Anda di halaman 1dari 19

SEMINAR SEJARAH GEREJA

GMI Oikumene Padang Pulau Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan


Suatu Kajian Historis Kritis Tentang Berdirinya GMI Oikumene Padang Pulau Distrik
6 Wilayah. 1

Dosen Pengampu:
Charles Sihombing, M.Th
NIDN: 2306106402

Oleh:

Virton Sihite

1810051

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI GEREJA METHODIST INDONESIA

BANDAR BARU

2021

1
Abstrak

Tempat ibadah maupun gereja. Gereja adalah tubuh Kristus dan tempat
persekutuan orang percaya. Gereja sangat dibutuhkan sekali oleh penganut-
penganut umat Kristiani, untuk melakukan beribadah di gedung gereja tersebut,
tanpa adanya gereja, umat Kritiani tidak stabil melakukan ibadah karena kita tidak
bisa menjamin jemaat tersebut apakah jemaat tersebut ibadah. Gereja Methodist
adalah ialah Gereja Kristen tempat Firman Tuhan yang suci di ajarakan dan
sakramen-sakramen dilaksanakan. Greja Methodist adalah Gereja Protestan,
walaupun tidak secara langsung berasal dari gereakan Anglikan. Pendirinya
adalah John Wesley seorang Pendeta gereja Anglikan. Berbicarah sejarah gereja
sampai saat ini Berkembang dari sejareah ke sejarah gereja sehingga
bertumbuhnya jemaat menjadi dasar penilaian bagi pelayanan yang dilakukan
para pendeta dalam memimpin gereja. Maka penulis berusaha meneliti bagaimana
sejarah berdirinya GMI Okumene Padang Pulau Distrik 6 Wilayah I. Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis dan deskriptif
dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait.

Kata Kunci: Sejarah, Berdirinya GMI, Okumene Padang Pulau

Daftar Isi

2
Abstrak...........................................................................................................................................2
I. Pendahuluan ..............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Maslah ......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah...........................................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................................................5
1.4 Metode Penelitian.................................................................................................................5
1.6 Lokasi Penelitian..................................................................................................................5
II. Pembahasan..............................................................................................................................5
2.1 Sejarah Gereja & Okumene................................................................................................5
2.1.1 Sejarah Gereja...............................................................................................................5
2.1.2 Okumene........................................................................................................................6
2.2. Sejarah GMI Okumene Padang Pulau.............................................................................8
2.3. Perkembangan Pembinaan Jemaat GMI Okumene Padang Pulau 2018-
2021………………11

2.4. Implikasi Sejarah Berdirinya Jemaat GMI Okumene Padang


Pulau…………………..12

III. Kesimpulan............................................................................................................................12
Daftar Fustaka.............................................................................................................................13
Lampiran......................................................................................................................................14

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Di dalam perjalanan setiap sejarah termasuk sejarah gereja, sejarah memiliki keunikan yang
tersendiri dan memiliki perjalanan masing-masing sejarah gereja. Setiap hal perlu di lihat untuk

3
menambah wawasan dan pengetahuan. Dalam sejarah terkandung nilai dalam sejarah tersebut
yang menjadi hal-hal penting untuk kita telusuri ke dalam, sebagai upaya menjaga kelestarian
dan makna gereja. Pada masa berdirinya sebuah gereja pada suatu daerah, pada saat itulah telah
dimulai sejarah perkembangan gereja tersebut. Sejarah perkembangan gereja inilah yang akan
menceritiakan perubahan-perubahan serta perkembangan yang telah terjadi sejak masa
berdirinya. Tempat ibadah maupun gereja. Gereja adalah tubuh Kristus dan tempat persekutuan
orang percaya. Gereja sangat dibutuhkan sekali oleh penganut-penganut umat Kristiani, untuk
melakukan beribadah di gedung gereja tersebut, tanpa adanya gereja, umat Kritiani tidak stabil
melakukan ibadah karena kita tidak bisa menjamin jemaat tersebut apakah jemaat tersebut
ibadah.

Berkembangannya bahkan bertumbuhnya suatu gereja tidak terlepas dari pembinaan warga
jemaat yang dilakukan oleh Gembala/Pimpinan Jemaat suatu gereja. Melihat hal tersebut, maka
muncul ketertarikan bagi penulis untuk mendalami latar belakang sejarah gereja tersebut sehinga
ada tempat peribadahan warga jemaat untuk beribadah setiap minggunya sampai saat-saat ini
Maka dalam makalah ini akan membahas sejarah berdirinya GMI okumene Padang Pulau dan
Saya melihat secara garis besar, perjalanan GMI okumene Padang Pulau di mana berdirinya
gereja akibat pembakaran karena adanya unsur kesengajan seseorang sehingga terjadi gereja
tersebut dan di dalam penelitian, wawancara dan data gereja penekanan yang ada adalah
kesatuan hati, peran jemaat menjadi dasar pembangunan gereja tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Maka melalui latar belakang masalah di atas, penulis menyajikan beberapa rumusan masalah,
yakni:
1. Bagaimana sejarah berdirinya di GMI Okumene Padang Pulau?
2. Bagaimana Perkembangan Pembinaan Jemaat GMI Okumene Padang Pulau 2018-2021?
3. Bagaimana Implikasi Sejarah Berdirinya Jemaat GMI Okumene Padang Pulau ini bagi
jemaat-jemaat di Distrik 6 Wilayah I?

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam makalah ini penulis bukan untuk membahas secara keseluruhan Sejarah Gereja Methodist
Indonesia yang ada di Distrik 6 Wilayah I, melainkan hanya membahas sejarah Gereja Methodist

4
Indonesia Padang Pulau. Penulis memberi batasan kajian makalah meliputi perkembangan
pembinaan warga jemaat Padang Pulau periode 2018-2021 dan implikasinya.
1.4 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sejarah berdirinya Gereja Methodist Indonesia Padang Pulau Distrik 6
wilayah I
Untuk menganalisis secara kritis perkembangan warga jemaat GMI Padang Pulau 2018-2021
1.5 Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah seminar sejara gereja ini, metode yang penulis lakukakan
adalah menggunakan metode penelitian sejarah (Historis) yang secara umum berarti berisikan
pengalaman masa lalu yang menggambarkan secara kritis seluruh kebenaran kejadian atau fakta
untuk membantu mengetahui apa yang harus dikerjakan sekarang dan yang akan datang 1 Metode
penelitian yang dilakukan dalam melengkapi seminar sejarah gereja ini dengan metode historis
dan deskriptif. Sejarah pasti akan berhubungan dengan historis, begitu juga sebaliknya historis
adalah yang berhubungan dengan sejarah. Maka metode historis ini adalah penelitian yang
dilakukan dengan usaha mengumpulkan suatu keadaan-keadaan, perkembangan-perkembangan
bahkan pengalaman-pengalaman yang telah terjadi dari masa lampau.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gereja Methodist Indonesia Padang Pulau, yang terletak di Dusun IV
Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan.

II. Pembahasan

2.1 Sejarah Gereja & Okumene

2.1.1 Sejarah Gereja

Menurut asal katanya sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajara yang berarti terjadi,
sedangkan dalam bahasa Arab terdapat kata syajarah atau syajaratum yang berarti pohon,
syajarah an nasab yang artinya Pohon Silsilah. Pada waktu itu ada kebiasaan menyusun daftar
silsilah disusun secara sistematis, menyerupai pohon yang lengkap dengan cabang-cabang dan

1
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2001), 22

5
ranting-rantingnya. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah berarti History yang berarti masa lampau
umat manusia atau kejadian-kejadian yang dibuat alam.2
Sedangkan kata Gereja dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Portugis yaitu igreya.
Namun, asal kata itu juga diambil dari kata Yunani Kuriake yang aslinya berarti Milik Tuhan.
gedung dan organisasinya dalam teori merupakan milik Tuhan, umat Kristen dan digunakan
untuk tujuan-tujuannya. Gereja adalah umat Tuhan. gereja wajib taat tanpa syarat hanya kepada
Tuhan yang menciptakannya. Kehendak utama Tuhan adalah kemurniaan hubungan umat-Nya
dengan Dia.3 Menurut Anne Ruck, dengan memberi pernyataan bahwa inti pokok dari sejarah
gereja ialah bukan menghafal nama tahun, melainkan bertanya siapa penabur benih dan
penyiraman, siapa penginjil, pendiri gereja, pastor, pendeta atau pemimpinnya, latar belakang
dan motivasinya, bagaimana injil dinyatakan dalam setiap konteks, dan apakah faktor pendukung
perkembangan gereja tersebut.4 Hal ini juga didukung oleh H. Berkhof, ia mendefinisikan ilmu
sejarah gereja ialah memeriksa apakah, bagaimanakah, dan sampai di mana gereja sadar dan
setia akan terwujud dan amanatnya, dan apakah juga dan bagaimanakah gereja diberi
kesempatan untuk hidup di dunia menurut wujut amanatnya sepanjang sejarah dari dulu sampai
sekarang.5 Dengan demikian penulis memahami bahwa sejarah gereja menjadi bagian penting
dari pertumbuhan dan perkembangan suatu gereja. Melalui ilmu sejarah gereja, orang-orang
diluar komunitas gereja akan memahami proses pembentukan gereja tersebut. Sejarah gereja
tidaklah sesederhana masa lampau dari sebuah gereja, melainkan memiliki makna lebih dalam
dari itu yakni proses bertumbuhnya dari tahun ke tahun.
2.1.2. Okumene

Istilah Oikoumene nyaris diartikan sebagai universal atau inter- iman,


yang sesungguhnya keliru. Makna aslinya adalah bumi yang dihuni. Kata oikos
dalam bahasa Yunani berarti “rumah”, mene adalah “bumi”. Pemahaman
tentang hal ini dalam kehidupan batin gereja sejajar dengan konsep ahl al-
kitab dalam Islam. Istilah Oikoumene merupakan istilah misi yang analog
dengan dinamisme konsep ahl al- kitab dan berpusat pada pesan iman. Paulus
meringkas pesan ini sebagai, “sebab jika kamu mengakui dengan mulutmu
2
Sardiman, Sejarah I (Medan:Yudhistira, 2007), 3
3
Timotius Sukarman, Gereja yang Bertumbuh dan Berkembang, (Yogyakarta: ANDI, 2012), 14
4
Anne Ruck, sejarah Gereja Asia (Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 1997), 3
5
H. Berkhoft & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-Gunung Mulia,1987), viii

6
bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu. Bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”
(Rm. 10 : 9). Jadi sesungguhnya Oikoumene merupakan istilah untuk
menggambarkan misi keKristenan, gerakan Oikoumene untuk mendiami bumi
yang kepadanya Injil diberitakan. Itu semacam parafrase bagian akhir Injil
Matius, untuk pergi dan membaptis bangsa- bangsa (Mat. 28 : 18 – 20) atau
bagian pembuka kisah para Rasul “kamu akan menjadi saksiku sampai ke ujung
bumi” (Kis. 1 : 8).6
Kata Oikoumene mempunyai dua arti yang saling terkait. Pertama
sesuai arti harfiahnya, ialah “rumah kediaman”. Kedua, maknanya adalah
“dunia yang dihuni manusia”. Jadi gerakan Oikoumene adalah “gerakan untuk
menjadikan dunia ini sebuah rumah hunian bagi manusia sebagai sebuah
keluarga besar. Istilah Oikoumene terdapat dalam Alkitab, dan digunakan oleh
gereja-gereja, terutama di Barat setelah berakhirnya Perang Dunia II.7
Dalam tradisi agama Kristen, ada yang disebut dengan istilah

Oikoumene (bahasa Yunani, Oikos = rumah, monos = satu; Oikoumene

= satu rumah). Istilah ini mengalami beberapa penyesuaian dengan


konteks perkembangan keKristenan sedunia. Tadinya hanya sebatas lingkungan
keKristenan di wilayah kerajaan Romawi, tetapi kemudian menunjuk pada
keKristenan secara umum. Dari situ berkembang lagi menjadi gereja-gereja
(=agama Kristen) dan agama-agama non Kristen, dan berkembang lagi sampai
kepada hubungan gereja-gereja dengan ideologi-ideologi. Gerakan ini sangat
dikenal dengan gerakan Oikoumene. Gerakan yang peduli pada relasi-relasi
antar denominasi gereja (keKristenan) antara agama Kristen dengan agama-
agama lain, ideologi-ideologi bahkan tentang lingkungan hidup dan seluruh

6
Geogre B. Grose dan Benjamin J. Hubbard (ed.), Tiga Agama Satu Tuhan : Sebuah Dialog, Terj. Santi Indra
Astuti, Mizan, Bandung, 1998, hlm. 227

7
Victor I. Tanja, Pluralisme Agama dan Problem Sosial (Diskursus Tiologi tentang Isu- isu Kontemporer),
Pustaka Cidesindo, Jakarta, 1998, hlm. 154

7
ciptaan Allah.8

2.2. Sejarah GMI Okumene Padang Pulau


Pada awalnya gereja yang berada di desa Padang Pulau Kecamatan, Bandar Pulau, terdiri
hanaya satu gereja tempat peribadahan, yang bertempat di kompleks tanah perusahaan PT
Socfindo desa Padang Pulau yang terbuat dari papan atau kayu saja dan memakai atab
namun bukan memakai seng, maka itulah tempat peribadahan jemaat Methodist9
Gereja atau tempat ibadah yang rusak pada tahun 1997. Jemaat atau warga
setempat sempat megungsi karena tidak ada peribadahan yang harus di tempati.
Mengungsi ketempat sekolah-sekolah khususnya SD Negri Padang Pulau setempat
mengatakan tempat ibadah tersebut dibakar karena ada unsur kesengajaan seseorang
yang membakarnya, tempat peribadahan tersebut terbakarnya ketika malam hari. dan
setelah terbakar tempat peribadahan tersebut, warga gereja mengungsi ibadah ke tempat
sekolah SD swasta PT Socfindo, dan oleh karena itu tiba-tiba staf pegawai PT Socfindo
yakni; F. Sirait mengusulkan bangunan baru secara langsung gereja okumene kepada
pihak perusahaan PT Socfindo, oleh sebab itu terbentuklah GMI Okumene P. Pulau.10
GMI okumene Padang Pulau terletak di PT. Socfindo Padang Pulau – Desa Padang Pulau
– Kecamatan Bandar Pulau- Kabupaten Asahan. Berdiri sejak tahun 2002. Data hingga
sekarang, anggota GMI Padang Pulau sebanyak 10-11 KK yang rata-rata pencarian 60%
karyawan/karyawati PT. Socfindo dan 40% sebagai petani.11

2.2.2. Data Statistik Gereja

No Nama Unit Statistik Konrest Kadaan Bertambah Berkurang


Lalu Sekarang

8
Th. Sumartana, Noegroho Agoeng, Zuly Qodir (ed.), Pluralisme, Konflik dan Perdamaian (Studi Bersama Antar
Iman), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002, hlm. 94 - 95
9
Wawancara dengan Bapak Ls. P. Sihite pada 05 September 2021 Pukul. 11.00
10
Wawancara dengan Bapak Ls. R. Gultom pada 12 September 2021 Pukul. 18.00
11
Wawancara dengan Bapak Ls. S.R. Siahaan pada 30 September 2021 Pukul. 08.00

8
1. Jumlah KK 10 11 1 -
2. Keluarga Janda/Duda - -
3. Anggota Penuh 45 45 - -
4. Anggota Persiapan 10 10 4 -
5. Majelis Gereja 8 8 - -
6. Lay Speaker 2 4
7. Calon Lay Speaker 2 -
8. Guru Sekolah Minggu 1 9 1
9. P2MI 8 10
10. P3MI 23 20 2
11. PWMI 8 10 2
12. Lansia - -
13. Sekolah Minggu 6 8 2
14. Sel Grop 1 1
15. Pendeta 1 1
16. Guru Injil 1 1

2.2.3. Susunan Kemajelisan Padang Pulau Priode 2018/2021

Ketua Majelis : GI. Navrando Hutabarat, S.Th

Lay Leader : LS. S.R. Siahaan

Bendahara : LS. A. Siahaan

Seketaris : LS. M. Br. Balik

Pentalayanan Keuangan : F. Br. Simangungsong

Komisi Evangelisasi/Keanggotaan : A. Simanjuntak

Komisi Diakonia Sosial : Ls. P. Sihite

Komisi PAK : LS. M. Br. Balik

Ketua Sekolah Minggu : LS. M. Br. Balik

Panitia Harta Benda : S. B. Gulo

Ketua Kebaktiaan : P. Br. Siagian

2.2.4. Hamba-Hamba Tuhan yang pernah melayani di GMI El-Shadai Tiga Baru

9
No Nama Hamba Tuhan Periode
1. G. M. Butarbutar, S.Th 2002-2005
2. GI. Kalam Sitorus, S.Th 2006-2008
3. Pdt. R. Pandia 2009-2011
4. GI. Sondang Hutapea, S.Th 2012-2014
5. GI. Feri Budi Sianipar, S.Th 2016-2018
6. Pdt. A. Sihombing, S.Th 2018-2019
7. Pdt. Martha Peranginangin 2019-2021
8. Pdt. Jona Arianto Purba, S.Th 2021
& GI Novrando Hutabarat,
(Sekarang)
S.Th

2.3. Perkembangan Pembinaan Jemaat GMI Okumene Padang Pulau 2018-2021

Program pelayanan yang di selenggarakan pimpinan jemaaat pada GMI Okumene Padang
Pulau sebelum tahun 2018, sangat penuh perhatian oleh pimpinan jemaat, seperti pelayanan
Anak sekolah Minggu, P3MI, PWMI dll. Memasuki Pada tahun 2018-2019 yang menjadi
pimpinan jemaat yang baru yaitu: Pdt. A. Sihombing, S.Th pimpinan jemaat yang baru ini
menyelenggarakan program seperti kebaktian komsel, pembinaan komsel, bekerjasama dengan
guru Sekolah Minggu, melaksanakan kebaktian yang hidup dan pelaksanaan tepat waktu seperti
komsel dan kebaktiaan umum. Selama periode pelayanan pimpinan jemaat Pdt. A. Sihombing,
S.Th program dapat berjalan sesuai program yang di tentukannya. Namun pada saat itu jemaat
belum sepenuhnya memberikan ucapan suyukur dan perpuluhan kepada gereja tak beberap lama
kemudian di tahun 2019 sekitar bulan bulan januari memasuki tahun yang baru dan di gantikan
oleh pimpinan jemaat yaitu: Pdt. Martha Peranginangin dan menjalankan priode pelayanan Pdt.
A. Sihombing, S.Th. Pada tahun 2019-2021 Dalam pelayanan pimpinan jemaat yang baru ini
kurang mendapatkan perhatian kepada jemaat seperti Persekutuan yang dimaksud adalah
Sekolah Minggu (SM), Persekutuan Remaja Methodist Indonesia (PRMI) & Persekutuan
Pemuda-Pemudi Methodist Indonesia (P3MI), Persekutuan Pria Methodist Indonesia (P2MI),
dan Persekutuan Wanita Methodist Indonesia (PWMI). Karenan pimpinan jemaat ini tidak bisa
mengendarai sepeda motar untuk pembinaan maka periode pelayanannya hanya di kebaktian
minggu saja sampai seterusnya. Sekitar bulan Juli 2021Pelayanan yang di gantikan oleh

10
pimpinan jemaat yang barau yaitu: Pdt. Jona Arianto Purba, S.Th & GI Novrando Hutabarat,
S.Th.

Pada tahun 2021 (sekarang) dibawah pimpinan Pdt. Jona Arianto Purba, S.Th & GI Novrando
Hutabarat, S.Th., kehadiran dan keaktifan jemaat sempat menurun karena belum menjalankan
program. Akan tetapi setelah memasuki pelaksanaan prograpam pelayanan yaitu: Persekutuan
Remaja Methodist Indonesia (PRMI) & Persekutuan Pemuda-Pemudi Methodist Indonesia
(P3MI), Persekutuan Pria Methodist Indonesia (P2MI), dan Persekutuan Wanita Methodist
Indonesia (PWMI Komsel dapat makin meningkat kehadiran jemaat dan keaktifan meskipun
masih mamasuki tahun Covid-19 hingga sekarang12

2.4. Implikasi Sejarah Berdirinya Jemaat GMI Okumene Padang Pulau

Kurang lebih selamah 5 (lima tahun) jemaat methodist beribadah di tempat sekolah khususnya
SD (Sekolah Dasar) untuk pelaksanaan ibadah di setiap mingggunya, itu sebabnaya tempat
peribadaha telah rusak karena ada unsur kesengajaan seseorang sehingga tidak ada tempat
khusus rumah ibadah. Namun tidak beberapa lama TangaNya tak kurang panjang untuk
menolong jemaat tersebut dan tak kurang satupun pengorbanan jemaat untuk membentuk rumah
ibadah yaitu GMI Okumene namaun akahirnya Tuhan memeberikan pertolongan lewat
perusaaahan PT. Socfindo sehingga menggerakan dan membentuk GMI Okumene Padang Pulau
dan resort Bandar Pulau Distrik 6 Wilayah 1

III. Kesimpulan
Melalui pemaparan di atas penulis menyimpulkan yaitu:

1. GMI Okumene Padang Pulau adalah gereja yang berdirinya mulai tahun 2002
sebanyak 10-11 KK yang rata-rata pencarian 60% karyawan/karyawati PT. Socfindo
dan 40% sebagai petani. Meskipun jemaat yang sedikit ini kelihatanya namun jika
memberikan ucapan syukur dan perpuluhan selalu dapat terealisai dengan baik.
2. Dengan berdirinya gereja okumene PT Socfindo karena adanya usulan jemaat atau
umat Kristiani yang bekerja di perusahan PT Socfindo dengan itu. setelah jemaat itu

12
Wawancara dengan Bapak Ls. P. Sihite pada 30 September 2021 Pukul. 17.00

11
mengusulakn bangunan gereja kepada PT Socfino, maka perusahaan PT terbuka hati
untuk membangun tempat Ibadah tersebut.
3. GMI Okumene Padang Pulau dari Resort Bandar Pulau khusnya dari ke 4 gereja GMI
Okumene Padang Pulau yang paling aktif lewat ibadah natal resort dan dari segi
kualitas dan Kuantitas.

Daftar Pustaka:
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2001)
Sardiman, Sejarah I (Medan:Yudhistira, 2007)
Timotius Sukarman, Gereja yang Bertumbuh dan Berkembang, (Yogyakarta: ANDI, 2012)

Anne Ruck, sejarah Gereja Asia (Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 1997)


H. Berkhoft & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-Gunung Mulia,1987)
Geogre B. Grose dan Benjamin J. Hubbard (ed.), Tiga Agama Satu Tuhan : Sebuah Dialog, Terj.
Santi Indra Astuti, Mizan, Bandung, 1998

12
Victor I. Tanja, Pluralisme Agama dan Problem Sosial (Diskursus Tiologi tentang Isu- isu
Kontemporer), Pustaka Cidesindo, Jakarta, 1998)
Th. Sumartana, Noegroho Agoeng, Zuly Qodir (ed.), Pluralisme, Konflik dan Perdamaian (Studi
Bersama Antar Iman), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002
Sumber Lain:
Wawancara dengan Bapak Ls. P. Sihite pada 05 September 2021 Pukul. 11.00
Wawancara dengan Bapak Ls. R. Gultom pada 12 September 2021 Pukul. 18.00
Wawancara dengan Bapak Ls. S.R. Siahaan pada 30 September 2021 Pukul. 08.00

Lampiran:

13
14
15
16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai