Anda di halaman 1dari 25

“PEDOMAN EKONOMI GEREJA DALAM RANGKA UPAYA MENDUKUNG

JEMAAT SEBAGAI BENTUK PELAYANAN DIAKONIA.”

( Sebuah Studi Kasus )

Tugas: Latihan penggunaan Metode Penelitian Kuantitif dan Kualitatif Dalam Rangka

Penulisan TESIS

Dosen : DR. Dony Chandra, MM.

Oleh

ADOLF MICHAEL LINO

Nim : S2-21-035

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI APOLLOS

JAKARTA

2022

1
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...2

Abstrak …………………………………………………………………………….3

English Version ……………………………………………………………………4

Bab I PENDAHULUAN …………………………………………5

A. Latar belakang Masalah………………………………...5


B. Fokus Penelitian ……………………………………….6
C. Pertanyaan Penelitian …………………………………11
D. Tujuan Penelitian ……………………………………..12
E. Kegunaan Hasil Penelitian ……………………………13

Bab II KAJIAN PUSTAKA …………. ……………………… 13


Deskripsi Singkat Kewirausahaan ………………………..16
Bab III METODE PENELITIAN ………………………………. .20
BAB IV JADWAL PENELITIAN ………………………………. 20
Daftar Jadwal Penelitian ……………………………… 21
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….24

2
ABSTRAK

Kelompok komunitas Kristen tertampung dalam sebuah gereja. Gereja merupakan

komunitas yang dalam jumlah jemaatnya terkesan relative. Pembimbingan pengetahuan dan

pelatihan kewirausahaan kepada para jemaat seyogyanya dapat dilakukan dalam pelayanan

diakonia dengan pengharapan bahwa akan memberi dampak positif dan efektif pada kondisi

ekonomi jemaatnya. Kelompok terkecil dari sebuah gereja adalah kelompok sel yang dapat

dimanfaatkan untuk mencapai tujuan akhir bagi jemaat bahkan bagi pelebaran pelayanan gereja

dan penginjilan gerejanya karena adanya gerak upaya para pelayan diakonia meningkatkan

kondisi sosial ekonomi jemaat dan memberi efek positif kepada kondisi pelayanan gereja pada

umumnya.

Penelitian yang digunakan dalam mengungkapkan masalah digunakan metodologi

kualitatif yang bersifat deskriptif karena penelitian ini berdasarkan pemecahan masalah –

masalah yang aktual pada masa sekarang (SARIMUDA NASUTION, Metode Research, Bandung :

Penerbit Jammars, 1991, hlm. 45). Sedang metode deskriptif yang digunakan adalah metode studi

kasus yang dipandang mampu menyelidiki aspek kehidupan sosial ekonomi, struktur keluarga

dan tingkah laku manusia ( WINARNO SURAKHMAD, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode

Teknik – Bandung, Tarsito 1989, hal.14 ).

Metode studi kasus dalam riset teologi (Theological Reseach) ini tidak dimulai dengan

konsep abstrak atau suatu teori tertentu. Sebaliknya metode ini diawali dengan situasi konkrit

yang terjadi pada manusia, khususnya dengan pengamatan penulis menyoroti kasus – kasus

jemaat TUHAN dan gereja-NYA di beberapa kota atau tempat di Indonesia dan di Australia

yang memiliki kemiripan dengan misi pelayanan misi penginjilan dan penyebaran Berita Baik

3
yang dilakukan Rasul Paulus pada awal Abad Pertama terutama di kawasan Korintus dan Efesus

( Filipi 4 : 14 – 18 ; 2 Tesalonika 3 : 7 - 9; 2 Korintus 11 : 9 ).

Abstract as is in English Version :

Christian community groups are accommodated in a church. The church is a

community which in terms of the number of congregations seems relative. Guidance of

knowledge and entrepreneurship training to the congregation should be carried out in the deacon

service with the hope that it will have a positive and effective impact on the economic condition

of the congregation. The smallest group of a church is a cell group that can be used to achieve

the ultimate goal for the congregation even for the expansion of church services and church

evangelism because of the efforts of the deacon ministers to improve the socio-economic

conditions of the congregation and have a positive effect on the condition of church services in

general.

The research used in revealing the problem used a descriptive qualitative methodology

because this research is based on solving actual problems in the present (SARIMUDA

NASUTION, Research Methods, Bandung: Jammars Publisher, 1991, p. 45). While the

descriptive method used is a case study method which is considered capable of investigating

aspects of socio-economic life, family structure and human behavior (WINARNO

SURAKHMAD, Introduction to Basic Scientific Research Technical Methods – Bandung,

Tarsito 1989, p.14).

The case study method in this theological research (Theological Research) does not

start with an abstract concept or a particular theory. On the other hand, this method begins with

concrete situations that occur in humans, especially with the author's observations highlighting

cases of GOD's congregations and His churches in several cities or places in Indonesia and in

4
Australia which have similarities to the mission of evangelism and spreading the Good News.

The Apostle Paul in the early First Century especially in the area of Corinth and Ephesus

(Philippians 4:14-18; 2 Thessalonians 3:7-9; 2 Corinthians 11:9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sebagai latar belakang masalah dan penelitiannya penulis memaparkan beberapa kasus

yang menyangkut pelayanan gereja-gereja Tuhan dan badan-badan misi sebagai organisasi

rohani Kristen dan para jemaatnya di mana kesejahteraan sosial ekonomi jemaat dalam keadaan

pasif, tidak mampu terlibat ketika menghadapi masalah pendukungan pelayanan gereja. Baik

pihak gereja maupun jemaat bersama-sama seharusnya ingat pesan yang disampaikan TUHAN

YESUS : “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”( Kisah Para Rasul 20 :35c).

Sebaliknya pabila terjadi pendayagunaan jemaat melalui pelayanan diakonia gereja siatuasinya

akan berbalik. Yang terjadi bahwa kantong-kantong persembahan yang semula terkumpul

dengan jumlah persembahan kasih yang sangat minim, meskipun tidak terdengar keluhan-

keluhan, karena beginilah diterima sebagai berkat TUHAN akan berubah kepada persembahan

yang lebih membawa arti yang penting (significant).

Bertentangan situasinya dengan pelayanan yang penulis alami dalam pelayanan diakonia

di badan misi, The Christian Outreach Centre di Darwin Northern Territory, Australia di mana

pengerja-pengerja misi bergerak aktif di lahan peternakan dan perkebunan milik badan misi

5
tersebut, kemudian hasil yang diperoleh dipergunakan untuk gerakan-gerakan misi di luar

Australia dan pembiayaan pengutusan misi dengan motto ‘one dollar, one soul for Christ’.

Badan misi ini mengutus penulis ke kota Kupang di pulau Timor pada tahun 2007 –

2008. Tergabung dalam pelayanan diakonia GPdI Gloria - Sikumana, Kupang, penulis membuat

pendekatan-pendekatan dalam mana unsur-unsur kewirausahaan difahamkan kepada para jemaat.

Pada kesempatan dan tujuan yang sama sebelumnya yaitu pada tahun 2003-2005 The United

Church Of Australia mengutus penulis, ke GKPB Widy Setya, Sesetan - Denpasar, pulau Bali

kemudian juga pada kesempatan kedua tahun 2009. Apa yang telah penulis lakukan pada misi

sebelumnya diterapkan pula dalam pelayanan diakonia di GKPB Bukit Doa, Nusa Dua, Denpasar

- Bali. Gembala - gembala Sidang menyambut dengan sikap positif, ‘opened wide minded’ dan

melakukannya sehingga menjadi kenyataan pada tahun – tahun berikutnya sampai sekarang.

Pengalaman-pengalaman di tempat yang berbeda-beda inilah yang mendorong penulis

untuk menuangkannya dalam tesis ini karena satu sama lainnya berkaitan dan saling berkorelasi

dengan misi yang dilakukan Rasul Paulus pada awal Abad Pertama di kawasan Asia Kecil,

Mediteranian, Makedomia, Yunani dan Italia yang mana semuanya itu merupakan hasil

penelitian penulis selama berada dalam pelayanan bersama di gereja masing-masing.

B. Fokus Penelitian

Pengkotbah 4 : 9 – 12 “ Berdua lebih baik dari seorang diri, karena mereka menerima

upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang

mengangkat temannya. Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan.

Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.”

6
Motto yang telah lama menjadi pameo masyarakat Indonesia ‘rakyat sehat, negara kuat ‘

ataupun ‘jemaat sejahtera, gereja kuat’, juga memotivasikan penulis dan terdorong untuk

memfokuskan penulisan tesis ini kepada usaha dan upaya gereja dan para pelayan diakonianya

memperdayakan para jemaat dalam kegiatan kewirausahaan. Gereja dengan pengembalaannya

adalah sebuah organisasi spiritual dan sosial yang memiliki dimensi utama dan esensial sekali

yaitu dimensi individual spiritual, namun tidak kalah pentingnya pabila dimensi sosial ekonomi

jemaat mendapat tempat dalam pelayanan diakonianya. Gereja sebagai sebuah institusi agama

memiliki potensi sosial ekonomi untuk mengembangkan kewirausahaan (enterpreunurship)

sosial ekonomi di antara jemaat, terutama para jemaat yang rindu meningkatkan dan sertamerta

memperbaiki kondisi sosial ekonominya dan gerejanya. Maka demikianlah menjadi focus

penelitian apakah pelayanan diakonia gereja memperdayakan jemaat dalam hal kewirausahaan,

sehingga penulis data mengungkapakan permasalahaannya dalam penulisan tesis ini.

C. Bagaimanakah mencapai tujuannya?

Yesus, TUHAN kita berkata ( Yohanes 14 ; 14 ) : “ Jika kamu meminta sesuatu kepada-

Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” dan ( Matius 7 : 7 ) “Mintalah, maka akan

diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan

bagimu.”

ALLAH tidak saja memiliki sifat-sifat keilahian tetapi juga sifat-sifat kemanusiaa ( LEE,

JAEROCK, REV. DR – Pesan Salib, Penerbit ANDi, 2010 – hal. 37 ). IA maha kuasa, maha tahu dan

maha hadir bagi kehidupan manusia. Seandainya ALLAH tidak memiliki sifat-sifat manusia

ciptaan-NYA maka tentulah tidak diperlukan-NYA jadwal penciptaan dunia dan manusia pada

mulanya. Dengan demikian merubah dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi manusia, telah

7
menjadi menjadi pengetahuan dan perkenaan-NYA. ALLAH dimuliakan dan bersukacita

ketika manusia, anak-anak TUHAN jemaat-NYA berhasil peroleh jalan keluar dari kondisi hidup

yang tidak membawa kemuliaan bagi-Nya kepada kondisi hidup yang lebih baik demi dan untuk

kemuliaan dan kasih-NYA. Dinyatakan dalam Yesaya 43 :7 : “Semua orang yang disebutkan

dengan nama-KU yang KU-ciptakan untuk kemuliaan-KU, yang KU-bentuk dan yang KU-

jadikan!”, dan perintahkan kepada kita dalam 1 Korintus 10 : 31, “AKU menjawab : Jika engkau

makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah

semuanya itu untuk kemuliaan ALLAH.”

Kemuliaan ALLAH akan nyata dalam pelayanan diakonia hamba-hambanya di gereja-

gereja maupun di pelayanan misi dengan cara membimbing para jemaat yang berada dalam

kondisi tertentu itu untuk lakukan wirausahaan yang sederhana dengan batasan-batasan tertentu

di kediaman masing-masing.

Penginjilan dan pelayanan Rasul Paulus telah lakukan kegiatan yang sama di luar waktu

penginjilannya yang di mulai pada pertengahan abab pertama, kira-kira tahun 46 – 49, misi

kedua pada tahun 50 – 52, misi ketiga pada tahun 54 – 58, dan berakhir dengan dengan

perjalanan ke Roma pada tahun 60 untuk menghadap pengadilan Kaisar Romawi. Pada

hakekatnya dalam pelayanan Rasul Paulus selalu juga menaruh perhatian kepada kondisi hidup

seseorang jemaatnya secara intergral holistik, sehingga lengkaplah pelayanannya pabila

pendekatan - pendekatan pelayanan beliau berhasil secara maksimal.

D. Tujuan Penelitian

Penulis menikmati hasil dari apa yang penulis alami yaitu keterlibatan langsung dengan

para diakon – diakones masing – masing GKPB di Denpasar – Bali sebagai rekan pelayanan

8
diakonia ini sahabat mengalami keberhasilan dalam kewirausahaan para jemaat dengan segala

tingkat keterbatasan. Tambahan pula penulis menyaksikan para jemaat wirausahwan berbagi

berkat anugerah sebagai pemberian kasih untuk mendukung dan menopang serta

mengembangkan pelayanannya. Pelayanan misi Rasul Paulus mengalami dukungan moril dan

material yang konsisten dari para sahabat dan rekan pelayanannya. Selama era dan masa

pelayanannya terlaksana beliau senantiasa mendapat dukungan total dari jemaatnya. Dukungan

yang ikhlas dari para sahabat dan jemaat yang berwirausahaan itu berasal dari berbagai kota di

Asia Kecil seperti Efesus, Korintus, Berea, Tesalonika, Troas, Pergamum, Tyatira,Antiokia,

Iconium, dan Derbe.

Meneliti pula pelayanan diakonia yang terjadi pada masa Rasul Paulus berada dalam

perjalanan pelayanan penginjilan di kota – kota di sepanjang Asia Kecil, Makedomia, Yunani di

aman suatu waktu ia bertemu dan menginjili Lidia dan dibaptiskannya di Tiatira. Dia adalah

seorang dari perempuan-perempuan yang mendengar dan menerima penginjilan Rasul Paulus

Selain itu dia adalah seorang wirausahawati yang unggul dalam memproduksikan kain unggu

juga penulis yakin menerima petunjuk dan petuah-petuah Rasul Paulus untuk kegiatan yang

sedang dilakukannya ( Self – Resiliance oleh Ralph Waldo Emerson ). Produk ini menjadi

kebanggaan masyarakat lokal dan di sekitar daratan benua Asia Kecil saat itu. Kain ungu adalah

bahan kain kebanggaan gensi para bangsawan ( Lukas 16:20) maka pemasarannya juga tidak

terkendalikan sejauh kota besar Bynzantium yang karena letaknya menjadi jembatan kedua

benua, Eropah dan Asia. Dalam perjalanan Rasul Paulus menginjili dari Athena beliau

b8erjumpa dengan pasangan orang Yahudi, Priskila dan suaminya Akwila di Korintus. Rasul

Paulus memiliki ketrampilan khusus yaitu dalam hal membuat tenda dan kemah ( Kisah Para

Rasul 18 : 2 – 3 ). Ternyata mereka adalah wirausahawan tangguh yang membuat kemah dan

9
tenda. Bersama-sama mereka berdua yang peroleh tuntunan ketrampilan pembuatan kemah dari

Rasul Paulus termasuk pemasarannya.

Rasul Paulus yang tentunya tidak saja memberitakan Injil tetapi pada saat – saat yang

tersisa memberi petunjuk-petunjuk pembuatan tenda atau kemah yang bermutu. Demikian pula

dengan murid Rasul Paulus yang lain, yang membantunya dalam misi bernama Onisiferus.

Sebagai seorang percaya ia yang juga sahabat pelayanan Rasul Paulus banyak mendapat

bimbingan, petunjuk dan pengarahan yang kena mengena dengan wirausahaan di, kota dan

tempat pelayanannya terutama di kota Efesus.

Penulis ingin mengatakan bahwa Onisiferus adalah seorang pelayan yang tinggi bakti dan

pengabdiannya dalam pelayanan rohaniah tetapi juga pelayanan jasmaniah dengan tujuan agar

jemaat-jemaat boleh bertahan hidup dengan lakukan wirausahaan yang sepadan dengan situasi

dan kondisi pada jaman itu demi kehidupan sosial ekonomi yang sejahtera. Betapa ikhlasnya

pengharapan yang disaksikan Rasul Paulus atas pelayanan Onisiferus tersebut ternyata dalam

kalimat ucapan yang sangat menghargai, membanggakan pelayanan dan berupa - rupa bantuan

kepada misi Rasul Paulus.

Dalam perjalanan penginjilan Rasul Paulus beberapa kali pertama ke arah kota-kota dan

kawasan Asia Kecil dan Eropah Selatan pada pertengahan abad pertama ini disertai juga dengan

bimbingan dan tuntunan baik secara lisan maupun praktis akan kasus-kasus wirausahaan.

Korelasi pelayanan Paulus yang indah yang menitik beratkan pada penyebaran nama Mesias dan

Kabar Baik disertai dengan penuturan wirausahaan yang bermanfaat untuk bertahan bagi

kehidupan sosial ekonomi. Hal-hal ini dilakukannya agar ada keharmonisan antara kehidupan

berjemaat dan dukungan atas pelayanan penginjilan dewasa itu dengan tata cara hidup mereka.

10
Kondisi hidup sehari-hari dari para pelayan penginjilan tersebut sungguh-sungguh stabil

sejahtera dan bergerak maju meluas.

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Suatu kenyataan, bahwa setiap upaya yang dilakukan oleh pengikut TUHAN yaitu anak –

anak TUHAN tidak akan tidak membawa hasil. Keberhasilan tidak menjadi beban bagi

kehidupan tetapi menjadi bagian dari berkat yang disediakan oleh-NYA. Membaca komunikasi

tertulis Rasul Paulus dari manapun beliau berada senantiasa diawali dengan kata-kata ekspresi

syukur kepada TUHAN penuh pengharapan karena diyakininya bahwa jemaatnya disertai dan

berada dalam keadaan sejahtera dan damai, penuh sukacita sebagai akibat karena telah

dilakukannya apa yang mereka pelajari, dibimbing, dituntun, dinasihati, disarankan, ditunjuk

olehnya. Rasul Paulus sungguh sadar bahwa pelayanan yang dilakasanakan seyogyanya

pelayanan yang semaksimal mungkin demi kemuliaan YESUS KRISTUS, TUHAN ( Kisah para

Rasul 20: 24 ).

Rasul Paulus baik bersama-sama maupun secara mandiri maupun dengan Timotius

lakukan pelayanan wirausahaan di Lystra untuk memenuhi segala kepentingan dan kebutuhan

pelayanan dari satu tempat, kota dan kawasan ke yang lainnya dalam tiga kali perjalanan

misinya. Ketika beliau bertemu dengan para Rasul lainnya di Yerusalem sebelum diadakannya

perjalanan misinya yang ditemani Markus yang terakhir ke Roma, dituturkan secara terperinci

apa yang dilakukan ALLAH di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya yang demikian

yang hadir bertemu dengan beliau semuanya memuliakan ALLAH. Dalam setengah pelayaran

ke menuju Roma pun yang penuh dengan mara bahaya pun sahabat-sahabat wirausahaannya di

11
Sidon (Asia Kecil) masih memberi simpati dan membantu pelayaranya ketika mereka

menyinggahi kota tersebut.

Keberhasilan misi The Christian Outreach Center ( COC ) di Darwin juga menjadi

keberhasilan yang meluas di beberapa negeri di Afrika Selatan seperti Namibia, Botswana, dan

Zimbabwe; di Asia, Indonesia, Filipina, Kamboja dan Vietnam. Jemaat dan para pengerja misi

penyelenggara COC dengan beberapa Keberhasilan ini mendapat dukungan penuh dari hasil

wirausahaan COC. Para pengerja sukarelawan di COC mengembangakan perkebunan semangka

seluas 3 hektare. Tanaman buah semangka termasuk tanaman usia singkat menghasilkan yaitu

anatara 65 – 85 hari. COC panen 2 sampai 3 kali setahunnya dan dari hasil pemasaran ke Negara

- negara bagian di belahan selatan benua Australia setiap kalinya memberi penghasilan lebih

kurang AUS 200,000. Para pengimport mengangkutnya dengan road-train yang berkapasitas

angkutan 10 ton. Beberapa faktor alasan mengapa buah semangka sebagai buah tanaman tropis

sangat menarik perhatian COC untuk mengusahakannya. Seluruh penghasilan wirausahaan

inilah yang mendukung misi COC ke luar Australia.

Kondisi – kondisi yang terjadi pada masa pelayanan misi Rasul Paulus dalam kondisi

belahan dunia di mana dia berada di tempat dan budaya kebiasaan yang berbeda pada masa itu

bisa saja terjadi dan dilakukan dalam pelayanan pada jaman yang tidak menentu seperti dewasa

ini sekarang ini. Setelah para pelayan diakonia mengadakan pendekatan, peninjauan dan

pendataan terhadap kondisi hidup jemaat, maka langkah - langkah lanjut sebagai berikut dapat

dilakukan, seperti membangkitkan minat, seminar khusus tentang kewirausahaan, pelatihan dan

pelaksanaan.

12
B A B II

KAJIAN PUSTAKA

Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani ‘oikos’ yang berarti keluarga, rumah tangga,

dan ‘nomos’ yang berarti aturan, peraturan, hukum. Menurut Menurut “Economy” Dictionary,

kata ini tercatat pertama kali digunakan pada karya yang dibuat oleh sebuah gereja pada tahun

1440 untuk menggambarkan sistim pengelolaan atau administrasi. Makna ekonomi yang banyak

digunakan jaman ini, yaitu ekonomi sebagai sebuah sistim yang digunakan di sebuah Negara

atau wilayah, baru berkembang pada abad ke-19 atau abad ke-20.( “Economy” Dictionary )

Pengertian cermat mengenai ‘ ekonomi ’ perlu untuk diketahui tidak saja bagi yang

terlibat dalam masalah perekonomian tetapi oleh seluruh lapisan dan elemen masyarakat secara

inklusif termasuk anggota – anggota jemaat sebuah gereja TUHAN. Pengertian ekonomi secara

khusus merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku serta tindakan

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan pengertian tertera di atas, maka yang dimaksudkan ‘ekonomi’ dalam

penulisan tesis ini ialah mengungkapkan mengenai hasil positif akibat dari sebuah pengaruh

pembimbingan, pembelajaran, penuntunan dan pengarahan suatu pelayanan diakonia sebuah

gereja dalam kegiatan kewirausahaan jemaat sebuah gereja. Dengan demikian jelaslah bahwa

‘ekonomi’ termaksud memberi pengaruh dan akibat yang positif kepada jemaat maupun

gerejanya.

Dalam penjabaran selanjutnya akan dinyatakan sejauh mana elemen-elemen kehidupan

mengalami efektifitasi dari ‘ekonomi’ yang terurai di atas. Tujuan perdana dari suatu sistim

ekonomi alias ekonomi gereja adalah adanya kemampuan untuk mengkreasikan upaya-upaya

13
yang merata dalam menaikan kesejahteraan ekonomi jemaat, bagaimana jemaat mampu

mengelola sumber dayanya sendiri dalam segala keterbatasan jemaat akan sumber dana, daya

dan waktu berdasarkan hukum alam atau dengan ungkapan lain, ‘terjadinya peristiwa

bergandengan dan bergantung pada unsur – unsur manusia, ruang dan waktu’. Seorang filosuf

Yunani, Herakleitos berkata : “Panta rhei kai uden menei” yang berarti kehidupan manusia dan

masyarakat ( jemaat ) cenderung bergerak dan terus berkembang. Sebagai konfirmasi atas

falsafat ini Wertheim juga pernah menuliskan, “History is acontinuity and change” yang

membawa arti ‘sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan berubah’ ( Wertheim

Collections – Pusat Study Pedesaan Dan Kawasan, Universitas Gajah Mada, 1973 ).

‘Gereja’ adalah sebuah kata bahasa Indonesia yang berarti suatu perkumpulan atau

lembaga dari penganut agama Kristiani, istilah bahasa Inggris “church’ ; Dalam Etimologi kata

“gereja” merupakan kata ambilan dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani

έκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar ( ek= keluar; klesia dari kata kaleo=

memanggil ); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia.

Istilah Yunani έκκλησία (ekklêsia), berkali-kali muncul dalam Kitab Perjanjian Baru dan

diterjemahkan sebagai ‘Jemaat’ atau ‘Umat’. Dua (2) ayat di Injil Matius, 24 ayat dari Kisah

Para Rasul, 58 ayat dari Surat Rasul Paulus, 2 ayat dari Surat kepada orang Ibrani, 1 ayat dari

Surat Yakobus, 3 ayat dari Surat Yohanes Ketiga, dan 19 ayat dari Kitab Wahyu.

Pelayanan diakonia adalah tugas gereja dan pengerja-pengerjanya atau pelayan-

pelayannya untuk melakukan pelayanan kasih kepada sesama yang berkekurangan dalam

berbagai bentuk, agar mereka dapat mandiri dan menjadi berkat bagi orang lain pula ( Matius

25:35-40 ). Kondisi dan situasi jemaat dan keluarganya secara cepat atau lambat akan diketahui

14
dan dikenal oleh gembala sidang melalui pelayanannya, misalnya pelayanan diakonia dan

ataupun pelayanan pastoral gereja.

Kata diakonia sendiri merujuk pada pelayanan dalam bentuk berbuat atau perbuatan.

Dengan demikian maka diakonia dalam lingkungan gerejani menekankan pada tindakan yang

diberikan terhadap jemaat. Tindakan ini tentu saja perbuatan baik yang sesuai dengan nilai-nilai

agama yang disampaikan dalam khotbah dan berujung dalam aksi dan hasil yang positif penuh

sejahtera.

Pelayanan diakonia berarah kepada tuntunan cara dan jalan kehidupan praktis yang sehat

sejahtera berfokus pada sosial ekonomi rumahtangga dan keluarga secara imani kemudian akan

ikut berbeban menopang pelayanan gerejanya. Setelah mengetahui dan menampung situasi dan

kondisi keluarga dan rumahtangga jemaat, melalui pelayanan diakonia akan terselenggara

rancangan pemulihan, bimbingan, tuntunan ke arah keterlibatan dalam upaya-upaya peningkatan

ekonominya misalnya aksi kewirausahaan.

Kecermatan dan kemampuan para gembala sidang dan pengerja-pengerja gereja, para

diakon-diakones sebuah gereja untuk bisa melihat ada tidaknya pergumulan hidup para jemaat.

Langkah-langkah pendekatan yang berkelanjutan untuk memberi pertolongan dan jalan keluar

melalui percakapan berkualitas dan diskusi pastoral yang dipimpin Roh Kudus dan diterangi oleh

Firman TUHAN sehingga para jemaat memperoleh pengertian-pengertian tentang hal -hal yang

terutama dalam keterkaitannya dengan upaya meningkatkan kondisi ekonomi jemaat. Perihal

jemaat yang masih terikat dengan masalah-masalah bathiniahpun hendaknya mendapat perhatian

untuk dibawah ke bawah kaki TUHAN. Dengan suasana hati yang lapang terbuka serta atmosfer

relasi dan bersahabat penuh kasih para pelayan diakonia dapat mengidentifikasi kondisi dan

15
situasi keekonomian keluarga para jemaat bersangkutan kemudian memulai langkah-lankah

lanjutan yang praktis dan efektif.

Tujuan akhir dari pendekatan yang bernilai pembimbingan, pembelajaran dan penuntunan

kepada jemaat bersangkutan agar jemaat kembangkan kepercayaan diri berbekal pengetahuan

dan hasil bimbingan tentang kewirausahaan untuk memulai upaya peningkatan ekonomi keluarga

dan diri sendiri, upaya dan aksi kewirausahaan. Ketika kegiatan kewirausahaan berjalan,

tanggungjawab dan pengawasan, bantuan moril tetap terjadi dari pihak pelayanan diakonia.

DIAKON / PERCAKAPAN JEMAAT PENGERTIAN AKSI WIRAUSAHAAN


DIAKONES MASALAH

KONTROL/EVALUASI KONTRIBUSI

TOPANG PENGINJILAN H A S I L TOPANG PENGINJILAN

MK KEWIRAUSAHAAN BAG CALON PELAYAN DI STT AWAL


AWAL
KOL.
1::16

Diskripsi Singkat Kewirausahaan

1. Kesejahteraan hidup setiap jemaat TUHAN

Korelasi pelayanan Rasul Paulus merupakan hasil dari hidup berjemaat dan

beriman (2 Korintus 5 : 7 –9) dengan menggantungkan semua pengharapan kepada

TUHAN. Ada dua pihak yang terlibat dalam masalah kesejahteraan ekonomi

16
keluarga jemaat : gembala sebagai penasehat dan pembimbing sebagai pelayan

diakonia serta jemaat sendiri. Kisah Para Rasul 20 : 34 – 35, “Dalam segala sesuatu

telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus

membantu orang – orang yang lemah dan harus membantu orang – orang yang lemah

dengan harus mengingat perkataan TUHAN YESUS yang telah mengatakan : Adalah

lebih baik memberi dari pada menerima.”

2. Korelasi pelayanan Rasul Paulus

Korelasi pelayanan Rasul Paulus yang indah yang menitik beratkan pada

penyebaran nama Mesias dan Kabar Baik disertai dengan penuturan kewirausahaan

yang bermanfaat untuk pertahanan kehidupan sosial ekonomi dan telah menjadi

penompang penginjilan masa Abad Pertama itu. Hal-hal ini dilakukannya agar ada

keharmonisan antara kehidupan berjemaat dan dukungan atas pelayanan misi

penginjilan dewasa itu berjalan harmonis dengan tata cara hidup jemaat.

3. Kondisi hidup sehari-hari dari para pelayan misi penginjilan

Kondisi hidup sehari-hari dari para pelayan misi penginjilan tersebut sungguh-

sungguh stabil sejahtera dan bergerak maju meluas. Suatu kenyataannya,

komunikasi tertulis Rasul Paulus dari manapun dia berada dalam perjalanan

penginjilan senantiasa diawalinya dengan kata-kata ekspresi syukur kepada TUHAN

dengan penuh pengharapan karena diyakininya bahwa jemaatnya disertai-NYA dan

berada dalam keadaan sejahtera dan damai, penuh sukacita. Hal ini sebagai akibat

telah dilakukannya apa yang mereka pelajari, dibimbing, dituntun, dinasihati,

disarankan, ditunjuk oleh Rasul Paulus. Rasul Paulus sungguh sadar bahwa pelayanan

yang dilaksanakan seyogyanya pelayanan yang semaksimal mungkin demi kemuliaan

17
YESUS KRISTUS, TUHAN, Kisah Para Rasul 20 : 24 “Tetapi aku tidak

menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan

menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh TUHAN YESUS kepadaku untuk

memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia ALLAH.”

4. Ketahanan keluarga ( Family Resilience, Kuliah Metologi Penelitian STT Apollos

Strata 2, 19.02.2022 – DR. Dony Chandra, MM )

Ketahanan keluarga adalah suatu kondisi kehidupan dalam keadaan kecukupan

dan berkesinambungan akses terhadap pendapatan dan sumber daya untuk memenuhi

berbagai kebutuhan dasar seseorang atau sebuah keluarga, misalnya pangan, air

bersih, pelayanan kesehatan, kesempatan menerma pendidikan berjenjang,

perumahan, waktu dan kesempatan untuk berinteraksi social di masyarakat

lingkungan sambil berinteraksi.

5. Kewirausahaan

Motivasi berwirausahaan adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga

motivasi dapat diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang.

Motivasi orang melakukan bisnis, kewirausahaan sering berbeda.

Keanekaragaman ini menyebabkan perbedaan dalam perilaku yang

berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan (Heru Kristanto, Kewirausahaan

Entrepreneurship : Pendekatan Manajemen (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 6.

6. Gambaran Motivasi Kewirausahaan

Adanya risiko yang cukup besar, banyaknya waktu dan energi yang dibutuhkan tidak

menurunkan semangat munculnya wirausaha-wirausaha baru. Seorang wirausaha

18
termotivasi untuk melakukan kegiatan usaha dengan berbagai alasan, yaitu

independensi, pengembangan diri, alternatif unggul terhadap pekerjaan yang tidak

memuaskan, penghasilan dan keamanan.

7. Kebutuhan Tindakan Hasil

Baum, Frese, and Baron (2007) menjelaskan bahwa motivasi

dalam kewirausahaan meliputi motivasi yang diarahkan untuk

mencapai tujuan kewirausahaan, seperti tujuan yang melibatkan

pengenalan dan eksploitasi terhadap peluang bisnis. Motivasi untuk

mengembangkan usaha baru diperlukan bukan hanya oleh rasa

percaya diri dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga oleh

kemampuannya dalam mengakses informasi mengenai peluang

kewirausahaan.

8. Manfaat Kewirausahaan Keberhasilan wirausaha dengan kerja keras, teliti dan dalam

jangka panjang, akan memiliki beberapa manfaat secara individu baik secara mikro

dan makro, yaitu sebagai berikut : ( Baum dalam Rosmiati et al, ‚Sikap, Motivasi dan

Minat Berwirausaha Mahasiswa ,Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, No.1 Vol

17(Maret,2015),hal.21-30: :

a. Memperoleh kontrol atas kemampuan diri

b. Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan

c. Memperoleh manfaat finansial tanpa batas

d. Berkontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas

usaha.

9. Fungsi Kewirausahaan

19
Kewirausahaan memiliki fungsi yang sangat penting bagi individu

baik secara mikro maupun makro. Adapun fungsinya sebagai berikut : ( Ibid.,hal.21 )

a. Secara mikro, yaitu kewirausahaan berfungsi sebagai planner dan

innovator. Planner atau perencanaan yang baik adalah akumulasi

dari pengalaman dan pendidikan wirausaha selama menjalankan

kegiatan usaha yang selalu berubah. Pengalaman selama beberapa

waktu membuat wirausaha memiliki kemampuan untuk

merencanakan segala aktivitas bisnis dengan lebih baik, terstruktur,

sistemik dan terukur. Fungsi Inovator atau keinovasian adalah

kemampuan wirausaha untuk melakukan perubahan terus menerus

terhadap aktivitas bisnis sesuai kemajuan dan perkembangan zaman.

Sifat inovasi muncul berdasarkan pengalaman selama beberapa

waktu dari kemampuan wirausaha melihat, mendengar, bertanya

dan melakukan perubahan kehidupan bisnis.

b. Secara Makro, yaitu berhubungan langsung dengan peran

kewirausahaan dalam meningkatkan nilai kehidupan atau

kemakmuran masyarakat, penggerak, pengendalian dan pemakai.

B A B III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukakan penulis bersifat deskriptif karena penelitian ini

berdasarkan pemecahan masalah – masalah yang aktual pada masa sekarang.1 Sedangkan

1
WINARNO SURAKHMAD, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik – Bandung, Tarsito, 1989, hlm. 140

20
metode deskriptif yang digunakanadalah metode studi kasus yang dipandang mampu menyelidiki

aspek kehidupan social ekonomi, struktur keluarga dan tingkah laku manusia2

Metode studi kasus dalam riset teologi (Theological Reseach ) ini dimulai dengan konsep

abstrak atau suatu teori tertentu. Sebaliknya metode ini mulai dengan situasi konkrit yang terjadi

pada manusia, khususnya dengan pengamatan penulis menyoroti kasus – kasus jemaat TUHAN

dan gereja-NYA di beberapa kota atau tempat di Indonesia dan di Australia, sehingga menurut

penulis metode kualitatif adalah lebih sesuai dipergunankan dalam penelitian yang mendukung

penulisan tesis ini.

Dalam mengamati kasus – kasus digunakan cara pengamatan dan wawancara

( interviewing ) yang bersifat informal. Pergaulan dan persahabatan penulis baik secara

berjemaat maupun sosial merupakan faktor penting yang memperjelas masalah. Data atau

informasi yang penulis peroleh merupakan hasil interaksi social dari waktu ke waktu, namun

cukup lama dengan ‘peran serta’ penulis sebagai sosok yang menolong, mewawancarai secara

informal dan menjumpai pribadi – pribadi jemaat ataupun para gembala sidang.

Yang dimaksudkan dengan wawancara informal ialah pembicaraan – pembicaraan yang

dilakukan penulis secara spontan dalam suasana sosial pergaulan dan persahabatan yang wajar.

Dalam pembicaraan atau diskusi – diskusi seperti beginilah penulis memperoleh informasi begitu

berlimpah-ruah. Pendekatan operasional yang lain dari metode kualitatif yang deskriptif ialah

studi literature yang mana terdapat usaha memperbandingkan teori para pakar dunia wirausahaan

dan lain – lain yang bersangkutan.

2
SARIMUDA NASUTION, Metode Research, Bandung : Penerbit Jammars, 1991, hlm. 45

21
Pengumpulan data serta penataan data – data, informasi dan menganalisanya secara kritis

interpratif sebagai pelaksanaan metode deskriptif tidak terhenti sejauh itu. Pemahaman Firman

TUHAN, study literature tentang pandangan pakar wirausahaan sangat penting bagi penulis

sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan etis dalam menanggapi keseluruhan masalah.

Oleh sebab itu suatu aksi pastoral sebagai salah satu pendekatan operasional dari metode

deskriptif yang diambil adalah merencanakan implementasi wirausahaan kepada para jemaat

yang membutuhkannya.

B A B IV

Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dirancang berdasarkan penanggalan / kalender yang berlaku dewasa ini

salam mana terdapat kolom – kolom yang dapat dipakai untuk menerterakan catatan khusus yang

bertalian dengan perubahan waktu / agenda kegiatan. Disamping itu penulis juga

mempersiapakn sebauh jadwal yang lebih akurat baik mengenai urutan kegiatan, kegiatan –

kegiatan penelitian itu sendiri dan disiplin waktu pelaksanaan kegiatan penelitian sesuai dengan

waktu yang direncanakan semula.

22
DAFTAR JADWAL PENELITIAN

NO K E G I A T A N B U L A N K E
1 PENYUSUNAN P R O P O S A L 1 12 1 2 3 4 5 6

2 DISKUSI UJIAN P R O P O S A L

3 PROSES P E M B I M B I N G A N

4 PENGUMPULAN D A T A

5 ANALISIS DATA, PENAFSIRAN,MENENTUKAN T E M A

6 U J I KEABSAHAN D A T A

7 MEMBUAT D R A F T LAPORAN PENELITIAN

8 DISKUSI D R A F T LAPORAN

9 PENYEMPURNAAN LAPORAN DARI BAB 1-5

10 U J I KELAYAKAN DAN TES PLAGIASI

11 U J I A N AKHIR

12 PERBAIKAN DAN PENGUMPULAN

13 MENYUSUN DALAM BENTUK JURNAL

14 W I S U D A DAN I J A Z A H

23
DAFTAR PUSTAKA

1. LEE, JAEROCK, REV. DR – Pesan Salib, Penerbit ANDI, 2010

2. WINARNO SURAKHMAD - Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik –


Bandung, Tarsito, 1989

3. SARIMUDA NASUTION - Metode Research, Bandung : Penerbit Jammars, 1991

4. WARREN, RICK - The Purpose Driven Life, Penerbit Gandum Mas, Malang,2002

5. CHANDRA, DONY, DR., MM., - Pedoman Penyusunan Proposal Dan Laporan Hasil
Penelitian, Februari, 2022

6. Baum dalam Rosmiati et al, ‚Sikap, Motivasi dan Minat Berwirausaha Mahasiswa ,Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, No.1 Vol 17, Maret,2015

7. Heru Kristanto, Kewirausahaan Entrepreneurship : Pendekatan Manajemen (Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2009

24
25

Anda mungkin juga menyukai