Anda di halaman 1dari 7

UPAYA PENJARINGAN KESEHATAN ANAK

USIA SEKOLAH DASAR


No. Kode :
Terbitan :
KAK No. Revisi
Tgl. berlaku
:
:
Halaman :
Disyahkan oleh
PEMERINTAH Kepala Puskesmas UPTD
KOTA PUSKESMAS
SURAKARTA PUCANGSAW
Drg. BINTANG SN IT
NIP. 19640727 199203 1013

A. Pendahuluan
Salah satu kegiatan penting dalam pelaksanaan UKS adalah penjaringan peserta didik.
Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk deteksi dini para peserta didik mengenai ada/tidaknya masalah
kesehatan. Hal ini dilakukan agar peserta didik yang memiliki masalah kesehatan dapat
segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Menkes menyatakan, di dalam program UKS tercakup pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang disebut Trias UKS. Jika Trias
UKS dilaksanakan dengan baik akan berdampak meningkatnya penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sedini mungkin di kalangan peserta didik
Di samping itu, keberhasilan pelaksanaan UKS juga sangat ditentukan oleh peran dan
dukungan seluruh warga sekolah, baik para guru, peserta didik, dan masyarakat di
lingkungan sekolah. Orangtua peserta didik juga mempunyai peran yang sangat penting
dalam mensukseskan UKS, utamanya dalam menggerakkan terlaksananya UKS.
Sedangkan warga sekolah berperan dalam mengupayakan terjaminnya kesehatan dan
kebersihan lingkungan sekolah yang kondusif untuk hidup sehat yang: 1) bebas sari
asap rokok dan Narkoba; 2) memungkinkan dilaksanakannya
aktivitas fisik; serta 3) memungkinkan peserta didik mengkonsumsi makanan yang sehat
dan bergizi seimbang.
B. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Sesuai dengan visi dan misi
pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 yang bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, maka dalam
pelaksanaannya harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat serta seluruh kelompok
umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).
Program yang dikembangkan dalam penanganan masalah kesehatan pada anak
sekolah dasar di antaranya adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), pelaksanaan
program UKS ini dilakukan secara lintas sektoral maupun lintas program karena UKS
merupakan salah satu upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas (Depkes, 2004).
Hal ini sesuai dengan program kesehatan di sekolah sebagai kesehatan masyarakat
yang telah berkembang, dimana sekolah telah memperluas perspektif kesehatannya
secara keseluruhan yang telah menjadi perhatian utama (Turner et al., 1961).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 Ayat 1
menjelaskan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Ayat 2 juga menjelaskan bahwa,
kesehatan sekolah sebagaimana pada ayat (1) diselenggarakan melalui sekolah formal
dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain (Depkes, 2009). Terkait dengan
surat keputusan bersama 4 menteri, yaitu menteri kesehatan, menteri pendidikan,
menteri agama, dan menteri dalam negeri Republik Indonesia Nomor :
1/U/SKB/2003, Nomor : 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor : MA/230 A/2003,
Nomor : 26 Tahun 2003 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan
Sekolah.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya membina dan
mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui tiga
program pokok yang meliputi : pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Dalam mendukung pelaksanaan
program pokok UKS di sekolah ataupun pendidikan luar sekolah diperlukan program
pendukung yaitu : ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana serta penelitian dan
pengembangan, pembinaan serta pengembangan UKS dilaksanakan oleh tim UKS
yang terdiri atas : tim pembina UKS pusat, tim pembina UKS propinsi, tim pembina
UKS kabupaten/kota, tim pembina UKS kecamatan, tim pembina UKS di sekolah
(SKB 4 Menteri, 2003).
Kegiatan penjaringan/skrining yang dilakukan meliputi pemeriksaan
kesehatan yaitu pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan gigi dan mulut,
mata, telinga, rambut, kuku dan kulit dengan sasaran siswa kelas satu. Kegiatan
tersebut juga dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembinaan lingkungan
sekolah yang terdiri dari kebersihan ruang kelas, halaman, kamar mandi/WC, dan
kantin sekolah.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis
dan optimal dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan keadaan umum, indera, dan
status gizi.
b. Menanamkan kebiasaan hidup sehat dan mendorong siswa untuk ikut serta dalam
berbagai usaha kesehatan serta ikut bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
dan
lingkungannya.

D. Tata Nilai Program


Peran lintas program bekerjasama dengan program gizi dan program kesehatan lingkungan.
Dalam penyusunan jadual pelaksanaan kegiatan dan pembagian kerja petugas saat kegiatan
skrining.

E. Tata hubungan kerja/Pembagian peran LP/LS


Peran lintas sektoral maupun lintas program diawali sejak proses perencanaan kegiatan
screening sampai dengan evaluasi.
Peran lintas program terutama dalam penyusunan jadual petugas yang akan melakukan
kegiatan screening serta koordinasi waktu pelaksanaan. Sedangkan lintas sektoral dalam hal
ini adalah sekolah, dilibatkan dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan dan evaluasi.
F. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.
Kegiatan pokok skrening kesehatan siswa SD meliputi
1. Pemeriksaan status Gizi dengan pemeriksaan antropometeri : berdasarkan
tinggi badan, berat badan.
2. Pemeriksaan fisik yang meliputi:
a. Pemeriksaan ketajaman penglihatan ( menggunakan kartu snellen dan
kartu ishihara)
b. Pemeriksaan tajam pendengaran
c. Pemeriksaan gigi dan mulut
d. Pemeriksaan THT
e. Pemeriksaan kebersihan kuku
f. Pemeriksaan rambut
g. Penyuluhan dan pembinaan tentang lingkungan sehat kepada guru
penjaskes (halaman sekolah, ruang kelas, kamar mandi/wc) agar selalu
bersih dan rutin dilaksanakan PSN
h. Penyuluhan dan pembinaan warung sekolah/kantin sehat kepada
pengelola warung sekolah.

G. Cara melaksanakan kegiatan.


1. Pemeriksaan status Gizi dengan pemeriksaan antropometeri : berdasarkan tinggi badan,
berat badan
Pengukuran tinggi badan dan berat badan perlu dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi agar pertumbuhan anak dapat
berkembang secara optimal. Adapun dalam kegiatan ini, pengukuran tinggi badan
dilakukan dengan menggunakan pita ukur. Sedangkan pengukuran berat badan
menggunakan timbangan. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian dicatat. Siswa yang
telah diukur tinggi badan dan berat badannya kemudian melanjutkan ke pemeriksaan fisik
yang dilakukan oleh dokter.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi :
a. Ketajaman penglihatan
Siswa yang akan diperiksa visus mata beridiri atau duduk dengan jarak pandang
ima meter, menggunakan snellen chart. Pada siswa yang bermasalah jarak
pandang diberikan penyuluhan dan diberi rujuka untuk berobat ke dokter mata.
b. Pemeriksaan gigi dan mulut
Siswa yang diperiksa diminta untuk membuka mulutnya. Pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan alat senter/ pen light, sonde dan mirror
Senter/penlight diarahkan pada gigi atas, bawah, depan dan belakang. Pada
siswa yang giginya bagus dianjurkan untuk terus melakukan pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan gigi, sedangkan untuk siswa yang giginya bermasalah
dan perlu penanganan dan tindakan lebih lanjut, diberikan rujukan ke Puskesmas
Pucangsawit serta diberitahukan kepada pihak sekolah dan orang tua siswa.
c. Pemeriksaan THT
Pemeriksaan dilanjutan dengan pemeriksaan tonsil dengan meminta siswa
membuka lebar mulut kemudian menjulurkan lidah keluar agar bagian tonsil dapat
terlihat. Tonsil yang membesar dapat menghambat keluar masuknya udara.
Infeksi
pada tonsil dapat mengakibatkan kemerahan dan pembengkakan pada tonsil
serta
ditemukannya eksudat / bercak berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi, bau mulut
serta nyeri telinga.
Pembesaran tonsil dapat diukur dengan cara mengukur tonsil, adapun ukuran
tonsil yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:
 T0 : Post Tonsilektomi
 T1 : Tonsil masih terbatas dalam Fossa Tonsilaris
 T2 : Sudah melewati pillar anterior belum melewati garis paramedian (pillar post)
 T3 : Sudah melewati garis paramedian, belum melewati garis median
 T4 : Sudah melewati garis median

Pemeriksaan Telinga untuk mendeteksi / screening adanya sumbatan serumen


(cerument impaction) . Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat senter/ pen
light, mula- mula lihat keadaan dan bentuk daun telinga kemudian dengan menarik
perlahan daun telinga ke atas dan ke belakang agar liang telinga menjadi lebih lurus
serta mempermudah untuk melihat keadaan liang telinga dan membran timpani.
Senter bagian liang telinga untuk melihat ada tidaknya sumbatan serumen. Pada siswa
yang tidak ada sumbatan serumen dianjurkan untuk terus melakukan pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan telinga sedangkan untuk siswa yang telinganya bermasalah
dan perlu penanganan dan tindakan lebih lanjut, diberikan rujukan ke Puskesmas Pucangsawit
serta diberitahukan kepada pihak sekolah dan orang tua murid.
Pemeriksaan rongga hidung dilakukan dengan menggunakan alat senter/ pen light,
mula-mula lihat keadaan dan bentuk rongga hidung, rhinorea, bentuk septum, dan
keadaan rongga hidung secara menyeluruh. Jika ditemukan adanya kelainan, maka
siswa dirujuk ke Puskesmas Rambung untuk dilakukan penanganan lanjutan.

d. Memeriksa kebersihan kuku


Siswa yang kukunya panjang dan kotor segera disuruh untuk memotong kukunya
e. Pemeriksaan rambut, apakah rambut mudah rontok, berkutu dsb
f. Penyuluhan dan pembinaan tentang lingkungan sehat kepada guru penjaskes
(halaman sekolah, ruang kelas, kamar mandi/wc) agar selalu bersih dan rutin
dilaksanakan PSN
g. Penyuluhan dan pembinaan warung sekolah/kantin sehat kepada pengelola
warung sekolah.

H. Sasaran
Siswa siswi baru klas 1 sekolah dasar

I. Jadwal pelaksanaan kegiatan


BULAN
No kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat persiapan
2 koordinasi linpro
3 Koordinasi linsek
4 Pelaksanaa
- skreening SD
5 pelaporan
6 Evaluasi kegiatan

J. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Setiap akhir pelaksanaan kegiatan dari masing-masing sekolah maka pelaksana kegiatan
membuat laporan hasil pemeriksaannya. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada
sekolah yang siswa diperiksa serta kepada siswa yang memerlukan rujukan, maka dibuatkan
surat pengantar rujukan. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh pemegang progam
UKS setiap selesai kegiatan di setiap tingkatan sekolah dan ditulis dalam lembar Standar
pencapaian Minimal (SPM) dan lembar Sistem Informasi Puskesmas.

K. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh pemegang program dan coordinator promkes
dari hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan meliputi kesesuaian dengan target, faktor
penghambat dan upaya untuk mengatasinya. Hasil dari evaluai kegiatan ini dilaporkan
kepada kepala puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai