Anda di halaman 1dari 5

Obat Untuk Ibu Menyusui?

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang paling sempurna bagi bayi, karena ASI
memiliki kandungan zat gizi dan antibodi (kekebalan tubuh) yang lebih lengkap dan
mudah dicerna daripada susu formula atau makanan lainnya.Bayi yang mendapatkan
ASI umumnya lebih jarang sakit, mengalami alergi atau kelebihan berat badan, serta
cenderung lebih cerdas pada saat bertambah usia. Selain itu, pemberian ASI juga
menguntungkan bagi sang ibu karena dapat mencegah kehamilan selama 6 bulan
pertama (sebagai KB alami), membantu penurunan berat badan setelah melahirkan,
serta menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium (indung telur). 5 Oleh karena
itu, setiap ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayi setelah
melahirkan.
 
ASI tidak hanya diberikan selama 6 bulan pertama. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) & UNICEF merekomendasikan ASI terus dilanjutkan sampai bayi berusia 2
tahun atau lebih, dengan disertai makanan pendamping ASI. 1
Selama periode menyusui yang cukup panjang ini, ada kalanya seorang ibu jatuh sakit
dan membutuhkan pengobatan. Nah, obat-obat tertentu yang digunakan oleh ibu dapat
masuk ke dalam ASI dan memberikan efek kepada bayi. Obat yang diminum oleh ibu,
akan diserap oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh termasuk kelenjar payudara.
Di payudara tersebut obat akan bercampur dengan ASI.
 
Umumnya, semakin besar dosis obat yang digunakan atau semakin lama obat
digunakan (pengobatan jangka panjang/kronis), semakin besar pula kadar obat yang
berada di dalam ASI. Bayi yang baru lahir dan bayi yang lahir prematur (belum cukup
bulan) juga mempunyai risiko lebih besar terhadap paparan obat melalui ASI. Hal ini
dikarenakan fungsi ginjal dan hati yang belum berkembang dengan baik, sehingga
obat lebih sulit dikeluarkan dari dalam tubuh dan berisiko terjadi penimbunan obat. 2,3

Menurut WHO, ada 5 klasifikasi keamanan obat pada ibu menyusui:


1.  

Obat yang diperbolehkan, yaitu obat yang berdasarkan hasil penelitian belum
ditemukan memiliki efek samping pada bayi, sehingga dikategorikan aman
untuk ibu menyusui dan bayinya.1

2.  

Obat yang diperbolehkan, tetapi perlu diwaspadai efek sampingnya pada


bayi. Secara teori, obat dapat menimbulkan efek samping tapi belum terbukti
atau efek sampingnya ringan dan jarang terjadi. Ibu dianjurkan untuk
memantau kondisi bayi.1
3. Obat yang harus dihindari karena efek sampingnya pada bayi. Digunakan
hanya bila obat sangat dibutuhkan oleh ibu. Bila terjadi efek samping pada
bayi, ASI dihentikan sementara dan dilanjutkan setelah pengobatan selesai. 1
4.  

Obat yang dihindari karena menghambat produksi ASI. Jika ibu harus
mengonsumsi obat tersebut untuk jangka waktu pendek, tidak perlu stop ASI.
ASI yang sedikit dapat diatasi dengan merangsang bayi menyusu lebih sering. 1

5.  

Obat yang tidak boleh diberikan karena menyebabkan efek samping


berbahaya pada bayi. Ibu dianjurkan berhenti menyusui hingga pengobatan
selesai.1

Hal-hal yang harus diperhatikan jika ibu menyusui akan menggunakan obat:
1.  

Sedapat mungkin, ibu menyusui dianjurkan untuk menghindari


penggunaan obat yang tidak perlu, termasuk suplemen dan obat tradisional
(jamu).2,3

2.  

Jika pengobatan memang diperlukan, berkonsultasilah terlebih dahulu


dengan Dokter atau Apoteker mengenai keamanan obat-obat yang akan
digunakan.2,3

3. Pada saat memeriksakan diri ke Dokter, selalu informasikan bahwa ibu masih
menyusui supaya Dokter meresepkan obat yang aman.
4.  

Jika ibu menggunakan obat selama menyusui, maka dianjurkan untuk selalu
memantau kondisi bayi. Waspadalah jika bayi menunjukkan gejala-gejala
yang berbeda setelah mendapatkan ASI. 2,3

5. Jika obat diketahui memiliki efek samping yang berbahaya pada bayi,
dianjurkan untuk menghindari atau menghentikan sementara pemberian
ASI sampai pengobatan selesai.2,3
6. Ibu dianjurkan untuk menjadwalkan penggunaan obat yaitu segera setelah
menyusui atau pada saatwaktu tidur bayi yang paling panjang. Diharapkan
kadar obat di dalam ASI paling rendah pada saat menyusui. Untuk pengaturan
jadwal minum obat, ibu dapat berkonsultasi dengan Apoteker.
7. Gunakanlah obat sesuai aturan pakai yang telah ditentukan dan jangan
menghentikan atau memperpanjang pengobatan tanpa berkonsultasi terlebih
dahulu dengan Dokter atau Apoteker.

Berikut ini adalah tabel yang memuat contoh obat-obat yang aman untuk digunakan
selama menyusui dikarenakan kadarnya yang sangat rendah di dalam ASI atau obat
tidak menimbulkan efek samping pada bayi.

 
CONTOH OBAT-OBAT YANG AMAN UNTUK DIGUNAKAN SELAMA
MENYUSUI 1,4,6
Golongan Obat Pilihan Obat yang Aman Keterangan
Obat nyeri, demam, Parasetamol, Ibuprofen, Parasetamol dan Ibuprofen
sakit kepala Asam Mefenamat memiliki data keamanan yang
paling memadai.
Obat batuk berdahak Ammonium Chloride Gunakan dosis yang lazim untuk
pengobatan jangka pendek.
Obat batuk kering DMP (Dextromethorphan) Pilih formula yang tidak
mengandung ethanol (alkohol)
Antibakteri Amoxicillin, Ampicillin, Jika timbul gejala gangguan
(antibiotik) Ceftazidime, Ceftriaxone, pencernaan (diare) atau gejala
Cefadroxil, Cefotaxime, alergi (ruam kulit) pada bayi,
Erythromycin segera hentikan obat dan
berkonsultasilah dengan Dokter.
Anti TBC Ethambutol, INH Jika muncul gejala berupa kulit
(Isoniazid), Pyrazinamide, menguning, sariawan, dan diare
Rifampicin, Streptomycin pada bayi, segera hentikan obat
dan berkonsultasilah dengan
Dokter.
Antivirus Acyclovir Umumnya digunakan untuk
pengobatan herpes.
Antihipertensi (obat Methyldopa, Verapamil, Jika timbul gejala berupa sesak
tekanan darah tinggi) Captopril, Propranolol, nafas atau kulit membiru pada
Nifedipine bayi, segera hentikan obat dan
berkonsultasilah dengan Dokter.
Obat luar Betamethasone, Calamine, Krim/salep dioleskan tipis pada
(krim/salep/bedak) Hydrocortisone kulit dan hanya untuk pemakaian
untuk radang dan jangka pendek.
gatal-gatal pada kulit
Obat asma (sesak) Aminophylline, Lebih dianjurkan menggunakan
Salbutamol, Theophylline, obat asma bentuk inhalasi (hirup)
Terbutaline, atau spray (semprot) untuk
Beclometasone, mengurangi efek pada bayi.
Prednisolone
Vitamin dan Mineral Vitamin A (retinol), C, E, Gunakan sesuai aturan pakai
B1, B2, B6, B12, asam folat, (dosis yang lazim).
zat besi
Obat alergi Loratadine, Fexofenadine Gunakan sesuai aturan pakai dan
hanya untuk penggunaan jangka
pendek.
Obat maag Antasida (Aluminium dan Gunakan sesuai aturan pakai dan
(gangguan lambung) Magnesium Hidroksida), hanya untuk penggunaan jangka
Ranitidine, Sucralfate pendek.
Antidiabetes Insulin Berkonsultasilah dengan Dokter
mengenai penyesuaian
(penurunan) dosis selama masa
menyusui.
Kortikosteroid Prednisolone, Prednisone Gunakan sesuai aturan pakai dan
hanya untuk penggunaan jangka
pendek.

Berikut ini adalah tabel yang memuat contoh obat-obat yang sebaiknya dihindari
selama menyusui dikarenakan efek sampingnya yang berbahaya pada bayi atau
pengaruhnya terhadap produksi ASI.

CONTOH OBAT-OBAT YANG SEBAIKNYA DIHINDARI SELAMA MENYUSUI 1,4,6


Antibiotik: Chloramphenicol, Ciprofloxacin, Doxycycline, Metronidazole,
Tetracycline
Semua obat kanker (obat kemoterapi)
Obat tekanan darah tinggi: Furosemide, Atenolol, Clonidine, diuretik golongan
Thiazide
Obat alergi: Chlorpheniramine (CTM), Diphenhydramine
Obat untuk sistem saraf (penenang): Chlorpromazine, Haloperidol, Lithium
Antinyeri dan antiradang: Asetosal (Aspirin), Antalgin
Kontrasepsi oral yang mengandung estrogen
Selain obat: rokok (nikotin), kafein, dan alkohol (ethanol)

Semua contoh di atas hanyalah sebagian dari sekian banyaknya obat yang beredar.
Untuk menjamin keamanan obat yang digunakan, ibu dapat berkonsultasi dengan
Dokter atau Apoteker. Pastikan bayi ibu mendapatkan manfaat yang terbaik dari ASI
tanpa mengabaikan kesehatan ibu sendiri.

Penyusun: Juliana Kurniawati, S.Farm., Apt.


 
Daftar Pustaka:
1. Anonim, 2002, Breastfeeding and Maternal Medication: Recommendations for Drugs in
the Eleventh WHO Model List of Essential Drugs, World Health Organization.
2. Anonim, 2006, Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil dan Menyusui, Jakarta:
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Departemen Kesehatan RI.
3. Aslam, M., dkk., 2003, Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy), Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
4. Briggs, G.G., et al., 2001, Drugs in Pregnancy and Lactation, 6th Edition, USA:
Lippincott Williams & Wilkins.
5. Leon-Cava, N., et al., 2002, Quantifying the Benefits of Breastfeeding: a Summary of the
Evidence, Washington: PAHO & LINKAGES Project.
6. MICROMEDEX Healthcare Series (www.thomsonhc.com).

Anda mungkin juga menyukai