Oleh:
Annisa Dwi Rahma
Daftar Isi
Cover Depan .......................................................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................................................ 2
Bab 1 Kerajaan Perlak ............................................................................................................................ 3
Tentang Bab 1 ..................................................................................................................................... 3
Uraian Tentang Bab 1.......................................................................................................................... 3
Bab 2 Kerajaan Samudra Pasai ............................................................................................................ 12
Tentang Bab 2 ................................................................................................................................... 12
Uraian Tentang Bab 2........................................................................................................................ 12
Bab 3 Kerajaan Aceh ............................................................................................................................ 32
Tentang Bab 3 ................................................................................................................................... 32
Uraian Tentang Bab 3........................................................................................................................ 32
Bab 4 Kesultanan Cirebon .................................................................................................................... 54
Tentang Bab 4 ................................................................................................................................... 55
Uraian Tentang Bab 4........................................................................................................................ 56
Bab 5 Kerajaan Islam di Maluku ......................................................................................................... 67
Tentang Bab 5 ................................................................................................................................... 67
Uraian Tentang Bab 5........................................................................................................................ 67
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................... 84
BAB I
Kerajaan Perlak
Islam
pertama
di
Indonesia
adalah
Kerajaan
Samudera
Sebelum
Kesultanan
Perlak
berdiri,
di
wilayah
Perlak
Pada tahun 840 ini, rombongan berjumlah 100 orang dari Timur Tengah
menuju pantai Sumatera yang dipimpin oleh Nakhoda Khilafah. Rombongan
ini bertujuan untuk berdagang sekaligus membawa sejumlah da'i yang
bertugas untuk membawa dan menyebarkan Islam ke Perlak. Dalam waktu
kurang dari setengah abad, raja dan rakyat Perlak meninggalkan agama
lama mereka (Hindu dan Buddha), yang kemudian secara sukarela
berbondong-bondong memeluk Islam.
B. Sumber Sejarah
1. Sumber Sejarah Kerajaan Perlak adalah naskah naskah berbahasa
Melayu, seperti:
a. Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah wal Fasi, karangan buku Abu Ishak
Makarani Al Fasy.
b. Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan As Salathin, karangan Syekh
Syamsul Bahri Abdullah As Asyi.
c. Silsilah Raja-raja perlak dan Pasai, catatan Saiyid Abdullah Ibn Saiyid
Habib Saifuddin.
2. Bukti Sejarah Kerajaan Perlak
a. Mata Uang Perlak
Mata uang dari emas (dirham)
Pada sebuah sisi uang tersebut tertulis al Ala sedang
pada sisi yang lain tertulis Sulthan. Dimungkinkan yang
dimaksud dalam tulisan dari kedua sisi mata uang itu adalah Putri
Nurul Ala yang menjadi Perdana Menteri pada masa Sulthan
Makhdum Alaidin Ahmad Syah Jauhan Berdaulat yang memerintah
Perlak tahun 501-527 H (1108 1134 M).
Mata uang perak (kupang)
Pada satu sisi mata uang Perak ini tertulis Dhuribat
Mursyidam,
dan
pada
sisi
yang
tertuliskan
Syah
Alam
C. Kehidupan Politik
Menurut buku Gerak Kebangkitan Aceh karangan M. Junus Jamil, agama
Islam yang mula-mula masuk ke Aceh adalah Islam yang beraliran Syiah.
Setelah Islam berkembang, berdirilah sebuah kerajaan Islam di daerah ini
sekitar tahun 840 M. Kerajaan yang telah didirikan itu hidup subur dan
menjalar luas melalui dinasti raja-rajanya. Pada hari peresmian berdirinya
kekosongan
pemerintahan.
Kelompok
suni
membaurnya
pendatang.
antara
Kelompok
masyarakat
pendatang
pribumi
bermaksud
dengan
masyarakat
menyebarluaskan
misi
10
11
BAB II
Kerajaan Samudra Pasai
a.
Islam
di Kerajaan Samudra Pasai
a. Awal
LokasiMasuk
Kerajaan
Perlak
b.
Kerajaan
b. Proses
SumberBerkembangnya
sejarah Kerajaan
Perlak Samudra Pasai
c.
Berpengaruh
di Samudra Pasai
c. Raja-Raja
Kehidupanyang
politik
Kerajaan Perlak
d.
Kejayaan
Samudra Pasai
d. Puncak
Kehidupan
sosial ekonomi
e.
KerajaanPerlak
Samudra Pasai
e. Kemunduran
Berakhirnya Kerajaan
f. Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
a. Tentang Bab 2 ______________________________________________________
Tumbuhnya kerajaan Islam Samudra Pasai tidak dapat dipisahkan dari
letak geografisnya yang senantiasa tersentuh pelayaran dan perdagangan
internasional melalui Selat Malaka yang sudah ada sejak abad-abad
pertama Masehi. Sejak abad ke-7 dan ke-8 Masehi para pedagang muslim
dari Arabia, Persi (Iran), dan dari negeri-negeri Tmur Tengah mulai
memegang peranan penting. Dari latar belakang inilah akan dibahas lebih
jauh mengenai kerajaan islam kedua di Indonesia.
b. Uraian Kerajaan Samudra Pasai _______________________________________
Terjadi proses penyebaran yang begitu luas. Akibatnya tumbuh dan
12
perkembangan
selanjutnya,
berdirilah
kerajaan
Samudera
14
Syiah menjadi paham Syafii. Maka aliran paham di Kerajaan Samudera Pasai
yang semula Syiah berubah menjadi paham SyafiI yang sunni.
B. Proses Berkembangnya
Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang Dengan
timbulnya Kerajaan
menjadi memeluk Islam bermazhab Syafii atas bujukan Syekh Ismail yang
merupakan utusan Dinasti Mameluk di Mesir yang beraliran mazhab Syafii.
Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh juga Samudra Pasai mendapat
kunjungan dari Marco Polo.
Kehidupan Politik
Raja pertama samudra pasai sekaligus pendiri kerajaan adalah Marah silu
bergelar sultan Malik al Saleh, dan memerintah antara tahun 1285-1297.
Padamasa pemerintahanSultan Malik Al Saleh, kerajaan tersebut telah
memiliki lembaga Negara yang teratur dengan angkatan perang laut dan darat
yang kuat, meskipundemikian, secara politik kerajaan Samudra Pasai masih
berada dibawah kekuasaan Majapahit. Pada tahun 1295, Sulthan malikal saleh
menunjuk anaknya sebagai raja, yang kemudian dikenal dengan Sultan Malik
15
Karena
Kehidupan Ekonomi
letak
geografisnya
yang
strategis,
ini
mendukung
kreativitas
bandar
bandar
yang
digunakan
untuk
:Menambah
kerajaan
kebesaranKerajaan
berhubungan
Majapahit,
Samudera
langsung
dengan
masa
Pasai.
itu
Kerajaan
Kerajaan
Cina
juga
merupakan
Samudera
sebagai
masa
Pasai
siasat
juga
untuk
Kehidupan Sosial
16
dapat
menjadi
saksi
utama
mengenaitelah
berdirinya
kerajaan
ini.Menurut buku Daliman, Pendiri kerajaan Samudra Pasai adalah Sultan Malik
Al Shaleh. Hal ini diketahui dengan pasti dari prasasti yang terdapat dari batu
nisan makamnya yang menyatakan bahwasultan Malik Al Shaleh ini meninggal
pada bulan Ramadhan 676 tahun sesudah hijrah Nabi atau 1297, jadi 5 tahun
sesudah kunjungan Marcopolo ke negeri ini dalam perjalanannya pulang dari
Cina.Tradisi dari hikayat raja-raja Pasai menceritakan asal-usul Sultan Malik
Al-Saleh. Sebelum menjadi raja dan bergelar Sultan, raja ini semula adalah
seorang marah dan bernama Marahsilu. Ayah Marahsilu bernama Marah Gajah
dan ibunya adalah Putri Betung.
Putri Betung mempunyai rambut pirang di kepalanya. Ketika rambut
pirang itu dibantun oleh Marah Gajah keluarlah darah putih. Setelah darah
putih itu berhenti mengalir, maka menghilanglah Putri Betung. Peristiwa itu
didengar oleh ayah angkat Putri Betung ialah Raja Muhammad. Raja
Muhammad
mencari dan menangkap Marah Gajah. Marah Gajah yang takut karena
kehilangan Putri Betung menyingkirdan meminta perlindungan dari ayah
angkatnya pula yang bernama Raja Ahmad. Ternyata Raja Muhammad dan
Raja Ahmad adalah dua orang bersaudara. Tetapi karena peristiwa Putri
Betung d atas, maka kedua orang bersaudara itu akhirnya berperang.
Keduanya tewas dan Marah Gajah sendiri juga tewas terbunuh dalam
peperangan. Putri Betung meninggalkan dua orang putra yaitu Marah Sum dan
Marah Silu, mereka berdua meninggalkan tempat kediamannya dan mulai
hidup mengembara. Marah Sum kemudian menjadi raja Biruen. Sedang Marah
Silu akhirnya dapat merebut rimba Jirun dan menjadi raja di situ. Marah Slu
17
mendirikan istana kerajaannya di atas bukit yang banyak didiami oleh semut
besar yang oleh rakyat di sekitarnya disebut Semut Dara (Samudra). Itulah
sebabnya maka negara itu kemudian dinamakan negara Samudra.Semula
Marah Silu adalah penganut agama Islam aliran Syiah.
Seperti kita ketahui bahwa agama Islam yang berpengaruh di pantai
timur SumatraUtara pada waktu itu adalah agama Islam aliran Syiah.Untuk
melenyapkan pengaruh Syiah dan untuk kemudian mengembangkan Islam
mahzab Syafii di pantai timur Sumatra Utara, maka Dinasti Mameluk di Mesir
yang beraliranmahzab Syafii pada 1254 mengirimkan Syekh Ismail ke pantai
timur Sumatra Utara bersama Fakir Muhammad, bekas ulama di pantai barat
India. Di Samudra Pasai, Syekh Ismail berhasil menemui Marah Silu dan
berhasil pula membujukknya untk memeluk agama Islam mahzab Syafii
kemudian Syekh Ismail menobatkan Marah Silu sebagai Sultan pertama di
kerajaan Samudra Pasai dan bergelar Sultan Malik Al-Saleh. Pengikut Marah
Siluyang bernama Sri Kaya dan Bawa Kaya ikut juga masuk mahzab Syafii
dan
berganti
nama
pula
menjadi
Sidi
Ali
Khiauddin
dan
Sidi
Ali
yang
lebih
terkenal
dengan
Sultan
Malik
Al
Tahiryang
18
oleh
pemerintahan
kerajaan.
Raja
sendiri
menggunakan
19
penghasil
karya
tulis
yang
baik.
Beberapa
orang
berhasil
memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya
mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan
hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja
Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M.
HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi
nusantara. Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh
Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya. Selain itu juga
berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke dalambahasa Melayu.
Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama
dari Timur Tengah, telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam
di Nusantara. Berdasarkan hal itu pula, diceritakan bahwa Sultan Samudra
Pasai begitu taat dalam menjalankan agama Islam sesuai dengan Mahzab
Syafi'I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam. Dengan raja yang
telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan
kesetiaan dan kepatuhannya kepada sang raja. Karena wilayah kekuasaan
Samudra Pasai yang cukup luas, sehingga penyebaran agama Islam di wilayah
Asia Tenggara menjadi luas.
20
Di bidang politik
Pada masa pemerintahan Sultan Malik as-Shalih telah terjalin hubungan
baik dengan Cina. Diberitakan bahwa Cina telah meminta agar Raja Pasai
untuk mengirimkan dua orang untuk dijadikan duta untuk Cina yang bernama
Sulaeman dan Snams-ad-Din. Selain dengan Cina, Kerajaan Samudra Pasai
juga menjalin hubungan baik dengan negeri-negeri TimurTengah. Pada masa
pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir, ahli agama mulai dari berbagai
negeri di Timur Tengah salah satunya dari Persi (Iran) yang bernama Qadi
Sharif Amir Sayyid dan Taj-al-Din dari Isfahan. Hubungan persahatan
Kerajaan Samudra Pasai juga terjalin dengan Malaka bahkan mengikat
hubungan perkawinan.
Samudera
Pasai
mencapai
puncak
kejayaan
pada
masa
21
peradaban yang besar dan maju. Pemerintahan baru tersebut yakni Kerajaan
Aceh
Darussalam
yang
didirikan
oleh
Sultan
Ali
Mughayat
Syah.
KesultananAceh Darussalam sendiri dibangun di atas puing-puing kerajaankerajaan yang pernah ada di Aceh pada masa pra Islam, seperti Kerajaan
Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan
Indrapura. Pada 1524, Kerajaan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan
Ali Mughayat Syah menyerang Kesultanan Samudera Pasai. Akibatnya, pamor
kebesaran Kerajaan Samudera Pasai semakin meredup sebelum benar-benar
runtuh. Sejak saat itu, Kesultanan Samudera Pasai berada di bawah kendali
kuasa Kesultanan Aceh Darussalam.
b.Terjadi Perebutan kekuasaan pada tahun 1349
Sultan Ahmad Bahian Syah malik al Tahir meninggal dunia dan
digantikan putranya yang bernama Sultan Zainal Abidin Bahian SyahMalik alTahir. Bagaimana pemerintahan Sultan Zainal Abidin ini tidak banyak
diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-14 Samudra Pasai banyak diliputi
suasana kekacauan karenaa terjadinya perebutan kekuasaan, sebagai dapat
diungkap dari berita-berita Cina. Beberapa faktor yang menyebabkan
runtuhnya kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan
sekelompok orang yang ingin memberontak kepada pemerintahan kerajaan
Samudra Pasai. Karena pemberontakan ini, menyebabkan beberapa pertikaian
di Kerajaan Samudra Pasai. Sehingga terjadilah perang saudara yang membuat
pertumpahan darah yang sia-sia. Untuk mengatasi hal ini, Sultan Kerajaan
Samudra Pasai waktu itu melakukan sesuatu hal yang bijak, yaitu meminta
bantuan kepada Sultan Malaka untuk segera menengahi dan meredam
pemberontakan.Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah
ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah menaklukan
Malaka tahun1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi
bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
22
23
Sedangkan penyerbuan melalui jalan darat dilakukan lewat Paya Gajah yang
terletak di antara Perlak dan Pedawa. Serangan dari darat tersebut ternyata
mengalami kegagalan karena dihadang oleh tentara Kesultanan Samudera
Pasai. Sementara serangan yang dilakukan lewat jalur laut justru dapat
mencapai istana.Selain alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera
Pasai dipicu juga karena faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan
dan kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai telah membuat Gajah
Mada berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi Majapahit
dalam rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali
dan Kesultanan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum akhirnya
perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit
di Selat Malaka. Hingga menjelang abad ke-16, Kerajaan Samudera Pasai
masih dapat mempertahankan peranannya sebagai bandar yang mempunyai
kegiatan
perdagangan
dengan
luar
negeri.
Para
ahlisejarah
yang
24
dengan
jalur
pelayaran
internasional
(SelatMalaka).
Letak
25
tidak
banyak
meninggalkan
batu
prasasti
sebagai
peninggalan
26
Melayu.
Inilah
hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja
Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M.
Hikayat Raja Pasaiini dapatlah dibagi menjadi tiga bagian yaitu mengenai asal
usul pembukaan negeri-negeri Pasai dan Samudera, pengislaman Merah Silau
dan kejatuhan kerajaan Pasai ke Majapahit. Hikayat Raja Pasaiini juga berisi
kisah-kisah mitos seperti kelahiran Puteri Buluh Betung, mitos pembukaan
negeri Samudera (semut besar), silsilah
tokoh-tokoh Tun Beraim Bapa, Sultan Ahmad dan Sultan Malikul Saleh yang
seharusnya dipercayai dalam wujud
menandai
dimulainya
perkembangan
Melayu
klasik
di
bumi
27
dirham atau mata uang emas itu tertulis; Muhammad Malik Al-Zahir.
Sedangkan di sisi lainnya tercetak nama Al-Sultan Al-Adil. Diameter Dirham
itu sekitar 10 mm dengan berat 0,60 gram dengan kadar emas 18 karat. Di
samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat
perkembangan agama Islam.
Malik
Al-Saleh
terletak
di
Desa
Beuringin,
Kecamatan
c. Makam Nahriyah
Nahrisyah adalah seorang ratu dari Kerajaan Samudera Pasai yang
memegang pucuk pimpinan tahun 1416-1428 M. Ratu Nahrisyah dikenal arif
dan bijak. Ia bertahta dengan sifat keibuan dan penuh kasih sayang. Harkat
28
dan martabat perempuan begitu mulia pada masanya sehingga banyak yang
menjadi penyiar agama pada masa tersebut. Makamnya terletak di Gampong
Kuta
Krueng,
Kecamatan
Samudera
18
km
sebelah
timur
Kota
29
bilangan tahun melintasi bumi, Laksana mata air mengalir dan semilir angin
lalu, Bila kehidupan hanyalah separangkat kumpulan hari-hari manusia,
Mengapa penyinggah bumi ini menjadi angkuh? Oh, sahabat! Jika kau lewat
makam seorang musuh, Janganlah bersuka cita, sebab hal yang sama jua akan
menimpamu, Wahai yang bercelik mata dengan kesombongan, Debu-debu
akan merasuki tulang belulang Laksana pupur cetak memasuki kotak
penyimpanannya. Barangsiapa menyombongkan diri dengan hiasan bajunya,
Esok hari jasadnya yang terkubur hanya tinggal menguap.Dunia sarat
persaingan dan sedikit kasih sayang, Ketika tersadar ia terkapar tanpa
daya.Demikianlah sesungguhnya jasadyang kau lihat terbujur berkalang tanah
Barang siapa memenuhi peristiwa penting ini dari kehidupannya nanti,
Kemanakah ia harus menghindar? Tak ada yang mampu memberi pertolongan,
kecuali amal shaleh. Saidi bernaung dibawah bayang Allah yang maha
pemurah Yaa Rabbi, janganlahsiksa hambamu-Mu yang malang dan tak
berdaya ini Dosa senantiasa berasal dari kami, sedang engkau penuh limpahan
belas kasih.
30
j. Makam Batte
Makam ini merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Samudera
Pasai. Tokoh utama yang dimakamkan pada Situs Batee Balee ini adalah
Tuhan Perbu yang mangkat tahun 1444 M. Lokasi di desa Meucat Kecamatan
Samudera sebelah Timur KotLhokseumawe. Diantara nisan-nisan tersebut
ada yang bertuliskan kaligrafi yang indah yang terdiri dari surat Yasin, Surat
Ali Imran, Surat AlAraaf, Surat Al-Jaatsiyah dan Surat Al-Hasyr.
31
BAB III
Kerajaan Aceh
a.
dan Perkembangan
Kerajaan Aceh
a. Sejarah
Lokasi Kerajaan
Perlak
b.
Aceh Perlak
b. Silsilah
SumberRaja-Raja
sejarah Kerajaan
c.
Kejayaan
Kerajaan
Aceh
c. Masa
Kehidupan
politik
Kerajaan
Perlak
d.
Politik, dan Ekonomi
d. Kehidupan
Kehidupan Sosial,
sosial ekonomi
e.
Kemunduran
Kerajaan
e. Masa
Berakhirnya
Kerajaan
PerlakAceh
f. Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Aceh
a. Tentang Bab 3 ______________________________________________________
Sejak masa lampau, wilayah Indonesia terkenal akan bidang pelayaran
dan perdagangan yang bersifat internasional. Perdagangan tersebut dilakukan
dengan menyusuri pantai-pantai dan melewati beberapa kota pelabuhan.
Dalam makalah ini, saya sebagai penulis akan menguak bagaimana sejarah
mengenai kerajaan Aceh yang berkembang di Pulau Jawa.
b. Uraian Kerajaan Aceh _______________________________________________
Kerajaan Aceh mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda. Perkembangan pesat yang dicapai kerajaan Aceh ini tidak
32
lepas dari letak kerajaannya yang sangat strategis, yaitu di Pulau Sumatera
bagian Utara dan dekat dengan pelayaran internasional. Ramainya aktivitas
pelayaran ini sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan kerajaan Aceh
di segala bidang, seperti halnya dalam aspek kehidupan politik, aspek
ekonomi, social maupun kebudayaannya.
Mengenai kapan berdirinya kerajaan Aceh, memang belum diketahu secara
pasti. Namun, berdasarkan Bustanus salatin (1637M) karangan nuruddin Ar
Raniri yang berisi silsilah sultan-sultan Aceh, serta kabar datang dari orang
Eropa, bahwa Kerajaan Aceh telah berhasil membebaskan diri dari kekuasaan
Kerajaan Pedir.
A.
33
Aceh
mulai
melakukan
peperangan
dan
penaklukan
untuk
ke Kerajaan Aceh. Hingga akhirnya ia wafat pada tahun 1585 dan digantikan
oleh Sultan Alauddin Riayat Syah ibn Sultan Munawar Syah yang memerintah
hingga tahun 1588. Sejak tahun1588, Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan
Alauddin Riayat Syah ibn Firman Syah atau Sultan Muda hingga tahun 1607
(Poesponegoro: 2010, 30-31)
Kerajaan
Aceh
mulai
mengalami
masa
keemasan
atau
puncak
kekuasaan di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda, yaitu sekitar tahun 1607
sampai tahun 1636. Pada masa Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh
mengalami peningkatan dalam berbagai bidang, yakni dalam bidang politik,
ekonomi-perdagangan,
hubungan
internasional,
memperkuat
armada
mengirimkan sebuah bintang jasa pada sultan Aceh (Harry Kawilarang, 2008:
21-22)
Dalam lapangan pembinaan kesusasteraan dan ilmu agama, Aceh telah
melahirkan beberapa ulama ternama, yang karangan mereka menjadi rujukan
utama dalam bidang masing-masing, seperti Hamzah Fansuri dalam bukunya
Tabyan Fi Ma'rifati al-U Adyan, Syamsuddin al-Sumatrani dalam bukunya
Mi'raj al-Muhakikin al-Iman, Nuruddin Al-Raniri dalam bukunya Sirat alMustaqim, dan Syekh Abdul Rauf Singkili dalam bukunya Mi'raj al-Tulabb Fi
Fashil(http://ridwanaz.com/umum/sejarah/sejarah-kerajaan-aceh-padamasa-kejayaan-dan-keruntuhannya/)
Dalam hubungan ekonomi-perdagangan dengan Mesir, Turki, Arab,
juga dengan Perancis, Inggris, Afrika, India, Cina, dan Jepang. Komoditaskomoditas yang diimpor antara lain: beras, guci, gula (sakar), sakar lumat,
anggur, kurma, timah putih dan hitam, besi, tekstil dari katun, kain batik mori,
pinggan dan mangkuk, kipas, kertas, opium, air mawar, dan lain-lain yang
disebut-sebut dalam Kitab Adat Aceh. Komoditas yang diekspor dari Aceh
sendiri antara lain kayu cendana, saapan, gandarukem (resin), damar, getah
perca, obat-obatan (Poesponegoro: 2010, 31)
Di bawah kekuasannya kendali kerajaan berjalan dengan aman,
tentram dan lancar. Terutama daerah-daerah pelabuhan yang menjadi titik
utama perekonomian Kerajaan Aceh, dimulai dari pantai barat Sumatra hingga
ke Timur, hingga Asahan yang terletak di sebelah selatan. Hal inilah yang
menjadikan kerajaan ini menjadi kaya raya, rakyat makmur sejahtera, dan
sebagai
pusat
pengetahuan
yang
menonjol
di
Asia
Tenggara
(Harry
37
Nama
Sultan Ali Mughayat
Syah
Masa Pemerintahan
1496-1528 / 7
Agustus 1530
Keterangan
Pendiri kerajaan,
putera dari
Syamsu Syah
2.
Sultan Salahuddin
3.
1537-1568 / 28
Qahhar
September1571
Ali Mughayat
Syah.
4.
1568 / 1571-1575 / 8
Juni 1579
5.
Sultan Muda
1575 / 1579
38
6.
1575-1576 / berkuasa
hanya pada 1579
7.
1576-1577 / berkuasa
hanya pada 1579
Merupakan raja
Priaman
Cucu dari Sultan
Alauddin alQahhar.
Nama
Masa Pemerintahan
Keterangan
1.
1577 / 1579-1589 /
Ahmad Tajuddin
Syah
Syah,
Sultan Perak.
1577)
2.
Sultan Buyong
Indrapura.
Nama
Sultan Alauddin Riayat
Masa Pemerintahan
Keterangan
1596 / 1589-1604
Syah.
Mukammil
2.
1604-1607
39
Sultan Aceh peleburan dari Dinasti Makota Alam dan Dinasti Darul-Kamal
No.
Nama
Masa Pemerintahan
Keterangan
1.
dari Sultan
1607-27
Alauddin Riayat
Desember 1636
Nama
Sultan Iskandar Tsani
Alauddin Mughayat
Masa Pemerintahan
1636-15
Februari 1641
Syah
Keterangan
Putra
Sultan Pahang,Ahmad
Syah II.
Sultanah Aceh
No.
1.
Nama
Sri Ratu Safiatuddin
Tajul Alam
Masa Pemerintahan
Keterangan
1641-1675
40
Meukuta Alam.
2.
1675-1678
Nurul Alam
3.
1678-1688
Inayat Syah
Sultan Aceh
No.
1.
2.
Nama
Masa Pemerintahan
1699-1702
Keterangan
Suami dari Sri
Syarif Hasyim
Ratu Zainatuddin
Jamaluddin
Kamalat Syah
1702-1703
Syarif Lamtui
3.
1703-1726
Badrul Munir
4.
1726
Aminuddin
5.
1726-1727
Nama
Sultan Alauddin Ahmad
Masa Pemerintahan
Keterangan
1727-1735
41
Syah
2.
1735-1760
Syah
3.
1760-1764
4.
1764-1765
Syah
5.
1765-1773
6.
1773
7.
1773-1781
8.
Alauddin Muhammad
1781-1795
Syah
9.
Mahmud Syah.
1795-1823
al-Alam
10.
Putra Sultan
1815-1820
Alam
11.
1795-1823
al-Alam
12.
1823-1838
42
13.
1838-1857
14.
1857-1870
Aceh
mulai
mengalami
masa
keemasan
atau
puncak
kekuasaan di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda, yaitu sekitar tahun 1607
sampai tahun 1636. Pada masa Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh
mengalami peningkatan dalam berbagai bidang, yakni dalam bidang politik,
ekonomi-perdagangan,
hubungan
internasional,
memperkuat
armada
43
sebuah hadiah lada sicupak atau lada sekarung, lalu dibalas dengan kesultanan
Turki dengan memberikan sebuah meriam perang dan bala tentara, untuk
membantu Kerajaan Aceh dalam peperangan. Bahkan pemimpin Turki
mengirimkan sebuah bintang jasa pada sultan Aceh (Harry Kawilarang, 2008:
21-22)
Dalam lapangan pembinaan kesusasteraan dan ilmu agama, Aceh telah
melahirkan beberapa ulama ternama, yang karangan mereka menjadi rujukan
utama dalam bidang masing-masing, seperti Hamzah Fansuri dalam bukunya
Tabyan Fi Ma'rifati al-U Adyan, Syamsuddin al-Sumatrani dalam bukunya
Mi'raj al-Muhakikin al-Iman, Nuruddin Al-Raniri dalam bukunya Sirat alMustaqim, dan Syekh Abdul Rauf Singkili dalam bukunya Mi'raj al-Tulabb Fi
Fashil(http://ridwanaz.com/umum/sejarah/sejarah-kerajaan-aceh-padamasa-kejayaan-dan-keruntuhannya/).
Dalam hubungan ekonomi-perdagangan dengan Mesir, Turki, Arab,
juga dengan Perancis, Inggris, Afrika, India, Cina, dan Jepang. Komoditaskomoditas yang diimpor antara lain: beras, guci, gula (sakar), sakar lumat,
anggur, kurma, timah putih dan hitam, besi, tekstil dari katun, kain batik mori,
pinggan dan mangkuk, kipas, kertas, opium, air mawar, dan lain-lain yang
disebut-sebut dalam Kitab Adat Aceh. Komoditas yang diekspor dari Aceh
sendiri antara lain kayu cendana, saapan, gandarukem (resin), damar, getah
perca, obat-obatan (Poesponegoro: 2010, 31).
Di bawah kekuasannya kendali kerajaan berjalan dengan aman,
tentram dan lancar. Terutama daerah-daerah pelabuhan yang menjadi titik
utama perekonomian Kerajaan Aceh, dimulai dari pantai barat Sumatra hingga
ke Timur, hingga Asahan yang terletak di sebelah selatan. Hal inilah yang
menjadikan kerajaan ini menjadi kaya raya, rakyat makmur sejahtera, dan
sebagai
pusat
pengetahuan
yang
menonjol
di
Asia
Tenggara
(Harry
D.
1.
Kehidupan Sosial
Adalanya penggolongan masyarakat menjadi beberapa golongan, yaitu
teuku
(kaum
memegang),
teuku
dan
bangsawan),
golongan
teungku
(Kaum
ulama
yang
sering
timbul
persaingan
yang
mengakibatkan
Kehidupan Politik
Aceh tumbuh secara cepat menjadi kerajaan besar karena didukung
Kehidupan Ekonomi
Letaknya yang sangat strategis, di jalur pelayaran dan perdagangan
Komoditas ekspor
Komoditas impor
45
Cendana
Bahan makanan
Beras
nilainya
Jenis dammar
Sapang
Mentega
Gendarukam
Gula
Dammar
Anggur
Teban
Kurma
Kemenyan
wangian
putih
Logam
Kemenyan
Timah
Besi
hitam
Kamper
Akar pucuk
boraks
Tekstil
Minyak
Bendela
Kain tenun
rasamala
Kulit kayu
Barang kerajinan
Tembikar
masui
Rempah-rempah
Lada
Campli puta
Bunga lawang
Guci
Bahan perangsang Candu
Kopi
46
47
pasar
tradisional
Aceh,
Nanggroe
Aceh
Darussalam,
Indonesia.
Raya
Masjid
Baiturrahman
adalah
religius,
dan
simbol
keberanian
nasionalisme
Taman Sari Gunongan ini terbuka untuk umum. Di Pinto Khop, yang berada
tidak jauh dari Gunongan, terdapat taman bermain anak-anak sehingga tempat
ini ramai dikunjungi terutama pada sore hari atau hari-hari libur. Gunongan
48
49
kerajaan
Aceh
benteng
ini
digunakan
sebagai
benteng
50
6. Rumoh Aceh
51
52
Tenggara
yang
didirikan
pada
tahun
840-864
dengan
raja
pertama Sultan Alaidin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah. Di lokasi ini juga
terdapat makam Beliau dan isterinya.
Makam Sultan Iskandar Muda terletak di kota Banda Aceh. Beliau merupakan
tokoh penting dalam sejarah kesultanan Aceh. Kerajaan Aceh pernah
mengalami masa kejayaan, kala Sultan memerintah di Kerajaan Aceh
Darussalam di masa abad ke 17 yaitu pada tahun 1607-1636. Pada masa
pemerintahan Beliau, kerajaan Islam Aceh menduduki peringkat kelima
kerajaan Islam terbesar di dunia.
53
BAB 4
Kesultanan Cirebon
a. Lokasi
SejarahKerajaan
Kesultanan
Perlak
Cirebon
b. Perkembangan
c.
Sumber sejarahawal
Kerajaan
Kesultanan
Perlak Cirebon
c. Kehidupan
d.
Pendirian Kesultanan
politik Kerajaan
Cirebon
Perlak
d.
e. Kehidupan
Terpecahnya
sosial
Kesultanan
ekonomiCirebon
f.e. Masa
Berakhirnya
kolonialKerajaan
dan kemerdekaan
Perlak
g. Perkembangan terakhir Kesultanan Cirebon
a. Tentang Bab 4 ______________________________________________________
Banyak misteri tentang kerajaan Cirebon yang awalnya didirikan oleh
Syarif Hidayatulloh, dimana beliau adalah putra dari Nyai Rara Santang dan
tidak salah lagi bahwa beliau adalah keturuan dari Prabu Siliwangi penguasa
tanah pasundan pada massanya yang tidak mau memeluk agama islam dan
lebih mengalah kepada anaknya dengan memberikan sebagian wilayah
kekuasaan di daerah Cirebon untuk didirikan pusat pusat ajaran islam.
Banten sebagai penguasa di daerah selat sunda adalah sebuah kerajaan yang
sudah memliki hubungan diplomatik dengan kerajaan Cirebon. Namun karena
54
masuknya VOC ke Indonesia pada saat itu membuat dua kerajaan ini musnah
dan lenyap di telan zaman.
b. Uraian Kerajaan Cirebon ______________________________________________
Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa
Barat pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting
dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Lokasinya di pantai
utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan
Jawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan "jembatan" antara
kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang
khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa
maupun kebudayaan Sunda
Sejarah
Menurut Sulendraningrat yang mendasarkan pada naskah Babad
Tanah Sunda dan Atja pada naskah Carita Purwaka Caruban Nagari,
Cirebon pada awalnya adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki
Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah desa
yang ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda: campuran), karena di
sana bercampur para pendatang dari berbagai macam suku bangsa,
agama, bahasa, adat istiadat, dan mata pencaharian yang berbeda-beda
untuk bertempat tinggal atau berdagang.
Mengingat
pada
awalnya
sebagian
besar
mata
pencaharian
55
Dengan dukungan pelabuhan yang ramai dan sumber daya alam dari
pedalaman, Cirebon kemudian menjadi sebuah kota besar dan menjadi
salah satu pelabuhan penting di pesisir utara Jawa baik dalam kegiatan
pelayaran dan perdagangan di kepulauan Nusantara maupun dengan
bagian dunia lainnya. Selain itu, Cirebon tumbuh menjadi cikal bakal pusat
penyebaran agama Islam di Jawa Barat.
1. Perkembangan awal
a. Ki Gedeng Tapa
Ki Gedeng Tapa (atau juga dikenal dengan nama Ki Gedeng Jumajan
Jati) adalah seorang Mangkubumi dari Kerajaan Sing Apura (Kerajaan ini
ditugasi mengatur pelabuhan Muarajati, Cirebon setelah tidak adanya
penerus tahta di kerajaan tetangganya yaitu Surantaka setelah anak
perempuan
penguasanya
yaitu
ke
Cirebon
untuk
memperdalam
agama
Islam,
pangeran
56
sebagai
Pangraksabumi
atau
wakilnya,
diangkatlah
Raden
57
sebagai
pendiri
pertama
Kesultanan
Cirebon
adalah
58
Cirebon
kemudian
digantikan
putra
adiknya
yakni
Syarif
Wangi, namun hal tersebut tidak membuahkan hasil, pada tahun 1482 (pada
saat kekuasaan kerajaan Galuh dan Sunda sudah menjadi satu kembali
ditangan prabu Silih Wangi), seperti yang tertuang dalam naskah Purwaka
59
c. Fatahillah (1568-1570)
Kekosongan
pemegang
kekuasaan
itu
kemudian
diisi
dengan
Waktu semono maksi akikib, Kuta Cirebon masih Sinaroja, Adi wuku
sakubenge, Tan ana Durga ngaru, Kadi gelare kang rumihin, Jawa
gunung kapurba, Katitiha ngulun, Sira koli tiwa-tiwa, Nagara gung
Mataram pon anglilani, Ing Crebon yen gawea
Taktkala itu masih tertutup, Kuta Cirebon masih utuh dibangun pagar
sekelilingnya, benteng itu tidak ada yang mengganggu, seperti jaman
dahulu kala pulau Jawa yang dibentengi oleh gunung-gunung,
61
(membantu)
proyek
yang
sedang
dikerjakan
Cirebon
62
keluarga
Kasepuhan
&
Pangeran
Kertawijaya
sebagai
Sultan
63
Pangeran Girilaya ini dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa, karena keduanya
dilantik menjadi Sultan Cirebon di ibukota Banten. Sebagai sultan, mereka
mempunyai wilayah kekuasaan penuh, rakyat, dan keraton masing-masing.
Pangeran Wangsakerta tidak diangkat menjadi sultan melainkan hanya
Panembahan. Ia tidak memiliki wilayah kekuasaan atau keraton sendiri, akan
tetapi berdiri sebagai Kaprabonan(Paguron) yaitu tempat belajar para
intelektual keraton. Dalam tradisi kesultanan di Cirebon, suksesi kekuasaan
sejak tahun 1679 berlangsung sesuai dengan tradisi keraton, di mana seorang
64
memisahkan
diri
membangun
kesultanan
sendiri
dengan
nama
Kesultanan Kacirebonan
Kehendak Pangeran Raja Kanoman didukung oleh pemerintah Kolonial
Belanda dengan keluarnya
dari
keraton-keraton
Kesultanan
Cirebon
di
wilayah-wilayah
65
1926 No. 370). Tahun 1942, Kota Cirebon kembali diperluas menjadi 2.450
hektare.
Pada masa kemerdekaan, wilayah Kesultanan Cirebon menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara
umum, wilayah Kesultanan Cirebon tercakup dalam Kota Cirebon dan
Kabupaten Cirebon, yang secara administratif masing-masing dipimpin oleh
pejabat pemerintah Indonesia yaitu walikota dan bupati.
5. Perkembangan terakhir
Setelah masa kemerdekaan Indonesia, Kesultanan Cirebon tidak lagi
merupakan pusat dari pemerintahan dan pengembangan agama Islam.
Meskipun demikian keraton-keraton yang ada tetap menjalankan perannya
sebagai pusat kebudayaan masyarakat khususnya di wilayah Cirebon dan
sekitarnya. Kesultanan Cirebon turut serta dalam berbagai upacara dan
perayaan adat masyarakat dan telah beberapa kali ambil bagian dalam Festival
Keraton Nusantara (FKN).
Umumnya, Keraton Kasepuhan sebagai istana Sultan Sepuh dianggap
yang paling penting karena merupakan keraton tertua yang berdiri tahun
1529, sedangkan Keraton Kanoman sebagai istana Sultan Anom berdiri tahun
1622, dan yang terkemudian adalah Keraton Kacirebonan dan Keraton
Kaprabonan.
Pada awal bulan Maret 2003, telah terjadi konflik internal di keraton
Kanoman, antara Pangeran Raja Muhammad Emirudin dan Pangeran Elang
Muhammad
Saladin,
untuk
pengangkatan
takhta
Sultan
Kanoman
XII.
66
BAB V
Kerajaan Islam di Maluku
a. Sejarah
Lokasi Kerajaan
KerajaanPerlak
Ternate
b. Sejarah
Sumber Kerajaan
sejarah Kerajaan
Tidore Perla
a. Tentang Bab 5 ______________________________________________________
Kepulauan Maluku menduduki posisi penting dalam perdagangan dunia
di kawasan timur Nusantara.Mengingat keberadaan daerah Maluku ini maka
tidak mengherankan jika sejak abad ke-15 hingga abad ke-19 kawasan ini
menjadi wilayah pereb
utan
antara
bangsa
Spanyol,
Portugis
dan
Belanda.Sejak awal diketahui bahwa di daerah ini terdapat dua kerajaan besar
bercorak Islam, yakni Ternate dan Tidore.Kedua kerajaan ini terletak di
sebelah barat pulau Halmahera di Maluku Utara.Kedua kerajaan itu pusatnya
masing-masing di Pulau Ternate dan Tidore, tetapi wilayah kekuasaannya
mencakup sejumlah pulau di Kepulauan Maluku dan Papua.
dengan
kegiatan
kekuatan-kekuatan
Maluku.Dalam
perkembangan
asing
yang
mencoba
menguasai
ini
bersaing
68
mencapai
aman
keemasan
dan
disebutkan
daerah
Halmahera,
Jailalo
sampai
ke
Papua.
Kerajaan
Tidore
seperti
ini,
telah
mempengaruhi
aspek-aspek
kehidupan
69
A. Kehidupan Politik
Di kepulauan maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan
ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli
Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara.Ketika bangsa portugis
masuk, portugis langsung memihak dan membantu ternate, hal ini dikarenakan
portugis mengira ternate lebih kuat.Begitu pula bangsa spanyol memihak
tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk
menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan perjanjian saragosa.Dalam
perjanjian tersebut bangsa spanyol harus meninggalkan maluku dan pindah ke
Filipina,
sedangkan
Portugis
tetap
berada
di
maluku.
Sultan Hairun
Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah benteng
yang di beri nama Benteng Santo Paulo. Namun tindakan portugis semakin
lama di benci oleh rakyat dan para penjabat kerajaan ternate.Oleh karena itu
sultan hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa
portugis.
Sultan Baabullah
Sultan baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang portugis.Tahun
1575 M Portugis dapat dikalahkan dan meninggalkan benteng.
B. Kehidupan Ekonomi
Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang
banyak memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda
banyak menghasilkan pala.Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah
meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting.Pesatnya
perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya
70
persekutuan.Selain
itu
mata
pencaharian
perikanan
turut
mendukung
perekonomian masyarakat.
C. Kehidupan Sosial
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk
menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah.Bangsa Portugis juga
ingin mengembangkan agama katholik.Dalam 1534 M, agama Katholik telah
mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat
kegiatan Fransiskus Xaverius.
Seperti sudah diketahui, bahwa sebagian dari daerah maluku terutama
Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak
jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk
memancing
pertentangan
antara
para
pemeluk
agama
itu.
Dan
bila
tangannya
orang-orang
Portugis
dalam
bidang
pemerintahan,
perlawanan
tersebut
dapat
dipadamkan
oleh
kompeni
71
D. Kehidupan Budaya
Rakyat
Maluku,
yang
didominasi
oleh
aktivitas
perekonomian
Portugis
dan
Spanyol
ke
luar
Kepulauan
Maluku.
Namun
kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda
untuk
menguasai
perdagangan
rempah-rempah
di
Maluku
berhasil
menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan
terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Tidore - Maluku
Sejarah kerajaan islam kesultanan tidore maluku.
Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam
yang berada di kepulauan Maluku.Kesultanan ini berpusat
di wilayah Kota Tidore Maluku Utara.Masa kejayaan
kesultanan Tidore terjadi sekitar abad ke-16 sampai abad
ke-18.Pada masa kejayaannya kerajaan ini menguasai
sebagian besar Halmahera selatan, Pulau Buru, Ambon,
dan
banyak
pulau-pulau
di
pesisir
Papua
barat.
Sultan Saifuddin
(1657-1689)
foto : wikipedia
72
paling
independen
di
wilayah
Maluku.
Terutama
di
bawah
Sejarah Pendirian
Pada tahun 1495 M syariat islam mulai digunakan dalam system
pemerintahan kerajaan. Gelar raja berubah menjadi Sultan.Sultan Ciriliyati
naik tahta dan menjadi penguasa Tidore pertama yang memakai gelar
Sultan.Saat itu, pusat kerajaan berada di Gam Tina. Ketika Sultan Mansyur
naik tahta tahun 1512 M, ia memindahkan pusat kerajaan dengan mendirikan
perkampungan baru di Rum Tidore Utara.Posisi ibukota baru ini berdekatan
dengan Ternate, dan diapit oleh Tanjung Mafugogo dan pulau Maitara.Dengan
keadaan laut yang indah dan tenang, lokasi ibukota baru ini cepat berkembang
dan menjadi pelabuhan yang ramai.
Dalam sejarahnya, terjadi beberapa kali perpindahan ibukota karena
sebab yang beraneka ragam. Pada tahun 1600 M, ibukota dipindahkan oleh
Sultan Mole Majimo(Ala ud-din Syah) ke Toloa di selatan Tidore. Perpindahan
ini disebabkan meruncingnya hubungan dengan Ternate, sementara posisi
ibukota sangat dekat, sehingga sangat rawan mendapat serangan. Pendapat
73
Masa Kejayaan
Masa kejayaan Kesultanan Tidore ketika pada masa pemerintahan
Sultan Nuku (1780-1805 M).Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan
Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris.Belanda
kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate.Sementara itu, Inggris tidak
mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa.Sultan Nuku memang
cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak
diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga
kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup
luas, meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan
Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin.Ia juga giat
menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.
Wilayah Kekuasaan
Pada masa kejayaannya, wilayah kerajaan Tidore mencakup kawasan
yang cukup luas hingga mencapai Kepulauan Pasifik.Wilayah sekitar pulau
Tidore yang menjadi bagian wilayahnya adalah Papua, gugusan pulau-pulau
Raja Ampat dan pulau Seram. Di Kepulauan Pasifik, kekuasaan Tidore
74
Struktur Pemerintahan
Sistem pemerintahan di Tidore cukup mapan dan berjalan dengan
baik.Struktur tertinggi kekuasaan berada di tangan sultan.Menariknya, Tidore
tidak mengenal sistem putra mahkota sebagaimana kerajaan-kerajaan lainnya
di kawasan Nusantara.Seleksi sultan dilakukan melalui mekanisme seleksi
calon-calon yang diajukan dari Dano-dano Folaraha (wakil-wakil marga dari
Folaraha), yang terdiri dari Fola Yade, Fola Ake Sahu, Fola Rum dan Fola
Bagus.Dari nama-nama ini, kemudian dipilih satu di antaranya untuk menjadi
sultan.
Ketika Tidore mencapai masa kejayaan di era Sultan Nuku, sistem
pemerintahan di Tidore telah berjalan dengan baik.Saat itu, sultan (kolano)
dibantu oleh suatu Dewan Wazir, dalam bahasa Tidore disebut Syara, adat se
nakudi.Dewan ini dipimpin oleh sultan dan pelaksana tugasnya diserahkan
kepada Joujau (perdana menteri).Anggota Dewan wazir terdiri dari Bobato
pehak raha (empat pihak bobato; semcam departemen) dan wakil dari wilayah
kekuasan.Bobato ini bertugas untuk mengatur dan melaksanakan keputusan
Dewan Wazir. Empat bobato tersebut adalah:
1.)
syariah. Anggota pehak labe terdiri dari para kadhi, imam, khatib dan
modem
2.) Pehak adat bidang pemerintahan dan kemasyarakatan yang terdiri dari
Jojau, Kapita Lau (panglima perang), Hukum Yade (menteri urusan luar),
75
Hukum Soasio (menteri urusan dalam) dan Bobato Ngofa (menteri urusan
kabinet).
3.) Pehak Kompania (bidang pertahanan keamanan) yang terdiri dari Kapita
Kie, Jou Mayor dan Kapita Ngofa.
4.)Pehak juru tulis yang dipimpin oleh seorang berpangkat Tullamo
(sekretaris kerajaan). Di bawahnya ada Sadaha (kepala rumah tangga),
Sowohi Kie (protokoler kerajaan bidang kerohanian), Sowohi Cina
(protokoler khusus urusan orang Cina), Fomanyira Ngare (public relation
kesultanan) dan Syahbandar (urusan administrasi pelayaran).
Selain itu masih ada jabatan lain yang membantu menjalankan tugas
pemerintahan, seperti Gonone yang membidangi intelijen dan Serang oli yang
membidangi urusan propaganda.
76
bahasa
Tidore
yang
tergolong
dalam
rumpun
non-
kelapa.Inilah
rempah-rempah
yang
menjadikan
Tidore
terkenal,
dikunjungi para pedagang asing Cina, India dan Arab, dan akhirnya menjadi
rebutan para kolonial kulit putih.
77
strategis sebagai jawaban atas aliansi yang dibangun oleh Ternate dan
Portugis. Spanyol tiba di Tidore pada tanggal 8 November 1521, turut serta
dalam rombongan kapal armada Magellan, Pigafetta, seorang etnolog dan
sejarawan Italia.
kerjasama
antara
Tidore
dan
Spanyol
semakin
serangan
tersebut
berujung
dilakukannya
perjanjian
Zaragosa antara Raja Portugis, John III dan Raja Spanyol, Charles V pada
tahun 1529.Dengan imbalan sebesar 350.000 ducats, Charles V bersedia
melepaskan klaimnya atas Maluku, namun demikian hal tersebut tidak serta
merta
menyebabkan
seluruh
armada
Spanyol
keluar
dari
Maluku.
78
urusan
internal
kesultanan.
kepulauan
Maluku
dapat
digunakan
oleh
kedua
belah
pihak.
dagangnya
hingga
Maluku.
Karena
merasa
terancam
dengan
79
Gamlamo tentu saja dengan bantuan dari Tidore yang pada waktu itu dipimpin
oleh Sultan Mole Majimu.
Spanyol berhasil menguasai Benteng Gamlamo di Ternate, tetapi tidak
lama setelah itu VOC Belanda berhasil pula membuat benteng yang kemudian
disebut sebagai Fort Oranje pada tahun 1607 di sebelah timur laut Benteng
Gamlamo serta membangun garis demarkasi militer dengan Spanyol. Paulus
van Carden ditujuk sebagai Gubernur Belanda pertama di Kepulauan Maluku.
Ketika Sultan Tidore ke 12 memerintah yaitu Sultan Saifudin, pada
tahun 1663 secara mengejutkan Spanyol menarik seluruh kekuatannya dari
Ternate, Tidore dan Siau yang berada di Sulawesi Utara ke Filipina. Gubernur
Jenderal Spanyol yang berada Manila, Manrique de Lara, membutuhkan semua
kekuatan untuk mempertahankan Manila dari serangan bajak laut Cina,
Coxeng. Gubernur Spanyol di Maluku, Don Francisco de Atienza Ibanez,
nampak meninggalkan kepulauan Maluku pada bulan Juni 1663. Maka
berakhirlah kekuasaan Spanyol di Kepulauan Maluku.
Dengan tiadanya dukungan militer dari Spanyol, otomatis kekuatan
Tidore melemah dan VOC-Belanda menjadi kekuatan militer terbesar satusatunya di kepulauan yang kaya dengan rempah-rempah itu. Akhirnya Sultan
Saifudin kemudian melakukan perjanjian dengan Laksamana Speelman dari
VOC-Belanda pada tanggal 13 Maret 1667 yang mana isinya adalah : (1) VOC
mengakui hak-hak dan kedaulatan Kesultanan Tidore atas Kepulauan Raja
Empat dan Papua daratan (2) Kesultanan Tidore memberikan hak monopoli
perdagangan
Batavia
rempah-rempah
kemudian
dalam
mengeluarkan
wilayahnya
Ordinansi
untuk
kepada
Tidore
VOC.
yang
membatasi produksi cengkeh dan pala hanya pada Kepulauan Banda dan
Ambon.Di luar wilayah ini semua pohon rempah diperintahkan untuk
dibasmi.Pohon-pohon rempah yang berlebih ditebang untuk mengurangi
produksi rempah sampai seperempat dari masa sebelum VOC-Belanda
memegang kendali perdagangan atas Maluku
80
dan
mengembalikan
pamornya.
Penghujung
abad
ke-18
dan
permulaan abad ke-19 adalah era keemasan Tidore di bawah Nuku.Pada titik
ini, kebesaran Sultan Nuku dapat dibandingkan dengan keagungan Sultan
81
Babullah
yang
telah
mengusir
Portugis
dari
Ternate.
tidak
jatuh
ke
tangan
Perancis.Tahun
1796,
Inggris
semakin
memperlemah
kedudukan
Belanda
di
Kepulauan
Maluku.
yang
telah
bergabung
ke
dalam
barisan
Nuku
sejak
awal
perjuangannya.
Selain memiliki kecerdasan dan karisma yang kuat, Sultan Nuku
terkenal akan keberanian dan kekuatan batinnya. Ia berhasil mentransformasi
masa lalu Maluku yang kelam ke dalam era baru yang mampu memberikan
kepadanya kemungkinan menyeluruh untuk bangkit dan melepaskan diri dari
segala
bentuk
keterikatan,
ketidakbebasan
dan
penindasan.
Portugis
dan
Spanyol
ke
luar
Kepulauan
Maluku.
Namun
82
kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda
untuk
menguasai
perdagangan
rempah-rempah
di
Maluku
berhasil
menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan
terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.
83
84