Anda di halaman 1dari 3

NASKAH SYARHIL QUR'AN: MENELADANI AKHLAK NABI

MUHAMMAD SAW DALAM SIKAP RENDAH HATI


10.48    16 comments

‫الرحيم‬
ّ ‫الرحمن‬
ّ ‫بسم اهلل‬
،‫الوله‬
ّ ‫ وعلى آله ومن‬،‫ سيّدنا حممد إبن عبد هلل‬،‫السالم على رسول هلل‬ ّ ‫والصالة و‬
ّ ،‫احلمدهلل‬
‫ ّأمابعده‬،‫ إىل يوم اخلشرة و النّدامة‬،‫ومن تبع اهلده‬.

Yang terhormat para alim ulama, tokoh masyarakat yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Yang terhormat, dewan hakim yang berbahagia.
Segenap hadirin, teman-temanku, para peserta lomba, yang mudah-mudahan diberikan Allah berkah dan
hidayah-Nya. amin.
Hadirin yang dimuliakan Allah…
Beberapa abad silam, dalam tatanan sejarah umat Islam, ada banyak sekali perbuatan-
perbuatan kejam, dilakukan oleh manusia-manusia yang tidak memiliki rasa kemanusiaan, jauh dari sifat
kemuliaan, ada banyak wanita dilecehkan, bayi yang terlahir dengan jenis perempuan, dikubur hidup-
hidup tanpa ampunan, bahkan saling membunuh antar sesama menjadi kebiasaan, minuman dan pesta
pora menjadi kebudayaan, setiap pemimpin masing-masing mengedepankan kesombongan, banyak
jatuh korban karena kebiadaban, lebih banyak daripada jumlah korban kecelakaan pesawat AirAsia yang
masih dalam proses pencarian, inilah potret bangsa Jahiliyah sebelum Islam datang.
Beberapa abad silam, juga dalam tatanan sejarah umat Islam, tepatnya pada 12 rabi’ul awwal di
hari senin, lukisan indah coretan sejarah mencatat tentang kelahiran orang yang akan membawa cahaya
di tengah kegelapan, seorang manusia special yang mengemban misi penting dari yang Maha Rahman,
orang yang mengubah peradaban kelam, menjadi peradaban penuh kebanggaan, dia lah baginda Nabi
Muhammad saw.
Refleksi konstruksi sejarah tersebut, memberikan gambaran jelas bahwa misi terpenting Nabi
Muhammad adalah membawa perubahan, dengan revolusi mental umat yang tidak berperadaban,
menjadi manusia yang penuh kesantunan, dengan menerapkan metode perbaikan moral, perbaikan
perilaku, dan perbaikan akhlak.
Dalam perspektif komunikasi dakwah, Nabi Muhammad saw telah melakukan inovasi proses
perubahan sosial, karena dengan kemuliaan perilakunya, secara dinamis dan sistematis, akhlak nabi
dapat diterima oleh masyarakat jahiliyah, dan dapat diadopsi oleh semua orang tidak terbatas zaman.
Oleh karenanya hadirin, sekaligus memperingati Kelahiran Nabi Muhammad saw, dalam momen Pekan
Olah Raga dan Seni yang dilaksanakan di halaman Pontren Sabilal Muhtadin ini, kita akan membahas
tuntas kemuliaan salah satu akhlak Nabi melalui diskursus syarah al-Qur'an kami yang berjudul:
MENELADANI AKHLAK NABI MUHAMMAD SAW DALAM SIKAP RENDAH HATI

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqân [25]: 63). 

Hadirin yang dimuliakan Allah…


Menurut keterangan dari Jalaluddin As-Syuyuti dan Jalaluddin al-Mahally mengenai penjelasan
ayat ini, bahwa ‫الرحمن‬ ‫عباد‬ yang dimaksudkan adalah hamba-hamba yang baik yang berjalan di muka
bumi dengan tenang dan rendah diri, kemudian apabila orang jahil menyapa mereka untuk mengajak
berbicara dengan hal-hal yang tidak disukai, maka hamba yang baik tersebut mengucapkan kata-kata
yang mengandung keselamatan atau kata-kata yang menghindarkan hamba tersebut dari dosa. Demikian
interpretasi al-Qur’an surah al-Furqân ayat 63 dalam Tafsir Jalalain.
Ayat tersebut memberikan pemahaman kepada umat manusia, bahwa hamba Allah yang baik
adalah hamba yang merendahkan diri terhadap sesama manusia, tanpa membedakan strata, apalagi
harta, tanpa membedakan tahta, apalagi kasta, tanpa membedakan bangsa, apalagi bahasa, biar pian
urang banjar, kulo wong jowo, biar dika uluh dayak, engkoh ureng madureh, di hadapan Allah kita sama.
Hadirin yang dimuliakan Allah…
Inilah salah satu kunci sukses dakwah nabi dalam revolusi mental masyarakat jahiliyah, karena
dengan kerendahan hati yang dilakukan nabi memberikan dampak positif-kognitif secara psikologis
maupun sosiologis. Rasulullah saw menegaskan perintah untuk bersikap rendah hati dalam sebuah hadis
riwayat muslim dari ‘Iyadh bin Himar r.a:

‫ (رواه‬.‫د‬2ٍ ‫َأح‬ 2َ ‫د َوالَ َيْبغِي‬2ٍ ‫َأح‬


2َ ‫َأح ٌد َعلَى‬ َ ‫َأح ٌد َعلَى‬ َ ‫إن اهللَ َْأو َحى ِإيَلَّ َأ ْن َت َو‬
2َ ‫ َحىَّت الَ َي ْف َخَر‬2‫اضعُوا‬ َّ
)‫مسلم‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku: “bersikap rendah hati semua. sehingga
seseorang tidak merasa bangga atas orang lain dan seseorang tidak melakukan penganiyaan terhadap
orang lain.”
Pentingnya sikap rendah hati hadirin, berdasarkan sabda Nabi saw, adalah menjadikan kita
terhindar dari dosa-dosa, khususnya hadirin, kita terhindar dari perbuatan aniaya terhadap sesama,
sehingga hadirin, sikap rendah hati dapat menjadikan kita lebih dihargai oleh orang lain, karena itu
hadirin, hilangkanlah sikap sombong, angkuh, dan tidak mau menghargai orang lain.
Hadirin yang setia, dan mudah-mudahan diberikan rahmat oleh Allah…
Seseorang tidak akan meninggalkan sikap rendah hati kecuali kesombongannya menguat,
seseorang tidak akan merasa sombong kecuali keangkuhan hatinya meningkat, dan seseorang tidak
akan merasa angkuh kecuali akalnya sudah tidak sehat. Demikian kutipan tulisan Ahmad Najieh dalam
bukunya yang berjudul Akhlak Rasulullah saw.
Ibrahim bin Asy’ r.a pernah bertanya kepada Fudhail tentang rendah hati, kemudian Fudhail
menjawab: “Rendah hati itu bila kamu duduk dan patuh terhadap kebenaran, walaupun kebenaran itu
datang dari anak kecil atau dari orang bodoh, kamu tetap mau menerimanya.”
Dalam al-Qur'an surah Asy-Syu’araa’ ayat 215 Allah berfirman sebagai berikut:
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang
beriman.” (QS. Asy-Syu’arâ [26]: 215).
Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa kita seharusnya merendahkan diri kepada orang
lain seperti yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dalam proses dakwah beliau sehingga dapat
melakukan perubahan drastis dari masa kelam menuju masa yang penuh kejayaan, terlebih khusus
kepada orang yang beriman.
Pada akhirnya, semoga apa yang kami sampaikan, dapat menjadi renungan yang kemudian
melahirkan kesadaran, sekaligus dapat menerapkan sebagian kepribadian nabi yang mulia ke dalam
kehidupan, sehingga kita bisa dijadikan bagian dari orang yang penuh iman, yang selalu merendahkan
hati dan menebarkan kebaikan, tanpa memandang perbedaan, sehingga nanti dapat memperoleh
kebahagiaan, di dunia ataupun di akhirat mendatang. Sebagai penutup syarahan, ijinkan kami
melantunkan pujian kepada sang pembawa risalah kebenaran, sebagai bentuk kebahagiaan atas bulan
kelahiran, dengan harapan bisa dapat syafaat di hari pembalasan.

=====================SYAIR====================

Wahai Nabi pujaan hati seluruh negeri…Salam rindu kami untuk mu Nabi….
Shalawat salam kami haturkan ke haribaanmu…
Terima kasih untuk semua pengorbanan dan perjuanganmu…
Jadikanlah kami pengikut setiamu… Berikan kami syafaatmu…

Wahai nabi penyejuk hati setiap insan…Salam rindu kami untukmu Nabi…
Shalawat salam kami haturkan ke haribaanmu…
Kami bangga dengan ketulusanmu memohon ampunan untuk kami…
Kami sedih karena tidak tahu membalas budi…

=====================SYAIR====================

Inilah yang dapat kami sampaikan, mohon ampun dan maaf untuk setiap kekurangan, terima
kasih untuk segala perhatian, kami akhiri dengan ucapan…

‫والسالم عليكم ورحمة اهلل و بركاته‬

Anda mungkin juga menyukai