K. Naskah Seminar
K. Naskah Seminar
Batasan Masalah
PENDAHULUAN Adapun batasan masalah dari penelitian yang
A. Latar Belakang dilakukan ini adalah:
Penilaian kondisi perkerasan jalan 1. Penelitian dilakukan pada perkerasan
merupakan salah satu tahapan untuk menentukan jalan lentur.
jenis pemeliharaan maupun rehabilitasi yang akan 2. Penelitian dilakukan pada ruas jalan
dilakukan. Dengan diadakannya survei kualitas Klangon-Tempel, Kecamatan Moyudan,
dan kerusakan perkerasan secara berkala, kita Kabupaten Sleman. Daerah Istimewa
dapat menghindari kerusakan terlanjur parah yang Yogyakarta menggunakan alat Light
dapat menghambat aktifitas masyarakat, Weight Deflektometer (LWD) dari sta
mengurangi keamanan pengguna jalan di daerah 21+000-23+000.
tersebut. Hal ini juga berpengaruh kepada biaya 3. Data untuk metode Benkelman Beam
perbaikan yang ketika semakin rusak jalan (BB) merupakan data dari penelitian
tersebut, secara otomatis biaya perbaikan dan Perancangan Tebal Lapis Tambah
rehabilitasi akan semakin meningkat. Perkerasan Lentur (Overlay) Dengan
Dalam upaya perawatan perkerasan jalan, Metode Lendutan Balik Menggunakan
perlu adanya pemeriksaan dan pemeliharaan Alat Benkelman Beam pada ruas jalan
berkala. Salah satu metode pemeriksaan kualitas Klangon-Tempel KM 21+000-23+000
perkerasan jalan dilakukan dengan analisis Kec. Moyudan, Kab. Sleman, Daerah
lendutan menggunakan metode Benkelmen Beam Istimewa Yogyakarta (Solihat, 2017).
(BB) dan Light Weight Deflectometer (LWD), 4. Penelitian ini tidak menganalisis tebal
Metode BB dan LWD adalah metode Non lapis tambahan pada ruas jalan Klangon-
Destruction Testing (NDT). Tempel KM 21+000-23+000 Kec.
Moyudan, Kab. Sleman, Daerah
B. Rumusan Masalah Istimewa Yogyakarta.
Adapun rumusan masalah dari penelitian yang
dilakukan ini adalah: E. Manfaat Penelitian
1. Bagaimana menentukan modulus Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan
elastisitas struktur perkerasan jalan ini adalah:
dengan metode Light Weight 1. Dapat menjadi bahan rujukan untuk
Deflectometer (LWD). menentukan nilai kondisi perkerasan
2. Bagaimana kualitas struktur perkerasan jalan untuk Dinas Pekerjaan Umum dan
jalan dengan metode Benkelman Beam Bina Marga.
(BB) dan Light Weight Deflectometer 2. Menambah wawasan dalam ilmu
(LWD) untuk mengukur lendutan balik pengetahuan tentang penilaian
dan lendutan langsung yang perkerasan jalan berdasarkan metode
menggambarkan kekuatan stuktur Benkelman Beam (BB) dan Light Weight
perkerasan jalan. Deflectometer (LWD).
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini F. Keaslian Penelitian
adalah: Tugas akhir dengan judul
1. Menilai kondisi struktur jalan “Perbandingan Alat Benkelman Beam Dan
menggunakan alat Light Weight Light Weight Deflectometer Dengan Metode
Deflectometer (LWD) Lendutan Balik (studi kasus: ruas jalan
2. Membandingkan lendutan dari alat Klangon-Tempel KM 21+000-23+000 Kec.
Benkelman Beam (BB) dan Light Weight Moyudan, Kab. Sleman, Daerah Istimewa
Deflectometer (LWD). Yogyakarta)” disetujui, dan telah melalui
3. Menentukan modulus elastisitas pada tahap pengujian kepustakaan, sehingga
permukaan dan subgrade perkerasan diketahui belum ada tugas akhir yang
jalan dengan metode Light Weight mengangkat permasalahan ini, penelitian ini
Deflectometer (LWD). dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji
4. Menghitung structural number (SN) buku-buku dan literatur-literatur yang sesuai
bedasarkan AASHTO 1993. dengan kajian permasalahan dalam penulisan
tugas akhir ini, sehingga hasil kajian dalan
tugas akhir ini dapat dikatakan aktual dan asli
2
serta dapat dipertanggungjawabkan secara Tabel 2.2 Klasifikasi Kelas Jalan
ilmiah. Dimensi MST Kecepatan Maksimal
Kendaraan (m) Maks (km/jam)
Kelas Peranan
Panjang Lebar Ton Primer Sekunder
Arteri &
BAB II I Kolektor 18 2,5 10 100/80 -
3
D. Bagian-bagian Jalan dimana:
Apabila merujuk pada Peraturan E = modulus elastisitas (MPa)
Direktorat Jendral Bina Marga Tahun 1997, d0 = penurunan yang diukur (mm)
bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat v = Rasio Poisson
jalan (Rumaja), ruang milik jalan (Rumija) σ0 = tegangan terapan (MPa)
dan ruang pengawasan jalan (Ruwasja). Dan a = jari-jari pelat (mm)
adapun uraian mengenai bagian jalan tersebut f = faktor bentuk tergantung pada distribusi
sebagai berikut tegangan
5
Tabel 3.4 Koefisien drainasi (m) untuk
memodifikasi koefisien kekuatan relatif material
untreated base dan subbase pada perkerasan lentur
Persen waktu struktur
perekerasan dipengaruhi oleh Mulai
kadar air yang mendekati jenih
Kualitas ˃ 25
˂ 1 % 1-5 % 5-25% Indentifikasi Masalah
drainase %
1,40 – 1,35 – 1,30 –
Baik 1,20 Kajian Studi Pustaka
1,30 1,30 1,20
sekali
1,35 – 1,25 – 1,15 –
1,00 Kajian Landasan Teori
Baik 1,25 1,15 1,00
1,25 – 1,15 – 1,00 –
0,80
Sedang 1,15 1,05 0,80
Metode Penelitian
1,15 – 1,05 – 0,80 –
0,60
Jelek 1,05 0,80 0,60
Pengumpulan Data
1,05 – 0,80 – 0,60 –
Jelek 0,40
0,95 0,75 0,40
sekali
A B
BAB IV
METODE PENELITIAN
B
A. Lokasi Penelitian A
Pada penelitian ini mengambil studi kasus pada ruas
Jalan Klangon-Tempel, Kecamatan Moyudan, Data Sekunder: Data Primer:
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Data Tebal dan Data lendutan uji Light
Weight Deflektometer
Jenis Lapis
dengan ruas jalan yang menjadi topik penelitian Perkerasan
(LWD) berupa d0, d1 dan d2
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal Structural Analisa Data dengan Metode
Number LWD Boussinesq
bulan Mei 2017, ketika memasuki musim
kemarau, sehingga pelaksanaan penelitian
berjalan dengan lancer, tidak terganggu oleh Hasil
hujan.
Pembahasan
C. Tahap Penelitian
Tahap penelitian pengujian lendutan pada Kesimpulan dan Saran
perkerasan lentur dilakukan pada ruas jalan Klangon-
Tempel, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman.
Selesai
Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan alat Light
Weight Deflektometer (LWD) dapat dijelaskan pada
bagan alir yang ditunjukan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian
6
a. Alat Light Weight Deflektometer
Terdiri dari batangan dengan panjang total
Mulai ( ± 2) m, dengan perlengkapan sebagai
berikut:
1) Hammer dengan berat 12 Kg
Data Primer dan
Sekunder
2) Bantalan karet
3) Cover sensor utama
Analisa Beban transduser 4) 3 buah sensor
5) Laptop
Menghitung tegangan b. Troli
Troli yang dingunakan dengan dimensi
terapan
100x60 cm
c. Payung
Menghitung Modulus
Elastisitas Payung digunakan untuk melindungi
laptop
Membandingkan d0 LWD dengan dB BB d. Perlengkapan keamanan bagi petugas
survei dan tempat pengujian. (Gambar 4.6)
sebagai berikut :
1) Tanda batas kecepatan lalu lintas pada saat
Selesai melewati tempat pengujian ditempatkan
lebih kurang 50 m di depan dan di
Gambar 4.2 Bagan Alir Analisa Data dengan belakang truk.
Metode Lendutan Pd. T-05-2005-B 2) Lampu tanda peringatan.
3) Bendera yang selalu dipasang pada truk
P selama pengujian.
D. Metode Pengumpulan Data 4) Tanda pengenal pada kain yang dipasang
Adapun data yang dibutuhkan dalam pengumpulan pada truk di bagian depan dan
data Lendutan adalah sebagai berikut: bagianbelakang.
1. Pengamatan pendahuluan 5) Tanda pengamanan lalu lintas yang
2. Kajian sudi pustaka guna proses evaluasi dan dipegang oleh petugas (tanda
perencanaan “STOP/JALAN’).
3. Kajian landasan teori 6) Pakaian khusus petugas yang warnanya
4. Menentukan kebutuhan data dapat dengan mudah dilihat oleh
pengendara lalu lintas (misalnya pakaian
E. Data dan Sumber Data berwarna kuning).
Adapun data yang digunakan pada penelitian ini 7) Kamera untuk foto dokumentasi.
antara lain sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yang digunakan pada penelitian 2. Personil
ini antara lain sebagai berikut: Personil yang diperlukan pada saat pengujian di
a. Data Lendutan lapangan adalah:
2. Data Sekunder a. Dua orang petugas pengamanan lalu lintas.
Data sekunder yang digunakan pada b. Dua orang operator alat Light Weight
penelitian ini antara lain sebagai berikut: Deflektometer.
a. Data Tebal dan Jenis Lapis Perkerasan
Beraspal (Existing) 3. Pengukuran lendutan
b. Data dari penelitian sebelumnya Pengukuran lendutan dilakukan pada
permukaan perkerasan lentur dengan jarak yang
sudah ditentukan, dihindari titik yang telah
F. Peralatan dan Tata Cara Pemakaian
mengalami kerusakan permukaan jalan seperti
Alat Light Weight Deflektometer
pelelehan aspal (bleeding) atau retak (cracking),
1. Adapun alat yang digunakan guna
Adapun cara pengukuran lendutan sebagai
mendukung pengambilan data primer
berikut :
dilapangan pada perkerasan lentur dengan
1) menentukan titik pengujian pada ruas jalan.
alat Light Weight Deflektometer diantaranya
adalah:
7
2) menentukan titik pada permukaan jalan yang 21+350 1614 157.4 52.9 29.8 570 37
akan diuji dan diberi tanda plus (+) dengan 1614 687.7 85.5 46 130 37
21+400
cat semprot.
21+450 1614 489.2 72.4 41.9 183 37
3) menentukan letak dari sensor d1 dan d2 dengan
jarak masing-masing 75cm dari sensor utama 21+500 1614 708.7 67 37.6 127 37
(d0). 21+550 1614 455.9 53.2 33.5 197 37
4) Langkah selanjutnya sambungkan alat pada
21+600 1614 617.8 56.8 32.3 145 37
laptop lalu setting laptop.
5) Setelah langkah di atas dilakukan selanjutnya 21+650 1614 258 56.6 34.6 348 37
menaikan hammer lalu jatuhkan. 21+700 1614 624.7 68.3 39.9 144 37
6) Selanjutnya data lendutan secara otomatis 1614 287.1 52.8 32.2 312 37
21+750
akan masuk ke laptop.
21+800 1614 227.2 52.6 35.1 395 37
7) Kemudian data akan dianalisis dengan
perhitungan menggunakan aplikasi Matlab. 21+850 1614 251 46 29.6 357 37
8) Setelah langkah diatas lanjutkan pengujian 21+900 1614 139.9 37.1 25.2 641 37
dengan cara seperti langkah-langkah
21+950 1614 564.4 65.6 34.3 159 37
sebelumnya.
22+000 1614 180.1 41.2 27.6 498 37
BAB V 22+050 1614 683 55.1 31 131 37
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1614 218.4 38.7 28.3 411 37
22+100
A. Data Geometrik Jalan
22+150 1614 686.4 38.4 28.3 131 37
Adapun data ruas jalan yang dijadikan sebagai studi
kasus penelitian dapat dijabarkan pada table 5.1 22+200 1614 266.7 40.1 28.7 336 37
sebagai berikut: 22+250 1614 457.7 59.9 34.1 196 37
Tabel 5.1 Data Geometri Ruas Jalan Goa Selarong 1614 258.6 53.8 32.7 347 37
Deskripsi Keterangan 22+300
Nama jalan Gedongan Tempel 22+350 1614 326.8 63.6 37 275 37
Ruas jalan Klangon-Tempel
22+400 1614 419.1 48.8 31.1 214 37
Lokasi Klangon-Tempel,Kab.Sleman, Daerah
Istimewah Yogyakarta 1614 686.7 48.3 32.1 131 37
22+450
Titik Pengamatan Km 21+000 – km 23+000
Lebar Perkerasan 5m 22+500 1614 259.2 66.6 39.6 346 37
Tebal Perkerasan 10 cm 1614 204.8 51 33.6 438 37
22+550
Jenis Perkerasan Asphalt-Concrete Base Course (AC-BC)
Tipe Perekrasan 2/2 UD 22+600 1614 773.6 71.4 43.8 116 37
Fungsi Jalan Kolektor 1614 727.5 67.3 41.5 123 37
Medan Datar 22+650
Marka Jalan Ada 22+700 1614 255 51.6 33.4 352 37
Adapun data lendutan hasil pengujian dapat 22+850 1614 1031 81 45.2 87 37
dijabarkan pada Table 5.2. 22+900 1614 898.1 81.7 55.2 100 37
ELWD
STA Beban d0 d1 d2 Suhu 800
(Alat)
Modulus Elastic (MPa)
600
21+000 1614 412.4 90.6 43.5 218 37 400
21+050 1614 623.8 88.4 46.6 144 37 200
1614 646.2 82.2 47.3 139 37 0
21+100
21+000
21+150
21+300
21+450
21+600
21+750
21+900
22+050
22+200
22+350
22+500
22+650
22+800
22+950
21+300 1614 421.2 70.1 40.5 213 37 Gambar 5.1. Hasil Pengukuran Modulus
Elastisitas
8
C. Analisa Perhitungan ELWD (Modulus
Elastisitas) = 217,6041049 Mpa
Analisa ELWD dengan metode LWD Boussinesq
pada ruas jalan Klangon-Tempel, sedangkan untuk Berdasarkan hasil analisis perhitungan ELWD
Analisa perhitungan lendutan terkoreksi (dB) adalah sebagai berikut seperti pada Tabel 5.3.
menggunakan rumus sesuai perhitungan metode Tabel 5.3 Hasil analisa ELWD
lendutan (Pd T-05-2005-B). Adapun perhitungan Beban
ELWD
ELWD pada ruas jalan Klangon-Tempel berdasarkan STA d0 d1 d2 (Analisis)
(Ton)
(Mpa)
pada data primer yang berupa data lendutan,
sedangkan untuk lendutan terkoreksi berdasarkan data 21+000 1.614 0.4124 0.0906 0.0435 217.6041049
sekunder dari penelitian sebelumnya. 21+050 1.614 0.6238 0.0884 0.0466 143.860104
Deflectometer dapat dilihat pada Tabel 5.2. 21+200 1.614 0.3296 0.093 0.0885 272.2692137
9
22+800 1.614 0.7714 0.0687 0.0459 116.3338512 dengan metode beban pelaksanaan menggunakan
1.614 1.031 0.081 0.0452 87.04164195
beban impuls didapatkan hasil pada Tabel 5.4.
22+850
Sedangkan, pengujian menggunakan alat
22+900 1.614 0.8981 0.0817 0.0552 99.92198291
Benkelman Beam (BB) pada ruas jalan yang sama
22+950 1.614 0.888 0.0807 0.0535 101.0584829 dengan metode pelaksanaan menggunakan beban
23+000 1.614 0.4086 0.0863 0.0471 219.6278337 statis didapatkan hasil pada Tabel 5.4.
600 d0
STA Lendutan terkoresi (BB)
(LWD)
500
400
21+000 0.4124 0.5030928
300
21+050 0.6238 0.81144
200
100 21+100 0.6462 0.7465248
0 21+150 0.499 0.7952112
21+000
21+150
21+300
21+450
21+600
21+750
21+900
22+050
22+200
22+350
22+500
22+650
22+800
22+950 21+200 0.3296 0.6978384
21+250 0.759 0.4706352
Stasioning
21+300 0.4212 0.40572
21+350 0.1574 0.5193216
Gambar 5.2.Hasil Perhitungan Modulus
Elastisitas (Analisis) 21+400 0.6877 0.7789824
21+450 0.4892 0.6816096
Dari hasil analisis data pengujian, dapat 21+500 0.7087 1.136016
disimpulkan bahwa alat Light Weight
21+550 0.4559 0.7465248
Deflectometer (LWD) ini menggunakan metode
LWD Boussinesq, hal ini terbukti dari Gambar 5.3. 21+600 0.6178 0.243432
21+650 0.258 0.3732624
10
22+850 1.031 0.730296 Berdasarkan tabel koefisien
22+900 0.8981 0.568008
kekuatan relatif yang bersumber
dari SKBI 2.3.19887/SNI 03-1732-
22+950 0.888 0.486864
1989
23+000 0.4086 0.2921184
2) Data tebal perkerasan
1.4 a. Lapis permukaan = 10 cm
y = 0.1692x + 0.558 b. Lapis pondasi atas = 15 cm
1.2 R² = 0.0354
1 c. Lapis pondasi bawah = 15 cm
d0 (LWD)
11
perkerasan Laston dengan analisis persegmen dapat pada ruas jalan Klangon – Tempel, Kec. Moyudan,
dipaparkan pada Tabel 5.5 Kab. Sleman, menggunakan alat Light Weight
Deflectometer (LWD), maka dapat diberikan
Tabel 5.5 Hasil Analisis Lapis Tambah (overlay) kesimpulan sebagai berikut :
Dan Strukctural Number (SN) Berdasarkan 1. Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh
Panduan Pd T-05-2005-B dan Pt-T-01-2002 modulus elastisitas jalan dimana metode yang
Modulus Stabilitas Tebal strucktural digunakan adalah LWDBoussinesq, dengan
Jenis Resilient Marshall Lapis Number
Segmen
Perkerasan Tambah
nilai rata-rata 239,9 MPa.
(MPa) Kg cm (SN) 2. Pada penelitian ini perbandingan lendutan d0
1 Laston 2000 800 4 5,8 dan dB tidak ada hubungan antara defleksi dari
2 Laston 2000 800 -1 3,8 metode LWD dan BB disebabkan perbedaan
3 Laston 2000 800 8 7,4
metode alat. Light Weight Deflectometer
4 Laston 2000 800 2 5
5 Laston 2000 800 2 2,25 (LWD) berdasarkan beban impuls dengan
6 Laston 2000 800 1 4,6 massa 12 kg, sedangkan Benkelman Beam
7 Laston 2000 800 2 2,25 (BB) berdasarkan beban statis dari truk yang
8 Laston 2000 800 9 8,2 bermassa 11 ton.
9 Laston 2000 800 6 6,6
3. Dari hasil penelitian didapatkan hasil untuk
10 Laston 2000 800 1 2,1
nilai rata-rata modulus elastisitas
menggunakan alat Light Weight
Dalam penelitian ini didapat nilai tebal lapis
Deflectometer (LWD) adalah 239,9 MPa,
tambah yang diperlukan untuk ruas jalan Klangon -
sedangkan untuk nilai rata-rata modulus
Tempel untuk dapat melayani beban lalu lintas selama
elastisitas untuk subgrade perkerasan jalan
10 tahun sebanyak 1.950.000 ESA, nilai lendutan
adalah 88,95 MPa.
yang terburuk yaitu sebesar 9 cm. Seperti
4. Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh
yang telah dipaparkan pada Tabel 5.6
modulus elastisitas jalan berdasarkan jenis
lapis pondasi dan koefisien kekuatan relative
Tabel 5.6 Hasil Akhir Analisis Lapis Tambah
pada ruas jalan tersebut adalah untuk lapis
(overlay) dan Strucktural Number (SN)
permukaan dengan jenis perkerasan Laston,
Berdasarkan Panduan Pd T-05-2005-B dan Pt-T01-
kekuatan koefisien relatif sebesar 0,4
2002
Modulus Stabilitas Tebal strucktural
danketebalan 10 cm didapat modulus
Jenis Resilient Marshall Lapis Number elastisitas sebesar 365.000 psi, pada lapis
Perkerasan Tambah pondasi atas dengan jenis perkerasan
(MPa) Kg Cm (SN) menggunakan jenis stabilitas tanah dengan
Laston 2000 800 9 8,2
semen, koefisien kekuatan relatif sebesar 0,13
dan ketebalan 15 cm didapat modulus
Dan adapun nilai modulus elastisitas yang
elastisitas sebesar 5,90 x 105 psi, danpada
didapat dari hasil analisis untuk setiap jenis lapis
lapis pondasi bawah menggunakana gregat
pondasi dapat dipaparkan Tabel 5.7.
kelas A dengan koefisien kekuatan relatif
0,15 dengan ketebalan 15 cm didapat
Tabel 5.7 Hasil Analisa Modulus Elastisitas
modulus elastisitas sebesar 18.000 psi.
Berdasarkan Panduan Pt-T-01-
2002
Jenis Kekuatan Tebal Modulus
perkerasan Relatif Perkerasan B. SARAN
Laston 0,4 10 cm 365.000 psi
CTB 0,13 15 cm 5,90 x 105 psi Dalam tugas akhir ini peneliti hanya menghitung
Agregat kelas A 0,15 15 cm 18.000 psi
nilai structural number untuk metode Benkelman
Beam yang didapatkan dari data penelitian
sebelumnya, sedangkan untuk metode Light Weight
BAB VI
Deflectometer ,peneliti hanya menghitung nilai dari
KESIMPULAN DAN SARAN modulus elastisitas untuk penelitian berikutnya
diharapkan adanya hitungan tebal lapis tambahan
A. KESIMPULAN menggunakan alat Light Weight Deflectometer.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
dengan data primer dan data sekunder dari
penelitian sebelumnya dengan metode lendutan
balik menggunakan pedoman LWD Bousseinesq
12