Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KERAJAAN PERLAK

DISUSUN OLEH :

1. Affifah Nisa Ul Ulmi Al Daisi


2. Afifah Maulidinah Zuhri
3. Al Azhari Siregar
4. Aqil Diningrat
5. Bima Fadhillah
6. Dynna Fitri Syalsabila
7. Richita Hongo
8. Syintia Foren
9. Wafiqah Sakhi Amanta

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMAN 5 BENGKULU
JL. CENDANA NO. 20
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas sejarah dengan judul “Kerajaan Perlak”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN
a. Sejarah Munculnya Kerajaan Perlak
b. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Perlak
c. Peran Kerajaan Perlak Dalam Perkembangan Agama Islam
d. Perkembangan Kesultanan serta Kondisi Politik Kerajaan Perlak
e. Kondisi Ekonomi Kerajaan Perlak
f. Kehidupan Sosial – Budaya Kerajaan Perlak
g. Serangan Sriwijaya
h. Pemimpin Kerajaan Perlak dan Berakhirnya Kesultanan Perlak

BAB III : PENUTUP


a. Kesimpulan
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pulau Sumatera merupakan awal daerah berkembangnya Islam di Nusantara,


bukti bahwa agama Islam telah berkembang di Sumatera yaitu berdirinya Kerajaan
Perlak. Kerajaan Perlak adalah kerajaan Islam tertua di Nusantara. Kerajaan Perlak
berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, antara tahun 840 sampai dengan
tahun 1292. Nama Perlak diambil dari nama Kayu Perlak. Kayu jenis ini merupakan kayu
khas daerah Perlak. Atas dasar ini lah kemudian daerah penghasil kayu Perlak disebut
dengan Negeri Perlak. Setelah perdagangan semakin ramai di Selat Malaka, maka
pedagang-pedagang pun menyebut Negeri Perlak sebagai Bandar Perlak. Hasil alam dan
posisinya yang strategis membuat Perlak berkembang sebagai pelabuhan niaga yang maju
pada abad ke-8, disinggahi oleh kapal-kapal yang antara lain berasal dari Arab dan Persia.
Hal ini membuat berkembangnya masyarakat Islam di daerah ini, terutama sebagai akibat
perkawinan campur antara saudagarmuslim dengan perempuan setempat. Kitab
Negarakertagama menyebut negeri itu dengan nama Parlak. Sementara Marcopolo yang
berkunjung ke negeri itu pada tahun 1292 mencatatnya dengan nama Negeri Ferlec.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Perlak ?
2. Dimana saja wilayah kekuasaan Kerajaan Perlak ?
3. Bagaimana peran Kerajaan Perlak terhadap perkembangan islam ?
4. Bagaimana perkembangan Kesultanan serta kondisi politik Kerajaan Perlak ?
5. Bagaimana keadaan ekonomi Kerajaan Perlak ?
6. Bagaimana kehidupan sosial – budaya Kerajaan Perlak ?
7. Siapa saja pemimpin Kerajaan Perlak ?
8. Bagaimana runtuhnya Kerajaan Perlak ?
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Dapat mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Perlak.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang Kerajaan Perlak.
3. Dapat mengetahui siapa saja yang berperan dalam mendirikan Kerajaan Perlak.
4. Dapat mengetahui tentang siapa saja pemimpin dari Kerajaan Perlak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Kerajaan Perlak

Nama perlak berasal dari nama “Kayu Perlak”. Kayu ini sangat baik untuk
dijadikan bahan pembuatan perahu/kapal, sehingga banyak orang yang datang untuk
mengambil “Kayu Perlak” tersebut. Atas dasar itulah kemudian daerah penghasil “Kayu
Perlak” ini disebut dengan “Negeri Perlak”. Dalam perkembangan berikutnya,
parapedagang atau pengembara yang datang dari Cina, Arab, Persia, dan India yang
singgah ke wilayah ini menyebut “Negara Perlak” dengan sebutan “Bandar Perlak”.
Kesultanan Perlak berdiri pada tahun 840 dan berakhir pada tahun 1292. Proses
berdirinya tidak terlepas dari pengaruh Islam di wilayah Sumatera. Sebelum Kesultanan
Perlak berdiri, di wilayah Perlak sebenarnya sudah berdiri Negeri Perlak yang raja dan
rakyatnya merupakan keturunan dari Maharaja Pho He La (Meurah Perlak Syahir Nuwi)
serta keturunan dari pasukan-pasukan pengikutnya. Pada tahun 840 ini, rombongan
berjumlah 100 orang dari Timur Tengah menuju pantai Sumatera yang dipimpin oleh
Nakhoda Khilafah. Rombongan ini bertujuan untuk berdagang sekaligus membawa
sejumlah da'i yang bertugas untuk membawa dan menyebarkan Islam ke Perlak. Dalam
waktu kurang dari setengah abad, raja dan rakyat Perlak meninggalkan agama lama
mereka (Hindu dan Buddha), yang kemudian secara sukarela berbondong-bondong
memeluk Islam. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa salah seorang anak buah
dari Nakhoda Khalifah, Ali bin Muhammad bin Ja'far Shadiq dikawinkan dengan
Makhdum Tansyuri, yang merupakan adik dari Syahir Nuwi, Raja Negeri Perlak yang
berketurunan Parsi. Dari buah perkawinan mereka lahirlah Sultan Alaiddin Sayyid
Maulana Abdul Aziz Shah, yang menjadi sultan pertama di Kesultanan Perlak sejak
tahun 840. Ibu kotanya Perlak yang semula bernama Bandar Perlak kemudian diubah
menjadi Bandar Khalifah sebagai bentuk perhargaan terhadap jasa Nakhoda Khalifah.
Menurut Prof. Dr. Slamet Muljana menyatakan bahwa pada akhir abad ke 12, di
pantai timur sumatera terdapat Negara islam bernama perlak. Nama itu kemudian
dijadikan peureulak. Didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Maroko, Persia dan
Gujarat, yang menetap di wilayah itu sejak awal abad ke 12 M. pendirinya adalah orang
arab dari suku quraisy. Pedagang arab itu menikah dengan putri pribumi, keturunan raja
perlak. Dari perkawinan tersebut mendapat seorang putra yang bernama Sayid Abdul
Aziz. Sayid Abdul Aziz adalah sultan pertama di negeri perlak. Setelah dinobatkan
menjadi sultan negeri perlak, dia di beri nama Alaudin Syah. Demikianlah dia dikenal
sebagai Sultan Alaudin Syah dari negeri perlak.
Angkatan dakwah yang dipimpin Nahkoda Khalifah berjumlah 100 orang, yang
terdiri dari orang Arab, Persia dan india. Mereka ini meyiarkan agama islam pada
penduduk setempat dan keluarga istana. Salah seorang dari mereka yaitu Sayid Ali dari
suku quraisy menikah dengan seorang puteri yakni Makhdum Tansyuri, salah seorang
adik dari maurah perlak yang bernama Syahir Nuwi. Dari perkawinan ini lahirlah Sayid
Abdul Aziz, putera campuran arab-perlak yang kemudian setelah dewasa dilantik
menjadi raja di Kerajaan Perlak pada tahun 225 H.

B. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Perlak


Sebelum bersatu dengan Kerajaan Samudera Pasai, wilayah kekuasaan
Kesultanan Perlak hanya mencakup kawasan sekitar Perlak saja. Saat ini, kesultanan ini
terletak di pesisir timur daerah aceh yang tepatnya berada di wilayah Perlak, Aceh Timur,
Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia.

C. Peran Kerajaan Perlak Dalam Perkembangan Agama Islam

Islam terus berkembang di Perlak, dan perkembangannya yang luas itu lahir
dengan jelas di abad ke XIII M. Melebihi daerah –daerah yang lain di Sumatera, hakikat
ini dilihat dan diakui oleh Marco Polo seorang pengembara Italia yang tiba di Sumatera
dalam tahun 1292 M. yang berkata bahwa di masa itu Sumatera terbagi dalam delapan
buah kerajaan yang semuanya menyembah berhala kecuali sebuah saja yaitu Perlak
berpegang dengan Islam, katanya Perlak selalu didatangi oleh saudagar-saudagar Saracen
(Muslimin) yang membawa penduduk Bandar ini memeluk Undang-undang Muhammad.
Perkataan Marco Polo itu menunjukkan bahwa Perlak di abad ke XIII M itu
sebuah pusat perniagaan yang maju di Nusantara yang menjadi tumpuan saudagar-
saudagar Muslimin , maka ini menjadikan Perlak sebuah Pusat Pancaran Sinar Islam di
Nusantara.

D. Perkembangan Kesultanan serta Kondisi Politik Kerajaan Perlak

Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Syah memerintah sebagai sultan
pertama Perlak hingga tahun 864 M. Setelah ia wafat, kesultanan Perlak dipimpin oleh
keturunannya yang bernama Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Syah. Ia
memerintah selama periode 864-888 M. Selanjutnya Sultan Abdul Rahim Syah
digantikan oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Syah, yang berkuasa selama 25
tahun, yakni dari tahun 888 sampai 913 M. Pascawafatnya sultan ketiga Perlak, tidak ada
pelantikan sultan yang baru di Kesultanan Perlak. Hal ini dipicu kondisi yang tidak
kondusif di wilayah Kesultanan Perlak. Kondisi tersebut muncul akibat perang saudara di
kalangan rakyat Perlak, yakni perang antara pengikut Syiah dengan Ahlus Sunnah wal
Jama’ah (Sunni).
Dua tahun berselang, ketika  konflik antara aliran sudah mulai mereda, Syed
Maulana Ali Mughayat Syah dilantik sebagai sultan baru Kesultanan Perlak. Ia hanya
memerintah dalam waktu yang relatif singkat, pemerintahannya hanya bertahan tiga
tahun. Pada tahun 918, di akhir masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat, konflik antara
Syiah dan Sunni kembali muncul ke permukaan. Dalam konflik kedua itu kaum Sunni
memperoleh kemenangan, sehingga sultan yang akan berkuasa selanjutnya berasal dari
kaum Sunni.
Sultan pertama Kesultanan Perlak yang berasal dari golongan Sunni bernama
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Syah Johan. Ia memerintah pada tahun
928-932 M. Setelah Sultan pertama itu wafat, ia digantikan oleh Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah Johan. Ia memerintah dalam waktu cukup lama,
yakni mulai tahun 932 sampai 956 M. Sultan selanjutnya adalah Sultan Makhdum
Alaiddin Abdul Malik Syah Johan, yang memerintah antara tahun 956-983 M.
Pada akhir masa pemerintahan Sultan Abdul Malik Syah terjadi konflik ketiga
yang melibatkan golongan Syiah dan Sunni. Konflik itu berlangsung selama empat tahun
dan diakhiri dengan persetujuan damai yang membagi wilayah kesultanan Perlak menjadi
dua, yaitu:
1. Perlak bagian pesisir, dikuasai oleh golongan Syiah. Perlak pesisir dipimpin oleh
Sultan Aalaiddin Syed Maulana Syah, yang berkuasa pada tahun 976-988 M.
2. Perlak bagian pedalaman, dikuasai oleh golongan Sunni. Kerajaan Perlak
pedalaman dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan,
yang memimpin antara tahun 986 hingga 1023 M.

E. Kondisi Ekonomi Kerajaan Perlak

Hasil bumi yang sangat meramaikan perdagangan pasar kala itu yaitu lada, lada
sebenarnya bukanlah tanaman asli yang tumbuh di aceh. Menurut para musafir dari Arab
dan Cina, lada di aceh sudah terkenal sejak abad ke-9, yaitu di daerah-daerah Nampoli,
Perlak, Lamuri dan Samudra. Dahulunya para pedagang Persia dan Arab mereka
membawa dagangan mereka (lada) dan mencoba menanamnya di aceh dan ternyata lada
di aceh memiliki kualitas yang unggul dan dalam waktu singkat aceh menjadi daerah
pemasok terbesar lada dan menjadikan bandar perlak sebagai kota perdagangan yang
bersifat internasional. Kota ini didatangi para pedagang dari Mesir, Arab, Persia, dan
Ghujarat.

F. Kehidupan Sosial – Budaya Kerajaan Perlak

Perlak dikenal dengan kekayaan hasil alamnya yang didukung dengan letaknya
yang sangat strategis. Apalagi, Perlak sangat dikenal sebagai penghasil kayu perlak, yaitu
jenis kayu yang sangat bagus untuk membuat kapal. Kondisi semacam inilah yang
membuat para pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia tertarik untuk datang ke daerah
ini. Masuknya para pedagang tersebut juga sekaligus menyebarkan ajaran Islam di
kawasan ini. Kedatangan mereka berpengaruh terhadap kehidupan sosial-budaya
masyarakat Perlak pada saat itu. Sebab, ketika itu masyarakat Perlak mulai diperkenalkan
tentang bagaimana caranya berdagang. Pada awal abad ke-8, Perlak dikenal sebagai
pelabuhan niaga yang sangat maju. Model pernikahan percampuran mulai terjadi di
daerah ini sebagai konsekuensi dari membaurnya antara masyarakat pribumi dengan
masyarakat pendatang. Kelompok pendatang bermaksud menyebarluaskan misi
Islamisasi dengan cara menikahi wanita-wanita setempat. Sebenarnya tidak hanya itu
saja, pernikahan campuran juga dimaksudkan untuk mengembangkan sayap perdagangan
dari pihak pendatang di daerah ini.

G. Serangan Sriwijaya

Pada tahun 986 M, Kerajaan Sriwijaya menyerang Kesultanan Perlak Pesisir.


Peperangan hebat pun pecah yang  melibatkan pasukan kedua kerajaan tersebut. Dalam
perang ini, Sultan Perlak Pesisir, yaitu Sultan Alaiddin Syad Maulana Mahmud Syah
gugur dalam peperangan.
Pascagugurnya Sultan Perlak Pesisir, wilayah kesultanan Perlak secara
keseluruhan akhirnya dikuasai oleh Sultan Perlak Pedalaman yang beraliran Sunni.
Kehadiran pasukan Sriwijaya di wilayah Perlak, segera direspon oleh Sultan Malik
Ibrahim Syah dengan mengobarkan semangat rakyat Perlak untuk melawan Sriwijaya.
Pertempuran besar pun terjadi selama bertahun-tahun. Perang antara kedua
kerajaan itu baru berakhir pada tahun 1006 M, ketika Sriwijaya memutuskan mundur
dari pertempuran untuk bersiap menghadapi serangan raja Dharmawangsa dari
Kerajaan Mataram di Jawa.
Dengan berakhirnya perang antara Kesultanan Perlak dan Kerajaan Sriwijaya,
wilayah Perlak secara keseluruhan dipimpin oleh keturunan Sultan Malik Ibrahim Syah
yang berasal dari golongan Sunni. Pada masa ini kondisi Kesultanan Perlak relatif damai,
tanpa adanya peperangan melawan kerajaan luar.
H. Pemimpin Kerajaan Perlak dan Berakhirnya Kesultanan Perlak

Sebelum berdirinya Kesultanan Perlak, di wilayah Negeri Perlak sudah ada


rajanya, yaitu Meurah Perlak Syahir Nuwi. Namun, data tentang raja-raja Negeri Perlak
secara lengkap belum ditemukan. Sedangkan daftar nama sultan yang pernah
berkuasa di Kesultanan Pelak adalah sebagai berikut:

Ada 18 Sultan yang memimpin Kerajaan Perlak, yaitu :

1. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840 – 864)


2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864 – 888)
3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888 – 913)
4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915 – 918)
5. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan Berdaulat (928 – 932)
6. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat (932 –
956)
7. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat (956 – 983)
8. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986 – 1023)
9. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1023 – 1059)
10. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat (1059 – 1078)
11. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat (1078 – 1109)
12. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat (1109 – 1135)
13. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1135 – 1160)
14. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (1160 – 1173)
15. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat (1173 – 1200)
16. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (1200 – 1230)
17. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat (1230 –
1267)
18. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267 – 1292)
Sultan ke-17 Perlak, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah
II Johan Berdaulat (memerintah 1230 – 1267) menjalankan politik persahabatan dengan
menikahkan dua orang putrinya dengan penguasa negeri tetangga Peureulak:

A. Putri Ratna Kamala, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad
Shah (Parameswara).
B. Putri Ganggang, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Al Malik Al-
Saleh.

Setelah sultan terakhir meninggal, Perlak disatukan dengan Kerajaan


Samudera Pasai di bawah pemerintahan sultan Samudera Pasai, Sultan Muhammad
Malik Al Zahir, putra Al Malik Al-Saleh. Penggabungan yang dilakukan Sultan
Samudera Pasai itu, sekaligus menandai berakhirnya pemerintahan kesultanan
pertama di Nusantara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerajaan perlak dimana kerajaan pertama islam di indonesia. Kerajaan ini berdiri
sejak Abad 3 hijriah atau pada abad 9 masehi atau bertepatan pada 1 Muharram 225
H. 840 M sampai dengan 1292 M. Disebutkan bahwa pada tahun 173 H, sebuah kapal
layar berlabuh di Bandar perlak membawa angkatan dakwah di bawah pimpinan
Nahkoda Khalifah dari Timur Tengah dan Gujarat. Kerajaan Perlak didirikan oleh Sayid
Abdul Aziz (Raja Pertama Perlak) dengan gelar Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul
Aziz syah. Menurut Prof, A, Hasjmy Nahkoda Khalifah berasal dari keturunan Bani
Khalifah yang berasal dari Jazirah Arabia. Kerajaan Perlak ini adalah kerajaan yang maju
dengan perdagangan nya telah berkembang sedemikian rupa menjadi kerajaan yang
besar, namun karena perbedaan madzhab dalam kemasyarakatan  maka sangat
mempengaruhi kelangsungan kerajaan tersebut dimana perbedaan madzhab sangat di
unggulkan dan tidak menyadari bahwa hal itu menjadi faktor-faktor kelemahan
kekuasaannya.       

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan


dan jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran  yang bersifat
membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari Ibu guru dan rekan pembaca
sekalian demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua dan menambah wawasan kita.
DAFTAR PUSTAKA

http://pangeran-vixion.blogspot.com/2014/06/kerajaan-islam-perlak.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Peureulak
http://makalahirfan.blogspot.com/2016/09/kerajaan-perlak.html
https://www.academia.edu/11363659/Makalah_Kerajaan

Anda mungkin juga menyukai