Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan Uji Kemampuan Diri Bab 4

1. C
Pembahasan:
Teori Gujarat dikemukakan oleh Snouck Hurgronje, W. F. Sutterheim, dan B. H. M. Vlekke.
Menurut teori ini, agama Islam yang ada di Indonesia bukanlah berasal dari Arab, melainkan dari
Gujarat, India. Hal ini dibuktikan dari batu nisan Malik al-Saleh, Sultan Samudera Pasai
(meninggal tahun 1297 M), yang bercorak Gujarat.
2. C
Pembahasan:
Permukiman Islam di Baros, pantai barat Sumatra diperkirakan telah ada sejak tahun 674.
Adapun makam Fatimah binti Maimun yang ditemukan di Gresik, Jawa Timur, berangka tahun
1082. Hal ini menjadi petunjuk bahwa Islam telah berkembang di Nusantara sebelum abad XII.
3. A
Pembahasan:
Salah satu faktor yang menyebabkan mudahnya penyebaran Islam di Indonesia adalah
penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan damai, tanpa paksaan ataupun peperangan.
4. B
Pembahasan:
Para pedagang Islam yang bermukim di Nusantara kemudian menikah dengan perempuan-
perempuan pribumi, baik rakyat biasa maupun bangsawan. Hal ini berdampak positif terhadap
penyebaran agama Islam. Para pedagang yang menikahi para perempuan pribumi mensyaratkan
mereka untuk terlebih dahulu memeluk Islam.
5. E
Pembahasan:
Menurut berita Marco Polo (1292), ketika singgah di Sumatra, ia mendapati penduduk setempat
telah memeluk Islam. Adapun dalam berita Ibnu Battutah (1304–1368), pada kunjungannya yang
pertama tahun 1326, ia mengabarkan sebagian besar masyarakat Samudera Pasai telah
memeluk Islam.
6. A
Pembahasan:
Dalam kehidupan ekonominya, Kesultanan Samudera Pasai sudah mengenal mata uang dirham
yang terbuat dari emas. Ibnu Battutah (1304–1368) dua kali mengunjungi Samudera Pasai. Pada
kunjungannya yang pertama tahun 1326, ia mengabarkan sebagian besar masyarakat Samudera
Pasai telah memeluk Islam. Pada kunjungannya yang kedua tahun 1345, ia menyatakan
Samudera Pasai menjadi sebuah bandar dagang yang besar dan ramai.
7. D
Pembahasan:
Kesultanan Aceh menjadi tempat persinggahan para pedagang dan kapal dagang mancanegara
sejak Malaka dikuasai Portugis pada 1511. Para pedagang dan kapal dagang memilih untuk
singgah ke Aceh sehingga Aceh pun menjadi bandar dagang internasional.
8. D
Pembahasan:
Sepeninggal Sultan Iskandar Tsani, Aceh mengalami kemunduran. Faktor utamanya adalah
makin menguatnya kekuasaan Belanda di Pulau Sumatra dan Selat Malaka. Faktor lainnya adalah
adanya perebutan kekuasaan, terutama antara golongan bangsawan (teuku) dan golongan
ulama (tengku).
9. B
Pembahasan:
Kesultanan Demak terletak di Bintara, sebuah kota pelabuhan yang ramai di pesisir utara Jawa
Tengah. Sebelum menjadi kerajaan/kesultanan, Demak merupakan daerah vassal atau bawahan
Kerajaan Majapahit. Demak Bintara merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit dengan
Raden Patah sebagai adipatinya sejak 1478. Ia mengembangkan Demak Bintara sebagai
pelabuhan dagang dan pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa.
10. E
Pembahasan:
Gerak awal ekspansi Kesultanan Demak ditujukan untuk menguasai Banten dan Cirebon dan
kemudian mengislamkannya. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan
hubungan Portugis dan Kerajaan Pajajaran.
11. D
Pembahasan:
Penyebab khusus serangan Demak terhadap pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan
pelabuhan utama Kerajaan Pajajaran adalah adanya kerja sama Pajajaran-Portugis dalam bidang
ekonomi dan politik yang dianggap mengancam eksistensi Demak.
12. E
Pembahasan:
Sejak tahun 1615–1625, Sultan Agung memperluas wilayah hingga ke sebagian besar Jawa Barat,
seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta Madura. Selain itu, Sultan Agung juga melakukan
serangan ke Batavia untuk mengusir Belanda pada 1628 dan 1629.
13. B
Pembahasan:
Pada masa pemerintahan Pakubuwana III, wilayah Mataram dibagi dua, yaitu Kesultanan
Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, pada 13 Februari 1755. Perjanjian wilayah ini tertuang
dalam Perjanjian Giyanti, dengan ini berakhirlah kekuasaan Mataram sebagai satu kesatuan
politik dan wilayah.
14. D
Pembahasan:
Sebelum dikuasai Demak, Banten merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran.
Banten Pesisir dan Banten Girang merupakan kadipaten Kerajaan Pajajaran.
15. E
Pembahasan:
Armada Portugis yang datang ke Sunda Kelapa pada 1526 berhasil dihancurkan oleh armada
Demak yang dipimpin oleh Fatahillah. Dengan kemenangan itu, Fatahillah mengganti nama
Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang berarti ’kemenangan penuh’. Peristiwa itu terjadi pada
tanggal 22 Juni 1527 M. Untuk itu, setiap tanggal 22 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai hari
jadi kota Jakarta.
16. D
Pembahasan:
Letak Kesultanan Banten yang strategis menjadikan Banten sebagai pusat perdagangan
internasional, terutama sejak Malaka dikuasai Portugis. Banyak kapal dagang lokal dan asing
yang memilih untuk berdagang di Banten.
17. B
Pembahasan:
Banten mencapai puncak kejayaan pada Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masa pemerintahannya,
Banten menerapkan cukai atas kapal-kapal dagang yang singgah di pelabuhannya. Sultan Ageng
berniat mengusir VOC dari Banten, pasukannya berapa kali mencoba mengusir armada dagang
VOC yang memblokade kapal-kapal dagang yang menuju Banten, tetapi gagal. Selain di bidang
pelayaran dan perdagangan, Sultan Ageng juga mengembangkan pertanian sawah di daerah
pedalaman. Ia juga melakukan pekerjaan pengairan besar untuk menunjang pertanian.
18. A
Pembahasan:
Pada 1671, Sultan Ageng mengangkat putranya, Sultan Haji, sebagai sultan muda (1671–1686).
Sultan Haji cenderung membangun hubungan baik dengan VOC. Akibatnya, VOC ikut campur
tangan dalam urusan internal Kesultanan Banten. Hal ini membuat Sultan Ageng merasa sangat
kecewa dan berniat mencabut kembali kekuasaannya. Namun, berkat dukungan VOC, Sultan Haji
berhasil mempertahankan kekuasaannya.
19. C
Pembahasan:
Terdapat beberapa faktor yang mendorong kemajuan Kesultanan Makassar, yaitu ketersediaan
rempah-rempah yang memadai dari Maluku, kejatuhan Malaka ke tangan Portugis membuat
banyak pedagang hijrah ke Makassar, dan orang-orang Makassar dan Bugis terkenal sebagai
pelaut ulung yang dapat mengamankan wilayah lautnya.
20. C
Pembahasan:
Benteng Sao Paolo adalah benteng yang didirikan Portugis di Ternate untuk membendung
serangan Spanyol dan Tidore.
21. D
Pembahasan:
Sultan Mansur dari Tidore menerima Spanyol sebagai sekutu pada 1521. Langkah tersebut
dilakukan dalam rangka mengimbangi kekuatan Kesultanan Ternate yang bersekutu dengan
Portugis.
22. C
Pembahasan:
Dalam menyikapi kehadiran Islam di Nusantara, masyarakat melakukan proses akulturasi
kebudayaan antara budaya lokal, Hindu dan Buddha, serta Islam. Hal yang dilakukan masyarakat
Nusantara adalah dengan menyesuaikan agama Islam dengan kebudayaan yang telah ada
sebelumnya sesuai ajaran Islam.
23. D
Pembahasan:
Pengaruh yang terjadi di bidang politik pemerintahan setelah kedatangan Islam adalah konsep
dewa raja, yang dikenal pada masa Hindu dan Buddha, yang memandang raja sebagai titisan
dewa diganti dengan konsep sultan sebagai khalifah, yang berarti pemimpin umat.
24. D
Pembahasan:
Masyarakat zaman Hindu dan Buddha mengenal sistem kasta. Dengan masuknya agama dan
kebudayaan Islam, sistem kasta tersebut perlahan-lahan menghilang.
25. C
Pembahasan:
Salah satu unsur asli dari bangunan masjid di Indonesia adalah memiliki bedug atau kentongan
yang dibunyikan sebagai penanda masuknya waktu salat.
26. E
Pembahasan:
Struktur bangunan candi yang banyak dibangun pada masa Hindu dan Buddha di Indonesia
masih mengikuti struktur salah satu bangunan Megalithikum, yaitu punden berundak.
27. D
Pembahasan:
Ciri khas masjid Nusantara di antaranya adalah terdapat kolam atau parit di bagian depan atau di
samping masjid dan posisi masjid agak tinggi dari permukaan tanah dan berundak.
28. E
Pembahasan:
Hasil kesusastraan Islam yang mendapat pengaruh dari Persia adalah Cerita Seribu Satu Malam,
Syair Perahu, dan Kitab Manikmaya.
29. E
Pembahasan:
Seniman dan penari pada masa Islam masih menggunakan gaya dari era sebelumnya, tetapi
kisah cerita lebih bernapaskan Islam. Tari zapin (Melayu) dan tari saman/seudati (Aceh)
menerapkan gaya tari dan musik bernuansa Arab dan Persia yang digabungkan dengan gaya
lokal. Begitu pula dengan debus yang masih memuat unsur budaya pra-Islam.
30. A
Pembahasan:
Sistem macopat adalah sistem yang terkait dengan tata kota, yaitu penempatan bangunan-
bangunan penting yang mengikuti empat arah mata angin.

Anda mungkin juga menyukai