PONDOK
KERJA Jl. Neglasari no. 7, Kota Bandung, Jawa Barat
Pengantar
BIM
Kelas : A
Dosen : Christianto Hendrawan, S.T., M.T., IAI.
KELAS A
KELOMPOK 2
CONTENTS
PAGE 1
LATAR BELAKANG
PAGE 3
TAPAK
PAGE 4
FUNGSI & PENGGUNA
PAGE 5
DESAIN
PAGE 6
SIMULASI DESAIN
PAGE 11
GREEN BUILDING
DATA COLLECTION
PAGE 13
EDGE BUILDING
DATA COLLECTION
PAGE 19
LIGHTSTANZA
PAGE 23
STRUKTUR
PAGE 24
M.E.P
PAGE 25
BIM MANAGER
PAGE 37
OWNER
EDITORS & JOB DESK
ARCHITECT
SIMULATION MEP
belom diganti
New Raoul Lopez
Furniture
Italian Wool
Cek hasil
BIM manager Clash report
Pake software solibri atau bim collab
1
Pemilik dari Pondok Kerja tersebut menginginkan bangunan
yang memenuhi Standar Green Building yang berfokus pada
bangunan yang memiliki pencahayaan alami yang baik,
ventilasi udara yang memadai, serta penggunaan energi yang
terbarukan sehingga membuat bangunan Pondok Kerja
tersebut dinilai memiliki sifat yang ramah lingkungan.
PONDOK
KERJA
2
TAPAK
Lokasi Ukuran Tapak
Jl. Neglasari no. 7, Kota Bandung, Jawa Barat
19.14
17.76
17.76
20.00
Iklim Tapak
Suhu : 18-29°C Area Perancangan
Curah Hujan : 37-272 mm
Sinar Matahari : 11 Jam 43 menit ( tercepat)
12 Jam 32 menit (terlambat)
Kelembaban : 57-99%
Kecepatan Angin : 6.5-9.8 Kph
Pandangan area perancangan
dilihat dari area parkiran
3
n
Masuk menuju
ira
rk
Neglasari 2
ak
ap
1
iT
Jal
as
an
ul
Ne
rk
gla
Si
sar
i 1
Pandangan area perancangan dilihat
dari sirkulasi tapak
2
3
FUNGSI & PENGGUNA
Pondok Kerja Kebutuhan Ruang
Sebuah bangunan sederhana yang diperuntukan Berdasarkan pengguna bangunan serta alur aktivitas
sebagai wadah untuk bekerja, berkolaborasi, nya, dapat dikelompokan kebutuhan ruang yang dapat
berdiskusi dan kegiatan lainnya yang mendukung menampung dan mewadahi setiap aktivitas yang
produktifitas pada saat bekerja. bersangkutan. Tiap ruang pada Pondok Kerja
memiliki hubungan satu dengan yang lain
Pengguna digambarkan pada diagram sebagai berikut.
Bubble Diagram
4
DESAIN
Pada Pondok Kerja ini, konsep desain yang diterapkan mengacu pada area
Konsep Desain & Zonasi yang disesuaikan dengan, siapa penggunanya dan fungsi apa ruangan tersebut
diperuntukan, yang kemudian dikelompokan area Brisik & Non-Brisik.
Penggunaan
Glass Block
menyesuaikan
dengan ruang
yang berada
pada area Non-
Brisik yaitu
Ruang Tamu
untuk bertemu
dengan Klien .
Penggunaan dinding kerawang
(roaster) berfungsi untuk
memberikan sirkulasi udara
pada bangunan. Terdapat juga
Green Roof yang berkenan
untuk menjaga thermal pada
bangunan
Pada atap bangunan
Pada area dekat bangunan terdapat terdapat solar panel yang
kolam yang berfungsi untuk berfungsi untuk mengubah
mengontrol kelembaban sehingga sinar matahari menjadi
PAG E FOUR| JOURNEY
menjaga suhu thermal pada bangunan energi listrik pada
ketika berada di terik sinar matahari bangunan.
5
SIMULASI
DESAIN
PENCAHAYAAN
ALAMI
7
DAILY
SUN S
S
PATH
H
H
Dalam simulasi desain terkait pencahayaan alami, hal Superimposed on Shading - South View
batasan lintasan dengan titik terjauh atau terlebar. pada salah satu equator dan titik terjauh.
Keadaan yang berbeda akan ditemukan pada lokasi N
N
yang berbeda dengan derajat kemiringan yang lebih
beragam. Dalam simulasi desain ini, lokasi yang
digunakan disesuaikan dengan lokasi area
8
Daylight Factor
Daylight Levels
Total Radiation
9
THERMAL
ANALYSIS
DIAGRAM
Diagram thermal menyesuaikan dengan lokasi area perancangan yakni Kota Bandung dan
memperlihatkan keadaan lokasi terkait hubungan antara suhu dan kecepatan angin yang
terjadi pada jam-jam tertentu.
SOLAR
ANALYSIS
DIAGRAM
Diagram solar di atas memperlihatkan tingkat terang serta panas yang dipaparkan oleh
matahari setiap harinya selama satu tahun pada jam yang berbeda juga.
Untuk mengendalikan tingkat keterangan cahaya maka perlu menggunakan jenis bukaan yang berbeda dimana
pemilihan bentuk dan jenis material akan berdampak pada tingkat terang dan panas yang diterima ruangan.
10
GREEN BUILDING
D A T A C O L L E C T I O N
ENERGY
Pencahayaan dalam ruang menjadi
hal utama. Karena tidak adanya juga
penggunaan AC pada setiap ruang
maka energi dapat diminimalisir
dengan optimal. Dengan banyaknya
bukaan pada bangunan dan
penggunaan sistem roster dan
kerawang/partisi pada dinding
eksterior membantu cahaya masuk
lebih banyak. Lokasi bangunan
berada di daerah yang memiliki
penghawaan udara baik dan cukup
digin pada keadaan thermalnya
sehingga bangunan juga
menggunakan dynamic facade pada
beberapa sisinya.
11
Dilanjutkan dengan penyesuaian bangunan terhadap goals yaitu
"Bangunan yang memenuhi salah satu bagian standar GBCI".
Pemilihan standar tabel berupa EEC 1A, EEC 2, EEC 3, EEC 5.
WATER SYSTEM
Sistem pengairannya, selain
menggunakan air PDAM juga
mencoba dengan memanfaatkan
sistem rain water harvesting dan
menggunakan teknologi yang
membantu mengefisienkan
beberapa aspek seperti bidet
penggunaan air di toilet dan
menggunakan Smart Meters for
Water untuk mengukur setiap
penggunaan air.
MATERIAL
Material bangunan hampir
keseluruhan bangunannnya
menggunakan beton yang di cat
standar warna putih dan
finishing lantai menggunakan
ceramic tile pada seluruh
ruangan indoor dengan
digunakannya juga green roof
pada salah satu outdoor area
lantai 2.
12
EDGE BUILDING
P E M I L I H A N D A T A
13
14
EDGE BUILDING
P E M I L I H A N D A T A
15
16
EDGE BUILDING
P E M I L I H A N D A T A
17
18
LIGHTSTANZA
APLIKASI ANALISIS
PENCAHAYAAN DALAM
RUANG
19
GRID ILLUMINANCE DAYLIGHT FACTOR
Pada gambar disamping sapat
dilihat bahwa grid illuminance yang
dihasilkan sudah sangat memenuhi
kriteria EEC yaitu 30% dari luasan
lantai diusahakan berada diatas 300
lux untuk area pencahayaannya.
Sehingga pencahayaan alami yang
dihasilkan telah memenuhi. Indikasi
warnanya pun memudahkan untuk
melihat area ruang yang masih
belum terjangkau cahaya LANTAI 1 LANTAI 1
Pada lantai 1 & 2 terdapat ruang yang memiliki pencahyaan sekitar 120-200 lux karena berpengaruh juga dengan fungsi ruangnya
sebagai kamar tidur atau toilet dan bila diperhitungkan 30% lebih lantai hampir seluruhnya memiliki lux sekitar 700-2000 lux pada
lantai 2 sedangkan pada lantai 1 terdapat ruang yang mencapai 4000 lux dikarenakan bukaan seluruhnya berupa jendela kaca dan
ditujukan sebagai tempat ruang kerja terbuka.
20
SAMPLE
MODELING
21
Model memiliki pencahayaan alami ruang dalam terbaik karena hampir seluruh ruangnya terpancar
cahaya. Kekurangan terdapat pada suhu ruang yang akan terasa di siang hari saat cuaca terik. Tetapi
karena bangunan berfokus pada bukaan dan cahaya alami maka alternatif yang diberikan untuk
meredam panas adalah dengan menggunakan kolam yang hampir berada di sekitar seluruh bangunan.
Kolam dibuat sepanjang lebar bangunan hingga menuju ke arah outdoor pada tapak. Sehingga bentuk
roster ini yang dipilih sebagai alternatif utama untuk ruang kerja ataupun ruang serbaguna.
Model berikut masih dapat dipertimbangkan untuk digunakan tertapi cahaya yang masuk tidak
mencapai area belakang bangunan walau sekitar 30% lantai bangunan telah terkena pancaran cahayanya
seperti pada contoh model di samping. Sehingga roster ini digunakan pada area pintu masuk dengan
tujuan cahaya tetap masuk walau sedikit dan udara yang tetap dapat bertukar sekitar area foyer.
Sedangkan model disamping ini, walau masih dapat memenuhi tetapi kurang baik untuk pancaran yang
dipancarkannya kurang memenuhi ruangan salamnya sehingga bentuk roster ini tidak digunakan sebagai
alternatif.
Model disamping pun serupa, karena dapat dilihat cahaya yang masuk tidak cocok dengan ruang publik
yang diperuntukan dan lebih cenderung digunakan untuk kamar tidur ataupun ruang tertutup yang masih
memerlukan bukaan untuk ventilasi udara. Sehingga alternatif berikut tidak digunakan.
22
STRUKTUR
DIMENSI PONDASI
MATERIAL
Material yang digunakan pada bangunan adalah beton
bertulang sebagai kolom dan balok, sedangkan pada
pondasi digunakan pondasi batu kali lajur.
PERHITUNGAN STRUKTUR
KOLOM BALOK
23
M.E.P
M E C H A N I C A L - E L E C T R I C A L - P L U M B I N G
PLUMBING
Sistem pendistribusian air bersih
Sistem Air Bersih
yang akan digunakan pada
perancangan adalah Downfeed
Distribution System. Sementara itu
karena kebutuhan air bersih yang
tidak terlalu banyak maka sumbernya
berbagi dengan rumah tinggal
eksisting.
Limbah air kotor pada pondok kerja ini hanya memerlukan sistem
sederhana karena limbah buangannya yang sedikit sehingga sistem air
kotor yang digunakan adalah sistem tanki septic dan rembesan. tangki
septik mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan
cara pengendapan. Air hasil pemisahan dialirkan keluar secara
gravitasi dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur)
dibuang secara berkala.
ELECTRICAL
24
BIM
MANAGEMENT
Proses kolaborasi berupa OPEN BIM perlu dilakukan karena terdapat perbedaan software yang digunakan dari
masing-masing ahli yang berbeda. Dengan menerapkan proses tersebut, memudahkan pertukaran informasi
dalam proses merancang pondok kerja.
Files kemudian dibagikan melalui Google Drive yang dapat diakses bersama dengan BIM Manager. BIM
Manager menggunakan BIMcollab ZOOM dalam mengecek pekerjaan yang telah dibagikan oleh arsitek, sipil
dan MEP dengan tujuan untuk segera mendeteksi dan meminimalisir permasalahan yang dapat terjadi di
lapangan ketika proses pembangunan berlangsung. Permasalahan yang terdeteksi oleh software BIMcollab
ZOOM kemudian akan dilaporkan oleh BIM Manager kepada ahli yang bersangkutan bahwa terjadi kekurangan
dalam proses desain dan perlu diperbaiki sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan melalui sinkronisasi
BIMcollab Cloud dan notifikasi yang dikirimkan melalui email.
25
Permasalahan yang akan diterima masing-masing ahli dapat diidentifikasi menggunakan perangkat tambahan
berupa BCF Manager yang berguna untuk mempermudah ahli dalam menemukan akar permasalahan dan
mengefisiensikan waktu pengerjaan perbaikan.
Google Drive juga dapat diakses oleh owner untuk memantau dan memberikan visualisasi secara digital
terhadap proyek yang sedang dikerjakan. Owner membuka file format IFC dari masing-masing ahli dengan
menggunakan software Open IFC Viewer. Software ini dapat sekaligus menggabungkan file yang berbeda
sehingga owner dapat memantau perkembangan.
26
File sharing dilakukan dengan Google Drive yang dapat diakses bersama sekaligus sebagai sarana
untuk mengirimkan file baru yang direvisi
Workflow dilakukan yaitu dengan OPEN BIM dan juga pertukaran file issue dilakukan dengan format
BCF melalui BIMcollab Live Connection. Keuntungan yang didapatkan yaitu pertukaran BCF akan
menjadi lebih cepat dan update karena dilakukan secara online, selain itu juga dapat dilihat oleh banyak
pihak sehingga permasalahan yang terjadi dapat terlihat secara transparan.
Proses ini memerlukan akun dari masing-masing pihak yang terlibat supaya memudahkan proses
sinkronisasi dari BIM Manager sekaligus untuk mengirimkan notifikasi melalui email dan memberikan
report issue pada website BIMcollab yang dapat diakses oleh tim.
27
File IFC dari masing-masing ahli yang telah
didownload dari Google Drive kemudian
digabungkan dalam BIMcollab ZOOM untuk
melakukan clash detection.
28
BIM Manager akan melaporkan permasalahan yang terjadi beserta dengan catatan yang diperlukan
kemudian menetapkan tenggat waktu perbaikan agar progres tetap terkendali dan tidak terlambat.
Dalam tab permasalahan, terdapat jenis masalah berdasarkan antar disiplin contohnya architecture,
electrical, plumbing dan lain-lain yang kemudian terdapat bagian notify yang berfungsi untuk
mengirimkan email secara otomatis kepada ahli yang bersangkutan dalam memperbaiki pekerjaan.
Apabila permasalahan sudah diperbaiki, maka pihak yang memperbaiki dapat mengirimkan kembali
file dengan format IFC ke Google Drive dan juga memvalidasi bahwa permasalahan telah diselesaikan.
Pada website BIMcollab, permasalahan yang sudah diperbaiki dapat diganti statusnya menjadi closed
dan permasalahan yang belum diperbaiki masih berstatus aktif. Hal ini memudahkan dalam
pemantauan progress pengerjaan model.
29
Berikut adalah tampilan dari tab issues dan proses me-report.
Berikut adalah tampilan tab dari file BCF issue yang dibuka pada software Revit dengan penambahan
extension berupa BCF Manager for Revit.
Berikut adalah tampilan dari notifikasi email issue yang dikirimkan secara otomatis oleh BIMcollab
kepada pihak yang bersangkutan untuk segera diperbaiki.
30
KOLABORASI
ANTAR DISIPLIN
KOLABORASI SESAMA
TIM ARSITEK
Proses kolaborasi tim arsitektur
menggunakan campuran software BIM
(Archicad) dan konvensional (sketchup).
komunikasi desain menggunakan google
meet dengan waktu yang tentatif.
31
Ketika BIM manager melakukan clash checking, akan terlihat bagian yang harus di revisi pada
software BIM collab ZOOM. data ini akan dikirim melalui email ke pihak yang bersangkutan
Masalah yang dikirim dari email dapat dibuka melalui web join.bimcollab.com. pada contoh
disamping terlihat pipa air hujan yang menabrak furnitur interior sehingga diperlukan pengaturan
ulang
Untuk BIM Collab Zoom, tiap disiplin memiliki akun join bim collab yang dapat di intergrasikan ke
software BIM masing- masing dengan BCF Manager.
Contoh berikut merupakan masalah antara pipa plumbing dengan furnitur oleh pihak arsitek.
32
KOLABORASI DISIPLIN MEP (REVIT) DENGAN JOIN BIM
COLLAB
Pihak MEP terus berkolaborasi dalam prosesnya bersama dengan pihak arsitektur , struktur , dan
BIM manager. Kolaborasi ini terkait dengan masalah-masalah pada sistem plumbing yang secara
estetika harus sesuai dengan yang diinginkan dengan pihak arsitektur dan tidak clash dengan
sistem struktur yang ada. Pada sistem elektrikal juga terus dilakukan kolaborasi dengan pihak
arsitek terkait dengan banyaknya bukaan pada bangunan sehingga harus memanipulasi posisi
saklar dan stopkontak. Hasil pekerjaan pihak MEP akan dikirimkan ke common data environment
yaitu google drive dengan format IFC. Dalam tahap revisi , pihak revit menginstall BCF Manager
untuk dapat terhubung langsung dengan BIM Cloud yang akan menampilkan issue-issue clash
yang telah di assign BIM manager. Selain dari BCF Manager , BIM manager juga mengirimkan
issue-issue melalui email ke pihak yang bersangkutan
Contoh Issue-issue
33
PROSES DISKUSI DAN NOTULENSI (GOOGLE MEET)
34
CONTOH PEMECAHAN MASALAH DAN CLASH YANG
TERJADI SELAMA PROSES KERJA
35
TOILET BERTABRAKAN DENGAN SLAB LANTAI
pada 22 agustus bim manager menemukan masalah pada area toilet
berupa clash antar toilet dan slab lantai. untuk menyelesaikan solusi ini
maka pihak MEP meletakan toilet sendiri sedangkan pihak arsi tidak
memberikan toilet pada 3d model.
Pada tanggal 20 Agustus terdeteksi juga clash antara balok dari struktur
dengan toiket dari MEP. Solusi dari clash ini adalah dengan menggeser
toilet lebih maju kedepan.
terjadi clash antara balok dan jendela. untuk menyelesaikan masalah ini
pihak struktur menyesuaikan ulang grid kolom dan disesuaikan dengan
grid yang telah dibuat oleh pihak arsitek.
Terdeteksi juga clash antara balok dari struktur dengan glassblock dari
MEP. Untuk menyelesaikan clash ini perlu untuk struktur menaikan
elevasi balok sedikit keatas
36
OWNER
Owner pada projek ini harus dapat
melihat hasil dari tiap disiplin. untuk
melihat hasil desain diputuskan untuk
menggunakan software Open IFC
Viewer. software ini memiliki kelebihan
antara lain
- gampang di install tanpa perlu
membuat akun untuk sign in
- gratis untuk selamanya tanpa ada masa
trial
- dapat melihat folder IFC secara
keseluruhan antar tiap disiplin ( dapat
melihat gabungan IFC)
37
PENGANTAR BIM
SEMESTER PENDEK 2021/2022
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN