Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ARTIKEL & FAKTA

Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia


Guru Pembimbing : Dwi Widodo Edi Supramono S.Pd

KELOMPOK 2
Oleh :
1. Agung Dwi Nugroho (02)
2. Annisa Amelia Vega (07)
3. Davina Jihan Nur Aini Bayo (09)
4. Fahdina Riski Ananta (15)
5. Jihan Devi Tri Kirana (17)
6. Rama Nova Dwinata (29)

XII MIPA 5
SMAN 1 KESAMBEN
TAHUN AJARAN 2021/2022
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada era modern seperti saat ini pasti sudah tidak asing lagi dengan artikel,
apalagi banyak media online yang memuat artikel pada laman online yang mudah
diakses diamana dan kapan saja. Dalam masyarakat awam pengertian artikel cukup
simpang siur, ada yang menyebut berita, media baca, koran online, dan lain sebagainya.
Perlu diketahui bahwa artikel sendiri memeiliki pengertian tersendiri. Dalam artikel
juga terdapat fakta sebagai titik jelas dari opini yang diangkat.

Artikel sendiri merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran,
atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat, biasanya ditulis dengan
bahasa ilmiah populer. Sedangkan artikel fakta yaitu kenyataan peristiwa yang benar
benar ada atau terjadi. Biasanya menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, atau
berapa.

Dalam gelar wicara ini, artikel yang memuat beragam fakta yang cukup menarik
untuk diperbincangkan. Pengertian tentang arti dari artikel fakta yang masih simpang
siur cukup menarik untuk dibahas secara mendetail dan menyeluruh. Maka dari itu
Kelompok 2 akan membahas materi mengenai “Artikel” dalam gelar wicara ini.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari artikel fakta ?
2. Apa saja jenis-jenis fakta ?
3. Bagaimana cara menyusun fakta ?
4. Bagaimana cara menulis artikel fakta ?

I.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari artikel fakta.
2. Mengetahui jenis-jenis fakta.
3. Mengetahui cara menyusun fakta.
4. Mengetahui cara menulis artikel fakta dengan memperhatikan fakta dan kebahasaan.
5. Mengetahui Bagaimana cara membandingkan unsur kebahasaan artikel fakta dan buku ilmiah
karya ilmiah murni.
II. PENJABARAN UMUM

II.1 ARTIKEL
A. Pengertian Artikel
Artikel merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik terhadap
persoalan yang berkembang di masyarakat, biasanya ditulis dengan bahasa ilmiah populer.
Sedangkan artikel opini adalah tulisan yang berisi pendapat penulis tentang data, fakta,
fenomena, atau kejadian tertetentu dengan maksud dimuat disurat kabar atau majalah.

B. Struktur Artikel
1. Tesis
Tesis merupakan gagasan utama dari sebuah permasalahan yang didasarkan pada
fakta.Bagian ini berisi tahapan pengenalan terhadap isi artikel yang akan dibahas.

2.Argumentasi
Bagian ini berisi penjelasan pokok permasalahan yang dibahas dalam artikel.Bagian
argumentasi berisi pendapat yang dikemukakan oleh penulis dalam bentuk penjelasan
mendalam yang disertai temuan fakta.

3. Penegasan Ulang
Bagian ini berisi simpulan yang berisi kalimat kunci yang merangkum pembahasan secara
ringkas,padat,dan jelas.Penegasan ulang telah dikemukakan agar pembaca yakin dengan
pandangan atau pendapat tersebut.

C. Kaidah Kebahasaan Artikel

1. Menggunakan kata-kata denotative, yakni kata yang bermakna sebenarnya.kata itu


tidak bermakna hal lain ataupun dilebihkan maknanya sepertinya kata konotatif. Namun,
sebagian artikel juga akan menggunakan kata konotatif untuk memperindah dan
mempopuperkan tulisannya.
2. Menggunakan kata kata istilah atau kata teknis, contohnya jika topik yang dibawakan
mengenai kesehatan maka istilah teknis yang digunakan adalah : virus,bakteri,pola
makan,suhu tubuh, dan sebagainya.
3. Banyak menggunakan konjungsi yang menunjukkan hubungan argumentasi atau
kasualitas, Contoh : sebab,karena,jika,dengan demikian,oleh karena itu, akibatnya.
4. Menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan keterangan waktu atau
kronologis, Contoh : sebelum itu, kemudian, pada akhirnya.
5. Pola perbandingan, banyak memuat konjungsi yang menyatakan perbandingan atau
pertentangan. Contoh : sebaliknya, berbeda halnya, namun.
6. Menggunakan kata kata kerja mental, seperti : diharapkan, memperkirakan,
memprihatikan, menduga, menyimpulkan, berpendapat, berasumsi, dan mengagumkan.
7. Banyak menggunakan kata kerja perujukan, Seperti : menurut pendapat, berdasarkan
data, merujuk pada pendapat.
8. Menggunakan kata kata persuasive, Seperti : sebaiknya, hendaklah, sebaiknya, harus,
perlu, selain itu.
D. Kontruksi Artikel.
1. Kepaduan Isi
Kepaduan isi atau koheren adalah kekompakkan suatu paragraf yang dinyatakan
oleh kesatuan kalimat-kalimatnya dalam mendukung satu gagasan pokok. Kepaduan isi
ditandai pula oleh hubungan kalimat yang satu dengan yang lainnya yang berdasarkan
penalaran atau kelogisan. Perhatikan contoh:
Dilarang buang sampah sembarangan.Oleh sebab itu,sering terjadi banjir.
Contoh kalimat itu menyatakan hubungan sebab-akibat. Namun, hubungan tersebut tidak
logis. Ketidaklogisan tersebut terletak pada penggunaan konjungsi oleh sebab itu, yang
berarti banjir disebabkan membuang sampah sembarangan.merupakan penyebab seseorang
banyak merokok. Padahal, justru sebaliknya, banyak merokok dapat menyebabkan kanker.

2. Kepaduan Bentuk
Contoh kalimat :
“Bingung. Begitulah yang biasa terjadi pada tamatan SMA. Mau ke mana mereka setelah
itu, kuliah atau kerja? Sementara itu, ancaman menganggur begitu menakutkan.
Menganggur memang tidak enak bengong tidak ada yang bisa dikerjakan dan
menghasilkan sesuatu.”

Paragraf tersebut memiliki keeratan hubungan antarkalimat-kalimatnya karena diikat oleh


kehadiran kata-kata tertentu. Ada beberapa bentuk kata yang menyebabkan paragraf
tersebut memiliki keeratan hubungan sebagai berikut:
1) Pengulangan kata, yakni begitu, menganggur, kerja
2) Penggunaan kata tunjuk, yakni itu, begitu.
3) Penggunaan kata ganti, yakni mereka.
4) Penggunaan kata penghubung, yakni sementara itu.

Selain itu, ada konjungsi lainnya yang dapat menghubungkan antarkalimat satu dengan
kalimat lainnya, yaitu:
a) Penggunaan konjungsi, misalnya
Biarpun begitu atau namun untuk menyatakan hubungan pertentangan dengan
kalimat sebelumnya.
Sesudah itu atau kemudian untuk menyatakan hubungan kelanjutan dari peristiwa
Sebelumnya. Selain itu untuk menyatakan hal lain di luar yang telah dinyatakan
sebelumnya
sesungguhnya untuk menyatakan kebalikan dari yang telah dinyatakan sebelumnya.

b) Pengulangan kata atau frasa


Anak-anak biasanya mudah terkena ETS. Hal ini terjadi karena pada anak-anak saluran
pernapasan mereka lebih kecil dan bernapas lebih cepat daripada orang dewasa. Minyak
bumi adalah sumber energi yang tidak terbarukan. Artinya, minyak bumi yang telah
dipakai tidak dapat didaur ulang.

c) Pemakaian kata ganti atau kata yang sama maknanya


Putri penyair kenamaan itu sudah tumbuh dewasa. Gadis itu sekarang duduk diSMA.
Pagi-pagi Bu Santi telah berada di sekolah. Bu guru muda itu memang patut untuk
dijadikan contoh para siswanya.

d) Pemakaian kata yang berhiponim


Anton membeli perlengkapan sekolah, tas, buku, dan alat tulis.
II.2 FAKTA
A. Pengertian fakta
Fakta adalah hal atau sesuatu yang benar-benar terjadi atau dapat dibuktikan kebenarannya.
Fakta merupakan pernyataan yang menampilkan situasi riil dari masalah atau kejadian.
Biasanya fakta sudah teruji dan terbukti kebenarannya karena berisi data-data.

B. Ciri ciri Kalimat Fakta


1. Fakta memuat kejadian nyata yang disertai bukti;
2. Fakta bersifat objektif;
3. Fakta tidak memuat pendapat atau sanggahan pribadi;
4. Fakta sudah teruji kebenarannya dan dapat dipertanggung jawabkan;
5. Fakta memiliki data yang akurat dan jelas;
6. Fakta merupakan kebenaran yang telah terjadi dan terverifikasi

C. Jenis jenis Kalimat Fakta


1. Fakta umum
Kalimat fakta umum adalah kalimat fakta yang kebenarannya berlaku selamanya atau
sepanjang zaman.
Contoh: Matahari terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat.
2. Fakta khusus
Kalimat fakta khusus adalah kalimat fakta yang kebenarannya hanya berlaku sementara
atau dalam kurun waktu tertentu.
Contoh: Saat ini hampir seluruh dunia mengalami wabah yang sama, yaitu corona virus.

II.3 MENYUSUN FAKTA


A. Menyusun Fakta dalam Bentuk Artikel
1. Judul
Judul mewakili tema yang akan dibahas atau pendapat yang akan disampaikan . Judul
harus singkat,jelas,mengandung informasi akurat,dan sesuai dengan isi artikel. Judul
mampu menggugah orang lain untuk membaca tulisan secara keseluruhan.Sebaiknya,judul
menggunakan istilah atau idiom populer agar menarik.

2. Pembuka
Bagian pembuka berisi masalah yang akan dibahas.Pada bagian pembuka dapat
menanggapi opini orang lain atau mengajukan opini tersendiri berdasarkan masalah yang
akan dibahas.

3. Isi
Bagian penjelas berfungsi menjelaskan masalah yang telah disampaikan dibagian
pembuka.Dibagian penjelas,penulis bebas menyampaikan opini-opini berdasarkan
masalah.Opini-opini yang disampaikan harus sesuai dengan fakta yang ditemukan.Pada
bagian penjelas,penulis dapat menggunakan referensi untuk menguatkan
opininya.Referensi tersebut untuk menunjukkan bahwa semua pendapat yang sama atau
berbeda sudah dipertimbangkan secara ilmiah.
a. Fakta berkaitan dengan masalah yang dibahas
b. Argumen atau opini penulis berdasarkan masalah yang dibahas
c. Solusi atau pemecahan masalah berdasarkan masalah yang dibahas
d. Teori atau referensi yang sesuai dengan masalah
e. Contoh contoh pemecahan masalah`

4. Penutup atau simpulan


Bagian penutup yang berisi simpulan uraian yang terdapat dalam bagian pembuka dan
bagian penjelas. Penulis harus menggunakan kalimat yang menggugah, bukan
memaksakan kehendak kepada pembaca. Sebaliknya, kalimat simpulan mampu membuka
kesempatan orang lain untuk berbeda pendapat dengan penulis.

II.4 CONTOH

PRO KONTRA SEKOLAH PEMBELAJARAN TATAP MUKA 100%,


DITENGAN MEREBAKNYA VIRUS VARIAN BARU OMICRON

Pro kontra terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen terjadi di masyarakat. Untuk
diketahui, sebelumnya pemerintah resmi memperpanjang status pandemi Covid-19 di Indonesia,
khususnya di luar Jawa-Bali per Senin (3/1/2022) lalu. Keputusan ini diambil karena kasus Covid-
19 varian Omicron telah terdeteksi di Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam Evaluasi PPKM mingguan yang disiarkan melalui
YouTube Sekretariat Presiden. Tertuang dalam Kepres Nomor 24 Tahun 2021 tentang Penetapan
Status Faktual Pandemi Covid-19 di Indonesia, aturan ini adalah tindak lanjut dari putusan
Mahkamah Konstitusi (MK), soal masa berlaku UU Covid-19. Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam konferensi pers Evaluasi PPKM, Senin (3/1/2022).
(Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden) Sekaligus sebagai landasan dari program
penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Bersamaan dengan dikeluarkannya putusan ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) juga mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan PTM
bagi satuan pendidikan pada Level 1, 2, dan 3 PPKM. Hingga pada hari yang sama, Senin
(3/1/2022) lalu, akhirnya sekolah-sekolah di DKI Jakarta serentak menggelar PTM 100 persen.
Tentu dua keputusan ini memicu pro dan kontra masyarakat dan akhirnya mengundang respon para
tokoh. Keputusan yang Sulit Mengutip Kompas Tv, Rabu (5/1/2022) Ketua Komisi X DPR RI
Syaiful Huda memberi respon soal PTM dengan kuota siswa 100 persen. Menurut Syaiful,
keputusan soal pemberlakuan sekolah tatap muka ini cukup sulit untuk diputuskan.
"Harus diakui memang ini situasi sulit untuk diputuskan, tapi pada waktu yang sama kami
juga sering menyampaikan kenapa Kemdikbud tidak bisa menjadikan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) sebagai modal terbaik."
"Jujur harus diakui, Kemdikbud dalam setahun setengah ini, belum bisa mengevaluasi dan
memperbaiki sistem pembelajaran jarah jauh."
"Sekali lagi ini pilihan sulit dan akhirnya diputuskan langsung 100 persen," terang Syaiful.
Kendati demikian, meskipun sifatnya wajib, sekolah dengan sistem PJJ masih bisa menjadi pilihan
jika memang kondisi tidak memungkinkan.
"Tentu sekali lagi, ini sifatnya yang walaupun wajib, tapi bagi sekolah yang belum siap
melakukan PTM ini masih bisa pada posisi opsional."
"Dan terus menyesuaikan dua sampai tiga bulan kedepan, sambil kita melihat perkembangan
Covid-19 kedepan," lanjut Syaiful. Animo tinggi, tapi terkesan mendadak, Koordinator Nasional
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriawan Salim sebut animo guru, siswa dan orang tua
untuk masuk PTM sangat tinggi. Akan tetapi perlu ada perencanaan yang lebih terkait dengan
kesiapan fasilitas sekolah.
"Kalau bertanya siap atau tidak siap, memang animo guru, siswa apalagi orang tua masuk
PTM normal (ini tinggi)."
"P2G pada saat PPKM Darurat kemarin melakukan survei yang memang mayoritas orang
tua memang (menginginkan) segera (dilakukannya) PTM," kata Satriawan.
"Yang agak kagetnya kita adalah karena kita di lapangan, di sekolah ini harus 100 persen
dan wajib."
"Kalau sebelumnya itu kan opsional, antara PJJ dan PTM, tapi kalau sekarang wajib PTM."
"Ini memang bagi kami terlalu mendadak, makanya kami berharap pemda dapat membuka
sekolah secara bertahap."
"Jangan langsung 100 persen, dievaluasi dulu sekolahnya (bagaimana) vaksinasi gurunya,
sudah dua tahap belum, siswanya seperti apa, sekolahnya seperti apa, fasilitasnya seperti apa."
"Saya rasa Dinas Pendidikan dan Satgas Covid-19 di daerah itu melakukan survei dulu
sekolah itu layak atau tidak masuk PTM 100 persen," jelas Satriawan. IDi Minta PTM 100 Persen
Digelar Usai Siswa Dapatkan Vaksinasi Lengkap Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) Piprim Yanuarso menyarankan pembelajaran tatap muka 100 persen sebaiknya dilakukan
usai anak umur 6-11 tahun telah mendapatkan vaksinasi lengkap rekomendasi ini disampaikan usai
pihaknya mendapatkan kabar beberapa wilayah di Indonesia telah kembali membuka sekolah tatap
muka dengan jumlah siswa 100 persen.
"Sebetulnya anak usia 6-11 tahun kan baru sekali imunisasi baru satu kali."
"Apalagi kita baru lepas dari libur panjang Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru), yang
biasanya setiap sehabis libur panjang itu kasus Covid-19 suka meningkat itu." Ketua Umum Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Yanuarso menyarankan pembelajaran tatap muka 100 persen
sebaiknya dilakukan usai anak umur 6-11 tahun telah mendapatkan vaksinasi lengkap.(Tangkap
Layar Kompas Tv) Rabu (5/1/2022).
"Jadi berdasarkan rekomendasi kami untuk anak usia 6-11 tahun itu paling aman (mulai
masuk sekolah 100 persen) kalau sudah vaksinasi lengkap dan kita tunggu dua minggu (setelah)
vaksinasi kedua," kata Piprim dikutip dari Kompas Tv, Rabu (5/1/2022). Menurut Piprim, dua
minggu usai vaksinasi kedua adalah waktu yang aman untuk kembali aktif dalam kegiatan belajar-
mengajar.
"Diharapkan pasca vaksinasi kedua itu antibodi sudah cukup untuk melindungi anak-anak
dari Covid-19," lanjut Piprim. Setidaknya, jika vaksinasi sudah diterima lengkap, resiko penularan
kecil. Sehingga orang tua yang melepas anaknya ke sekolah dapat tenang tanpa diselimuti rasa was-
was terhadap bahaya paparn virus Covid-19.

III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Artikel merupakan tulisan lengkap dalam media massa yang membahas isu atau topik tertentu
yang aktual secara lugas. Artikel bertujuan untuk memberikan wawasan, pengetahuan, meyakinkan,
mendidik, atau menghibur. Informasi dalam artikel mengandung fakta dan pendapat (opini) yang logis
untuk meyakinkan pembacanya.
Fakta adalah hal atau sesuatu yang benar-benar terjadi atau dapat dibuktikan kebenarannya.
Fakta merupakan pernyataan yang menampilkan situasi riil dari masalah atau kejadian. Biasanya
fakta sudah teruji dan terbukti kebenarannya karena berisi data-data.
Bahasa yang di gunakan adalah bahasa baku. Cara penulisan yang sistematis, dan memenuhi
kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. Topik bahasan membahas permasalahan dalam bidang ilmiah
dan penelitian yang jauh dari jangkuan masyarakat awam. Karya ilmiah murni dapat kita jumpai
pada jurnal imiah,tugas ahir kuliah berupa skripsi,tesis,disertasi dan hasil penelitian

Anda mungkin juga menyukai