Anda di halaman 1dari 2

Latar belakang

Inflamasi merupakan gangguan yang sering terjadi pada manusia serta binatang, yang
ditandai dengan timbulnya kemerahan, panas, pembengkakan, rasa nyeri yang mengganggu, dan
hilangnya fungsi dari jaringan. Inflamasi ini adalah respons terhadap cedera jaringan dan
infeksi . Respon ini adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi/merusak organisme yang
menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan.
Inflamasi merupakan suatu respon protektif untuk menghilangkan etiologi berupa
mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika serta membuang sel dan
jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan sel. Tujuan akhir dari respon inflamasi yaitu
menarik protein plasma dan fagosit ke tempat yang mengalami cedera agar dapat mengisolasi,
menghancurkan, atau menginaktifkan agen yang masuk, membersihkan debris dan menyiapkan
jaringan untuk proses penyembuhan. Inflamasi dapat terjadi secara lokal, sistemik, akut, maupun
kronik. Respon inflamasi lokal ditandai dengan bengkak, panas, sakit, dan kemerahan. Pada abad
ke-2, Galen menambahkan pertanda inflamasi yang kelima yaitu, kehilangan fungsi jaringan
yang mengalami inflamasi
Obat antiinflamasi,yaitu steroid dan nonsteroid memiliki banyak efek samping sehingga
banyak dilakukan pengembangan antiinflamasi yang berasal dari bahan alam, terutama pada
tanaman. Tanaman yang terbukti secara ilmiah memiliki khasiat sebagai antiinflamasi
diantaranya daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Shecff.) Boerl.), rimpang kencur
(Kaempferiae galanga L.), daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lamk.), kelopak bunga
rosela merah (Hisbiscus sabdariffa), serta bunga dan daun asam jawa (Tamarindus indica) dan
masih banyak lagi.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan jenis tanaman yang dapat digunakan
sebagai bahan obat. Bangsa Indonesia telah lama melakukan berbagai penyembuhan penyakit
secara tradisional dengan menggunakan sebagian atau seluruh tanaman yang telah dilakukan
sejak dahulu, dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat
Indonesia banyak yang menggunakan tanaman sebagai bahan obat, karena banyak orang
beranggapan bahwa obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintetis dan tidak
memiliki efek samping yang merugikan bila penggunaannya kurang tepat. Meskipun demikian
masih perlu diketahui mengenai informasi yang memadai tentang kelebihan dan kelemahan.
Banyak industri farmasi yang berlomba – lomba menciptakan produk obat dari bahan berbeda
dengan efek samping seminimal mungkin. Berbagai bentuk sediaan pun telah diformulasikan dan
diuji untuk mengoptimalkan target terapi dan memperkecil efek samping. Disisi lain ekstrak
herbal hadir dengan berbagai potensi efek terapi salah satunya sebagai antiinflamasi dengan
keunggulan bahan alam cenderung lebih aman dan memiliki berbagai kandungan fitokimia
herbal sebagai zat aktif.

Anda mungkin juga menyukai