Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ROSYIDA ALIA FAHMI

KELAS : SPI 3A

NIM : 126307211024

MASUKNYA ISLAM DI ACEH

Sejarah Masuknya Islam di Aceh

Dalam bukunya Dr. C. Snouck Hurgronje dengan judul “De Islam in Nederlandsch-Indie” Seri 2
No. 9 dari “Grote Godsdiensten” tentang masuknya Islam ke Nusantara, beliau menyatakan
bahwa pada tahun 1258 M saat Raja Mongol yakni Hulagu Khan menghancurkan kota Baghdad
yang pada itu menjadi pusat peradaban Islam, seketika kesatuan kerajaan – kerajaan Islam itu
lenyap. hanya dalam waktu setengah abad sebelum peristiwa itu terjadi Islam datang dengan
tenang serta berkembang masuk ke Nusantara. Perkembanganya juga tidak dicampuri urusan
pemerintahan. Satu persatu pulau – pulau kecil dan Negara – Negara kecil masuk Islam seperti
Negara – Negara dibibir pantai Sumatera, Jawa keseluruhan, serta keliling pantai Borneo. Juga
catatan dari seorang Venesia yakni Marcopollo pada abad ke – 13 serta kisah seorang pelayaran
Ibnu Batuthah seorang peninjau dari Arab yang masih tersimpan sejak abad ke – 14
menyebutkan , bahwa ada sebuah Kerajaan Islam telaknya di Sumatera Utara bernama Pase.
Tentang bagaimana Islam masuk di Minangkabau, Palembang, Jambi, serta daerah – daerah lain
yang tidak diketahui pada awal permulaannya. Peran Walisongo dalam penyebaran Agama Islam
juga tidak terlupakan. Hal tersebut termuat dalam catatan Dr. C. Snouck Hurgronje yang
berjudul “De Islam Nederlandsch-Indie”.

Masyarakat Muslim membentuk di suatu tempat melalui proses yang panjang. Hal tersebut tidak
terlepas dari perannya para da’i yang membentuk pribadi – pribadi muslim. Selanjutnya,
masyarakat muslim tersebut mengembangkan kerajaan Islam, seperti yang telah tercatat yakni
Perlak, Pasai, Aceh Darussalam, Banten, Demak, Mataram, juga Kerajaan Gowa, Tallo, Bone
(Sulawesi), Ternate, Tidore (Maluku). Masa abad ke 7M/1H, tradisi Islam mulai diperkenalkan
di kawasan Asia Tenggara. Ketika para pedagang Muslim berlayar dan singgah diwilayah
tersebut. Secara Intensif pengenalan Islam berlangsung di Semenanjung Melayu serta Nusantara
beberapa abad kemudian. Dalam hal tersebut, membuat catatan sejarah para bangsa Arab, Persia,
serta Gujarat atas perannya yang melakukan perlayaran dan perdagangan ditempat tersebut.

Sebuah kapal layar dengan pemimpin “Makhada Khalifah” berlabuh di Bandar Perlak dengan
membawa sekitar 100 orang anggota dakwah, terdiri dari orang Arab, Persia, serta Hindia yang
datang dari Teluk Kambay Gujarat pada tahun 173 H. Mereka menyamar menjadi awak dagang
kapal serta Khalifah sebagai kapten. Dalam kebijakan dakwahnya kurang dari setengah abad
Meurah (Raja) serta seluruh rakyat Perlak yang beragama Hindhu - Budha dengan sukahati
masuk agama Islam. Kerajaan Islam Perlak diproklamasikan oleh raja pertamanya seorang
keurunan Indo-Arab (Suku Arab Qurisy menikah dengan putri Istana Kemeurahan Perlak)
dengan nama Sayid Abdul Aziz gelarnya Sultan Alaiddin Maulana Aziz Syah pada tanggal 1
Muharram 225 H/840 M. Dengan demikian, kerajaan Islam pertama yang berdiri pada awal abad
ke-3 H/ 9 M. Dalam Sumber Barat dari Dr. B. J. O. Schrieke pada bukunya “Het Boek van
Bonang” membuat kesimpulan serta membicarakan kembali tentang catatan Marcopollo yang
menyebutkan Islam masuk ke Indonesia tahun 1292. Ia menjelaskan, jika diantara kerajaan –
kerajaan kecil yang ditemui pada ekspedisinya di Sumatera adalah Ferlec yang sudah dikuasai
oleh Islam. Groeneveldt pada pembicaraannya menjelaskan jika nama Perlak juga terdapat pada
kisah perjalanan Tionghoa ke Jawa tahun 1292/1293, dengan sebutan Pa-la-la atau Pa-ra-ra.

Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan yang terletak dibibir pantai utara Sumatera, lokasi
disekitar Kota Lhokseumawe. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Meurah Silu dengan gelar
Sultan Malik As – Saleh sekitar tahun 1267. Keberadaan Samudera Pasai tecatat dalam karya
Abu Abdullah ibn Batuthah (1304 – 1368) pada kitab Rihlah ilal Masyriq (Pengembaraan ke
Timur), seorang musafir Maroko yan singgah ke negeri ini tahun 1345. Pada Hikayat Raja – raja
Pasai, diceritakan tentang pendirian Samudera Pasai oleh Meurah Silu, sebelumnya
menggantikan Sultan Malik an – Nasher. Dalam Kronik Melayu mengenai Pase dijelaskan, kala
itu datang seorang pemuda Mekkah bernama Syeich Ismail yang pertama kali menyebarkan
agama Islam di Pase. Ia mengislamkan raja Pase yang terletak di Ibu negerinya bernama
Samodra, dan sedikit demi sedikit dapat mengislamkan seluruh penduduknya. Dalam karangan
Prof. Dr. Veth bernama Atchin, hal. 28 juga memuat cerita tersebut. Dari Pase inilah
perkembangan agama Islam menyebar ke daerah – daerah lain, sehingga habislah pengaruh
agama Hindhu di Aceh.

Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke – XV (1496 M) dengan pendirinya yakni Ali Mughayat
Syah. Masa keemasannya dipimpin oleh Sultah Iskandar Muda (1607 – 1636). Dalam catatan
Barat Islam berkembang di Aceh tercantum dalam penyelidikan yang dilakukan oleh J. P.
Moquette terdapat kuburan – kuburan lama serta batu nisan dari raja – raja Islam. Pada Sumber
Timur terdapat makam – makam raja – raja di Aceh seperti makam Al – Malik Al – Kamil
sebelum Al – Malik As – Saleh di Desa Biang Mei, yang tertulis wafat pada hari Ahad tanggal 7
Jumadil Awal tahun 607 H. (1210 M), lalu Malik As – Saleh meninngal pada 8 Ramadhan 616
H.

Sumber Rujukan :

Aceh, Abubakar. 2018. “Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia”. Solo: Syafiq Hadzir.

Susmihara. 2018. “PENDIDIKAN ISLAM MASA KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA”.


Jurnal Rihlah, Vol. 6, No. 1 diakses pada tanggal 13 September 14:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai