PELAYANAN
DARAH
1
KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI HIJAU
NOMOR : /SK/KARS/RSMCH/VII/2021
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan pasien safety Rumah Sakit
Mary Cileungsi Hijau kepada masyarakat, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan pasien yang bermutu dan memadai baik dari segi kualitas maupun
kuantitas.
b. Bahwa agar pelayanan Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya peraturan Kepala Rumah Sakit tentang Pedoman Pelayanan
Darah Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Pelayanan Darah di Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu ditetapkan dengan peraturan Kepala Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau
tentang penetapan Pedoman Pelayanan Darah di Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau
Mengingat : 1. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. ( Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2009 nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 4431 )
2 Undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2009 nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 5063 ).
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
5. Keputusan Direktur PT.Rumah sakit Mary Cileungsi Hijau nomor 074/SK/DIRUT/PT
RSMCH/2019 tentang Pengangkatan Kepala Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau
6. Keputusan Direktur PT. Rumah Sakit mary Cileungsi Hijau nomor 012/SK/DIRUT/PT
RSMCH/2019 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kelola ( SOTK ) Rumah Sakit Mary
Cileungsi Hijau.
7. Peraturan kepala Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau nomor
092/PER/KARS/RSMCH/2021 tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Mary
Cileungsi Hijau.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI HIJAU TENTANG PEDOMAN
2
PELAYANAN DARAH
KEDUA : Pedoman Pelayanan Darah di Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau sebagaimana dimaksud
diktum kesatu terlampir dalam keputusan ini.
KETIGA Pedoman ini menjadi acuan bagi Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau untuk melaksanakan
pelayanan Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau.
KEEMPAT : Peraturan tentang Pedoman Pelayanan Darah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : Juli 2022
Kepala Rumah sakit
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku “ PANDUAN PELAYANAN
DARAH”
Dengan adanya buku panduan ini, diharapkan dapat menjadi acuan dan dasar bagi “ Panduan
Pelayanan Darah” Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau untuk memberikan pelayanan dan asuhan pasien
di Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau.
Buku panduan ini tentunya belumlah menjadi sebuah acuan dan dasar yang sempurna dan untuk itu
kami akan melakukan sebuah evaluasi dan perbaikan - perbaikan bilamana dalam pelaksanaan
panduan ini ditemukan hal-hal yang kurang atau tidak sesuai lagi dengan kondisi di Rumah Sakit Mary
Cileungsi.Hijau.
Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada tim penyusun,
yang dengan segala upaya dan kerjasama telah berhasil menyusun panduan ini untuk diberlakukan di
Rumah Sakit Mary Cileungsi.Hijau.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberi rahmat dan taufik serta hidayahnya bagi kita
semua.
4
Kepala Rumah Sakit
NIK : 19040101
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….……..i
DAFTAR ISI………..…………………………………………………………………………….….ii
BAB I DEFINISI………………………………………………………………………………….....1
BAB IV DOKUMENTASI………………………………………………………………………….13
6
BAB I
DEFINISI
Transfusi darah ada pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang kepada
orang lain, transfusi darah merupakan prosedur yang dilakukan pada klien yang membutuhkan
darah dan atau produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan set transfusi.
Perkembangan teknologi membuat transfusi produk darah menjadi mungkin meliputi
identifikasi Karl Landsteiner tentang golongan darah manusia A, B dan O pada 1901.
Decastello dan sturli menambahkan kelompok keempat, AB, pada tahun 1902. Reuben
ottenberg menggunakan tipe darah dan pencocokan silang untuk pertama kali tak lama
sesudahnya, ia juga menciptakan istilah donor universal dan penerima universal pada 1912.
Selanjutnya, pengembangan antikoagulan jangka panjang, seperti asam sitrat – dekstrosa,
memungkinkan penyimpanan darah untuk digunakan nanti. Pada 1939 – 1940, sistem
golongan darah Rhesus ( Rh ) ditemukan, mengarahkan ke pengembangan pengujian
kompatibilitas antigen minor. Pada tahun 1971, pengujian antigen permukaan hepatitis B
menandakan munculnya skrining untuk meminimalkan penularan infeksi melalui transfusi.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembahasan pada panduan ini berpusat pada pelayanan transfusi darah, yang
pelaksanaan nya terkait dengan unit-unit antara lain :
7
1. Laboratorium
2. Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
3. Ruang Perawatan Umum, dan
4. Ruang Perawatan Khusus ( OK, ICU, VK )
BAB III
TATA LAKSANA
8
1) Transfusi sel darah merah hampir selalu diindikasikan pada kadar
myoglobinin <7g/dl, terutama pada anemia akut. Transfusi dapat ditunda jika
pasien asimptomatik dan atau penyakitnya memiliki terapi spesifik lain, maka
batas kadar Hb yang lebih rendah dapat diterima
2) Transfusi sel darah merah dapat dilakukan pada kadar Hb 7-10 g/dl apabila
ditemukan hipoksia atau hipoksemia yang bermakna secara klinis dan
laboratorium
3) Transfuse tidak dilakukan bila kadar Hb > 10 g/dl, kecuali bila ada indikasi
tertentu, misalnya penyakit yang membutuhkan kapasitas transport oksigen
lebih tinggi ( contoh ; penyakit paru obstruktif kronik berat dan penyakit
jantung iskemik berat )
4) Transfuse pada neonatus dengan gejala hipoksia dilakukan pada kadar Hb <
11 g/dl, bila tidak ada gejala batas ini dapat diturunkan hingga 7 g/dl ( seperti
pada anemia bayi prematur ). Jika terdapat penyakit jantung atau paru atau
yang sedang membutuhkan suplementasi oksigen batas untuk memberi
transfuse adalah Hb < 13g/dl
b. Pemberian transfusi trombosit
Transfuse trombosit dapat digunakan untuk mengatasi perdarahan pasien dengan
trombositopenia bila hitung trombosit <50.000/uL, bila terdapat perdarahan
mikrovaskular difus batasnya mejadi < 100.000/uL, pada kasus DHF dan DIC
supaya merujuk pada penatalaksanaan masing-masing.
9
2. Netralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang
mengancam nyawa
3. Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah
transfusi masif atau operasi pintasan jantung atau pada pasien dengan
penyakit hati
10
a. Sebelum ditransfusikan, periksa sekali lagi sifat dan jenis darah serta kecocokan
antara darah donor dan penderita. Penderita dipersiapkan dengan pemasangan
infus dengan jarum besar ( 16-18 ). Jarum yang terlalu kecil (23-25) dapat
menyebabkan hemolysis.
b. Transfusi dilakukan dengan transfusi set yang memiliki saringan untuk
menghalangi bekuan fibrin dan partikel debris lainnya. Transfusi set baku memiliki
saringan dan ukuran pori-pori 170 mikron. Pada keadaan normal, sebuah transfusi
set dapat digunakan 2 sampai 4 unit darah.
c. Vena terbaik untuk kanulasi darah adalah vena pada bagian dorsal tangan dan
pada lengan atas. Dalam keadaan darurat dapat dilakukan venaseksi untuk
menjamin kelancaran dan kecepatan transfusi
d. Waktu mengambil darah dari lemari es, perhatikan plasmanya. Jika ada tanda
tanda hemolysis ( warna coklat hitam, keruh ) jangan diberikan. Darah yang belum
ada ditransfusikan dari lemari es harus didiamkan selama 30 menit, baru dapaat
ditransfusikan
e. Sebelum transfusi, diberikan terlebih dahulu 50-100 ml NaCl fisiologik. Dengan
tetesan hidrasi NaCl 20 tetes / menit. Jangan menggunakan larutan lain karena
dapat merugikan. Larutan dekstrose dan larutan garam hipotonik dapat
menyebabkan hemolysis. Ringer laktat atau larutan lain yang mengandung
kalsium akan menyebabkan koagulasi. Jangan menambahkan obat apapun ke
dalam darah yang ditransfusikan.
f. Jika sejumlah besar darah akan ditransfusikan dalam waktu singkat, maka
dibutuhkan darah hangat, karena darah yang dingin akan mengakibatkan aritmia
ventrikel bahkan kematian. Menghangatkan darah dengan air hangat hendaknya
pada suhu 37-39 °C, karena bila lebih dari 40°C, eritrosit akan rusak. Pada 100
ml pertama pemberian darah lengkap hendaknya diteliti dengan hati-hati dan
diberikan perlahan-lahan untuk kemungkinan deteksi dini reaksi transfusi.
g. Transfusi set mengalirkan darah 1 ml dalam 20 tetes, laju tercepat yang bisa
tercapai adalah 60 ml permenit. Laju transfusi tergantung pada status
11
kardiopulmoner resipien. Jika status kardiopulmoner normal, maka dapat
diberikan 10-15 ml/kgBB dalam waktu 2-4 jam, jika tidak ada hemovolemia maka
batas aman transfusi adalah 1 ml/kgBB/jam (1 unit kurang lebih 3 jam ) atau 1000
ml dalam 24 jam. Tetapi jika terdapat gagal jantung yang mengancam maka tidak
boleh ditransfusikan melebihi 2 bakteri, sebaiknya transfusi satu unit darah tidak
boleh melewati 5 jam karena meningkatnya resiko poliferasi bakteri.
h. Kasus-kasus dengan perdarahan yang hebat kadang-kadang dibutuhkan transfusi
yang cepat sampai 6-7 bag dalam setengah jam. Setelah sirkulasi tampak
membaik dikurangi hingga 1 bag tiap 15 menit.
BAB IV
DOKUMENTASI
12
Pendokumentasian kegiatan yang berhubungan dengan transfusi darah, dituangkan dalam
beberapa dokumen antara lain :
1. Persetujuan atau penolakan tindakan pemberian transfusi darah
2. Catatan pemberian darah atau produk darah
3. Reaksi transfusi dilaporkan dalam surveillans indikator mutu.
19040101
13