Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH MUTU PENDIDIKAN - Pertemuan 3

Dosen Pengampu : Dr. Masduki, SH, MM

Nama Mahasiswa: Aulia Novi Rachmadayanti


NIM : 1111822004
Kelas : Manajemen Pendidikan Pascasarjana Reguler A

1. Coba saudara jelaskan sepuluh (10) Skill yang dibutuhkan untuk


menghadapi era Industry 4.0 para ahli meyakini ada 10 Skill yang harus
dipunyai oleh calon tenaga kerja!
Sebuah artikel di situs World Economic Forum (19/01/2016) menjelaskan
bahwa untuk beradaptasi dengan perkembangan dunia saat ini yang berkaitan
dengan perubahan yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0, setiap pekerja
harus memiliki keterampilan yang tidak bisa dimiliki mesin.[1] Soft Skill atau
yang disebuat dengan kemampuan memimpin, pengambilan keputusan,
penyelesaian konflik, kemampuan berkomunikasi, kreativitas, kemampuan
presentasi, sikap kerendahan hati dan kepercayaan yang dimiliki, kecerdasan
dalam emosional, kecerdasan integritas,membuat sebuah komitmen, serta
mampu bekerjasama dengan pihak lain.(Kaipa & Milus, 2005)[2]
Forum Ekonomi Dunia juga mengungkap 10 keterampilan yang
benar-benar dibutuhkan pekerja untuk menghadapi perubahan dari tahun ke
tahun dan seterusnya. Sebelumnya pada tahun 2015, 10 keterampilan tersebut
juga sudah diterapkan, dan di tahun 2020 mengalami sedikit perubahan dan
penambahan keterampilan mengikuti perkembangan yang dibutuhkan di
dunia. Berikut adalah 10 keterampilan yang harus dimiliki tenaga kerja
diantaranya:
Tabel 1.1 10 Keterampilan Teratas yang Harus Dimiliki oleh Tenaga
Kerja Pada Tahun 2015 dan Tahun 2020
2015 2020
Pemecahan Masalah Kompleks Pemecahan Masalah Kompleks
Koordinasi dengan Orang Lain Berpikir Kritis
Manajemen Orang Kreativitas
Berpikir Kritis Manajemen Orang
Negosiasi Koordinasi dengan Orang Lain
Kontrol kualitas Kecerdasan Emosional
Orientasi layanan Penilaian dan Pengambilan
Keputusan
Penilaian dan Pengambilan Keputusan Orientasi layanan
Mendengarkan Aktif Negosiasi
Kreativitas Fleksibilitas Kognitif
Sumber: Future of Jobs Report, World Economic Forum

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2015 dan
2020 mengalami sedikit perubahan. Hal ini dikarenakan pengaruh
perkembangan zaman yang mengikuti era modern revolusi 4.0 di tahun 2020.
Salah satu diantaranya yang mengalami perubahan adalah Kecerdasan
Emosional dan Fleksibilitas Kognitif. Di mana Kecerdasan Emosional
merupakan kemampuan mengatur emosi. Dalam hal ini, termasuk pula
kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola serta memanfaatkan emosi
yang dimiliki setiap tenaga pendidik. Selain itu juga, keterampilan yang juga
masuk dalam daftar di tahun 2020 adalah Fleksibilitas Kognitif, yaitu
kemampuan individu dalam berpikir yang diikuti dengan tindakan yang sesuai
dengan situasi yang dihadapi. Kemampuan berpikir fleksibel mendukung
kinerja setiap tenaga kerja dalam aktivitas pemecahan masalah.(Santosa &
Setiawan, 2014)[3]
Keterampilan lain yang juga harus dimiliki diantaranya;
a) Pemecahan masalah kompleks
Kemampuan untuk berpikir jernih dan mendalam tentang suatu
masalah dengan mengidentifikasi dan memilih informasi yang relevan
dengan masalah, menentukan dan mengevaluasi opsi untuk
memecahkannya, dan menerapkan opsi sebagai solusi untuk memecahkan
masalah.
b) Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis dan memberikan umpan balik dengan
rasional.
c) Kreativitas
Kemampuan untuk menemukan sesuatu yang unik, dan orisinal.
Tidak harus benar-benar baru atau dapat mengembangkan yang sudah ada
sebelumnya menjadi suatu hal yang menarik.
d) Manajemen Orang
Kemampuan untuk mengatur orang lain, salah satunya teknik
menjadi seorang pemimpin dalam kepimpinan.
e) Koordinasi dengan Orang Lain
Kemampuan untuk membangun kerja sama dengan orang lain.
Termasuk diantaranya proses untuk mencapai tujuan dan kesepakatan
bersama.
f) Penilaian dan Pengambilan Keputusan
Kemampuan proses membuat pilihan dari sejumlah alternatif untuk
mencapai hasil yang diinginkan, atau menurut definisi lain bisa
dinyatakan sebagai Kemampuan untuk mengambil keputusan dalam
kondisi apapun, termasuk ketika sedang berada di bawah tekanan.
g) Orientasi Layanan
Kemampuan yang terkait dengan keinginan membantu atau melayani
orang lain untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Dalam hal ini,
maksudnya adalah seorang tenaga kerja sebagai seorang pendidik yang
bisa memberikan bantuan untuk melayani kebutuhan seorang siswa didik.
h) Negosiasi
Kemampuan individu untuk bernegosiasi untuk menciptakan
kesepakatan yang menguntungkan semua pihak yang terlibat (win-win
solution).
Dari 10 keterampilan tersebut, diharapkan bisa membuat banyak tenaga kerja
bisa mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat menjadi lebih baik,
dan siap untuk menghadapi masyarakat revolusi era modern 4.0 di masa
depan.
2. Mutu bagi sebuah Lembaga Pendidikan penting sekali untuk
meningkatkan prestasi siswa. Bagaimana menciptakan suasana aktif,
kreatif dan inovatif melalui prosesnya.
Pendidikan menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.[4]
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha
atau upaya dalam artian apa yang dilakukan untuk membangun potensi
perkembangan diri seseorang yang lebih baik. Dalam sistem pembelajaran,
Tenaga Pendidikan perlu berkembang dalam berbagai metode dan strategi
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan.
Model pembelajaran PAIKEM dimaksudkan sebagai alat atau metode
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang dilakukan oleh tenaga
pendidik kepada orang yang dididik. PAIKEM atau yang merupakan
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan, yaitu merupakan model pembelajaran yang bisa digunakan
untuk menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar yang
menyenangkan melalui partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Derwotubuh & Krisno (2012)[6], hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk membangun suasana seperti yang diterapkan model PAIKEM adalah
diantaranya sebagai berikut;
1) Memiliki sifat yang dimiliki siswa
Dalam aplikasinya, seorang tenaga pendidik diharapkan mampu
mengenal setiap siswa secara personal termasuk diantaranya sifat dan
karakter setiap individu.
2) Memahami perkembangan kecerdasan siswa
Setiap tenaga pendidik diwajibkan bisa memantau perkembangan
siswa mulai dari pertama pembelajaran dimulai, sampai tahap terakhir
yang dilalui oleh siswa. Hal ini diyakini mampu mengenal cara belajar
yang efektif oleh siswa.
3) Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar
Setiap waktu pembelajaran di kelas, perilaku setiap siswa dapat
dilihat oleh tenaga pendidik. Setiap perilaku itu bisa menujukkan
seberapa reaksi siswa untuk mengikuti proses belajar di dalam
pembelajaran.
4) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah
Tugas tenaga pendidik dalam situasi ini adalah mengembangkan
setiap masalah yang disampaikan, antara lain dengan sering memberikan
tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka agar memungkinkan siswa
berpikir mencari alasan dan membuat analisis yang kritis dari pertanyaan
yang diajukan.
5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik
Sarana menjadi hal yang penting untuk membangun suasana yang
efektif, oleh karena itu ruang kelas yang menjadi tempat pembelajaran
yang menarik untuk para tenaga pendidik, juga dengan siswa. Ruang
kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata
dengan baik, dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran karena
dapat dijadikan rujukan ketika membahas sebuah masalah.
6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan yang bersifat fisik, sosial dan budaya merupakan sumber
daya yang esensial bagi pembelajaran siswa. Lingkungan dapat berfungsi
sebagai media belajar dan objek belajar (sumber belajar). Menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar seringkali membantu siswa merasa
nyaman belajar.
7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar
Sebuah interaksi dengan memberikan umpan balik (feed-back) dapat
meningkatkan kualitas belajar. Seorang tenaga pendidik yang
menjelaskan bagaimana-bagaimana progres belajar siswa dalam bentuk
mendorong kekuatan dalam diri siswa untuk bisa lebih berkembang lebih
jauh lagi.
8) Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental
Banyak tenaga pendidik menemukan kepuasan ketika melihat siswa
sibuk bekerja dan bergerak dalam pembelajaran, seeprti contohnya ketika
para siswa dikelompokkan dan siswa duduk saling berhadapan. Situasi
seperti itu yang mencerminkan aktivitas fisik tidak menunjukkan
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, atau efektif yang sebenarnya, karena
aktivitas dari segi mental lebih bermakna daripada aktivitas fisik. Banyak
dan aktif mengajukan pertanyaan, menantang pemikiran ide orang lain,
dan mengungkapkan pikiran adalah tanda-tanda aktif secara mental.

REFERENSI

[1] Gray, A. (2016, January 19). The 10 skills you need to thrive in the fourth
Industrial Revolution. World Economic Forum.
https://www.weforum.org/agenda/2016/01/the-10-skills-you-need-to-thrive-in-the
-fourth-industrial-revolution/

[2] Kaipa P & Milus T. (2005). Soft Skills are Smart Skills. Diunduh dari
http://www.kaipagroup.com

[3] Santosa, E. O., & Setyawan, I. (2014). HUBUNGAN ANTARA


FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA
MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS
DIPONEGORO. file:///C:/Users/novia/Downloads/7508-14296-1-SM.pdf

[4] Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem


pendidikan nasional.

[5] Hidayat, A. (2012). KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF,


KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAIKEM). Jurnal An Nûr.
Vol IV. No. 1, Februari 2012

[6] Derwotubun, Irwan , Krisno, Agus. 2013. Pembelajaran Aktif, Kreatif,


Inovatif,dan Efektif.Jurnal Inovasi Pendidikan hal 1-12.

Anda mungkin juga menyukai