Disusun oleh:
KELAS TP A-1
2020
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul
Perkembangan Psikologi Kognitif ( era kontemporer ). Penulisan makalah ini bertujuan
guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Sejarah Aliran Psikologi”.Disamping itu
makalah ini dapat menjadikan sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
Disamping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan ketidaksempurnaan,
baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh karena itu penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………..
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran……………………………………………………………
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dari psikologi kognitif muncul pada tahun 1956 oleh George Miller sebagai
buntut dari ketidakpuasan manusia terhadap konsep kemanusiaan menurut pandangan
behavioralistik dan psikoanalisa. Konsep yang memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi
pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berfikir. Konsep kognitifisme
muncul lantaran pemikiran kaum rasionalisme yang memandanga bahwa manusia adalah mahkluk
hidup yang memiliki kuasa berfikir yang lebih baik dari mahkluk hidup lainnya.
Perspektif psikologi kognitif memaparkan bahwa proses belajar adalah sebuah peristiwa
yang dialami juga oleh mental, bukan sebuah peristiwa yang merujuk pada tindakan behavioral atau
bersifat jasmani, walaupun dalam kenyataanya hal-hal yang bersifat behavioral terlihat lebih nyata
dalam kegiatan atau peristiwa belajar misalnya seorang siswa.
Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Sejarah Psikologi Kognitif
B. Perkembangan Psikologi Islam Abad Pertengahan
C. Tokoh-Tokoh Psikologi Kognitif
Sejarah psikologi kognitif berawal dari kolaborasi guru dan murid yaitu Aristotle dan Plato. Pada kala itu
Plato dan muridnya Aristotle memperdebatkan mengenai cara manusia dalam memahami dan mengerti
pengetahuan, dunia, seerta alam, Plato memiliki pendapata bahwa manusia mendapatkan pengetahuan
melalui cara penaklukan secara logis yang kemudian disebut sebagai aliran rasionlisme.
2. Wilhelm Wundt
pada abad 19 dan 20, Wilhelm Wundt (1832-1920) seorang ahli psikologi dari tanah Jerman memberikan
mendapat bagaimana cara mempelajari pengalaman sensori melalui cara instropeksi. Untuk memahami
proses perpindahan maklumat atau cara berfikir, maka maklumat tersebut harus dibagi dalam beberapa
struktur berfikir yang lingkupnya jauh lebih kecil, aliran strukturisme Wundt menumpukan pada proses
berfikir akan tetapi, aliran fungsionalisme memiliki pendapat bahwa sangat penting untuk manusia untuk
Pada Tahun 1874 sampai 1949, nama Edward lee Thorndike muncul, yang kemudian muncul sebuah aliran
yang dinamai aliran asosiasi, aliran ini adalah aliran yang mulai menggunakan stimulus dan diikuti dengan
aliran behaviorisme yang menggabungkan antara stimulus dan respon pada proses belajar. Berdasarkan
pendekatan behaviorisme radikal yang dicetuskan oleh ilmuan B.F. Skinner pada tahun 1904 sampai 1990
menyatakan bahwa semua tingkah laku yang dilakukan oleh manusia untuk belajar, perolehan bahasa
bahkan penyelesaian masalah dapat dijelakan dengan penguatan antara stimulus dan respon melalui hadiah
dan hukuman.
Penjelasan mengenai pendekatan behaviorisme yang kurang dapat menjawab alasan-alasan perilaku
manusia yang memiliki perbedaan, seperti misalnya ketika melakukan perencanaan pilihan dan
sebagainya. dari hal ini kemudian psikologi kognitif muncul sebagai sebuah oase pengetahuan baru yang
kemudian dikemukaan oleh Edward Tolman yang mempercayai bahwa semua tingkah laku yang dilakukan
oleh manusia adalah memiliki suatu tujuan, yang membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses
kognisi. Yang akhirnya membawa nama Tolman sebagai Bapak psikologi kognitif modern.
beri sumbangan besar dalam kehidupan Masyarakat. Al-Ghazali berpendapat Bahwa ilmu
Jiwa merupakan salah satu jalan dalam mengenal Allah secara lebih dekat. Beliau membagi
sifat Manusia menjadi 4 berdasarkan kekuatan emosi dan syahwat yang menguasai Manusia,
Yaitu:
Selain dikenal sebagai Psikolog, At-Tabari juga menguasai ilmu Fisika dan Kedokteran.
Dalam Kitabnya yang berjudul Firdous al-Hikmah (paradise Of wisdom), ia
mengembanggkan Psikoterapi untuk menyembuhkan gangguan Jiwa. Ia menganggap Bahwa
psikologi sangat Berkaitan erat dengan Ilmu kedokteran, karena itu untuk mengobati pasien
gangguan jiwa selai Konseling, Psikoterapi juga di perlukan.
Ibnu Sina merupakan tokoh Ilmuwan Muslim yang sangat Luar biasa, karya-karyanya
yang terkenal dalam Qanun tentang ilmu kedokteran. Selain itu, perhatian Ibn Sina lebih
banyak kepada Jiwa dalam bentuk Hakikat manusia sebenarnya. Menurut Ibnu sina jiwa
merupakan hakikat manusia sebenarnya. Artinya jiwa merupakan kesempurnaan awal bagi
Tubuh. Sebab, tubuh sendiri merupakan Prasyarat bagi devinisi Jiwa.
Ibnu Sina banyak memang banyak mengemukakan pendapat tentang Jiwa, beliau tidak
sepakat dengan apa yang telah diungkapkan Aristoteles bahwa jiwa manusia rusak
bersamaan dengan rusaknya fisik ia menyakini bahwa jiwa memiliki eksistensi sendiri. Ibn
Sina menyatakan bahwa sebenarnya secara fisik orang-orang sakit, hanya dengan kekuatan
kemauannyalah dapat menjadi sembuh. Salah satu sumbangan terbesarnya Ibn Sina dalam
psikologi adalah berusaha untuk mengkonsilisasi antara keyakinan dan nalar.
7. Ibnu Rusyd
Jasa terbesar beliau buat perkembangan ilmu Psikologi di global ialah hasil karyanya
yang berjudul Al-Tuhafut. Melalui karya besarnya ini Ibnu Rusyd memberi pernyataan bila
Roh memberi izin pada jasad yang dimiliki seseorang buat menjalani kehidupan. Namun
meski jasad sudah meninggal, Namun Roh tetap hidup di alam lain dan akan bangkit lagi
ketika hari kiamat sudah tiba. Dalam masa kebangkitannya ini roh sudah tak memerlukan
jasad lagi.
8. Al-Farabi
Salah satu tokoh Psikologi islam global yang terkenal ialah Al-Farabi. Selain dikenal
sebagai psikolog islam, beliau pun dikenal sebagai ilmuwan dalam bidang Fisika, kimia,
filsuf, pakar ilmu Logika, pakar ilmu jiwa, metafisika, politik, dan lain sebagainya. Beliau
dilahirkan di Farab pada 257 H atau 870 M dan meninggal global pada 339 H atau 950 M.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA