Anda di halaman 1dari 2

Adapun penjelasan tentang beberapa kesultanan di Sumatra sebagai berikut.

a. Kesultanan Perlak ( 840 M)


Kesultanan Perlak (Peureulak) adalah kesultanan Islam tertua di Indonesia. Ini
ditunjukkan
dengan adanya bukti-bukti yang ditemukan. Bukti-bukti tersebut antara lain naskah
tua
berbahasa Melayu, seperti:
1) Idharatul Haq' fi Mamlakatil Ferlah Wal Fasi
Idharatul Haq'fi Mamlakatil Ferlah Wal Fasi merupakan karangan Abu Ishak Makarani
Al
Fasy. Pada naskah tersebut disebutkan secara tegas bahwa Kesultanan Perlak
didirikan
pada tanggal 1 Muharam 225 H atau tahun 840 M, dengan rajanya yang pertama adalah
Sultan Alaidin Salyid Maulana Abdul Aziz Syah yang semula bernama Saiyid Abdul
Aziz.
Beliau berhasil mengangkat negerinya sebagai pancaran sinar Islam di Nusantara.
2) Kitab Tazkirah Thabaqat Jumu Sultan As Salathin
Kitab Tazkirah Thabaqat Jumu Sultan As Salathin karangan Syekh Syamsul Bahri
Abdullah As Asyl. Pada kitab tersebut disebutkan bahwa Kesultanan Perlak berdiri
pada tahun 227 H.
3) Catatan Saiyid Abdullah Ibn Saiyid Habib Saifuddin, yang berisi silsilah raja-
raja Perlak.
Kesultanan Perlak tidak lagi ada, sebab tidak memiliki putra mahkota. Sultan
terakhir
hanya memiliki seorang putri yang kemudian menikah dengan sultan dari Kesultanan
Samudera Pasai pada tahun 1292. Sejak saat itu, Kesultanan Perlak bergabung dengan
Kesultanan Samudera Pasal.
GP
b. Kesultanan Samudera Pasai
Kesultanan Samudera Pasai terletak di daerah pantai timur Pulau Sumatra bagian
utara
yang berdekatan dengan Selat Malaka. Kesultanan Samudera Pasai diperkirakan tumbuh
dan berkembang pada kurun waktu 1270-1275 atau pertengahan abad ke-13.
Beberapa sumber sejarah mengenai keberadaan Kesultanan Samudera Pasai sebagai
berikut.
usun in
neq
1) Berita Marco Polo
Berita Marco Polo tahun 1292, menyebutkan saat singgah di Sumatra, ia mendapati
penduduk setempat di sekitar Perlak beragama Islam. Ia juga mengagumi kemajuan
yang dicapai kesultanan tersebut.
2) Berita Ibnu Batutah
Berita Ibnu Batutah tahun 1304-1368 seorang musafir dari Maroko. Pada kunjungan
pertamanya tahun 1326, ia menuturkan masyarakat pedagang di kerajaan ini sebagian
besar beragama Islam. Kemudian saat singgah kembali pada tahun 1345 (pada masa
kekuasaan Al Zahir), ia menyebutkan kerajaan ini sebagai sebuah pelabuhan yang
ramai dan banyak disinggahi kapal-kapal dagang dari Tiongkok, India, serta
Nusantara
sendiri. Ia juga menyebut Samudera Pasai sebagai pusat studi Islam Asia Tenggara.
3) Hikayat Raja-Raja Pasai
Hikayat Raja-Raja Pasal merupakan karya berbahasa Melayu yang bercerita
tentang kerajaan Islam (kesultanan) pertama di Nusantara, Samudera Pasai.
Dalam kitab Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai diceritakan bahwa Sultan
Malik
as Saleh sebelumnya hanya seorang Kepala Gampong Samudera bernama Marah Silu.
Setelah menganut agama Islam kemudian berganti nama dengan Malik as Saleh. Menurut
Dr. Russel Jones, hikayat ini ditulis pada abad ke-14. Hikayat ini mencakup masa
berdirinya Samudera Pasal sampai ditaklukkan oleh Majapahit.
Kesultanan Samudera Pasai mengalami perkembangan dalam berbagai aspek, namun
pada akhirnya kesultanan ini juga mengalami kemunduran. Penjelasan tentang beberapa
aspek kehidupan di Samudera Pasai sebagai berikut.
1) Kehidupan politik
Kesultanan Samudera Pasai dibangun oleh Nazimudin al Kamil, seorang laksamana
laut dari Mesir. Raja pertamanya ialah Marah Silu dengan gelar Sultan Malik as
Saleh. la
memerintah sejak tahun 1285-1297 M. Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Samudera
Pasai mengalami kemakmuran, terutama setelah dibukanya Pelabuhan Pasai. Hubungan
dengan kesultanan lain pun berjalan harmonis terutama dengan Kesultanan Perlak.

Anda mungkin juga menyukai