TAHUN 2017
Kinerja Puskesmas Cisarua pada tahun 2015 berdasarkan self assessment melalui
Penilaian Kinerja Puskesmas berada pada kategori kinerja Sedang (84,80)
Table. Penilaian Kinerja Puskesmas Cisarua tahun 2015
CAKUPAN KINERJA
PENCA
No. JENIS KEGIATAN SASARAN (4/3 X TARGET (5/6 X
PAIAN
100%) 100%)
1 2 3 4 5 6 7,0
I. UPAYA KESEHATAN WAJIB
PELAYANAN IMUNISASI
DASAR
1 Cakupan BCG 1. 91,07 98,0 92,
210 1.102 0 93
2 Cakupan DPTHB 1 1. 91,32 98,0 93,
210 1.105 0 19
3 Cakupan DPTHB 3 1. 91,57 90,0 101,
210 1.108 0 74
4 Cakupan Polio 4 1. 90,41 90,0 100,
210 1.094 0 46
5 Cakupan Campak 1. 90,25 90,0 100,
210 1.092 0 28
PELAYANAN IMUNISASI
LANJUTAN
3. Analisa Epidemiologi
Dalam kurun Waktu 5 tahun terakhir wilayah Cisarua merupakan endemic penyakit
menular Diare. Persebaran kasus tersebut merata di semua desa. Penemuan kasus Diare
pada tahun 2015 650 kasus dara sasaran 34.305 (20,39%). Rendahnya penemuan kasus
tersebut, karena penemuan tersebut hanya kasus yang datang ke Puskesmas. Ke
depannya perlu dibuatkan MOU dengan pelayanan kesehatan swasta.
Terjadi perubahan struktur epidemiologi di wilayah Cisarua yaitu dengan semakin
meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan signifikan secara statistic.
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Wilayah kecamatan Cisarua merupakan bukan endemis DBD, karena letak Puskesmas
Cisarua berada di daerah pegunungan dengan hasil pemeriksaan jentik nyamuk >95%
desa bebas jentik nyamuk DBD. Jumlah kasus DBD pada tahun 2015 ada 2 kasus tanpa
ada kematian akibat DBD. Akan tetapi untuk mengantifasi, Puskesmas Cisarua
melakukan Gerakan GEBRAG DBD yang merupakan strategi Bupati Bogor dalam
mengantisipasi peningkatan kasus DBD, yaitu dengan :
1) Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik
2) Gerakan Psn Berkelanjutan
b. Diare
Penyakit diare merupakan penyakit menular endemis dan musiman yang erat kaitannya
dengan perilaku masyarakat. Pada tahun 2015 terjadi 650 kasus, kasus diare meliputi
seluruh tingkatan diare mulai ringan, sedang hingga berat.
Sebaran kasus diare merata di seluruh desa di kecamatan Cisarua (5 desa). Jumlah
perkiraan penderita diare di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
(Perkiraan penderita ( 411 / 1000 x jumlah penduduk) x 10% (tiap kabupaten/ Kota
berbeda).
Gambar.
Grafik Cakupan Diare Tahun 2015
Analisa berdasar waktu, terjadi kecenderungan peningkatan yang menetap pada bulan
Juni, Oktober dan Desember.
Gambar
Dari grafik diatas dapat dilihat kasus diare mulai meningkat pada bulan Mei
sampai November dengan puncaknya terjadi pada bulan September. Dengan
melihat data ini, Puskesmas Cisarua mempelajari pola kasus diare sehingga
pada tahun 2015 dapat segera diatasi dan dilakukan upaya antisipasi.
c. Pneumonia Pada Balita.
Kasus Pneumonia pada Balita pada tahun 2015 sebanyak 8 kasus atau 12,90% dari
target penemuan kasus di Puskesmas Cisarua sebanyak 62 kasus.
d. TB Paru
Cisarua termasuk daerah yang rawan atau daerah dengan prevalensi TBC yang
tinggi.Tetapi penemuan kasus penderita TB Paru menurun masih rendah.
Tabel. Prevalensi TB Paru di UPT Puskesmas Cisarua Tahun 2015
JUMLAH PENDERITA
BTA
Xtra
No Puskesmas – Ro BTA + Konversi Sembuh
Paru
+
N n % n % n % n %
1 Cisarua 2 28 46,67 0 0 7 100 7 100
Dari grafik 4.30 tersebut tergambar bahwa pencapaian hasil program P2 TB Paru dari
3 indikator TB Paru mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil ini masih dapat
dimaksimalisasi mengingat hasil tersebut merupakan passive case finding.
A. Identifikasi Masalah
Table .Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas (self assesment) Puskesmas Cisarua Tahun
2015
CAKUPAN KINERJA
PENCA
No. JENIS KEGIATAN SASARAN (4/3 X TARGET (5/6 X
PAIAN
100%) 100%)
1 2 3 4 5 6 7
PELAYANAN IMUNISASI
DASAR
sumber: pkp.pkm.jgl/2015
2. Berdasar SPM- MDGs
Table. Output Puskesmas Cisarua Tahun 2015 Berdasar SPM -MDGs
Kesenjangan
No Indikator SPM Target Capai
% Pencapaian Target SPM Bid.Kesehatan
1 Cak. Kunjungan Bumil ( K4) 97 70,74 26,26
2 Cak. Komplikasi Kebidanan Yg Ditangani 80 96,86 +16,86
3 Cak. Pertolongan Persalinan Nakes berkompeten 90 78,38 11,62
4 Cak. Pertolongan Nifas 90 61,55 28,45
5 Cak. Neonatus Dg Komplikasi Ditangani 80 47,87 32,13
3. Diagnosis Reading
Dari beberapa kegiatan upaya pelayanan kesehatan wajib dan pengembangan serta mutu
layanan puskesmas, didapatkan beberapa upaya/program belum mencapai target. Maka
berdasarkan data empiris dan kemampuan analisis yang ada disampaikan beberapa
masalah, harapan, kenyataan beserta rencana tindak lanjutnya sebagai berikut :
a. Identifikasi Masalah Berdsarkan Pencapaian Program
Table. Identifikasi masalah di Puskesmas Cisarua tahun 2015
No UPAYA HARAPAN KENYATAAN SAAT INI RENCANA TINDAK
KESEHATAN/KEGIATAN LANJUT
UPAYA KESEHATAN WAJIB
1 PROMOSI KESEHATAN
Cak. Penyuluhan kelompok oleh Penyuluhan dilakukan sebanyak Baru 66,67% penyuluhan Penyuluhan dalam gedung
petugas 96 kali kelompok dilakukan terjadwal
Cak. Pembinaan UKBM dilihat 65% UKBM (Posyandu Baru 28,36% UKBM pembinaan Posyandu 2017 dgn
melalui prosentase (%) Posyandu purnama & Mandiri) (Posyandu purnama & harpan 65% Posyandu menjadi
purnama & mandiri Mandiri) purnama & mandiri
2 UPAYA KES. LINGKUNGAN
Cakupan pengawasan Rumah Sehat Kondisi Rumah sehat & Jamban Kondisi rumah dan jamban Integrasi dan kolaborasi
Cakupan pengawasan SAB sehat 75% dari jumlah rumah & sehat < 75% dari jumlah pembinaan dan pengawasan dgn
Cakupan pengawasan Jamban jamban rumah & jamban lintas program dan lintas sektor
Cakupan pengawasan SPAL Kondisi SAB & JSPAL sehat Kondisi SAB dan SAPL sehat
80 % dari jumlah rumah & < 80% dari jumlah rumah &
Cakupan pengawasan TTU jamban jamban
Pengawasan TPM Kondisi TTU dan TPM sehat
Kondisi TTU & TPM sehat < 75% dari jumlah rumah &
75% dari seluruh TTU & TPM jamban
3 UPAYA KIA & KB
Cakupan kunjungan bumil, linakes, Seluruh desa dengan kinerja Cakupan upaya kesehatan Integrasi dan kolaborasi
ibu nifas cakupan bidang KIA mencapai ibu belum mencapai target pembinaan KIA dgn lintas
target program dan lintas sektor
Cak. Pelayanan Anak Balita Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pelayanan anak balita Koordinasi pelaynan dgn
sesuai target masih sangat rendah optimalisasi penggerakan
sasaran
UPAYA KESEHATAN
PENGEMBANGAN
6 UPAYA PERAWATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
Cakupan pembinaan terhadap Cakupan Upaya Perawatan Cakupan Upaya Perawatan Optimalisasi kinerja perkesmas
keluarga rawan kesehatan Kesehatan Masyarakat sesuai Kesehatan Masyarakat melalui pendekatan lintas
target sangat kurang program
7 UPAYA KES. GIGI & MULUT
Cakupan pembinaan dan Cakupan pembinaan dan Cakupan pembinaan Optimalisasi kinerja perkesmas
pemeriksaan kesehatan gigi dan pemeriksaan kesehatan gigi kesehatan gigi dan mulut di melalui pendekatan lintas
mulut di TK dan mulut di TK sesuai target TK masih rendah program
Cak. Penanganan siswa SD yang Seluruh siswa SD yg Baru 72,14% siswa SD yg Koordinasi lintas sektor dengan
membutuhkan per. kes Gigi membutuhkandapat per kes membutuhkan mendapat per membuat surat rujukan ke
gigi kes gigi Puskesmas
9 UPAYA KES. JIWA
Cak penanganan pasien terdeteksi Seluruh pasien jiwa yg Baru 85% pasien jiwa yg Koordinasi lintas program &
gg jiwa terdeteksi mendapat penangan terdeteksi mendapat lintas sektor
penangan
9 MUTU PELAYANAN UPT
PUSKESMAS CISARUA
a. Cakupan SPAL Cakupan pengawasan SPAL Cakupan pengawasan SPAL Optimalisasi pembinaan kesling
sesuai target belum sesuai target berkolaborasi dgn forum desa
siaga
b. Drop out pelayanan ANC (K1– Tidak Terdapat Drop Out Drop Out Pelayanan ANC Optimalisasi pembinaan kelas
K4) Pelayanan ANC masih cukup tinggi ibu
c. Persalinan oleh Tenaga Cakupan persalinan sesuai target Cakupan persalinan belum Optimalisasi pembinaan ibu
Kesehatan sesuai target hamil pada K4
Pemeriksaan K4 sesuai standar
d. Pemeriksaan Antenatal sesuai Pemeriksaan K4 belum sesuai Sosialisasi dan pembinaan SOP
Standar (K4) Pelayanan bayi baru lahir sesuai standar K4 pada bidan
e. Kepatuhan terhadap standar standar Belum semua bayi baru lahir Sosialisasi dan pembinaan SOP
Pelayanan Bayi Baru Lahir (K4 diperiksa sesuai standar pelayanan bayi baru lahir pada
Lengkap) bidan
no Kebutuhan Dan Harapan masyarakat Sumber Keselarasan dengan Rencana tindak lanjut
upaya/program
1 Puskesmas meningkatkan pertolongan pada SMD Meningkatkan Cakupan Meningkatkan kemitraan
KIA/KB :
P2P :
PERKESMAS
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil)
Atas dasar skoring tersebut maka isu yang merupakan prioritas adalah Rendahnya cakupan
dan mutu program KIA
Berdasarkan hasil perhitungan matriks prioritas diatas, ditetapkan satu masalah utama
yang akan diintervensi yaitu masalah KESEHATAN IBU DAN ANAK yang
meskipun capaiannya secara umum mencapai target, namun secara kualitas pelayanan
masih kurang dan karena mempunyai daya ungkit terhadap IPM sementara di
lapangan masih sangat memerlukan pendekatan berkelanjutan.
Setalah didapatkan prioritas masalah selanjutnya dilakukan brainstorming untuk
mencari penyebab masalah dan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan.
Dari hasil brainstorming didapatkan beberapa hal yang menjadi penyebab masalah
antara lain sebagai berikut :
Man (Tenaga Kerja) : hal ini berkaitan dengan kekurangan pengetahuan dan
keterampilan dari sumber daya manusia
Metode : segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
Dana : hal yang berkaitan dengan segala pembiayaan
Sarana : ketiadaan spesifikasi kualitas bahan baku yang digunakan
Tempat&Lingkungan Kerja : tidak memerhatikan kebersihan, lingkungan kerja
tidak kondusif, kurangnya lampu penerangan, ventilasi yang buruk, bising, dan lain
sebagainya
Sarana :
Manusia :
Penyebab Masalah
Metode : Alat & sarana Dana : Lingkungan :
Belum - Pencatatan - Masyarakat msh
utk penyuluhan - Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.
optimalnya
laporan belum msh kurang. banyak yg blm - Faktor budaya / kebiasaan yang kurang baik masih
kinerja bidan
desa yang maksimal. . mempunyai mendominasi di masyarakat.
bertugas. - Belum optimalnya jaminan - Belum adanya MOU dengan sarkes swasta
. pelaksanaan SOP kesehatan. - Masih banyaknya dukun paraji
kegiatan KIA - Tarif kurang - Masih kurangnya peran kader MKIA
terjangkau. - Masih belum maksimalnya pelaksanaan Posyandu
Tertib RR
Kelas Ibu yang - Pembinaan yang berkesinambungan pada dukun
Alternatif Pemecahan
- Pembinaan & Pengadaan - Kerjasama lintas
berkesinambungan sarana sektor untuk paraji.
Evaluasi Kunjungan rumah
kepada bidan penyuluhaan kepersertaan - Meluruskan mitos - mitos & kebudayaan yg
dalam rangka ANC &
Masalah
desa secara melalui JKN BPJS. kurang baik di masyarakat secara bertahap.
PNC - Diadakannya - Pembinaan atau refresing kepada kader aktif
berkesinambu Sosialisasi P4K dan
ngan. tabulin. Posyandu.
tabulin - Pertemuan dengan linsek.
- Pelatihan Pendataan Sasaran
Program KIA - Pembinaan Posyandu menuju Purnama/Mandiri
- Membuat MOU dengan sarkes swasta
- Peningkatan frekwensi penyuluhan kepada masy
umum
Untuk menentukan prioritas penyebab masalah dilakukan voting kepada semua
petugas. Dari beberapa penyebab masalah tersebut kemudian ditetapkan bahwa
penyebab utama masalah KIA rendahnya mutu pelayanan KIA bersinergi dengan ASI
Eksklusif adalah kurangnya pembinaan Posyandu dan kurangnya komitmen serta
kemampuan analisis hasil kegiatan/program oleh petugas.
6. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah
Langkah selanjutnya merumuskan alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah
yang telah diprioritaskan dengan melakukan brainstorming kembali kepada petugas.
Hasil dari brainstorming selanjutnya adalah sebagai berikut :
Optimalisasi posyandu melalui peningkatan kapasitas kader posyandu/tokoh
masyarakat dan kinerja bidan desa, menuju Posyandu purnama atau mandiri,
sehingga fungsi sebagai posyandu multifungsi, kelas ibu, pembinaan kader, kelas
penanganan penyakit berbasis lingkungan dan surveilans
Peningkatan kinerja promkes bersinergi dengan semua upaya/program terutama
dalam penyuluhan kesehatan.
Meningkatkan peran serta masyarakat melalui optimalisasi Desa Siaga dengan
meningkatkan strata Posyandu, berperan aktif dalam penyuluhan terutama
penyuluhan dalam hal mitos yang tidak baik, serta pembinaan Paraji, membuat
tabulin, juga membuat MOU dengan sarana kesehatan swasta.
Meningkatkan peran lintas sektor dalam penggerakan, pelaksanaan dan monitoring
evaluasi semua upaya/program dan mendaftarkan masyarakat miskin untuk jadi
peserta BPJS yang ditanggung pemerintah daerah, serta pembinaan paraji.
Optimalisasi kompetensi bidan desa melalui pembinaan dan pelatihan program, serta
melakukan evaluasi kegiatan secara rutin melalui RR.
Mengingat tidak semua alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan secara terpisah, maka
dibuat penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah menggunakan matriks dengan unsur
penilaian sebagai berikut :
C = Capability (Ketersediaan sumber daya spt : dana, sarana dan peralatan)
A = Accessibility (Kemudahaan didasarkan pada ketersediaan metode, cara, teknologi
serta penunjang pelaksanaan)
R = Readiness (Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi
L = Leverage (Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan masalah yang dibahas)
Masing – masing unsur tersebut diberi rentang skor antara 1 sampai 5 dengan kriteria sebagai
berikut :
Nilai Kriteria
1 Tidak Sesuai
2 Kurang Sesuai
3 Cukup
4 Sesuai
5 Sangat Sesuai
7.2. KESIMPULAN
7.3. SARAN.
7.3.1. Kepada Dinas Kesehatan kab bogor
Sebagai regulator kebijakan dan pemasok sarana prasarana, diharapkan dapat berfungsi
secara maksimal. Dalam hal integrasi dan pola koordinasi antar bagian dan pengelola
upaya di tingkat Dinas Kesehatan dalam menjamin keberlanjutan pengadaan/penyediaan
sarana prasarana, optimalisasi tenaga kesehatan dan alih teknologi informasi, sehingga
RUK dan RPK yang telah disusun puskesmas sebagai jejaring pemberi layanan dapat
memberikan pelayanan yang sesuai dengan standart, peraturan perundangan, harapan dan
kebutuhan masyarakat terhadap peningkatan status kesehatan dan mengembangkan fungsi
prefentif promotif puskesmas .
7.3.2. Kepada Lintas Sektor
Seluruh RPK program kesehatan dan pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas tidak
sepenuhnya merupakan tanggungjawab Puskesmas saja. Sudah Terjalin keterlibatan
stakeholder terkait dalam memaksimalkan fungsi layanan, memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang kebijakan bidang kesehatan dan kepedulian seluruh elemen
masyarakat tentang pentingnya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat untuk
menjamin kemandirian mayarakat untuk hidup sehat . Semakin penting meningkatkan
koordinasi dan kerjasama dengan seluruh lintas sector sebagai motor penggerak dalam
memaksimalkan upaya-upaya kesehatan di masyarakat.