Anda di halaman 1dari 3

Kisah Yahudi di Balik Pembangunan Masjid Pertama di Mesir

Masjid Amr bin Ash. Foto: El Thareeq.net

MESIR memiliki segudang destinasi wisata religius yang patut disinggahi Traveler Muslim.
Salah satunya adalah Masjid Amr bin Ash yang terletak di Kota Tua Fusthat.

Masjid Amr bin Ash memiliki sejarah yang panjang, bahkan pembangunannya sudah dimulai
sejak masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Masjid Amr bin Ash merupakan masjid pertama
yang dibangun di Mesir, bahkan di Benua Afrika. Masjid itu didirikan oleh sahabat Rasulullah,
Amr bin Ash pada sekitar 641 Mesehi atau sekitar tahun 21 Hijriah.

Amr bin Ash berhasil menaklukkan Mesir dari kekuasaan Romawi. Ia kemudian diangkat
menjadi gubernur Mesir pertama. Amr bin Ash terkenal cerdik dan memiliki strategi perang
yang ulung. Ia digambarkan sebagai seorang pemberani, mahir berkuda, negosiator ulung,
namun juga seorang penyair.

Amr bin Ash diutus ke Mesir pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, ia dipercaya
memimpin sekitar 4 ribu pasukan untuk melawan pasukan Romawi yang berjumlah sekitar 50
ribu-an. Meski kekuatan tidak seimbang Amr bin Ash berhasil membuat pasukan Romawi
bertekuk lutut.

Di balik pembangunan Masjid Amr bin Ash, ada kisah menarik yang cukup populer di kalangan
masyarakat. Konon, pada saat akan membangun masjid sang gubernur mendapat
penentangan dari seorang Yahudi tua. Ia tak terima tanah miliknya digusur untuk
pembangunan masjid, meskipun sudah diajak bernegosiasi.
Sang gubernur akhirnya menggusur paksa lahan milik Yahudi tua itu yang di atasnya terdapat
gubuk yang sudah reyot. Sang Yahudi tak terima dan mengadukan permasalahannya kepada
Khalifah Umar bin Khatab di Madinah.

Sesampai Madinah, konon Yahudi tua yang belum pernah melihat sosok sang khalifah itu pun
menemui seorang pria yang tengah duduk di bawah pohon kurma.

“Wahai tuan, tahukah Anda di mana khalifah?” kata si Yahudi.

Orang itu menjawab, “Ada apa kamu mencarinya?”

“Aku ingin mengadukan sesuatu.”

“Di manakah istananya?” tanya Yahudi lagi.

“Di atas lumpur,” jawab lelaki itu.

Si Yahudi bingung dengan jawaban tersebut.

“Siapa pengawalnya?” tanya Yahudi lagi.

“Pengawalnya orang-orang miskin, anak yatim, dan janda-janda tua,” jawab orang itu.

“Apa pakaian kebesarannya?” Si Yahudi makin penasaran.

“Pakaian kebesarannya adalah malu dan takwa.”

“Di mana ia sekarang?”

“Ada di depanmu.”

Si Yahudi pun tercengang kaget. Ternyata, khalifah yang dicari si Yahudi itu ada di
hadapannya.

Ia lalu menceritakan permasalahannya dengan gubernur Mesir Amr bin Ash.

Khalifah Umar bin Khattab marah mendengar laporan tersebut, wajahnya merah padam.
Setelah itu, ia meminta Yahudi mengambilkannya suatu tulang unta.

Khalifah lalu menggores tulang tersebut dengan huruf alif yang lurus dari atas ke bawah
menggunakan ujung pedangnya. Tulang itu diserahkannya kembali kepada si Yahudi.

“Bawalah tulang ini ke Mesir dan berikan kepada gubernurmu,” kata Khalifah Umar.

Dengan perasaan bingung si Yahudi kembali ke Mesir, dan sesampainya di sana ia


menyerahkan tulang busuk itu kepada Gubernur Amr bin Ash sebagaimana yang
diperintahkan sang khalifah.
Menerima tulang tersebut, Gubernur Amr bin Ash langsung menggigil. Saat itu juga, ia
memerintah para pegawainya untuk menghentikan pembangunan masjid dan
mengembalikan gubuk reyot si Yahudi tua itu.

Yahudi itu merasa keheranan dan ia pun menanyakan kepada sang gubernur tentang apa yang
sebetulnya terjadi.

Gubernur Amr bin Ash memegang pundak orang Yahudi itu, “Wahai kakek, tulang ini
merupakan peringatan keras terhadapku dan tulang ini merupakan ancaman dari Khalifah
Umar bin Khattab.”

Si Yahudi lalu tertunduk haru. Ia begitu terkesan dengan nilai keadilan di dalam agama Islam.
Ia pun akhirnya memeluk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengikhlaskan
lahan bekas gubuk reyotnya untuk didirikan masjid.

Arsitektur Masjid Amr bin Ash masih dipengaruhi gaya Yunani, ini bisa dilihat dari sejumlah
sudut masjid tersebut yang menampilkan ornamen cantik khas Yunani.

Perbaikan dan perluasan telah dilakukan beberapa kali pada masjid tersebut, terakhir
dilakukan sekitar tahun 1979. Perbaikan-perbaikan kecil juga masih terus dilakukan hingga
sekarang. Masjid Amr bin Ash menjadi tujuan wisata umat Muslim dari berbagai penjuru
dunia di Mesir.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan isi bacaan di atas!

1. Siapakah tokoh utama pada bacaan di atas?


2. Apakah prestasi yang beliau punyai hingga namanya dikenal baik hingga sekarang?
3. Mengapa tokoh pada bacaan tersebut merasa takut saat diberikan hadiah tulang oleh
Khalifah Umar bin Khathab?
4. Di manakah letak Masjid Amr bin Ash?
5. Kapankah Masjid Amr bin Ash pertama kali dibangun?
6. Bagaimana proses pembanguan Masjid Amr bin Ash?

Alhamdulillah…

Anda mungkin juga menyukai