 13 Perhitungan √t90 untuk pembebanan 1 kg/cm2 .......................... 65
Grafik 6. 14 Perhitungan √t90 untuk pembebanan 2,5 kg/cm2 ........................... 65
Grafik 6. 15 Perhitungan √t90 untuk pembebanan 5 kg/cm2 .............................. 65
Grafik 6. 16 Dial Reading vs Akar Waktu Seluruh Pembebanan Loading .......... 65
𝑊𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
𝜔=
𝑊𝑠𝑜𝑖𝑙
Kadar air tanah adalah jumlah air yang terkadnung didalam tanah
dibandingkan dengan tanah tersebut dalam keadaan kering. Pada tanah, air
tersimpan didalam ruang pori tanah, terikat pada padatan tanah, serta menjadi
komponen bahan mineral. Air dapat ditahan matrks tanah akibat adhesi langsung
molekul air ke permukaan tanah.
Kadar air dinyatakan dalam persentase massa air terhadap massa kering
tanah. Besaran kadar air ini dapat digunakan dalam berbagai perencanaan yang
berhubungan dengan tanah, seperti pondasi, bending air atau tanah, dan lain-lain.
1.5.2 Perhitungan
Kadar air dapat dihitung dengan beberapa langkah dan persamaan. Berikut
ini beberapa langkah dan persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan
kadar air pada sampel:
𝑊𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (𝜔) = 𝑥100%
𝑊𝑑𝑟𝑦
4,38
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (𝜔) = 𝑥100%
18,58
𝜔1 + 𝜔2 + 𝜔3
𝜔𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
𝜔𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 25,52%
SAMPEL 1 2 3
W.wet+count (W1) 28,15 30,8 28,06
W.dry+count (W2) 23,77 25,53 23,2
W.water 4,38 5,27 4,86
W.container (W3) 5,19 5,27 5,19
W.dry soil 18,58 20,26 18,01
Water Content 23,57% 26,01% 26,99%
Average 25,52%
Sampel tanah yang digunakan pada setiap percobaan adalah jenis tanah yang
sama yaitu sampel yang berasal dari tabung yang sama. Seharusnya jika tanah yang
digunakan adalah sama maka perbedaan perhitungan kadar air pada setiap cawan
tidaklah mungkin dapat berkisaran sangat jauh, lebih kurang 5%, maka perbedaan
kadar air yang diizinkan dalam percobaan ini adalah sebanyak 5% dan hasil
percobaan memenuhi nilai kriteria.
1.7 Kesimpulan
Kadar air tanah yang diperoleh berdasarkan praktikum ini dari empat sampel
percobaan diperoleh: sampel 1 = 23.57%, sampel 2 = 26.01%, dan sampel C =
26.99%. Sehingga didapatkan kadar air rata-rata yang dihasilkan dari percobaan ini
sebesar 25,52%
1.8 Referensi
Das, Braja M., (2002). “Principles of Geotechnical Engineering, 5th edition”.
Weight Volume Relationships, Plasticity and Structure of Soil. USA: PWS-KENT
Publishing Company. Hal 4
MODUL II
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
𝑀𝑝𝑤.𝑐 − 𝑀𝑝
𝑉𝑝 =
𝜌𝑤.𝑐
𝜌𝑠 𝑀𝑠
𝐺𝑠 = =
𝜌𝑤.𝑡 𝑀𝜌𝑤.𝑡 − (𝑀𝜌𝑤𝑠.𝑡 − 𝑀𝑠 )
Dengan
𝑀𝑠 = 𝑀𝜌𝑠.𝑡 − 𝑀𝜌
Dimana
𝑉𝑝 = Volume piknometer
𝑀𝑝𝑤.𝑐 = Berat piknometer dan air saat suhu kalibrasi
𝑀𝜌𝑠.𝑡 = Berat piknometer dan tanah kering oven pada saat pengujian
2.5.2. Perhitungan
Perhitungan nilai berat jenis (Gs) memerlukan beberapa langkah. Pada
awalnya diperlukan kalibrasi pada piknometer untuk mendapatkan volume
piknometer. Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai Gs
terdapat pada sub bab landasan teori. Berikut ini langkah-langkah untuk
mendapatkan nilai Gs:
158,05 − 58,12
𝑉𝑝 =
1
𝑉𝑝 = 99,93 𝑐𝑚3
Setelah diperoleh nilai volume untuk setiap data, maka didapatkan nilai volume
rata-rata dari piknometer (𝑉𝑝 ′) sebesar 99,98cm3.
2.8. Referensi
Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1 :
Erlangga. 1985
MODUL III
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME TANAH
3.5.2. Perhitungan
𝜔1 (𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙 1: 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟) = 23.57%
100𝑤11 100 × 63.34
𝑤21 = = = 51.26 𝑔𝑟
𝜔1 + 100 23.57 + 100
𝑤𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ 1 = 63.34 − 5.19 = 58.15 𝑔𝑟
𝑤𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 1 = 51.26 − 5.19 = 46.07 𝑔𝑟
2
𝑉𝑟𝑖𝑛𝑔 1 = 𝜋𝑟𝑟𝑖𝑛𝑔 ℎ𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝜋(2.32)2 (1.76) = 29.82 𝑐𝑚3
𝑤𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ 58.15
𝛾𝑤𝑒𝑡 1 = = = 1.95 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
𝑉𝑟𝑖𝑛𝑔 1 29.82
𝛾𝑤𝑒𝑡 1 1.95
𝛾𝑑𝑟𝑦 1 = 𝜔 = = 1.58 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
1 + 100 1 + 23.57
100
Kurang sesuainya nilai kadar air dan berat volume dapat disebabkan oleh
kesalahan dalam pengukuran dimensi mold, kurang rapi saat ekstrusi (mold kurang
dipenuhi sampel tanah), dan kesalahan pada penimbangan tanah.
3.7. Kesimpulan
Nilai berat volume tanah didapatkan senilai 1.58 dan 1.48 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
3.8. Referensi
American Society for Testing and Materials (1991). Annual Book of ASTM
Standards, Vol.04.08. D 422-63 Standard Test Method for Particle-Size Analysis
of Soils. Philadelphia. Pa.
Das, Braja M., (2002). “Principles of Geotechnical Engineering, 8th edition”.
Origin of Soil and Grain Size. USA: PWS-KENT Publishing Company.
MODUL IV
PEMERIKSAAN UKURAN BUTIRAN TANAH
Pada umumnya, tanah dibedakan menjadi kerikil (gravel), pasir (sand), lanau
(silt), dan lempung (clay). Pembeda dari jenis tanah tersebut adalah ukuran
partikelnya dan juga kehalusannya. Untuk dapat tahu jenis tanah tersebut, dapat
dilakukan uji terhadap tanah tersebut, ada 2 macam uji, yaitu uji analisis saringan
dan juga uji hydrometer. Analisis saringan digunakan untuk mengelompokkan
ukuran partikel yang berdiameter lebih besar dari 0,075 mm. Analisis hydrometer
digunakan untuk mengelompokkan ukuran partikel yang berdiameter lebih kecil
dari 0,075 mm.
(𝑅 − 𝑅𝑎 )𝛼
𝑃= 𝑥 100%
𝑊𝑐
Keterangan :
𝐿
𝐷=𝐾√
𝑇
30 𝜂
𝐾= √
𝐺𝑠 − 1
Keterangan :
D = diameter partikel (mm)
L = kedalaman efektif hidrometer (cm) (ada dalam tabel)
T = interval pembacaan hidrometer (menit)
𝑊𝑐
𝐷 = 𝑃′
𝑊𝑠
Keterangan :
P’ = persentase tanah lolos yang dikoreksi (%)
𝑊𝑐 = berat tanah kering pada uji hidrometer (gr)
𝑊𝑠 = berat tanah kering pada analisis saringan dan uji hidrometer (gr)
4.5.2. Perhitungan
Untuk contoh perhitungan, digunakan data pada saringan No. 10 dengan
diameter lubang saringan adalah 2 mm.
23,48
% 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥100% = 8,045%
291,86
0,25 + 23,48
% 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥100% = 8,1306%
291,86
291,86 − 23,48
% 𝐿𝑜𝑙𝑜𝑠 = 𝑥100% = 91,869%
291,86
Didapatkan nilai Gs = 2,59
Dan diketahui :
Wc = 64,6 gram
Ws = 291,86 gram
T (waktu) = 0,5 menit291
Ra = -2
T (suhu) = 25 C
R = 38
K = 0,013176
Alpha = 1,011975
L = 10,1
(38 + 2)𝑥1,011975
𝑃= 𝑥100% = 62,66%
64,6
10,1
𝐷 = 0,013176 √ = 0,05922 𝑚𝑚
0,5
64,6
𝑃′ = 62,66% 𝑥 = 13,8693 %
291,86
Didapatkan data hasil interpolasi :
D60 = 0,567810486
D30 = 0,136914779
D10 = 0,016247349
𝐷60
𝐶𝑢 =
𝐷10
0,567810486
𝐶𝑢 = = 34,9479
0,016247349
2
𝐷30
𝐶𝑐 =
𝐷60 𝑥 𝐷10
0,1369147792
𝐶𝑐 = = 2,03196
0,567810486𝑥0,016247349
100
80
60
40
20
0
10 1 0,1 0,01
Diameter (skala logaritma)
100
Persen Kumulatif lolos
80
60
40
20
0
10 1 0,1 0,01 0,001
Diameter (skala logaritma)
Dalam menentukan tanah tersebut berbutir kasar yang bergradasi baik atau
buruk, dapat ditentukan dari nilai Cu (Coefficient of Uniformity) dan Cc (Coefficient
of Curvature) nya, yang mana nilai Cu adalah 34,9479 dan nilai Cc adalah 2,03196.
Dari data ini maka berdasarkan United Siols Classification System (USCS), jenis
tanah yang digunakan pada praktikum adalah antara SC atau SM. Tidak dapat
ditentukan salah satu dari kedua itu karena tidak dilakukannya pengujian Atterberg
Limit sehingga tidak dipunyainya data Ip, jika Ip <4 maka SM dan jika IP >7 maka
SC. Didapatkan hasil tersebut berdasarkan persentase yang tertahan saringan No.
200 > 50% yang berarti berbutir kasar, kemudian persentase lolos saringan No. 4 >
50% yang berarti pasir, kemudian persentase fines >12% maka Sands with Fines
sehingga tanah tersebut dapat diklasifikasikan antara SC/SM.
4.7. Kesimpulan
- Gradasi tanah yang tertahan di saringan No 4 hingga No. 200 adalah well-
graded
- Gradasi tanah yang lolos saringan No. 200 adalah well-graded
- Klasifikasi tanah USCS adalah antara SC / SM bergantung pada nilai Ip nya
4.8. Referensi
Das, Braja M., (2002). “Principles of Geotechnical Engineering, 8th edition”.
Origin of Soil and Grain Size. USA: PWS-KENT Publishing Company. Hal 20-44.
MODUL V
PEMERIKSAAN ATTERBERG LIMIT
Data Data
Proses yang Simbol Sat.
1 2 3
Diambil
Berat
W1 g 15,63 15,59 15,39
Cawan
Berat
Penentuan Cawan +
W2 g 39,09 43,14 43,45
Kadar Air Tanah
(Liquid Basah
Limit) Berat
Cawan +
W3 g 34,18 37,42 37,75
Tanah
Kering
Perhitungan
Untuk menghitung kadar air, dapat dicari menggunakan rumus berikut:
𝑊2 − 𝑊3
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 =
𝑊3 − 𝑊1
Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:
W1 = 15,63 gram
W2 = 39,09 gram
W3 = 34,18 gram
39,09 − 34,18
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑥100% = 26,5%
34,18 − 15,63
Berikut ini adalah data lengkap dari ketiga sampel yang dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
26,2
26
25,8
y = -8,5491x + 38,177
25,6
R² = 0,9557
25,4
1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46 1,48 1,5
Jumlah Ketukan (log N)
Grafik 5. 1 Hubungan Antara Kadar Air dengan Jumlah Ketukan
Tujuan dari pembuatan grafik di atas adalah untuk mengetahui hubungan nilai
kadar air dengan jumlah ketukan. Dari grafik di atas, terlihat bahwa semakin besar
nilai kadar air, maka jumlah ketukan semakin sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa
sampel dengan kadar air yang tinggi lebih cepat menyatu dibanding dengan kadar
air yang sedikit.
5.7. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah bahwa nilai LL
yang didapat sebesar 26,29%. Saran yang dapat diberikan pada modul ini adalah
tempatkan orang yang rapi dalam mencatat data, dan plot orang ini dari awal
praktikum agar tidak kesusahan saat pengolahan datanya.
5.8. Referensi
Das, Baraja M., (2006). “Principle of Geotechnical Engineering, 7th edition”.
Weight Volume Relationship, Plasticity and Structure of Soil. USA: PWS-KENT
Publishing Company. Page: 51 – 93
American Society for Testing and Materials (1991). Annual Book of ASTM
Standards, Vol. 04.08. D 4318 Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic
Limit, and Plasticity Index of Soils, Philadelphia. Pa.
MODUL VI
KONSOLIDASI
Ketika sebuah tanah dibebani atau ditekan, tanah tersebut akan mengalami
deformasi atau meregang. Terkadang, respons terhadap beban adalah seketika itu
juga, namun untuk tanah dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk menunjukkan
deformasinya yang khususnya terjadi pada tanah lempung. Total deformasi vertikal
pada permukaan yang disebabkan oleh beban disebut settlement. Pergerakan itu
bisa terjadi ke bawah dengan penambahan beban atau ke atas dengan berkurangnya
beban (swelling). Total settlement, St, dari tanah yang dibebani terdiri dari tiga
komponen, yaitu :
St = Si + Sc + Ss
Dimana :
Pada umumnya konsolidasi berlangsung dalam satu arah saja atau disebut
juga one dimensional consolidation. Pergerakan dalam arah horizontal dapat
diabaikan, karena tertahan oleh lapisan tanah sekelilingnya. Dua hal penting
mengenai penurunan adalah besarnya penurunan yang terjadi serta kecepatan
penurunan tersebut. Kecepatan penurunan dipengaruhi oleh proses keluarnya air
dari dalam pori tanah (permeabilitas) dan sifat kompresibilitas tanah (indeks
kompresibilitas). Sebagai contoh, pasir adalah tanah yang sangat permeabel dan
tidak kompresibel, sehingga proses penurunan terjadi dengan sangat cepat dan
penurunannya kecil, sedangkan lempung merupakan tanah yang permeabilitasnya
rendah dan sangat kompresibel sehingga penurunan yang terjadi sangat lama
(bertahun-tahun) dan besar.
Ketika suatu lapisan tanah diberi beban atau mengalami pembebanan, yang
pertama menerima atau menahan tegangan adalah air. Kemudian, semakin lama
pembebanan itu terjadi, air di dalam pori akan keluar dari pori di dalam tanah.
Keluarnya air dari dalam pori tersebut menyebabkan mengecilnya volume tanah
dan tanah mulai menahan atau memikul beban. Pada saat t=0 (awal pembebanan)
tegangan totalnya adalah tegangan air pori, sedangkan tegangan tanah sama dengan
nol (Ps = 0). Kemudian pada saat t > 0, air di dalam pori sudah mulai keluar, tanah
mulai menahan beban. Pada saat ini tegangan total yang bekerja adalah tegangan
air pori dan tegangan tanah. Pada saat t = tak hingga, konsolidasi sudah sepenuhnya
selesai (tanah tidak lagi mengalami konsolidasi) dan air pori sudah keluar sehingga
nilai tegangan air pori menjadi nol dan tegangan totalnya menjadi tegangan tanah.
Ukuran
tinggi sampel (cm) 1,916
diameter sampel (cm) 6,354
luas sampel (cm^2) 31,70912824
Ht(cm) 0,731844275
e0 1,618043301
Spesific Gravity
Mp (gr) 58,23
Mtanah (gr) 32,65
Mp+tanah (gr) 90,88
Mp+tanah+air (gr) 177,44
Mp+air (gr) 158,41
Vp 100,18
Mpwt 158,41
suhu(˚C) 25
Gs 2,39721
Tabel 6. 4 Pembacaan Dial Reading
P (Kg/cm^2) 0,1 0,2 0,4 1 2,5 5 2,5 0,1 5
Elapse Minutes Dial Reading
0 10 9,709 9,648 9,472 9,15 8,739 8,276 8,364 8,394
0,15 9,849 9,701 9,549 9,262 8,89 8,482
1 9,821 9,692 9,528 9,229 8,828 8,412
2,15 9,81 9,686 9,519 9,216 8,811 8,392
4 9,805 9,682 9,512 9,211 8,804 8,384
6,15 9,801 9,679 9,51 9,207 8,8 8,379
9 9,8 9,677 9,509 9,2 8,792 8,372
12,15 9,798 9,676 9,506 9,198 8,791 8,369
16 9,795 9,673 9,503 9,195 8,789 8,368
20,15 9,794 9,672 9,501 9,192 8,785 8,362
25 9,792 9,671 9,5 9,191 8,782 8,361
36 9,791 9,669 9,498 9,189 8,779 8,358
64 9,787 9,666 9,495 9,183 8,773 8,349
100 9,781 9,662 9,491 9,18 8,769 8,342
1440 9,709 9,648 9,472 9,15 8,739 8,276 8,364 8,394 8,289
6.5.2. Perhitungan
Berikut merupakan langkah-langkah contoh perhitungan berdasarkan data
hasil pengamatan untuk menentukan berbagai parameter pada uji konsolidasi.
a. Menentukan luas sampel (A)
Dengan diketahui diameter sampel 6,354 cm, maka luas sampel dapat
ditentukan dengan persamaan berikut:
1 1
Luas (A) = × π × D2 = × π × (6.354)2 = 31.709 𝑐𝑚2
4 4
b. Menentukan berat kering (Bk) dan kadar air tanah (W)
Dengan diketahui :
W1 = berat tanah basah + cawan = 90.56 gr
W2 = Berat tanah kering + cawan = 60.67 gr
W3 = Berat cawan = 5.04 gr
Berat kering tanah (Bk) dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Berat Kering (Bk) = W2 − W3 = 60.67 − 5.04 = 55.63 gr
Kadar air (W) tanah dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
W1 − W2
W= × 100%
Bk
90.56 − 60.67
𝑊= × 100% = 44.67%
55.63
c. Menentukan berat jenis (Spesific Gravity; G)
Dengan diketahui:
Mρw, c = Berat piknometer + air kalibrasi (gram) = 158.41 gr
Mp = Berat piknometer (gram) = 58.23 gr
ρw, c = Massa jenis air kalibrasi (gram/cm3 ) = 1 gram/cm3
Volume piknometer (Vp ) dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Mρw,c − Mp 158.41 − 58.23
Vp = = = 100.18 cm3 = 100.18 ml
ρw,c 1
Dengan diketahui:
ρw, t = Massa jenis air teori (gram/cm3 ) = 1 gram/cm3
Mp = Berat piknometer (gram) =58.23 gr
Vp = Volume piknometer (cm3 ) = 100.18 cm3
Berat piknometer+air teori (Mpw, t ) dapat ditentukan dengan persamaan
berikut:
Mpw,t = Mp + ( Vp × ρw,t )
Mpw,t = 58.23 + (100.18 × 1) = 158.41 gr
Dengan diketahui:
Mps,t = Berat piknometer + tanah (gram) = 90.88 g
Mp = Berat piknometer (gram) = 58.23 g
Ms dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Ms = Mps,t − Mp
Ms = 90.88 − 58.23 = 32.65 gr
Dengan diketahui:
Ms = Berat tanah kering oven (gram) = 32.65 gr
Mpw, t = Berat piknometer + air teori (gram) = 158.41 gr
Mpws, t = Berat piknometer + tanah kering +air setelah dipanaskan (gram) =
177.44 g
Specific Gravity (Gs) dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
ρs Ms
Gs = =
ρw,t (Mpw,t − (Mpws,t − Ms ))
32.65
Gs = = 2.397
(158.41 − (177.44 − 32.65))
d. Menentukan angka pori (Void Ratio; e) dan derajat kejenuhan (Sr).
Sebelum menghitung angka pori (e), terlebih dahulu perlu dihitung
parameter lainnya, yakni sebagai berikut dengan contoh perhitungan pada
pembebanan 0,1 kg/cm2.
Dengan diketahui:
Bk = Berat kering tanah (gram) = 55.63 gr
A = Luas benda uji (cm2) = 31.709 cm2
Gs = Spesific Gravity = 2.397
Tinggi Efektif (Ht) dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Bk
Ht =
A × Gs
55.63
Ht = = 0.732 cm
31.709 × 2.397
Penurunan Total (Dial Change; ΔH) pada setiap pembebanan dapat
ditentukan dengan persamaan berikut:
∆Hn = (Initial Dial)n − (Final Dial)n
Maka ΔH pada pembebanan pertama (0,1 kg) sebagai berikut:
∆H1 = (Initial Dial)1 − (Final Dial)1
∆H1 = 10 − 9,709
∆H1 = 0,291 mm = 0,0291cm
Dengan diketahui:
H0 = Tinggi awal benda uji (mm) = 1.916 cm
Ht = Tinggi efektif benda uji (mm) = 0,732 cm
Angka Pori Semula (e0) dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
VV HV . A HV H0 − Ht
eo = = = =
VS HS . A HS Ht
(1.916 − 0.732 )
e0 = = 1.618
0.732
Dengan diketahui:
∆H1 = Dial Change pada pembebanan pertama = 0,0291 cm
Ht = Tinggi efektif benda uji (mm) = 0,732 cm
Perubahan Angka Pori (Δe) pada setiap pembebanan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:
∆Hn
∆en =
Ht
Maka Δe pada pembebanan pertama (0,1 kg) sebagai berikut:
∆H1 0,0291
∆e1 = = = 0,0398
Ht 0,732
Dengan diketahui:
e0 = angka pori semula = 1,618
∆e1 = perubahan angka pori pada pembebanan pertama = 0,0398
Angka Pori (e) dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
en = en−1 − ∆en
Maka e (e1) pada pembebanan pertama (0,1 kg) sebagai berikut:
e1 = e0 − ∆e1 = 1.618 − 0.0398 = 1.578
Berikut hasil perhitungan nilai angka pori (e) pada masing-masing
pembebanan ketika loading, reloading, dan unloading:
P (Tekanan) Log(P) e
0,1 -1 1,5782807
0,2 -0,69897 1,5699456
0,4 -0,39794001 1,5458968
1 0 1,5018984
2,5 0,397940009 1,4457389
5 0,698970004 1,3824741
2,5 0,397940009 1,3944985
0,1 -1 1,3985977
5 0,698970004 1,3842504
Grafik 6. 2 Angka Pori (e) vs Tekanan (P) Skala Log
Grafik 6. 3 Angka Pori (e) vs Tekanan (P) Skala Log Untuk Menentukan Pc
Berikut Grafik Dial Reading vs Akar Waktu untuk Mencari t90 pada
Pembebanan 0,1 kg/cm2.
Grafik 6. 5 Dial Reading vs Akar Waktu untuk Mencari t90 pada Pembebanan 0,1 kg/cm2
Diperoleh secara visual, akar t90 untuk pembebanan 0,1 kg/cm2 adalah
sebesar 0,61 menit, maka waktu untuk tercapainya konsolidasi 90% itu
sendiri adalah 0,3721 menit yang setara dengan 22,326 detik.
Dengan diketahui:
H0 = Tinggi awal benda uji (mm) = 19,16 mm
∆H1 = Dial Change pada pembebanan pertama = 0,291 mm
Hn = Tinggi benda uji saat pembebanan ke n (mm)
Nilai Hdr n dapat dicari dengan persamaan berikut:
Hn Hn−1 − ∆Hn
Hdr n = =
2 2
H1 H0 − ∆H1
Hdr 1 = =
2 2
(19.16 − 0.291) 18.869
Hdr 1 = = = 9.4345 𝑚𝑚
2 2
Dengan diketahui :
Hdr n = Jarak terjauh air mengalir dari tanah pada pembebanan ke 1 (mm)
= 9.43 mm
t90 n = Waktu tercapainya konsolidasi 90% ke 1 (menit) = 0,3721 mnt =
22,326 det
Nilai koefisien Cv dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
2
0,848 × Hdr n
CV n =
t90 n
2
0,848 × Hdr 1 0,848 × 0,943452
CV 1 = = = 0,0338 cm2 /s
t90 1 22.326
Berikut nilai Cv untuk masing-masing pembebanan ketika loading
berdasarkan langkah-langkah perhitungan di atas:
Tabel 6. 7 Perhitungan Koefisien Cv
P H Hdr t90
Cv
(kg/cm2) log P mm mm (sec)
0,1 -1 18,869 9,4345 22,326 0,034859
0,2 -0,69897 18,808 9,404 21,6 0,034719
0,4 -0,39794 18,632 9,316 23,4375 0,031401
1 0 18,31 9,155 23,064 0,030816
2,5 0,39794 17,899 8,9495 26,934 0,025217
5 0,69897 17,133 8,5665 25,35 0,024548
Tabel 6. 10 Perhitungan Sr
Sr
sebelum 66,1809918
sesudah 65,248967
Gs 2,39720999
e0 1,6180433
eakhir 1,38425039
Berikut Grafik Angka Pori (e) vs log Tekanan dalam keadaan loading untuk
Menentukan Cc berdasarkan data percobaan:
Grafik 6. 8 Angka Pori (e) vs Tekanan (P) Skala Log Loading untuk Menentukan Cc
Berdasarkan grafik di atas, dapat ditentukan nilai e0, p0, e1, dan p1, serta
nilai Cc dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
e0 1,618043
e1 (0,4*e0) 0,647217
log p0 -0,57
log p1 (p(0,4*e0)) 2,89522
Cc 0,280163
Cs(1/5Cc) 0,056033
Cs(1/10Cc) 0,028016
e0 − e1 e0 − e1
Cc = ==
p1 log p1 − logp0
log p0
1.618 − 0,647
𝐶𝑐 = = 0.2802
log(2.895) − log(−0.57)
i. Menentukan nilai indeks pemuaian (Cs)
Nilai Cs didapat dari kemiringan grafik Angka Pori vs Pembebanan saat
Unloading dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 6. 9 Angka Pori (e) vs Log Pembebanan (P) saat Unloading untuk Mencari
Cs
Dengan diketahui:
e1 = 1.382
e2 = 1.394
p1 = 5 kg/cm2
p2 = 2.5 kg/cm2
Nilai Cs dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
e1 − e2
Cs = p
log p2
1
1,382 − 1,394
Cs = = 0,0399
2.5
log 5
Berdasarkan Grafik 6.3 angka Pori (e) vs Tekanan (P) Skala Log Untuk
Menentukan Pc, dapat diperoleh nilai tegangan prakonsolidasi (Pc) sebesar 0,26915
kg/cm2. Dari data yang telah dipaparkan pada Tabel 6.6 Hubungan antara e dan
Log P dan Grafik 6.2 Angka Pori (e) vs Tekanan (P) Skala Log, dapat dilihat bahwa
tinggi void dan nilai rasio void semakin menurun seiring penambahan beban. Hal
ini menunjukkan bahwa tanah mengalami proses konsolidasi dimana pori yang
terisi air mengecil karena air pori terdisipasi sehingga menyebabkan volume dari
tanah juga ikut mengecil. Nilai dari e bergantung pada besarnya tekanan/
pembebanan (P) yang diberikan. Semakin besar nilai P maka nilai e akan semakin
kecil dan hubungan keduanya yang linear. Keadaan kurva yang saling memotong
merupakan akibat dari perlakuan unloading dan reloading. Unloading
menyebabkan tanah mengembang / swelling sehingga angka pori meningkat,
kemudian reloading menyebabkan tanah mengalami konsolidasi kembali sehingga
angka pori menurun.
Pada Grafik 6.8 Angka Pori (e) vs Tekanan (P) Skala Log pada proses loading
untuk menentukan indeks kompresibilitas (Cc) benda uji melalui nilai tegangan
prakonsolidasi. Nilai Cc ini menunjukkan tingkat kompresibilitas benda uji dalam
fase normally consolidated yang terjadi setelah tegangan yang diberikan melewati
tegangan prakonsolidasinya, yang pada grafik tersebut ditunjukkan dengan
penurunan grafik secara signifikan. Grafik yang semakin menurun seiring naiknya
nilai Cc disebut dengan virgin consolidation curve, yang menunjukkan bahwa tanah
semakin mudah mengalami kompresi dengan perubahan kecil tegangan. Diperoleh
nilai Cc dari benda uji melalui perhitungan adalah sebesar 0,2802.
Pada Grafik 6.9 Angka Pori (e) vs Log Pembebanan pada proses unloading
digunakan untuk menentukan nilai indeks pemuaian (Cs) yang merupakan
kemampuan tanah untuk dapat mengembang ketika beban yang dialami oleh tanah
berkurang. Nilai Cs ditunjukkan dengan kemiringan grafik linear unloading.
Berdasarkan perhitungan, didapat nilai Cs sebesar 0,0399. Nilai Cs pada umumnya
lebih kecil jika dibandingkan nilai Cc dengan teletak rentang 0,056 – 0,028, maka
nila Cs yang diperoleh dari hasil perhitungan sesuai dengan ketentuan.
6.7. Kesimpulan
Berdasarkan uji konsolidasi yang telah dilakukan dan data hasil pengamatan
yang telah diperoleh, berikut sifat kemampumampatan suatu jenis tanah yang
meliputi koefisien konsolidasi (Cv), tekanan prakonsolidasi (Pc), indeks
kompresibilitas (Cc), dan indeks pemuaian (Cs).
6.8. Referansi
Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah. Penerbit: Erlangga. Jakarta.
𝑣=𝑘𝑥𝑖
△ℎ
𝑖=
𝐿
Dari kedua persamaan dasar tersebut diperoleh persamaan debit aliran air :
△ℎ 𝑚3
𝑄=𝑉𝑥𝐴=𝑘𝑥𝑖𝑥𝐴=𝑘 𝐴( )
𝑖 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Keterangan :
- v = kecepatan aliran air
- k = konstanta permeabilitas
- i = gradient hidraulik
- Q = debit air yang mengalir
- A = luas penampang yang dilalui air
- ∆h = beda tinggi ( hidraulic head ) pada kedua titik dalam sampel tanah yang
diukur tegangan airnya.
- i = tinggi sampel tanah / panjang tabung
Di dalam pengujian permeabilitas tanah, ada 2 standar tes, yaitu Constant-
Head Test dan Falling-Head Test. Pada percobaan ini digunakan jenis Falling-
Head Test karena jenis alat permeabilitas yang tersedia. Berikut merupakan
penjelasan dari kedua tes tersebut:
𝑎. 𝐿 ℎ1
𝑘 𝑇 = 2.303 ∗ ∗ log( )
𝐴. 𝑡 ℎ2
Keterangan :
- Kt : koefisien permeabilitas (cm/s)
- a : luas permukaan buret (cm2)
- L : panjang contoh tanah yang dilewati air (cm)
- A : luas contoh tanah dalam permeameter (cm2)
- t : waktu berlangsungnya pembacaan antara h1 dan h2 (s)
- h1: tinggi muka air pada awal percobaan (cm)
- h2: tinggi muka air pada saat ke t (cm)
Pada percobaan, koefisien permeabilitas juga dapat dikoreksi untuk
mendapakan k pada suhu 20℃ dengan persamaan sebagai berikut:
𝜇 𝑇 °𝑐
𝑘20 °𝑐 = 𝑘 𝑇 °𝑐
𝜇20 °𝑐
Keterangan :
- k20oc : Koefisien permeabilitas berdasarkan standar temperatur pada suhu
20oC
- kToc :Koefisien permeabilitas sesuai dengan hasil praktikum pada suhu lab
- μT°c /μ20°c: nilai koreksi berdasarkan suhu air
Gambar 7. 1 P ermeabilitas 1
Gambar 7. 2 Permeabilitas 2
Tabel 7. 1 Nilai Koreksi
1.Mencetak sample
Mengambil sample
tanah undisturbed 1.Mengukur suhu air
tanah undisturbed
dengan cetakan dengan thermometer
dari extruder
permeabilitas.
1.Memastikan tidak
1.Mengukur dan
1.Mengukur panjang ada kebocoran dan
Mencatat diameter
(L) dari sample tidak terdapat
dalam dari buret dan
tanah gelembung udara
permeameter.
pada buret.
1.Meletakkan
1.Menempatkan
permeameter yang
1.Menyuplai air ke batu pori dibagian
berisi benda uji,
dalam buret. atas dan bawah dari
dihubungkan dengan
permeameter
buret.
1.Catat penurunan
1.Alirkan air dan muka air dalam
tekanlah stopwatch buret dalam selang
selama 24 jam. waktu 2 jam dan 24
jam.
7.5. Data dan Perhitungan
7.5.1. Data
Tabel 7. 3 Data Awal
7.5.2. Perhitungan
Contoh sampel perhitungan dalam kondisi suhu air 25 oC dapat dihitung
nilai kT :
Untuk t = 2 jam:
a × L h1
𝐾𝑇 = 2.303 × × log
A × t h2
Untuk t = 24 jam:
a × L h1
𝑘 𝑇 = 2.303 × × log
A × t h2
𝑐𝑚
= (8.952 × 10−7 + 1,047 × 10−7 ) ∗ 0.5 = 4.9995 × 10−7
𝑠
𝑥 − 0,889 25,5 − 25
=
0,869 − 0,889 26 − 25
𝑥 = 0,879
ƞ 𝑇°𝐶
= 0,879
ƞ20°𝐶
Maka nilai koefisien permeabilitas setelah dikoreksi adalah:
Untuk t = 2 jam:
ƞ 𝑇°𝐶
𝑘20 = 𝐾𝑇 (2 𝑗𝑎𝑚) 𝑥 = 8.952 × 10−7 × 0,879
ƞ20°𝐶
𝑐𝑚
𝑘20 = 7.869 × 10−7
𝑠
Untuk t = 24 jam:
ƞ 𝑇°𝐶
𝑘20 = 𝐾𝑇 (24 𝑗𝑎𝑚) 𝑥 = 1,047 × 10−7 × 0,879
ƞ20°𝐶
𝑐𝑚
𝑘20 = 0.92 × 10−7
𝑠
dan nilai koefisien permeabilitas rata-rata setelah terkoreksi untuk 20℃ sebesar
𝑐𝑚
4.395 × 10−7 .
𝑠
7.7. Kesimpulan
Tanah sampel yang diuji adalah tanah berjenis lempung dengan koefisien
permeabilitas (Kt) sebesar 4,9995x10-7 cm/s (pada 25.5 ℃) dan terkoreksi sebesar
4,395x10-7 cm/s (pada 20 ℃).
7.8. Referensi
Das, Braja M., (2010). Das, Braja M., (2010). “Principles of Geotechnical
Engineering, 7nd edition”.Permeabilitas. USA: Cengange Learning. Hal 160-197
Das, Braja M., (2002). “Soil Mechanics Laboratory Manual, 6th edition”
Falling Head Permeability Test in Sand. Hal 75-79
MODUL VIII
PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH
Hubungan antara kadar air dan kepadatan kering tanah dapat diperoleh
dengan metode pemadatan tumbuk. Pada kadar tertentu, air akan berfungsi sebagi
pelumas yang embantu proses pemadatan tanah. Akan tetapi. Setlah kadar melebihi
kadar air yang yang memberikan dry unit weight maksimum, maka air tersebut tidak
lagi berfungsi sebagai pelumas. Penambahan air pada kondisi yang sudah melebihi
batas ini justru akan mengurangi dry unit weight. Kadar air ketika tanah mencapai
dry unit weight maksimum disebut sebagai kadar air optimum.
Dimana :
Piknometer 1 2 3 4 5 Rata-rata
Mp (gr) 49,37 49,38 49,38 49,37 49,4 49,38
Mpw,c (gr) 150,74 150,75 150,75 150,74 150,74 150,744
Suhu 24,5 24 24 24 24 24,1
rho w,c (gr/cm3) 0,99717 0,9973 0,9973 0,9973 0,9973 0,997274
Vp (cm3) 101,6577 101,64444 101,64444 101,6444 101,6144 101,6411
Percobaan 1 2 3 4 5
Mps,t (gr) 83,4 83,4 83,4 83,39 83,41
Ms (gr) 34,02 34,02 34,02 34,01 34,03
Mpw,t (gr) 150,744 150,744 150,744 150,744 150,744
rho w,t (gr/cm3) 0,997274 0,997274 0,997274 0,997274 0,997274
Mpws,t (gr) 171,21 171,21 171,21 171,21 171,21
V'p (cm3) 101,641074
M'P (gr) 49,38
Gs 2,50996 2,509960159 2,509960159 2,511075 2,508847
Gs bar 2,509960488
8.5.2. Perhitungan
a. Perhitungan nilai kadar air
Kadar air yang dihitung untuk modu kompasi ini adalah kadar air pada
bagian atas, tengah dan bawah. Perhitungan untuk mendapatakan kadar air
memerlukan beberapa langkah-langkah dan persamaan. Berikut in
persamaan dan langkah-langkah untuk menentukan kadar air:
Data saat volume air 250mL bagian atas digunakan sebagai contoh
perhitungan menentukan berat air (𝑊𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 )
𝑊𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (𝜔) = 𝑥100%
𝑊𝑑𝑟𝑦
60,76 − 52,12
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (𝜔) = 𝑥100%
52,12 − 5,19
150,74 − 49,37
𝑉𝑝 =
0,99717
𝑉𝑝 = 101,658 𝑐𝑚3
Setelah diperoleh nilai volume untuk setiap data, maka didapatkan nilai
volume rata-rata dari piknometer (𝑉𝑝 ′) sebesar 101,641cm3.
Persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai berat isi tanah
pada kondisi zero air content:
𝑊𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
𝑉
30,60
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
0,002
13,75
𝛾𝑑 =
1 + 0,1843
𝛾𝑑 = 1,1613
𝐺𝑠 𝑥 𝛾𝑤
𝛾𝑍𝐴𝑉 =
[1 + (𝑤𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 × 𝐺𝑠)]
2,51 𝑥 1
𝛾𝑍𝐴𝑉 =
[1 + (18,43 𝑥 2,51)]
𝛾𝑍𝐴𝑉 = 17,161
Gamma d vs W
20
18
16
14
gamma (kN/m^3)
12
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30 40 50
w (%)
gamma d gamma ZAV
Grafik ini dibuat untuk mengetahui hubungan antara berat volume tanah
kering dengan kadar air. Selain itu, grafik ini menunjukan bahwa berat volume
tanah kering berada dibawah grafik berat volume dalam kondisi zero air void
(ZAV). Hal ini dikarenakan pada kondisi ZAV seluruh rongga terisi oleh tanah
(tidak terdapat rongga) sehingga berat volume ZAV akan selalu lebih tinggi
daripada keadaan kering. Pada kondisi lapangan, untuk mencapai tanah tanpa
rongga cukup sulit sehingga grafik berat volume ZAV berperan sebagai parameter
keberhasilan proses kompaksi .
8.7. Kesimpulan
Berasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai berat volume kering maksimum
sebesar 13,6877 kN/m3 dengan kadar air optimum sebesar 26,9284%
8.8. Referensi
http://www.scribd.com/doc/171307740/04-Mekanika-Tanah-Kompaksi1-2
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/577/jbptitbpp-gdl-heriantowi-28838-3-
1987ts-2.pdf
MODUL IX
PEMERIKSAAN NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
Nilai CBR yang dinyatakan dalam bentuk persen (%) adalh nilai yang
menunjukan kekuatan tanah yag dikompaski di labrtorium, nilai ini dipakai untuk
menentuakan tebal lapisan perkerasn yang diperlukan untuk pembuatan perkerasan
jalan. Pada perkerasan dengan tujuan tertentu diperlukan nilai CBR tertetnu untuk
dapat menahan beban yang diterima oleh tahan. Nilia CBR sangat penting untuk
menentukan maximum load dari kendaraan yang melintas diatasnya. Nilai CBR
biasanya ditentukan pada lapisan base, sub-base, dan subgrade dari perkerasan
jalan. Batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil percobaan
laboratorium.
9.5.2. Perhitungan
a. Perhitungan nilai kadar air
Kadar air yang dihitung untuk modul CBR ini adalah kadar air pada bagian
atas, tengah dan bawah. Berdasarkan percobaan sebeumnya didapatkan
berat volume maksimum pada saat penambahan air sebanyak 750 mL, maka
pada percobaan ini dilakukan penambahan air sebanyak 750 mL.
Perhitungan untuk mendapatakan kadar air memerlukan beberapa langkah-
langkah dan persamaan. Berikut ini persamaan dan langkah-langkah untuk
menentukan kadar air:
Data saat tumbukan sebanyak 10 kali bagian atas digunakan sebagai contoh
perhitungan
𝑊𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (𝜔) = 𝑥100%
𝑊𝑑𝑟𝑦
208,71 − 189,41
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (𝜔) = 𝑥100%
189,41 − 15,05
𝑊𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
𝑉
35,53
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
0,002
𝛾𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑑 =
1+𝑤
14,98
𝛾𝑑 =
1 + 0,2247
𝛾𝑑 = 12,23 𝑘𝑁/𝑚3
Dalam percobaan ini didapatkan data dial reading. Dengan data bacaan ini
dapat diperoleh nilai load dan pressure. Berikut ini persamaan untuk
mendapatkan nilai tersbut:
Data saat tumbukan 10 kali dengan penetrasi 0,1 digunakan sebagai contoh
perhitungan
𝐿𝑜𝑎𝑑
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑠𝑢𝑟𝑒 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛
465,826
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑠𝑢𝑟𝑒 =
3
155,275
𝐶𝐵𝑅0,1 = 𝑥100%
1000
𝐶𝐵𝑅0,1 = 15,5275%
221,822
𝐶𝐵𝑅0,2 = 𝑥100%
1500
𝐶𝐵𝑅0,2 = 22,1822%
2000,000
Load (Ibs)
1500,000
10 Ketukan
25 Ketukan
1000,000
56 Ketukan
500,000
0,000
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Penetrasi (inch)
30
CBR (%)
25
y = 10,999x - 119,13
20 R² = 0,9951
15
12 13 14
CBR 0,1
Gamma Dry (kN/m^3)
CBR 0,2
Berdasarkan grafik diatas CBR 0,2 berada diatas CBR 0,1. Hal ini
menandakan bahwa nilai CBR 0,2 lebih besar dari CBR 0,1. Pada setiap pengujian
CBR, nilai yang diambi adalah yang menghasilkan nilai CBR terbesar. Oleh kaena
itu, pada percobaan ini diambil nilai CBR 0,2. Pada percobaan kali ini nilai CBR
dari tanah mengikuti sifat batu pecah yang elastis dengan hubungan yang linear
pada kondisi CBR 0,1 dan CBR 0,2 sehingga mengakibatkan nilai CBR 0,2 lebih
besar dari CBR 0,1.
9.7. Kesimpulan
Dari percobaan uji CBR, didapatkan nilai CBR0,1 dan CBR0,2 sebagai
berikut:
10 tumbukan CBR0,1 = 15,5275%
CBR0,2 = 22,1822%
25 tumbukan CBR0,1 = 24,9790%
CBR0,2 = 34,3530%
56 tumbukan CBR0,1 = 28,3546%
CBR0,2 = 35,6844%
9.8. Referensi
American Society for Testing and Materials. Annual Book of ASTM
Standards, D 1883-99 Standard Test Method for CBR (California Bearing Ratio) of
Laboratory-Compacted Soils.
MODUL X
DIRECT SHEAR TEST
Alat uji geser terdiri dari sebuah kotak geser logam sebagai tempat
diletakkannya spesimen tanah. Ukuran spesimen yang umum digunakan adalah
sekitar 51 mm x 51 mm atau 102 mm x 102 mm dengan tinggi keduanya sekitar 25
mm. Gaya normal pada spesimen diberikan pada bagian atas kotak geser. Tegangan
normal yang terjadi dapat mencapai 1050 kN/m 2. Sementara itu, gaya geser
diberikan dengan cara menggerakkan tuas pada salah satu sisi kotak hingga sampel
tanah mengalami keruntuhan.
10.5.2. Perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk beban 3 kg pada waktu 30
sekon atau 0,5 menit
𝐹 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = 𝑑𝑖𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2 𝑥 0,24 = 0,48 𝑘𝑔
𝐹 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 0,48
𝜏= = = 0,015 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐴 31,37
Lalu hitung tegangan normal.
3 𝑘𝑔
𝜎𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = = 0,096 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
31,37 𝑐𝑚2
Pada beban 3 kg, dial reading maksimal sebesar 34, maka nilai tegangan
geser maksimalnya sebesar:
𝐹 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑚𝑎𝑥 34 𝑥 0,24
𝜏 𝑚𝑎𝑥 = = = 0,26 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐴 31,37
Dari hasil perhitungan di atas, maka didapat hasil perhitungan total pada
semua beban yang ditampilkan pada tabel di bawah:
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Tegangan Geser
3 kg 6 kg 9 kg
Tegangan Geser
0,35
0,3 y = 0,92x + 0,1734
0,25 R² = 0,9994
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35
Tegangan Normal
10.7. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa parameter
kuat geser tanah yang diuji pada praktikum ini yaitu nilai sudut geser tanah sebesar
42,614o dan nilai koefisien kohesi sebesar 0,1734 kg/cm 2. Saran yang dapat
diberikan pada modul ini adalah tempatkan orang yang rapi dalam mencatat data,
dan plot orang ini dari awal praktikum agar tidak kesusahan saat pengolahan
datanya.
10.8. Referensi
ASTM D3080-98, 1998, Standard Test Method for Direct Shear Test of Soils Under
Consolidated Drained Conditions, ASTM International, West Conshohocken, PA, 1998,
www.astm.org.
American Society for Testing and Materials (1991). Annual Book of
ASTM Standards, Vol. 04.08. D 3080 – 98 Laboratory Compaction
Characteristics of Soil Using Modified Effort. Philadelphia.
Das, Braja M. 2010. “Principles of Geotechnical Engineering, 7th
edition”. Direct Shear Test. USA: Cengage Learning. Page 368-373.
MODUL XI
UJI TEKAN TRIAXIAL UNCONSOLIDATED (UU)
𝜏 = 𝑐 + (𝜎 − 𝑢)𝑡𝑎𝑛
Keterangan :
∆𝑉
𝑉=
𝑉𝑜
Keterangan :
𝑃
𝜎1 − 𝜎3 =
𝐴
Keterangan :
Kemudian plot lingkaran Mohr dari semua sampel yang ada dalam grafik
yang sama dan buat garis singgung yang menyinggung ketiga lingkaran Mohr untuk
mendapatkan persamaan keruntuhan Mohr. Garis singgung tersebut diteruskan
hingga memotong sumbu tegangan geser yang menyatakan besar kohesi (C) dan
sudut kemiringan garis singgung dengan sumbu mendatar menyatakan perlawanan
geser (𝜙). Namun, sebenarnya harga C dan 𝜙 dapat juga dihitung secara geometri.
- Deformation Indicator
Alat ini digunakan untuk mengukur deformasi vertikal dengan akurasi
0,03% dari tinggi spesimen.
- Rubber Membranes
Ini digunakan untuk membungkus spesimen dan menjaga kebocoran.
Tahanan yang minimal didapatkan dengan menarik diameter membran
sekitar 90-95% dari diameter spesimen. Selalu cek membran sebelum
digunakan untuk menghindari kebocoran.
- Sample Extruder
Ini digunakan untuk mengeluarkan inti tanah dari tabung sampel pada arah
yang sama seperti waktu sampel dimasukkan ke dalam tabung tersebut
sehingga tidak akan merusak sampel.
- Timer
- Moisture Content Containers
- Remolding Apparatus
- Membrane Expander
- Specimen Trimming
Diameter 3,81 cm
jarijari 1,905 cm
luas(cm2) 11,39514 cm2
tinggi 7,62 cm
Tabel 11. 3 Bacaan 0,5 kg/cm2
Time
Dial Reading
(minute)
0 0
0,5 1,3
1 3,1
1,5 7,1
2 8,4
2,5 9
3 9,3
3,5 9,5
4 9,6
4,5 9,6
5 9,6
Time
Dial Reading
(minute)
0 0
0,5 4,9
1 7,65
1,5 8,75
2 8,95
2,5 9,01
3 8,95
Time
Dial Reading
(minute)
0 0
0,5 3,36
1 5,85
1,5 6,95
2 7,52
2,5 7,62
3 7,62
3,5 7,62
Tabel 11. 6 Bacaan 2 kg/cm2
Time
Dial Reading
(minute)
0 0
0,5 1
1 1,1
1,5 6,6
2 8,38
2,5 9,18
3 9,61
3,5 9,95
4 10,2
4,5 10,32
5 10,4
6 10,45
7 10,48
8 10,48
9 10,48
11.5.2. Perhitungan
Untuk contoh perhitungan, digunakanlah data nomer 1 pada time 0,5
menit
∆𝐻 0,75
𝜀= = = 0,009843
𝐻𝑜 7,62 𝑥 10
𝐴𝑜 (1 − 𝑣) 11,39514 𝑥 (1 − 0)
𝐴𝑐 = = = 11,50841025
(1 − 𝜀) (1 − 0,009843)
𝐴𝑥𝑖𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑑 (𝑃) = 𝑑𝑖𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝑐𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 0,75 𝑥 0,2021
= 0,26273 𝑘𝑔
𝐿𝑜𝑎𝑑 0,26273
𝜎1 − 𝜎3 = = = 0,022829 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐶𝑜𝑟𝑟𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑟𝑒𝑎 11,50841025
𝜎3 = 0,5 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝜎1 = 0,022829 + 0,5 = 0,522829 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
0,522829 + 0,5
𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 = = 0,57844
2
0,522829 − 0,5
𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 = = 0,07844
2
Tabel 11. 7 Perhitungan Uji Triaksial
Deformasi
Time Corrected Area Type Failure of
pada Dial Strain Rate (%) Dial Reading (div) Load (kg) σ1 - σ3 (kg/cm2) Cell (σ3) (kg/cm2) σ1 (kg/cm2) Pore U (kg/cm2)
(minute) (cm2) Speciment
No. (mm)
0 0 0 11,3951385 0 0 0 0,5
0,5 0,75 0,984251969 11,50841025 1,3 0,26273 0,022829391 0,522829391
1 1,5 1,968503937 11,62395654 3,1 0,62651 0,053898171 0,553898171
1,5 2,25 2,952755906 11,74184657 7,1 1,43491 0,122204799 0,622204799
2 3 3,937007874 11,86215237 8,4 1,69764 0,143113994 0,643113994
1 2,5 3,75 4,921259843 11,98494898 9 1,8189 0,151765352 0,5 0,651765352 Undisturbed
3 4,5 5,905511811 12,11031456 9,3 1,87953 0,155200758 0,655200758
3,5 5,25 6,88976378 12,23833057 9,5 1,91995 0,156880057 0,656880057
4 6 7,874015748 12,36908196 9,6 1,94016 0,156855618 0,656855618
4,5 6,75 8,858267717 12,50265736 9,6 1,94016 0,155179811 0,655179811
5 7,5 9,842519685 12,63914925 9,6 1,94016 0,153504003 0,653504003
0 0 0 11,3951385 0 0 0 1
0,5 0,75 0,984251969 11,50841025 4,9 0,99029 0,086049244 1,086049244
1 1,5 1,968503937 11,62395654 7,65 1,546065 0,133006777 1,133006777
1,5 2,25 2,952755906 11,74184657 8,75 1,768375 0,150604506 1,150604506
2 3 3,937007874 11,86215237 8,95 1,808795 0,152484553 1,152484553
2 2,5 3,75 4,921259843 11,98494898 9,01 1,820921 0,15193398 1 1,15193398 Undisturbed
3 4,5 5,905511811 12,11031456 8,95 1,808795 0,149359869 1,149359869
3,5 5,25 6,88976378 12,23833057
4 6 7,874015748 12,36908196
4,5 6,75 8,858267717 12,50265736
5 7,5 9,842519685 12,63914925
0 0 0 11,3951385 0 0 0 1,5
0,5 0,75 0,984251969 11,50841025 3,36 0,679056 0,059005196 1,559005196
1 1,5 1,968503937 11,62395654 5,85 1,182285 0,101711065 1,601711065
1,5 2,25 2,952755906 11,74184657 6,95 1,404595 0,119623007 1,619623007
2 3 3,937007874 11,86215237 7,52 1,519792 0,128121099 1,628121099
3 2,5 3,75 4,921259843 11,98494898 7,62 1,540002 0,128494665 1,5 1,628494665 Undisturbed
3 4,5 5,905511811 12,11031456 7,62 1,540002 0,127164492 1,627164492
3,5 5,25 6,88976378 12,23833057 7,62 1,540002 0,12583432 1,62583432
4 6 7,874015748 12,36908196
4,5 6,75 8,858267717 12,50265736
5 7,5 9,842519685 12,63914925
0 0 0 11,3951385 0 0 0 2
0,5 0,75 0,984251969 11,50841025 1 0,2021 0,01756107 2,01756107
1 1,5 1,968503937 11,62395654 1,1 0,22231 0,019125158 2,019125158
1,5 2,25 2,952755906 11,74184657 6,6 1,33386 0,113598827 2,113598827
2 3 3,937007874 11,86215237 8,38 1,693598 0,142773246 2,142773246
2,5 3,75 4,921259843 11,98494898 9,18 1,855278 0,154800659 2,154800659
3 4,5 5,905511811 12,11031456 9,61 1,942181 0,160374117 2,160374117
4 3,5 5,25 6,88976378 12,23833057 9,95 2,010895 0,164311218 2 2,164311218 Undisturbed
4 6 7,874015748 12,36908196 10,2 2,06142 0,166659095 2,166659095
4,5 6,75 8,858267717 12,50265736 10,32 2,085672 0,166818296 2,166818296
5 7,5 9,842519685 12,63914925 10,4 2,10184 0,166296003 2,166296003
6 9 11,81102362 12,92127312 10,45 2,111945 0,163447129 2,163447129
7 10,5 13,77952756 13,21627936 10,48 2,118008 0,160257508 2,160257508
8 12 15,7480315 13,52507093 10,48 2,118008 0,156598661 2,156598661
9 13,5 17,71653543 13,84863722 10,48 2,118008 0,152939814 2,152939814
Mohr - Couloumb
No. σ1 (kg/cm2) σ3 (kg/cm2) Pusat (kg/cm2) Jari-jari (kg/cm2)
1 0,656880057 0,5 0,578440029 0,078440029
2 1,152484553 1 1,076242276 0,076242276
3 1,628494665 1,5 1,564247332 0,064247332
4 2,166818296 2 2,083409148 0,083409148
Persamaan Garis
x y
0,578502 0,07844
2,083476 0,083409
0 0,07653
11.6. Analisis dan Pembahasan
Stress vs Strain
0,18
0,16
0,14
0,12
0,5
0,1
1
0,08
1,5
0,06
2
0,04
0,02
0
0 5 10 15 20
Grafik diatas merupakan grafik deviator stress vs strain dengan stress sebagai
ordinat dan strain sebagai absisnya. Tujuan dari pembuatan grafik ini adalah untuk
membandingkan stress dan strain dari keempat confining pressure yang digunakan.
Pada grafik terlihat bahwa regangan terus bertambah seiring dengan bertambahnya
tegangan pada sampel hingga pada tegangan tertentu sampel tidak mampu
menerima tegangan lagi dan akhrinya mengalami keruntuhan/failure. Dapat dilihat
bahwa failure dari tanah dengan confining pressure 0,5;1;1,5 berada di daerah yang
sama atau hampir sama yaitu di daerah 0,14-0,16 sedangkan untuk confining
pressure 1,5 berada di sekitar 0,13. Hal ini terjadi karena sampel tanah tidak
memenuhi kondisi yang ditentukan yaitu fully saturated dan undrained ketika
melakukan percobaan.
11.7. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, didapatkan nilai c = 0,0765 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 dan nilai =
0,189o.
11.8. Referensi
Das, Braja M. 2010. “Principles of Geotechnical Engineering, 7th
edition”. Triaxial Shear Test. USA: Cengage Learning. Page 380-397.
MODUL XII
UJI KUAT TEKAN BEBAS
𝐾 ×𝑅
𝑞𝑢 =
𝐴
Keterangan:
𝐾 = Kalibrasi proving ring (0.1435)
𝑅 = Pembacaan maksimum (pembacaan awal)
𝐴 = Luas penampang contoh tanah pada saat awal pembacaan
1
𝑐𝑢 = 𝑞𝑢
2
Pada percobaan kali ini kita menggunakan dua sampel tanah dalam keadaan
berbeda: undisturbed dan remolded. Tanah yang undisturbed artinya tanah yang
langsung dicetak dengan drive cylinder, sedangkan tanah remolded adalah tanah
yang telah dihancurkan dengan cara diremas dengan tangan dan dicetak kembali
dengan drive cylinder. Nilai 𝑆𝑡 digunakan untuk mengetahui karakteristik dari tanah
yang kita uji, yaitu tingkat konsistensi serta sifatnya.
12.3. Alat dan Bahan
- Alat pengujian UCS
- Specimen size measuring device
- Stopwatch
- Oven
- Sampel tanah undisturbed dan remolded
𝐿0 (𝑐𝑚) 7.62
calibration 0.1425
0 0 0 11.401
5 0.09 3 11.754
20 0.36 12 12.956
29 0.54 18 13.904
Undisturbed
1 0.1425 0.010981813
Remolded
Deviator
Dial Beban Kuat Tekan Kuat Sensitivitas
Stress (𝑘𝑔/
Reading (𝑘𝑔) Bebas 𝑞𝑢 Geser 𝑠𝑢 𝑆𝑡
𝑐𝑚2 )
4 0.57 0.049995614
5 0.7125 0.061929596
9 1.2825 0.110799136
9 1.2825 0.110465116
12 1.71 0.144584425
15 2.1375 0.173978512
13 1.8525 0.148831044
12.5.2. Perhitungan
𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑤 = 𝑑𝑖𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 × 𝑐𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 0.5 × 0.1425 = 0.07125 𝑘𝑔
𝑤 0.07125 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 𝜎 = = 2
= 0.006249452
𝐴 11.401 𝑐𝑚 𝑐𝑚2
𝑘𝑔
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 0.018903163
𝑞𝑢 = = 𝑐𝑚2 = 0.001658027
𝐴minimum 11.401 𝑐𝑚 2
1 1
𝑠𝑢 = 𝑞𝑢 = × 0.001658027 = 0.000829
2 2
0,02
0,015
Undisturbed
0,01
Remolded
0,005
0
0 5 10 15 20 25
Strain Rate (%)
0,008
0,006
Undisturbed
0,004
Remolded
0,002
0
0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025
Tegangan Tekan
12.7. Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapatkan untuk tanah undisturbed didapatkan nilai
𝑞𝑢 = 0.00166 kg/cm2 dan 𝑠𝑢 = 0.00083 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 , sedangkan untuk tanah yang
remolded didapatkan nilai 𝑞𝑢 = 0.0181 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 dan 𝑠𝑢 = 0.009 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 .
Didapatkan tanah ini memiliki derajat kepekaan 𝑆𝑡 = 0.092.
12.8. Referensi
ASTM D2166, 1991, Unconfined Compressive Strength of Cohesive Soil,
ASTM International, West Conshohocken, PA, 1991, www.astm.org.
Das, Braja M. 2002. Soil Mechanics Laboratory Manual, 6th Edition. New
York: Oxford University Press. Hlm 109-116 (Unconfined Compression Test).
Das, Braja M. 2010. Principles of Geotechnical Engineering, 7th Edition.
Stamford: Cengage Learning. Hlm 397-411 (Shear Strength of Soil).