Anda di halaman 1dari 4

YESUS SEBAGAI GURU AGUNG TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA

MULTIKULTURAL STTS
Api Asing dan Konstruksi Teologi: Reflektif bagi Pelayanan Masa Kini

IMRAD
(Introduction, Method, Resource, and Discussion)
( JUDUL TIDAK LEBIH DARI 12 KATA)

Yonatan Alex Arifianto ( nama harus LENGKAP tidak dengan gelar)


Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala
arifiantoalex@stbi.ac.id

Abstrak
latar belakang, 1 paragrap
Tujuan penulisan,metode penelitian, hasil yang ditemukan/kesimpulan)
(150-200 kata) TIDAK BOLEH LEBIH DARI 200 KATA

Keyword ( MAKSIMAL 5 KATA mengacu pada Judul)

PENDAHULUAN
(informasi umum,informasi khusus,rumusan masalahnya muncul, kemudian tujuan penulisan,)
Serta RISET GAB dan NOVELTI

( PENDAHULUAN INI MAX 4 PARAGRAF SAJA )


CONTOH GAP dan NOVELTY

ARTIKEL BERJUDUL : Aktualisasi Misi dalam Pluralisme Agama-Agama di Era


disrupsi

Berkaitan dengan penelitian aktualisasi misi dalam pluralisme agama-agama di era


disrupsi pernah diteliti oleh Arthur Reinhard Rumengan dengan kajian penelitian berjudul Misi
dalam konteks pluralisme agama di Indonesia (Rumengan 2020). Peneltian tersebut
menghasilkan kesimpulan bahwa Rekonstruksi misi Gereja dalam pluralisme agama di
Indonesia melalui dialog, tidak mengartikan bawah misi berhenti dilaksanakan. Misi tetap
dijalankan, tetapi perlu merekonstruksi ke bentuk misi yang lebih relevan seperti dialog. Ketika
dialog dijalankan bukan berarti misi didiamkan. Fransiskus Irwan Widjaja dan Noh Ibrahim
Boiliu melakukan penelitian serupa dalam karya bukunya berjudul Misi dan Pluralitas
Keyakinan di Indonesia (Widjaja and Boiliu 2019). Dengan kesimpulan bahwa fondasi misi
gereja merupakan kewajiban yang harus dijalankan. Sehingga misi dan pluralitas Keyakinan di
Indonesia harus fokus pada panggilannya dan membuka wawasan kekristenan dalam menyikapi
pluralitas keyakinan di Indonesia. Berbagai keyakinan dalam negara Pancasila juga menjadi
tantangan tersendiri dalam tugas misi.

Berdasarkan kedua penelitian tersebut masih ada hal-hal yang belum diteliti yaitu tentang
aktualisasi misi dalam pluralisme agama-agama di era disrupsi yang fokus dalam misi di era
yang penuh tantangan dan disrupsi ini. Oleh sebab itu artikel ini akan meneliti dan membahas
tentang topik tersebut

Kajian mengenai pelaksanaan tugas misi gereja masa kini dan kaitannya dengan kondisi
kemajemukan Indonesia telah dilakukan beberapa peneliti. Salah satunya dilakukan oleh Yuda
dan Darung. Kajian tersebut mengenai keterlibatan gereja dalam memberikan dukungan terhadap
moderasi beragama yang berfokuskan kepada komitmen berbangsa. Kajian disusun dengan
memberikan kesimpulan bahwa beragama secara moderat telah menjadi ketetapan resmi gereja
yang tertuang dalam magisterium gereja. Dalam hal tersebut, gereja telah melahirkan tokoh-
tokoh moderat yang berjiwa kebangsaan dan ikut aktif dalam mengatasi permasalahan bangsa.
Hal lain, gereja telah melakukan secara konkrit moderasi beragama melalui pemberian bantuan
kepada masyarakat segala lapisan dan kelompok tanpa memandang batasan apapun.11

Kajian lain disusun oleh Setyobekti dan Kathryn mengenai aktualisasi nilai kebhinekaan
oleh pejabat gereja Bethel Indonesia di wilayah Jakarta. Hasil dari kajian tersebut adalah
ditetapkan cara aktualisasi nilai kebhinekaan dengan menerapkan nilai Kekristenan yaitu melalui
kasih kepada orang lain. Praksisnya dengan memberikan pengajaran dan khotbah kepada jemaat
untuk dapat menerima apapun perbedaan demi keutuhan bangsa. Bagi para pejabat gereja,
pemahaman mengenai perbedaan diwujudnyatakan melalui pelbagai kegiatan bersama dalam
internal sinode berupa fellowship secara bersama, kegiatan tukar mimbar, dan kegiatan sosial
antar gereja.12
Dari kajian yang telah ada, perlu disusun kajian lain mengenai peran gereja dalam
moderasi beragama khusus di era virtual saat ini. Hal tersebut dirasakan perlu karena
karakteristik era virtual memiliki perbedaan dengan era sebelumnya sehingga gereja dituntut
melakukan perubahan atau perkembangan dalam bermoderasi demi merawat kebhinekaan
bangsa. Oleh karena hal tersebut maka penulis menyusun riset ini sebagai upaya untuk
menggugah orang percaya dan terutama gereja agar dapat memiliki semangat moderasi
beragama di negara ini sebagai implementasi misi. Artikel ini memberikan pula beberapa
informasi praksis pelaksanaan bermisi gereja melalui moderasi beragama yang benar sesuai
dengan iman Kristen.

METODE
Penelitian ini memilih metode kualitatif deskriptif, (Zaluchu 2022), dengan pendekatan studi
literatur. Kajian kualitatif ini mempergunakan data deskriptif yaitu hasil studi pustaka terhadap
pelbagai literatur yang relevan, penjelajahan dan penggalian teks Alkitab serta catatan hasil
observasi lapangan. Pembahasan diawali dengan keramahan beragama yang diteladankan Tuhan
Yesus sesuai Perjanjian Baru. Dilanjutkan pembahasan prinsip mengereja yang ramah disertai
dengan gambaran kehidupan virtual masa kini. Atas dasar situasi tersebut dilakukan analisis
terhadap peran yang dapat umat percaya lakukan dalam kehidupan ruang virtual saat ini agar
pola hidup dan nilai-nilai yang yang terbentuk sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.

Artikel ini merupakan hasil penelitian yang bersifat interpretatif dari peristiwa yang terdapat
dalam Imamat 10:1-11. Penulis melakukan analisis teori melalui langkah hermeneutik dengan
men-deskripsikan histori dalam Alkitab dan dilengkapi dengan studi pustaka untuk mendapatkan
kesimpulan riset. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan pen-dekatan kualitatif. Sesuai
dengan yang disampaikan Zaluchu, pendekatan kualitatif dapat dipilih melihat pada sifat
penelitian yang menuju pada penggalian kebenaran yang interpretatif, relatif dan hermenetik.
Penentuan pendekatan ini bagian besarnya mempergunakan analisa hermenetik dan teori untuk
mencapai sebuah kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN

Matius 3;6
3 sub
(uraian sistematika terstruktur tentang topik penelitian dalam bentuk sub pokok bahasan)

penjelasannya mendalam, minimal 3-4 sub pokok 4000 kata)

KESIMPULAN
(isinya 2 paragraf ) HASIL temuan dari sub pokok dan ada hasil dari ringkasan atau sari dari
PEMBAHASAN

REFERENSI
pakai mendeley.
JUMAT JAM 12 siang ( dua jam )

DAFTAR PUSTAKA

Anon. 1974. ALKITAB. 2012th ed. Jakarta: LEMBAGA ALKITAB INDONESIA.


Rumengan, Arthur Reinhard. 2020. “Misi Dalam Konteks Pluralisme Agama Di Indonesia.”
Educatio Christi 1(2):1–9.
Setiyowati, Ester Putri, and Yonatan Alex Arifianto. 2020. “Hubungan Kompetensi Pedagogik
Guru Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan.” Jurnal Pendidikan
Agama Kristen 1(2):78–95.
Stamps, Donald C. 2008. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia.
Suhadi. 2000. Bolehkah Pendeta Berprofesi Ganda. Surakarta: STT Berita Hidup.
Widjaja, Fransiskus Irwan, and Noh Ibrahim Boiliu. 2019. “Misi Dan Pluralitas Keyakinan Di
Indonesia.”

Anda mungkin juga menyukai