Tugas: Latihan penggunaan Metode Penelitian Kuantitif dan Kualitatif Dalam Rangka
Penulisan TESIS
Oleh
Nim : S2-21-035
JAKARTA
2022
1
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak …………………………………………………………………………….3
2
ABSTRAK
komunitas yang dalam jumlah jemaatnya terkesan relative. Pembimbingan pengetahuan dan
pelatihan kewirausahaan kepada para jemaat seyogyanya dapat dilakukan dalam pelayanan
diakonia dengan pengharapan bahwa akan memberi dampak positif dan efektif pada kondisi
ekonomi jemaatnya. Kelompok terkecil dari sebuah gereja adalah kelompok sel yang dapat
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan akhir bagi jemaat bahkan bagi pelebaran pelayanan gereja
dan penginjilan gerejanya karena adanya gerak upaya para pelayan diakonia meningkatkan
kondisi sosial ekonomi jemaat dan memberi efek positif kepada kondisi pelayanan gereja pada
umumnya.
kualitatif yang bersifat deskriptif karena penelitian ini berdasarkan pemecahan masalah –
masalah yang aktual pada masa sekarang (SARIMUDA NASUTION, Metode Research, Bandung :
Penerbit Jammars, 1991, hlm. 45). Sedang metode deskriptif yang digunakan adalah metode studi
kasus yang dipandang mampu menyelidiki aspek kehidupan sosial ekonomi, struktur keluarga
dan tingkah laku manusia ( WINARNO SURAKHMAD, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode
Metode studi kasus dalam riset teologi (Theological Reseach) ini tidak dimulai dengan
konsep abstrak atau suatu teori tertentu. Sebaliknya metode ini diawali dengan situasi konkrit
yang terjadi pada manusia, khususnya dengan pengamatan penulis menyoroti kasus – kasus
jemaat TUHAN dan gereja-NYA di beberapa kota atau tempat di Indonesia dan di Australia
yang memiliki kemiripan dengan misi pelayanan misi penginjilan dan penyebaran Berita Baik
3
yang dilakukan Rasul Paulus pada awal Abad Pertama terutama di kawasan Korintus dan Efesus
knowledge and entrepreneurship training to the congregation should be carried out in the deacon
service with the hope that it will have a positive and effective impact on the economic condition
of the congregation. The smallest group of a church is a cell group that can be used to achieve
the ultimate goal for the congregation even for the expansion of church services and church
evangelism because of the efforts of the deacon ministers to improve the socio-economic
conditions of the congregation and have a positive effect on the condition of church services in
general.
The research used in revealing the problem used a descriptive qualitative methodology
because this research is based on solving actual problems in the present (SARIMUDA
NASUTION, Research Methods, Bandung: Jammars Publisher, 1991, p. 45). While the
descriptive method used is a case study method which is considered capable of investigating
The case study method in this theological research (Theological Research) does not
start with an abstract concept or a particular theory. On the other hand, this method begins with
concrete situations that occur in humans, especially with the author's observations highlighting
cases of GOD's congregations and His churches in several cities or places in Indonesia and in
4
Australia which have similarities to the mission of evangelism and spreading the Good News.
The Apostle Paul in the early First Century especially in the area of Corinth and Ephesus
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai latar belakang masalah dan penelitiannya penulis memaparkan beberapa kasus
yang menyangkut pelayanan gereja-gereja Tuhan dan badan-badan misi sebagai organisasi
rohani Kristen dan para jemaatnya di mana kesejahteraan sosial ekonomi jemaat dalam keadaan
pasif, tidak mampu terlibat ketika menghadapi masalah pendukungan pelayanan gereja. Baik
pihak gereja maupun jemaat bersama-sama seharusnya ingat pesan yang disampaikan TUHAN
YESUS : “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”( Kisah Para Rasul 20 :35c).
Sebaliknya pabila terjadi pendayagunaan jemaat melalui pelayanan diakonia gereja siatuasinya
akan berbalik. Yang terjadi bahwa kantong-kantong persembahan yang semula terkumpul
dengan jumlah persembahan kasih yang sangat minim, meskipun tidak terdengar keluhan-
keluhan, karena beginilah diterima sebagai berkat TUHAN akan berubah kepada persembahan
Bertentangan situasinya dengan pelayanan yang penulis alami dalam pelayanan diakonia
di badan misi, The Christian Outreach Centre di Darwin Northern Territory, Australia di mana
pengerja-pengerja misi bergerak aktif di lahan peternakan dan perkebunan milik badan misi
5
tersebut, kemudian hasil yang diperoleh dipergunakan untuk gerakan-gerakan misi di luar
Australia dan pembiayaan pengutusan misi dengan motto ‘one dollar, one soul for Christ’.
Badan misi ini mengutus penulis ke kota Kupang di pulau Timor pada tahun 2007 –
2008. Tergabung dalam pelayanan diakonia GPdI Gloria - Sikumana, Kupang, penulis membuat
Pada kesempatan dan tujuan yang sama sebelumnya yaitu pada tahun 2003-2005 The United
Church Of Australia mengutus penulis, ke GKPB Widy Setya, Sesetan - Denpasar, pulau Bali
kemudian juga pada kesempatan kedua tahun 2009. Apa yang telah penulis lakukan pada misi
sebelumnya diterapkan pula dalam pelayanan diakonia di GKPB Bukit Doa, Nusa Dua, Denpasar
- Bali. Gembala - gembala Sidang menyambut dengan sikap positif, ‘opened wide minded’ dan
melakukannya sehingga menjadi kenyataan pada tahun – tahun berikutnya sampai sekarang.
untuk menuangkannya dalam tesis ini karena satu sama lainnya berkaitan dan saling berkorelasi
dengan misi yang dilakukan Rasul Paulus pada awal Abad Pertama di kawasan Asia Kecil,
Mediteranian, Makedomia, Yunani dan Italia yang mana semuanya itu merupakan hasil
B. Fokus Penelitian
Pengkotbah 4 : 9 – 12 “ Berdua lebih baik dari seorang diri, karena mereka menerima
upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang
mengangkat temannya. Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan.
6
Motto yang telah lama menjadi pameo masyarakat Indonesia ‘rakyat sehat, negara kuat ‘
ataupun ‘jemaat sejahtera, gereja kuat’, juga memotivasikan penulis dan terdorong untuk
memfokuskan penulisan tesis ini kepada usaha dan upaya gereja dan para pelayan diakonianya
adalah sebuah organisasi spiritual dan sosial yang memiliki dimensi utama dan esensial sekali
yaitu dimensi individual spiritual, namun tidak kalah pentingnya pabila dimensi sosial ekonomi
jemaat mendapat tempat dalam pelayanan diakonianya. Gereja sebagai sebuah institusi agama
sosial ekonomi di antara jemaat, terutama para jemaat yang rindu meningkatkan dan sertamerta
memperbaiki kondisi sosial ekonominya dan gerejanya. Maka demikianlah menjadi focus
penelitian apakah pelayanan diakonia gereja memperdayakan jemaat dalam hal kewirausahaan,
Yesus, TUHAN kita berkata ( Yohanes 14 ; 14 ) : “ Jika kamu meminta sesuatu kepada-
Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” dan ( Matius 7 : 7 ) “Mintalah, maka akan
diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu.”
ALLAH tidak saja memiliki sifat-sifat keilahian tetapi juga sifat-sifat kemanusiaa ( LEE,
JAEROCK, REV. DR – Pesan Salib, Penerbit ANDi, 2010 – hal. 37 ). IA maha kuasa, maha tahu dan
maha hadir bagi kehidupan manusia. Seandainya ALLAH tidak memiliki sifat-sifat manusia
ciptaan-NYA maka tentulah tidak diperlukan-NYA jadwal penciptaan dunia dan manusia pada
mulanya. Dengan demikian merubah dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi manusia, telah
7
menjadi menjadi pengetahuan dan perkenaan-NYA. ALLAH dimuliakan dan bersukacita
ketika manusia, anak-anak TUHAN jemaat-NYA berhasil peroleh jalan keluar dari kondisi hidup
yang tidak membawa kemuliaan bagi-Nya kepada kondisi hidup yang lebih baik demi dan untuk
kemuliaan dan kasih-NYA. Dinyatakan dalam Yesaya 43 :7 : “Semua orang yang disebutkan
dengan nama-KU yang KU-ciptakan untuk kemuliaan-KU, yang KU-bentuk dan yang KU-
jadikan!”, dan perintahkan kepada kita dalam 1 Korintus 10 : 31, “AKU menjawab : Jika engkau
makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah
gereja maupun di pelayanan misi dengan cara membimbing para jemaat yang berada dalam
kondisi tertentu itu untuk lakukan wirausahaan yang sederhana dengan batasan-batasan tertentu
di kediaman masing-masing.
Penginjilan dan pelayanan Rasul Paulus telah lakukan kegiatan yang sama di luar waktu
penginjilannya yang di mulai pada pertengahan abab pertama, kira-kira tahun 46 – 49, misi
kedua pada tahun 50 – 52, misi ketiga pada tahun 54 – 58, dan berakhir dengan dengan
perjalanan ke Roma pada tahun 60 untuk menghadap pengadilan Kaisar Romawi. Pada
hakekatnya dalam pelayanan Rasul Paulus selalu juga menaruh perhatian kepada kondisi hidup
D. Tujuan Penelitian
Penulis menikmati hasil dari apa yang penulis alami yaitu keterlibatan langsung dengan
para diakon – diakones masing – masing GKPB di Denpasar – Bali sebagai rekan pelayanan
8
diakonia ini sahabat mengalami keberhasilan dalam kewirausahaan para jemaat dengan segala
tingkat keterbatasan. Tambahan pula penulis menyaksikan para jemaat wirausahwan berbagi
berkat anugerah sebagai pemberian kasih untuk mendukung dan menopang serta
mengembangkan pelayanannya. Pelayanan misi Rasul Paulus mengalami dukungan moril dan
material yang konsisten dari para sahabat dan rekan pelayanannya. Selama era dan masa
pelayanannya terlaksana beliau senantiasa mendapat dukungan total dari jemaatnya. Dukungan
yang ikhlas dari para sahabat dan jemaat yang berwirausahaan itu berasal dari berbagai kota di
Asia Kecil seperti Efesus, Korintus, Berea, Tesalonika, Troas, Pergamum, Tyatira,Antiokia,
Meneliti pula pelayanan diakonia yang terjadi pada masa Rasul Paulus berada dalam
perjalanan pelayanan penginjilan di kota – kota di sepanjang Asia Kecil, Makedomia, Yunani di
aman suatu waktu ia bertemu dan menginjili Lidia dan dibaptiskannya di Tiatira. Dia adalah
seorang dari perempuan-perempuan yang mendengar dan menerima penginjilan Rasul Paulus
Selain itu dia adalah seorang wirausahawati yang unggul dalam memproduksikan kain unggu
juga penulis yakin menerima petunjuk dan petuah-petuah Rasul Paulus untuk kegiatan yang
sedang dilakukannya ( Self – Resiliance oleh Ralph Waldo Emerson ). Produk ini menjadi
kebanggaan masyarakat lokal dan di sekitar daratan benua Asia Kecil saat itu. Kain ungu adalah
bahan kain kebanggaan gensi para bangsawan ( Lukas 16:20) maka pemasarannya juga tidak
terkendalikan sejauh kota besar Bynzantium yang karena letaknya menjadi jembatan kedua
benua, Eropah dan Asia. Dalam perjalanan Rasul Paulus menginjili dari Athena beliau
b8erjumpa dengan pasangan orang Yahudi, Priskila dan suaminya Akwila di Korintus. Rasul
Paulus memiliki ketrampilan khusus yaitu dalam hal membuat tenda dan kemah ( Kisah Para
Rasul 18 : 2 – 3 ). Ternyata mereka adalah wirausahawan tangguh yang membuat kemah dan
9
tenda. Bersama-sama mereka berdua yang peroleh tuntunan ketrampilan pembuatan kemah dari
Rasul Paulus yang tentunya tidak saja memberitakan Injil tetapi pada saat – saat yang
tersisa memberi petunjuk-petunjuk pembuatan tenda atau kemah yang bermutu. Demikian pula
dengan murid Rasul Paulus yang lain, yang membantunya dalam misi bernama Onisiferus.
Sebagai seorang percaya ia yang juga sahabat pelayanan Rasul Paulus banyak mendapat
bimbingan, petunjuk dan pengarahan yang kena mengena dengan wirausahaan di, kota dan
Penulis ingin mengatakan bahwa Onisiferus adalah seorang pelayan yang tinggi bakti dan
pengabdiannya dalam pelayanan rohaniah tetapi juga pelayanan jasmaniah dengan tujuan agar
jemaat-jemaat boleh bertahan hidup dengan lakukan wirausahaan yang sepadan dengan situasi
dan kondisi pada jaman itu demi kehidupan sosial ekonomi yang sejahtera. Betapa ikhlasnya
pengharapan yang disaksikan Rasul Paulus atas pelayanan Onisiferus tersebut ternyata dalam
kalimat ucapan yang sangat menghargai, membanggakan pelayanan dan berupa - rupa bantuan
Dalam perjalanan penginjilan Rasul Paulus beberapa kali pertama ke arah kota-kota dan
kawasan Asia Kecil dan Eropah Selatan pada pertengahan abad pertama ini disertai juga dengan
bimbingan dan tuntunan baik secara lisan maupun praktis akan kasus-kasus wirausahaan.
Korelasi pelayanan Paulus yang indah yang menitik beratkan pada penyebaran nama Mesias dan
Kabar Baik disertai dengan penuturan wirausahaan yang bermanfaat untuk bertahan bagi
kehidupan sosial ekonomi. Hal-hal ini dilakukannya agar ada keharmonisan antara kehidupan
berjemaat dan dukungan atas pelayanan penginjilan dewasa itu dengan tata cara hidup mereka.
10
Kondisi hidup sehari-hari dari para pelayan penginjilan tersebut sungguh-sungguh stabil
Suatu kenyataan, bahwa setiap upaya yang dilakukan oleh pengikut TUHAN yaitu anak –
anak TUHAN tidak akan tidak membawa hasil. Keberhasilan tidak menjadi beban bagi
kehidupan tetapi menjadi bagian dari berkat yang disediakan oleh-NYA. Membaca komunikasi
tertulis Rasul Paulus dari manapun beliau berada senantiasa diawali dengan kata-kata ekspresi
syukur kepada TUHAN penuh pengharapan karena diyakininya bahwa jemaatnya disertai dan
berada dalam keadaan sejahtera dan damai, penuh sukacita sebagai akibat karena telah
dilakukannya apa yang mereka pelajari, dibimbing, dituntun, dinasihati, disarankan, ditunjuk
olehnya. Rasul Paulus sungguh sadar bahwa pelayanan yang dilakasanakan seyogyanya
pelayanan yang semaksimal mungkin demi kemuliaan YESUS KRISTUS, TUHAN ( Kisah para
Rasul 20: 24 ).
Rasul Paulus baik bersama-sama maupun secara mandiri maupun dengan Timotius
lakukan pelayanan wirausahaan di Lystra untuk memenuhi segala kepentingan dan kebutuhan
pelayanan dari satu tempat, kota dan kawasan ke yang lainnya dalam tiga kali perjalanan
misinya. Ketika beliau bertemu dengan para Rasul lainnya di Yerusalem sebelum diadakannya
perjalanan misinya yang ditemani Markus yang terakhir ke Roma, dituturkan secara terperinci
apa yang dilakukan ALLAH di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya yang demikian
yang hadir bertemu dengan beliau semuanya memuliakan ALLAH. Dalam setengah pelayaran
ke menuju Roma pun yang penuh dengan mara bahaya pun sahabat-sahabat wirausahaannya di
11
Sidon (Asia Kecil) masih memberi simpati dan membantu pelayaranya ketika mereka
Keberhasilan misi The Christian Outreach Center ( COC ) di Darwin juga menjadi
keberhasilan yang meluas di beberapa negeri di Afrika Selatan seperti Namibia, Botswana, dan
Zimbabwe; di Asia, Indonesia, Filipina, Kamboja dan Vietnam. Jemaat dan para pengerja misi
penyelenggara COC dengan beberapa Keberhasilan ini mendapat dukungan penuh dari hasil
seluas 3 hektare. Tanaman buah semangka termasuk tanaman usia singkat menghasilkan yaitu
anatara 65 – 85 hari. COC panen 2 sampai 3 kali setahunnya dan dari hasil pemasaran ke Negara
- negara bagian di belahan selatan benua Australia setiap kalinya memberi penghasilan lebih
kurang AUS 200,000. Para pengimport mengangkutnya dengan road-train yang berkapasitas
angkutan 10 ton. Beberapa faktor alasan mengapa buah semangka sebagai buah tanaman tropis
Kondisi – kondisi yang terjadi pada masa pelayanan misi Rasul Paulus dalam kondisi
belahan dunia di mana dia berada di tempat dan budaya kebiasaan yang berbeda pada masa itu
bisa saja terjadi dan dilakukan dalam pelayanan pada jaman yang tidak menentu seperti dewasa
ini sekarang ini. Setelah para pelayan diakonia mengadakan pendekatan, peninjauan dan
pendataan terhadap kondisi hidup jemaat, maka langkah - langkah lanjut sebagai berikut dapat
dilakukan, seperti membangkitkan minat, seminar khusus tentang kewirausahaan, pelatihan dan
pelaksanaan.
12
B A B II
KAJIAN PUSTAKA
Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani ‘oikos’ yang berarti keluarga, rumah tangga,
dan ‘nomos’ yang berarti aturan, peraturan, hukum. Menurut Menurut “Economy” Dictionary,
kata ini tercatat pertama kali digunakan pada karya yang dibuat oleh sebuah gereja pada tahun
1440 untuk menggambarkan sistim pengelolaan atau administrasi. Makna ekonomi yang banyak
digunakan jaman ini, yaitu ekonomi sebagai sebuah sistim yang digunakan di sebuah Negara
atau wilayah, baru berkembang pada abad ke-19 atau abad ke-20.( “Economy” Dictionary )
Pengertian cermat mengenai ‘ ekonomi ’ perlu untuk diketahui tidak saja bagi yang
terlibat dalam masalah perekonomian tetapi oleh seluruh lapisan dan elemen masyarakat secara
inklusif termasuk anggota – anggota jemaat sebuah gereja TUHAN. Pengertian ekonomi secara
khusus merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku serta tindakan
penulisan tesis ini ialah mengungkapkan mengenai hasil positif akibat dari sebuah pengaruh
gereja dalam kegiatan kewirausahaan jemaat sebuah gereja. Dengan demikian jelaslah bahwa
‘ekonomi’ termaksud memberi pengaruh dan akibat yang positif kepada jemaat maupun
gerejanya.
mengalami efektifitasi dari ‘ekonomi’ yang terurai di atas. Tujuan perdana dari suatu sistim
ekonomi alias ekonomi gereja adalah adanya kemampuan untuk mengkreasikan upaya-upaya
13
yang merata dalam menaikan kesejahteraan ekonomi jemaat, bagaimana jemaat mampu
mengelola sumber dayanya sendiri dalam segala keterbatasan jemaat akan sumber dana, daya
dan waktu berdasarkan hukum alam atau dengan ungkapan lain, ‘terjadinya peristiwa
bergandengan dan bergantung pada unsur – unsur manusia, ruang dan waktu’. Seorang filosuf
Yunani, Herakleitos berkata : “Panta rhei kai uden menei” yang berarti kehidupan manusia dan
masyarakat ( jemaat ) cenderung bergerak dan terus berkembang. Sebagai konfirmasi atas
falsafat ini Wertheim juga pernah menuliskan, “History is acontinuity and change” yang
membawa arti ‘sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan berubah’ ( Wertheim
Collections – Pusat Study Pedesaan Dan Kawasan, Universitas Gajah Mada, 1973 ).
‘Gereja’ adalah sebuah kata bahasa Indonesia yang berarti suatu perkumpulan atau
lembaga dari penganut agama Kristiani, istilah bahasa Inggris “church’ ; Dalam Etimologi kata
“gereja” merupakan kata ambilan dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani
έκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar ( ek= keluar; klesia dari kata kaleo=
Istilah Yunani έκκλησία (ekklêsia), berkali-kali muncul dalam Kitab Perjanjian Baru dan
diterjemahkan sebagai ‘Jemaat’ atau ‘Umat’. Dua (2) ayat di Injil Matius, 24 ayat dari Kisah
Para Rasul, 58 ayat dari Surat Rasul Paulus, 2 ayat dari Surat kepada orang Ibrani, 1 ayat dari
Surat Yakobus, 3 ayat dari Surat Yohanes Ketiga, dan 19 ayat dari Kitab Wahyu.
pelayannya untuk melakukan pelayanan kasih kepada sesama yang berkekurangan dalam
berbagai bentuk, agar mereka dapat mandiri dan menjadi berkat bagi orang lain pula ( Matius
25:35-40 ). Kondisi dan situasi jemaat dan keluarganya secara cepat atau lambat akan diketahui
14
dan dikenal oleh gembala sidang melalui pelayanannya, misalnya pelayanan diakonia dan
Kata diakonia sendiri merujuk pada pelayanan dalam bentuk berbuat atau perbuatan.
Dengan demikian maka diakonia dalam lingkungan gerejani menekankan pada tindakan yang
diberikan terhadap jemaat. Tindakan ini tentu saja perbuatan baik yang sesuai dengan nilai-nilai
agama yang disampaikan dalam khotbah dan berujung dalam aksi dan hasil yang positif penuh
sejahtera.
Pelayanan diakonia berarah kepada tuntunan cara dan jalan kehidupan praktis yang sehat
sejahtera berfokus pada sosial ekonomi rumahtangga dan keluarga secara imani kemudian akan
ikut berbeban menopang pelayanan gerejanya. Setelah mengetahui dan menampung situasi dan
kondisi keluarga dan rumahtangga jemaat, melalui pelayanan diakonia akan terselenggara
Kecermatan dan kemampuan para gembala sidang dan pengerja-pengerja gereja, para
diakon-diakones sebuah gereja untuk bisa melihat ada tidaknya pergumulan hidup para jemaat.
Langkah-langkah pendekatan yang berkelanjutan untuk memberi pertolongan dan jalan keluar
melalui percakapan berkualitas dan diskusi pastoral yang dipimpin Roh Kudus dan diterangi oleh
Firman TUHAN sehingga para jemaat memperoleh pengertian-pengertian tentang hal -hal yang
terutama dalam keterkaitannya dengan upaya meningkatkan kondisi ekonomi jemaat. Perihal
jemaat yang masih terikat dengan masalah-masalah bathiniahpun hendaknya mendapat perhatian
untuk dibawah ke bawah kaki TUHAN. Dengan suasana hati yang lapang terbuka serta atmosfer
relasi dan bersahabat penuh kasih para pelayan diakonia dapat mengidentifikasi kondisi dan
15
situasi keekonomian keluarga para jemaat bersangkutan kemudian memulai langkah-lankah
Tujuan akhir dari pendekatan yang bernilai pembimbingan, pembelajaran dan penuntunan
kepada jemaat bersangkutan agar jemaat kembangkan kepercayaan diri berbekal pengetahuan
dan hasil bimbingan tentang kewirausahaan untuk memulai upaya peningkatan ekonomi keluarga
dan diri sendiri, upaya dan aksi kewirausahaan. Ketika kegiatan kewirausahaan berjalan,
tanggungjawab dan pengawasan, bantuan moril tetap terjadi dari pihak pelayanan diakonia.
KONTROL/EVALUASI KONTRIBUSI
Korelasi pelayanan Rasul Paulus merupakan hasil dari hidup berjemaat dan
TUHAN. Ada dua pihak yang terlibat dalam masalah kesejahteraan ekonomi
16
keluarga jemaat : gembala sebagai penasehat dan pembimbing sebagai pelayan
diakonia serta jemaat sendiri. Kisah Para Rasul 20 : 34 – 35, “Dalam segala sesuatu
telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus
membantu orang – orang yang lemah dan harus membantu orang – orang yang lemah
dengan harus mengingat perkataan TUHAN YESUS yang telah mengatakan : Adalah
Korelasi pelayanan Rasul Paulus yang indah yang menitik beratkan pada
penyebaran nama Mesias dan Kabar Baik disertai dengan penuturan kewirausahaan
yang bermanfaat untuk pertahanan kehidupan sosial ekonomi dan telah menjadi
penompang penginjilan masa Abad Pertama itu. Hal-hal ini dilakukannya agar ada
penginjilan dewasa itu berjalan harmonis dengan tata cara hidup jemaat.
Kondisi hidup sehari-hari dari para pelayan misi penginjilan tersebut sungguh-
komunikasi tertulis Rasul Paulus dari manapun dia berada dalam perjalanan
berada dalam keadaan sejahtera dan damai, penuh sukacita. Hal ini sebagai akibat
disarankan, ditunjuk oleh Rasul Paulus. Rasul Paulus sungguh sadar bahwa pelayanan
17
YESUS KRISTUS, TUHAN, Kisah Para Rasul 20 : 24 “Tetapi aku tidak
menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan
dan berkesinambungan akses terhadap pendapatan dan sumber daya untuk memenuhi
berbagai kebutuhan dasar seseorang atau sebuah keluarga, misalnya pangan, air
5. Kewirausahaan
Adanya risiko yang cukup besar, banyaknya waktu dan energi yang dibutuhkan tidak
18
termotivasi untuk melakukan kegiatan usaha dengan berbagai alasan, yaitu
percaya diri dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga oleh
kewirausahaan.
8. Manfaat Kewirausahaan Keberhasilan wirausaha dengan kerja keras, teliti dan dalam
jangka panjang, akan memiliki beberapa manfaat secara individu baik secara mikro
dan makro, yaitu sebagai berikut : ( Baum dalam Rosmiati et al, ‚Sikap, Motivasi dan
17(Maret,2015),hal.21-30: :
usaha.
9. Fungsi Kewirausahaan
19
Kewirausahaan memiliki fungsi yang sangat penting bagi individu
baik secara mikro maupun makro. Adapun fungsinya sebagai berikut : ( Ibid.,hal.21 )
B A B III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukakan penulis bersifat deskriptif karena penelitian ini
berdasarkan pemecahan masalah – masalah yang aktual pada masa sekarang.1 Sedangkan
1
WINARNO SURAKHMAD, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik – Bandung, Tarsito, 1989, hlm. 140
20
metode deskriptif yang digunakanadalah metode studi kasus yang dipandang mampu menyelidiki
aspek kehidupan social ekonomi, struktur keluarga dan tingkah laku manusia2
Metode studi kasus dalam riset teologi (Theological Reseach ) ini dimulai dengan konsep
abstrak atau suatu teori tertentu. Sebaliknya metode ini mulai dengan situasi konkrit yang terjadi
pada manusia, khususnya dengan pengamatan penulis menyoroti kasus – kasus jemaat TUHAN
dan gereja-NYA di beberapa kota atau tempat di Indonesia dan di Australia, sehingga menurut
penulis metode kualitatif adalah lebih sesuai dipergunankan dalam penelitian yang mendukung
( interviewing ) yang bersifat informal. Pergaulan dan persahabatan penulis baik secara
berjemaat maupun sosial merupakan faktor penting yang memperjelas masalah. Data atau
informasi yang penulis peroleh merupakan hasil interaksi social dari waktu ke waktu, namun
cukup lama dengan ‘peran serta’ penulis sebagai sosok yang menolong, mewawancarai secara
informal dan menjumpai pribadi – pribadi jemaat ataupun para gembala sidang.
dilakukan penulis secara spontan dalam suasana sosial pergaulan dan persahabatan yang wajar.
Dalam pembicaraan atau diskusi – diskusi seperti beginilah penulis memperoleh informasi begitu
berlimpah-ruah. Pendekatan operasional yang lain dari metode kualitatif yang deskriptif ialah
studi literature yang mana terdapat usaha memperbandingkan teori para pakar dunia wirausahaan
2
SARIMUDA NASUTION, Metode Research, Bandung : Penerbit Jammars, 1991, hlm. 45
21
Pengumpulan data serta penataan data – data, informasi dan menganalisanya secara kritis
interpratif sebagai pelaksanaan metode deskriptif tidak terhenti sejauh itu. Pemahaman Firman
TUHAN, study literature tentang pandangan pakar wirausahaan sangat penting bagi penulis
sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan etis dalam menanggapi keseluruhan masalah.
Oleh sebab itu suatu aksi pastoral sebagai salah satu pendekatan operasional dari metode
deskriptif yang diambil adalah merencanakan implementasi wirausahaan kepada para jemaat
yang membutuhkannya.
B A B IV
Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dirancang berdasarkan penanggalan / kalender yang berlaku dewasa ini
salam mana terdapat kolom – kolom yang dapat dipakai untuk menerterakan catatan khusus yang
bertalian dengan perubahan waktu / agenda kegiatan. Disamping itu penulis juga
mempersiapakn sebauh jadwal yang lebih akurat baik mengenai urutan kegiatan, kegiatan –
kegiatan penelitian itu sendiri dan disiplin waktu pelaksanaan kegiatan penelitian sesuai dengan
22
DAFTAR JADWAL PENELITIAN
NO K E G I A T A N B U L A N K E
1 PENYUSUNAN P R O P O S A L 1 12 1 2 3 4 5 6
2 DISKUSI UJIAN P R O P O S A L
3 PROSES P E M B I M B I N G A N
4 PENGUMPULAN D A T A
6 U J I KEABSAHAN D A T A
8 DISKUSI D R A F T LAPORAN
11 U J I A N AKHIR
14 W I S U D A DAN I J A Z A H
23
DAFTAR PUSTAKA
4. WARREN, RICK - The Purpose Driven Life, Penerbit Gandum Mas, Malang,2002
5. CHANDRA, DONY, DR., MM., - Pedoman Penyusunan Proposal Dan Laporan Hasil
Penelitian, Februari, 2022
6. Baum dalam Rosmiati et al, ‚Sikap, Motivasi dan Minat Berwirausaha Mahasiswa ,Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, No.1 Vol 17, Maret,2015
24
25