Anda di halaman 1dari 48

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur atas nikmat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat pada kami sehingga mampu
merampungkan penyusunan modul kegiatan pengabdian tahun
2022 ini. Modul pengabdian ini kami susun sebagai bahan
pendamping dalam program Pengabdian kepada Masyarakat
yang didanai Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Republik Indonesia dengan tajuk Pemahaman dan
Cara Pencegahan Covid 19 Melalui PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat).
Semoga bermanfaat.

Penulis

ii 2022
DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... iv
PENYAKIT COVID-19: APA DAN BAGAIMANA ............................ 1
A. Pengantar .......................................................................... 1
B. Apa Covid-19 ..................................................................... 2
C. Perbedaan Covid-19 varian Alpha, Beta, Gamma, Delta,
Lambda, dan Kappa ............................................................... 4
1. Varian Alpha .................................................................. 4
2. Varian Beta .................................................................... 5
3. Varian Gamma ............................................................... 6
4. Varian Delta ................................................................... 7
5. Varian Lambda ............................................................... 8
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF..................................... 11
TIPE PICTURE and PICTURE ...................................................... 11
A. Pengantar ........................................................................ 11
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture
............................................................................................ 11
C. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture
And Picture .......................................................................... 20
D. Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture
And Picture .......................................................................... 21
E. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture
And Picture .......................................................................... 25
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH ............. 28
A. Pengantar ........................................................................ 28
B. Cuci Tangan Pakai Sabun ( CTPS) ..................................... 29
C. Pakai Masker ................................................................... 32
D. Jaga Jarak ........................................................................ 34
E. Lakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur dengan Ceria ....... 36
F. Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi ............................. 38
Referensi ................................................................................. 40
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Virus Covid-19 (Sumber: Andrian/Halodoc, 2022) .... 2


Gambar 2 Hubungan Istilah Covid-19 dan SARS-CoV-2 ............ 3
Gambar 3: Nama Varian Covid-19 ............................................. 6
Gambar 4 Cuci Tangan ............................................................ 29
Gambar 5 Kapan Saja Harus Cuci Tangan ................................ 30
Gambar 6. Enam Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun ............... 31
Gambar 7 Jenis Sabun yang bisa dipakai ................................. 31
Gambar 8 Penggunaan masker di ruang publik ....................... 32
Gambar 9 Cara Benar Penggunaan Masker ............................. 33
Gambar 10 Cara Benar Mencuci Masker Kain ......................... 33
Gambar 11 Pembelajaran dengan Jaga jarak .......................... 34
Gambar 12 Jaga Jarak Aman Pembelajaran di Sekolah ........... 35
Gambar 13 Starter Pack Pribadi Siswa..................................... 35
Gambar 14 Aktivitas Fisik Selama Pandemi ............................. 36
Gambar 15 Aktivitas Fisik secara Teratur dengan Ceria dapat
Meningkatkan Sistem Imun ..................................................... 37
Gambar 16 Gambaran Gizi Seimbang ...................................... 38
Gambar 17 Tumpeng Gizi Seimbang ....................................... 39

iv 2022
Kebersihan Sebagian dari Iman

v 2022
PENYAKIT COVID-19: APA DAN BAGAIMANA

Menganalisis apa dan bagaimana


penyakit Covid-19 menyerang manusia
dan bagaimana menanganinya

A. Pengantar
Pada akhir tahun 2019 terjadi wabah penyakit yang
sangat cepat penyebarannya dan sangat mematikan. Awal
tahun 2020 telah menyebar ke berbagai Negara, dengan
ditemukan kasus kesakitannya. Penyakit tersebut oleh WHO
(Wold Heath Organisation atau organisasi kesehatan dunia)
diberi nama Covid-19.
Penyakit Covid-19 oleh ICTV (the International
Committee on Taxonomy of Viruses) atau komite internasional
untuk taksonomi virus disebut SARS-CoV-2 (Severe Acute
Respiratory Syndrome Corona Virus 2). Penyakit ini diawali di
China dan menyebar ke berbagai Negara, sehingga oleh WHO

1 2022
dinyatakan sebagai pandemic (menyebar dengan cepat ke
berbagai wilayah atau Negara dan menjangkit banyak orang).
Di Indonesia pada Rabu 21 September 2022 dilaporkan
Satgas Penanganan Covid-19 terjadi penambahan 2.162 kasus
(news.detik.com). Sehingga terlaporkan sejak Maret 2020
sampai Rabu 21-9-2022 menjadi 6.417.490 kasus
(news.detik.com).

Gambar 1 Virus Covid-19 (Sumber: Andrian/Halodoc, 2022)

B. Apa Covid-19
Covid-19 demikian WHO memberikan nama penyakit
yang disebabkan oleh Corona virus yang awal terjangkit tahun
2019. Sedangkan ICTV (the International Committee on
Taxonomy of Viruses) yaitu Komite Internasional untuk
Taksonomi Virus memberikan nama penyakit akibat virus ini
yaitu SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Corona
Virus 2), yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
corona yang mengakibatkan infeksi pernapasan.Disebut virus
corona karena bentuk virus seperti corona atau bermahkota.
Penamaan virus secara resmi dilakukan oleh ICTV yang
bertujuan untuk memudahkan dalam kajian penularan
2 2022
penyakit, penyebaran, keparahan, pencegahan dan
pengobatannya. Dalam pemberian nama virus umumnya
berdasarkan struktur genetikanya, sehingga memudahkan
dalam pengembangan tes dianostik, pencarian vaksinnya dan
obat-obatannya.
Pada tahun 2020 terlaporkan kejadian virus Corona
telah bermutasi menjadi berbagai jenis baru atau varian. Varian
virus corona, yaitu varian Alfa, Beta, Gamma, Delta, Lambda,
dan Kappa. Varian-varian ini memiliki ciri dan sifat yang
berbeda dan berakibat yang berbeda pula.

Gambar 2 Hubungan Istilah Covid-19 dan SARS-CoV-2


(Sumber: Indonesiabaik.id)

Pada dasarnya, semua virus, termasuk virus corona


(SARS-CoV-2), memang bisa berubah akibat mengalami mutasi
diakibatkan berbagai hal. Diantaranya dalam rangka
pertahanan dari virus agar bisa terus berkembang biak. Akan
3 2022
tetapi perubahan atau mutasi ini bisa berpengaruh pada laju
penularan atau penyebaran virus serta tingkat keparahan
penyakit. Selain itu mutasi virus Corona juga dikhawatirkan
bisa memengaruhi efektivitas vaksin Covid-19 yang telah
tersedia.

C. Perbedaan Covid-19 varian Alpha, Beta, Gamma, Delta,


Lambda, dan Kappa
Suatu varian virus memiliki satu atau lebih mutasi yang
membuatnya berbeda dari varian lain. Menurut WHO, ada
beberapa varian virus Corona baru yang termasuk dalam varian
yang perlu diwaspadai (variants of Concern.

1. Varian Alpha
Virus ini adalah varian yang awalnya terdeteksi di
Inggris. Alpha memiliki nama lain yaitu varian Kent atau virus
B117. Disebutkan jika virus ini setidaknya lebih mudah
menular daripada jenis yang pertama kali terdeteksi di China.
Pada September 2020, strain ini hanya terjadi pada 3 persen
dari total kasus di Inggris, tetapi pada awal Februari 2021,
tercatat sebanyak 96 persen dari jumlah seluruhnya sehingga
menimbulkan gelombang ketiga.
a) Kode varian: B. 1.1.7
b) Kasus pertama kali ditemukan: Inggris, September
2020
c) Tingkat penularan virus: 43–90% lebih mudah menular
dari virus Corona sebelumnya

4 2022
d) Tingkat keparahan infeksi: lebih berpotensi
menimbulkan gejala berat dan risiko peningkatan risiko
rawat inap dari virus Corona jenis awal
Laporan kasus sejauh ini menunjukkan bahwa pasien
Covid-19 yang terinfeksi virus Corona varian Alpha bisa
mengalami gejala yang lebih parah. Namun, pada orang yang
telah menerima vaksin COVID-19, gejala infeksi virus Corona
varian ini umumnya lebih ringan.

2. Varian Beta
Varian Beta pertama kali terdeteksi di Afrika dan telah
ditemukan di lebih dari 80 negara. Virus ini membawa mutasi
yang disebut dengan E484K, yang dapat membantu penyakit ini
menghindari sistem kekebalan. Jenis virus yang disebut juga
dengan B1351 ini, disebut-sebut tidak bekerja dengan baik
pada seseorang yang mendapatkan vaksin AstraZeneca, karena
hanya memberikan perlindungan 10 persen terhadap gejala
ringan hingga sedang
a) Kode varian: B. 1.351
b) Kasus pertama kali ditemukan: Afrika Selatan, Mei
2020
c) Tingkat penularan virus: belum diketahui
d) Tingkat keparahan infeksi: lebih berisiko menyebabkan
COVID-19 gejala berat
Covid-19 varian Beta juga diketahui lebih mudah
menular antarmanusia. Gejala infeksi virus Corona varian ini
umumnya mirip dengan gejala Covid-19 secara umum, tetapi

5 2022
varian Beta diketahui lebih kebal terhadap beberapa jenis
pengobatan.
Namun, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa
gejala COVID-19 varian Beta cenderung lebih ringan pada orang
yang telah mendapatkan vaksin seperti vaksin Sinovac, Pfizer,
dan Moderna.

Gambar 3: NamaVarian Covid-19


(Sumber: Indonesiabaik.id)

3. Varian Gamma
a) Kode varian: P. 1
b) Kasus pertama kali ditemukan: Brazil, November 2020
c) Tingkat penularan virus: belum diketahui
d) Tingkat keparahan infeksi: cenderung kebal terhadap
pengobatan COVID-19

6 2022
Covid-19 varian ini pertama kali ditemukan di Brazil dan
Jepang. Meski jenis mutasinya berbeda dengan varian lainnya,
virus Corona varian Gamma diketahui dapat menimbulkan
gejala yang mirip dengan varian lain, seperti varian Beta.
Hingga saat ini, efektivitas vaksin Covid-19 terhadap
varian Gamma masih belum diketahui dengan jelas dan terus
diteliti.

4. Varian Delta
Varian Delta ditemukan di India yang pertama kali
terdeteksi pada bulan Oktober, sehingga menyebabkan
gelombang kedua yang awalnya telah surut. Jenis virus Covid-
19 ini lebih menular dan mampu menghindari respons imun
tubuh akibat mutasi yang terjadi. Bahkan, varian ini
diperkirakan 40 % lebih menular dibandingkan jenis Alpha serta
strain aslinya.
a) Kode varian: B.1.617.2
b) Kasus pertama kali ditemukan: India, Oktober 2020
c) Tingkat penularan virus: 30–100% lebih mudah menular
dari varian Alfa
d) Tingkat keparahan infeksi: potensi peningkatan risiko
dibutuhkannya rawat inap hampir dua kali lipat dari
varian Alpha
Varian Delta dari virus Corona adalah varian yang paling
mudah menular dan menyebar dengan cepat. Sejak awal
ditemukan kasus hingga Juni 2021, infeksi varian Delta sudah
menyebar ke 74 negara dan bahkan sudah menjadi varian
dominan di India dan Inggris.
7 2022
Hingga saat ini, penyebab mengapa virus Corona varian
Delta sangat cepat menyebar dan lebih berbahaya masih belum
diketahui. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
ada dua kemungkinan alasannya, yaitu virus Corona varian
Delta lebih cepat berkembang biak dan lebih mudah memasuki
serta kuat melawan sel tubuh manusia.
Namun, kabar baiknya penelitian sejauh ini
menunjukkan bahwa vaksin Covid-19, seperti vaksi
Astrazeneca dan vaksin Pfizer, dinilai mampu memberikan
perlindungan hingga sekitar 60–79% terhadap varian Delta
dengan dosis pemberian penuh sebanyak 2 dosis.

5. Varian Lambda
a) Kode varian: C. 37
b) Kasus pertama kali ditemukan: Peru, Desember 2020
c) Tingkat penularan virus: belum diketahui
d) Tingkat keparahan infeksi: belum diketahui
Virus Corona varian Lambda pertama kali ditemukan di
Peru dan beberapa negara lain di Amerika latin dan kini telah
menyebar ke Eropa dan Inggris.
Berbeda dengan jenis varian Alpha, Beta, Gamma, dan
Delta, WHO menyatakan bahwa varian jenis Lambda
sebagai variant of interest atau masih diteliti lebih lanjut
tingkat penularan dan keparahan infeksinya.
Hingga saat ini, belum ditemukan bukti yang cukup
untuk memastikan apakah Covid-19 varian Lambda lebih
mudah menular atau lebih berat gejalanya dibandingkan varian
lain tersebut. Namun, laporan kasus sejauh ini menunjukkan
8 2022
bahwa tingkat penularannya tidak berbeda jauh dengan virus
Corona jenis pertama.

6. Varian Kappa
a) Kode varian: 1.617.2
b) Kasus pertama kali ditemukan: India, Oktober 2020
c) Tingkat penularan virus: belum diketahui
d) Tingkat keparahan infeksi: belum diketahui
Menurut laporan di Indonesia bahwa varian
Kappa diketahui telah masuk ke Indonesia di bulan Juli 2021.
Covid-19 varian Kappa memiliki pola mutasi yang mirip dengan
varian Delta, tetapi tingkat penularan dan keparahan infeksinya
masih belum diketahui.
Meski demikian, beberapa penelitian sejauh ini
mengatakan bahwa Covid-19 varian Kappa tidak menunjukkan
tingkat penularan atau keparahan infeksi yang lebih parah
dibandingkan Covid-19 jenis awal. Efektivitas vaksin dan
pengobatan Covid-19 terhadap varian jenis baru ini juga masih
terus diteliti. Sama seperti varian Lambda, Covid-19 varian
Kappa juga hingga saat ini masih dikategorikan sebagai variant
of interest oleh WHO.
Selain berbagai jenis varian baru Covid-19 di atas, ada
juga varian Covid-19 baru yang penularannya cukup cepat,
yaitu varian Omicron. Varian Omicron ini pertama kali
ditemukan di Afrika Selatan pada bulan November 2021.
Secara umum, gejala Covid-19 yang timbul akibat infeksi
virus Corona varian baru tersebut tidak jauh berbeda dengan
gejala Covid-19 pada umumnya, antara lain:
9 2022
a) Batuk
b) Demam
c) Sakit kepala
d) Sakit tenggorokan
e) Nyeri otot
Pada kasus tertentu, Covid-19 varian Alfa, Beta, Gamma,
dan Delta juga bisa menimbulkan gejala yang lebih parah,
seperti sesak napas, dada berdebar-debar, berkurangnya nafsu
makan, hingga penurunan kesadaran atau koma. Gejala berat
tersebut umumnya akan lebih berisiko muncul pada kelompok
lansia atau penderita penyakit penyerta, seperti diabetes,
tekanan darah tinggi, atau asma.

10 2022
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE PICTURE and PICTURE

A. Pengantar
Banyak model pembelajaran yang menyenangkan untuk
anak usia dini, salah satunya adalah picture and picture. Melalui
gambar, anak usia dini akan mudah memahami konsep,
prosedur, dan keterampilan pada suatu topik dan pembahasan.
Oleh sebab itu, akan disajikan penjelasan yang konkrit tentang
picture and picture agar bisa digunakan dalam pembelajaran
anak usia dini.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture


Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning
merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran yang
menggunakan prinsip konstruktivis yang berguna untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, (Isjoni,
11 2022
2011). Model pembelajaran kooperatif akan melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan
interaksi dan komunikasi yang dapat meningkatkan prestasi
belajar. Penerapan model pembelajaran kooperatif akan dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk dapat
menyampaikan pendapat dan serta saling bekerja sama untuk
dapat memecahkan masalah.
Pendapat lain yang disampaikan oleh (Slavin, 2005),
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan
pembelajaran yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang
berjumlah antara 4 sampai 6 orang siswa yang secara
kolaboratif terpacu untuk bekerja sama menyelesaikan suatu
masalah. Pembelajaran kooperatif akan mengajarkan kepada
siswa untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya untuk
mencapai tujuan keberhasilan bersama. Di dalam kelompok
pembelajaran tersebut, masing-masing anggota kooperatif
dalam mengerjakan tugas dan saling memberikan motivasi
untuk keberhasilan tujuan bersama-sama.
Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan
kerjasama di kelompoknya atau antar kelompok yang lain,
siswa akan banyak terpacu untuk beraktivitas dikarenakan
suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan memotivasi
siswa untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi aktif, (Felder
et al., 2007). Interaksi dan komunikasi merupakan umpan balik
yang diperoleh dari aktivitas yang mereka lakukan bersama-
sama, siswa secara tidak langsung akan belajar untuk bersikap
dan bertindak terhadap permasalahan yang terjadi dan
mencari solusi terbaiknya. Sejalan dengan hal tersebut
12 2022
menurut menurut pendapat (Felder et al., 2007) terdapat
unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif
yaitu: 1) Saling menguntungkan; 2) Mempunyai pertanggung
jawaban secara individu; 3) Melaksanakan interaksi secara
tatap muka; 4) Menggunakan tahapan keterampilan kooperatif
dengan tepat; 5) Proses kerja dalam kelompok. Pada
pembelajaran kooperatif semua anggota dalam kelompok
harus saling bekerja sama agar mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri dalam
pelaksanaan kegiatannya yaitu: 1) Setiap anggota kelompok
mempunyai peran masing-masing; 2) Terdapat interaksi
langsung diantara anggota kelompok; 3) Setiap anggota
kelompok mempunyai tanggung jawab pada pribadi dan juga
anggota kelompok yang lain; 4) Guru akan membantu
mengembangkan keterampilan yang ada di dalam kelompok;
dan 5) Interaksi oleh guru hanya jika diperlukan oleh kelompok,
(Isjoni, 2011). Model pembelajaran kooperatif akan dapat
membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya dan siswa termotivasi untuk dapat
berinteraksi dan berkomunikasi secara aktif dan langsung
dengan anggota kelompok lain, siswa menjadi lebih mandiri
dan mampu mengkonstruksi pengetahuan dan pemahamannya
sendiri tanpa terlalu banyak intervensi dari guru.
Konsep utama dalam pembelajaran kooperatif yaitu
kelompok mendapatkan penghargaan, pertanggung jawaban
secara individu dan mendapatkan kesempatan yang sama
untuk berhasil, (Slavin, 2005). Pembelajaran kooperatif
bertujuan agar siswa dapat belajar secara berkelompok dan
13 2022
bekerjasama memecahkan masalah dan mencapai tujuan
pembelajarn dengan saling berinteraksi dan berkomunikasi
aktif dan positif di dalam kelompok maupun antar kelompok.
Keterampilan untuk bekerja secara kooperatif perlu
ditanamkan sejak usia dini melalui kegiatan untuk menghargai
pendapat dari orang lain, berpartisipasi aktif dalam kegiatan,
aktif bertanya, memotivasi teman untuk aktif bertanya,
berperan aktif dalam kegiatan dan berbagi peran dalam
penugasan, (Isjoni, 2011). Keterampilan bekerja kooperatif jika
berhasil dilaksanakan maka akan berdampak pada keberhasilan
kelompok yang dalam berkegiatan tercipta kegiatan untuk
bekerja sama, saling membantu kegiatan belajar antara satu
dan yang lain serta saling mendukung untuk kesuksesan
bersama dalam menyelesaikan tugas.
Keterampilan kooperatif berfungsi agar dapat
menciptakan situasi yang aktif dan interaktif secara positif
untuk kelancaran menyelesaikan kegiatan tugas kelompok.
Keterampilan kooperatif yang dimiliki terbagai menjadi tiga
tahap keterampilan yaitu: 1) Keterampilan kooperatif awal,
yaitu meliputi menggunakan kesepakatan, menghargai
kontribusi, mengambil peran dalam penugasan di kelompok,
melaksanakan tugas bersama kelompok, berpartisipasi, saling
hormat menghormati dan dapat menyelesaikan tugas tepat
pada waktunya; 2) Keterampilan kooperatif
menengah yaitu dapat menunjukkan simpati dan penghargaan,
mendengarkan dengan baik, mengorganisir, dan dapat
membuat situasi kondusif; 3) Keterampilan kooperatif mahir,
yaitu meliputi dapat memeriksa dengan cermat, mampu
14 2022
berkolaborasi, menetapkan tujuan dan menanyakan tentang
kebenaran, (Lugdgren, 1994). Kegiatan kooperatif akan mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat bersikap
dan berperilaku terhadap lingkungan sosialnya sehingga akan
dapat menghasilkan kegiatan yang bermakna.
Model pembelajaran kooperatif perlu dipahami guru
agar secara efektif dapat meningkatkan hasil pembelajaran
siswa sesuai dengan kebutuhan siswa, (Isjoni, 2011). Model
pembelajaran yang akan digunakan oleh guru harus
disesuaikan dengan kebutuhan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa
tipe, (Isjoni, 2011) diantaranya adalah 1) Student Team
Achievement Division (STAD), tipe yang menekankan pada
aktivitas interaksi antara siswa untuk saling memotivasi dan
membantu dalam penguasaan materi untuk mencapai prestasi;
2) Jingsaw, tipe yang mendorong aktif siswa untuk dapat saling
membantu dan menguasai materi agar dapat mencapai
prestasi; 3) Group Investigation (GI), pada tipe ini siswa terbagi
menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang
siswa berdasarkan keterkaitan materi pembelajaran dan
selanjutnya hasil kesimpulan kelompok dipresentasikan di
depan kelas; 4) Rotating Trio Exchange, tipe yang membagi
jumlah siswa menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 3
orang, dan setiap kelompok yang terbentuk dapat melihat
kelompok lain dan setiap kelompok akan diberikan pertanyaan
untuk didiskusikan; 5) Group Resume, tipe ini menjadi

15 2022
peningkatan interaksi antara siswa lebih baik, kelas terbagi dala
kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-6 siswa.
Tipe picture and picture merupakan bagian dari model
pembelajaran kooperatif, yang menerapkan model
pembelajaran kerjasama aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan dengan menggunakan gambar sebagai media
instruksional dengan berpasangan yang diurutkan secara
sistematis, dengan mengurutkan gambar, menunjukkan
gambar, menginformasikan gambar, dan menjelaskan gambar,
dan melalui gambar dapat menjelaskan tentang suatu tema
dengan konkrit dan jelas, (Astuti et al., 2020); (Rozi etc, 2021);
(Turut et al., 2020); (Sanjaya, F.D., 2020); (Sarifah & Apsari,
2020).
Model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture merupakan model pembelajaran aktif untuk
mengoptimalkan kegiatan belajar anak dan meningkatkan
minat belajar anak dengan menyajikan kegiatan melalui media
gambar yang dipasangkan secara berurutan sehingga anak
secara mandiri dapat mengkonstruksi pemahamannya secara
mandiri sesuai dengan konsep berpikirnya. Pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
menunjukkan bahwa terdapat penghargaan kepada tim dan
tanggung jawab yang diberikan kepada tiap individu yang
merupakan faktor utama untuk mencapai keberhasilan dalam
pembelajaran, (Nur, 2011).
Pembelajaran bagi anak usia dini dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture sangat tepat sekali sesuai dengan fitrah anak usia dini
16 2022
yang kegiatan belajarnya melalui kegiatan bermain. Kegiatan
belajar anak melalui bermain dilakukan dengan senang dan
tanpa tekanan, kegiatan tersebut dapat merangsang
perkembangan panca indera anak serta memberikan makna
yang bermanfaat untuk masa depannya, (Ardini &
Lestariningrum, 2018).
Penelitian dalam bidang pendidikan anak usia dini
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture telah sekian lama sudah banyak dilakukan
dan hasilnya beberapa diantaranya adalah, penelitian oleh
(Tutupary, 2017) yang dilakukan pada siswa usia 4-5 tahun KB
Mawar FKIP Unpatti Ambon yang berjumlah 10 orang, hasil
penelitiannya yaitu pada siklus I masih terdapat siswa yang
belum memenuhi kriteria, namun pada siklus II siswa sudah
terlihat aktif mendengarkan penjelasan dari guru serta
berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru, sehingga
disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture dapat mengembangkan kognitif anak usia
dini.
Penelitian yang dilakukan pada anak kelompok B1 TK
Laboratorium Undiksha Singaraja Tahun Tahun Pelajaran
2018/2019 dengan jumlah subjek sebanyak 26 anak, (Mila
Puspita & Gading, 2018) hasil penelitian diperoleh kemampuan
berbicara anak pada siklus I sebesar 67,91% dan siklus II sebesar
82,58%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata
persentase kemampuan berbicara pada anak dari siklus I ke
siklus II sebesar 14,67% yang termasuk pada kategori tinggi,
sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa melalui penerapan
17 2022
model pembelajaran picture and picture sangat efektif untuk
meningkatkan kemampuan berbicara pada anak; (Vava,
Hidayatu, Muyanadhifa, 2019) melakukan penelitian di anak
usia dini pada kelompok B RA Muslimat NU Kalilembu
Karangdadap Pekalongan.
Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat
peningkatan kemandirian anak usia dini siswa di RA Muslimat
NU Kalilembu Karangdadap Pekalongan dengan menggunakan
metode picture and picture. Dibuktikan dari hasil uji t diperoleh
thitung sebesar 3,97, hasil pelaksanaan tindakan siklus II
mengalami peningkatan mencapai target 80%. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan model picture and picture
dapat meningkatkan aspek perkembangan kognitif matematika
melalui kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 pada
anak. (Harahap, 2020).
Penelitian yang dilakukan pada 9 orang anak Kelompok
A TK Pertiwi Barito Kuala (Mohammad Dani, 2021) yang
menyebutkan hasil penelitiannya adalah dinyatakan bahwa
guru telah berhasil melaksanakan proses pembelajaran dengan
hasil kriteria sangat baik, pada saat kegiatan tersebut keaktifan
anak meningkat pada saat melakukan proses pembelajaran
yang mencapai 55% dengan kriteria sangat aktif dan hasil dari
perkembangan kognitif anak juga meningkat berkembang
sebesar 82% sesuai dengan indikator perkembangan anak,
kesimpulannya bahwa dengan menggunakan model Picture
and Picture dan Creative Problem Solving dapat meningkatkan
perkembangan kognitif anak.

18 2022
Penelitian yang dilakukan pada pembelajaran anak
usia dini menggunakan model Picture and Picture terbukti
efektif untuk dapat meningkatkan perkembangan anak,
pembelajaran yang menggunakan model Picture and Picture
menjadi salah satu sarana pembelajaran yang menyenangkan
karena dilakukan dengan bermain menjadi sarana anak untuk
bersosialisasi, bereksplorasi, berkreasi dan mengekspresikan
perasaan anak.
Pembelajaran untuk anak usia perlu menggunakan
strategi yang tepat agar dapat mengembangkan dan
mempersiapkan generasi emas berkualitas secara menyeluruh,
dikarenakan pendidikan untuk anak usia dini merupakan
pondasi awal untuk kehidupan di masa mendatang.
Konsep pembelajaran untuk anak usia dini yaitu: 1)
Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak, 2)
Pembelajaran berorientasi pada perkembangan anak, 3)
Pembelajaran dilakukan dengan bermain, 4) Menciptakan
lingkungan yang kondusif, 5) Menerapkan pembelajaran
terpadu, 6) Mengembangkan kecakapan hidup, 7)
Mengoptimalkan media dan sumber belajar di lingkungan
sekitar, 8) Pembelajaran dilaksanakan secara bertahap dan
berulang-ulang, 9) Meningkatkan pemanfaatan tekhnologi dan
informasi dalam pembelajaran, (Mulyasa, 2017).
Pembelajaran untuk anak usia dini mengoptimalkan
proses perkembangan aspek panca indera dan kecerdasannya,
kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak merupakan sarana
interaksi dan komunikasi antar individu dan juga dengan
lingkungannya.
19 2022
C. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture
And Picture
Model Picture and Picture merupakan model
pembelajaran kooperatif yang mengutamakan pembentukan
adanya kelompok-kelompok kecil di dalamnya dengan
menggunakan media gambar, yang selanjutnya media gambar
tersebut akan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan-
urutan yang teratur dan logis.
Model Picture and Picture mengandalkan gambar
sebagai media konkret dalam proses pengembangan untuk
kegiatan pembelajaran. Gambar yang tersedia akan menjadi
faktor utama tercapainya indikator perkembangan, melalui
gambar penting digunakan untuk memperjelas pengertian,
melalui gambar yang tersedia anak akan mengetahui hal-hal
yang belum pernah dilihatnya secara konkret dan nyata,
(Purwanti & Suhaimi, 2020).
Pembelajaran yang menggunakan model Picture and
Picture merupakan model pembelajaran kooperatif yang
sekaligus juga dapat meningkatkan hasil belajar anak usia dini,
gambar yang telah disiapkan oleh guru akan lebih memudahkan
anak untuk dapat memahami materi kegiatan pembelajaran,
karena dengan gambar anak lebih mudah untuk konsentrasi
dan lebih fokus dalam belajar, serta pengetahuan dan
pemahaman anak menjadi lebih meningkat, lebih luas dan lebih
bermakna dan tidak mudah untuk dilupakan, (Rozi etc, 2021).
Karakteristik model Picture and Picture lebih
menekankan pada proses kegiatan kerja sama dalam
kelompok, pengelolaan tahapan pembelajaran kooperatif, dan
20 2022
kemampuan dan keterampilan untuk kerja sama, (Slavin, 2005).
Model Picture and Picture dalam pelaksanaan kegiatannya
sebagai ciri khusus menggunakan gambar-gambar sesuai
dengan materi pembelajaran yang akan diberikan, yang akan
dipasangkan atau diurutkan sesuai dengan tahapan yang benar,
kegiatan belajarnya dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil
sehingga anak akan saling berkomunikasi dan berinteraksi
dalam pelaksanaan kegiatan.

D. Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And


Picture
Prosedur model pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture terdiri atas empat tahap yaitu: 1) Penjelasan
tentang materi, gambaran umum dan pokok-pokok materi
dijelaskan di awal ; 2) Pembelajaran dalam kelompok, materi
yang telah dibagikan dibahas dalam kelompok masing-masing
yang telah dibentuk; 3) Penilaian berdasarkan prestasi dari
individu atau kelompok; 4) Pengakuan tim dengan memberikan
penghargaan atas prestasi yang dicapai oleh kelompok,
(Mulyasa, 2017).
Tahapan model pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture jika dilaksanakan sesuai dengan tahapannya maka
akan dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar
anak, dikarenakan dalam setiap tahapan prosesnya merupakan
langkah-langkah belajar anak yang secara bersama-sama
belajar dalam kelompoknya, memecahkan masalah dan
menemukan solusi serta dapat berekplorasi dan

21 2022
berargumentasi terkait dengan materi belajar yang sedang
dilaksanakan.
Guru mempunyai peranan penting terhadap
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran kooperatif sehingga
memberikan pengalaman bermakna bagi anak dan
mengembangkan eksplorasi dan eksperimen dalam proses
pembelajaran berkelanjutan. Langkah-langkah yang dilakukan
oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran
kooperatif adalah: 1) Menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan; 2) Menyusun pembentukan
kelompok-kelompok; 3) Mempersiapkan materi pembelajaran;
4) Menyusun kompetensi dan tujuan pembelajaran; 5)
Merancang pola-pola untuk pengalaman belajar anak; 6)
Melaksanakan kegiatan pembelajaran; 7) Melaksanakan
evaluasi kegiatan pembelajaran, (Mulyasa, 2017).
Guru sebagai fasilitator mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran secara kreatif dan inovatif salah
satunya melalui model pembelajaran kooperatif untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Peran guru hanya sebagai
fasilitator dan mediator, memberikan kebebasan anak untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga anak mampu
mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri dan interaksi
sosial yang saling menguntungkan. Selain hal tersebut guru
berperan untuk dapat menyediakan sarana pembelajaran agar
tidak monoton dan membosankan.
Kelompok-kelompok kecil yang telah dibentuk diberi
pemahaman dan aturan main agar dalam pelaksanaannya
dapat berfungsi secara efektif dan efisien, dan masing-masing
22 2022
individu paham untuk tugas dan tanggung jawabnya dalam
kegiatan berkelompok tersebut. Beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu: 1) Mendengarkan dan menghargai
pendapat dari orang lain; 2) Menyampaikan pendapat dengan
sopan; 3) Mengajukan dan pertanyaan dengan tertib; 4)
Membantu orang lain dengan cara yang baik, (Wahyu. Sujana,
2020).
Tata laksana dalam kegiatan kelompok yang dipahami
dan dimengerti oleh anggota kelompok, akan memudahkan
dan melancarkan proses pembelajaran kooperatif yang akan
dilaksanakan. Setiap individu secara bebas dapat berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif membutuhkan komitmen
yang kuat dari anggota kelompok untuk secara bersama-sama
bekerja sama dengan anggota yang lain, serta mempunyai
keterampilan untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang lain untuk bekerja sama menyelesaikan suatu
tugas pembelajaran yang diberikan. Pengelolaan kelas yang
menggunakan pembelajaran kooperatif terdapat tiga hal yang
harus diperhatikan yaitu pengelompokan, pemberian motivasi
kepada kelompok, dan penataan ruang kelas, (Anita, 2010).
Langkah-langkah yang digunakan guru dalam
melaksanakan pembelajaran kooperatif, (Isjoni, 2011) pada
tabel 1.

23 2022
Tabel 1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Perilaku Guru


Fase 1 Sebelum pembelajaran dimulai, guru
Menyampaikan menyampaikan tujuan pembelajaran
tujuan dan yang akan dicapai.
mempersiapkan Guru mengkondisikan siswa secara
siswa fisik dan mental siap mengikuti
pembelajaran.
Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada
Menyajikan siswa melalui bacaan atau
informasi demonstrasi, agar siswa dapat
mempersiapkan diri apa yang harus
dilakukan.
Fase 3 Guru membagi jumlah siswa menjadi
Mengorganisasi beberapa kelompok kecil dengan
siswa ke dalam jumlah 4-6 orang siswa.
kelompok- Jika sebelumnya kelompok sudah
kelompok belajar terbentuk, maka siswa diarahkan
untuk duduk sesuai dengan kelompok
masing-masing.
Fase 4 Guru membimbing setiap kelompok
Membimbing dalam menyelesaikan tugas atau
kelompok dan permasalahan yang diberikan.
belajar Penyelesaiannya dapat dilakukan
sesuai dengan karakteristik materi,
melalui eksperimen atau kegiatan lain
yang sesuai.
Fase 5 Guru melakukan evaluasi terhadap
Evaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan
siswa dalam kelompok.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
melalui berbagai macam cara,
24 2022
diantaranya dapat melalui presentasi
kelompok terkait hasil kegiatan yang
telah dilakukan.
Fase 6 Guru memberikan penghargaan
Memberikan terhadap siswa terakit dengan proses
penghargaan yang telah dilakukan.
Pemberian penghargaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya tanda bintang, pemberian
nilai atau cara lain yang dianggap
sesuai.

E. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture


And Picture
Keberhasilan dalam pembelajaran kooperatif
merupakan keberhasilan dari kerjasama dan dukungan dari
masing-masing anggota kelompok. Kerjasama yang dilakukan
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada
kelompok merupakan keberhasilan kelompok dalam
menyelesaikan tugas dalam kegiatan pembelajaran.
Keunggulan pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan
model pembelajaran lainnya, (Rahman etc, 2019) antara lain: 1)
Murid lebih mandiri dan tidak terlalu tergantung kepada guru;
2) Mengembangkan dan merangsang kemampuan berpikir
kritis siswa; 3) Menumbuhkan sikap peduli kepada orang lain;
4) Meningkatkan tanggung jawab belajar siswa; 5)
Meningkatkan prestasi akademik dan interaksi sosial; 6)

25 2022
Mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa; 7)
Pembelajaran lebih bermakna dan konkret.
Pembelajaran kooperatif akan menjadi bermakna dan
menyenangkan bagi siswa jika setiap siswa mempunyai
pemahaman tentang pembelajaran kooperatif untuk dapat
saling mendukung dan memotivasi dalam penguasaan materi
pembelajaran yang diberikan agar dapat mencapai prestasi.
Penerapan pembelajaran kooperatif dapat
memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter pada
anak, (Suyadi, 2013) karakter yang terbentuk diantaranya
adalah kepekaan dan kepedualian sosial; bertanggung jawab;
toleransi; bekerja keras; cinta tanah air dan bangsa; bersahabat
dan komunikatif; cinta kedamaian. Pembentukan karakter
merupakan hal yang sangat penting dilakukan sejak usia dini,
agar anak mempunyai mental yang tangguh untuk bekal di
masa mendatang. Keberhasilan pembentukan karakter
memerlukan keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan
sehari-hari, merupakan proses yang bertahap dan secara
berulang-ulang agar terwujud dalam perilaku secara nyata
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kooperatif harus dipersiapkan secara
matang oleh guru, dikarenakan pembelajaran kooperatif
mempunyai tahapan-tahapan yang harus dipersiapkan dahulu
agar tercapai tujuan pembelajaran dan kesuksesan belajar anak
melalui pembelajaran kooperatif, sehingga jika pembelajaran
kooperatif ini tidak dipersiapkan dengan baik maka juga tidak
akan berhasil dan mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Pembelajaran kooperatif merupakan
26 2022
pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga guru perlu
meningkatkan kreativitas dan inovasi pembelajaran agar dapat
memberikan kegiatan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa.
Kelemahan atau kekurangan dari pembelajaran
kooperatif, (Isjoni, 2011) diantaranya yaitu: 1) Guru secara
matang mempersiapkan pembelajaran; 2) Memerlukan
dukungan fasilitas sarana dan prasarana termasuk biaya; 3)
Saat pelaksanaan diskusi kelompok cenderung topik
permasalahan meluas sehingga tidak sesuai dengan perkiraan
waktu yang telah ditentukan; 4) Saat diskusi cenderung
didominsai oleh satu orang saja yang aktif. Kelemahan atau
kekurangan pembelajaran kooperatif dapat diatasi oleh guru
yaitu dengan mempersiapkan perencanaan pembelajaran
dengan baik, memastikan siswa aktif terlibat dalam kegiatan
diskusi dengan cara pembagian tugas dalam kelompok tersebut
sehingga setiap individu mempunyai tanggung jawab masing-
masing, sehingga waktu yang digunakan lebih efektif dan
tujuan pembelajaran tercapai (Wahyu. Sujana, 2020)

27 2022
P OLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH

A. Pengantar
Pandemi covid masih belum berakhir, namun
kebutuhan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka
terbatas sangat diperlukan, sehingga kekhawatiran terjadinya
learning loss bisa dihindari. Pembelajaran tatap muka terbatas
sebaiknya dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan
yang ketat, salah satunya dengan menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
28 2022
mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Apakah peserta didik kita baru pertama sekolah atau
kembali ke sekolah? Bergaul dengan banyak peserta didik lain
akan membuatnya terpapar lebih banyak kuman daripada di
rumah. Meskipun Anda tidak dapat mencegah kontak dengan
semua kuman (dan ingat bahwa paparan terhadap beberapa
kuman adalah hal yang baik), Anda dapat membantu
mengurangi risiko peserta didik Anda terkena infeksi (termasuk
virus COVID-19) melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
di sekolah.
Munculnya sebagian penyakit yang sering menyerang
anak usia sekolah, ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS.
Pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas.
Oleh karena itu, penanaman nilai PHBS di sekolah merupakan
kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan
Usaha Kesehatan sekolah (UKS) (Supriyanto & dkk, 2021).

B. Cuci Tangan Pakai Sabun ( CTPS)


Cuci tangan pakai sabun merupakan pola hidup bersih
dan sehat yang paling penting dan sangat mudah dilakukan.

Gambar 4 Cuci Tangan


29 2022
Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air
mengalir hendaknya disiapkan di gerbang sekolah,
toilet/jamban, kantin, kelas, dan ditempat strategis lainnya.
Tempat-tempat cuci tangan dengan jumlah yang memadai.
Harus tersedia dengan baik sehingga peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah dapat mencuci tangan sebelum
masuk sekolah. Fasilitas harus dapat di akses oleh semua
pengguna (Penyusun, 2020).

Gambar 5 Kapan Saja Harus Cuci Tangan

Pastikan seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih,


termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari,
dan kuku, setelah itu keringkan. Cucilah tangan secara teratur
terutama sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan
toilet, setelah menyentuh hewan dan sarana umum,
membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Jadikan
kebiasaan mencuci tangan pakai sabun menjadi budaya
sekolah.
30 2022
Gambar 6. Enam Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun

Berikut jenis sabun cuci tangan yang bisa dipakai.

Gambar 7 Jenis Sabun yang bisa dipakai

31 2022
C. Pakai Masker
COVID-19 menyebar terutama dari orang ke orang
melalui tetesan kecil Droplet dari saluran pernapasan ini
melayang ke udara saat Anda berbicara, batuk, bersin, ber-
teriak, atau bernyanyi. Droplet ini kemudian dapat mendarat di
mulut, hidung, atau mata orang yang berada di dekat Anda
yang mung- kin menghirup droplet ini. Masker merupakan
penghalang sederhana untuk membantu mencegah droplet
pernapasan seseorang mencapai orang lain. Penelitian
menunjukkan bahwa masker mengurangi droplet saat
dikenakan menutupi hidung dan mulut.
Penggunaan masker disarankan bagi semua orang,
terutama di tempat umum dan kerumunan, karena banyak
kasus orang terinfeksi virus COVID-19 tanpa merasakan gejala
(Penyusun, 2020).

Gambar 8 Penggunaan masker di ruang publik

32 2022
Berikut cara menggunakan masker.

Gambar 9 Cara Benar Penggunaan Masker

Masker yang digunakan dapat berupa masker sekali pakai dan


masker yang dapat dicuci. Untuk masker yang dapat dicuci,
berikut cara mencucui masker.

Gambar 10 Cara Benar Mencuci Masker Kain

33 2022
D. Jaga Jarak

Gambar 11 Pembelajaran dengan Jaga jarak

Sekolah perlu memastikan bahwa peserta didik, guru


dan semua warga sekolah selalu menerapkan jaga jarak.
Pembatasan jarak adalah salah satu langkah penting untuk
memutus mata rantai penyebar- an virus COVID-19. COVID-19
bisa berakibat fatal pada usia produktif. Hal ini dapat dilaku-
kan dengan cara tidak berkerumun dan selalu jaga jarak sekitar
1,5 meter.
Pilihan lainnya adalah melakukan pembatasan jumlah
dalam kelompok belajar, mengatur jadwal pandemi,
pengaturan jam masuk, istirahat, dan pulang, pengaturan jarak
meja kursi, pengaturan ventilasi ruang belajar, membawa alat
pribadi untuk digunakan sendiri seperti alat tulis, hand
sanitizer, botol minum, kotak makan dan peralatan makan. Jika
memungkinkan cat atau beri selotip di lantai untuk
mendemonstrasikan jaga jarak di tempat peserta didik berbaris
atau berkumpul (misalnya di depan jamban atau fasilitas cuci
tangan, area kantin, dll) (Supriyanto & dkk, 2021).

34 2022
Untuk jarak antar peserta didik, berikut ilustrasi dan
ketentuannya.

Gambar 12 Jaga Jarak Aman Pembelajaran di Sekolah


Selain jaga jarak, berikut perlengkapan anak yang perlu
dimiliki dan disediakan sekolah.

Gambar 13 Starter Pack Pribadi Siswa

35 2022
E. Lakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur dengan Ceria

Gambar 14 Aktivitas Fisik Selama Pandemi

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan ceria


bermanfaat bagi setiap orang karena dapat meningkatkan
kebugaran, mengendalikan berat badan, mengendalikan
tekanan darah, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan
fungsi jantung, paru dan otot. Aktivitas fisik tidak harus selalu
berupa olah raga, segala macam aktivitas seperti bermain juga
termasuk dalam melakukan aktivitas fisik.
Manfaat aktivitas fisik lainnya yang mungkin juga kita
sadari adalah meningkatnya fungsi otak serta terjanganya daya
ingat dan keterampilan berpikir. Hal ini perlu kita terapkan pada
peserta didik sedini mungkin (Penyusun, 2011).

36 2022
Berikut gambar aktivitas ringan pada anak usia dini.

Gambar 15 Aktivitas Fisik secara Teratur dengan Ceria dapat


Meningkatkan Sistem Imun

37 2022
F. Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi

Gambar 16 Gambaran Gizi Seimbang

Anak sekolah membutuhkan gizi setiap harinya, yang


diperoleh dari berbagai makanan dan minuman, yang
digunakan sebagai sumber energi, pertumbuhan, mengganti
sel-sel yang rusak, dan untuk menjaga Kesehatan. Kebutuhan
gizi setiap orang berbeda sesuai dengan jenis kelamin,
kelompok usia, aktivitas fisik , dan kondisi fisiologisnya.
Untuk mencapai gizi seimbang perlu mengonsumsi
beraneka ragam pangan, membiasakan perilaku hidup bersih
melakukan aktivitas fisik dan memantau berat badan secara
teratur (Penyusun, 2020).

38 2022
Bila sekolah akan memberikan makanan sehat secara
teratur, maka gambaran makanan sehat yang bisa diberikan
sekolah tampak pada gambar berikut ini.

Gambar 17 Tumpeng Gizi Seimbang

39 2022
Referensi

Adrian, K. (2022). Kenali Perbedaan Covid-19 Varian Alfa, Beta,


Gamma, Delta, Lambda, dan Kappa. (online)
https://www.alodokter.com/kenali-perbedaan-covid-19-
varian-alfa-beta-gamma-dan-delta
Anita, L. (2010). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative
Learning di Ruang Ruang Kelas) (7 ed.). PT. Grasindo Widia
Sarana Indonesia.
Ardini, P., & Lestariningrum, A. (2018). Bermain & Permainan Anak
Usia Dini. In Adjie Media Nusantara (hal. 1-undefined).
Astuti, H. P., Nugroho, A. A. E., & Dewi, N. A. R. (2020). Penerapan
Model Pembelajaran Picture and Picture Berbasis
Keanekaragaman Hayati Dalam Pembentukan Empati Anak
Usia Dini. Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah, 12(1), 66–74.
https://doi.org/10.15294/intuisi.v12i1.23573
Fadli, R. (2021). Kenali Varian Alpha, Beta, dan Delta dari Virus
Covid-19. (online) https://www.halodoc.com/artikel/kenali-
varian-alpha-beta-dan-delta-dari-virus-covid-19
Felder, R. M., Brent, R., Designs, E., & Drive, L. (2007). Cooperative
Learning. ACS Symposium Series;American Chemical Society,
34–53. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-044894-7.00494-2
Finaka, A.W. (2022). Nama-Nama Baru Varian Virus Corona. (online)
https://indonesiabaik.id/infografis/nama-nama-baru-varian-
virus-corona
Finaka, A.W. (2022). Mengenal Hubungan COVID-19 dan SARS-CoV-
2. (online) https://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-
hubungan-covid-19-dan-sars-cov-2
Harahap. (2020). Penerapan Model Picture And Picture Untuk
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan 1-10
Bagi Anak Usia Dini 3-4 Tahun di TK Lestari …. … : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 2. http://ejurnal-mapalus-
unima.ac.id/index.php/kidspedia/article/download/680/316
Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran
40 2022
Kelompok (5 ed.). Alfabeta,Bandung.
Kementerian Kesehatan. (2011). Interaksi Suplemen PHBS di
Sekolah. Jakarta: Kementerian Kesehatan .
Kementerian Kesehatan. (2020). Panduan Peran Petugas Promosi
Kesehatan Puskesmas dalam Penanggulangan Covid 19.
Jakarta: Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan. (2020). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Penguatan Kapabilitas Anak dan Keluarga. Jakarta:
Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak-Direktorat Jendral
Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial.
Lugdgren, L. (1994). Cooperative Learning in The Science Classroom.
In News.Ge. Glencoe Macmillan Mc Graw-Hill.
Mila Puspita, P., & Gading, I. K. (2018). Penerapan Model
Pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Anak Tk Laboratorium Undiksha
Singaraja. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 1(3), 234–
243. https://doi.org/10.23887/jippg.v1i3.16457
Mohammad Dani, M. (2021). Mengembangkan Kognitif Melalui
Model Picture And Picture Dan Creative Problem Solving Di Tk.
Jurnal Inovasi, Kreatifitas Anak Usia Dini (JIKAD), 1(2), 6.
Mulyasa. (2017). Strategi Pembelajaran PAUD (1 ed.). PT Remaja
Rosdakarya Offset, Bandung.
Nur, M. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif (2 ed.). Pusat Sains
dan Matematika Sekolah UNESA.
Purwanti, R., & Suhaimi, S. (2020). Model GELPITAS (gerak & lagu,
picture & picture, talking stick) untuk meningkatkan
perkembangan bahasa Inggris anak taman kanak-kanak. JPPM
(Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 7(2), 124–
134. https://doi.org/10.21831/jppm.v7i2.30204
Rahman etc, H. (2019). Model-Model Pembelajaran Anak Usia Dini
(1 ed.). Ar Ruzz Media Yogyakarta.
Rozi etc, F. (2021). Implementasi Model Pembelajaran Picture and
Picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Anak Usia Dini.
41 2022
Murrobi:Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(1), 127–142.
Sanjaya, F.D., dkk. (2020). Meningkatkan Keterampilan Menulis
Teks Beritadengan Metode Picture And Picture Pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Sengah Temila. JurnalPendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 1 (1)(1).
Santoso, A. (2022). Kasus COVID-19 RI 22 September Tambah 2.162,
Sembuh 4.051. detikNews Kamis, 22 Sep 2022 (online)
https://news.detik.com/berita/d-6306497/kasus-covid-19-
ri-22-september-tambah-2162-sembuh-4051.
Sarifah, N. T., & Apsari, Y. (2020). the Use of Picture and Picture
Technique in Improving Student Writing Skill. PROJECT
(Professional Journal of English Education), 3(6), 664.
https://doi.org/10.22460/project.v3i6.p664-669
Slavin, R. (2005). Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik. Nusa
Media, Bandung.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Karakter. Remaja
Rosdakarya,Bandung.
Supriyanto, & dkk. (2021). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Sekolah untuk Penyelenggaraan Pembelajaran pada Masa
Pandemi Covid 19. Jakarta: Direktorat Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Turut, D. P. K., Kasdi, A., & Sukartiningsih, W. (2020). Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture
Bermedia Mind Map Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sosial. Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian
Pendidikan dan Hasil Penelitian, 6(3), 220–229.
https://doi.org/10.26740/jrpd.v6n3.p220-229
Tutupary, R. (2017). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Picture and Picture untuk Meningkatkan Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini di Kelompok Bermain. Jurnal Bimbingan
dan Konseling Terapan, 1(2), 148–168.
https://doi.org/10.30598/jbkt.v1i2.150
Vava.Hidayatu.Muyanadhifa, S. (2019). Penerapan Metode Picture
42 2022
And Picture Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Usia Dini
Di Ra Muslimat Nu Kalilembu Karangdadap Pekalongan. Al-
Qalam, 20(2), 8–22.
Wahyu. Sujana, A. (2020). Model-Model Pembelajaran Inovatif Teori
dan Implementasi (1 ed.). PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

43 2022

Anda mungkin juga menyukai