Anda di halaman 1dari 30

PEDOMAN PELAYANAN 

UNIT SIMRS
DI RSU IPI MEDAN

Jl. Bilal No.24 P.Brayan Darat Kec.Medan Timur Kota Madya Medan
Kode Pos 20239, Telp. (061) 6610072 Fax. (061) 6618457
Email : ritonga.imelda@gmail.com
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA
NO : 223/SK-DIR/RSU-IPI/MRMIK - REV 01/VII/2022

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN


UNIT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)
DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia, maka
diperlukan suatu system informasi yang bermutu tinggi
dalam membantu pekerjaan khususnya dibidang
administrasi dan manajemen Unit SIMRS.
b. Bahwa agar pelayanan system informasi manajemen
rumah sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Umum Imelda
Pekerja Indonesia dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya satu pedoman pelayanan sebagai landasan bagi
pelayanan unit SIMRS di Rumah Sakit Umum Imelda
Pekerja Indonesia.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan Keputusan
Direktur Rumah tentang Pemberlakuan pedoman
pelayanan Unit SIMRS.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi
Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/111/2008 Tentang Unit SIMRS;
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50/ MENKES/SK/I1998 Tentang Pemberlakuan
Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi
Kesepuluh;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tentang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
147/MENKES/PER/I/2010
Tentang Perizinan Rumah Sakit.
9. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi
Perizinan Rumah Sakit
10. Surat Keputusan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara Nomor: 445/654/DIS PM
PPTSP/6/VI.3/VII/2017 Tentang Pemberian
Perpanjangan Izin Operasional RSU Imelda Pekerja
Indonesia dengan Klasifikasi Kelas B kepada PT Imelda
Pekerja Indonesia untuk Menyelenggarakan Rumah
Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN PEDOMAN PELAYANAN UNIT SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) DI RSU
IMELDA PEKERJA INDONESIA

KESATU : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Unit SIMRS


(sebagaimana yang terlampir) sebagai pedoman pelayanan
Unit SIMRS di RSU Imelda Pekerja Indonesia dalam
melakukan pelayanan.

KEDUA : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan apabila


kemudian hari ditemukan adanya kekeliruan akan
dilaksanakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Medan
Tanggal : 04 Juli 2022
RSU Imelda Pekerja Indonesia

dr. Hedy Tan, MARS, MOG, SpOG


Direktur
KATA PENGANTAR

Kebutuhan akan data dan informasi saat ini berkembang sangat pesat, dilihat
dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Dengan telah berlakunya Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) maka
tersedianya data dan informasi mutlak dibutuhkan terutama oleh badan layanan
umum seperti rumah sakit.
Data dan Informasi tersebut setiap tahunnya mengalami perubahan seiring
dengan perkembangan jaman, sehingga revisi dalam Sistem Informasi Rumah Sakit
yang sudah ada saat ini mutlak dibutuhkan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu proses
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah sakit se-Indonesia. Sistem
Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit umum maupun khusus, baik yang
dikelola secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. SIMRS ini
merupakan penyempurnaan dari SIRS Revisi V yang disusun berdasarkan masukan
dari tiap Direktorat dan Sekretariat dilingkungan Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan. Hal ini diperlukan agar dapat menunjang pemanfaatan data yang
optimal serta semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan yang akan
datang.
Berdasarkan pengalaman pelaksanaan di Rumah Sakit, pedoman sistem
informasi rumah sakit tersebut belum dapat memberikan gambaran pencatatan
secara lengkap terhadap semua kegiatan di Rumah Sakit, sehingga dirasakan sangat
perlu untuk menyusun Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian
Data Rumah Sakit.
Diharapkan Buku Petunjuk teknis ini dapat menjadi suatu pedoman didalam
pengisian, pengolahan dan penyajian data rumah sakit yang tercantum didalam
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR
1171/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit mulai dari
Laporan Data Kegiatan Rumah Sakit (RL 1) sampai dengan Laporan Data (RL 5)
yang sudah diberlakukan sejak diundangkan tanggal 1 Juli 2011.

i
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam mewujudkan buku petunjuk teknis ini. Akhirnya
diharapkan agar Rumah Sakit dapat menggunakan Buku Petunjuk Pengisian dan
Pengolahan Data Rumah Sakit ini dalam melaksanakan Permenkes tersebut.

Medan, 04 Juli 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Tujuan Pedoman............................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup.................................................................................................................. 2
D. Definisi Operasional......................................................................................................... 3
E. Landasan Hukum............................................................................................................... 4

BAB II STANDAR KETENAGAAN


A. Kulifikasi SDM................................................................................................................. 6
B. Ditribusi Ketenagaan........................................................................................................ 6
C. Jadwal Kerja Shift............................................................................................................. 6

BAB III STANDART FASILITAS


A. Standart ruangan unit SIMRS........................................................................................... 7
B. Standart Software, Hardware dan Jaringan....................................................................... 7

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN UNIT SIMRS


A. Tatalaksan Pelayanan unit SIMRS.................................................................................... 11

BAB V LOGISTIK
A. Pengadaan barang komputer dan printer........................................................................... 17
B. Pengadaan Jaringan........................................................................................................... 17
C. Pengadaan alat saat emergency......................................................................................... 18

BAB VI KESELAMATAN PASIEN


A. Pengertian.......................................................................................................................... 19
B. Tujuan................................................................................................................................ 19

iii
C. Tatatlaksana keselamatan pasin........................................................................................ 19
D. Sasaran Keselatamatan Pasien.......................................................................................... 21

BAB VII KESELAMATAN KERJA


A. Perlindungan keselamatan kerja........................................................................................ 22
B. Faktor-faktor yang menimbulkan secelakaan dan penyakit dilingkungan kerja.............. 22

BAB VIII EVALUASI DAN PENGENALAN MUTU UNIT SIMRS


A. Evaluasi kelengkapan unit SIMRS.................................................................................... 24

BAB IX PENUTUP................................................................................................................ 25

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan, Rumah Sakit sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi
baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal sehingga perlu diupayakan peningkatan
pengelolaan informasi yang efesien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan
akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan
memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan Sistem Informasi berbasis
komputer.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang
diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, SIM-RS adalah sistem
komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan
kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
Secara umum SIM-RS harus selaras dengan bisnis utama (core bussiness) dari rumah
sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat kesehatan pasien atau rekam medis
(tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional (termasuk informasi sumber daya
manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data).

B. Tujuan Pedoman
a. Sebagai acuan dalam menggunakan SIM-RS dalam proses pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit serta proses manajerial non medis.
b. Sebagai acuan untuk melakukan proses maintenance SIM-RS baik dari segi
aplikasi maupun jaringannya seperti jaringan komputer dan perangkat kerasnya.

1
C. Ruang Lingkup
Pedoman SIM-RS ini juga menyediakan panduan bagi pengembangan sistem informasi secara
keseluruhan.
a. Planning
1. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
2. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur
3. Penyusunan berbagai program kerja SIMRS
4. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas
b. Action
1. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RSU
Imelda Pekerja Indonesia.
2. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM- RS.
3. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang
menggunakan aplikasi tersebut.
c. Monitoring dan Evaluation
SIM-RS RSU Imelda Pekerja Indonesia me-monitoring penggunaan aplikasi SIM,
me-maintenance aplikasi SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila
ada permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.
d. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring
yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi
dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi
perbaikan sistem pelayanan.
e. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan agar
sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik atau
unggul.

2
D. Definisi Operasional
a. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang
teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
b. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
c. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat
manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada
pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
d. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian
internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur
oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan,
atau suatu strategi bisnis.
e. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain
atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di dalam internet.
f. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat
berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.

3
E. Landasan Hukum (Referensi)
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2021 Tentang


Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan;

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


772/MENKES/SK/VI/2002 Tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
Bylaws);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 147/MENKES/PER/I/2010


Tentang Perizinan Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

6. Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 445/654/DIS PM


PPTSP/6/VI.3VIII/2017 Tentang Pemberian Perpanjangan Izin Operasional Rumah
Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Dengan Klasifikasi Kelas B;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi


Manajemen Rumah Sakit (SIMRS);

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit


Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk
analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya,
huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti
atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit


Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat
dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.

4
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit
Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah
pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
dan/atau masyarakat.

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit
dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM Programmer, IT dan Staf IT


1. Pendidikan minimal Diploma III/Sarjana Komputer
2. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML / PHP / Visual Basic
3. Menguasai struktur database khususnya MySQL-SQL Server
4. Diutamakan yang menguasai full stack developer (back end dan front end)
5. Menguasai struktur jaringan komputer
6. Diutamakan yang memiliki pengalaman dalam pengembangan SIM-RS dan mengerti
tentang manajemen RS
7. Jujur dan mempunyai etika yang baik

B. Kualifikasi SDM Staf SIM-RS


1. Pendidikan Diploma III / Sarjana Komputer dan Sarjana Kesehatan
Masyarakat
2. Mampu mengoperasikan komputer dengan baik
3. Familiar dengan istilah – istilah medis
4. Jujur dan mempunyai etika yang baik

C. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-RS pada RSU. Imelda Pekerja Indonesia dan tugas – tugas
yang dilakukan oleh petugas SIM-RS RSU. Imelda Pekerja Indonesia. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini berjumlah 15 orang dengan
jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.

D. Jadwal Kerja/Shift
Shift pagi : 08.00 – 16.00 Wib
Shift siang : 16.00 – 23.00 Wib
6
Shift malam : 23.00 – 08.00 Wib

7
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Standar Ruangan Unit Simrs Di RSU IPI


Di dalam unit SIM-RS di wajibkan memiliki minimal 2 ruangan yaitu 1
rungan server dan 1 ruangan kantor atau ruangan pengelola SIM-RS. Pada ruangan
server memiliki ukuran minimal 3 x 3 meter dan didalamnya 1 set perangkat Server
dengan 1 atau 2 unit AC yang hidup 24 jam secara bergantian sehingga suhu ruangan
tetap terjaga agar perangkat server tetap terjaga. Untuk ruangan kantor membutuhkan
luas minimal 30 m2 dan 1 unit AC.

B. Standar Softwere, Hardwere dan Jaringan


Dalam membangun SIM-RS tidak akan terlepas dari softwere, Hardwere dan
jaringan. Software yang digunakan di SIM-RS RSU. IPI yaitu menggunakan Bahasa
pemrograman Microsoft Visual Basic dan Bahasa Pemrograman berbasis WEB.
Database yang digunakan adalah SQL Server dan MYSQL. Sedangkan untuk
jaringan menggunakan jaringan LAN dan Wireles 802.11 dan didukung dengan
fasilitas internet dari PT. Telkom Indonesia.

Adapun hardwere yang ada di RSU IPI adalah sebagai berikut :


JUMLAH
NO NAMA RUANGAN NAMA FASILITAS
(UNIT)
CPU 3
Monitor 3
Printer Epson 2
1 Pendaftaran
Printer Barcode 1
TV 32 Inc 1
Finger Print 1
Rekam Medik CPU 5
Monitor 5

8
Printer Canon 1
2
CPU 8
ADM. BPJS Monitor 8
3
Printer Epson 2
CPU 2
4 ADM. Personalia Monitor 2
Printer Epson 2
CPU 3
5 ADM. Umum Monitor 3
Printer Epson 1
CPU 2
6 Ruang Adm JKK
Monitor 2
Printer Canon 2
CPU 2
7 Gudang Farmasi
Monitor 2
CPU 3
8
Monitor 3
Farmasi
Printer Epson 1
CPU 8
Monitor 8
9 Poly Spesialis
Printer Epson 1
TV 32 Inch 1
CPU 2
10 Unit Depo Spesialis
Monitor 2
CPU 1
11 Ruang Depo Umum
Monitor 1
CPU 2
12
Laboratorium Monitor 2
Printer Epson 1
Radiologi CPU 3

9
13 Monitor 3
Printer HP Laser Jet P1102 1
CPU 1
14 Ruangan Fisioterapi Monitor 1
Printer Epson 1
CPU Server 2
15 Ruangan Server
Monitor 2
CPU 2
Ruangan Adm. SIM-RS
17 Monitor 2
Printer Epson 1
CPU 10
18 Ruangan Rawat Inap
Monitor 10
CPU 1
19 ICU
Monitor 1
CPU 2
20 Ruangan Bedah (OK)
Monitor 1
CPU 1
21 Ruangan Koperasi Monitor 2
Printer Canon 1
CPU 1
22 IGD Kebidanan
Monitor 1
CPU 1

IGD Umum Monitor 1


23
Printer Gelang 1
CPU 1
24
Ruangan Kasir Monitor 1
Printer Canon 5
25 Ruangan Diklat CPU 1

Monitor 1

Printer Canon 1

10
26 Ruangan Komite PPI CPU 1

Monitor 1

Printer Canon 1
27 Ruangan Mutu CPU 1

Monitor 1
28 Ruangan Medicalchekup CPU 1

Monitor 1

Hp Laser jet P1102 1


29 Ruangan Endoscopy CPU 1

Monitor 1

Printer Epson 1
30 Ruangan Hemodialisa CPU 2

Monitor 2

Printer Canon 2

11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN UNIT SIMRS

A. Tatalaksana dan Manfaat Pelayanan Unit SIMRS


Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem
informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses
manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk
pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database personalia,
penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh
manajemen. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Imelda adalah sistem yang
terintegrasi pada semua bagian/unit di seluruh rumah sakit, SIMRS ini didesain
dengan teknologi informasi terbaru dan interface yang menarik sehingga mudah
digunakan.
Manfaat yang didapatkan Rumah Sakit dengan menggunaan SIMRS ini
adalah:
 Proses-proses manajemen rumah sakit bisa terintegrasi antara satu bagian
dengan bagian lainnya.
 Pengendalian stok obat dan alkes multi gudang (multi apotek / floorstock)
bisa dilakukan dengan lebih mudah karena posisi stock up to date-nya bisa
diketahui setiap saat.
 Penagihan kepada pasien bisa dibuat dalam sebuah single billing
statement untuk semua jasa perawatan yang telah diterima pasien.
 Riwayat penyakit dan perawatan (medical record) pasien bisa dikelola dan
dipanggil dengan cepat dan otomatis.
 Analisis statistik diagnosa dan pembedahan terhadap pasien telah
disesuaikan dengan standard yang telah ditetapkan WHO.
 Memudahkan proses budgeting dan pengendalian realisasinya.
 Memudahkan penyusunan rencana cash-flow dan pengendalian arus kas
maupun bank.
 Dengan SIMRS, resiko keterlambatan pembayaran atau penagihan hutang
piutang bisa dikurangi.
12
 Menjaga konsistensi data (data consistency) karena menggunaan data bersama
(data sharing) baik data master (database pasien, dokter, perawat, karyawan dan
obat) maupun data transaksi.
 Pemanfaatan data keluaran / output dari suatu modul oleh modul lain (sebagai
masukan / input) sehingga bisa dihindari adanya redundansi proses antar bagian.
 SIMRS memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan di semua unit, cepat
dan akurat.
 Pencetakan nota pembayaran, kuitansi, surat menyurat bisa dilakukan dengan
mudah.
 Efisiensi waktu entri data (entry time) karena hanya dilakukan sekali oleh bagian
yang paling berkompeten.
 Efisiensi kerja karyawan menjadi meningkat karena beberapa proses rutin seperti
pembuatan laporan atau perhitungan-perhitungan dilakukan secara otomatis dan cepat.
Dengan demikian karyawan lebih bisa berkonsentrasi kepada hal-hal yang bersifat
stratgis.

16
BAB V
LOGISTIK

Pengadaan logistik adalah pengadaan barang-barang yang sehari-hari


digunakan di Unit SIMRS. Pemesanan dilakukan dengan melengkapi formulir
pemesanan sebagai mana terlampir ke masing-masing tempat penyediaan logistik.
Untuk pengamprahan ini dibagi menjadi tiga, yaitu :

A. Pengadaan Barang Komputer dan Printer


Pengadaan barang cetakan mempunyai Tahapan Sebagai Berikut :
1. Perencanaan adalah penetapan jumlah barang kebutuhan untuk setiap unit di
Rumah Sakit
2. Pemesanan adalah pengajuan pemesanan ke bagian pengadaan dengan
pengisian format yang telah ditetapkan.
3. Penyimpanan adalah penyimpanan barang disimpan diruangan penyimpanan
4. Laporan adalah catatan yang ditulis dalam buku serah terima barang dengan
unit-unit terkait.

B. Pengadaan Jaringan
Pengadaan Jaringan Mempunyai Tahapan Sebagai Berikut :
1. Perencanaan adalah penetapan jumlah titik client yang akan menggunakan
aplikasi SIMRS dan yang membutuhkan printer..
2. Pemesanan adalah pengajuan pesanan ke bagian pengadaan barang dengan
pengisian format yang ditetapkan.
3. Penyimpanan adalah tempat penyimpanan alat yang dibutuhkan.
4. Laporan adalah laporan ditulis dalam buku pemesanan yang dilaporkan setiap
pemesanan alat rumah tangga.

17
C. Pengadaan Alat saat emergency
Pengadaan alat saat emergency Mempunyai Tahapan Sebagai Berikut :
1. Membuat daftar kebutuhan alat, kemudian mengajukan ke bagian pengadaan
dan membeli alat tersebut secepatnya sehingga penanganan masalah bisa
cepat teratasi.
2. Membeli langsung kebutuhan yang memerlukan penanganan cepat,
selanjutnya menukarkan bon pembelian kebagian keuangan dengan
persetujuan pimpinan terdahulu.

18
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana Rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk assesment risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat,
kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
tercipta budaya keselamatan pasien di Rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas
Rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan
di Rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
2. Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.Memimpin dan
mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan
proses pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial
bermasalah.
19
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian atau insiden.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong
karyawan untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan
pada sistem pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus


diterapkan. Standar tersebut adalah:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan
pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien:


1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan
pasien rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen
dan karyawan
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)

20
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien Rumah sakit seperti
tersebut di atas
7. Menerapkan standar keselamatan pasien Rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan
melakukan self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan
pasien Rumah sakit
8. Program khusus keselamatan pasien Rumah sakit
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien Rumah
sakit dan kejadian tidak diharapkan.

D. Sasaran Keselamatan Pasien


1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal pasien
masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan prosedur: Write
back, Read back dan Repeat Back (reconfirm).
3. Minimalisir kartu rekam medis terselip
Dalam setiap kegiatan pelayanan poli umum perlu diperhatikan keselamatan sasaran, yakni
pasien dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Perlindungan Keselamatan Kerja


UU No.23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib menyelengarakan upaya kesehatan
kerja adalah tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai 10 penyakit.
Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut diatas, berarti
wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan kerja dan kesehatan
kerja di Unit Rekam Medis bertujuan melindungi karyawan dan pelanggan dari kemungkinan
terjadinya kecelakaan diluar atau didalam rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 7 ayat (2) disebutkan bahwa “ Setiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi kemanusian”.Keselamatan dan
kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini
pegawai Unit Rekam Medis dan perlindungan terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah integral dari
rumah sakit jaminan keselamatan dan keselamatan kerja akan meningkatkan produtivitas pegawai dan
produtivitas Rumah Sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua usaha
– usaha masyarakatnya termasuk pegawai dari bahaya kerja sebab itu pemerintah mengatur dan
mengawasi pelaksanan keselamatan dan kesehaan kerja Undang – Undang No .1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja dimaksud untuk menjamin:
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di temat kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan
selamat
2. Agar faktor-faktor produksi dapat di pakai dan digunakan secara efesien
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancer tanpa hambatan.

B. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat


digolongkan pada tiga kelompok yaitu:
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja dan
c. Peranan dan kualitas manajemen
22
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat terjadi bila:
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratus menurut tahapan proses produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit,ventilasi kuramg memadai, ruangan terlalu panas atau terlalu
dingin
d. Tidak tersedianya alat pengaman
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran

23
BAB VIII
EVALUASI DAN PENGENALAN MUTU UNIT SIMRS

A. Evaluasi Kelengkapan Pengisian Unit SIMRS


Pengendalian mutu di Unit SIMRS dilakukan dengan:
1. Program pendidikan diberikan kepada seluruh staf secara terbuka sepanjang memenuhi
persyaratan dan kriteria yang telah ditentukan.
2. Mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap program Unit SIM-RS untuk penyesuaian
data pelayanan yang ada dengan perkembangan IPTEK.
3. Dalam rangka menunjang tertib administrasi Rumah Sakit, pengelolaan Data pada SIM-RS yang
baik merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam mendukung kualitas dan pelayanan Rumah
Sakit. Agar pengelolaan Unit SIM-RS dapat terselenggara dengan baik, maka perlu dilakukan
kegiatan evaluasi dan pengendalian mutu yang akan dilaksanakan secara berkesinambungan.

24
BAB IX
PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan SIMRS adalah bagian pelayanan pada Rumah Sakit Khususnya
dibidang pengelolaan rekam medis elektronik dan pengelolaan billing, yang tidak hanya memberikan
pelayanan yang berdasarkan pemenuhan target financial saja, tetapi sebuah pelayanan mengedepankan
tertib administrasi dengan cara membangun system elektronik yang mampu menyimpan dan
mengelola data di RSU IPI.
Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini Unit SIMRS dapat berjalan dengan baik
dan dapat membantu seluruh unit rumah sakit dalam hal menyimpan dan mengelola data. Kami sadar
bahwa pedoman ini belum sempurna, untuk itu kami akan tetap mengevaluasi jalannya system
sehingga kedepannya ada perubahan untuk yang lebih baik lagi terutama dalam hal pengelolaan data
untuk mendukung asuhan pasien, mendukung manajemen, mendukung penelitian dan dapat
membantu seluruh pekerjaan pegawai khususnya pegawai RSU IPI.

25

Anda mungkin juga menyukai