Anda di halaman 1dari 44

SEMESTER PENDEK 2021/2022

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


PONDOK
KERJA Jl. Neglasari no. 7, Kota Bandung, Jawa Barat

Pengantar
BIM
Kelas : A
Dosen : Christianto Hendrawan, S.T., M.T., IAI.

KELAS A
KELOMPOK 2
CONTENTS
PAGE 1
LATAR BELAKANG

PAGE 3
TAPAK

PAGE 4
FUNGSI & PENGGUNA

PAGE 5
DESAIN

PAGE 6
SIMULASI DESAIN

PAGE 11
GREEN BUILDING
DATA COLLECTION

PAGE 13
EDGE BUILDING
DATA COLLECTION

PAGE 19
LIGHTSTANZA

PAGE 23
STRUKTUR

PAGE 24
M.E.P

PAGE 25
BIM MANAGER

PAGE 37
OWNER
EDITORS & JOB DESK

ARCHITECT

NATANNIEL RENALDI THOMAS TANGO


6111801010 6111901109

BIM MANAGER STRUCTURE GREEN BUILDING


CONSULTANT

ALLYA ANGELICA FELICIA ERICCA CINDY SIMADIBRATA


6111901012 6111901057 6111901058

SIMULATION MEP

belom diganti
New Raoul Lopez
Furniture
Italian Wool

BOE YUVEN JOSE PADRAIC


6111901006 6111901067
Job Job Description

Membuat lembar kerja


Arsitek 
Mendesain bentuk dan lansekap

Cek hasil
BIM manager Clash report
Pake software solibri atau bim collab

Bikin lembar kerja tambahan utilitas (denah util, iso


util)
Jalur listrik, titik lampu
MEP Pemipaan air bersih dan kotor
Transportasi vertikal
AC
Air hujan (bila ingin dimanfaatkan)

Perhitungan struktur sederhana (sesuai teori pelajaran


struktur)
Struktur Buat isometri terurai struktur
Titik kolom, balok dan besarannya, tentukan pake
pondasi apa dan besarannya

Buat model simulasi bila terlalu berat untuk simulasi


Menjalankan simulasi energi eco tech & cahaya -
Simulasi dan
lightstanza
Green Building
Mencari dan mempelajari standar green building
Consultant
Mencari dan mempelajari pendekatan green
building dan kasih saran ke pihak arsi dan MEP
LATAR BELAKANG
Sebuah bangunan pondok kerja yang
berlokasi di Jalan Neglasari No. 7, Kota
Bandung, Jawa Barat ini dirancang sebagai
bangunan permanen yang terhubung dengan
bangunan eksisting berupa rumah tinggal
sang pemilik bangunan.

Pemilik bangunan tersebut merupakan


seorang arsitek yang menginginkan sebuah
bangunan terpisah dari rumah tinggal yang
digunakan sebagai tempat baginya serta
karyawan untuk bekerja, berkolaborasi,
berdiskusi, dan bertemu dengan klien yang
ingin menggunakan jasanya.

1
Pemilik dari Pondok Kerja tersebut menginginkan bangunan
yang memenuhi Standar Green Building yang berfokus pada
bangunan yang memiliki pencahayaan alami yang baik,
ventilasi udara yang memadai, serta penggunaan energi yang
terbarukan sehingga membuat bangunan Pondok Kerja
tersebut dinilai memiliki sifat yang ramah lingkungan.

Proyek pembangunan Pondok Kerja ini menggunakan


metode sistem BIM dimana terdapat beberapa pihak yang
terlibat untuk dapat saling berkolaborasi satu-sama lain
sesuai dengan tanggung jawab perannya masing-masing.
Dengan hal tersebut, diharapkan tiap komponen penunjang
pada bangunan dapat saling terintegrasi dengan baik sehingga
mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan

PONDOK
KERJA

2
TAPAK
Lokasi Ukuran Tapak
Jl. Neglasari no. 7, Kota Bandung, Jawa Barat

19.14

17.76

17.76
20.00

Iklim Tapak
Suhu : 18-29°C Area Perancangan
Curah Hujan : 37-272 mm
Sinar Matahari : 11 Jam 43 menit ( tercepat)
12 Jam 32 menit (terlambat)
Kelembaban : 57-99%
Kecepatan Angin : 6.5-9.8 Kph
Pandangan area perancangan
dilihat dari area parkiran

3
n

Masuk menuju
ira
rk

tapak melalui Jalan


Pa

Neglasari 2
ak
ap

1
iT

Jal
as

an
ul

Ne
rk

gla
Si

sar
i 1
Pandangan area perancangan dilihat
dari sirkulasi tapak
2

3
FUNGSI & PENGGUNA
Pondok Kerja Kebutuhan Ruang
Sebuah bangunan sederhana yang diperuntukan Berdasarkan pengguna bangunan serta alur aktivitas
sebagai wadah untuk bekerja, berkolaborasi, nya, dapat dikelompokan kebutuhan ruang yang dapat
berdiskusi dan kegiatan lainnya yang mendukung menampung dan mewadahi setiap aktivitas yang
produktifitas pada saat bekerja. bersangkutan. Tiap ruang pada Pondok Kerja
memiliki hubungan satu dengan yang lain
Pengguna digambarkan pada diagram sebagai berikut.
Bubble Diagram

Arsitek 4 Karyawan 1-3 Mahasiswa


Klien
Utama Tetap Magang

Bangunan Pondok Kerja diperuntukan untuk sang


pemilik bangunan yang merupakan seorang yang
berprofesi sebagai arsitek. Beliau memiliki 4 orang
karyawan tetap dan 1-3 orang mahasiswa magang.
Para karyawan dan mahasiswa datang ke tempat kerja
dan diperkenankan membawa kendaraan pribadi.
Kemudian, berdasarkan hubungan diagram antar
Klien juga memungkinkan untuk datang langsung ke
ruang tersebut, ditentukan penempatan posisi ruang
tempat kerja dan melakukan diskusi bersama.
pada Pondok Kerja yang disesuaikan dengan ukuran
Flow of Activity dan dimensi yang sudah ditentukan, beserta dengan
banyaknya jumlah ruang serta pengguna dan aktivitas
Fungsi bangunan sebagai Pondok Kerja kemudian
yang dilakukan pada ruangan yang tersebut.
disesuaikan dengan simulasi setiap langkah kegiatan
pengguna pada bagunan dan hubungannya antar
masing-masing aktivitas yang digambarkan pada
diagram berikut.

4
DESAIN
Pada Pondok Kerja ini, konsep desain yang diterapkan mengacu pada area
Konsep Desain & Zonasi yang disesuaikan dengan, siapa penggunanya dan fungsi apa ruangan tersebut
diperuntukan, yang kemudian dikelompokan area Brisik & Non-Brisik.

Tampak Depan Tampak Belakang

Non-Brisik Transisi Brisik


Area Non-Berisik : Diperuntukan Area Transisi : Merupakan area Area Brisik : Diperuntukan sebagai
untuk kegiatan yang sirkulasi yang menghubungkan area yang menampung kegiatan yang
membutuhkan ketenangan agar antar kedua zonasi tersebut dan dilakukan secara bersama-sama dan
dapat berkonsentrasi dalam terdapat akses tangga menuju area untuk istirahat sejenak dari
bekerja. lantai mezanin. pekerjaan.
Bentuk Bangunan & Fasad
Bangunan Pondok Kerja dirancang dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu
untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan termal serta mengurangi
penggunaan energi yang menjadikan bangunan tersebut hemat daya dan
ramah lingkungan.
Penggunaan fasad berupa sirip kinetik yang dapat
menyesuaikan penerangan sesuai kebutuhan ruang.

Penggunaan
Glass Block
menyesuaikan
dengan ruang
yang berada
pada area Non-
Brisik yaitu
Ruang Tamu
untuk bertemu
dengan Klien .
Penggunaan dinding kerawang
(roaster) berfungsi untuk
memberikan sirkulasi udara
pada bangunan. Terdapat juga
Green Roof yang berkenan
untuk menjaga thermal pada
bangunan
Pada atap bangunan
Pada area dekat bangunan terdapat terdapat solar panel yang
kolam yang berfungsi untuk berfungsi untuk mengubah
mengontrol kelembaban sehingga sinar matahari menjadi
PAG E FOUR| JOURNEY
menjaga suhu thermal pada bangunan energi listrik pada
ketika berada di terik sinar matahari bangunan.

5
SIMULASI
DESAIN

PENCAHAYAAN
ALAMI

"Pencahayaan alami adalah salah satu sistem pencahayan


dalam suatu bangunan yang dimanfaatkan untuk membantu
manusia dalam melakukan aktivitasnya dimana penataan
pencahayaan merupakan faktor penting untuk memperoleh
sistem pencahayaan yang menciptakan kenyamanan."

Memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan dapat


dioptimalkan dengan memperhatikan orientasi
bangunan, bentuk bangunan, cara memasukkan dan
cara mendistribusikan cahaya.

Dalam membuat akses cahaya alami ke dalam


bangunan, perlu diperhatikan material-material yang
digunakan, menyangkut sifat dan karakter bahan
dalam memantulkan, membiaskan, dan meneruskan
cahaya.
6
AUTODESK
ECOTECT
- aplikasi analisis desain bangunan berkelanjutan.
ANALYSIS
Analisis Ecotect mendukung berbagai simulasi dan fungsi analisis
energi bangunan yang dapat meningkatkan kinerja bangunan yang
ada dan desain bangunan baru, seperti energi, air, dan kemampuan
analisis emisi karbon secara online berintegrasi dengan alat-alat yang
memungkinkan memvisualisasikan dan mensimulasikan kinerja
bangunan dalam konteks lingkungannya.

7
DAILY
SUN S
S
PATH

H
H

Dalam simulasi desain terkait pencahayaan alami, hal Superimposed on Shading - South View

yang penting untuk diperhatikan adalah pergerakan


dari sumber cahaya utama dan matahari merupakan
A
A
sumber cahaya dari pencahayaan alami. Pergerakan
matahari di bumi dapat digambarkan dalam bentuk

Sun Path Diagram yang digunakan untuk mengamati


pergerakan matahari mengelilingi bumi dalam lintasan

nya setiap hari selama satu tahun.


D
D
JUNE AUGUST

Superimposed on Shading - North View II


Hasil pembayangan yang tercipta antara jam 8

Pergerakan matahari selama satu tahun tentu memiliki


pagi hingga 4 sore pada salah satu tanggal
penting yaitu 21 Maret dimana matahari berada

batasan lintasan dengan titik terjauh atau terlebar. pada salah satu equator dan titik terjauh.
Keadaan yang berbeda akan ditemukan pada lokasi N
N
yang berbeda dengan derajat kemiringan yang lebih
beragam. Dalam simulasi desain ini, lokasi yang
digunakan disesuaikan dengan lokasi area

perancangan yang berada di Kota Bandung, sehingga


didapatkan diagram pergerakan matahari selama satu

tahun yang menunjukkan dimana bulan Juni dan bulan


Agustus menjadi batas titik terjauh pergerakan
G
G
matahari.

8
Daylight Factor

Hasil simulasi menggunakan Ecotect memperlihatkan


besar persentase penerimaan cahaya alami pada area
bangunan serta ruangan di dalamnya dimana ruang
dalam mendapatkan persentase sebesar 52 - 58%
cahaya alami.

Daylight Levels

Tingkat terang daripada cahaya alami berdasarkan


simulasi Ecotect menunjukkan bahwa desain awal ini
mendapatkan pencahayaan yang lebih dari cukup
dengan tingkat terang cahaya yang diterima di
dalam ruangan terendah berada pada 4400 lux.

Total Radiation

Simulasi bangunan pondok kerja memperlihatkan


bagaimana persebaran serta tingkat radiasi matahari
yang diterima sehingga tetap menjaga kenyamanan
ruang dimana hasil yang diterima menunjukkan
tingkat radiasi ruang yang rendah dengan
dominasi angka dibawah 150000 Wh.

9
THERMAL
ANALYSIS
DIAGRAM

Diagram thermal menyesuaikan dengan lokasi area perancangan yakni Kota Bandung dan
memperlihatkan keadaan lokasi terkait hubungan antara suhu dan kecepatan angin yang
terjadi pada jam-jam tertentu.

SOLAR
ANALYSIS
DIAGRAM

Diagram solar di atas memperlihatkan tingkat terang serta panas yang dipaparkan oleh
matahari setiap harinya selama satu tahun pada jam yang berbeda juga.

Untuk mengendalikan tingkat keterangan cahaya maka perlu menggunakan jenis bukaan yang berbeda dimana
pemilihan bentuk dan jenis material akan berdampak pada tingkat terang dan panas yang diterima ruangan.
10
GREEN BUILDING
D A T A C O L L E C T I O N

ENERGY
Pencahayaan dalam ruang menjadi
hal utama. Karena tidak adanya juga
penggunaan AC pada setiap ruang
maka energi dapat diminimalisir
dengan optimal. Dengan banyaknya
bukaan pada bangunan dan
penggunaan sistem roster dan
kerawang/partisi pada dinding
eksterior membantu cahaya masuk
lebih banyak. Lokasi bangunan
berada di daerah yang memiliki
penghawaan udara baik dan cukup
digin pada keadaan thermalnya
sehingga bangunan juga
menggunakan dynamic facade pada
beberapa sisinya.

11
Dilanjutkan dengan penyesuaian bangunan terhadap goals yaitu
"Bangunan yang memenuhi salah satu bagian standar GBCI".
Pemilihan standar tabel berupa EEC 1A, EEC 2, EEC 3, EEC 5.

Berdasarkan standar yang ada persentase energi yang coba


dihasilkan dari pemilihan penggunaan bahan material hingga
penggunaan energi dari solar panel digunakan pada bangunan ini.
Sehingga dapat dilihat hasil akhir yang didapatkan berdasarkan
persentase penghematan energi sebesar 44.71%, penghematan air
sebesar 29.65% dan penghematan material cost sebesar 35.48%.
Tetapi terdapat beberapa hal yang belum terhitung seperti RAB yang
dihasilkan karena dirasa nilai yang dihasilkan akan dapat berubah
sewaktu-waktu ataupun kecepatan udara dalam ruang hingga bising
yang terjadi belum dapat terukur.

WATER SYSTEM
Sistem pengairannya, selain
menggunakan air PDAM juga
mencoba dengan memanfaatkan
sistem rain water harvesting dan
menggunakan teknologi yang
membantu mengefisienkan
beberapa aspek seperti bidet
penggunaan air di toilet dan
menggunakan Smart Meters for
Water untuk mengukur setiap
penggunaan air.

MATERIAL
Material bangunan hampir
keseluruhan bangunannnya
menggunakan beton yang di cat
standar warna putih dan
finishing lantai menggunakan
ceramic tile pada seluruh
ruangan indoor dengan
digunakannya juga green roof
pada salah satu outdoor area
lantai 2.

12
EDGE BUILDING
P E M I L I H A N D A T A

13
14
EDGE BUILDING
P E M I L I H A N D A T A

15
16
EDGE BUILDING
P E M I L I H A N D A T A

17
18
LIGHTSTANZA

APLIKASI ANALISIS
PENCAHAYAAN DALAM
RUANG

Aplikasi Lightstanza mendukung


simulasi energi bangunan dalam
pengukuran cahaya dalam ruang.
Pencahayaan yang diukur berupa
Grid illuminance dan Daylight
factor yang digunakan pada
bangunan ini. Selain membantu
mengukur model secara langsung,
aplikasi ini juga dapat membuat
model sederhana untuk mengukur
langsung cahaya yang terjadi pada
suatu ruang sehingga dapat lebih
memudahkan penggunanya.

"Percobaan model ruang dalam dengan bentuk


roster yang paling memasukan cahaya terbaik"

19
GRID ILLUMINANCE DAYLIGHT FACTOR
Pada gambar disamping sapat
dilihat bahwa grid illuminance yang
dihasilkan sudah sangat memenuhi
kriteria EEC yaitu 30% dari luasan
lantai diusahakan berada diatas 300
lux untuk area pencahayaannya.
Sehingga pencahayaan alami yang
dihasilkan telah memenuhi. Indikasi
warnanya pun memudahkan untuk
melihat area ruang yang masih
belum terjangkau cahaya LANTAI 1 LANTAI 1

GRID ILLUMINANCE DAYLIGHT FACTOR

LANTAI 2 LANTAI 2 LANTAI 2

Pada lantai 1 & 2 terdapat ruang yang memiliki pencahyaan sekitar 120-200 lux karena berpengaruh juga dengan fungsi ruangnya
sebagai kamar tidur atau toilet dan bila diperhitungkan 30% lebih lantai hampir seluruhnya memiliki lux sekitar 700-2000 lux pada
lantai 2 sedangkan pada lantai 1 terdapat ruang yang mencapai 4000 lux dikarenakan bukaan seluruhnya berupa jendela kaca dan
ditujukan sebagai tempat ruang kerja terbuka.

20
SAMPLE
MODELING

21
Model memiliki pencahayaan alami ruang dalam terbaik karena hampir seluruh ruangnya terpancar
cahaya. Kekurangan terdapat pada suhu ruang yang akan terasa di siang hari saat cuaca terik. Tetapi
karena bangunan berfokus pada bukaan dan cahaya alami maka alternatif yang diberikan untuk
meredam panas adalah dengan menggunakan kolam yang hampir berada di sekitar seluruh bangunan.
Kolam dibuat sepanjang lebar bangunan hingga menuju ke arah outdoor pada tapak. Sehingga bentuk
roster ini yang dipilih sebagai alternatif utama untuk ruang kerja ataupun ruang serbaguna.

Model berikut masih dapat dipertimbangkan untuk digunakan tertapi cahaya yang masuk tidak
mencapai area belakang bangunan walau sekitar 30% lantai bangunan telah terkena pancaran cahayanya
seperti pada contoh model di samping. Sehingga roster ini digunakan pada area pintu masuk dengan
tujuan cahaya tetap masuk walau sedikit dan udara yang tetap dapat bertukar sekitar area foyer.

Sedangkan model disamping ini, walau masih dapat memenuhi tetapi kurang baik untuk pancaran yang
dipancarkannya kurang memenuhi ruangan salamnya sehingga bentuk roster ini tidak digunakan sebagai
alternatif.

Model disamping pun serupa, karena dapat dilihat cahaya yang masuk tidak cocok dengan ruang publik
yang diperuntukan dan lebih cenderung digunakan untuk kamar tidur ataupun ruang tertutup yang masih
memerlukan bukaan untuk ventilasi udara. Sehingga alternatif berikut tidak digunakan.

22
STRUKTUR
DIMENSI PONDASI
MATERIAL
Material yang digunakan pada bangunan adalah beton
bertulang sebagai kolom dan balok, sedangkan pada
pondasi digunakan pondasi batu kali lajur.

PERHITUNGAN STRUKTUR

KOLOM BALOK

23
M.E.P
M E C H A N I C A L - E L E C T R I C A L - P L U M B I N G

PLUMBING
Sistem pendistribusian air bersih
Sistem Air Bersih
yang akan digunakan pada
perancangan adalah Downfeed
Distribution System. Sementara itu
karena kebutuhan air bersih yang
tidak terlalu banyak maka sumbernya
berbagi dengan rumah tinggal
eksisting.

Sistem Air Hujan


Air hujan yang jatuh pada atap
Sistem Air Kotor
bangunan sebagian ditampung dalam
bak penampung lalu dialirkan ke
sumur resap untuk kemudian sisanya
digunakan kembali untuk mengisi
kolam yang ada di sekitar bangunan.

Limbah air kotor pada pondok kerja ini hanya memerlukan sistem
sederhana karena limbah buangannya yang sedikit sehingga sistem air
kotor yang digunakan adalah sistem tanki septic dan rembesan. tangki
septik mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan
cara pengendapan. Air hasil pemisahan dialirkan keluar secara
gravitasi dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur)
dibuang secara berkala.

ELECTRICAL

Pihak MEP bertanggung jawab terhadap sistem elektrikal bangunan


terutama pada posisi titik lampu , saklar , dan stopkontak. Pada model
semua komponen elektrikal terhubung secara sistem pada panel
berkapasitas 208V MLO.

24
BIM
MANAGEMENT

Proses kolaborasi berupa OPEN BIM perlu dilakukan karena terdapat perbedaan software yang digunakan dari
masing-masing ahli yang berbeda. Dengan menerapkan proses tersebut, memudahkan pertukaran informasi
dalam proses merancang pondok kerja.

Files kemudian dibagikan melalui Google Drive yang dapat diakses bersama dengan BIM Manager. BIM
Manager menggunakan BIMcollab ZOOM dalam mengecek pekerjaan yang telah dibagikan oleh arsitek, sipil
dan MEP dengan tujuan untuk segera mendeteksi dan meminimalisir permasalahan yang dapat terjadi di
lapangan ketika proses pembangunan berlangsung. Permasalahan yang terdeteksi oleh software BIMcollab
ZOOM kemudian akan dilaporkan oleh BIM Manager kepada ahli yang bersangkutan bahwa terjadi kekurangan
dalam proses desain dan perlu diperbaiki sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan melalui sinkronisasi
BIMcollab Cloud dan notifikasi yang dikirimkan melalui email.

25
Permasalahan yang akan diterima masing-masing ahli dapat diidentifikasi menggunakan perangkat tambahan
berupa BCF Manager yang berguna untuk mempermudah ahli dalam menemukan akar permasalahan dan
mengefisiensikan waktu pengerjaan perbaikan.

Google Drive juga dapat diakses oleh owner untuk memantau dan memberikan visualisasi secara digital
terhadap proyek yang sedang dikerjakan. Owner membuka file format IFC dari masing-masing ahli dengan
menggunakan software Open IFC Viewer. Software ini dapat sekaligus menggabungkan file yang berbeda
sehingga owner dapat memantau perkembangan.

26
File sharing dilakukan dengan Google Drive yang dapat diakses bersama sekaligus sebagai sarana
untuk mengirimkan file baru yang direvisi

Workflow dilakukan yaitu dengan OPEN BIM dan juga pertukaran file issue dilakukan dengan format
BCF melalui BIMcollab Live Connection. Keuntungan yang didapatkan yaitu pertukaran BCF akan
menjadi lebih cepat dan update karena dilakukan secara online, selain itu juga dapat dilihat oleh banyak
pihak sehingga permasalahan yang terjadi dapat terlihat secara transparan.

Proses ini memerlukan akun dari masing-masing pihak yang terlibat supaya memudahkan proses
sinkronisasi dari BIM Manager sekaligus untuk mengirimkan notifikasi melalui email dan memberikan
report issue pada website BIMcollab yang dapat diakses oleh tim.

27
File IFC dari masing-masing ahli yang telah
didownload dari Google Drive kemudian
digabungkan dalam BIMcollab ZOOM untuk
melakukan clash detection.

Clash pada file IFC yang telah digabungkan terlihat


sangat banyak, untuk membatasi banyaknya
permasalahan dapat dilakukan dengan clash rule
set.

28
BIM Manager akan melaporkan permasalahan yang terjadi beserta dengan catatan yang diperlukan
kemudian menetapkan tenggat waktu perbaikan agar progres tetap terkendali dan tidak terlambat.
Dalam tab permasalahan, terdapat jenis masalah berdasarkan antar disiplin contohnya architecture,
electrical, plumbing dan lain-lain yang kemudian terdapat bagian notify yang berfungsi untuk
mengirimkan email secara otomatis kepada ahli yang bersangkutan dalam memperbaiki pekerjaan.
Apabila permasalahan sudah diperbaiki, maka pihak yang memperbaiki dapat mengirimkan kembali
file dengan format IFC ke Google Drive dan juga memvalidasi bahwa permasalahan telah diselesaikan.

Pada website BIMcollab, permasalahan yang sudah diperbaiki dapat diganti statusnya menjadi closed
dan permasalahan yang belum diperbaiki masih berstatus aktif. Hal ini memudahkan dalam
pemantauan progress pengerjaan model.

29
Berikut adalah tampilan dari tab issues dan proses me-report.

Berikut adalah tampilan tab dari file BCF issue yang dibuka pada software Revit dengan penambahan
extension berupa BCF Manager for Revit.

Berikut adalah tampilan dari notifikasi email issue yang dikirimkan secara otomatis oleh BIMcollab
kepada pihak yang bersangkutan untuk segera diperbaiki.

30
KOLABORASI
ANTAR DISIPLIN
KOLABORASI SESAMA
TIM ARSITEK
Proses kolaborasi tim arsitektur
menggunakan campuran software BIM
(Archicad) dan konvensional (sketchup).
komunikasi desain menggunakan google
meet dengan waktu yang tentatif.

- Sketchup digunakan untuk menata


furnitur interior karena warehouse yang
disediakan lebih detail dari archicad.
sketchup digunakan sebagai bahan
render menggunakan enscape.
- lembar kerja menggunakan archicad

Hasil desain pihak arsitek akan


dikirimkan ke common data
environment yaitu google drive. bentuk
file yang dikirimkan adalah IFC.

KOLABORASI DISIPLIN ARSITEKTUR


DAN STRUKTUR (ARCHICAD) DENGAN
JOIN BIM COLLAB

Untuk memasuki tahap revisi


clash checking, Pihak arsitek
dan struktur yang
menggunakan ARCHICAD
perlu mendownload extension
BCF Manager dari website
resmi BIMCollab yang
nantinya dapat
menghubungkan langsung
dengan BIM Cloud yang
telah dibuat untuk proyek.

31
Ketika BIM manager melakukan clash checking, akan terlihat bagian yang harus di revisi pada
software BIM collab ZOOM. data ini akan dikirim melalui email ke pihak yang bersangkutan
Masalah yang dikirim dari email dapat dibuka melalui web join.bimcollab.com. pada contoh
disamping terlihat pipa air hujan yang menabrak furnitur interior sehingga diperlukan pengaturan
ulang

Untuk BIM Collab Zoom, tiap disiplin memiliki akun join bim collab yang dapat di intergrasikan ke
software BIM masing- masing dengan BCF Manager.

Contoh berikut merupakan masalah antara pipa plumbing dengan furnitur oleh pihak arsitek.

32
KOLABORASI DISIPLIN MEP (REVIT) DENGAN JOIN BIM
COLLAB

Pihak MEP terus berkolaborasi dalam prosesnya bersama dengan pihak arsitektur , struktur , dan
BIM manager. Kolaborasi ini terkait dengan masalah-masalah pada sistem plumbing yang secara
estetika harus sesuai dengan yang diinginkan dengan pihak arsitektur dan tidak clash dengan
sistem struktur yang ada. Pada sistem elektrikal juga terus dilakukan kolaborasi dengan pihak
arsitek terkait dengan banyaknya bukaan pada bangunan sehingga harus memanipulasi posisi
saklar dan stopkontak. Hasil pekerjaan pihak MEP akan dikirimkan ke common data environment
yaitu google drive dengan format IFC. Dalam tahap revisi , pihak revit menginstall BCF Manager
untuk dapat terhubung langsung dengan BIM Cloud yang akan menampilkan issue-issue clash
yang telah di assign BIM manager. Selain dari BCF Manager , BIM manager juga mengirimkan
issue-issue melalui email ke pihak yang bersangkutan

Contoh Issue-issue

33
PROSES DISKUSI DAN NOTULENSI (GOOGLE MEET)

Pada hari selasa malam dan jumat pagi,


diadakan pertemuan bersama melalui
google meet. pada pertemuan ini akan
dibahas masalah" desain yang besar
sehingga tiap disiplin mendapat
informasi yang sama.

Google meet ini juga membahas


langkah-langkah yang harus dilakukan
dan dikerjakan tiap disiplin. notulensi
dan daftar tugas didokumentasikan
melalui google sheets

Dokumentasi google sheets


mencantumkan masalah dan solusinya
sehingga memperjelas tanggung jawab
revisi.

34
CONTOH PEMECAHAN MASALAH DAN CLASH YANG
TERJADI SELAMA PROSES KERJA

JENDELA YANG MENABRAK PLAFON


Pada 19 Agustus terdapat clash antara model MEP dan Arsitektur
mengenai jendela dan plafon. Plafon dikerjakan oleh pihak MEP
karena berkaitan dengan titik lampu. Untuk menyelesaikan
permasalahan ini maka pihak arsi menyesuaikan tinggi jendela. untuk
dikemudian hari diputuskan 3d model arsi memasukan plafon dengan
titik lampu sesuai dengan pihak MEP.
PIPA TALANG VERTIKAL DISEMBUNYIKAN DISEBELAH KOLOM
Pihak MEP menghitung dan menentukan jumlah talang vertikal yang
ada yaitu 2 di tiap masa, karena fasad bangunan banyak menggunakan
kerawang dan curtain wall maka dari pihak arsi diputuskan untuk
menyembunyikan talang pada kolom dengan papan GRC.

FURNITUR YANG MENABRAK PLAFON


Terdapat beberapa furnitur yang menabrak plafon, contohnya layar
proyektor, proyektor dan beberapa lemari. Untuk menyelesaikan
masalahnya posisi furnitur pada model pihak arsi disesuaikan dengan
plafon yang ada.

FURNITUR YANG MENABRAK PIPA TALANG VERTIKAL

Perletakan furnitur bertabrakan dengan talang vertikal disebelah


kolom. Hal ini diselesaikan dengan mengubah letak furnitur pada
model pihak arsitek.

DINDING KERAWANG DAN GLASSBLOCK MENABRAK PLAFON

Pada tanggal 19 Agustus terdapat clash antara plafon dan glassblock.


solusi dari tabrakan ini adalah menurunkan posisi dinding kerawang.
Glassblock juga bertabrakan dengan kolom dan balok sehingga model
arsi mengurangi jumlah barisan glassblock.

BALOK MENABRAK FRAME JENDELA

Pada tanggal 19 Agustus terdeteksi clash antara balok dari struktur


dengan frame jendela dari arsitektur. Solusi dari clash ini adalah
dengan menaikan elevasi balok dan disamakan dengan slab diatasnya.

35
TOILET BERTABRAKAN DENGAN SLAB LANTAI
pada 22 agustus bim manager menemukan masalah pada area toilet
berupa clash antar toilet dan slab lantai. untuk menyelesaikan solusi ini
maka pihak MEP meletakan toilet sendiri sedangkan pihak arsi tidak
memberikan toilet pada 3d model.

BALOK MENABRAK FRAME JENDELA

Pada tanggal 20 Agustus terdeteksi juga clash antara balok dari struktur
dengan toiket dari MEP. Solusi dari clash ini adalah dengan menggeser
toilet lebih maju kedepan.

PENYESUAIAN ULANG POSISI KOLOM

terjadi clash antara balok dan jendela. untuk menyelesaikan masalah ini
pihak struktur menyesuaikan ulang grid kolom dan disesuaikan dengan
grid yang telah dibuat oleh pihak arsitek.

BALOK MENABRAK GLASSBLOCK

Terdeteksi juga clash antara balok dari struktur dengan glassblock dari
MEP. Untuk menyelesaikan clash ini perlu untuk struktur menaikan
elevasi balok sedikit keatas

BALOK MENABRAK PERMUKAAN SLAB

Pada tanggal 17 Agustus terdeteksi terdapart clash antara balok dari


struktur dengan slab dari arsitek yang mengakibatkan balok terlihhat
berada diatas slab. Solusi dari clash ini adalah dengan menurunkan
elevasi balok sedikit kebawah dan disejajarkan dengan permukaan slab

TOILET MENABRAK AREA PINTU


pada 22 agustus bim manager menemukan furnitur toilet clash dengan
pintu. untuk menangani masalah ini maka posisi toilet diatur ulang dan
pintu disesuaikan dimensinya

36
OWNER
Owner pada projek ini harus dapat
melihat hasil dari tiap disiplin. untuk
melihat hasil desain diputuskan untuk
menggunakan software Open IFC
Viewer. software ini memiliki kelebihan
antara lain
- gampang di install tanpa perlu
membuat akun untuk sign in
- gratis untuk selamanya tanpa ada masa
trial
- dapat melihat folder IFC secara
keseluruhan antar tiap disiplin ( dapat
melihat gabungan IFC)

Dapat terlihat pada gambar disamping


owner dapat menggabungkan tiga IFC
dari pihak Arsi, Struktur dan MEP.
Owner juga dapat menandakan IFC
dengan warna hijau sehingga terlihat
bagian-bagian yang dikerjakan oleh tiap
disiplin
Pada software ini file IFC dapat di edit.
namun hal ini tidak disarankan karena
akan menimbulkan miss coordination
antar disiplin
software ini juga dapat di intergrasikan
dengan beberapa plug in contohnya BCF
manager. Owner juga dapat
mengkomunikasikan keperluanya
dengan fitur Screenshot pada software
yang otomatis menyimpan foto ke folder.

37
PENGANTAR BIM
SEMESTER PENDEK 2021/2022
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

Anda mungkin juga menyukai