Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH

(BIAS CAMPAK)

I. PENDAHULUAN
Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang
kesehatan adalah upaya pembinaan anak usia sekolah melalui Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar anak sekolah melalui perilaku hidup bersih dan sehat,
menciptakan lingkungan yang sehat serta meningkatkan derajat kesehatan anak
sekolah. Hal ini memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Sebagai bagian dari UKS, pada tahun 1997 Kementrian Kesehatan, Kementrian
Dalam Negeri, Kementrian Agama, dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah
mencanangkan pelaksanaan imunisasi bagi anak usia sekolah dasar. Pelaksanaan
BIAS pada saat ini kelas 1 mendapatkan imunisasi Campak
BIAS adalah kegiatan secara nasional meliputi pemberian imunisasi pada anak
sekolah tingkat dasar dilaksanakan satu kali setahun pada setiap bulan Agustus untuk
imunisasi Campak. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan wilayah Kecamatan
Sukorejo sesuai dengan tata nilai puskesmas SUKOREJO yaitu : Senyum dalam
memberikan pelayanan, Unggul dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
Kualitas dalam mutu pelayanan, Obyektif dalam orientasi kerja, Ramah dalam
berperilaku, Empati terhadap pasien, Jujur dalam menjalankan tugas, Optimis dalam
bekerja.

II. LATAR BELAKANG

Campak adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah.


Sebelum imunisasi Campak dipergunakan secara luas di dunia, hampir setiap anak dapat
terinfeksi Campak. Kasus Campak dengan gizi buruk akan meningkatkan kematian
campak. Indonesia adalah negara ke empat terbesar penduduknya di dunia yang memiliki
angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian, yang
menyebabkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang diidentifikasi
oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dalam rangka mencapai eliminasi
campak.
Berdasarkan data dari Subdit Surveilans pada tahun 2011 terdapat 23.282 kasus
suspek campak, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 15.865 kasus suspek campak. Hal
ini menunjukkan kasus campak di Indonesia masih cukup tinggi.
Strategi untuk akselerasi dalam mencapai eliminasi campak adalah pemberian
imunisasi rutin dengan cakupan tinggi (≥ 95%) ditingkat nasional dan ≥ 90% disetiap
Kabupaten/Kota serta memastikan semua anak mendapatkan kesempatan kedua untuk
imunisasi campak untuk menghilangkan kelompok rawan campak atau susceptible yang
terdapat pada anak usia sekolah sehingga dipandang perlu untuk melakukan pemberian
imunisasi lanjutan campak pada anak sekolah.
Pentingnya penyuluhan tentang BIAS kepada guru dan orangtua murid, bahwa
imunisasi sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit campak yang dapat menyebabkan
wabah, kecacatan, dan kematian.
Landasan hukum untuk terselenggaranya BIAS adalah :
1. Undang – Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. UU Nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 32/2004
tentang Pemerintahan Daerah
3. UU Nomor 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah.
4. UU Nomor 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah
5. PP RI No. 38 /2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
6. PP No.17 /2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
7. PP No.23/2011 tentang Peran Gubernur Selaku Wakil Pemerintahan Pusat.
8. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri RI No. 1/U/SKB/2003, No.
1067/Menkes/SKB/VII/2003, No. MA/230A/2003, No.26/2003, tanggal 23 Juli
2003.
9. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI No: 2/P/SKB/2003; No:
1068/Menkes/SKB/VII/2003; No: MA/230/B/2003; No: 4415 – 404 Tahun 2003
tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah.
10. Kepmenkes No. 1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal.
11. Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi.

III.TUJUAN
A. Tujuan Umum
Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit Campak.

B. Tujuan Khusus
Tercapainya perlindungan bagi anak terhadap penyakit Campak seumur hidup.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Pendataan sasaran dan a. Pada setiap awal tahun ajaran koordinator
penjaringan status imunisasi imunisasi meminta data jumlah anak sekolah
tingkat dasar negeri dan swasta kepada
Pengawas Sekolah di tingkat Kecamatan. Data
ini diperlukan untuk menghitung kebutuhan
logistik.
b. Penjaringan dilakukan terhadap semua anak
kelas 1 segera setelah tahun ajaran baru sekolah
dimulai. Melalui surat pemberitahuan edaran dari
kepala Sekolah, orangtua siswa kelas 1 diminta
untuk mengisi Data Riwayat Imunisasi Anak
2 Sosialisasi a. Perlu dilaksanakan suatu kegiatan penyebaran
informasi melalui sosialisasi minimal 1 bulan
sebelum pelaksanaan BIAS. Sosialisasi dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Secara langsung sosialisasi dilakukan dalam
bentuk penyuluhan kepada sekolah – sekolah
yang mempunyai sasaran BIAS maupun kepada
orangtua/ wali sasaran BIAS, bekerjasama
dengan pihak sekolah, agar mereka memahami
manfaat imunisasi yang akan diberikan serta
mengetahui jadwal pelayanan BIAS di sekolah
masing – masing.
c. Penyuluhan dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan, kader, PKK atau pemuka
masyarakat. Pesan – pesan penyuluhan antara
lain: tentang manfaat imunisasi, jadwal dan
sasaran imunisasi, kemungkinan efek samping
yang timbul dan penanganan pertamanya.
Secara tidak langsung sosialisasi dilakukan
melalui pemberitahuan kepada tokoh agama,
tokoh masyarakat, pengumuman melalui tempat
– tempat ibadah (masjid, Gereja,dll) tentang
manfaat BIAS, pemasangan spanduk ditempat
strategis dan informasi melalui media sosial
tentang pelaksanaan BIAS. Informasi
disesuaikan dengan bahasa daerah/lokal yang
lebih dipahami dengan baik. Media sosialisasi
seperti spanduk, poster, leaflet dapat
dimanfaatkan sebagai alat komunikasi informasi
dan edukasi (KIE).
3 Persiapan Logistik dan petugas a. Persiapan logistik meliputi persiapan vaksin dan
pelaksana Alat suntik, Safety Box, Kartu TT/Td seumur
Hidup.
b. Persiapan petugas meliputi pembuatan jadwal
pelaksanaan kegiatan berdasarkan tempat
sasaran (jumlah SD).

4 Menyiapkan vaksin dan logistik a. Untuk menjaga vaksin tetap poten, vaksin yang
lainnya belum dipakai harus disimpan dalam lemari es di
puskesmas dengan suhu antara 2˚ - 8˚C.
b. Penyimpanan vaksin campak dalam lemari es
harus diletakkan dekat dengan evaporator
c. Penyimpanan vaksin DT/Td di dalam lemari es
harus jauh dari evaporator.
d. Untuk membawa vaksin dan pelarut harus
memakai vaccine carrier yang berisi cool pack/
kotak dingin cair.
Pada kegiatan BIAS Campak sehari sebelum
pelaksanaan penyuntikan pelarut vaksin campak
harus disimpan pada suhu antara 2˚-8˚ C .
5 Melakukan Penyuntikan a. Penyiapan sasaran dengan meminta sasaran
imunisasi ke sekolah duduk tenang di meja masing – masing
kemudian petugas mendatangi tempat duduk
anak sambil mengecek anak yang tidak naik
kelas pada kelas 1 tidak diimunisasi campak,
b. Pemberian imunisasi dengan cara memastikan
vaksin dalam keadaan poten sebelum
disuntikkan dengan melihat VVM
c. Dosis yang diperlukan untuk vaksin campak
adalah 0,5 ml.
d. Tempat penyuntikan dalah lengan atas sedikit
dibawah insertio M. Deltoid.
e. Vaksin disuntikkan secara subkutan untuk
vaksin campak setelah terlebih dulu dilakukan
aspirasi untuk memastikan gelembung udara
tidak masuk ke pembuluh darah.
f. Suntikkan vaksin dengan posisi jarum suntik 45˚
terhadap permukaan kulit untuk vaksin Campak
(siswa Kelas 1)
g. Suntikkan pelan – pelan untuk mengurangi rasa
sakit.
h. Alat suntik masukkan dalam safety box dengan
teknik no reccapping.
i. Desinfektan lokasi penyuntikan dengan kapas
yang dibasahi air matang.
Cegah abses dingin dengan menghangatkan
vaksin yang belum dibuka dengan cara
digenggam dan dikocok kuat merata.
6 Pencatatan pada Register BIAS Catat pada register BIAS pada saat pelayanan telah
selesai dilakukan sambil melakukan pengecekan
ulang dibantu dengan absen siswa yang dimiliki
sekolah.
7 Mengidentifikasi siswa yang a. Siswa yang tidak masuk, menolak sehingga tidak
tidak masuk saat pelaksanaan disuntik saat pelaksanaan BIAS di identifikasi
BIAS melalui register BIAS serta di catat
b. Catatan tersebut di laporkan pada koordinator
imunisasi
8 Menyusun jadwal sweeping a. Koordinator menyusun jadwal sweeping
berdasarkan catatan siswa yang tidak masuk/
menolak
b. Menyusun jadwal petugas dan waktu
pelaksanaan sweeping
c. Mengkonsultasikan pada PJ UKM jadwal
tersebut
d. Melakukan koordinasi lintas program
e. Membuat surat pemberitahuan sweeping ke
sekolah sasaran
9 Melakukan penyuntikan Melakukan penyuntikan sweeping berdasarkan
sweeping sasaran sweeping dan jadwal yang telah
ditentukan.
10 Pelaporan Sweeping a. Sebelum meninggalkan sekolah petugas
imunisasi membuat laporan dan mengisi formulir
laporan BIAS meliputi jumlah sasaran, jumlah
anak yang diimunisasi per antigen, jumlah vial
vaksin, jumlah alat suntik dan jumlah safety box
yang dipakai. Laporan dibuat rangkap 2, ditanda
tangani oleh Kepala Sekolah serta petugas yang
memberikan pelayanan .
b. Setelah seluruh kegiatan BIAS dalam wilayah
kerja puskesmas selesai dilaksanakan,
pengiriman laporan dilakukan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten setelah dilaporkan ke
Kepala Puskesmas.

V. CARA MELAKUKAN KEGIATAN

No Kegiatan Rincian Kegiatan Lintas Lintas keterang


Pokok program sektor an
terkait terkait
1 Pendataan a.Pada setiap awal tahun UKS Dinas Sumber
sasaran dan ajaran koordinator imunisasi pendidikan pembiaya
penjaringan meminta data jumlah anak an dari
status sekolah tingkat dasar negeri dana
imunisasi dan swasta kepada BOK
Pengawas Sekolah di tingkat
Kecamatan. Data ini
diperlukan untuk menghitung
kebutuhan logistik.
b. Penjaringan dilakukan
terhadap semua anak kelas
1 segera setelah tahun
ajaran baru sekolah dimulai.
Melalui surat
pemberitahuan edaran dari
kepala Sekolah, orangtua
siswa kelas 1 diminta untuk
mengisi Data Riwayat
Imunisasi Anak
2 Sosialisasi a. Perlu dilaksanakan suatu Promkes Dinas Sumber
kegiatan penyebaran pendidikan pembiaya
informasi melalui sosialisasi an dari
minimal 1 bulan sebelum dana
pelaksanaan BIAS. BOK
Sosialisasi dapat dilakukan
secara langsung maupun
tidak langsung.
b. Secara langsung sosialisasi
dilakukan dalam bentuk
penyuluhan kepada sekolah
– sekolah yang mempunyai
sasaran BIAS maupun
kepada orangtua/ wali
sasaran BIAS, bekerjasama
dengan pihak sekolah, agar
mereka memahami manfaat
imunisasi yang akan
diberikan serta mengetahui
jadwal pelayanan BIAS di
sekolah masing – masing.
c. Penyuluhan dapat
dilakukan oleh petugas
kesehatan, kader, PKK atau
pemuka masyarakat. Pesan
– pesan penyuluhan antara
lain: tentang manfaat
imunisasi, jadwal dan
sasaran imunisasi,
kemungkinan efek samping
yang timbul dan
penanganan pertamanya.
Secara tidak langsung
sosialisasi dilakukan
melalui pemberitahuan
kepada tokoh agama, tokoh
masyarakat, pengumuman
melalui tempat – tempat
ibadah (masjid, Gereja,dll)
tentang manfaat BIAS,
pemasangan spanduk
ditempat strategis dan
informasi melalui media
sosial tentang pelaksanaan
BIAS. Informasi
disesuaikan dengan
bahasa daerah/lokal yang
lebih dipahami dengan
baik. Media sosialisasi
seperti spanduk, poster,
leaflet dapat dimanfaatkan
sebagai alat komunikasi
informasi dan edukasi
(KIE).
3 Persiapan a. Persiapan logistik meliputi Korim - Sumber
Logistik dan persiapan vaksin dan Alat pembiaya
petugas suntik, Safety Box, Kartu an dari
pelaksana TT/Td seumur Hidup. dana
b. Persiapan petugas meliputi BOK
pembuatan jadwal
pelaksanaan kegiatan
berdasarkan tempat
sasaran (jumlah SD).

4 Menyiapkan a. Untuk menjaga vaksin tetap Korim - Sumber


vaksin dan poten, vaksin yang belum pembiaya
logistik dipakai harus disimpan an dari
lainnya dalam lemari es di dana
puskesmas dengan suhu BOK
antara 2˚ - 8˚C.
b. Penyimpanan vaksin
campak dalam lemari es
harus diletakkan dekat
dengan evaporator
c. Penyimpanan vaksin DT/Td
di dalam lemari es harus
jauh dari evaporator.
d. Untuk membawa vaksin
dan pelarut harus memakai
vaccine carrier yang berisi
cool pack/ kotak dingin cair.
Pada kegiatan BIAS
Campak sehari sebelum
pelaksanaan penyuntikan
pelarut vaksin campak
harus disimpan pada suhu
antara 2˚-8˚ C .
5 Melakukan a. Penyiapan sasaran dengan Bidan Dinas Sumber
Penyuntikan meminta sasaran duduk desa, pendidikka pembiaya
imunisasi ke tenang di meja masing – perawat m an dari
sekolah masing kemudian petugas dana
mendatangi tempat duduk BOK
anak sambil mengecek
anak yang tidak naik kelas
pada kelas 1 tidak
diimunisasi campak,
b. Pemberian imunisasi
dengan cara memastikan
vaksin dalam keadaan
poten sebelum disuntikkan
dengan melihat VVM
c. Dosis yang diperlukan
untuk vaksin campak
adalah 0,5 ml.
d. Tempat penyuntikan dalah
lengan atas sedikit dibawah
insertio M. Deltoid.
e. Vaksin disuntikkan secara
subkutan untuk vaksin
campak setelah terlebih
dulu dilakukan aspirasi
untuk memastikan
gelembung udara tidak
masuk ke pembuluh darah.
f. Suntikkan vaksin dengan
posisi jarum suntik 45˚
terhadap permukaan kulit
untuk vaksin Campak
(siswa Kelas 1)
g. Suntikkan pelan – pelan
untuk mengurangi rasa
sakit.
h. Alat suntik masukkan dalam
safety box dengan teknik no
reccapping.
i. Desinfektan lokasi
penyuntikan dengan kapas
yang dibasahi air matang.
Cegah abses dingin dengan
menghangatkan vaksin
yang belum dibuka dengan
cara digenggam dan
dikocok kuat merata.
6 Pencatatan Catat pada register BIAS pada
pada saat pelayanan telah selesai
Register dilakukan sambil melakukan
BIAS pengecekan ulang dibantu
dengan absen siswa yang
dimiliki sekolah.
7 Mengidentifik a. Siswa yang tidak masuk, Bidan - Sumber
asi siswa menolak sehingga tidak desa, pembiaya
yang tidak disuntik saat pelaksanaan perawat an dari
masuk saat BIAS di identifikasi serta di dana
pelaksanaan catat BOK
BIAS melalui b. Catatan tersebut di
register BIAS laporkan pada koordinator
imunisasi
8 Menyusun a. Koordinator menyusun Korim Dinas Sumber
jadwal jadwal sweeping Pendidikan pembiaya
sweeping berdasarkan catatan siswa an dari
yang tidak masuk/ menolak dana
b. Menyusun jadwal petugas BOK
dan waktu pelaksanaan
sweeping
c. Mengkonsultasikan pada PJ
UKM jadwal tersebut
d. Melakukan koordinasi lintas
program
e. Membuat surat
pemberitahuan sweeping ke
sekolah sasaran
9 Melakukan Melakukan penyuntikan
penyuntikan sweeping berdasarkan
sweeping sasaran sweeping dan
jadwal yang telah
ditentukan.
10 Pelaporan a. Sebelum meninggalkan Korim Dinas Sumber
Sweeping sekolah petugas imunisasi Pendidikan pembiaya
membuat laporan dan an dari
mengisi formulir laporan dana
BIAS meliputi jumlah BOK
sasaran, jumlah anak yang
diimunisasi per antigen,
jumlah vial vaksin, jumlah
alat suntik dan jumlah
safety box yang dipakai.
Laporan dibuat rangkap 2,
ditanda tangani oleh Kepala
Sekolah serta petugas yang
memberikan pelayanan .
b. Setelah seluruh kegiatan
BIAS dalam wilayah kerja
puskesmas selesai
dilaksanakan, pengiriman
laporan dilakukan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten
setelah dilaporkan ke
Kepala Puskesmas.

VI. SASARAN

Sasaran untuk kegiatan BIAS Campak adalah murid SD Kelas 1 sewilayah kerja
Puskesmas Sukorejo II dengan target cakupan 95%

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

2022
N KEGIATA
JA FE MA AP M JU JU AG SE OK NO DE
O N
N B R R EI N L T P T V S
1 Persiapan √
2 Pelaksana

an
3 Pencatata

n
4 Sweeping √
5 Monitoring
dan √
evaluasi
6 Pelaporan √

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Evaluasi terhadap kegiatan dilakukan setiap selesai pelaksanaan kegiatan
dengan pelaporan hasil – hasil yang dicapai pada bulan pelaksanaan kegiatan
tersebut.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI


Data dari pelaksanaan penyuntikan disekolah dilaporkan petugas BIAS ke
pelaksana Imunisasi dan di rekap dan dilaporkan ke dinas kesehatan pada akhir
bulan pelaksanaan kegiatan. Evaluasi kegiatan BIAS dilakukan bulan setelah
pelaksanaan kegiatan pada waktu minilokakarya

Penanggung Jawab UKM Pelaksana Program

Tamara Padma Ayu A., S.KM Eka Rian Septiyanto, A.Md.Kep

Mengetahui

Kepala Puskesmas Sukorejo II

dr. Iwan Cahja Basuki


NIP : 197407162008012006

Anda mungkin juga menyukai