SKRIPSI
Disusun oleh
Ahmad Hendri Susilo
NIM 23010170199
SALATIGA
2021
i
HALAMAN SAMPUL AWAL
HALAMAN BERLOGO
ii
PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM PADA ANGGOTA PERTUNII
PERSATUAN TUNANETRA ISLAM INDONESIA
DI DESA TINGKIRKECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA
TAHUN 2021
Disusun oleh
NIM 23010170199
SALATIGA
2021
iii
NOTA PEMBIMBING
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
vi
MOTTO
ٰۤ
ِ ِ
َ َولْتَ ُك ْن ِمْن ُك ْم اَُّمةٌ يَّ ْد ُع ْو َن ا ََل ا ْْلَِْْي َو ََيْ ُم ُرْو َن ِِبلْ َم ْع ُرْوف َويَْن َه ْو َن َع ِن الْ ُمْن َك ِر ۗ َواُول ِٕى
ك ُه ُم
الْ ُم ْفلِ ُح ْو َن
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali Imran ayat 104).
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan
1. Kedua orang tua saya, Bapak Ngatman dan Ibu Sri Mulyaningsih yang selalu
rezekinya, dijauhkan dari segala malapetaka, dan diberikan umur yang panjang
penuh barokah.
3. Para guru dan ulama serta kerabat tercintaku yang senantiasa mendampingiku,
5. Sahabat saya Fauzi, Sidqon, Nabil, Fuad, Habib, Musrokhim, Akbar,Pras, Jihad,
Ningrum, Apriani, Azzahra yang selalu memotivasi saya dan banyak memberi
6. Kepada teman seluruh organisasi Racana dan Ittaqo yang secara tidak langsung
7. Kepada teman-teman tercinta yang senantiasa ada saat aku jatuh dan bahagia.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-
Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Islam Indonesia) di Desa Tingkir, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Tahun 2021.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu
setia dan menjadikannya suri tauladan semoga syafaatnya selalui menyertai kita.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga.
kepada penulis serta meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
ix
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
pendidikan S1.
6. Seluruh santri Pondok Pesantren Salafiyah Kelurahan Pulutan dan Para rekan
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
x
DAFTAR ISI
xi
5. Pembinaan Keagamaan Islam pada Anggota PERTUNII ...................... 31
6. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Keagamaan Islam
pada Anggota PERTUNII ....................................................................... 37
B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 45
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 46
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 47
1. Lokasi ...................................................................................................... 47
2. Waktu ...................................................................................................... 47
C. Sumber Data............................................................................................ 47
1. Sumber Data Primer................................................................................ 47
2. Sumber Data Sekunder ........................................................................... 48
D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 49
1. Wawancara.............................................................................................. 49
2. Observasi................................................................................................. 50
3. Dokumentasi ........................................................................................... 51
E. Analisis Data ........................................................................................... 51
1. Reduksi Data ........................................................................................... 52
2. PemaparanData ....................................................................................... 52
3. Kesimpulan dan Verifikasi ..................................................................... 53
F. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. 53
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ..................................................... 54
A. Gambaran Umum .................................................................................... 55
1. Sejarah Singkat PERTUNII Salatiga ...................................................... 55
2. Visi dan Misi .......................................................................................... 55
3. Kondisi Keagamaan Masayarakat Kelurahan Tingkir Tengah ............... 57
B. Paparan Data ........................................................................................... 58
1. Program Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan Islam Anggota PERTUNII
58
2. Metode Pembinaan Keagamaan Islam pada Anggota PERTUNII ......... 61
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Keagamaan Islam
pada Anggota PERTUNII ....................................................................... 67
C. Analisis Data ........................................................................................... 72
xii
1. Program Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan Islam Anggota PERTUNII
73
2. Metode Pembinaan Keagamaan Islam pada Anggota PERTUNII ........ 74
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Keagamaan Islam
pada Anggota PERTUNII ....................................................................... 78
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 82
A. Kesimpulan ............................................................................................. 82
B. Saran ....................................................................................................... 87
Lampiran Lampiran ............................................................................................... 93
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
ABSTRAK
Susilo, Ahmad Hendri. 2021. Skripsi, Pembinaan Keagamaan Islam
pada Anggota PERTUNII Persatuan Tunanetra Islam Indonesia di
Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Tahun 2021.
Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Badrus Zaman, M.Pd.I
Kata Kunci: Pembinaan, Keagamaan Islam, PERTUNII
Tujuan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis adalah 1. Untuk
mengidentifikasi apa saja bentuk program pembinaan keagamaan Islam pada
anggota PERTUNII. 2. Untuk mengidentifikasi bagaimana metode dalam
pembinaan keagamaan Islampada anggota PERTUNII. 3. Untuk mengidentifikasi
apa saja faktor pendukung dan penghambat metode pembinaan keagamaan Islam
pada anggota PERTUNII di Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga pada Tahun 2021.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan
data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek
dalam penelitian ini adalah pengurus, pembina, dan anggota PERTUNII, sebagai
sumber data. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
meliputi reduksi data, pemaparan data serta penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan. Pertama, program dalam metode
pembinaan keagamaan PERTUNII Keluarahan Tingkir TengahKecamatan
Tingkir seperti Al-Qur’an Braille, Program pelayanan pembelajaran keagamaan
Digital terdapat program lainnya berupa pembelajaran Al-Qur’an secara digital
audio suara. Kedua, metode pembinaan keagamaan anggota PERTUNII
Kelurahan Tingkir Tengah secara individu dan metode berkelompok, dengan
adanya kegiatan pengajian keagamaan atau mengaji bersama mengunakan Al
Quran Braille, sebagai penyampai informasi, motivasi dan adanya bentuk
pendampingan keluarga. Ketiga, faktor pendukung dan penghambat dalam
pembinaan keagamaan Islam pada anggota PERTUNII. Pertama faktor
pendukung internal adalah motivasi diri dan kemampuan dalam menerima materi
pembinaan, kondisi kesehatan, ekonomi para tunanetra. faktor pendukung
eksternal meliputi: tersedianya masjid, majlis ta’lim pada lingkungan hidup
anggota, adanya dukunganteknologi. Faktor penghambat dalam pembinaan
PERTUNII, adanya faktor eksternal seperti keluarga yang tidak mendukung
tunanetra anggota keluarganya dalam mendatangi kegiatan pembinaan
keagamaan PERTUNII sebab kondisi fisik, kesehatan, dan kondisi ekonomi
keluarga atau masalah jarak dengan tempat pembinaan yang membahayakan
bagi para tunanetra PERTUNII. Sedangkan, faktor penghambat lnternal
meliputi: mengurangnya motivasi diri para tunanetra, daya ingat yang susah
dalam belajar keagamaan Islam pada organisasi tunanetra yaitu PERTUNII.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
untuk seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Selain itu pendidikan juga
baik intelektual maupun spiritual setiap individu, yang dapat menjadi kunci
tantangan dalam pembinaan dan penguatan ibadah bagi setiap manusia agar
mampu tetap dan selalu berpegang teguh dalam menjalankan ajaran agamanya
Tantangan besar ini merupakan tuntutan sekaligus tanggung jawab bagi seluruh
1
pada setiap manusia, tanpa peduli akan harkat atau martabat diri dan kondisi
bertujuan dalam membentuk kualitas diri serta sosial bagi manusia dalam
berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mendirikan lembaga atau yayasan
yang mampu memberikan dampak pengaruh dan nilai kehidupan bagi lain-Nya
diberi indera lain yang mampu dioptimalkan sebagai bahan atau media belajar
Adanya faktor pendukung lainnya seperti adanya bantuan dari orang lain,
mata sehingga mereka tidak dapat melihat dengan jelas, serta langsung sesuatu
yang dikerjakan oleh orang lain yang berada disekitarnya (Yulianti. dkk, 2019:
16).
2
Manusia penyandang tunanetra merupakan salah satu populasi dari
orang yang berkebutuhan khusus, yang karena satu hal mengalami hambatan
penglihatan yang kurang akurat atau kurang baik dibandingkan dengan orang
awas, walaupun mereka sudah dibantu dengan alat bantu visual, dan
kerusakan sebagian atau low vision, seorang anak dikatakan buta total jika anak
tidak dapat melihat sama sekali karena tidak adanya cahaya yang masuk
kedalam mata, sedangkan seorang anak dikatakan low vision jika anak masih
bisa melihat atau masih mempunyai sisa penglihatan walaupun hanya sedikit
karena cahaya dapat masuk ke dalam matanya, penglihatan anak low vision
dapat dibantu dengan menggunakan alat khusus seperti kaca pembesar. Dengan
3
adalah setiap anak yang mengalami hambatan fisik dan mental, sehingga
Organ tubuh makhluk hidup yang seharusnya tidak dimiliki oleh suatu
organ tersebut atau luar biasa sedang anak penyandang cacat adalah setiap anak
tuhan-Nya dan juga sifat sosial dengan sesama, sehingga mampu memberikan
pengaruh dan corak kehidupan kepada dirinya dan juga sekitarnya. Pembinaan
sikap spiritual terhadap manusia bukan hanya dari faktor internal seperti
dan penerapan metode yang sesuai dengan tujuan (Jaja, 2015: 5).
manusia dalam membentuk sikap atau suatu hal yang ingin dicapai dalam
merubah kondisi manusia tersebut menuju hal yang lebih baik, sedangkan
4
kedalam aspek perbaikan diri terhadap status hamba tuhan Yang Maha Kuasa
agar mampu berfikir kritis, memiliki ketrampilan sosial, dan pencapaian hasil
metode pilihan untuk tujuan-tujuan tertentu, hal ini juga termasuk dalam
ilmu ilmu yang mampu membawa pengaruh bagi dirinya, baik yang bersifat
dengan adanya ajaran yang ada dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis yang semua
telah difirmankan oleh Allah SWT dan telah disabdakan oleh Nabi Muhammad
SAW, sebagaimana tertulis di dalam Al-Qur’an QS. Ali Imran ayat 104:
ٰۤ
ِ ْ َولْتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم اَُّمةٌ يَّ ْد ُع ْو َن اِ ََل
َ اْلَِْْي َو ََيْ ُم ُرْو َن ِِبلْ َم ْع ُرْوف َويَْن َه ْو َن َع ِن الْ ُمْن َك ِر ۗ َواُول ِٕى
ك
ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُح ْو َن
Artinya:“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang
mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali Imran ayat 104).
Pengetahuan terhadap Agama Islam bagi manusia sebagai
5
Dengan demikian, Agama Islam sendiri merupakan wujud manifestasi
dari para manusia termasuk penyandang cacat difabel tunanetra sebagai bentuk
keyakinan manusia terhadap yang maha kuasa, yang menyertai seluruh ruang
material maupun spiritual, baik kehidupan dunia maupun akhirat, sebab dengan
agama hidup manusia lebih terarah dan mempunyai tujuan-tujuan. Serta dapat
ِ َّ
اك
َ َيدو َن َو ْج َههُ ۖ َوََل تَ ْع ُد َعْي ن ُ ين يَ ْد ُعو َن َرََّّبُْم ِِبلْغَ َداةِ َوالْ َع ِش ِي يُِر َ اصِ ِْب نَ ْف َس
َ ك َم َع الذ ْ َو
ِ ِ ِ ْ َيد ِزينَة
ُاْلَيَاة الدُّنْيَا ۖ َوََل تُط ْع َم ْن أَ ْغ َفلْنَا قَلْبَهُ َع ْن ذ ْك ِرََن َواتَّبَ َع َه َواهُ َوَكا َن أ َْم ُره ُ َعْن ُه ْم تُِر
فُ ُرطًا
Artinya: Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya;
dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah
Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan
adalah keadaannya itu melewati batas (QS. Al-Kahfi ayat 28).
terhadap Allah SWT yang dinyatakan oleh institusi tertentu, yang dianut oleh
manusia dalam mencapai keberhasilan dalam proses belajar agama, guru dalam
6
hal pembelajaran adalah seorang penyampai atau pembimbing atau pembina
membedakan antar setatus sosial, kondisi ekonomi atau bahkan fisik termasuk
Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 5 Ayat 1) bahwa setiap warga negara
hal ini termasuk dalam pendidikan keagamaan Islam bagi para tunanetra.
termasuk tunanetra dalam Pasal 5 ayat 2 bahwa warga negara yang memiliki
intelektual maupun spiritual. Pendidikan bagi setiap warga negara secara tidak
langsung juga termasuk pendidikan keagamaan secara jelas diatur dalam UUD
1945 tersebut bahwa tidak ada kata diskriminasi dalam proses pembelajaran,
7
baik mereka berkebutuhan khusus atau bukan berkebutuhan khusus
bagi para tunanetra seperti melalui Al-Quran Braille atau pengunaan Al-Quran
Audio. Selain itu terdapat metode yang mengandalkan sisi humanitis seperti
ajaran Islam seperti dalam aspek tata cara ibadah sholat, atau pergaulan sosial
mansusia kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat terwujud, dengan adanya
pembinaan keagamaan ini bukan hanya membentuk sikap dan kualitas diri
8
Indonesia di Desa Tingkir, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Tahun
2021”.
B. Fokus Penelitian
Tahun 2021
C. Tujuan Penelitian
9
2. Untuk mendeskripsikan metode pembinaan keagamaan Islam pada anggota
Tahun 2021?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
teoritis, yaitu:
2. Manfaat Praktis
Salatiga.
10
b. Sebagai contoh dalam melakukan metode pembinaan pada
E. Penegasan Istilah
1. Pembinaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan diartikan
efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik (Purwadarminta,
masyarakat secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan salah
11
bertanggung jawab guna mencapai hasil yang lebih baik dan
2. Keagamaan Islam
satu agama yang menjadi mayoritas di negeri ini yakni Agama Islam
seluruh umat manusia pengikut dari utusannya yaitu Nabi Muhammad yang
keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta. Selain itu agama
perasaan takut dan negeri. Meskipun perhatian tertuju kepada adanya suatu
dunia yang tak dapat dilihat (akhirat), namun agama melibatkan dirinya
Allah SWT, dan menaati-Nya sesuai dengan garis yang telah di wahyukan
oleh Allah dan di bawah perintah Rasulullah SAW dalam menjalani hidup
12
3. PERTUNII
PERTUNII sejak tahun 1971 dan menjadi sebuah Komunitas untuk KMH
pada tahun 2008, yang keduanya masih eksis hingga saat ini dengan
sama-sama memiliki perasaan yang sama, nasib yang sama, dan perlakuan
F. Sistematika Penulisan
Agar dapat dengan mudah serta penulisan skripsi dapat lebih sistematis
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berisi tentang landasan teori (telaah
penelitian terdahulu).
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembinaan
seperti keluarga akan tetapi peranan eksternal juga sangat dibutuhkan dalam
yang bergerak dalam satu tujuan atau visi misi demi mengembakan potensi
15
2. Keagamaan Islam
beriman dalam kehidupan sehari hari, dengan pedoman dan pegangan hidup
sosial dengan segala perilaku yang diajarkan oleh agama, khususnya ajaran
Islam yang mendidik manusia untuk selalu taat kepada tuhan dan tidak
yang mudah goyah akan godaan zaman atau mampu dalam mengahadapi
kondisi setiap masalah dalam hidup dengan selalu berpegang dengan nilai-
nilai lllahiyah.
ini menjadi suatu bentuk upaya yang dilakukan, guna membentuk perilaku
manusia agar lebih terarah bila mana manusia dalam hidup dan selalu tidak
16
manusia dapat memiliki pedoman dan keyakinan hidup bila memiliki
ِ َّ
يدو َن َو ْج َههُ ۖ َوََل تَ ْع ُدُ ين يَ ْد ُعو َن َرََّّبُْم ِِبلْغَ َداةِ َوالْ َع ِش ِي يُِر
َ ك َم َع الذ َ اصِ ِْب نَ ْف َس ْ َو
ِ ِ ِ ْ َيد ِزينَة
ُاْلَيَاة الدُّنْيَا ۖ َوََل تُط ْع َم ْن أَ ْغ َفلْنَا قَلْبَهُ َع ْن ذ ْك ِرََن َواتَّبَ َع َه َواه ُ اك َعْن ُه ْم تُِر َ ََعْي ن
َوَكا َن أ َْم ُرهُ فُ ُرطًا
Artinya: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-
Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
Jadi, dalam mengendalikan tingkah laku dalam hidup tidak lepas
17
landasan yang mendasari penguatan atau pembentukan keislaman
b. Menemukan arti dan tujuan hidup yaitu menjadi manusia yang mampu
yang kuasa.
manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari pengaruh
orang lain. Dan sangat berbeda dengan dimensi ketuhanan yang memiliki
maha tinggi sehingga dalam bertindak bersikap berbicara selalu ingat dan
cinta Tuhan-Nya.
18
pembentukan manusia yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Perlu diketahui terlebih dahulu mengenai hal apa saja
kepedulian.
penataan atau aturan hubungan antar manusia dengan tuhan atau dengan
sesama manusia itu sendiri seperti dalam bersosial hingga muncul sikap
19
Islam adalah agama yang menuntun agar manusia secara individual
luhur. Agar mencapai apa dari tujuan agama itu sendiri maka diperlukan
seruan atau ajaran yang dilakukan oleh seorang dai kepada mad’u baik
spiritual keagamaan dengan nilai kehidupan sosial ini yang harus di ajarkan
terkadang sering kali bertabrakan dengan kondisi manusia baik dalam aspek
20
Akibat dari keterbatasan penglihatan tersebut tentunya sangat besar
problem dalam kondisi sarana dan prasarana yang terbatas sering kali
2017: 2).
Oleh karena itu, tunanetra menjadi manusia yang juga sangat penting
fisik pada diri mereka untuk membantu mendidik atau membina mereka
21
dalam bersosial atau beragama termasuk Agama Islam sebagai mayoritas
dibangun dari keimanan, syukur, dan sabar. Berkaitan pola beragama dan
berbeda dengan yang terjadi pada manusia pada umumnya (biasa) karena
3. Tunanetra
yang apabila masih mampu menerima rangsangan cahaya dari luar, tetapi
ketajamannya lebih dari 6 atau 21, ataupun jika anak mampu membaca
ragam, baik itu dari pre-natal (sebelum kelahiran) dan postnatal (setelah
22
a. Prenatal adalah dfaktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal
post-natal dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain seperti
adanya kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan,
Mereka lebih meratapi hidup sebagaimana cobaan dan tidak sedikit dari
mereka.
23
pendidikan Agama Islam memperhatikan prinsip-prinsip umum
2004: 33).
seterusnya kurang dipahami bagi mereka sehinga dalam hal ini diperlukan
dalam keseharian.
24
tersedia. Beberapa aturan undang-undang tersebut jelas menjamin setiap
“Setiap penyandang cacat memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam
setiap aspek kehidupan dan penghidupan”. Hal itu juga yang mendasari
beragama Islam dan KMH (Komunitas Mata Hati) adalah sebuah Kelompok
bahan bacaan yang bersifat audio, adanya Al-Quran Braille, dan beberapa
alat bantu serta inovasi dalam metode pembelajaran lain yang mampu
25
Organisasi PERTUNII haruslah benar-benar mampu menjawab
alat dan sistem informasi semakin cepat dan membuat manusia harus bisa
lebar karena buku versi digital atau lebih dikenal dengan electronic book (e-
book) dapat dengan mudah disimpan sebagai file dalam komputer, laptop
bahkan flashdisc,hal ini mampu menjadi alat bantu bersifat audio dalam
belajar keagamaan Islam baik dalam hal beribadah seperti belajar sholat
23).
Jawa Tengah memiliki kegiatan dalam bidang komputer bicara bagi para
dan tidak bergantung kepada orang lain. DPD PERTUNI Jateng juga
26
jangkau dan adanya pendidikan keagamaan dengan adanya beberapa
1) Pembinaan Aqidah
27
Allah SWT. Adapun materi yang disampaikan seperti halnya iman
kepada malaikat, rasul, kitab, hari akhir, qadha dan qadhar. Dengan
2) Materi Akhlak
28
3) Ibadah
bernilai ibadah.
29
c. Program Pembinaan Keagamaan Anggota PERTUNII
30
e) Materi pengenalan bagian-bagian aplikasi di monitor dan
kegunaannya.
ketahui.
objek bimbingan, dalam hal ini para anggota termasuk para tunanetra maka
31
Menurut Tohari Musnamar (2000: 48-51), macam-macam
individual dengan pihak yang akan dibinanya. Hal ini dapat dilakukan
2) Metode Kelompok
dengan cara diskusi atau belajar bersama para anggota lain. Dan dapat
32
tergantung masalah yang sedang dihadapi, keadaan yang dibina,
a) Penerimaan Informasi
nilai nilai ajaran Islam, yaitu tentang makna dan aplikasinya seperti
audio book dan komputer atau smart phone yang menyimpan file-
2018: 6).
33
b) Motivasi
34
mengalami kekurangan fisik serta membantu terhadap sisi-sisi lain
PERTUNII.
c) Pendampingan
35
memberikan pendampingan terhadap para tunanetra PERTUNII
36
mengaji bersama, melaksanakan sholat berjamaah, dan
37
internal seperti motivasi diri, kecerdasaan individu serta keinginan dalam
Kedua faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu
pembinaan. Pertama adalah faktor internal adalah faktor dari diri sendiri
anggota PERTUNII.
38
Terdapat juga beberapa faktor yang dapat menghambat pembinaan
internal yaitu faktor dari dalam diri manusia itu sendiri, terkait dengan faktor
tuanetra yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat
tubuh lain selain indra mata dan sebagainya, b. Faktor psikologi peserta
minat belajar yang kurang, motivasi yang rendah, dan kondisi kesehatan
belajar pada seseorang dapat berupa peralatan belajar atau media belajar
yang kurang baik atau bahkan kurang lengkap, kondisi lingkungan kurang
layak atau mendukung, pengajaran yang sangat sulit dijabarkan oleh guru
39
Faktor sosial lainnya juga dapat menyebabkan kesulitan belajar
pada para anggota PERTUNII yaitu faktor yang berkaitan seperti pembina,
kondisi pendidik yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar pada para
kurang baik, seperti suka marah, tidak pernah senyum, sombong, tidak
pandai menerangkan, pelit, dan lain sebagaianya hal itu akan memberikan
pengaruh psikis baik secara langsung atau tidak kepada para tunanetra yang
menurun, dan faktor eksternal terkait pengaruh luar seperti keluarga yang
pembinaan.
40
B. Kajian Pustaka
1. Jurnal Penelitian yang ditulis oleh Dovi Uun Yutikasari dengan NIM
Yaketunis Yogyakarta”.
Yaketunis Yogyakarta.
dengan mengundakan metode yang dirasa mampu atau dapat membawa dan
mencapai tujuan dari suatu kegiatan yang mengarah baik dalam pendidikan
41
diri, akan tetapi juga dalam kegiatan keagamaannya. Termasuk dalam aspek
sesama muslim melalui kewajiban dan hak sesama muslim maka adanya
Islam tidak memandang seseorang dari hal tersebut melainkan usaha dan
42
pembeda lain adalah peneliti mengfokuskan dalam mengembangkan dan
organisasi PERTUNII.
diri bagi kaum tunanetra. Dalam hal ini strategi dilakukan melalui
melalui irama musik dan pembinaan serta motivasi melalui ahli ahli psikis
Dalam hal ini adanya lembaga kepedulian yang bergerak dalam bidang
pendidikan atau gerakan sosial yang mempunyai visi misi sama membentuk
tunantera ke dalam hal yang lebih baik untuk dapat mengembangkan dirinya
43
agama, yang di dalamnya dikhususkan pada metode pengajaran, strategi
4. Jurnal Penelitian ini juga dilakukan oleh Milkhatunikmah, Tahun 2015, yang
dalam Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur’an pada anak Tunanetra di SLB
Wantuwirawan Salatiga”
Dalam hal ini adanya lembaga kepedulian yang bergerak dalam bidang
pendidikan atau gerakan sosial yang mempunyai visi misi sama membentuk
strategi pembinaan yang hanya berfokus pada baca tulis quran yang
44
pengembangan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, Sedang penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
45
A. Jenis Penelitian
Sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti bersifat deskriptif atau kata-
penelitian yang akan menghasilkan data yang bersifat deskriptif yaitu berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”
(Rukajat, 2018: 6). Bahwa penelitian kualitatif juga adalah “suatu kegiatan
sistematis untuk melakukan eksplorasi atas teori atau fakta di dunia nyata,
bukan untuk menguji teori atau hipotesis”. Jadi penelitian kualitatif tetap
mengumpulkan data berupa kata-kata atau kalimat dari gambaran yang ada,
46
merupakan penelitian dengan mengunakan analisis dalam proses dan makna
tersebut dalam bahasaya dan dalam istilahnya (Siyonto, 2015: 27). Dalam
1. Lokasi
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai pada bulan Juni
Tahun 2021.
C. Sumber Data
47
data primer atau sumber data utama adalah perkataan, serta tindakan orang-
orang lain atau lewat dokumen. Penelitian ini menggunakan data sekunder
Hal ini didapat melalui foto dan beberapa data, seperti kondisi
48
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Wawancara
berlainan. Pihak yang satu dalam kedudukan sebagai pencari informasi atau
interview dan yang lain sebagai pemberi informasi interview. Tujuan dari
dengan wawancara semi terstruktur yakni wawancara dimulai dari isu yang
anggota lainnya.
terkait dengan fokus penelitian yang dilakukan oleh penulis, terkait dengan
49
Islampada anggota PERTUNII Kelurahan Tingkir, Kecamatan Tingkir,
2. Observasi
hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
kegiatan observasi tersebut peneliti berada berada “di luar garis” dari
tunanetra Islam Indonesia. Di sisi lain observasi ini juga bertujuan untuk
50
3. Dokumentasi
berbagai bentuk maka diperlukan sistem yang efisien dan efektif. Fungsi
kumpulan atau jumlah signifikan dari data yang akan ditulis, dilihat,
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Objek penelitian ini berupa foto, profil
E. Analisis Data
uraian dasar yang dituju sehingga dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data tersebut. Alat analisis data merupakan tahap proses
51
Tahapan proses analisis data adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu, dalam hal ini Siyonto, (2015: 122)
sesuatu yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian
rupa, hingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan dan diverifikasi dari
selain itu, data yang lainnya berupa dokumen, data, maupun foto yang
2. Pemaparan Data
yang tersusun, guna agar dapat memberi dan memungkinkan akan adanya
kesimpulan terkait data penelitian yang ingin didapatkan oleh penulis dalam
52
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan dan verifikasi merupakan tahap akhir dalam proses
analisis data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-
data yang di peroleh Dalam tahap ini peneliti menganalisis data dari hasil
menjelaskan data yang diperoleh sehingga dapat dipahami isi maksud dan
keabsahan data dengan cara mengecek data yang sudah diperoleh melalui
53
1. Triangulasi Sumber: Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah didapatkan dari beberapa
sumber dari pertanyaan yang sama. Data tersebut kemudian dianalisis untuk
sumber tersebut.
pengecekan kepada sumber data yang sama melalui teknik yang berbeda,
BAB IV
54
A. Gambaran Umum
tunanetra Islam yang didirikan yang secara swasta didirikan oleh beberapa
orangm salah satu tokoh utamanya adalah bapak Dzamjuri S. Pd. sebagai
saja. Meskipun organisasi ini secara tidak langsung tetap menginduk pada
sosial yang tinggi beberapa tokoh agama akan keagamaan para tunanetra
No Jenis Keterangan
55
2 Misi 1. Membangun PERTUNII menjadi organisasi yang
demokratis dan berdaya dari segi sumber daya
manusia, dana, sarana maupun prasaran
2. Melakukan advokasi guna mencegah berlakunya
peraturan perundang-undangan yang
diskriminatif dan memastikan orang tunanetra
mendapatkan hak asasinya meliputi hak: seperti
kemandirian; kesejahtraan, hak hidup dan
khususnya keagamaan
3. Membangun kesadaran publik mengenai hakikat
ketunanetraan agar masyarakat memiliki
pemahaman yang tepat tentang ketunanetraan dan
bersikap positif serta supportif terhadap para
tunanetra.
Kelurahan Tingkir tengah sebagai alat bantu pendidikan atau saraba ibadah
atau pengurus dan para anggota PERTUNII itu sendiri, baik secara langsung
atau tidak.
56
NO JenisPendidikan Gedung
1 TK 2
2 SD 2
3 SLTP 1
4 SLTA 1
No Jenis Jumlah
1 Masjid 3
2 Mushola 8
3 Gereja 0
4 Lain-lain 0
1 Islam 5.215
2 Kristen 240
3 Katolik 70
4 Hindu 4
57
dengan kegiatan-kegiatankeagamaan seperti yasinan, tahlilan, berjanji,
keagamaan yang bergerak peduli dan mendidik keagamaan Islam bagi para
tuanetra.
B. Paparan Data
sendiri selalu tidak terlepas akan adanya rancangan atau bentuk kegiatan yang
PERTUNII
dan membaca Al-Qur’an atau panduan doa dan tata cara sholat secara rutin
58
dengan adanya alat pendukung yang mampu digunakan oleh tunanetra
Salatiga bahwasanya:
Tingkir Bahwasanya
59
Kecamatan Tingkir seperti Al-Qur’an braille merupakan salah satu program
tadarus dan pembelajaran para anggota-Nya sebagai program harian hal ini
dalam penggunaan huruf Braille Arab, materi tata cara menulis penulisan
smart phone dan pengenalan bagian bagian termasuk keyboard serta cara
dengan audio doa-doa harian, aplikasi atau soft ware audio kajian-kajian
Islam sehingga mampu dipahami atau bahkan dihafalkan oleh para anggota
PERTUNII.
melalui nada dan bunyi ketukan serta. Cara menghafal audio dan memahami
akhlak dan beberapa ilmu melalui aplikasi digital khusus yang disediakan
60
2. Metode Pembinaan Keagamaan Islam pada Anggota PERTUNII
pertuni sendiri terdapat dua jenis metode, yaitu metode individu dan
Bahwasanya:
Tingkir Bahwasanya:
61
Berdasarkan berbagai wawancara di atas maka, PERTUNII
adanya kegiatan konsultasi secara individu dengan tatap muka, akan adanya
dan alat bantu yang bersifat pendengaran yaitu para pembina keagamaan
dengan mengajarkan atau memberikan panduan secara lisan atau alat bantu
melalui flasg disk atau memori card sebagai alat penyimpan materi-materi
pengetahuan yang telah diberikan oleh para pembina seperti dalam mehamai
cara membaca Al-Quran, ibadah sholat, dan cara bersosial dengan baik.
62
Terdapat juga beberapa bentuk teknik yang cocok digunakan dalam
dihadapi keadaan tunanetra yang dibina dan lain sebagainya dalam hal ini
Tingkir Bahwasanya:
63
mampu bersosial yang baik di masyarakat tanpa merasa adanya perbedaan
kekurangan fisik”(Wawancara, BMPKIAP, dengan NH dilakukan pada
pukul 09.30,tanggal 12 Mei 2021).
Diperkuat oleh penjelasan Z, Pembina PERTUNII Kecamatan
Tingkir Bahwasanya:
Bahwasanya:
64
dalam seminggu, sebagai upaya mengontrol dan membantu meningkatkan
kualitas hidup dan perkembangan keagamaan seperti mereka agar terbiasa
sholat wajib, sholat sunnnah puasa wajib, puasa sunnah bersikap baik
kepada sesama dan lainnya(Wawancara, BMPKIAP, dengan ES dilakukan
pukul 10.00 WIB, tanggal 11 Mei 2021).
Berdasarkan berbagai wawancara penelitian di atas PERTUNII
sumber belajar yang disediakan. Dengan hal ini agar para anggota dapat
ibadah atau perilaku sosial melalui berbagai macam sumber baik dengan alat
bantu atau secara langsung, dalam pengalaman hidup baik dari pembina atau
65
Adanya pendampingan baik dari pengurus atau kader PERTUNII
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga juga sebagai bentuk dalam membantu dan
sunnnah puasa wajib, puasa sunnah bersikap baik kepada sesama dan
dilaksanakan.
66
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Keagamaan
diri terhadap yang kuasa. Kedua faktor eksternal merupakan faktor yang
bersumber dari luar individu itu sendiri meliputi faktor seperti lingkungan,
a. Faktor Internal
67
Dijelaskan oleh ES Anggota PERTUNII Kecamatan Tingkir,
Bahwasanya:
“Kekurangan fisik akan diri saya menjadi suatu anugrah dan takdir
tuhan dari itu saya harus selalu bersyukur dengab bentuk upaya untuk
semakin meningkatkan motivasi diri saya untuk terus belajar tentang
Islam dan juga meningkatkan kualitas keimanan, bukan putus asa akan
takdir yang saya terima selain diri saya juga harus selalu menjaga
kondisi tubuh saya agar saya mampu terus belajar untuk memperbaiki
kekurangan dalam diri untuk menjadi suatu kelebihan”(Wawancara,
dengan Eti Styowati. ASFPPMPKIAP. dilakukan pada pukul 10.00 wib
tanggal 11 bulan Mei Tahun 2021).
Tingkir, Bahwasanya:
b. Faktor Eksternal
68
atau pengajian keagamaan Islam sebagai mayoritas agama yang dianut
69
segala metode pembinaan keagamaan bagi para tunanetra anggota
PERTUNII
atau faktor eksternal akan adanya dukungan dari pihak luar akan
membantu mesukseskan hal tersebut, Namun dalam hal ini juga adanya
dihadapipara tunanetra.
a. Faktor Eksternal
satunya adalah terkait faktor eksternal yang muncul dari luar para
lingkungan mereka.
PERTUNII, ES bahwa:
70
ASFPPMPKIAP. dilakukan pada pukul 10.00 tanggal 11 bulan Mei
Tahun 2021).
b. Faktor Internal
salah satunya adalah terkait faktor internal yang muncul dari luar
bahwasanya:
71
atau psikis yang senatiasa memikirkan akan kekurangan fisik atau
lingkungan terkadang menyebabkan turunanya motivasi bahkan
sehingga muncul rasa malas dan takut dalam mendatangi atau ikut
aktif dalam kegiatan pembinaan yang dilaksanak oleh PERTUNII”
(Wawancara, dengan Nurul Hidayanti. ASFPPMPKIAP.dilakukan
pada Pukul 09.30 tanggal 12 bulan Mei Tahun 2021).
bahwasanya:
C. Analisis Data
72
mempermudah penyampaian materi oleh pembimbing agar dapat dimengerti
para mereka yang dibina diperlukan beberapa metode sebagai jalan membantu
sendiri selalu tidak terlepas akan adanya rancangan atau bentuk kegiatan yang
PERTUNII
dan membaca Al-Qur’an atau panduan doa dan tata cara sholat secara rutin
73
merupakan salah satu program tadarus dan pembelajaran para anggota-Nya
sebagai program harian hal ini dimulai dengan materi pengenalan konsep
huruf hijaiyyah Braille, cara dalam penggunaan huruf Braille Arab, materi
tata cara menulis penulisan huruf hijaiyyah Braille, materi pengejaan huruf
smart phone dan pengenalan bagian bagian termasuk keyboard serta cara
Islam sehingga mampu dipahami atau bahkan dihafalkan oleh para anggota
PERTUNII.
melalui nada dan bunyi ketukan serta. Cara menghafal audio dan memahami
akhlak dan beberapa ilmu melalui aplikasi digital khusus yang di sediakan
74
pertuni sendiri terdapat dua jenis metode, yaitu metode individu dan
dalam pengunaan secara individu dengan tatap muka, akan adanya suatu
alat bantu yang bersifat pendengaran yaitu para pembina keagamaan dengan
mengajarkan atau memberikan panduan secara lisan atau alat bantu melalui
75
pembelajaran keagamaan tunanetra dengan bimbingan para pembina atau
seperti dalam memahami cara membaca Al-Qur’an, ibadah sholat, dan cara
dihadapi keadaan tunanetra yang dibina dan lain sebagainya dalam hal ini
sumber-sumber belajar yang disediakan. Dengan hal ini agar para anggota
dapat memahami tentang ajaran maupun keagamaan Islam baik dalam ritual
ibadah atau perilaku sosial melalui berbagai macam sumber baik dengan alat
bantu atau secara langsung, dalam pengalaman hidup baik dari pembina atau
76
menjadi wadah yang membantu anggota PERTUNII untuk memahami
77
membawanya kepada tokoh dengan keahlian khusus maupun membawanya
PERTUNII
yang lain, seperti dalam hal berintraksi atau bersosial dengan masyarakat,
sunnnah puasa wajib, puasa sunnah bersikap baik kepada sesama dan
dilaksanakan.
78
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam
diri terhadap yang kuasa. Kedua faktor eksternal merupakan faktor yang
bersumber dari luar individu itu sendiri meliputi faktor seperti lingkungan,
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
79
tradisi yang dapat menambah pemahaman tentang Agama Islam itu
atau faktor eksternal akan adanya dukungan dari pihak luar akan
membantu mesukseskan hal tersebut, Namun dalam hal ini juga adanya
a. Faktor Eksternal
muncul dari luar para tunanetra seperti keluarga atau dari lingkungan
80
Faktor penghambat dalam pembinaan keagamaan
b. Faktor Internal
dari luar keluarga atau diri tunanetra itu sendiri seperti dari lingkungan
motivasi diri para tunanetra dengan sebab kesehatan atau daya ingat,
pembinaan keagamaan.
81
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
82
1. Program dalam Pembinaan Keagamaan Islam Anggota PERTUNII
penggunaan huruf Braille Arab, materi tata cara menulis penulisan huruf
dan Paduan surat digital dengan audio doa-doa harian, aplikasi atau software
melalui nada dan bunyi ketukan serta. Cara menghafal audio dan memahami
akhlak dan beberapa ilmu melalui aplikasi digital khusus yang di sediakan
83
oleh para pembina PERTUNII di Kelurahan Tingkir Tengah Kecamatan
secara lisan atau alat bantu melalui flash disk atau memori card sebagai alat
Quran Braille, majlis ta’lim atau kegiatan pemanfaatan audio dan internet
84
informasi melalui para pembina dengan sumber-sumber belajar yang
ibadah atau perilaku sosial melalui berbagai macam sumber baik dengan alat
bantu atau secara langsung, serta membantu anggota PERTUNII dan juha
bersosial.
PERTUNII yaitu berupa adanya faktor lnternal yang meliputi: motivasi diri
85
kesehatan maupun ekonomi para tunanetra. Kedua faktor eksternal yang
motivasi diri para tunanetra dengan sebab kesehatan atau daya ingat
86
B. Saran
1. Bagi para tunanetra anggota PERTUNII agar tetap semangat dan sabar
dalam belajar Agama Islam sehingga dapat sukses dalam segala tujuan yang
diharapkan dalam belajar agama Islam. Dan juga agar tetaplah selalu
bersyukur, ceria dan optimis dalam menjalani hidup yakin akan segala
PERTUNII.
2. Bagi para pengurus agar selalu semangat, sabar, tekun dan ikhlas dalam
87
DAFTAR PUSTAKA
88
Anggito, Albi. Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat:
Jejak.
Arifin. 2011. Ilmu Pendidikan Islam; Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara.
Barseli, Mufadhal, dkk. 2018. Hubungan stress akademik siswa dengan hasil
belajar. Jurnal education, Volume 4 Nomor 1.
Brebahama, A., & Listyandini, R. A. (2017). Gambaran tingkat kesejahteraan
psikologis penyandang tunanetra dewasa muda. Mediapsi, 2(1), 1-10.
89
Ida, dkk. 2018. Pengalaman Menjadi Muallaf Sebuah “Interpretative
Phenomenological” ananlisis. Jurnal Empati. Volume 7. Nomor 1.
Maesaroh, Siti. 2013. Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam. Jurnal Kependidikan, Vol. 1 No. 1.
Marzuki. 2017. Kemitraan Madrasah Dan Orang Tua Dalam Menanamkan
Kedisplinan Ibadah Siswa MA Asy- Syafi’iyah Kendari. Jurnal Al-
Ta’dib.Vol. 10 No. 2.
Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pranada
Media.
Milkhatunikmah. 2015, Strategi Pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam
(Tunanetra) dalam Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur’an pada anak Tunanetra
di SLB Wantuwirawan Salatiga”. Jurnal Pendidikan Islam. Vol 1, No 2.
Muhammad Arie. 2017. Analisis Hambatan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah
Statistika. JPPM. Vol. 10 No. 2.
Muharam, Dimas Prasetyo. 2015. Tunanetra. Jakarta: Kalam Mulia.
Munawaroh, Munawaroh, and Badrus Zaman. "Peran Majelis Taklim dalam
Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Masyarakat." JURNAL
PENELITIAN 14, no. 2 (2020): 369-392.
Musnamar, Tohari. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,
Yogyakarta: UII Press.
Nasarudin, Dkk. 2018. Pola Pembinaan Sosial Keagamaan Dengan Pengintegrasian
Nilai-Nilai Budaya Bima (Studi Terhadap Para Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Bima). Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan.
Vol. 2, No. 1.
90
Nasution, Harun. 1983. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam. Cet. III; Bandung:
Nulan Bintang.
91
Serpong Tangerang Selatan”. Skripsi.Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Yuliana, W. D., Mahardhani, A. J., & Utami, P. S. (2019). Pola Pendidikan Karakter
Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra Pada Panti Asuhan
Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo. Edupedia, 3(1).
Yulianti, Indri. Dkk. 2019. Pelaksanaan Pembelajaran Orientasi dan Mobilitas
bagi Anak Tunanetra di SLB Negeri 1. Jurnal Penelitian Pendidikan
Kebutuhan Khusus. Vol.2,No.1.
Yusikasari, Dovi Uuun. 2016. “Upaya Peningkatan Kemampuan Pengembangan
Diri Dengan Menggunakan Metode Praktik Siswa Tunanetra Kelas III SLB
A Yaketunis Yogyakarta”.Jurnal Pendidikan Anak (disabilitas). Vol. 2, No,
1.
Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.
92
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran Lampiran
A. Nama Responden
a. Nama : Anggun Raka Aji
Status :Pengurus PERTUNII Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
b. Nama : Zamjuri S. Pd
c. Status : Pembina PERTUNII Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
3. Nama : Eti Sulstyawati
Status : Anggota PERTUNII PERTUNII Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
93
4. Nama : Nur Hidayati
Status : Anggota PERTUNII PERTUNII Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
5. Nama : Suprihadi
Status : Anggota dari keluarga PERTUNII PERTUNII Kecamatan Tingkir
Kota Salatiga
anggota PERTUNII?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Pembina Yayasan PERTUNII
94
2. Bagaimana upaya pengurus yayasan dalam memberikan kepedulian sosial
maupun keagamaan terhadap para tunanetra?
3. Apa metode yang dilakukan oleh para terhadap pembinaan kemandirian
sosial terhadap para warga disitabilitas pada organisasi ini?
4. Siapa saja yang berperan aktif dalam pembinaan keagamaan pada
penyandang disitabilitas khususnya tunanetra?
5. Apa faktor pendukung pembinaan keagamaan tunanetra di lembaga ini?
6. Kegiatan apa saja yang mengandung positif dalam membina keagamaan
tunanetra pada organisasi ini?
7. Bagaimana perkembangan pembinaan keagamaan tunanetra dan apakaha
dahal yang menghambat dan cara mengatasinya seperti apa?
8. Apa yang anda lakukan bila melihat atau mengetahui perilaku menyimpang
di kalangan para tunanetra
9. Bagaimana cara para pembina mengkaderisasi para tunanetra lain untuk
dapat berguna terhadap sesama.?
10. Apa harapan para pembina kepada para anggota PERTUNII?
95
10. Apa ada juga faktor yang dapat menghambat dalam pembinaan keagamaan
para anggota PERTUNII, bila ada bagaimana cara mengatasinya?
D. Keluarga tunanetra
1. Bagaimana kedudukan manusia dalam sudut pandang agama?
2. Apa yang anda lakukan pada tunanetra anggota keluarga anda dalam
memperbaiki kualitas keagamaan =?
3. Bagaimana cara anda memberikan pembelajaran keagamaan pada
tunanetra anggota keluarga melalui PERTUNII?
96
4. Apa yang memotivasi diri anda untuk mendukung anggota keluarga anda
belajar agama dan ikut dalam PERTUNII?
5. Apa tujuana diri anda meminta anggota keluarga anda dalam menekuni
pembinaan keagamaan PERTUNII?
6. Bagaimana respon lingkungan keluarga terhadap usaha pembelajaran anda
pada PERTUNII?
7. Apa saja pendidikan keagamaan pelajari pada PERTUNII?
8. Bagaiamana cara anda belajar keagamaaan melalui PERTUNII
9. Apa yang menjadi faktor pendukung diri atau anggota keluarga anda
dalam mengikuti setiap kegiatan pada PERTUNII?
10. Apa ada hal yang menghambat pembelajaran keagamaan diri anda, kalau
ada apa solusi-Nya?
97
Tanggal : 2 Mei 2021
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kondisi keagamaan Bila mereka yang mau mengikuti
para tunanetra di lingkungan ini? keagamaan maka mereka akan
menjadi pribadi yang
seengkanya punya tuntunan ata
pedoman hidup sebagai
landasan utama penguatan
motivasi mereka dalam
beragama dengan mendapatkan
pengetahuan tauhid apalagi,
dalam kekurangan mereka,
namun bila tidak mengikuti
kegiatan keagamaan baik yang
melalui PERTUNII atau tidak
kondisi psikologi mereka cukup
kurang dan perlu perhatian
2 Bagaimana upaya pengurus Dengan mengadakan kegiatan
yayasan dalam memberikan keagamaan seperti membina
kepedulian sosial maupun mereka dalam ibadah dan sosial
keagamaan terhadap para selain itu mengadakan pelatihan
tunanetra? kemandirian bagi mereka dalam
membekali menjadi salah satu
jalan ekonomi dan skill seperti
pijat dan lainnya
3 Apa metode yang dilakukan oleh Motivasi keagamaan dan
para terhadap pembinaan pendampingan kegiatan menjadi
kemandirian sosial terhadap para hal yang utama motivasi akan
warga disitabilitas pada membantu penguatan diri
organisasi ini? mereka melalui cerita tokoh
Islam dan lainnya pendampingan
adalah dalam memberikan
praktik ibadah seperti sholat
membaca quran dan lainnya
melalui praktek dan nanti kami
yang akan membetulkan bila
adanya kesalahan.
4 Siapa saja yang berperan aktif Para anggota, pengurus,
dalam pembinaan keagamaan pembina dan biasanya ada
pada penyandang disitabilitas donatur yang ikut dalam kegiata
khususnya tunanetra? untuk membuat laporan dan
pengawasan bantuan
98
5 Apa faktor pendukung pembinaan Adanya dukungan dari
keagamaan tunanetra di lembaga pemerintah masyarakat dan alat
ini? teknologi yang semakin canggih
menjadi salah satu pendukung
dalam pembelajaran keagamaan
bagi tunanetra selain itu motivasi
mereka juga menjadi hal utama
bila mereka menyadari betapa
pentingnya keagamaan
6 Kegiatan apa saja yang Al-Qur’an braille sebagai
mengandung nilai positif dalam kegiatan belajar membaca Al-
membina keagamaan tunanetra Qur’an pembelajaran
pada organisasi ini? keagamaan digital dan
pembelajaran Quran audio
digital serta pelatihan
kemandirian dalam bentuk pijat
atau lainnya
7 Bagaimana perkembangan Perkembanganya bagus namun
pembinaan keagamaan tunanetra kalau masalah penghambat
dan apakaha dahal yang biasanya ada keluarga yang
menghambat dan cara malas mengantar atau sibuk,
mengatasinya seperti apa? hingga seiring dengan seringnya
hal seperti itu membuat motivasi
pembelajaran keagamaan
mereka turun
8 Apa yang anda lakukan bila Yang pasti adalah mengingatkan
melihat atau mengetahui perilaku karena kewajiban sesama
menyimpang di kalangan para muslim meski dengan cara yang
tunanetra berbeda beda, bila tidak mampu
mengingatkan adalah dengan
mendoakan kebaikan kepada
mereka
9 Bagaimana cara para pembina Dengan meminta mereka aktif
mengkaderisasi para tunanetra mengikuti kegiataan dan
lain untuk dapat berguna terhadap memotivasi agar mereka mampu
sesama.? menumbuhkan semangat hidup
di tengah kekurangan
10 Apa harapan para pembina Agar mereka mampu menjadi
kepada para anggota PERTUNII? pribadi yang taat dan mampu
selalu semangat hidup dan
manfaat dengan yang lain.
LAMPIRAN WAWANCARA II
99
Status : Pengurus PERTUNII
Tempat : Kantor PERTUNII
Waktu : 13.00 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana asal mula berdirinya PERTUNII di dirikan atas
PERTUNII keperhatian beberapa tokoh
agama kepada para tunanetra
agama yang merupakan salah
satu hak dan kebutuhan yang
harus didapatkan mereka selain
pelatihan kemandirian, agar
mereka menjadi manusia yang
bermanfaat dan mampu
memberikan nilai dalam
kehidupan
2 Apa tujuan dirikan-Nya Untuk menjadikan tunanetra
PERTUNII? sebagai manusia yang memiliki
ketahuidan dan semangat hidup
tinggi dengan berbagai macam
kagiatan pembelajaran di
dalamnya keagamaan atau
pengajaran kemandirian
3 Apa saja kegiatan PERTUNII? Ada pembinaan keagamaan
seperti mengaji al-quran,
pengajian atau penyuluhan
keagamaan dalam memberikan
motivasi hidup dan peningkatan
kualitas keagamaan serta
pendidikan terkait dengan
kemandirian dalam bentuk
pelatihan musik atau pijat
4 Siapa saja yang menjadi pengurus Mereka yang benar benar ikhlas
dan pembina PERTUNII? dan peduli kepada tunanetra
karena mengajar disini hanya
mengharap ridho tuhan bila
adapun uang hal tersebut tak
lebih besar dari pengorbanan
5 Siapa saja yang boleh ikut Para tunanetra darimanapun
PERTUNII? khususnya lingkungan asal
mereka sadar dan mau belajar
agama maka kami akan bantu
6 Siapa saja orang yang berperan Para donatur dan pemerintah
aktif membantu PERTUNII? yang senantiasa membantu kita
100
dalam menyediakan alat-alat
bantuan pembelajaran atau
dalam bentuk donasi dana.
7 Kegiatan apa saja yang Al-Qur’an braille sebagai
mengandung nilai positif dalam kegiatan belajar membaca Al-
membina keagamaan tunanetra Qur’an dengan bentuk al quran
pada desaini? khusus sebagai alat
pembelajaran selain itu adanya
pembelajaran keagamaan digital
dalam bentuk file reqaman dan
pembelajaran Quran audio
digital yang membantu
mempermudah hafalan mereka
serta pelatihan kemandirian
dalam bentuk pelatihan pijat
bahkan musik
8 Apa saja metode yang digunakan Ditengah kekukurangan mereka
dalam membina atau mendidik paling penting adalah
keagamaan anggota PERTUNII? memberikanMotivasi keagamaan
dan pendampingan kegiatan
menjadi hal yang utama motivasi
akan membantu penguatan diri
mereka melalui cerita tokoh
Islam dan lainnya pendampingan
adalah dalam memberikan
praktik ibadah seperti sholat
membaca quran dan lainnya
melalui praktek dan nanti kami
yang akan membetulkan bila
adanya kesalahan. Selain itu
mengadakan kegiatan-kegiatan
lain yang mampu berdampak
baik bagi mereka
9 Apa yang menjadi faktor Hal yang menjadi pendukung
pendukung dalam pembinaan adalah seperti adanya dukungan
keagamaan anggota PERTUNII dari keluarga pemerintah
masyarakat dan alat teknologi
yang semakin canggih seperti al
quran braille dan lainya menjadi
salah satu pendukung dalam
pembelajaran keagamaan bagi
tunanetra selain itu motivasi
mereka juga menjadi hal utama
bila mereka menyadari betapa
pentingnya keagamaan
101
10 Apa ada juga faktor yang dapat Pastinya beberapa masyarakat
menghambat dalam pembinaan yang terkadang sulit menerima
keagamaan para anggota kondisi dan berosisalisasi dengan
PERTUNII, bila ada bagaimana mereka sehingga pengalaman
cara mengatasinya? ibadah dan sosial antar sesama
pun kurang selain itu kondisi
kekurangan menyebaban kondisi
psikologis mereka tidak stabil
manhkanya motivasi penguatan
selalu diutamakan
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana kedudukan manusia Ya manusia sama toh,
dalam sudut pandang agama? mereka semua wajib
beribadah taat dan patuh
kepada tuhan, dari itu
kebutuhan belajar agama
adalah suatu hal yang harus
saya pedulikan
2 Apa yang keluarga lakukan dalam Karena kedudukanya sama
memperbaiki kualitas keagamaan saya harus menjadi manusia
pada diri anda? pada umumnya saya juga
harus mampu membaca al
quran mampu memahami
sholat mampu mengetahui
mana yang baik dan buru
serta mampuy memperlajari
agama dan yang lain salah
satunya melalui organisai
PERTUNII atau ikut dalam
kegiatan keagamaan lain
dan juga saya belajar
mandiri seperi mampu
memeiliki kemampuan
102
3 Bagaimana cara anda belajar agama Pertama dimulai dengan di
sehari hari melalui PERTUNII? anter keluarga terus
melaksanakan atau ikut
dalam kegiatan keagamaan
disana berupa motivasi
dalam bentuk ceramah
pendampingan praktik
ibadah dan pendidikan
lainnya
4 Apa yang memotivasi diri anda Manusia dibedakan bukan
untuk belajar agama dan ikut dalam atas dasar kondisi fisik
PERTUNII? ekonomi, fisik, namun
berdasarkan dasar
ketaqwaan dan keimanan
dari hal itu saya termotivasi
melalui pembelajaran dan
dorongan keluarga dan
tokoh agama
5 Apa tujuan diri anda dalam Agar saya dapat
menekuni pembinaan keagamaan meningkatkan iman, taqwa
PERTUNII? dan ihsan pada diri saya
103
alquran digital al quran
braille yang dipandu dan
dibantu oleh pembina
keagamaan PERTUNII
10 Apa ada hal yang menghambat Kondisi penyakit atau
pembelajaran keagamaan diri anda, dikala ada keluarga sibuk
kalau ada apa solusi-Nya? kerja dan tidak sempat
mengantar hal itu membuat
saya tidak bisa ikut kegiatan
pembinaan keagamaan
hingga solusinya mungkn
mendatangkan pembina
kerumah dilain waktu.
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana kedudukan manusia Tuhan dalam memandang
dalam sudut pandang agama? Ya manusia mereka semua
wajib beribadah taat dan
patuh kepada tuhan, dari itu
kebutuhan belajar agama
adalah suatu hal yang harus
saya pedulikan dalam
meningkatkan kedekatan
dan ketaqwaan saya
kepadanya
2 Apa yang keluarga lakukan dalam Sebagi muslim saya harus
memperbaiki kualitas keagamaan mampu menjadi muslim
pada diri anda? yang taat dengan mak saya
harus menjadi muslim pada
umumnya saya juga harus
mampu membaca al quran
mampu memahami sholat
104
mampu mengetahui mana
yang baik dan buru serta
mampuy memperlajari
agama dan yang lain salah
satunya melalui organisai
PERTUNII atau ikut dalam
kegiatan keagamaan lain
dan juga saya belajar
mandiri seperi mampu
memeiliki kemampuan pijat
musik dan lainnya
3 Bagaimana cara anda belajar agama Pertama dimulai dengan di
sehari hari melalui PERTUNII? anter keluarga terus
melaksanakan atau ikut
dalam kegiatan keagamaan
disana berupa motivasi
dalam bentuk ceramah
pendampingan praktik
ibadah dan pendidikan
lainnya
4 Apa yang memotivasi diri anda Tuham memandang
untuk belajar agama dan ikut dalam Manusia dibedakan bukan
PERTUNII? atas dasar kondisi fisik
ekonomi, fisik, namun
berdasarkan dasar
ketaqwaan dan keimanan
dari hal itu saya termotivasi
melalui pembelajaran dan
dorongan keluarga dan
tokoh agama
5 Apa tujuan diri anda dalam Sebagai muslim tentu agar
menekuni pembinaan keagamaan saya dapat meningkatkan
PERTUNII? iman, taqwa dan ihsan pada
diri saya
6 Bagaimana respon lingkungan Sangat mendukung
keluarga terhadap usaha terutama keluarga dekat
pembelajaran anda pada saya agar saya dap dan
PERTUNII? mampu menjadi manusia
yang mendapatkan hak hak
sesuai dengan manusia
umumnya
7 Apa saja pendidikan keagamaan Sholat membaca al quran,
pelajari pada PERTUNII? materi akhlak dan
bagaimana menjadi muslim
yang taat serta mampu
memahami syariat Islam.
105
Yang harus dikuasi setiap
muslim
8 Bagaiamana cara anda belajar Adanya indera lain seperti
keagamaaan melalui PERTUNII? tilinga harus saya
manfaatkan Dengan
memanfaatkan indera
pendengaran saya dan
teknologi melalui bantuan
para pembina PERTUNII
saya belajar agama Islam
9 Apa yang menjadi faktor Adanya keluarga yang
pendukung diri anda mengikuti mendukung juga adanya
setiap kegiatan pada PERTUNII? kemajuan teknologi mampu
membuat pembelajaran
keagamaan saya menjadi
lebih mudah seperi adanya
alquran digital al quran
braille yang dipandu dan
dibantu oleh pembina
keagamaan PERTUNII
10 Apa ada hal yang menghambat Kondisi saya yang sibuk
pembelajaran keagamaan diri anda, mencari uang dengan jalan
kalau ada apa solusi-Nya? mijat atau jualan sapu
membuat saya serng tidak
datang kegiatan pembinaan
keagamaan hingga
solusinya mungkn
mendatangkan pembina
kerumah dilain waktu.
Nama : Suprihadi
106
Status : Keluarga dari Anggota PERTUNII
Tempat : Rumah Narasumber
Waktu : 08.30 WIB
Tanggal : 12 Mei 2021
:
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana kedudukan manusia Tuhan dalam memandang
dalam sudut pandang agama? Ya manusia mereka semua
wajib beribadah taat dan
patuh kepada tuhan, dari itu
kebutuhan belajar agama
adalah suatu hal yang harus
saya pedulikan dalam
meningkatkan kedekatan dan
ketaqwaan saya kepadanya
2 Apa yang keluarga lakukan dalam Manusia meskipun ia
memperbaiki kualitas keagamaan memiliki kekurangan ia
pada diri anda? adaah saudara Sebagi
muslim saya
mendoronganggota keluarga
saya untuk h mampu menjadi
muslim yang taat dengan mak
saya harus menjadi muslim
pada umumnya, juga harus
mampu membaca al quran
mampu memahami sholat
mampu mengetahui mana
yang baik dan buru serta
mampuy memperlajari
agama dan yang lain salah
satunya melalui organisai
PERTUNII atau ikut dalam
kegiatan keagamaan lain dan
juga belajar mandiri seperi
mampu memeiliki
kemampuan pijat musik dan
lainnya
3 Bagaimana cara anda memberikan Pertama dimulai dengan
pembelajaran agama sehari hari mengantarkan ketempat
bagi tunanetra keluarga anda pembinaan dan
melaksanakan atau ikut
dalam kegiatan keagamaan
disana berupa motivasi
107
dalam bentuk ceramah
pendampingan praktik
ibadah dan pendidikan
lainnya
4 Apa yang memotivasi diri anda Tuhan memandang Manusia
untuk belajar agama dan ikut dibedakan bukan atas dasar
dalam PERTUNII? kondisi fisik ekonomi, fisik,
namun berdasarkan dasar
ketaqwaan dan keimanan
dari hal itu saya termotivasi
melalui pembelajaran dan
dorongan keluarga dan
tokoh agama
5 Apa tujuan diri anda meminta Sebagai muslim tentu agar
tunanetra keluarga anda untuk keluarga saya dapat
menekuni pembinaan keagamaan meningkatkan iman, taqwa
PERTUNII? dan ihsan pada dirinya
108
alquran digital al quran
braille yang dipandu dan
dibantu oleh pembina
keagamaan PERTUNII
10 Apa ada hal yang menghambat Kondisi yang sibuk mencari
pembelajaran keagamaan pada uang dengan jalan mijat atau
tunanetra keluarga anda apa jualan sapu membuat saya
solusi-Nya? serng tidak datang kegiatan
pembinaan keagamaan
hingga solusinya mungkn
mendatangkan pembina
kerumah dilain waktu.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
109
Lampiran foto wawancara dengan Bpk Angun Raka Aji (Pengurus
PERTUNII)
110
Lampiran foto wawancara dengan Eti Setyowati (Anggota PERTUNII)
111
Foto kegiatan pembinaan keagamaan PERTUNII
112
113
114
115
116
117
118
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
No Hp : 087737007217
119