Anda di halaman 1dari 18

RESUME ORIENTASI PPPK

KABUPATEN WONOGIRI
Selasa, 27 September 2022
(Hari Kedua)

Disusun Oleh:

Nama Guru : Yazid Basthomi, ST


NIP : 19821001 202221 1 001
Tempat, tanggal lahir : Madiun, 01 Oktober 1982
Golongan : IX
Jabatan : AHLI PERTAMA – GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
Unit Kerja : SMP NEGERI 1 SLOGOHIMO

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN WONOGIRI


TAHUN 2022
RESUME ORIENTASI PPPK TAHUN 2022
Selasa, 27 September 2022

Nama : Yazid Basthomi, ST


NI PPPK : 19821001 202221 1 001
Unit Kerja : SMP Negeri 1 Slogohimo

A. KELEMBAGAAN PEMKAB WONOGIRI


Pemateri: Antonius Hendro, S.STP., M.Si. (Bagian Organisasi Setda Kabupaten
Wonogiri)

Struktur organisasi di atur dalam UU nomor 23 tahun 2014 tentang urusan


pemerntah yang terdiri dari pilihan dan wajib. Untuk urusan pemerintahan wajib seperti:
pariwisata ,pertanian, dll. Sedangkan pada urusan pemerintah yang wajib terdiri dari
pelayanan dasar dan pelayanan non dasar. Pelayanan dasar sendiri seperti pendidikan,
kesehatan, Pu, perumahan sedangkan non pelayanan dasar seperti tenaga kerja, dll.
Misalnya dalam pelayanan daasar itu ada pendidikan di dalamnya da sub-sub
bagian urusan dan programnya beserta sub sub bagian pengelolaannya. Setiap di buat unit
organisasi wajib mendukung Setiap unit organisasi. Produk organisasi sebagai hasil/tolak
ukur dari capaian setiap unit kerja.

 Perkembangan regulasi perangkat dasar


a. Permendagri nomor 56 tahun 2019
b. PP nomor 72 tahun 2019
c. Permendagri nomor 11 tahun 2019
d. Permendagri nomor 11 tahun 2019 tentang perangkat daerah dan urusan bidang
e. Permendagri nomor 25 ntahun 2021 tentang penanaman modal terpadu
f. Permenpanrb nomor 25 tahun 2021 tentang struktur organisasi
g. Permendagri nomor 16 tahun 2020 tentang Nomenklatur dasar

PPPK direkrut berdasarkan kebutuhan pegawai dan menduduki jabatan tertentu


secara cepat (buy pass) berdasarkan kebuthan yang cepat. Jika PNS prosesnya lama dan
berjenjang. Inilah kebijakan yang di ambi terkair regulasi PPPK, bila urgen dalam
kebutuhan kedudukan jabatan tertentu bisa di ambil sesuai kebutuhan. Naun, peru
dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah. Idealnya di
kabupaten wonogiri ada ASN 21.000 namun pada kenyataannya hanya ada 14.000 namun
bisa berjalan dengan baik, dan di sesuaikan dengan kemamuan keuangan daerah.
Kedepan postur PNS dan PPPK adalah 30 dibanding 70 persen.
Setda struktural ada yang dirubah menjadi fungsional, oleh karena itu kalau
kedudukan fungsional terbuka maka kesempatan PPPK untuk masuk lebih besar. ASN
harus bisa menguasai IT. Dan terutama guru bisa mengembangkan/digitalisasi produk
digital untuk memanfaatkan teknologi.
Reformasi birokrasi didalamnya ada 2 komponen pengungkit dan komponen
hasil. Komponen pengungkit ada penataan dan penguatan organisasi, pemenujhan, hasil
antar area perubahan dan Reform. Kompetensi hasil ruang lingkupnya akuntabilitas
kinerja dan keuangan, kualitas pelayanan publik, pemerintahan yang bersih bebas KKN,
kinerja organisasi.

B. HUBUNGAN DAN TATA KERJA ORGANISASI


Pemateri: Antonius Hendro, S.STP., M.Si. (Bagian Organisasi Setda Kabupaten
Wonogiri)

Hal ini tentang bagaimana caranya seorang manager memanajemen bawahannya


melalui beberapa proses perancaan, seperti yang dikatakan Mary Parker Follet manajer
harus mempersiapkan proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya. Lalu sekarang pembagian tugas yang diberikan ke organisasi,
untuk mendapatkan hasil yang baik dengan cara bekerja sama, dan perencanaan tata
kerja harus mencapai tingkat efesien dan maksimal.

C. KINERJA ORGANISASI
Pemateri: Antonius Hendro, S.STP., M.Si. (Bagian Organisasi Setda Kabupaten
Wonogiri)

 Pengertian Kinerja
Kinerja ( performance ) sudah menjadi kata popular yang sangat menarik dalam
pembicaraan manajemen publik. Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua
segi, yaitu kinerja pegawai (per-individu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam
upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut. Konsep kinerja
(Performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of
accomplishtment
Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara
anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Sederhananya, kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan
kerjasama dalam sebuah organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuan yang
pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen. Kinerja dikatakan sebagai sebuah hasil
(output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi
terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga
merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu 34 organisasi. Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja
perorangan (individual Performance) dengan kinerja organisasi (Organization
Performance).
Organisasi pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau
sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya
tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang
dalam organisasi tersebut. Berdasarkan definisi kinerja diatas menjelaskan gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai
yang ada disuatu organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam
sebuah organisasi atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin
dicapai oleh organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu kegiatan.

 Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan suatu struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan
kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Menurut Pradjudi Armosudiro organisasi adalah
struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan
tertentu. 35 “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang
telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang
disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
(Armosudiro,2006:12)
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu
organisasi di bentuk karena mempunyai dasar dan tujuan yang ingin dicapai,
sebagaimana yang dikemukakan oleh James D Mooney: Organisasi adalah bentuk
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.akan tetapi perlu kita fahami
bahwa yang menjadi dasar organisasi,bukan “siapa” akan tetapi “apanya” yang berarti
bahwa yang dipentingkan bukan siapa orang yang akan memegang organisasi ,tetapi
“apakah”tugas dari organisasi. (Money,1996:23) Sebuah organisasi dapat terbentuk
karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang
sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber
daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran.

 Pengertian Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan
mencerminkan keberhasilan suatu organisasi, serta merupakan hasil yang dicapai dari
perilaku anggota organisasi. 36 Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output)
dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap
sumbersumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan
hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
organisasi.
Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara
anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. “Kinerja
organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya”. (Surjadi,2009:7)
Menurut Baban Sobandi Kinerja organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai
oleh organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output,
outcome, benefit, maupun impact. (Sobandi, 2006:176). Hasil kerja yang dicapai oleh
suatu instansi dalam menjalankan tugasnya dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait
dengan input, output, outcome, benefit, maupun impact dengan tanggung jawab dapat
mempermudah arah penataan organisasi pemerintahan. Adanya hasil kerja yang dicapai
oleh instansi dengan penuh tanggung jawab akan tercapai peningkatan kinerja yang
efektif dan efisien.
Organisasi pemerintahan menggunakan alat, teori yang digunakan yaitu teori
kinerja dari Baban Sobandi dan para ahli lainnya dalam bukunya yang berjudul
Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan Daerah.

Indikator kinerja organisasi menurut Baban Sobandi :


1. Keluaran (Output)
2. Hasil
3. Kaitan Usaha dengan Pencapaian
4. Informasi Penjelas

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sebagaimana yang


dikemukakan oleh Keith Davis dalam buku Anwar Prabu Mangkunegara:
1. Faktor Kemampuan Ability Secara psikologis, kemampuan ability terdiri dari
kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge+skill.
2. Faktor motivasi Motivation Motivasi diartiakan sebagai suatu sikap attitude
piminan dan karyawan terhadap situasi kerja situation dilingkungan
organisasinya.

Berdasarkan pengertian diatas bahwa suatu kinerja organisasi dapat dipengaruhi


oleh beberapa faktor pendukung dan penghambat berjalannya suatu pencapaian kinerja
yang maksimal faktor tersebut meliputi faktor yang berasal dari intern maunpun ekstern.

Menjadi ahli karena jam terbang karena berkaitan dengan teknikal. Tehnikal
diberikan waktu jika ada kesalahan. Kalau personal fall hanya bisa di perbaiki dengan
kebalikannya misal (tidak jujur harus jujur) hanya bisa di perbaiki oleh dirinya sendiri,
dan disesuaikan dengan aturan/sistem. Harus hati hati apabila sudah masuk ke personal
fall harus dikeluarkan dari sistem.

D. MANAJEMEN KEPEGAWAIAN PPPK


Pemateri: Suratman, S.E.,MM. (Sekretaris BKD Kabupaten Wonogiri)

Dalam PP No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah Perjanjian


Kerja (PPPK), yang ditetapkan pada tanggal 22 November 2018 dan diundangkan pada
tanggal 28 November 2018, serta belaku pada tanggal 28 November 2018.
 Jabatan ASN yang bias di isi PPPK:
1. Jabatan Fungsional
adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seorang PNS dalam satuan organisasi yang pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian dan/atau keterampilan tertentu, serta bersifat mandiri.
2. Jabatan Pimpinan Tinggi
adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi. kompetensi,
kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Jabatan Lain Bukan Jabatan Struktural
adalah pegawai non PNS yang memiliki tugas dan wewenang yang jelas.

 Manajemen PPPK:
o Penetapan Kebutuhan
o Pengadaan
o Penilaian Kinerja
o Penggajian dan Tunjangan
o Pengembangan Kompetensi
o Pemberian Penghargaan
o Disiplin
o Pemutusan Hubungan Kerja
o Perlindungan

 Penetapan Kebutuhan PPPK:


 Pengadaan PPPK:
1. Perencanaan
Pengadaan Calon PPPK oelh Instansi Pemerintah, Pengadaan PPPK JF dapat
dilakukan Nasional atau tingkat Instansi.
2. Pengumuman Lowongan
Pengadaan PPPK JPT Utama dan JPT Madya sesuai dengan peraturan pengisian JPT
dan berkoordinasi dengan KASN.
3. Pelamaran
Pengadaan PPPK secara Nasioanl oleh panitia seleksi Instansi dan Instansi Pembina
JF dengan melibatkan Menpa RB dan BKN.
4. Seleksi
 Perencanaan kebutuhan, jadwal pengadaan dan sarana dan prasarana.
 Pengumuman paling singkat 15 hari kalender.
5. Pengumuman Hasil Seleksi
 Usia paling rendah 20 tahun dan paling tinggi 1 tahun sebelum Batas Usia
Jabatan tertentu. Contoh: Guru batas usia jabatan 60 tahun..
 Seleksi pengadaan PPPK dengan 2 tahap , seleksi administrasi dan seleksi
kompetensi.
 Kompetensi manajerial ,kompetensi tehnis dan kompetensi sosial cultural.
 Pengangkatan calon PPPK oleh PPK setelah mendapat penetapan Nomor
Induk PPPK oleh BKN.
6. Pengangkatan Menjadi PPPK
Pengangkatan PPPK JPT Utama dan JPT Madya ditetapkan oleh Presiden, paling
lama 30 hari BKN menetapkan Nomor Induk PPPK, dan PPPK wajib
menandatangani perjanjian kerja.

 Masa Perjanjian Kerja


 Masa hubungan kerja paling singkat 1 tahun
 Perpanjangan berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi dan
kebutuhan instansi
 Perpanjangan hubungan kerja JPT berkoordinasi dengan KASN dan paling lama 5
tahun

 Penggajian dan Tunjangan


 PPPK diberikan gaji dan tunjangan
 Gaji dan tunjangan berlaku sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan PNS
 PPPK diberikan gaji dan tunjangan yang besarannya diatur oleh Peraturan
Presiden

 Pengembangan Kompetensi dan Pemberian Penghargaan


 Pengembangan Kompetensi:
PPPK diberikan kesempatan pengembangan kompetensi
Pengembangan kompetensi sesuai perencanaan instansi
Memperhatikan hasil penilaian kinerja PPPK
Paling lama 24 jam pelajaran dalam 1 tahun perjanjian kerja
 Pemberian Penghargaan:
PPPK yang menunjukkan kesetiaan pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan dan prestasi kerja
Tanda kehormatan
Prioritas Pengembangan Kompetensi
Menghadiri acara resmi kenegaraan

 Disiplin dalam Perbup No 97 Tahun 2020


1. PPPK wajib mematuhi disiplin
2. Instansi pemerintah wajib menegakkan disiplin terhadap PPPK
3. PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin

“Pasal 52 ayat (1) “PPK setiap instansi menetapkan peraturan disiplin PPPK. Tata
cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai disiplin PNS. “

 Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja Dengan Hormat


o Waktu perjanjain kerja berakhir 58 tahun, 60 tahun, dan 65 tahun
o Meninggal dunia
o Permintaan sendiri
o Perampingan organisasi
o Tidak cakap jasmani dan rohani

 Dengan Tidak Atas Permintaan Sendiri


o Dihukum penjara paling singkat 2 tahun tidak berencana
o Pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat
o Tidak memenuhi target kinerja yang disepakati

 Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja PPPK Tidak Dengan Hormat


o Melakukan penyelenggaraan penyelewengan terhadap UUD RI 1945
o Dihukum penjara tindak pidana jabatan hukum penjara tindak pidana jabatan
o Menjadi anggota atau pengurus partai politik
o Dihukum penjara paling singkat 2 tahun lebih dan berencana

 Perlindungan
Jaminan hari tua
Jaminan kesehatan
Jaminan kecelakaan kerja diberikan on top dari program jaminan sosial
nasional
Jaminan kematian
Bantuan hukum
 Cuti
 Cuti Tahunan
 PPPK yang telah bekerja paling sedikit 1 tahun
 Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari kerja
 Mengajukan permohonan tertulis
 Guru dan dosen yang mendapat liburan disamakan dengan PNS yang telah
menggunakan hak cuti tahunan
 Bagi yang belum 1 tahun, dapat mengambil cuti selama 6 hari, apabila
bapak/ibu, istri/suami,anak,mertua sakit keras atau meninggal dunia,
mengurus keperluan keluarga yang meninggal dunia, melangsungkan
pernikahan pertama.

 Cuti Sakit
 PPPK yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak atas cuti
sakit
 Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 bulan & apabila dalam
jangka waktuitu tidak sembuhnmaka pemutusan hunungan perjanjian kerja
 PPPK yang megalami gugur kandungan berhak cuti sakit paling lama 1 ½
bulan

 Cuti Melahirkan
Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat
menjadi PPPK berhak cuti melahirkan selama 3 bulan

 Cuti Bersama
 Cuti bersama mengikuti PNS
 PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak
cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak
diberikan

 Pengawasan dan Evaluasi


 KASN berfungsi mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik, dank ode
perilaku ASN, serta menerapkan system merit dalam kebijakan dan manajemen
ASN pada Instansi Pemerintah
 Menteri melaksanakan evaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen PPPK
 Hasil evaluasi sebagai dasar penetapan kebijakan di bidang pendayagunaan PPPK

 Larangan
1. PPK dilarang mengangkat pegawai non PNS atau non PPPK untuk mengisi
jabatan ASN
2. Larangan tersebut juga berlaku bagi pejabat lain di lingkungan instansi
pemerintah yang melakukan pengangkatan Non PNS dan Non PPPK
3. PPPK dan pejabat lain yang melakukan pelanggaran dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan.

 Ketentuan Peralihan
a. Pada saat peraturan ini berlaku JPT utama dan JPT madya tertentu yang berasal
dari non PNS yang belum mencapai BUP masih tetap melaksanakan tugas.
b. Pada saat peraturan berlaku pegawai non PNS yang bertugas di istansi pemerintah
termasuk lembaga non struktural, BLU tetap melaksanakan tugas paling lama 5
tahun.
c. Setelah 5 tahun dapat diangkat menjadi pegawai PPPK
d. Gaji dan tunjangan sesuai ketentuan PNS yang besarannya di atur dengan
Peraturan Presiden.

 Peraturan BKN amanat PP No 49 Tahun 2018


1. Peraturan tentang mengenai uji persyaratan fisik, psikologis adan atau kesehatan
jiwa
2. Peraturan tentang Pengadaan PPPK PPPK
3. Peraturan tentang cuti PPPK

E. PENILAIAN KINERJA PPPK


Pemateri:

Penilaian kinerja pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja bertujuan menjamin


objektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) yang bersangkutan.

 Ketentuan Umum Mengenai Penilaian Kinerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian


Kerja

Dalam melakukan penilaian kinerja terhadap Pegawai Pemerintah dengan


Perjanjian Kerja perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Penilaian kinerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dilakukan


berdasarkan perjanjian kerja ditingkat individu dan tingkat unit atau organisasi
dengan memperhatikan:
a. Target.
b. Sasaran.
c. Hasil.
d. Manfaat yang dicapai.
e. Perilaku pegawai.
2. Penilaian kinerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dilakukan
secara:
a. Objektif.
b. Terukur.
c. Akuntabel.
d. Partisipatif.
e. Transparan.
3. Penilaian kinerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) berada di
bawah kewenangan pejabat yang berwenang pada Instansi Pemerintah masing-
masing.
4. Penilaian kinerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) didelegasikan
secara berjenjang kepada atasan langsung dari pegawai yang bersangkutan.
5. Penilaian kinerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dapat
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
6. Hasil penilaian kinerja disampaikan kepada tim penilai kinerja Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
7. Hasil penilaian kinerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja, pemberian
tunjangan, dan pengembangan kompetensi.
8. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang dinilai oleh atasan dan
tim penilai kinerja PPPK tidak mencapai target kinerja yang telah disepakati dalam
perjanjian kerja diberhentikan dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK)

F. DISIPLIN ASN
Pemateri: Suratman, S.E.,MM. (Sekretaris BKD Kabupaten Wonogiri)

 Dasar Hukum Disiplin PPPK


PP Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Manajemen PPPK. BAB VIII tentang DISIPLIN
Pasal 51 dan Pasal 52. Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 97 Tahun 2020 tentang Disiplin
pegawai ASN di Liingkungan Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

 Kewajiban Pegawai ASN


1. Mengucapkan sumpah /janji ASN
2. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian,kesadaran, dan tanggung jawab.
4. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan
golongan.
5. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara.
6. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja.
7. Menggunakan dan memlihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya.
8. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
9. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
 Larangan Pegawai ASN
1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain.
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan
organisasi internasional.
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
asing.
5. Memiliki, menjual, membeli, mengadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik
negara.
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara.
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan.
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan atau pekerjaannya.
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya.
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani.
11. Mengalangi berjalannya tugas kedinasan.
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara: ikut serta sebagai
pelaksana kampanye, menjadi peserta kampanye dengan mnggunakan atribut partai
atau atribut PNS, sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain, dan
sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.
13. Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil Presiden dengan cara:
membuat keputusan atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye.
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon
Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan
disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk
sesuai peraturan perundang-undangan.

 TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN PPPK


 Ringan
Hukuman disiplin ringan terdiri atas: teguran lisan, tegurab tertulis, pernyataan tidak puas
secara tertulis.
 Sedang
Hukuman disiplin sedang terdiri atas: penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun,
penurunan golongan setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
 Berat
Hukuman disiplin berat terdiri atas: pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri, pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan
hormat.

 PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PPPK UNTUK TIDAK MASUK KERJA


TANPA ALASAN YANG SAH (ALPA)
o Hukuman Disiplin Tingkat Ringan
Teguran lisan bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama
5 hari kerja, teguran tertulis bagi ASN yang tidak msuk kerja tanpa alasan yang sah
selama 6 hari sampai 10 hari kerja, pernyataan tidak puas secara tertulis bagi ASN
yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 11 sampai 15 hari kerja.
o Hukuman Disiplin Tingkat Sedang
Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun bagi PPPK yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 16 sampai dengan 20 hari kerja,
penurunan golongan setingkat lebih rendah selama 1 tahun bagi PPPK yang tidak
msuk kerja tanpa alasan yang sah selama 21 sampai 25 hari kerja.
o Hukuman Disiplin Tingkat Berat
Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri bagi PPPK yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26 hari kerja
atau lebih.

 SASARAN KINERJA PEGAWAI


Pengertian
Sasaran kinerja pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah ekspetasi kinerja
yang akan dicapai oleh pegawai setiap tahun.
Tujuan
Menjamin obyektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati berdasarkan perjanjian
kerja antara atasan langsung dengan pegawai yang bersangkutan.
Manfaat
Menjamin obyektivitas perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan dan
pengembangan kompetensi.
Peringatan
PPPK yang dinilai oleh atasan dan tim penilai kinerja PPPK tidak mencapai target
kinerja yang telah disepakati dalam perjanjian kerja dan diberhentikan dari PPPK.
Aplikasi
Menjamin integrasi data dan keseragaman maka akan dibuatkan aplikasi e-Kinerja,
untuk masuk ke aplikasi menggunakan akun MySAPK masing-masing pegawai.

G. RENSTRA, SOTK DLL.


Pemateri: Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri,
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Wonogiri

 Keselarasan Renstra dengan RPJMD:


a. Indikator urusan pendidikan yaitu meningkatnya secara nyata proporsi penduduk
terutama penduduk miskin yang dapat menyelesaikan program wajib belajar dikdas 9
tahun, dan menurunnya jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas yang buta huruf
terutama dikalangan penduduk miskin.
b. Indikator urusan kebudayaan yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pelestarian adat istiadat budaya dan tradisi masyarakat.
c. Indikator tujuan dinas P dan K yaitu meningkatnya ketersediaan layanan pendidikan
yang didukung oleh sarpras serta tenaga pendidik dan kependidikan.

 Program Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar

 Isu-isu Strategis
a. Kebijakan merdeka belajar yang merupakan pelayanan public dalam
penerapan standar pelayanan minimal.
b. Tuntutan adaptasi dan penerapan kemajuan teknologi informasi untuk
peningkatan pembelajaran bagi peserta didik.
c. Tuntutan peningkatan profesionalisme guru.
d. Tuntutan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah.
e. Tuntutan peningkatan pelayanan pendidikan non formal.
f. Tuntutan pengembangan kebudayaan bagi masyarakat Wonogiri.

STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS POKOK FUNGSI (Heri Rustiati, SH.


M.Hum

BerdasarkanPeraturan Daerah Kabupaten WonogiriNomor 13 Tahun 2016 tentang


Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri. Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Wonogiri merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
Pemerintahan Daerah di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.
TUGAS POKOK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri yaitu
melaksananakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan
di bidang pendidikan dan kebudayaan.
FUNGSI Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri
1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan bidang pendidikan dan
bidang kebudayaan;
2. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang pendidikan dan bidang
kebudayaan;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pendidikan dan bidang kebudayaan;
4. Pelaksanaan administrasi Dinas dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pendidikan dan bidang kebudayaan;
5. Pelaksanaan Fungsi Kesekretariatan Dinas;
6. Pelaksanaan Fungsi Lain Yang Diberikan Oleh Bupati Sesuai Dengan Tugas Dan
Fungsinya.

A. SEKRETARIAT
1. Pengkoordinasian penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, anggaran,
monitoring dan evaluasi, serta pelaporan di lingkungan Dinas;
2. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip,
pengelolaan informasi dan dokumentasi di lingkungan Dinas;
3. Pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan
Dinas;
4. Pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-undangan di lingkungan
Dinas;
5. Pengkoordinasian pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di
lingkungan Dinas;
6. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan tugas pembantuan di bidang
pendidikan;
7. Pengelolaan data pokok pendidikan (DAPODIK) pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar dan pendidikan masyarakat; dan
8. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

B. BIDANG PENDIDIKAN DASAR


1. Pelaksanaan perumusan penyusunan kebijakan teknis bidang pendidikan dasar yang
meliputi manajemen pendidikan, kurikulum, perizinan pendidikan serta bahasa dan
sastra;
2. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pendidikan
dasaryang meliputi manajemen pendidikan, kurikulum, perizinan pendidikan serta
bahasa dan sastra;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pendidikan dasar yang meliputi manajemen pendidikan, kurikulum, perizinan
pendidikan serta bahasa dan sastra;
4. Pelaksanaan administrasi Dinas dalam penyelenggaraan kebijakan teknis pendidikan
dasar yang meliputi manajemen pendidikan, kurikulum, perizinan pendidikan serta
bahasa dan sastra; dan
5. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya.

C. BIDANG PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


1. Pelaksanaan perumusan penyusunan kebijakan teknis bidang pendidik dan tenaga
kependidikan jenjang pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini dan pendidikan non
formal;
2. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pendidik dan
tenaga kependidikan jenjang pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini dan
pendidikan non formal;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pendidik dan tenaga kependidikan jenjang pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini
dan pendidikan non formal;
4. Pelaksanaan administrasi Dinas dalam penyelenggaraan kebijakan teknis pendidik dan
tenaga kependidikan jenjang pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini dan
pendidikan non formal; dan
5. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya.

D. BIDANG PAUD DAN NON FORMAL


1. Pelaksanaan perumusan penyusunan kebijakan teknis bidang pendidikan anak usia dini
dan pendidikan non formal yang meliputi manajemen pendidikan, perizinan
pendidikan, sarana prasarana, penetapan kurikulum serta bahasa dan sastra;
2. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pendidikan anak
usia dini dan pendidikan non formal yang meliputi manajemen pendidikan, perizinan
pendidikan, sarana prasarana, penetapan kurikulum serta bahasa dan sastra;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal yang meliputi manajemen
pendidikan, perizinan pendidikan, sarana prasarana, penetapan kurikulum serta bahasa
dan sastra;
4. Pelaksanaan administrasi Dinas dalam penyelenggaraan kebijakan teknis pendidikan
anak usia dini dan pendidikan non formal yang meliputi manajemen pendidikan,
perizinan pendidikan, sarana prasarana, penetapan kurikulum serta bahasa dan sastra;
dan
5. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya.

E. BIDANG KEBUDAYAAN
1. Pelaksanaan perumusan penyusunan kebijakan teknis bidang kebudayaan yang meliputi
kebudayaan, Kesenian Tradisional, Sejarah, Cagar Budaya dan Permuseuman;
2. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kebudayaan yang
meliputi kebudayaan, Kesenian Tradisional, Sejarah, Cagar Budaya dan Permuseuman;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
kebudayaan yang meliputi kebudayaan, Kesenian Tradisional, Sejarah, Cagar Budaya
dan Permuseuman;
4. Pelaksanaan administrasi Dinas dalam penyelenggaraan kebijakan teknis bidang
kebudayaan yang meliputi kebudayaan, Kesenian Tradisional, Sejarah, Cagar Budaya
dan Permuseuman; dan
5. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai