Referat
Oleh:
Muhammad Faqih 19360120
Tri Wahyuni Tanjung Saragih 19360151
Zahrany Faliha Ilyas 19360164
Preceptor:
dr. Fonda Octarianingsih Shariff, Sp.OG
“DIABETES GESTASIONAL”
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan dan
kemampuan kepada penyusun sehingga penyusunan Referat yang berjudul “DIABETES
GESTASIONAL” ini dapat diselesaikan.
Referat ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat dalam mengikuti dan
menyelesaikan kepaniteraan klinik SMF Obstetri dan Ginekologi di RS Pertamina
Bintang Amin Lampung. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Fonda Octarianingsih Shariff, Sp.OG selaku dokter pembimbing.
2. Para Bidan dan Pegawai di Bagian SMF Obstetri dan Ginekologi RS Pertamina
Bintang Amin Lampung.
3. Teman-teman sejawat dokter muda di lingkungan RS Pertamina Bintang Amin
Lampung.
Segala daya upaya telah di optimalkan untuk menghasilkan referat yang baik dan
bermanfaat, dan terbatas sepenuhnya pada kemampuan dan wawasan berpikir penulis.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar dapat menghasilkan
tulisan yang lebih baik di kemudian hari.
Akhir kata penulis mengharapkan referat ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, khususnya bagi para dokter muda yang memerlukan panduan dalam
menjalani aplikasi ilmu.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
pada orang gemuk yang sering disebut diabesity. Dengan meningkatnya prevalensi
DM tipe 2 secara umum dan khususnya lagi pada orang usia muda mengakibatkan
dan kelainan susunan saraf pusat, peningkatan kematian janin, persalinan prematur,
perinatal. Risiko jangka panjang meliputi obesitas, DM tipe 2 dan rendahnya IQ.
hiperinsulinemia pada janin, yang mengakibatkan peningkatan sel lemak janin yang
akan mengakibatkan obesitas dan resistensi insulin pada masa anak-anak (POGI,
2010).
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyulit medik yang sering terjadi
selama kehamilan. Angka kejadian 3-5% dari semua kehamilan.. Peningkatan angka
perinatal pada 10% kasus kehamilan dengan DM tipe 1 dan tipe 2 yang tidak
maturasi paru janin yang akhirnya juga meningkatkan kejadian RDS. Kejadian
kematian janin intrauterin yang terjadi pada kasus-kasus kehamilan dengan DM juga
persalinannya masih belum ada kesepakatan diantara para dokter spesialis kebidanan
di Indonesia. Untuk itu diperlukan suatu panduan agar mencapai kesamaan pendapat
tersebut akan mencapai hasil yang optimal bagi ibu dan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. DIABETES GESTASIONAL
2.1. DEFINISI
diketahui pertama kali pada saat kehamilan tanpa memandang apakah insulin
2.2. EPIDEMIOLOGI
seluruh dunia, prevalensinya berbeda menurut ras, etnis, usia, dan komposisi
tubuh serta berdasarkan kriteria skrining dan diagnostik. Masih ada beberapa
Risiko rendah
Risiko tinggi
b. Obesitas
c. Polycystic ovary sindrome
2.4. KLASIFIKASI
absolut).
a. Immuned Mediated
b. Idiopathic
sampai dengan suatu gangguan pada sekresi insulin yang disertai resistensi
insulin)
3. DM tipe spesifik
d. Endokrinopati
e. Drug/Chemical induced
f. Infeksi
g. Bentuk lain dari immune-mediated Diabetes Mellitus yang jarang.
4. Diabetes Gestational.
2.5. PATOFISIOLOGI
pertumbuhan organ.
RDS pasca lahir. Makrosomia diakibatkan oleh karena masuknya glukosa yang
tinggi ke sirkulasi janin yang merangsang hiperplasi sel beta Langerhans janin
sehingga terjadi hiperinsulin pada janin yang pada gilirannya akan menyebabkan
insulin terjadi karena efek diabetogenik dari kehamilan (Tabel 1) yang tidak bisa
pada periode kritis tertentu akan diakomodasi (adaptasi janin) yang terbawa
seumur hidup. Bayi-bayi yang mengalami IUGR akan lebih mudah berkembang
Skrining dilakukan hanya pada wanita hamil dengan risiko tinggi untuk
Asia Tenggara maka kita menganut skrining universal (ACOG) yakni dilakukan
untuk setiap ibu hamil dimulai sejak kunjungan pertama (trimester 1) untuk
menapis DMpG. Bila negatif maka harus diulangi pada UK 24-28 minggu untuk
pemeriksaan satu tahap (One Step Approach menurut WHO) yakni dengan Tes
hasil glukosa puasa = 126 mg/dL dan 2 jam = 200 mgh/dL. Bila hasil negatif
2.7. PENYULIT
1. Ibu :
- Preeklamsia
- Polihidramnion
2.8. TATALAKSANA
1. Perawatan Antenatal
Anestesi.
100 mg/dL dan 2 jam pp = 140 mg/dL yang dicapai dengan diet, olahraga
dan insulin.
c. Obat Anti Diabetes (OAD) tidak dianjurkan oleh karena dapat menembus
minggu
c. Perkiraan berat lahir secara klinis dan pemeriksaan USG dilakukan untuk
d. Pasien dengan DMG yang dalam terapi insulin disertai diet untuk
(plasma) saat puasa dan 2 jam. - Bila TTGO diatas menunjukkan kadar
yang normal, evaluasi lagi setelah 3 tahun dengan kadar glukosa puasa.
Dianjurkan untuk berolah raga teratur untuk menurunkan berat badan pada
yang obesitas.
Fetomartenal, 2012).
2.9 PROGNOSIS
BAB III
KESIMPULAN
bervariasi yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan tanpa
berbeda menurut ras, etnis, usia, dan komposisi tubuh serta berdasarkan kriteria skrining
dan diagnostik. Faktor risiko rendah maupun tinggi yang harus dikenali serta dilakukan
scrining dan diagnosis tepat sangat berfungsi untuk tatalaksana untuk penderita sebelum
persalinan, masa persalinan dan pasca persalinan sehingga dapat meminimalisir keadaan