Abstrak
Abstract
Universitas Islam Negeri Raden also less focused on the explanations conveyed by the teacher
Fatah Palembang causing problems not yet maximizinng students ‘critical
thinking power, and students’ answers are less relevant with
winaaudina99@gmail.com related questions. The pupose of this study was to determine
the effect of the application of Socrates learning methods in
improving students’ critical thinking skills in Islamic Religious
Education subjects.
PENDAHULUAN
1
Saidah, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 1.
2
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI
Tentang Pendidikan (Jakarta: Departemen Agama RI, 2007), hlm. 5.
3
Rusmaini, Ilmu Pendidikan (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014), hlm. 1.
4
Irja Putra Pratama dan Zulhijra, “Reformasi Pendidikan Islam Di Indonesia,” Jurnal Pendidikan
Agama Islam 1, no. 2 (2019), hlm. 121.
5
Rohmalia Wahab, Psikologi Belajar (Palembang: Grafika Telindo Press, 2015), hlm. 84.
6
Syarnubi, “Profesionalisme Guru Pendidkan Agama Islam dalam Membentuk Religiusitas Siswa
Kelas IV Di SDN 2 Pengarayan,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, no. 1 (2019), hlm. 88.
7
Rohmalia Wahab, Op. Cit. hlm. 86.
pertanyaan guru dengan jawaban siswa dari pertanyaan yang terkait, siswa juga
kurang menguasi materi pembelajaran sehingga sulit untuk menganalisis dan
mengevaluasi yang terampil dan aktif pembelajaran dengan baik, siswa juga
kurang fokus dengan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan hal tersebut
menyebabkan permasalahan belum maksimalnya daya berpikir kritis siswa.
Manfaat dari penelitian secara teoritis diharapkan dapat menambah
pembelajaran kepustakaan fakultas ilmu Tarbiyah dan juga tulisan ini dapat
dijadikan salah satu studi banding bagi para peneliti lainnya. Sedangkan secara
praktis diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dan dapat dijadikan
referensi mengenai pengaruh penerapan metode pembelajaran Socrates dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII di SMP IBA
Palembang.
Metode Socrates merupakan salah satu metode tanya jawab yang bagus
digunakan untuk membimbing dan memperdalam tingkat pemahaman yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan, sehingga peserta didik mendapatkan
pemikirannya sendiri dari hasil konflik kognitif yang terpecahkan. Metode ini
merupakan sebuah metode pembelajaran yang membantu siswa untuk menjawab
berbagai macam permasalahan pada kehidupan sehari-hari di ranah kognitif.
Metode ini menuntut peserta didik dapat berpikir kritis dan memiliki kemampuan
bertanya yang tinggi sehingga hasil akhir yang diperoleh adalah sikap kritis.12
Menurut Scriven dan Paul berpikir kritis merupakan proses kognitif yang
aktif dan disiplin serta digunakan dalam akivitas mental seperti melakukan
konseptualisasi, menepkan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi
informasi.13
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah berada di Jl. Mayor Ruslan No. 885 A, 20 Ilir.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan pendekatan penelitian menggunakan
Pre-Eksperimental Design, dengan menggunakan disain One Group Pretest-
12
Bias Rizkia Pertiwi, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Metode Socrates,” Jurnal
Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 3, no. 7 (2017), hlm. 277.
13
Tina Yuniarti, Op. Cit. hlm. 9.
Posttest Design metode eksperimen. Sampel penelitian adalah siswa yang terdiri
dari 28 siswa. Data diperoleh dengan menggunakan tes, dan dokumentasi.
Kemudian data dianalisis menggunakan rumus uji t.
Sumber data primer adalah data statistik yang diperoleh atau bersumber dari
tangan pertama.14 sumber data yang digunakan merukapan jenis data primer yaitu
data yang didapat dari responden yang menjadi objek penelitian yaitu Siswa di
kelas VIII 2 itu sendiri sebagai sampel untuk mengetahui kemampuan berpikir
kritis siswa. dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua yaitu
berupa data dokumentasi serta litelatur-litelatur atau buku-buku yang berakaitan
dengan penelitian ini.
Teknik pengumpulan data teknik yang biasa digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam pencapaian suatu kompetensi tertentu, melalui
pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya berbentuk angka. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes dan dokumentasi. Tes
adalah teknik yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
pencapaian suatu kompetensi tertentu, melalui pengolahan secara kuantitatif yang
hasilnya berbentuk angka.15 Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi pada
penelitian ini adalah teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan saat
pengambilan data di kelas selama proses belajar mengajar
14
Susanti Faipri Selegi, Statistika (Palembang: Noer Fikri Offset, 2013), hlm. 26.
15
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 354
ukur instrumen, uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara
masing-masing pertanyaan dengan skor totalnya. Penulis membuat 20 butir soal
yang akan diuji validitas namun setelah diuji menggunakan rumus Rpbi di
dapatkan hasil soal yang dapat digunakan untuk soal pre-test dan post-test
sebanyak 15 soal karena 5 butir soal tersebut tidak valid. Setelah butir soal
dinyatakan valid selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada soal pre-test dan post-
test, reliabilitas ini digunakan untuk melihat sejauh mana instrumen dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengukur data maka dilakukan dengan uji
reliabilitas dengan menggunakan interpretasi r11, setelah dilakukan perhitungan
dengan melihat tabel ketentuan untuk mengetahui ketepatan hasil uji reliabilitas
dikategorikan bersifat ringgi karena r11 = 0,909 pada rentang nilai 0,70≤0,90
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa reliabilitas tes hasil kemampuan
berpikir kritis siswa disebut reliable atau layak dan dapat dipercaya.
Hasil Skor TSR (Tinggi Sedang Rendah) Kelas Sebelum Diberi Perlakuan
Hasil pengumpulan data melalui tes menunjukkan bahwa secara
kemampuan berpikir kritis kelas sebelum diberi perlakuan menggunakan metode
pembelajaran Socrates tergolong rendah. Hal ini terlihat dari skor rata-rata hasil
kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 71, dengan rentan skor antara 86-53.
Berdasarkan skor persentil dari masing-masing skor hasil kemampuan
berpikir kritis siswa, dilakukan kategorisasi kemampuan berpikir kritis siswa
dengan perhitungan: skor rata-rata = 71 dengan deviasi standar = 1. Dengan
demikian batasan kategori tinggi adalah adalah rata-rata +1 Deviasi Standar = 73
ke atas, batasan kategori sedang adalah rata-rata -1 Deviasi standar = 72-1 = 71
s/d 73, batasan kategori rendah adalah rata-rata -1 deviasi standar = 72-1 = 71
kebawah. Sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata hasil kemampuan berpikir
kritis siswa dikelas adalah (71) sebelum diberi perlakuan metode pembelajaran
Socrates.
Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik
presentase agar dapat diketahui masing-masing kategori. Hasilnya, dari 28 siswa
yang belum diberi perlakuan metode pembelajaran Socrates 12 siswa (43%)
mendapatkan hasil kemampuan berpikir kritis rendah, 9 siswa (32%)
mendapatkan hasil kemampuan berpikir kritis tinggi, dan hanya 7 siswa (25%)
mendapatkan hasil kemampuan berpikir kritis sedang. Selanjutnya siswa yang
mendapatkan hasil kemampuan berpikir kritis rendah tergolong banyak yaitu
(43%). Berarti sebelum diberi perlakuan dengan menerapkan metode
pembelajaran Socrates hasil kemampuan berpikir kritis siswa tergolong rendah.
Hasil Test Skor TSR (Tinggi Sedang Rendah) Kelas Setelah Diberi Perlakuan
Hasil pengumpulan data melalui tes menunjukkan bahwa secara
kemampuan berpikir kritis kelas setelah diberi perlakuan menggunakan metode
pembelajaran Socrates tergolong tinggi. Hal ini terlihat dari skor rata-rata hasil
kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 88, dengan rentan skor antara 93-60.
Berdasarkan skor persentil dari masing-masing skor hasil kemampuan
berpikir kritis siswa, dilakukan kategorisasi kemampuan berpikir kritis siswa
dengan perhitungan: skor rata-rata = 88 dengan deviasi standar = 1. Dengan
demikian batasan kategori tinggi adalah rata-rata +1 Deviasi Standar = 88 ke atas,
batasan kategori sedang adalah rata-rata – 1 Deviasi standar = 87 – 1 = 86 s/d 88,
batasan kategori rendah adalah rata-rata – 1 Deviasi standar = 87 – 1 = 86
kebawah. Sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata hasil kemampuan berpikir
kritis siswa di kelas adalah 86 ke atas setelah diberi perlakuan metode
pembelajaran Socrates.
Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik
presentase agar dapat diketahui masing-masing kategori. Hasilnya, dari 28 siswa
yang sudah diberi perlakuan metode Socrates 16 siswa (57%) mendapatkan hasil
kemampuan berpikir kritis tinggi, 7 siswa (25%) mendapatkan hasil kemampuan
berpikir kritis sedang, dan hanya 5 orang siswa (18%) mendapatkan hasil
kemampuan berpikir kritis rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwasanya
kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberi perlakuan metode pembelajaran
Socrates yang tergolong pada kategori tinggi, sebagian besar siswa (57%)
mendapatkan hasil kemampuan berpikir kritis tinggi. Dengan demikian siswa
yang mendapatkan hasil kemampuan berpikir kritis tinggi lebih besar
dibandingkan hasil kemampuan berpikir kritis siswa sebelum diberi perlakuan
dengan menggunakan metode pembelajaran Socrates yaitu (18%). Berarti dengan
menerapkan metode pembelajaran Socrates hasil kemampuan berpikir kritis siswa
KESIMPULAN
Hasil belajar siswa pada tahap pre-test atau sebelum metode pembelajaran
socrates, menunjukkan siswa yang mendapat nilai tertinggi sebanyak 9 orang
9
siswa dengan prsentase x 100=¿ 32%, siswa yang mendapat nilai sedang
28
7
x 100=¿ 25%, dan siswa yang mendapat nilai rendah sebanyak 12 orang siswa
28
12
x 100=¿ 43%.
28
Kemampuan berpikir kritis siswa pada tahap post-test mendapat skor
16
tertinggi terdapat 16 orang siswa dengan presentase x 100=57 %, nilai sedang
28
7
7 orang siswa dengan prsentase x 100=25 %, dan nilai rendah dengan
28
5
presentase x 100=18 %. Hal ini berarti, Pengaruh Penerapan Metode
28
Pembelajaran Socrates dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas VIII.2 di SMP IBA Palembang dikategorikan BAIK.
Adanya pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa kelas VIII.2 di SMP IBA Palembang. Dilihat dari thitug 8,92 yang lebih
besar dari tt.ts 5% = 2,05 dan tt.ts.1% = 2,77
DAFTAR PUSTAKA
Aqib dan Ali Murtadlo, Zainal. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif &
Inovatif. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2016.