1. A
Pembahasan:
Dalam perdagangan di Jalur Rempah pada masa Islam, saudagar Islam berperan sebagai
pedagang perantara. Mereka berlayar bolak-balik dari barat ke timur (Nusantara) termasuk
Maluku.
2. E
Pembahasan:
Kota Juwana adalah salah satu kota pesaing Demak dalam perdagangan. Oleh karena itu, saat
Kota Juwana dihancurkan oleh Majapahit pada 1513, Demak semakin mendominasi ekonomi di
pesisir utara Jawa.
3. A
Pembahasan:
Banten merupakan salah satu simpul penting dalam Jalur Rempah karena posisinya sebagai
pemasok utama lada dunia. Lada dari Banten dicari oleh dunia karena lebih berkualitas dari lada
India (Malabar).
4. D
Demak merupakan pemasok kebutuhan pokok terutama beras ke Malaka
Pembahasan:
Peran Demak dalam Jalur Rempah sangatlah vital. Demak merupakan pemasok kebutuhan
pokok seperti beras dan buah-buahan ke pusat perdagangan rempah, yaitu Malaka.
5. A
Pembahasan:
Sejak era Tarumanagara dan Sunda, pelabuhan Banten sudah ramai disinggahi para saudagar
mancanegara. Adanya kontak dengan Tiongkok misalnya, dibuktikan dengan penemuan pecahan
keramik Tiongkok dari Dinasti Song Selatan dan Yuan di Situs Banten Girang.
6. A
Pembahasan:
Banten bukan merupakan penghasil lada, namun karena wilayah yang dikuasainya merupakan
penghasil lada seperti Lampung, Palembang, dan Bengkulu, Banten menjadi pemasok lada
utama di Jalur Rempah.
7. D
Pembahasan:
Sebagai upaya mencegah invasi Demak ke Pajajaran, raja Pajajaran mendatangi Portugis di
Malaka untuk meminta bantuan. Pajajaran menawarkan imbalan lada sebagai bayaran. Jumlah
imbalan lada yang disepakati adalah sebanyak seribu karung atau sekitar 160 bahar (11.200
kilogram) per tahun.
8. A
Pembahasan:
Banten merupakan kota pesisir yang heterogen. Serrurier menyebutkan Banten dibagi dalam 33
permukiman yang mulitikultur. Beberapa di antaranya yaitu Pakojan (permukiman orang Timur
Tengah), Karangantu (permukiman orang asing), Kebalen(permukiman untuk orang Bali), dan
Karoya (permukiman pribumi).
9. C
Pembahasan:
Pernyataan nomor (3), merupakan pernyataan yang tidak tepat. Makassar bukan penghasil
rempah-rempah, melainkan sebagai bandar cengkih dan pala dari Kepulauan Maluku.
10. E
Pembahasan:
Perdagangan rempah-rempah baru ramai sejak abad ke-14, mula-mula dengan masuknya
saudagar-saudagar Jawa dan Melayu, kemudian saudagar-saudagar mancanegara. Rempah-
rempah dari Ambon (Hitu) diangkut ke wilayah barat Nusanara (Pelabuhan Gresik, Tuban, Pasai,
Sriwijaya, dan Malaka) oleh saudagar Melayu, Jawa, Makassar, Hitu, dan Banda. Di Barat
Nusantara, sudah menunggu saudagar-saudagar dari India, Arab, dan Persia.