Anda di halaman 1dari 6

fidhaaaaa😋👍🏼👍🏼

KISI-KISI PAT GENAP 21/22 (Sejarah Indonesia)

Untuk persiapan PAT Mata Pelajaran Sejarah Indonesia semester II (Genap) TA


2021/2022 harap membaca buku Sejarah Indonesia Kelas X mulai dari Halaman 176 (Islam
Dn Jaringan Perdagangan Antarpulau) sampai dengan Peran Bahasa (hal 252/253) serta
Kesimpulan hal 254/255
Adapun kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

1.Memahami integrasi sebagai sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
:

2. Mengidentifikasi Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau Sumatera


: Kerajaan Samudera Pasai, Pedir, Aceh Darussalam, Minangkabau, Perlak, Indragiri,
Jambi, Palembang, Tiku, Panchur, Barus, Lambri, Pirada, Biar, Pase, Kampar, Tongkal.

3. Mengidentifikasi Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau Jawa


: Kerajaan Demak, Mataram, Banten, Cirebon,

4. Mengidentifikasi naskah-naskah kuno dari Kesultanan Cirebon


: Babad, Cerbon, Tarita Puwaka Tjaruban Nagari, Pepakem Cerbon, dll

5. Mengidentifikasi benteng pertahanan yang didirikan oleh Maulana Hasanuddin


: Keraton/Benteng Surosowan diperkirakan dibangun antara tahun 1526-1570 saat
Pemerintahan Sultan Banten yang pertama yaitu Sultan Maulana Hasanudin.

6. Mendeskripsikan seorang kepala Gembong Samudera dalam Hikayat Raja-Raja Pasai


dan dalam Kitab Sejarah Melayu
: Sultan Malik al-Saleh

7. Mendeskripsikan history kegiatan perdagangan di kepulauan Indonesia berdasarkan data


arkeologis maupun berupa berita-berita asing
: kegiatan perdagangan di kepulauan indonesia terjadi pada abad pertama.

8. Mengidentifikasi informasi atau catatan dari Cheng Ho berdasarkan Sumber Literatur Cina
mengenai era, waktu atau masa perkembangan dan pertumbuhan Kerajaan yang bercorak
Islam atau Kesultanan
: Samudera Pasai dan Malaka tumbuh dan berkembang sejak abad ke 13 sampai abad ke
15.

9. Mengidentifikasi kemajuan yang cukup pesat dalam proses integrasi bangsa Indonesia
pada abad ke 16
:

10. Mendeskripsikan akibat dari meningkatnya intensitas hubungan pelayaran dan


perdagangan antara Nusantara dengan Arab masa Dinasty Abbasiyah (750-1258)
: - hubungan Arab dengan kerajaan kerajaan di Kepulauan Indonesia terjalin secara
langsung.
- orang orang Islam melarikan diri dari pelabuhan Kanton dan meminta perlindungan
Raja Kedah dan Palembang.

11. Mengidentifikasi komoditas utama dalam perdagangan di wilayah timur Kepulauan


Indonesia pada abad ke 16
: cengkih dan pala.

12. Mengidentifikasi Raja Bulawa (Zainal Abidin) sebagai simbol hubungan antara Ternate
dan Hitu dengan Jawa sangat erat sekali
: Ia dijuluki Raja Bulawa artinya raja cengkih, karena membawa cengkih dari maluku sebagai
persembahan.

13. Mengidentifikasi kedatangan Islam di Daerah Jambi berdasarkan temuan-temuan


arkeologis
: Berdasarkan temuan-temuan arkeologis kemungkinan kehadiran Islam di daerah Jambi
diperkirakan dimulai sejak abad ke-9 atau abad ke-10 sampai abad ke-13. Kemungkinan
pada masa itu proses Islamisasi masih terbatas pada perorangan. Karena proses Islamisasi
besar-besaran bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Kerajaan Islam Jambi
sekitar 1500 M. di bawah pemerintahan Orang Kayo Hitam yang juga meluaskan “Bangsa
XII” dari “Bangsa IX”, anak Datuk Paduka Berhala.
Konon menurut Undang-Undang Jambi, Datuk Paduka Berhala adalah orang dari Turki yang
terdampar di Pulau Berhala yang kemudian dikenal dengan sebutan Ahmad Salim.

Ia menikah dengan Putri Salaro Pinang Masak yang sudah Muslim. turunan raja-raja
Pagarruyung yang kemudian melahirkan Orang Kayo Hitam, Sultan Kerajaan Jambi yang
terkenal.

Karena itu kemungkinan besar penyebaran Islam sudah terjadi sejak sekitar tahun 1460
atau pertengahan abad ke-15.

14. Mengidentifikasi waktu terjadinya kontak pertama Kesultanan Palembang dengan VOC
: Kontak pertama Kesultanan Palembang dengan VOC terjadi pada 1610, tetapi karena
VOC tidak dipedulikan kepentingannya maka selalu terjadi kerenggangan.

15. Mengidentifikasi terjadinya Perang Menteng sebagai peristiwa serangan terhadap


Kesultanan Palembang pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II
: Pada Juli 1819 Sultan Mahmud Badaruddin II mendapat serangan dari pasukan Hindia
Belanda atau yang dikenal Perang Menteng. Serangan besar-besaran oleh pasukan
Belanda pimpinan J.C. Wolterboek yang terjadi pada Oktober 1819 juga dapat dipukul
mundur oleh prajurit” Kesultanan Palembang. Pada Juni 1821 pihak Belanda mencoba lagi
melakukan penyerangan dengan banyak armada di bawah pimpinan Jenderal de Kock.
Sultan Mahmud Badaruddin ll ditangkap kemudian dibuang ke Ternate.

16. Mendeskripsikan masa dimana dihapuskannya kekuasaan Kesultanan Palembang


setelah Sultan Mahmud Badaruddin ditangkap dan dibuang ke Ternate
: Kesultanan Palembang sejak 7 Oktober 1824 dihapuskan dan kekuasaan daerah
Palembang berada langsung di bawah Pemerintah Hindia Belanda dengan penempatan
Residen Jon Cornelis Reijnst yang tidak diterima. Sultan Ahmad Najaruddin Prabu Anom
karena memberontak akhirnya ditangkap kemudian diasingkan ke Banda, dan seterusnya
dipindahkan ke Menado.

17. Mendeskripsikan berakhirnya kekuasaan Kerajaan Indragiri dan berkuasanya


Pemerintahan Hindia Belanda di Indragiri
:

18. Mengidentifikasi masuk dan berkembangnya Islam di daerah Sumatera Barat


berdasarkan berita Cina dari Dinasti T’ang
: Berdasarkan berita Cina dari Dinasti T’ang yang menyebutkan sekitar abad ke-7 (674 M)
ada kelompok orang” Arab (Ta’shih) dan disebutkan oleh W.P. Goeneveldt, wilayah
perkampungan mereka berada di pesisir barat Sumatera. Islam yang datang dan
berkembang di Sumatera Barat diperkirakan pada akhir abad ke 14 atau abad 15, sudah
memperoleh pengaruhnya di kerajaan besar Minangkabau.

19. Mengidentifikasi masa Pemerintahan Hindia Belanda mengukuhkan kekuasaan politik


dan ekonominya di daerah Minangkabau atau Sumatera Barat setelah tertangkapnya
pemimpin-pemimpin Padri terutama Tuanku Imam Bonjol
:

20. Mengidentifikasi Makam Fatimah Binti Maimun Bin Hibatullah sebagai bukti kedatangan
Islam di Jawa
: Tepatnya berada di di Dusun Leran, Desa Pesucian, Kecamatan Manyar, Kabupaten
Gresik Jawa Timur. Di sana terdapat bukti arkeologi Islam yang menunjukkan inskripsi
kronogram 475 Hijriah atau sama dengan tahun 1082 Masehi.
Arkeologi tersebut merupakan makam Fatimah binti Maimun bin Hibatallah. Makam ini
disinyalir sebagai arkeologi Islam tertua di bumi Nusantara.

21. Mengidentifikasi Raja Pertama Kerajaan Demak yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-
Falah
: Raden Fatah

22. Mengidentifikasi dua kali serangan Mataram ke Batavia yang di pimpin oleh Sultan
Agung
: Disamping berusaha menguasai dan mempersatukan berbagai daerah di Jawa, Sultan
Agung juga ingin mengusir VOC dari Kepulauan Indonesia. Kemudian diadakan dua kali
serangan tentara Mataram ke Batavia pada tahun 1628 dan 1629.

23. Mengidentifikasi pendiri Benteng Pertahanan Surosowan yang menjadi pusat


Pemerintahan Kesultanan Banten
: Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut.
Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang
dinamakan Surosowan, yang pengahabisan hari menjadi pusat pemerintahan setelah
Banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.
24. Menganalisis alasan orang-orang Banten menolak dan mengusir orang-orang Belanda
yang datang di pelabuhan Banten pada tahun 1596
: Pada tahun 1596 orang” Belanda datang di pelabuhan Banten untuk yang pertama kali.
Terjadilah perkenalan dan pembicaraan yang pertama antara orang orang Belanda dengan
para pedagang Banten. Tetapi dalam perkembangannya, orang orang Belanda bersikap
angkuh dan sombong (memonopoli), bahkan mulai menimbulkan kekacauan di Banten. Oleh
karena itu orang” Banten menolak dan mengusir orang” Belanda. Akhirnya orang” Belanda
kembali ke negerinya. Dua tahun kemudian, orang” Belanda datang lagi. Mereka
menunjukkan sikap yang baik, sehingga dapat berdagang di Banten dan di Jayakarta.

25. Menganalisis alasan orang-orang Banten menerima kembali kehadiran para pedagang
Belanda tahun 1598
: Dua tahun kemudian, orang” Belanda datang lagi. Mereka menunjukkan sikap yang baik
(rombongan kedua ini memberi cendera mata berupa tempat minum dari emas murni
kepada penguasa Banten) , sehingga dapat berdagang di Banten dan di Jayakarta.

26. Memahami posisi Cirebon setelah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak
berdasarkan berita Tome Pires sekitar tahun 1513
: Menurut berita Tome Pires sekitar 1513 diberitakan Cirebon sudah termasuk ke daerah
Jawa di bawah kekuasaan Kerajaan Demak. Penguasa di Cirebon ialah Lebe Usa sebagai
bawahan Pate Rodim. Cirebon terutama mengekspor beras dan banyak bahan makanan
lainnya. Kota ini berpenduduk sekitar 1.000 orang. Menurut Tome Pires Islam sudah hadir di
Kota Cirebon 40 tahun sebelum kehadiran Tome Pires sendiri.

27. Mengidentifiksasi kedatangan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati ke Cirebon
: Perkiraan kehadiran Islam di kota Cirebon menurut sumber lokal Tjarita Purwaka Tjaruban
Nagari karya Pangeran Arya Cerbon pada 1720 M, dikatakan bahwa Syarif Hidayatullah
datang ke Cirebon pada 1470 M, dan mengajarkan Islam di Gunung Sembung, bersama-
sama Haji Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabumi. Syarif Hidayatullah kawin dengan
Pakungwati dan pada 1479 ia menggantikan mertuanya sebagai Penguasa Cirebon, lalu
mendirikan keraton yang diberi nama Pakungwati di sebelah timur Keraton Sultan
Kasepuhan kini. Syarif Hidayatullah terkenal juga dengan gelaran Susuhunan Jati atau
Sunan Gunung Jati, seorang dari walisongo dan juga ia mendapat julukan Pandita-Ratu
sejak berfungsi sebagai wali penyebar Islam di Tatar Sunda dan sebagai kepala
pemerintahan. Sejak itu Cirebon menghentikan upeti ke pusat Kerajaan Sunda Pajajaran di
Pakuan. Sebenarnya Islam sudah mulai disebarkan meski mungkin masih terbatas
daerahnya.

28. Mengidentifikasi Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan


: Kesultanan Pasir (1516), Kesultanan Banjar (1526-1905), Kesultanan Kotawaringin,
Kerajaan Pagatan (1750), Kesultanan Sambas (1671), Kesultanan Kutai Kartanegara,
Kesultanan Berau (1400), Kesultanan Sambaliung (1810), Kesultanan Gunung Tabur
(1820), Kesultanan Pontianak (1771), Kesultanan Tidung, dan Kesultanan Bukungan (1731).

29. Mengidentifikasi Proses Islamisasi di daerah Banjarmasin menurut A.A. Cense


: Proses Islamisasi di daerah itu, menurut A.A. Cense, terjadi sekitar 1550 M. Sejak
pemerintahan Sultan Suryanullah, Kerajaan Banjar atau Banjarmasin meluaskan
kekuasaannya sampai Sambas, Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan
Sambangan. Sebagai tanda daerah takluk biasanya pada waktu-waktu tertentu mengirimkan
upeti kepada Sultan Suryanullah sebagai penguasa Kerajaan Banjar. Setelah Sultan
Suryanullah wafat, ia digantikan oleh putra tertuanya dengan gelar Sultan Rahmatullah.
Ketika menjabat sebagai raja, ia masih mengirimkan upeti ke Demak, yang pada waktu itu
sudah menjadi Kerajaan Pajang. Setelah Sultan Rahmatullah, yang memerintah Kerajaan
Banjarmasin ialah seorang putranya yang bergelar Sultan Hidayatullah.

30. Mengidentifikasi Kerajaan Gowa secara resmi menjadi kerajaan yang bercorak Islami
: Ketiga Kerajaan Bone, Wajo, dan Soppeng mengadakan persatuan untuk
mempertahankan kemerdekaannya yang disebut perjanjian Tellumpocco, sekitar 1582.
Sejak Kerajaan Gowa resmi sebagai kerajaan bercorak Islam pada 1605, Gowa meluaskan
pengaruh politiknya, agar kerajaan-kerajaan lainnya juga memeluk Islam dan tunduk kepada
Kerajaan Gowa-Tallo. Kerajaan-kerajaan yang tunduk kepada Kerajaan Gowa Tallo antara
lain Wajo pada 10 Mei 1610, dan Bone pada 23 November 1611.

31. Mengidentifikasi perjanjian Bongaya


: Perjanjian Bungaya (sering juga disebut Bongaya atau Bongaja, bahasa Belanda:
Bongaaisch Contract) adalah perjanjian perdamaian yang ditandatangani pada tanggal 18
November 1667 di Bungaya antara Kesultanan Gowa yang diwakili oleh Sultan Hasanuddin
dan pihak VOC yang diwakili oleh Laksamana Cornelis Speelman.

32. Mengidentifikasi bangsa-bangsa yang selalu memperebutkan Kepulauan Maluku dari


abad ke- 15 hingga abad ke- 19
: Kepulauan Maluku menduduki posisi penting dalam perdagangan dunia di kawasan timur
Nusantara. Mengingat keberadaan daerah Maluku ini maka tidak mengherankan jika - sejak
abad ke-15 hingga abad ke-19 kawasan ini menjadi wilayah perebutan antara bangsa
Spanyol, Portugis dan Belanda.

33. Mengidentifikasi “Penguasa 72 Kepulauan”


: Sultan Baabullah juga dikenali dengan gelar "Penguasa 72 Pulau", berdasarkan wilayah
kekuasaannya di Indonesia timur, yang mencakup sebagian besar Kepulauan Maluku,
Sangihe dan sebagian dari Sulawesi.

34. Mengidentifikasi Kerajaan Islam di Papua


: (1) Kerajaan Waigeo (2) Kerajaan Misool (3) Kerajaan Salawati (4) Kerajaan Sailolof (5)
Kerajaan Fatagar (6) Kerajaan Rumbati (terdiri dari Kerajaan Atiati, Sekar, Patipi, Arguni,
dan Wertuar) (7) Kerajaan Kowiai (Namatota) (8). Kerajaan Aiduma (9) Kerajaan Kaimana.

35. Mengidentifikasi wilayah/jazirah penyebaran Islam yang dilakukan oleh seorang Sufi
bernama Syarif Muaz al-Qathan pada pertengahan abad ke-16
: Kedua, pendapat yang menjelaskan bahwa agama Islam pertama kali mulai diperkenalkan
di tanah Papua, tepatnya di jazirah Onin (Patimunin-Fakfak) oleh seorang sufi bernama
Syarif Muaz al-Qathan dengan gelar Syekh Jubah Biru dari negeri Arab. Pengislaman ini
diperkirakan terjadi pada pertengahan abad ke-16, dengan bukti adanya Masjid Tunasgain
yang berumur sekitar 400 tahun atau di bangun sekitar tahun 1587.

36. Mengidentifikasi masuknya pengaruh kekuasaan Kerajaan Gowa di Kerajaan Islam


Lombok
: Kerajaan-kerajaan di Sumbawa Barat dapat dimasukkan kepada kekuasaan Kerajaan
Gowa pada 1618. Bima ditaklukkan pada 1633 dan kemudian Selaparang pada 1640. Pada
abad ke 17 seluruh Kerajaan Islam Lombok berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan
Gowa. Hubungan antara Kerajaan Gowa dan Lombok dipererat dengan cara perkawinan
seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik, dan Pemban Parwa. Kerajaan kerajaan di
Nusa Tenggara mengalami tekanan dari VOC setelah terjadinya perjanjian Bongaya pada
18 November 1667. Oleh karena itu pusat Kerajaan Lombok dipindahkan ke Sumbawa pada
1673 dengan tujuan untuk dapat mempertahankan kedaulatan kerajaan-kerajaan Islam di
pulau tersebut dengan dukungan pengaruh kekuasaan Gowa. Sumbawa dipandang lebih
strategis daripada pusat pemerintahan di Selaparang mengingat ancaman dan serangan
dari VOC terus-menerus terjadi.

37. Mengidentifikasi salah satu pusat Pemerintahan atau kerajaan yang sangat menonjol di
Nusa Tenggara dan di pimpin oleh seorang raja yang pertama sekali masuk Islam “ Ruma
Ta Ma Bata Wada” yang bergelar Sultan Abdul Kahir
: Kerajaan Bima

38. Mendeskripsikan timbulnya kerajaan-kerajaan Islam sebagai titik awal terjadinya proses
integrase
: datangnya pedagang-pedagang Islam di Indonesia mendorong berkembangnya tempat-
tempat perdagangan di daerah pantai. Tempat-tempat perdagangan itu kemudian
berkembang menjadi pelabuhan dan kota-kota pantai. Bahkan kota-kota pantai yang
merupakan bandar dan pusat perdagangan, berkembang menjadi kerajaan. Timbulnya
kerajaan-kerajaan Islam merupakan awal terjadinya proses integrasi. Meskipun masing-
masing kerajaan memiliki cara dan faktor pendukung yang berbeda-beda dalam proses
integrasinya.

39. Memahami perkembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Perantara dan menjadi
Lingua Franca di seluruh Kepulauan Nusantara
: Para pedagang di daerah-daerah sebelah timur Nusantara, juga menggunakan bahasa
Melayu sebagai bahasa pengantar. Dengan demikian, berkembanglah bahasa Melayu ke
seluruh Kepulauan Nusantara. Pada mulanya bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa
dagang. Akan tetapi lambat laun bahasa Melayu tumbuh menjadi bahasa perantara dan
menjadi lingua franca di seluruh Kepulauan Nusantara. Di Semenanjung Malaka (Malaysia
seberang), pantai timur Pulau Sumatra, pantai barat Pulau Sumatra, Kepulauan Riau, dan
pantai-pantai Kalimantan, penduduk menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa
pergaulan.

40. Mendeskripsikan masyarakat Agraris yang berada di pedalaman


: Masyarakat Nusantara pada umumnya adalah masyarakat pesisir yang kehidupan mereka
tergantung pada perdagangan antarpulau dan antarbenua. Sedangkan mereka yang berada
di pedalaman adalah masyarakat agraris, yang kehidupan mereka tergantung kepada
pertanian.

Anda mungkin juga menyukai