Masalah Anemia Gizi Pada Remaja Dan Tatalaksana Gizi - Bu Sunarti
Masalah Anemia Gizi Pada Remaja Dan Tatalaksana Gizi - Bu Sunarti
SUNARTI, SGZ.,MKM.,RD
MENGAPA REMAJA PUTRI ??
PROPORSI ANEMIA IBU HAMIL, 2018
Anemia ibu hamil menurut umur
60
50
48,9
40 37,1
30
24
20 33,6 84,6
10
33,7
0
2013 2018
3
CAKUPAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) YANG DIPEROLEH
REMAJA PUTRI DAN IBU HAMIL, 2018
Remaja putri Ibu hamil
mendapat TTD Remaja putri mendapat mendapat TTD
Jumlah TTD
TTD di sekolah
diperoleh
Mendapat
≥90 butir
Mendapat
<90 butir
4
Gambaran Pemberian TTD Remaja Putri Indonesia (10 - 19 tahun)
80,9
90
84,4 84
76,2
80
70
60
50
%
40
31,5
30
20,5
20
10
0
MEMPEROLEH TTD DALAM USIA 12-15 TAMAT SD/MI SUMBER PEROLEHAN TTD RASA DAN BAU TIDAK ENAK MERASA TIDAK PERLU
12 BULAN TERAKHIR DARI SEKOLAH
Mudah terjadinya
Infeksi Pada kala I dapat
berlangsung lama
Ancaman
Dekompensasi
Cordis (jika HB < 6
1.Bahaya gr) 2. Bahaya Pada kala II dapat sering
selama saat memerlukan tindakan dan
kehamilan operasi kebidanan.
Hiperemesis persalinan
Gravidarum
Pada kala III dapat diikuti
Retensio Placenta, Post
Perdarahan Partum Hemoragic karena
Antepartum Atonnia Uteri.
4. Bahaya Pada
Prematuritas tinggi
BBLR
Nifas
Berkurangnya
Janin
pengeluaran ASI.
Kelahiran dengan
anemia
Dapat terjadi DC
mendadak setelah Terjadi cacat kongenital
bersalin.
Bayi mudah terjadi
Memudahkan terjadi Infeksi sampai pada
3.
kematian
Infeksi mamae.
Intelegensi yang rendah
DAMPAK JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG AKIBAT
GANGGUAN GIZI PADA MASA JANIN DAN ANAK USIA DINI
PBBH rendah
Dampak Dampak
Jangka Pendek Jangka Panjang
Perkembangan Kemampuan
Otak Kognitif &
terganggu Pendidikan
Gangguan rendah
BB Ibu Gizi pada Pertumbuhan
Prahamil Masa Janin terganggu Stunting/
rendah dan Usia (IUGR) Pendek
Ibu Pendek Dini
-Hipertensi
-Diabetes
Metabolic -Obesitas
Programing
-PJK
-Stroke
Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003 dalam Achadi, L,Endang, 2016
Anemia yang disebabkan
ANEMIA GIZI ketidakcukupan asupan zat besi,
protein, vitamin tertentu, tembaga dan
mineral lainnya (Krause, 2017)
Asupan harian tidak mencukupi akibat diet miskin Fe dan tanpa suplementsi
Absorbsi menurun akibat diare, aklorhidiria, penyakit sal. cerna lain (celiac desease, gastritis
atropik, gastrectomy parsial atau total, atau interferensi obat)
Peningkatan kebuutuhan Fe untuk pertumbuhan volume darah saat bayi, remaja, hamil,
menyusui
Ekskresi meningkat akibat menstruasi berlebihan, perdarahan luka, kehilangan darah kronik
akibat perdarahan ulkus, perdarahan hemorhoid, varises esofagus, enteritis regional,
penyakit celiac, Crohn’s, kolitis ulseratif,parasitic, atau malignant
Peningkatan kerusakan Fe dari penyimpanan ke plasma dan penggunaanya akibat inflamasi
kronik atau gangguan kronik lainnya
ABSORBSI ZAT BESI
• Tubuh akan
menyesuaikan absorbi
Fe dari makanan, akan
meningkat bila
cadangan menurun.
• Individu anemia akan
menyerap 20 – 30% Fe
makanan, sementara
individu normal 5 –
10%.
ASESMEN
•Gejala awal : •Serum ferritin, Fe, TIBC, soluble •konsumsi b.m tinggi Fe
•Fungsi otot tidak adekuat serum transferrin receptors •Konsumsi b.m inhibitor Fe
•Abnormalitas •(STFRs) •asupan Fe harian
Pertumbuhan •Kadar Hb tidak cocok sebagai •Kebiasaan/prilaku makan
•Kerusakan epitel alat diagnostic karena tiga minum yang berpengaruh
•Penururan alasan: •Prilaku dalam memasak b.m
imunokompetens (1) dipengaruhi hanya pada •Tingkat pengetahuan terkait
•Kelelahan tahap lanjut penyakit, anemia dan b.m atau menu
•Gejala lanjut : (2) tidak dapat membedakan tinggi Fe, dsb.
•Defek pada jaringan epitel kekurangan zat besi dari •Asupan obat- obatan terkait
(terutama lidah, kuku, anemia lain, •dsb.
mulut, dan perut) (3) nilai hemoglobin pada
•Gastritis (achlorhydria) individu normal sangat bervariasi.
•Gagal jantung
INTERVENSI
•Penyerapan 10 sampai 20 mg zat besi per hari •Pasien tidak konsumsi suplemen krn gastric
memungkinkan produksi Sel Darah Merah (SDM) distress
meningkat sekitar 3x lipat kecepatan normal. •Perdarahan lebih cepat dari sumsum eritroid
•jika tidak ada kehilangan darah, konsentrasi membentuk SDM
hemoglobin meningkat 0,2 g / dl setiap hari. •Fe suplemen tidak diserap akibat malabsorpsi (
•Retikulositosis (peningkatan jumlah sel darah steatorrhea, penyakit celiac, atau hemodialisis)
merah muda) terlihat 2 -3 hari setelah •Lebih cepat tercapai, namun mahal & kurang
pemberian zat besi safety
•Ada laporan juga meningkatakan mood dan
nafsu makan
•Kadar Hb akan mulai meningkat hari ke 4m
tetapi pemberian dilanjutkan 4 – 5 bln meskipun
Hb sudah normal, untuk pemenuhan cadangan
tubuh
TERAPI DIET
BM tinggi Fe (hati, ginjal, daging merah, buah kering, kacang2 an, sayuran daun
hijau, roti yang difortifikasi, muffin, sereal, dsb.) mengandung 1.8 mg Fe yang
diabsorbsi sehari untuk memenuhi 80 – 90% kebutuhan remaja dan wanita dewasa
- Defisiensi Asam folat lebih cepat terjadi dibanding defisiensi vitamin B12. Diet miskin
asam folat → deplesi setelah 2 – 4 bulan, diet miskin vit B12 → deplesi setelah
beberapa tahun
ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT
Penyebab
Peningkatan Ekskresi Utilisasi tidak adekuat
•Defisieni Vit. B12, penyakit hati, •Antagonists, anticonvulsants,
dialysis ginjal, dermatitis kronik, defisiensi enzyme, vit. B12 dan
dsb. vit. C, alkoholisme kronik,
excess glisisn & methionine
Peningkatan kebutuhan
•Peningkatan aktivitas metabolic,
kebuutuhan ekstra jaringan, masa
bayi, peningkatan hematopoiesis,
obat-obatan, dll
Stage 1 ; deplesi di
serum< 3 ng/ml
Stage 4 ; karakteristik
klinis anemia folat dgn
peningkatan MCV &
anemia
MEKANISME METHYLFOLATE TRAP
Asupan inadekuat
• diet miskin vit B12, vegan diet
tanpa suplementasi, kronik
Peningkatan destruksi alkoholisme, kemiskinan Absorbsi inadekuat
• Dosis farmakologis asam • Gangguan pada lambung,
faskorbat sebagau prooksidan usus halus, kompetisi saat
absorbs, penyakir pankreatik,
HIV, atau AIDS
Penyebab
Peningkatan Ekskresi
• Inadequate vitamin B12 binding Utilitas tidak adekuat
protein, penyakit hati, penyakit ginjal • Vitamin B12
antagonists,defisiensi enzyme
kongenital, abnormal binding
Peningkatan kebutuhan proteins
• Hyperthyroidism, peningkatan
hematopoiesis
Stage 1 ; asupan atau
absorbi rendah, deplesi
protein primer (TCII < 40
pg/ml)
Stage 4 ; karakteristik
klinis anemia, defisiensi
vit B12 dgn peningkatan
MCV & anemia
Anemia pernisiosa berdampak bukan hanya pada darah juga saluran cerna dan sistem syaraf
sentral dan perifer -→ yang membedakan dengan anemia defisiensi asam folat
Helicobacter pylori menyebabkan ulkus peptikum dan gastritis kronik yang berhubungan dgn
hypochlorhydria dan menurunkan produksi Intrinsik Factor (IF) di sel epitel lambung, malabsorbsi vit
B12, dan anemia pernisiosa.
>90% pasien anemia pernisiosa memiliki antibodi sel parietal dan 50 – 70% memiliki peningkatan
antibodi IF
✓ Pemberian 100 mcg vitamin B12 injeksi intra muscular atau subkutan
sekali per minggu
✓ Dosis oral 1000 mcg per hari efektif
✓ Diet tinggi protein (1.5 g/kg BB) sangat dibutuhkan untuk fungsi hati dan
regeerasi darah.
✓ Konsumsi makanan seperti daging merah, telur, susu dan produknya,
sayuran hijau, sangat dianjurkan
✓ Pasien DM dengan Metformin memiliki risiko penurunan absorbs
bitamin B 12 sekitar 10 – 30%
✓ Pedoman diet di USA menganjurkan suplementasi vit B12 untuk usia
>50 th untuk mengatasi efek gastritis atrofik.
✓ RDA pad dewasa 2.4 mcg per hari
ANEMIA PADA PEM
Kadar Hb lebih rendah seiring dengan penambahan usia, persentase subyek dengan diabetes,
hipertensi dan seluruh komorbiditas, dan masuk ke perawatan intensif. Kadar Ferritin meningkat
sesuai dengan penambahan usia, peningkatan proporsi partisipan penelitian yang hipertensi, dan
peningkatan proporsi mortalitas. Dibandingkan dengan kasus moderat, kasus Covid 19 yang berat
memiliki Hb (WMD) lebih rendah − 4.08 g/L (95% CanI − 5.12; − 3.05) dan SDM (WMD, − 0.16 × 1012
/L (95% CI − 0.31; − 0.014), dan ferritin lebih tinggi [WMD, − 473.25 ng/mL (95% CI 382.52; 563.98)]
serta luas distribusi SDM [WMD, 1.82% (95% CI 0.10; 3.55)]. Perbedaan signifikan pada level rerata
Ferritin adalah 606.37 ng/mL (95% CI 461.86; 750.88) ditemukan diantara survivor dan penyintas,
tetapi bukan pada level Hb.
(Taneri, et al, 2020, Anemia and iron metabolism in COVID-19: a systematic review and meta-analysis)
Komposisi sistem imun pada anak bervariasi tergantung usia, lokasi geografis, dan status
anemia.
Hill, Danika. L, et al, 2020, https://stm.sciencemag.org/content/12/529/eaaw9522.full)
MICRONUTRIENTS WITH POTENTIAL IMPORTANCE FOR IMMUNITY
AGAINST TB
Shankar, 2016
mayoritas asupan zat besi remaja putri sebelum diberikan
edukasi gizi termasuk kategori kurang (82,14%) dan
setelah diberikan edukasi gizi mayoritas kategori cukup
(75%). Pemberian edukasi gizi efektif meningkatkan rata-
rata asupan zat besi pada remaja putri sebesar 15,5 mg
(p value < 0.000), Marfuah,2016
Masalah anemia gizi pada remaja berdampak pada kualitas generasi yang
dihasilkan nantinya
Penanganan anemia gizi pada remaja merupakan langkah yang efektif dan
akan berdampak pada keberhasilan penanganan stunting di Indonesia
Diperlukan peranan tenaga gizi dalam setiap level pelayanan kesehatan yang
terintegrasi guna mengatasi masalah anemia gizi secara efektif
• Krause’s, Food & Nutrition Care Process, 14th ed
• Permenkes no 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun
2020 – 2024
• Endang L. Achadi, Investasi Gizi 1000 HPK dan Produktivitas Generasi Indonesia, Lokakarya
dan Seminar Imiah, PDGMI, 2016
• Anuraj Shankar, Interactions Between Micronutrient Deficiencies and Tuberculosis during
Adolescence and Pregnancy, Lokakarya dan Seminar Imiah, PDGMI, 2016
• Laporan Riskesdas 2018, Kemenkes
• WHO. 2014, Global Nutrition Target Anemia Policy Brief
• Taneri, et al, 2020, Anemia and iron metabolism in COVID-19: a systematic review and meta-
analysis, https://link.springer.com/article/10.1007/s10654-020-00678-5, diunduh 1 februari pk
16.43
• Hill, Danika. L, et al, 2020, Immune system development varies according to age, location,
and anemia in African children,
https://stm.sciencemag.org/content/12/529/eaaw9522.full, diunduh 1 februari pk 16.43