Anda di halaman 1dari 3

‫السالم عليكم ورحمة اهلل و بركاته‬

،‫الوله‬
ّ ‫ وعلى آله ومن‬،‫ سيّدنا محمد إبن عبد هلل‬،‫السالم على رسول هلل‬
ّ ‫والصالة و‬
ّ ،‫الحمدهلل‬
(‫( ّأمابعده‬،‫ إلى يوم الخشرة و النّدامة‬،‫ومن تبع الهده‬.
Yang terhormat para alim ulama, tokoh masyarakat yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Yang terhormat, dewan hakim yang berbahagia.
Segenap hadirin, teman-temanku, para peserta lomba, yang mudah-mudahan diberikan
Allah berkah dan hidayah-Nya. amin.
Hadirin yang dimuliakan Allah…
Beberapa abad silam, dalam tatanan sejarah umat Islam, ada banyak sekali
perbuatan-perbuatan kejam, dilakukan oleh manusia-manusia yang tidak memiliki rasa
kemanusiaan, jauh dari sifat kemuliaan, ada banyak wanita dilecehkan, bayi yang terlahir
dengan jenis perempuan, dikubur hidup-hidup tanpa ampunan, bahkan saling membunuh
antar sesama menjadi kebiasaan, minuman dan pesta pora menjadi kebudayaan, setiap
pemimpin masing-masing mengedepankan kesombongan, banyak jatuh korban karena
kebiadaban, inilah potret bangsa Jahiliyah sebelum Islam datang.
Beberapa abad silam, juga dalam tatanan sejarah umat Islam, tepatnya pada 12
rabi’ul awwal di hari senin, lukisan indah coretan sejarah mencatat tentang kelahiran orang
yang akan membawa cahaya di tengah kegelapan, seorang manusia spesial yang
mengemban misi penting dari yang Maha Rahman, orang yang mengubah peradaban
kelam, menjadi peradaban penuh kebanggaan, dia lah baginda Nabi Muhammad saw.
Refleksi konstruksi sejarah tersebut, memberikan gambaran jelas bahwa misi
terpenting Nabi Muhammad adalah membawa perubahan, dengan revolusi mental umat
yang tidak berperadaban, menjadi manusia yang penuh kesantunan, dengan menerapkan
metode perbaikan moral, perbaikan perilaku, dan perbaikan akhlak.
Dalam perspektif komunikasi dakwah, Nabi Muhammad saw telah melakukan inovasi
proses perubahan sosial, karena dengan kemuliaan perilakunya, secara dinamis dan
sistematis, akhlak nabi dapat diterima oleh masyarakat jahiliyah, dan dapat diadopsi oleh
semua orang tidak terbatas zaman. Oleh karenanya hadirin, sekaligus memperingati
Kelahiran Nabi Muhammad saw, dalam momen yang dilaksanakan oleh Madrasah Aliyah
DDI Pulaukecil ini, kita akan membahas tuntas kemuliaan salah satu akhlak Nabi melalui
ceramah yang berjudul:

MENELADANI AKHLAK NABI MUHAMMAD SAW DALAM SIKAP RENDAH HATI

‫ْج ِهلُو َن قَالُو ۟ا َس ٰلَ ًما‬ (َ ‫ٱلر ْح َٰم ِن ٱلَّ ِذ‬ ِ


َٰ ‫ض َه ْونًا َوِإذَا َخاطََب ُه ُم ٱل‬
ِ ‫ٱَأْلر‬
ْ ‫شو َن َعلَى‬
ُ ‫ين يَ ْم‬ َّ ‫اد‬
ُ َ‫َوعب‬
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqân [25]: 63).

Hadirin yang dimuliakan Allah…


Menurut keterangan dari Jalaluddin As-Syuyuti dan Jalaluddin al-Mahally mengenai
penjelasan ayat ini, bahwa ‫ن‬ ُ َ‫ ِعب‬ yang dimaksudkan adalah hamba-hamba yang baik
ِ ‫اد ٱل( َّ(ر ْح َٰم‬
yang berjalan di muka bumi dengan tenang dan rendah diri, kemudian apabila orang jahil
menyapa mereka untuk mengajak berbicara dengan hal-hal yang tidak disukai, maka hamba
yang baik tersebut mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan atau kata-kata
yang menghindarkan hamba tersebut dari dosa. Demikian interpretasi al-Qur’an surah al-
Furqân ayat 63 dalam Tafsir Jalalain.
Ayat tersebut memberikan pemahaman kepada umat manusia, bahwa hamba Allah
yang baik adalah hamba yang merendahkan diri terhadap sesama manusia, tanpa
membedakan strata, apalagi harta, tanpa membedakan tahta, apalagi kasta, tanpa
membedakan bangsa, apalagi bahasa, biar pian urang banjar, kulo wong jowo, idi’ orang ugi,
di hadapan Allah kita sama.
Hadirin yang dimuliakan Allah…
Inilah salah satu kunci sukses dakwah nabi dalam revolusi mental masyarakat
jahiliyah, karena dengan kerendahan hati yang dilakukan nabi memberikan dampak positif-
kognitif secara psikologis maupun sosiologis. Rasulullah saw menegaskan perintah untuk
bersikap rendah hati dalam sebuah hadis riwayat muslim dari ‘Iyadh bin Himar r.a:
ٍ (‫َأح‬
‫ (رواه‬.‫(د‬ (َ ‫َأح(( ٌد َعلَى‬ ِ ٍ ( ‫خ((ر َأح(( ٌد َعلَى‬ َ ‫إن اهللَ َْأو َحى ِإلَ َّي َأ ْن َت َوا‬
َّ
َ ‫َأح((د َوالَ َي ْبغي‬
َ َ َ (َ ‫ض ((عُوا َحتَّى الَ َي ْف‬
)‫مسلم‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku: “bersikap rendah hati semua.
sehingga seseorang tidak merasa bangga atas orang lain dan seseorang tidak melakukan
penganiyaan terhadap orang lain.”

Pentingnya sikap rendah hati, berdasarkan sabda Nabi saw, adalah menjadikan kita
terhindar dari dosa-dosa, khususnya, kita terhindar dari perbuatan aniaya terhadap sesama,
sehingga, sikap rendah hati dapat menjadikan kita lebih dihargai oleh orang lain, karena itu,
hilangkanlah sikap sombong, angkuh, dan tidak mau menghargai orang lain.

Hadirin yang setia, dan mudah-mudahan diberikan rahmat oleh Allah…


Seseorang tidak akan meninggalkan sikap rendah hati kecuali kesombongannya
menguat, seseorang tidak akan merasa sombong kecuali keangkuhan hatinya meningkat,
dan seseorang tidak akan merasa angkuh kecuali akalnya sudah tidak sehat. Demikian
kutipan tulisan Ahmad Najieh dalam bukunya yang berjudul Akhlak Rasulullah saw.
Ibrahim bin Asy’ r.a pernah bertanya kepada Fudhail tentang rendah hati, kemudian
Fudhail menjawab: “Rendah hati itu bila kamu duduk dan patuh terhadap kebenaran,
walaupun kebenaran itu datang dari anak kecil atau dari orang bodoh, kamu tetap mau
menerimanya.”
Dalam al-Qur'an surah Asy-Syu’araa’ ayat 215 Allah berfirman sebagai berikut:
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-
orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu’arâ [26]: 215).
Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa kita seharusnya merendahkan diri
kepada orang lain seperti yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dalam proses
dakwah beliau sehingga dapat melakukan perubahan drastis dari masa kelam menuju masa
yang penuh kejayaan, terlebih khusus kepada orang yang beriman.
Pada akhirnya, semoga apa yang kami sampaikan, dapat menjadi renungan yang
kemudian melahirkan kesadaran, sekaligus dapat menerapkan sebagian kepribadian nabi
yang mulia ke dalam kehidupan, sehingga kita bisa dijadikan bagian dari orang yang penuh
iman, yang selalu merendahkan hati dan menebarkan kebaikan, tanpa memandang
perbedaan, sehingga nanti dapat memperoleh kebahagiaan, di dunia ataupun di akhirat
mendatang. Sebagai penutup syarahan, ijinkan kami melantunkan pujian kepada sang
pembawa risalah kebenaran, sebagai bentuk kebahagiaan atas bulan kelahiran, dengan
harapan bisa dapat syafaat di hari pembalasan.
=====================SYAIR====================

Wahai Nabi pujaan hati seluruh negeri…Salam rindu kami untuk mu Nabi….
Shalawat salam kami haturkan ke haribaanmu…
Terima kasih untuk semua pengorbanan dan perjuanganmu…
Jadikanlah kami pengikut setiamu… Berikan kami syafaatmu…
Wahai nabi penyejuk hati setiap insan…Salam rindu kami untukmu Nabi…
Shalawat salam kami haturkan ke haribaanmu…
Kami bangga dengan ketulusanmu memohon ampunan untuk kami…
Kami sedih karena tidak tahu membalas budi…
=====================SYAIR====================

Inilah yang dapat kami sampaikan, mohon ampun dan maaf untuk setiap
kekurangan, terima kasih untuk segala perhatian, kami akhiri dengan ucapan…
‫والسالم عليكم ورحمة اهلل و بركاته‬

Anda mungkin juga menyukai