KERAJAAN PERLAK
DISUSUN OLEH :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas sejarah dengan judul “Kerajaan Perlak”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
a. Sejarah Munculnya Kerajaan Perlak
b. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Perlak
c. Peran Kerajaan Perlak Dalam Perkembangan Agama Islam
d. Perkembangan Kesultanan serta Kondisi Politik Kerajaan Perlak
e. Kondisi Ekonomi Kerajaan Perlak
f. Kehidupan Sosial – Budaya Kerajaan Perlak
g. Serangan Sriwijaya
h. Pemimpin Kerajaan Perlak dan Berakhirnya Kesultanan Perlak
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Perlak ?
2. Dimana saja wilayah kekuasaan Kerajaan Perlak ?
3. Bagaimana peran Kerajaan Perlak terhadap perkembangan islam ?
4. Bagaimana perkembangan Kesultanan serta kondisi politik Kerajaan Perlak ?
5. Bagaimana keadaan ekonomi Kerajaan Perlak ?
6. Bagaimana kehidupan sosial – budaya Kerajaan Perlak ?
7. Siapa saja pemimpin Kerajaan Perlak ?
8. Bagaimana runtuhnya Kerajaan Perlak ?
C. Tujuan Penulisan
Nama perlak berasal dari nama “Kayu Perlak”. Kayu ini sangat baik untuk
dijadikan bahan pembuatan perahu/kapal, sehingga banyak orang yang datang untuk
mengambil “Kayu Perlak” tersebut. Atas dasar itulah kemudian daerah penghasil “Kayu
Perlak” ini disebut dengan “Negeri Perlak”. Dalam perkembangan berikutnya,
parapedagang atau pengembara yang datang dari Cina, Arab, Persia, dan India yang
singgah ke wilayah ini menyebut “Negara Perlak” dengan sebutan “Bandar Perlak”.
Kesultanan Perlak berdiri pada tahun 840 dan berakhir pada tahun 1292. Proses
berdirinya tidak terlepas dari pengaruh Islam di wilayah Sumatera. Sebelum Kesultanan
Perlak berdiri, di wilayah Perlak sebenarnya sudah berdiri Negeri Perlak yang raja dan
rakyatnya merupakan keturunan dari Maharaja Pho He La (Meurah Perlak Syahir Nuwi)
serta keturunan dari pasukan-pasukan pengikutnya. Pada tahun 840 ini, rombongan
berjumlah 100 orang dari Timur Tengah menuju pantai Sumatera yang dipimpin oleh
Nakhoda Khilafah. Rombongan ini bertujuan untuk berdagang sekaligus membawa
sejumlah da'i yang bertugas untuk membawa dan menyebarkan Islam ke Perlak. Dalam
waktu kurang dari setengah abad, raja dan rakyat Perlak meninggalkan agama lama
mereka (Hindu dan Buddha), yang kemudian secara sukarela berbondong-bondong
memeluk Islam. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa salah seorang anak buah
dari Nakhoda Khalifah, Ali bin Muhammad bin Ja'far Shadiq dikawinkan dengan
Makhdum Tansyuri, yang merupakan adik dari Syahir Nuwi, Raja Negeri Perlak yang
berketurunan Parsi. Dari buah perkawinan mereka lahirlah Sultan Alaiddin Sayyid
Maulana Abdul Aziz Shah, yang menjadi sultan pertama di Kesultanan Perlak sejak
tahun 840. Ibu kotanya Perlak yang semula bernama Bandar Perlak kemudian diubah
menjadi Bandar Khalifah sebagai bentuk perhargaan terhadap jasa Nakhoda Khalifah.
Menurut Prof. Dr. Slamet Muljana menyatakan bahwa pada akhir abad ke 12, di
pantai timur sumatera terdapat Negara islam bernama perlak. Nama itu kemudian
dijadikan peureulak. Didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Maroko, Persia dan
Gujarat, yang menetap di wilayah itu sejak awal abad ke 12 M. pendirinya adalah orang
arab dari suku quraisy. Pedagang arab itu menikah dengan putri pribumi, keturunan raja
perlak. Dari perkawinan tersebut mendapat seorang putra yang bernama Sayid Abdul
Aziz. Sayid Abdul Aziz adalah sultan pertama di negeri perlak. Setelah dinobatkan
menjadi sultan negeri perlak, dia di beri nama Alaudin Syah. Demikianlah dia dikenal
sebagai Sultan Alaudin Syah dari negeri perlak.
Angkatan dakwah yang dipimpin Nahkoda Khalifah berjumlah 100 orang, yang
terdiri dari orang Arab, Persia dan india. Mereka ini meyiarkan agama islam pada
penduduk setempat dan keluarga istana. Salah seorang dari mereka yaitu Sayid Ali dari
suku quraisy menikah dengan seorang puteri yakni Makhdum Tansyuri, salah seorang
adik dari maurah perlak yang bernama Syahir Nuwi. Dari perkawinan ini lahirlah Sayid
Abdul Aziz, putera campuran arab-perlak yang kemudian setelah dewasa dilantik
menjadi raja di Kerajaan Perlak pada tahun 225 H.
Islam terus berkembang di Perlak, dan perkembangannya yang luas itu lahir
dengan jelas di abad ke XIII M. Melebihi daerah –daerah yang lain di Sumatera, hakikat
ini dilihat dan diakui oleh Marco Polo seorang pengembara Italia yang tiba di Sumatera
dalam tahun 1292 M. yang berkata bahwa di masa itu Sumatera terbagi dalam delapan
buah kerajaan yang semuanya menyembah berhala kecuali sebuah saja yaitu Perlak
berpegang dengan Islam, katanya Perlak selalu didatangi oleh saudagar-saudagar Saracen
(Muslimin) yang membawa penduduk Bandar ini memeluk Undang-undang Muhammad.
Perkataan Marco Polo itu menunjukkan bahwa Perlak di abad ke XIII M itu
sebuah pusat perniagaan yang maju di Nusantara yang menjadi tumpuan saudagar-
saudagar Muslimin , maka ini menjadikan Perlak sebuah Pusat Pancaran Sinar Islam di
Nusantara.
Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Syah memerintah sebagai sultan
pertama Perlak hingga tahun 864 M. Setelah ia wafat, kesultanan Perlak dipimpin oleh
keturunannya yang bernama Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Syah. Ia
memerintah selama periode 864-888 M. Selanjutnya Sultan Abdul Rahim Syah
digantikan oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Syah, yang berkuasa selama 25
tahun, yakni dari tahun 888 sampai 913 M. Pascawafatnya sultan ketiga Perlak, tidak ada
pelantikan sultan yang baru di Kesultanan Perlak. Hal ini dipicu kondisi yang tidak
kondusif di wilayah Kesultanan Perlak. Kondisi tersebut muncul akibat perang saudara di
kalangan rakyat Perlak, yakni perang antara pengikut Syiah dengan Ahlus Sunnah wal
Jama’ah (Sunni).
Dua tahun berselang, ketika konflik antara aliran sudah mulai mereda, Syed
Maulana Ali Mughayat Syah dilantik sebagai sultan baru Kesultanan Perlak. Ia hanya
memerintah dalam waktu yang relatif singkat, pemerintahannya hanya bertahan tiga
tahun. Pada tahun 918, di akhir masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat, konflik antara
Syiah dan Sunni kembali muncul ke permukaan. Dalam konflik kedua itu kaum Sunni
memperoleh kemenangan, sehingga sultan yang akan berkuasa selanjutnya berasal dari
kaum Sunni.
Sultan pertama Kesultanan Perlak yang berasal dari golongan Sunni bernama
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Syah Johan. Ia memerintah pada tahun
928-932 M. Setelah Sultan pertama itu wafat, ia digantikan oleh Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah Johan. Ia memerintah dalam waktu cukup lama,
yakni mulai tahun 932 sampai 956 M. Sultan selanjutnya adalah Sultan Makhdum
Alaiddin Abdul Malik Syah Johan, yang memerintah antara tahun 956-983 M.
Pada akhir masa pemerintahan Sultan Abdul Malik Syah terjadi konflik ketiga
yang melibatkan golongan Syiah dan Sunni. Konflik itu berlangsung selama empat tahun
dan diakhiri dengan persetujuan damai yang membagi wilayah kesultanan Perlak menjadi
dua, yaitu:
1. Perlak bagian pesisir, dikuasai oleh golongan Syiah. Perlak pesisir dipimpin oleh
Sultan Aalaiddin Syed Maulana Syah, yang berkuasa pada tahun 976-988 M.
2. Perlak bagian pedalaman, dikuasai oleh golongan Sunni. Kerajaan Perlak
pedalaman dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan,
yang memimpin antara tahun 986 hingga 1023 M.
Hasil bumi yang sangat meramaikan perdagangan pasar kala itu yaitu lada, lada
sebenarnya bukanlah tanaman asli yang tumbuh di aceh. Menurut para musafir dari Arab
dan Cina, lada di aceh sudah terkenal sejak abad ke-9, yaitu di daerah-daerah Nampoli,
Perlak, Lamuri dan Samudra. Dahulunya para pedagang Persia dan Arab mereka
membawa dagangan mereka (lada) dan mencoba menanamnya di aceh dan ternyata lada
di aceh memiliki kualitas yang unggul dan dalam waktu singkat aceh menjadi daerah
pemasok terbesar lada dan menjadikan bandar perlak sebagai kota perdagangan yang
bersifat internasional. Kota ini didatangi para pedagang dari Mesir, Arab, Persia, dan
Ghujarat.
Perlak dikenal dengan kekayaan hasil alamnya yang didukung dengan letaknya
yang sangat strategis. Apalagi, Perlak sangat dikenal sebagai penghasil kayu perlak, yaitu
jenis kayu yang sangat bagus untuk membuat kapal. Kondisi semacam inilah yang
membuat para pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia tertarik untuk datang ke daerah
ini. Masuknya para pedagang tersebut juga sekaligus menyebarkan ajaran Islam di
kawasan ini. Kedatangan mereka berpengaruh terhadap kehidupan sosial-budaya
masyarakat Perlak pada saat itu. Sebab, ketika itu masyarakat Perlak mulai diperkenalkan
tentang bagaimana caranya berdagang. Pada awal abad ke-8, Perlak dikenal sebagai
pelabuhan niaga yang sangat maju. Model pernikahan percampuran mulai terjadi di
daerah ini sebagai konsekuensi dari membaurnya antara masyarakat pribumi dengan
masyarakat pendatang. Kelompok pendatang bermaksud menyebarluaskan misi
Islamisasi dengan cara menikahi wanita-wanita setempat. Sebenarnya tidak hanya itu
saja, pernikahan campuran juga dimaksudkan untuk mengembangkan sayap perdagangan
dari pihak pendatang di daerah ini.
G. Serangan Sriwijaya
A. Putri Ratna Kamala, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad
Shah (Parameswara).
B. Putri Ganggang, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Al Malik Al-
Saleh.
A. Kesimpulan
Kerajaan perlak dimana kerajaan pertama islam di indonesia. Kerajaan ini berdiri
sejak Abad 3 hijriah atau pada abad 9 masehi atau bertepatan pada 1 Muharram 225
H. 840 M sampai dengan 1292 M. Disebutkan bahwa pada tahun 173 H, sebuah kapal
layar berlabuh di Bandar perlak membawa angkatan dakwah di bawah pimpinan
Nahkoda Khalifah dari Timur Tengah dan Gujarat. Kerajaan Perlak didirikan oleh Sayid
Abdul Aziz (Raja Pertama Perlak) dengan gelar Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul
Aziz syah. Menurut Prof, A, Hasjmy Nahkoda Khalifah berasal dari keturunan Bani
Khalifah yang berasal dari Jazirah Arabia. Kerajaan Perlak ini adalah kerajaan yang maju
dengan perdagangan nya telah berkembang sedemikian rupa menjadi kerajaan yang
besar, namun karena perbedaan madzhab dalam kemasyarakatan maka sangat
mempengaruhi kelangsungan kerajaan tersebut dimana perbedaan madzhab sangat di
unggulkan dan tidak menyadari bahwa hal itu menjadi faktor-faktor kelemahan
kekuasaannya.
B. Saran
http://pangeran-vixion.blogspot.com/2014/06/kerajaan-islam-perlak.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Peureulak
http://makalahirfan.blogspot.com/2016/09/kerajaan-perlak.html
https://www.academia.edu/11363659/Makalah_Kerajaan