Anda di halaman 1dari 8

Analisis Kenyamanan Termal Berdasarkan Temperature Humidity Index

di Kawasan Alun-alun Pati

Ashim Furqoni, Eddy Prianto


Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Email: ashimfurqoni@gmail.com

Abstrak

Berkembangnya suatu kota selalu berbanding lurus dengan berkurangnya Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang berubah menjadi lahan terbangun. Permasalahan tersebut merupakan
salah satu faktor yang menjadikan temperatur kota meningkat. Salah satu ruang terbuka
yang hampir dipastikan aman dari pergeseran fungsi ruang adalah alun-alun. Alun-alun
seharusnya dimaksimalkan oleh pemerintah untuk memperbaiki temperatur kota yang
terus meningkat tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa bagaimana performa
kenyamanan termal pada alun-alun Pati berdasarkan indeks panas yaitu Temperature
humidity index (THI). Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengukuran lapangan
dan alat yang digunakan adalah hygrothermometer. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwasanya 25% penghitungan THI termasuk dalam kategori nyaman, 29,2% tidak
nyaman, dan sisanya sebanyak 45,8% termasuk dalam kategori cukup nyaman.

Kata kunci: ruang terbuka, kenyamanan termal, THI

Pendahuluan
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya sebuah kota akan selalu berkembang dari
tahun ke tahun. Bertambahnya penduduk menjadikan aktivitas dan kegiatan di kota
akan semakin banyak yang berakibat pada bertambahnya area lahan kosong yang
dibangun. Berkurangnya jumlah lahan kosong tersebut merupakan salah satu faktor
yang menjadikan temperatur kota meningkat, dikarenakan oleh berkurangnya area hijau
seperti hutan kota, taman, dan lain sebagainya (Hidayat, 2016).
Bertambahnya area terbangun di perkotaan secara bersamaan akan mengurangi
area terbuka (Elizar, 2018). Jika tidak kunjung dilaksanakan strategi untuk
menanggulangi tergerusnya area terbuka tersebut, maka secara perlahan namun pasti
kota tersebut akan mengalami fenomena UHI (Urban Heat Island). Istilah UHI diartikan
sebagai fenomena dimana terjadi perbedaan temperatur udara yang sangat tinggi antara
pusat perkotaan dengan daerah-daerah pinggiran di sekitar Kota (Santi, Siti B., Hapsa R.,
Aspin, 2019). Menurut hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Lawrence Barkeley
National Library, fenomena UHI dapat mengakibatkan temperatur udara di pusat
perkotaan mencapai 12℃ lebih tinggi dibandingkan dengan daerah di sekitarnya.
Alun-alun sebagai ruang terbuka hijau yang berada di jantung kota memiliki
peran penting untuk menetralkan temperatur lingkungan kota yang meningkat
(Bambang dan Eddy, 2017). Sebagai ruang terbuka hijau yang paling aman terhadap
pergeseran fungsi, alun-alun seharusnya dapat dimaksimalkan dengan baik untuk
mencapai tujuan dari ruang terbuka hijau yaitu memperbaiki kualitas lingkungan kota.
Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah Alun-alun Pati
sudah memenuhi tujuan ruang terbuka dalam memperbaiki kualitas iklim di lingkungan
kota tersebut. Untuk dapat mengetahui pengaruh simpang lima tersebut terhadap iklim,
maka terlebih dahulu harus diketahui bagaimana performa kenyamanan termal pada
simpang lima itu sendiri.

Metode
Penelitian ini dilakukan di kota Pati, tepatnya di kawasan alun-alun Pati. Secara
geografis kota Pati terletak diantara 1100, 50’ - 1110, 15’ BT dan 60, 25’ – 70,00’ LS. Kota
Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah dan terletak
pada bagian timur laut provinsi Jawa Tengah.

Gambar 1. Lokasi penelitian


(Sumber: Dokumen Pribadi, 2021)
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode pengukuran
lapangan. Pengukuran dilakukan pada tanggal 19 agustus 2021. Aspek yang diukur
adalah suhu dan kelembaban udara. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan alat
khusus untuk mengukur suhu dan kelembaban, yaitu thermohygrometer. Untuk
memaksimalkan tingkat keakuratan hasil penelitian, maka pengukuran lapangan
dilakukan pada beberapa titik. Titik pengukuran tersebut ditentukan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu sehingga dapat mewakili keseluruhan lokasi
penelitian.

Gambar 2. Alat ukur yang digunakan, Hygrothermometer


(Sumber: Dokumen Pribadi, 2021)
Ada berbagai metodologi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menganalisa
tingkat kenyamanan termal manusia di lingkungan terbuka. Salah satu yang sering
digunakan adalah rumus Temperature Humidity Index (THI) yang dicetuskan pertama
kali oleh Thom pada tahun 1959 dan kemudian dimodifikasi untuk iklim tropis oleh
Nieuwolt pada tahun 1998 (Trinah dan Fatkhuroyan, 2017). THI adalah sebuah rumus
yang mengkombinasikan dua aspek utama dalam kenyamanan termal yang dirasakan
oleh tubuh manusia, yaitu suhu dan kelembaban udara. Suhu merupakan wujud rasa
dingin atau rasa panas yang dirasakan oleh tubuh manusia sebagai respon dari sensor
perasa yang terdapat pada kulit terhadap stimulasi temperatur yang ada pada
lingkungan sekitar (Jefri, Veronika, dan Chyntia, 2017). Sedangkan kelembaban udara
adalah rasio dari jumlah uap air di udara yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
kondisi suhu lingkungan. Rumus THI dinyatakan dalam persamaan berikut ini:

THI = 0,8 T + (RH x T) / 500


THI : Temperature Humidity Index
T : Suhu Udara (C)
RH : Kelembaban Relatif (%)
Nilai THI yang dihasilkan dari rumus diatas dapat menjadi gambaran apakah suatu
kawasan yang diteliti termasuk kedalam kategori nyaman, tidak nyaman, ataukah sangat
tidak nyaman berdasarkan indeks THI berikut ini.
Tabel 1. Kategori kenyamanan berdasarkan THI

Nilai THI Kategori Kenyamanan


< 21 °C Sangat Nyaman
Nyaman
21 – 24 °C
(100% populasi merasa nyaman)
Cukup nyaman
24 – 27 °C
(50% populasi merasa nyaman)
Tidak nyaman
> 27 °C
(100% populasi merasa tidak nyaman)
(Sumber: Trinah dan Fatkhuroyan, 2017)

Hasil dan Pembahasan


Pengukuran lapangan dilakukan 4 kali pada waktu yang berbeda, yaitu pagi,
siang, sore, malam dengan tujuan agar hasil penelitian dapat mencakup segala kondisi
lapangan pada suatu hari yang sama. Selain itu pengukuran dilakukan dengan cara
membagi lokasi penelitian menjadi 6 zona. Masing-masing zona memiliki kondisi ruang
yang berbeda.

Gambar 3. Pembagian titik ukur berdasarkan zona


(Sumber: Analisis Pribadi, 2021)
Zona 1 merupakan lapangan rumput. Zona 2 merupakan trotoar atau joging track. Zona
3 mewakili area dibawah pohon peneduh besar. Zona 4 mewakili area dibawah peneduh
lebih kecil. Zona 5 merupakan sisi terluar alun-alun. Dan zona 6 adalah jalan raya dengan
permukaan aspal. Pembagian titik pengukuran berdasarkan zona tersebut ditujukan
agar hasil penelitian menjadi lebih valid dan akurat. Berikut ini hasil pengukuran
lapangan yang disajikan berdasarkan waktu pengukurannya.

Tabel 2. Hasil pengukuran pada pagi hari

Suhu (°C) Kelembaban relatif (%)


Titik Rata- Rata-
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3
rata rata
1 25,9 24,9 25,9 25,6 58 58 58 58
2 24 24,6 24 24,2 51 51 51 51
3 24,3 24,8 24,3 24,5 60 60 60 60
4 25,3 25,8 25,3 25,5 59 59 59 59
5 26,7 25,5 26,7 26,3 52 52 52 52
6 28,7 27,7 28,7 28,4 51 51 51 51
(Sumber: Analisis Pribadi, 2021)

Tabel 3. Hasil pengukuran pada siang hari

Suhu (°C) Kelembaban relatif (%)


Titik Rata- Rata-
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3
rata rata
1 36,9 36,4 36,1 36,5 48 48 48 48
2 34 34,4 34,5 34,3 51 51 51 51
3 29,5 30,2 30,5 30,1 46 46 46 46
4 35,3 35,6 35,3 35,4 54 54 54 54
5 36,6 36,3 36,5 36,5 45 45 45 45
6 36,8 36,3 36,4 36,5 45 45 45 45
(Sumber: Analisis Pribadi, 2021)

Tabel 4. Hasil pengukuran pada sore hari

Suhu (°C) Kelembaban relatif (%)


Titik Rata- Rata-
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3
rata rata
1 30,9 30,9 30,1 30,6 48 48 48 48
2 30 29 30,6 29,9 41 41 41 41
3 26,5 25,4 26,5 26,1 55 55 55 55
4 29,3 29,5 29,4 29,4 49 49 49 49
5 29,6 29,3 29,4 29,4 41 41 41 41
6 30,8 30,5 30,8 30,7 45 45 45 45
(Sumber: Analisis Pribadi, 2021)
Tabel 5. Hasil pengukuran pada malam hari

Suhu (°C) Kelembaban relatif (%)


Titik Rata- Rata-
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3
rata rata
1 26,3 27,9 26,3 26,8 58 58 58 58
2 28 24,5 27,2 26,6 51 51 51 51
3 24,5 27,5 24,5 25,5 65 65 65 65
4 27,3 27,3 27,3 27,3 59 59 59 59
5 24,5 26,6 27,2 26,1 51 51 51 51
6 27,3 28,5 28,5 28,1 55 55 55 55
(Sumber: Analisis Pribadi, 2021)

Dari hasil pengukuran tersebut maka dapat dirumuskan nilai THI pada masing-
masing titik ukur, yaitu:

Tabel 6. Nilai THI pada pagi hari Tabel 7. Nilai THI pada siang hari

Titik THI Kategori Titik THI Kategori


1 23,4 Nyaman 1 32,7 Tidak nyaman
2 21,8 Nyaman 2 30,9 Tidak nyaman
3 22,5 Nyaman 3 26,8 Cukup nyaman
4 23,4 Nyaman 4 32,1 Tidak nyaman
5 23,8 Nyaman 5 32,5 Tidak nyaman
6 25,6 Cukup nyaman 6 32,5 Tidak nyaman
(Sumber: Analisis Pribadi, 2021) (Sumber: Analisis Pribadi, 2021)

Tabel 8. Nilai THI pada sore hari Tabel 9. Nilai THI pada malam hari

Titik THI Kategori Titik THI Kategori


1 27,4 Tidak Nyaman 1 24,6 Cukup nyaman
2 26,3 Cukup nyaman 2 24,0 Nyaman
3 23,8 Cukup nyaman 3 23,7 Cukup nyaman
4 26,4 Cukup nyaman 4 25,1 Cukup nyaman
5 26,0 Cukup nyaman 5 23,5 Cukup nyaman
6 27,3 Tidak nyaman 6 25,6 Cukup nyaman
(Sumber: Analisis Pribadi, 2021) (Sumber: Analisis Pribadi, 2021)

Berdasarkan nilai THI pada pagi hari, 5 dari 6 zona pengukuran dinyatakan
nyaman, sisanya cukup nyaman. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh
kawasan alun-alun pada pagi hari terbilang nyaman secara termal, meskipun pada zona
jalan raya masuk dalam kategori cukup nyaman. Hasil tersebut dipengaruhi oleh
matahari yang belum sepenuhnya terbit serta angin yang berhembus cukup kencang.
Sedangkan pada siang hari, tabel nilai THI diatas menyatakan bahwasanya 5 dari
6 zona penelitian masuk dalam kategori tidak nyaman. Hasil tersebut ekuivalen dengan
83,3% yang menyatakan alun-alun ini tidak nyaman secara termal pada siang hari.
Meskipun demikian terdapat 1 zona dengan nilai THI 26,8 °C yaitu zona dibawah
peneduh besar.
Kemudian tabel THI pada sore hari menyatakan bahwasanya 4 zona masuk dalam
kategori cukup nyaman dan 2 zona lainnya masuk dalam kategori tidak nyaman. 2 zona
tidak nyaman tersebut adalah jalan raya dan lapangan rumput yang notabene bukan
merupakan area yang dikunjungi oleh pengunjung. Sehingga bisa disimpulkan alun-alun
Pati tersebut cukup nyaman untuk dikunjungi pada sore hari.
Dan yang terakhir pada malam hari, nilai THI menyatakan bahwa 5 zona masuk
dalam kategori cukup nyaman dan 1 zona lainnya masuk dalam kategori nyaman. Hasil
tersebut cukup jelas menyimpulkan bahwa alun-alun ini cukup nyaman secara termal
pada malam hari. Kategori cukup nyaman tersebut dipengaruhi oleh banyaknya
pengunjung pada malam hari sehingga banyak suhu tubuh manusia yang mempengaruhi
suhu udara disana. Sehingga jika tidak ada faktor manusia tersebut bisa saja alun-alun
ini termasuk dalam kategori nyaman secara termal pada malam hari.
Jika dikaji secara menyeluruh dalam 4 kali waktu pengukuran dan
memperhatikan seluruh titik ukur, maka hasilnya adalah 25% penghitungan THI
termasuk dalam kategori nyaman, 29,2% tidak nyaman, dan sisanya sebanyak 45,8%
termasuk dalam kategori cukup nyaman. Sehingga berdasarkan hasil pengukuran suhu
dan kelembaban pada tanggal 19 agustus 2021, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya alun-alun Pati ini termasuk dalam kategori cukup nyaman secara termal.

Gambar 4. Grafik hasil analisis THI pada masing-masing zona


(Sumber: Analisis Pribadi, 2021)

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran suhu dan kelembaban pada tanggal 19 agustus
2021, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya alun-alun Pati ini termasuk dalam
kategori cukup nyaman secara termal. Hal ini dibuktikan dari hasil analisa menggunakan
indeks THI yang menyatakan bahwa 45,8% dari 24 kali pengukuran termasuk dalam
kategori cukup nyaman. Meskipun alun-alun Pati ini termasuk dalam kategori cukup
nyaman secara termal, namun kecenderungan kearah tidak nyaman dinyatakan lebih
tinggi (29,2%) dibandingkan kecenderungan kearah nyaman (25%). Oleh sebab itu jika
pemerintah setempat tidak cepat mengambil langkah pencegahan peningkatan suhu
lingkungan kota, bukan tidak mungkin kota Pati beserta alun-alunnya menjadi lebih
panas dan mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pengunjung alun-alun itu sendiri.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati (2015)


Bambang S., Eddy P. (2017). Kajian Sensasi Kenyamanan Termal Dan Konsumsi Energi
Di Taman Srigunting Kota Lama Semarang. Jurnal MODUL, vol. 17, no.2, 2017.
Ellizar, E. (2018). Implementasi Teori Pencahayaan, Termal Dan Kebisingan Terhadap
Kenyamanan Ruang Ibadah Pada Mesjid Al Safar Di Rest Area Km. 88 Purwakarta.
Jurnal Ilmiah Arjouna, 2(2), 27-33.
Hidayat M. S. (2016). Kenyamanan Termal Pada Ruang Terbuka Hijau Di Jakarta Pusat.
Jurnal Vitruvian Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan, Vol.6, No.1, Oktober 2016: 1-8.
Muhaling J., Veronika A. K., Chyntia W. (2017). Analisis Kenyamanan Termal Ruang Luar
Di Kawasan Kampus Unsrat. Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6, No. 1, Mei 2017
Santi, Siti B., Hapsa R., Aspin (2019). Identifikasi Iklim Mikro Dan Kenyaman Termal
Ruang Terbuka Hijau Di Kendari. NALARs Jurnal Arsitektur, Volume 18, Nomor 1,
Januari 2019: 23-34.
Wati Trinah, Fatkhuroyan (2017). Analisis Tingkat Kenyamanan Di DKI Jakarta
Berdasarkan Indeks THI (Temperature Humidity Index). Jurnal Ilmu Lingkungan,
Volume 15, Issue 1, 2017 : 57-63

Anda mungkin juga menyukai