Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI)


Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) adalah gereja Kristen
Protestan di Indonesia yang bermula dari Provinsi Sumatera Utara. Gereja ini
adalah salah satu anggota resmi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Kantor pusat GKPI berkedudukan di Jl. Kapt. M.H. Sitorus No.13, Pematang
Siantar, Sumatera Utara, Indoensia. GKPI didirikan pada tanggal 30 Agustus
1964 di Sumatera Utara. Saat ini GKPI dipimpin oleh Bishop Pdt. Oloan
Pasaribu, M.Th selama periode 2015 hingga 2020. Adapun selain di
Indonesia, GKPI juga tersebar di beberapa wilayah yaitu Asia Tenggara,
Eropa, dan Amerika Serikat78.
Adapun penjabaran bagian koordinasi GKPI wilayah IX Riau sebagai
berikut :
Koordinator wilayah IX Riau : Pdt.Abdon Pakpahan
Ressort : 19 buah
Jemaat Khusus : 4 buah
Jemaat : 122
Pos Kebaktian : 3 buah
RT : 5.653 KK
Jiwa : 24.167 orang
Penatua : 694 orang
1. GKPI Segar Kulim, Jl. Segar, Kulim
2. GKPI Pekanbaru Kota, JL. Palapa No. 04, Labuh Baru Timur
3. GKPI Rintis, JL. AMD, Rintis
4. GKPI Indrapuri, JL. Indrapuri Ujung
5. GKPI Rumbai, JL. Berdikari Ujung, Rumbai
6. GKPI Ressort Khusus Jemaat Pasir Putih, JL. Dagang
7. GKPI Estomihi Palas, JL. Pemuda Ujung

78
www.wikipedia.com (diakses 20 Mei 2019)

50
51

B. Logo Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI)

Berikut definisi dari logo gereja GKPI :


1. Bola Dunia
Menggambarkan panggilan GKPI untuk menjadi garan untuk dunia.
2. Salib
Tentang pemberitaan Injil, bahwa dunia telah ditebus oleh Yesus Kristus
daru kuasa iblis dan dosa di atas kayu salib, demi keselamatan setiap
orang.
3. Lidah Api
Menggambarkan lidah api roh kudus, yang menjadi sumber segala hikmat
pembaharuan dan kebaharuan serta kekuatan iman.
4. Kesemuanya
Salib, lidah api, dan nama GKPI berada di dalam lingkungan bumi yang
menggambarkan kehadiran pekerjaan Tuhan demi keselamatan dunia79.

C. Visi dan Misi Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI)


Visi : Menjadi persekutuan penyembahan dan persembahan pada tahun 2030.
Misi : Dalam rangka mendukung visi GKPI maka misi GKPI dijabarkan
dalam panca pelayanan GKPI :
1. Koinonia (Persekutuan) : GKPI terpanggil untuk membangun persekutuan
sebagai bagian dari Gereja Yang Esa, Kudus dan Am serta Rasuli yang
dikiaskan sebagai tubuh Kristus. Persekutuan itu tampak dalam

79
http://www.gkpi.or.id/arti_logo_gkpi.com (diakses 20 Meo 2019)
52

persekutuan Jemaat antara Jemaat dan sesama dalam masyarakat, yang


mencerminkan kasih Kristus.
2. Marturia (Kesaksian)
GKPI terpanggil untuk mewujud-nyatakan Syalom Allah sebagai berita
kesukaan yang utuh dan menyeluruh untuk segala makhluk dalam
keutuhan ciptaan.
3. Diakonia (Pelayanan)
GKPI terpanggil untuk mewujud-nyatakan kasih Allah kepada sesama
manusia secara utuh dan menyeluruh.
4. Liturgi (Ibadah)
GKPI terpanggil untuk melaksanakan ‘Ibadah Sejati” dalam seluruh
kehidupan untuk memuliakan Allah80.
5. Oikonomia (Penatalayanan)
GKPI terpanggil untuk melaksanakan tugas memelihara dan mengelola
ciptaan Allah dengan bijaksana dan adil serta bertanggungjawab kepada
Allah. Dalam tugas mengelola semua ciptaan sebagai rumah tangga Allah,
gereja membutuhkan sistem kelembagaan yang handal dalam rangka
optimalisasi pelayanannya bagi kemuliaan Allah.
Tema : Tuhan menunjukkan kasih setia, keadilan, kebenaran di bumi.
(Yeremia 9:24b).
Sub tema : Bersama-sama meningkatkan penyembahan persembahan
kepada Tuhan untuk mewujudkan pembaruan, pendamaian, dan
pemberdayaan di tengah-tengah Gereja dan masyarakat.

D. Tema Kerja Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI)


a. Pembenahan Organisasi dan Staff (Oktober 2015-2016)
1. Sosialisasi Renstra dan Pemahaman Visi-Misi GKPI
2. Metode Kerja
3. Pembenahan Kinerja Manajemen (7K) : Komunikasi, Koordinasi,
Komitmen, Konsistensi, Kontinuitas, Konsekuensi, Kooperatif.

80
Almanak GKPI. 2019
53

4. Strategi Program :
a. Program Pemahaman PRT dan Hasil Keputusan SAP XX GKPI
untuk Periodesasi 2015-2020.
b. Program Penataan Sistem Manajemen dan SDM
c. Program Penyususnan Data base Jemaat81
d. Program Penguatan Pengawasan
e. Program Penguatan Akuntabilitas
f. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
g. Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
5. Kinerja yang dibutuhkan :
a. Kesungguhan dan Kerja Keras
b. Peduli Terhadap Perubahan
c. Harus jelas siapa berbuat apa dan bertanggung jawab kepada
siapa
d. Hemat Struktur dan Kaya Fungsi
b. Formasi Spiritual (2017)
1. Formasi Spiritual Individu : Disiplin Berpuasa, Disiplin Bersaksi,
Disiplin Beribadah, Disiplin Ketaatan, Disiplin Penderitaan.
2. Formasi Rohani Jemaat : Disiplin Bersaksi, Disiplin Melayani,
Disiplin Penyembahan, Disiplin Pemuridan, Disiplin Ibadah.
3. Pemahaman Spiritualitas : Terarah pada Tuhan, Kekuatan
menyembuhkan, Menyeimbangakan dan Menghidupkan, Spirit yang
menghangatkan dan mamanskan, Kristus hidup di dalam aku,
Pertobatan dan Pengampunan, Melakukan perbuatan kasih.
4. Pentingnya Spiritualitas : Manusia hidup tidak hanya dari roti, Sabda
adalah pelita hidup, Sarana mengenal kehendak Tuhan, Membentuk
karakter Kristiani.
c. Membentuk Citra Positif GKPI (2018)
1. GKPI yang Bersaksi tentang Yesus Kristus di dunia ini,
2. GKPI yang terbuka, dinamis, dialogis, kritis, kreatif, dan realistis.

81
Ibid
54

3. Kebenaran dan keteladanan adalah prinsip utama dalam GKPI.


4. Gereja yang bersahabat dan peduli
5. Gembala harus menjadi teadan bagi jemaatnya
6. Dorongan dan pendampingan gembala pad ajemaat yang harus
dilakukan dalam kondisi konsistensi yang kuat dan berkelanjutan.
d. Membangun Komunitas (2019)
1. Mengubah paradigma berpikir.
2. Mengetahui dan memahami visi GKPI.
3. Mmbentuk min set komunitas.
4. Komunitas dibangun dengan cara :
a. Menngenal, berkomunikasi dan memberi perhatian satu sama lain.
b. Berbagi waktu, bakat dan kepemilikan.
c. Bekerja bersama, arah dan tujuan bersama dan satu visi bersama.
d. Menerima tanggung jawab untuk pertumbuhan komunitas.
5. Membangun komunitas dengan pemberdayaan jemaat dalam kasih82.

E. Profil Gereja-gereja Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Di Kota


Pekanbaru
1. GKPI Segar Kulim
Berlokasi di Jl. Segar, Kulim.
a. Sejarah Pendirian
Didirikan tahun 1993, dengan jemaat mula-mula berjumlah 40
KK. Dengan jumlah penatua 9 orang. Dari awal pendirian, GKPI Segar
menyatu dengan resort GKPI Pekanbaru kota beserta GKPI pagaran
lainnya, dengan Pendeta pertama yakni Pdt.Bagariang. Dan sejak tahun
2012 lalu, berdasarkan keputusan dari pimpinan pusat GKPI Pematang
Siantar, GKPI Segar menyatu dengan GKPI Sion Senantiasa Labuh Baru
Barat menjadi resort Labuh Baru Barat. Berdiri pada tanggal 7 April
1993. Jumlah jemaat yang mendirikan GKPI Segar pertama kali yakni

82
Ibid
55

sebanyak 28 KK dan kebaktian pertama diadakan di rumah bapak


Penatua M. Hutasoit/Br. Manalu83.
b. Jumlah Jemaat Tahun 2019
Bapak : 145 jiwa
Ibu : 158 jiwa
Remaja/Pemuda : 137 orang
Anak-anak : 128 orang
c. Daftar Panitua Yang Melayani di Tahun 2019
1. Pnt. V. Siregar 8. Pnt. J. Sinamo
2. Pnt. R. Gultom 9. Pnt. O. Sinaga
3. Pnt. E. Marpaung 10. Pnt. N. Br. Marbun
4. Pnt. P. Napitupuluh 11. Pnt. M. Br. Silitonga
5. Pnt. B. Harianja 12. Pnt. E. Br. Siregar
6. Pnt. H. Hutabarat 13. Pnt. M. Simanjuntak
7. Pnt. N. Br. Situmorang 14. Pnt. S. Br. Hasibuan
d. Daftar Nama Pendeta yang Melayani dari Tahun 1993-2019:
1. Pdt. F.P. Lumban Tobing
2. Pdt. P. Manalu
3. Pdt. W.G.P. Lumban Tobing
4. Pdt. P. Purba
5. Pdt. R.F Br. Lubis
6. Pdt. A. Br. Siboro
7. Pdt. D.D.A Br. Gultom (Yang aktif saat ini)
2. GKPI Pekanbaru Kota
Berlokasi di Jl. Palapa No. 04, Labuh Baru Timur
a. Sejarah Pendirian
Mula-mula berawal dari bentuk rumah biasa, pada saat
kepemimpinan pdt pertama yakni Pdt. Bagariang. Gereja Kristen
Protestan Indonesia (GKPI) Pekanbaru berdiri bukanlah didasari oleh
adanya masalah-masalah di dalam gereja yang ada pada waktu itu,

83
Berdasarkan data dan wawancara penelitian di lapangan. 10 Februari-31 Maret 2019
56

sebagai mana latar belakang yang banyak dialami oleh sebagian besar
jemaat GKPI, tetapi jemaat di Pekanbaru berdiri mengingat banyaknya
warga perantauan dari jemaat GKPI tetapi gereja GKPI tidak ada di
daerah itu.
Hampir 1 tahun lamanya penjajakan mendirikan GKPI diadakan
oleh para pendahulu, yang dibantu oleh pendeta dari Padang Sidempuan
yang sekaligus memintakan kepada Ev. T.S Pane (pada waktu itu beliau
sebagai Evangelis GKPI di Minas)untuk mengkoordinir berdirinya GKPI
di Pekanbaru.
Pada tanggal 8 Februari 1976 diadakanlah kebaktian pertama,
dengan mengambil tempat di rumah bapak T. Panggabean di Jl. Setiabudi
Gg. Gemuruh No.20 Pekanbaru, dengan dihadiri oleh banyak : Bapak-
bapak sebanyak 8 orang, ibu-ibu sebanyak 6 orang, pemuda/i sebanyaj 3
orang, dan anak-anak sebanyak 2 orang. Kebaktian ini dipimpin oleh :
Ds. R. P. Simamora. Penatua yang ada pada waktu itu adalah 1 orang (St.
S. R. Simamora) di samping Ev. T. S. Pane84.
Setelah dilaporkan ke kantor pusat GKPI, ditetapkanlah GKPI
Pekanbaru berdiri dengan S.K Pusat tanggal 10 Juni 1976 No.
895/I3/5/76 dengan nomor Register 494/K/2/10/S, dan lebih dahulu telah
didaftarkan di Kanwil Provinsi Riau pada tanggal 12 Februari 1976.
Jemaat yang ada pada waktu berdiri ini, berada di dalam
lingkungan Resort GKPI Padang Sidempuan, wilayah Tapanuli Tengah
Tapanuli Selatan.Tapanuli Selatan. Baru pada tanggal 01 April 1977,
GKPI Pekanbaru ini yaitu Ds. B. Siadari sebagai Pendeta Ressort. Dan
baru pada tanggal 04 November 1984 GKPI Pekanbaru Kota diresmikan.
Demikianlah sejarah/riwayat berdirinya jemaat GKPI Pekanbaru
ini diperbuat, dan hingga sekarang dan telah mempunyai anggota Jemaat
sebanyak 104 RT, dengan jumlah penatua yang ada : 13 orang.

84
Ibid
57

b. Jumlah Jemaat di Tahun 2019


Jumlah jemaat sekarang 324 KK, dengan jumlah remaja 32 orang
dan jumlah muda/i sebanyak 23 orang.
c. Daftar Nama Panitua yang Melayani di Tahun 2019 :
Sektor Khusus : Sektor Panam 1 :
1. Pnt. P. Sinaga 1. Pnt. R. Purba
2. Pnt. E. A. Purba 2. Pnt. H. Situmeang
3. Pnt. L. Marpaung 3. Pnt. E. Br.Sihombing
4. Pnt. S. Br.Sihaloho
Sektor Sidomulyo : Sektor Budi Utomo :
1. Pnt. G. Naibaho 1. Pnt. M. Hutagaol
2. Pnt. S.P. Pasaribu 2. Pnt. P. Manullang
3. Pnt. E. Sitinjak 3. Pnt. S. Sihombing
Sektor Tampan : Sektor Selatan 3 :
1. Pnt. M. Simorangkir 1. Pnt. A. Tampubolon
2. Pnt. T. Manullang 2. Pnt. S. Br.Hutauruk
Sektor Selatan 1 : Sektor Barat :
1. Pnt. D. Matondang 1. Pnt. Ch. Sitompul
2. Pnt. S. Pasaribu 2. Pnt. L. A. Situmorang
3. Pnt. K. Purba
Sektor Panam 2 : Sektor Selatan 2 :
1. Pnt. N. Manalu 1. Pnt. R. Br.Sihombing
2. Pnt. E. Sinaga 2. Pnt. J. Simanjuntak
d. Daftar Nama Pendeta yang Melayani hingga Tahun 2019 :
1. Pdt. Bagariang.
2. Pdt. F.L. Tobing
3. Pdt. N. Manalu
4. Pdt. W.G.P. Tobing
5. Pdt. P. Purba
6. Pdt. J. Lubis
58

3. GKPI Rintis
Berlokasi di Jl. AMD, Rintis
a. Sejarah Pendirian
Tahun 1976 – Berdirinya GKPI di Rintis – Pekanbaru
Sudah lama keinginan Jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia
(GKPI) yang datang merantau dari kampung halaman (bona pasogit)
masing-masing dari berbagai daerah/tempat yang berbeda berkumpul di
Pekanbaru untuk mencari nafkah dengan harapan ada perubahan
penghidupan, berubah di GKPI85.
Dari masing-masing keluarga yang berasal dari Jemaat GKPI tersebut
jika hendak beribadah pergi ke gereja lain seperti HKBP, dll. Tetapi
keluarga-keluarga tersebut sangat rindu untuk beribadah di GKPI seperti
kebiasaan di kampung halaman masing-masing.
Kerinduan tersebut terbukti dari salah satu keluarga M.Hutabarat Br.
Silitonga yang anak keluarga tersebut lahir di Pekanbaru sampai berusia
3 tahun belum dibaptiskan, dengan alasan menunggu sampai ada gereja
GKPI di Pekanbaru. Dari kerinduan untuk beribadah di gereja GKPI,
serta keluarga-keluarga yang ada di Pekanbaru bersepakat untuk
mendirikan gereja GKPI di Pekanbaru. Mulai beribadah tanggal 17
September 2000. Ibadah pertama di rumah Kel. B. Tambunan/Br.
Panggabean dan dihadiri 10 KK, alamat JL. Hijrah.
Pada bulan November 1975 Bpk. T.S Pane (Guru Jemaat) GKPI di
Minas dan Pendeta Ressort Padang Sidempuan merencanakan dan
mengkoordinir anggota-anggota GKPI yang berdomisili di Pekanbaru,
serta mengadakan pertemuan-pertemuan beberapa kali antara lain :
1. Pertemuan pertama
Di rumah keluarga T.R Simbolon Br.Tobing (kebetulan bekerja di Kantor
Bea Cukai) di Pasar Bawah-Pekanabru.
2. Pertemuan Kedua
Di rumah keluarga M.L Tobing (Maju) Jl. Kenanga No.10-Pekanbaru.

85
Ibid
59

3. Pertemuan Ketiga
Di kantor Raja Napogos (PT. Rianto) Jl. Nangka-Sukajadi-Pekanbaru.
Dihadiri oleh W. Panggabean Br.Hutabarat (mengkoordinir daerah
Sukajadi) dan Ny. B.M. MatondangBr. Hutagalung (Mengkoordinir
daerah Rintis)
Setelah pertemuan ke-tiga ini maka terkumpul sebanyak 7 (tujuh)
keluarga untuk bekerja sama membentuk Pos Kebaktian GKPI di Rintis,
antara lain sebagai berikut:
1. Keluarga (+) W. Panggabean / (+) Br.Hutabarat
2. Keluarga Ny. B.M. Matondang / (+) Br.Hutagalung
3. Keluarga M. Hutabarat / Br.Silitonga
4. Keluarga St. M. Simamora / Br. Panjaitan (Pindah ke Palembang)
5. Keluarga (+) Jambang Hutabarat / Br. Siagian
6. Keluarga (+) Jiman Tampubolon / Br. Aritonang
7. Keluarga T. Tarihoran / Br. Sinaga (Pindah ke Kampung)
Setelah pertemuan 7 (tujuh) keluarga tersebut diadakan
Kebaktian-I pada tanggak 8 Februari 1976, maka
diberitahukan/dijemputlah T.S Pane (Guru Jemaat) dari Minas, selaku
koordinator di Pekanbaru.
Maka pada tanggal 08 Februari 1976 berdirilah Pos Kebaktian
Gereja GKPI yang bertempat di Jl. Setia Budi Gang.gemuruh No.20-
Rintis-Pekanbaru. Tepatnya di rumah Bpk. Tumpak Panggabean
Br.Simangunsong. pada tanggal, bulan dan tahun tersebutlah yang
menjadi Ibadah Pertama di GKPI Rintis-Pekanbaru.
Dalam Ibadah ttersebut langsung dipimpin oleh Pdt. F. Simamora
Br. Simanjuntak (pada waktu itu sedamg berkunjung dengan keluarga di
Pekanbaru) dan dibantu oleh penatua yang telah di tahbiskan yakni Guru
Jemaat T. Sitorus Pane Br. Simangunsong dan St. M. Simamora Br.
Panjaitan.
Demikian ibadah yang diwakili pada tanggal 08 Februari 1976
berjalan minggu lepas minggu depan dengan baik dan lancar. Perjalanan
60

perkembangan gereja GKPI di rintis juga mendapat respon yang baik dari
masyarakat yang ada di sekitar gereja, serta perkembangan jemaat juga
bertambah.
Pada tanggal 10 Feberuari 1976 diterbitkan satu surat
pemberitahuan telah terbentuknya Jmeaat GKPI di Rintis-Pekanbaru,
yang dialamatkan dengan Kantor KAKANWIL DEPAG PROV.RIAU
dengan permohonan pengesahan.
Setelah keberadaan gereja berjalan dengan baik maka pucuk
pimpinan GKPI mengeluarkan Surat Penetapan No : Ket. Res
002/PSP/2/76, tanggal 28 Februari 1976. Isi : Memutuskan T.S Pane
sebagai guru jemaat GKPI Pekanbaru. (Surat tersebut sekarang di Bimas
Kristen Protestatn)
Pada tanggal 06 Agustus 1976 Bishop GKPI Ds.Andar L. Tobing
berkunjung ke Pekanbaru sekaligus mengadakan Pembaptisan – I
sebanyak 7 (tujuh) orang.
Pada tanggal 08 Februari 1976 diadakan Ulang Tahun I (pertama)
GKPI Pekanbaru di Gedung Veteran Jl.Cik Ditirom, dipimpin oleh Ds.
B. Sianturi. Setelah perjalanan gereja berlangsung +/- 2 (dua) tahun,
maka tidak memungkinkan beribadah di rumah karena mengingat tempat
yang sempit dan hanya duduk di tikar serta jumlah jemaat yanng
beribadah sudah cukup banyak maka tempat ibadah dipindahkan pada
tanggal 05 Februari 1978 ke Jl. Palapa - Labuh Baru.
Salah seorang dari anggota jemaat GKPI yakni keluarga St. M.
Simamora Br. Panjaitan memberikan kepada Gereja (dengan cara
mencicil dan harga yang murah) tempat (rumah kediaman kel. St. M.
Simamora) menjadi tempat beribadah (dijadikan gereja) di JL. Palapa-
Labuh Baru.
Maka +/- pada tahun 1978 Jemaat GKPI, baik yang berdomisili di
Rintis maupun di Labuh Baru serta di tempat lainnya beribadah di JL.
Palapa. Demikian perjalan gereja di JL. Palapa berlangsung dengan baik
dan secara perlahan menjadi ressort Pekanbaru.
61

Demikian kelangsungan gereja di JL. Palapa beralan dengan baik


selama +/- 22 (dua puluh dua) tahun sampai tahun 2000. Mengingat
situasi dan kondisi lingkungan gereja dan kemajuan perkembangan
daerah Kabuh Baru tidak memungkinkan untuk perkembangan gereja
sehungga direncanakan pemindahan ressort ke JL. Senantiasa-
Sigunggung-Labuh Baru Barat.
Setelah gereja GKPI berdiri di JL. Senantiasa-Sigunggung-Labuh
Baru Barat maka keputusan berubah. Gereja GKPI di JL. Palapa tetap
dipertahankan sedangkan GKPI di JL. Senantiasa-Sigunggung-Labuh
Baru Barat dikembangkan. Dari alasan rencana pemindahan tersebut
maka jemaat yang ada di Rintis meminta untuk dimandirikan.
Pertimbangan mendirikan gereja GKPI di Rintis antara lain :
1. Mengingat berdirinya GKPI pertama kali nya di Rintis.
2. Mengingat jemaat GKPI yang ada di Rintis sudah cukup memadai
yakni ± 30 KK yang tercatat belum termasuk yang masih berminggu di
JL. Palapa.
3. Jarak antara Rintis dan Labuh Baru cukup jauh dan menggunakan
kendaraan umum 2x sampai 3x bersambung.
4. Mengingat perekonomian Jemaat GKPI-Rintis hanya standar
menengah ke bawah sehingga untuk transportasi Rintis-Labuh Baru
mengeluarkan ±Rp 12.000,- (pada tahun 2000) belum termasuk
persembahan.
5. Jika Gereja GKPI di dirikan di Rintis, tidak menggunakan transportasi
dan cukup ditempuh dengan berjalan kaki dan kalapun ada menggunakan
kendaraan umum tidak mengeluarkan biaya yang besar.
Dari alasan-alasan tersebut di atas merupakan dasar pemikiran Jemaat
Rintis meminta untuk dimandirikan.
Atas pertimbangan tersebut di atas maka diadakan musyawarah untuk
mendirikan GKPI di Rintis.
1. Musyawarah 1 (pertama) diadakan di rumah Bpk. M.Siregar pada
tanggal 05 September 2000, dihadiri 7 orang.
62

2. Musyawarah 2 (kedua) diadakan di rumah Bpk. B. Tambunan pada


tanggal 05 September 2000, dihadiri 15 orang.
3. Musyawarah 3 (ketiga) diadakan di rumah Bpk.B. Tambunan pada
tanggal 13 September 2000, dihadiri 20 orang.
Pada musyawarah ke 3 (ketiga) tersebut didapat
kemufakatan/kebrsamaan suara/pendapat yakni pada tanggal 17
September 2000 diadakan kebaktian pertama di rumah Bpk. B.
Tambunan Br. Panggabean JL. Hijrah-Rintis.
Pelayanan kebaktian 1 (pertama) tersebut dibawakan/dilayani oleh
sintua dari GKPI Ressort JL.Palapa. Dalam kebaktian 1 (pertama)
tersebut kami hanya duduk dilantai dengan menggunakan tikar, namun
kebaktian kami berjalan dengan khidmat demikian juga kebaktian pada
minggu-minggu berikutnya.
Dari kebaktian 1 (pertama) diadakan pemilihan beberapa anggota
Jemaat untuk diajari menjadi sintua. Calon panitua tersebut sebnayak 9
orang. Pengajaran tersebut berlangsung selama ± 3 (tiga) bulan.
Pada tanggal 03 September 2000 diadakan pengangkatan/pentahbisan
sintua antara lain :
1. St. R. Nababan (+)
2. St. G. Hutabarat
3. St. J. Aritonang (+)
4. St. E. Aritonang
5. St. A. Nababan (+)
6. St. L. Br. Gultom (Ny. S. Silaban)
7. St. Br. Tompul (Ny. Siregar)
8. St. Br. Nainggolan (Ny. Alm. Sihombing)
9. St. Br. Panggabean (Ny. Tambunan)
Setelah diadakan pengangkatan/pentahbisan panitua maka para
panitua bekerja melayani baik pada kebaktian minggu maupun kebaktian
partangiangan pada minggu-minggu berikutnya.
63

Setelah kebaktian di rumah kel. B. Tambunan/St. Br. Panggabean


selama +/- 8 (delapan) bulan September 2000-April 2000 kami mulai
merencanakan untuk membeli pertapakan Gereja.
Pada tanggal 15 April 2001, jemaat memasuki dan mengadakan
kebaktian I (pertama) di Gereja ini walaupun keadaan Gereja tersebut
sangat darurat. Jemaat memasuki Gereja pada tanggal 15 April 2001
karena pada hari dan tanggal tersebut adalah hari kebangkitan Tuhan
Yesus Kristus. Demikian pula untuk Jemaat GKPI-Rintis bangkit,
bangun, berusaha untuk berkembang dan menjadi Jemaat yang baik.
Pada tahap awal jumlah Jemaat GKPI-Rintis sebanysk ± 30 Kepala
Keluarga. Hingga minggu tanggal 16 September 2001, Jemaat GKPI-
Rintis bertambah sebanyak 12 Kepala Keluarga. Jadi jumlah Jemaat
GKPI-Rintis adalah sebanyak 42 Kepala Keluarga. Perkembangan
jumlah Jemaata sampai saat ini 63 Kepala Keluarga.
Seperti yang telah dilaporkan/uraikan dalam sejarah perkembangan
Gereja GKPI Jemaat Rintis-Ressort Pekanbaru yang sekaligus
perersmian Gereja di Jemaat Pasir Putih yakni : Jemaat Rintis-Jemaat
Pasir Putih, Jemaat Sungai Pagar dan Jemaat Indrapuri Ujung (4 jemaat)
pada tanggal 02 Desember 2007.
Ada beberapa hal yang telah kami sampaikan dalam peresmian
tersebut (pada tanggal 02 Desember 2007) adalah sebagai berikut :
b. Jumlah Jemaat
Keanggotaan Jemaat pada tahun 2007 adalah sebanyak 72 KK, pada
tahun 2011 sebanyak 89 KK dengan rincian sebagai berikut :
Bapak : 78 jiwa
Ibu : 92 jiwa
Sekolah minggu (LK): 67 jiwa
Sekolah minggu (PR): 56 jiwa
Remaja (LK) : 29 jiwa
Remaja (PR) : 30 jiwa
Jumlah : 302 jiwa
64

Catatan : 2 ibu adalah orangtua anggota Jemaat


: 11 ibu yang lanjut usia
: 1 diterima suami tidak terdaftar
Jumlah jemaat pada tahun 2019 yakni :
Ibu : 106 jiwa
Bapak : 116 jiwa
RemajaPemuda/i : 60 jiwa
Anak-anak : 157 jiwa
c. Jumlah Panitua yang Melayani di Tahun 2019
Panitua yang melayani di tahun 2019 berjumlah 16 orang.
d. Daftar Nama Pendeta yang Melayani Hingga Tahun 2019 :
1. Periode 1996-2000 : Pdt. F.P. Lumban Tobing
2. Periode 2000-2005 : Pdt. Patar Manalu, S.Th
3. Periode 2005-2010 : Pdt. W.G.P. Lumban Tobing
4. Periode 2010-2015 : Pdt. P. Purba
5. Periode 2015-sekarang : Pdt. A. Nainggolan, S.Th
4. GKPI Indrapuri
Berlokasi di Jl. Indrapuri Ujung, Kulim
a. Sejarah Pendirian
Sebelum pertama kali gereja berdiri, jemaat GKPI beribadah di rumah
keluarga P. Napitupuluh (+)/Br. Pakpahan (+). Yang diusulkan oleh
bapak Pdt. Ds. F.P. Lumban Tobing dengan 2 orang penatua yaitu Pnt.
M. Hutasoit dengan bapak S. Sagala. Karena kebetulan belum ada jemaat
di gereja itu yang menjadi panitua dan pada saat itulah diangkat 5 orang
calon sintua86 :
1. A.M. Pakpahan
2. M. Manullang - Pindah
3. R. Tamba - Pindah
4. M. Br. Pakpahan - Meninggal
5. H. Panggabean - Pensiun

86
Ibid
65

Banyaknya jemaat yang ikut mendatangani 18 KK, tetapi banyak


orang dari lingkungan sekitar yang ikut bergereja pada saat itu.
Banyaknya orang yang hadir saat itu yakni bapak-bapak sebanyak 18
orang, ibu-ibu sebanyak 28 orang, dan remaja/pemuda sebanyak 8 orang.
Pada saat minggu pertama, berjalan dengan lancar, mulai dari masuk
sampai selesai, karena berkat dari Tuhan, begitu juga pada minggu
kedua, tapi belum ada sintua yang tetap melayani, karena masih belajar
jadi calon sintua. Pada saat itu yang mengagendakan : A.M. Pakpahan,
Berdoa : R. Tamba, yang membacakan tata ibadah : A.M. Pakpahan,
yang memandu nyanyi : A.M. Pakpahan.
Selesai kebaktian, diadakan rapat umum untuk membicarakan
pendirian gereja karena kebetulan ada tanah yang diberikan secara hibah
oleh keluarga P. Napitupuluh (+)/Br. Pakpahan. Minggu ketiga 02
Februari 1997, saat itu yang berkhotbah Pdt Ressort Pdt. Ds. F.P.
Lumban Tobing, selesai kebaktian, diadakan rapat untuk pendirian
gereja. Keuangan gereja yang ada saat itu Rp. 150.000,-, tapi karena
berkat Tuhan, ada yang mendahulukan yakni keluarga P. Napitupuluh
(+)/ Cst. P.Br. Pakpahan, seperti untuk bahan : Broti = 2 kubik, semen =
10 sak, seng = 6 kodi.
Didirikanlah gereja di hari Senin, 03 Februari 1997, yang pada saat itu
masih berlantai semen dan dikerjakan secara gotong royong, mulai dari
meratakan tanah hingga selesai, seluruh jemaat yang secara sukarela,
memberikan waktu dan tenaganya.
Berdirilah gereja tersebut, walaupun masih setengah dinding karena
dana belum cukup, jadi pada minggu tanggal 19 Februari 1997, menjadi
minggu pertama di GKPI Indrapuri yang dilaksanakan oleh Pdt. Ds. F.P.
Lumban Tobing. Saat itu yang hadir jemaat yaitu bapak-bapak sebanyak
19 orang, ibu-ibu sebanyak 23 orang, dan remaja/pemuda sebanyak 3
orang. Jadi, setelah minggu tersebut, diresmikanlah gereja tersebut dan
terdaftar menjadi jemaat GKPI Indrapuri sebanyak 18 KK yakni pada
tanggal 01 Desember 2007.
66

Tanggal 21 Februari 1997, saat itu diadakan kebaktian pertama di


rumah keluarga Cst. P. Br. Pakpahan, yang hadir saat itu yakni bapak-
bapak sebanyak 11 orang, ibu-ibu sebanyak 18 orang, remaja/pemuda
sebanyak 16 orang, dan anak-anak sebanyak 14 orang. Yang berkhotbah
saat itu Pdt. F.P. Lumban Tobing, SH. Tanggal 28 Oktober 2000,
meninggal lah Pnt. P. Br. Pakpahan (yang telah menjadi donatur di GKPI
Indrapuri).
Peletakan batu pertama dilakukan pada 11 Maret 2002 yang dihadiri
oleh:
1. Pdt. Ressort Patar Manalu, S.Th
2. Pnt. A.M. Pakpahan (Guru Jemaat)
3. Pnt. R. Tamba (Sekretaris)
4. Pnt. R. Siregar (Bendahara)
5. Pnt. H. Panggabean
6. O. Hermanto Sibuea (Penasehat)
7. Opung Martin Panggabean (Penasehat)
Pesta pembangunan pertama dilakukan pada 14 April 2002.
b. Jumlah Jemaat di Tahun 2019 :
Saat ini, 48 KK, dengan ketentuan sebagai berikut :
Bapak : 39 jiwa
Ibu : 48 jiwa
Remaja/Pemuda : 17 jiwa
Anak Sekolah Minggu :
(LK) : 27 jiwa
(PR) : 35 jiwa
c. Daftar Nama Panitua yang Melayani di Tahun 2019 :
1. Pnt. A.M. Pakpahan
2. Pnt. R. Br. Manalu
3. Pnt. M. Pakpahan
4. Pnt. L.M. Hutasoit
5. Cst. H. Simanjuntak
67

6. Cst. N. Gultom
d. Daftar Nama Pendeta yang Melayani Hingga Tahun 2019 :
1. Periode 1996-2000 : Pdt. F.P. Lumban Tobing
2. Periode 2000-2005 : Pdt. Patar Manalu, S.Th
3. Periode 2005-2010 : Pdt. W.G.P. Lumban Tobing
4. Periode 2010-2015 : Pdt. P. Purba
5. Periode 2015-sekarang : Pdt. A. Nainggolan, S.Th
5. GKPI Rumbai
Berlokasi di Jl. Berdikari Ujung, Rumbai
a. Sejarah Pendirian
Pada tahun 1987, kebaktian mula-mula dilatarbelakangi oleh ibadah
sektor utara GKPI Jemaat Palapa Ressort Pekanbaru yang dilayani oleh
Pnt. P. Sihombing, Pnt. O. Sitinjak dan Pnt. G. Manullang dengan 12 KK
jemaat di sektor utara (Rumbai). Kebaktian mula-mula dilaksanakan
September 1987 dipimpin oleh Pdt. E.T. Bagariang didampingi Pnt.
Sihombing (Guru Jemaat GKPI Palapa). Ibadah perdana ini ditandai
dengan membawa seorang peserta naik sidhi.
Sejak itulah GKPI Rumbai ditetapkan menjadi pos kebaktian Rumbai
selama kurang lebih 2-3 tahun di gereja yang serba darurat. Sejak
menjadi pos kebaktian setiap tahunnya selama 9 tahun gereja GKPI Pos
Kebaktian Rumbai setiap tahunnya aktif melakukan pesta pembangunan
untuk membayar jemaat pertapakan gereja.
Pada tahun 1989 rencana pembangunan gedung GKPI Rumbai
dimulai dengan upaya pembelian sebidang tanah dari Bapak Tugiman
teman dari Bapak AB. Nainggolansebanyak 6 borong seharga ± Rp.
900.000. sebelumnya tempat beribadah di rumah Bapak Manullang/Br.
Tambunan di jalan Berdikari samping rumah Bapak Siregar. Padahal
tempat itu sendiri masih menumpang kepada Bapak Siregar. Dalam
setiap kebaktian rumah Bapak Manullang beberapa papan dinding depan
rumah terpaksa harus dibuka sebagai ventilasi dan di depan rumah
dipasang tenda darurat.
68

Demikianlah setiap minggunya berlangsung secara gotong royong


bongkar pasang rumah sebagai tempat ibadah tersebut. Gereja ini
diresmikan pada tanggal 08 Mei 199487.
Usaha pembangunan Gereja dilakukan sebagai berikut :
a. Papan saberan dari Pabrik Polywood.
b. Tanah 2 truk sumbangan bapak Aritonang.
c. Seng sumbangan Bapak Sihombing pegawai bea cukai dari Gobah
(3 kodi), 3 kodi lagi merupakan patungan spontan dari warga jemaat.
d. Pihak gereja sengaja mengundang Bapak St. M. Panjaitan dari
HKBP untuk melayani khotbah di GKPI Rumbai.
e. Gereja didirikan secara spontanitas dan gotong royong dipandu oleh
Pdt. ET. Sibagariang dengan dibantu oleh Pnt. P. Sihombing, Pnt. O.
Sitinjak, dan Pnt. G. Manullang dari GKPI Palapa sebagai jemaat
induk.
Setahun setelah masa pelayanan Pdt. FV. Lumban Tobing digagasi
untuk meningkatkan status jemaat menjadi jemaat penuh sekaligus
rencana membangun gereja permanen tahun 1991. Metode pembangunan
dengan memberdayakan tim pencari dana.
1. Motto : Pasti Tuhan sediakan
2. Metode : Suruh tukang kerja, bahan material dihutang dan cari
dana. Kemudian gaji tukang dibayar setiap sabtu sore.
3. Geraka simultan : Bangunan gereja belum selesai tapi fondasi
rumah sudah dibuat.
4. Pendanaan : Hampir setiap malam tim pencari dana melakukan
pengumpulan dana.
Karena terbilang sebagai salah satu gereja besar di Rumbai GKPI
Rumbai pernah menjadi tempat penyelenggaraan LPPD-Pesparawi di
Pekanbaru.

87
Ibid
69

b. Jumlah Jemaat
Pada awal pendirian jumlah jemaat sebanyak 12 KK untuk jemaat
sektor utara (Rumbai), dengan perincian :
1. E. Tobing/Br. Manalu
2. K. Sitinjak/Br. Siahaan (Masih Aktif)
3. AB. Nainggolan/Br. Nababan (Masih Aktif)
4. H. Tobing/Br. Sirait (Masih Aktif)
5. Sihotang/Br. Simarmata
6. Simanullang/Br. Tambunan
7. B. Aritonang/Br. Lubis
8. Simanullang/Br. Sihotang
9. Simanungkalit/Br. Hutagalung
10. MP. Hutabarat/Br. Sihombing (Masih Aktif)
11. Siahaan/Br. Lubis
12. Marpaung/Br. Tambunan
Hingga saat ini jumlah jemaat GKPI Rumbai di tahun 2019 yaitu 100
KK.
c. Jumlah Panitua yang Melayani di Tahun 2019
Saat ini panitua yang melayani berjumlah 8 orang.
d. Daftar Pendeta yang Melayani Hingga Tahun 2019 :
1. Pdt. T. Simanjuntak (1997-2002)
Lingkup pelayanan GKPI Rumbai (Rumbai, Limbungan, Pasir
Putih, Arengka, SP 7, Pangkalan Kerinci, KM 5 Kerinci,Pardomuan,
KM 47, dll). Rumah pendeta masih sangat kecil dan tertempel dengan
ruang Konsistori Gereja. Separuh konsistori dipakai menjadi
tambahan kamar pada rumah dinas Pendeta. Pendeta belum
mendapatkan kendaraan dinas pelayanan sehingga harus
menggunakan transportasi umum.
2. Pdt. SW. Tambunan (2002-2009)
Yang terjadi saat masa pelayanan Pdt. S.W. Tambunan yaitu :
1. Fasilitas pendukung pelayanan
70

a. Pembangunan rumah dinas Pendeta


b. Fasilitas transportasi dinas sudah disediakan
2. Cikal bakal masalah
a. Disharmonisasi yang sudah ada diantara tubuh kemajelisan
GKPI Rumbai sebelumnya,
b. Mutasi pendeta : SK Pdt. SW. Tambunan dipindahkan ke
GKPI Yogyakarta dan ditempatkan nya Pdt. O. Marbun sebagai
penggantinya menjadi awal mula beralihnya 14 KK (terdiri dari
2 penatua 2 orang, calon penatua 2 orang, jemaat 10 KK dan PP
1 orang sebagai guru sekolah minggu)
c. Sementara itu Pdt. SW. Tambunan masih melayani di jemaat
Rumbai
d. Periodesasi GKPI Jemaat Rumbai
Periodesasi gagal dilakukan karena disharmonisasi dan
inkonsistensi kesepakatan di kalangan penatua. Hal tersebut
membuat keadaan tidak kondusif dan berdampak pada
pemilihan guru gagal dilaksanakan.
e. Tindakan pemecatan 14 KK + 1 PP (guru sekolah minggu)
dari GKPI Rumbai melalui warta jemaat.
3. Pdt. O. Marbun (2007-2009)
Yang terjadi saat masa pelayanan Pdt. O. Marbun yaitu :
1. 14 KK + 1 PP Jemaat Rumbai secara nomaden
2. Jemaat Limbungan
3. Jemaat Pasir Putih
4. Jemaat Pardomuan
5. Jemaat SP7
4. Pdt. WE. Hutapea (2009-2010)
Yang terjadi saat masa pelayanan Pdt. WE. Hutapea yaitu :
1. Dampak masalah
Masa pelayanan Pdt. WE. Hutapea sangat erat kaitannya dengan
dampak masalah pelayanan masa bakti pendeta sebelumnya.
71

Dampak disharmonis persekutuan para penatua sangat mengganggu


basis keutuhan dan kebijaksanaan pelayanan.
2. Peran kuasa
Peranan kekuasaan menjadi lebih nampak ketika jadwal pelayanan
dan kewajiban perbelanjaan pendeta sering diabaikan oleh BPHJ
Rumbai.
3. Intervensi Kantor Pusat
a. Pimpinan Pusat GKPI (Pdt. MSE. Simorangkir dan Pdt. M.
Simamora) menyikapi penyelesaian masalah GKPI Rumbai
dengan cara memutasikan Pdt. WE. Hutapea digantikan dengan
Pdt. Elvina Siregar. Hal itu tidak mendatangkan hasil yang
maksimal karena akhirnya Pdt. Elvina tidak melayani di Rumbai
tetapi kepada GKPI Pasir Putih saja.
b. Upaya lain pernah dilakukan kantor pusat dengan mengirim
Ka. Biro I Pdt. T. Simanjuntak dengan Ka. Ur Personalia Pdt.
Gurning tapi hasilnya nihil. Pertemuan gagal dilakukan.
4. Angin segar dari kantor pusat
Setelah terpilihnya Pimpinan Pusat yang baru (Bishop P. Sipahutar,
M.Th) dengan hikmat Tuhan beliau berhasil mendamaikan
keadaan. Hasilnya adalah memutasikan Pdt. WE. Hutapea dan
menetapkan Pdt. Elvina Siregar dari GKPI Ressort Rumbai ke
tempat baru mereka. Selanjutnya 40 KK Pro Pnt. Yosua Purba
keluar secara massal dari GKPI Rumbai. Sebagian lagi warga
jemaat meminta surat pindah dari Pdt. WE. Hutapea dan Pdt.
Elvina Siregar.
5. Pdt. DIM. Situmeang, M.Th (2011-2016)
Pdt. DIM. Situmeang, M.Th dan keluarga datang hari kamis,
tanggal 7 Juli 2011. Hari minggu tanggal 10 Juli 2011 setelah ibadah
perdana disusul dengan acara resepsi sederhana penyambutan Pendeta
bersama dengan GKPI Jemaat Limbungan di rumah dinas Pendeta.
Acara diwarnai dengan pesan dan harapan oleh jemaat dan
72

majelis/Penatua kepada Pendeta yang baru melayani. Pelayanan Pdt.


DIM. Situmeang diusung dengan visi : Pulih dan bertumbuh dalam
kedamaian dan misi : Menjadi jemaat mengalami perubahan dalam
kasih Yesus Kristus.
6. Pdt. R. Sipahutar, M.Th (2017-saat ini)
6. GKPI Ressort Khusus Jemaat Pasir Putih
Berlokasi di Jl. Dagang
a. Sejarah Pendirian
Didirikan pada tanggal 6 Januari 1991. Di mana para pendiri terdiri
atas 12 orang yang sekarang masih menjadi jemaat di GKPI jl. Dagang
maupun yang sudah pindah jemaat. Dari tahun 1991 sampai tahun 1996,
jumlah jemaat berjumlah 85 KK. Pada saat itu, masih satu pagaran
dengan GKPI Pekanbaru. Seiring berkembangnya gereja, pada tahun
1998, jumlah jemaat menjadi 102 KK.
Di tanggal 12 April 1998, ditujukan surat ke Kantor Pusat GKPI di
Pematang Siantar, agar dapat bergabung dengan GKPI persiapan
Rumbai. Sehingga keluarlah surat keputusan Pimpinan Pusat GKPI
Pematang Siantar No.110/PP/IV/1990 tanggal 17 April 199888.
Di bulan April s/d Mei 1998. Adanya pelayanan dari pendeta GKPI
Rumbai, seiring bergantinya kepengurusan pimpinan pusat GKPI.
Tanggal 5 Juli 1998, peresmian Pimpinan Pusat GKPI Bishop : DS.
RMG. Marbun, STh, juga jemaat GKPI Pasir putih yang merupakan
resort GKPI Rumbai berjumlah 49 KK. Selama bergabungnya dengan
resort Rumbai, banyak perkembangan yang dirasakan, seperti
bertambahnya jumlah ruas jemaat, yakni dari : Limbungan, Pardomuan,
Sp 7, Rantau Baru, dan Arengka. Dan pada tahun 2005, banyak jemaat
dan pelayan di gereja yang menolak adanya pendeta yang dituju oleh
Pimpinan Pusat untuk melayani di GKPI Rumbai. Sehingga banyak
permintaan dari jemaat dan pelayan untuk melayangkan surat pada

88
Ibid
73

Pimpinan Pusat GKPI Pematang Siantar untuk menyetujui GKPI Pasir


Putih menjadi satu resort saja yakni resort Persiapan Khusus.
Pada tahun 2010, beranngkatlah amang sintua yang melayani menjadi
guru jemaat saat itu St. P. Marpaung dengan St. B. Sinaga ke Pematang
Siantar untuk memberikan surat permohonan itu. Melalui surat
permohonan itu, langsung mendapat respon dari Pimpinan Pusat,
sehingga menjadi Resort Khusus Persiapan Pasir Putih.
Namun untuk menjadi syarat Resort Khusus GKPI Jl. Dagang
ditentukan Pimpinan Pusat lah jumlah jemaat dengan adanya rumah dinas
Pendeta. Dengan adanya penyanggupan dari jemaat GKPI Jl. Dagang,
datanglah Pimpinan Pusat GKPI Pematang Siantar saat itu yakni Pdt.
Patut Sipahutar, M.Th dengan amang sekretaris Jenderal Pusat yakni Pdt.
Oloan Pasaribu, M.Th, pada bulan April 2011 dikirimlah SK oleh
Pimpinan Pusat kepada Pandita Situmeang, S.Th yang melayani di resort
khusus GKPI JL. Dagang yang dipindahkan dari Porsea yang akhirnya
melayani ke GKPI Rumbai.
Setelah itu, dikirimlah Pimpinan Pusat GKPI Pematang Siantar lah
Pdt. E. L. Hutahaean, S.Th yakni pendeta yang diperbantukan yakni
Pendeta R. Br. Sianturi, S.Th yang dipindahkan dari GKPI Batam, pada
hari Selasa tanggal 27 Maret 2012 jam 12.00 WIB yang tiba di gereja
GKPI JL. Dagang pada hari Minggu tanggal 01 April 2012 yang menjadi
pendeta pertama GKPI JL. Dagang Resort Khusus Persiapan Pasir Putih
Desa Tanah Merah yang diresmikan oleh Pdt. M. Tambunan, S.Th dari
Korwil Riau Selatan.
Pada hari Minggu tanggal 6 Mei 2012 dilantiklah Badan Pengurus
Harian Jemaat (BPHJ) yang menjadi hasil pemilihan jemaat. Pelantikan
dilakukan oleh Pdt. E. L. Hutahaean, S.Th yakni St. G. Marpaung, SH
menjadi sekretaris Jemaat dengan amang St. J. Sinambela yang menjadi
Bendahara jemaat.
b. Statistik Jemaat
Mulai tanggal 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012
74

1. Jumlah KK : 197 KK
Laki-laki : 186 orang
Perempuan : 194 orang
Anak-anak : 433 orang
Total jiwa : 1.413 orang
Janda : 11 orang
Duda : 3 orang
2. Jumlah jemaat tambahan : 21 KK
3. Jumlah jemaat yang pindah : kosong
4. Jumlah jemaat yang meninggal dunia :
Laki-laki : 1 orang
Perempuan : 1 orang
Jumlah : 2 orang
5. Jumlah anak yang lahir :
Laki-laki : 18 orang
Perempuan : 12 orang
Jumlah : 30 orang
6. Baptisan kudus : 32 orang
7. Malua/Lepas Sidi : 24 orang
8. Pemberkatan pernikahan : 3 orang
9. Jumlah jemaat yang mengikuti kebaktian :
a. Laki-laki : 90 orang
b. Perempuan : 100 orang
c. pemuda/i : 40 orang
10. Jumlah anak sekolah minggu : 110 orang
11. Jumlah kebaktian sektor Rabu Malam dengan Minggu siang :
a. Sektor Rabu malam (I dan III) : 50 KK
b. Sektor Minggu Siang (II dan IV) : 33 KK
Pada tahun 2013 tanggal 11 Oktober, Pdt. E. L. Hutahaean, S.Th
dengan Pdt. Ratna Dewi Br. Simatupang, S.Th pindah ke GKPI Padang
Sidempuan. Di mana mereka telah melayani selama 1 tahun 7 bulan.
75

Perkembangan yang terjadi pada tahun 2013, yakni pembangunan Balkon


gereja berdasrkan hasil rapat Umum Jemaat bulan Januari 2013, yang
akan ditindak lanjuti atau dibangun pada 17 Maret 2013. Sehingga
pelayang gereja memilih St. T. G. Sihombing menjadi Bendahara Jemaat
sementara khusus untuk pembangunan Balkon.
Berdasarkan SK yang datang dari Pimpinan Pusat GKPI Pematang
Siantar mengenai mutasi/perpindahan pendeta GKPI Resort Khusus
Persiapan Pasir Putih Jl. Dagang, yakni Pdt. E.L. Hutahaean, S.Th
dengan Pdt. Ratna Dewi Pertiwi Simatupang, S.Th No. 296/P.1/IV/2013,
tertanggal 8 April 2013 dengan No. 297/P.1/IV/2013, tertanggal 8 April
2013, dipindahkan ke GKPI Resort Pangaribuan, Wilayah Silindung, jadi
diperbaharui menjadi ke GKPI Resort Maruli Padang Sidempuan.
Pada tanggal 23 Mei 2013 berdsarkan SK No. 517/P.1//V/2013,
ditempatkanlah Pdt. Krista Purba Siboro, S.Th menajdi pendeta resort di
GKPI Resort Persiapan Khusus Pasir Putih yang berasal dari GKPI Bahal
Gajah, Wilayah Siantar-Simalungun.
Seiring berjalannya waktu, berkembangnya pembangunan gereja
dengan adanya rencana pembangunan plapon gereja, di mana pengecatan
yang dilakukan oleh pemuda/i GKPI sendiri. Dan baru pada tanggal 20
Mei 2018, diresmikankanlah gereja GKPI Ressort Khusus Jemaat Pasir
Putih wilayah IX Riau.
c. Daftar Nama Panitua di Tahun 2019 :
1. St. T. G. M. Sihombing
2. St. J. Sinambela
3. St. R. Sinaga
4. St. A. Sinambela
5. St. Purba
6. St. Nababan
7. St. Marpaung
8. St. St. G. Marpaung
9. St. Siregar
76

10. St. T. Manurung


11. CSt. Hutagalung
12. CSt. Munte
d. Daftar Nama Pendeta Ressort yang Melayani dari Tahun 2011-
2019 :
1. Pdt. E. L. Hutahaean,S.Th
SK Penempatan pusat : No. 946/P.1/IX/2011, tanggal 15 September
2011, menempatkan sebagai pendeta resort di GKPI Resort Khusus
Persiapan Pasir Putih, JL. Dagang, Wilayah Riau Selatan.
Sebelumnya bertugas di : GKPI Batam
Tiba di pasir Putih : Selasa, 27 maret 2012 jam 12.00 WIB
SK Mutasi : No. 296/P.1/IV/2013, tertanggal 8 April 2013,
menempatkan sebagai pendeta Resort GKPI Pangaribuan, Wilayah
Silindung.
2. Pdt. Ratna Dewi Indah Pertiwi Simatupang, S.Th (Pendeta
Perbantuan)
SK Penempatan Pusat : No. 949/P.1/IX/2011, Tanggal 15 September
2011, menempatkan Pdt. Ratna Dewi Indah Pertiwi Simatupang, S.Th
sebagai pendeta yang diperbantukan di GKPI Resort Khusus
Persiapan Pasir Putih Jl. Dagang Wilayah Riau Selatan. Sebelumnya
bertugas di : GKPI Resort Batam. Tiba di Pasir putih : Hari Selasa,
tanggal 27 Maret 2012 jam 12.00 WIB.
SK Mutasi : No.297/P.1/IV/2013, tertanggal 8 April 2013,
menempatkan sebagai pendeta yang diperbantukan di GKPI
Pangaribuan, Wilayah Silindung. Berangkat dari Pasir Putih : Jumat,
tanggal 11 Oktober 2013 jam 16.00 WIB ke Padang Sidempuan yaitu
GKPI Resort Maruli Padang Sidempuan.
3. Pdt Krista Br. Purba Siboro, S.Th
SK Penempatan Pusat : No.517/P.1/V/2013, tertanggal 23 Mei 2013,
menempatkan Pdt. Krista Purba Siboro, S.Th sebagai pendeta resort
khusus Persiapan Pasir Putih Wilayah Riau Selatan. Sebelumnya
77

bertugas di : GKPI Bahal Gajah, Wilayah Siantar-Simalungun. Tiba di


Pasir Putih : Minggu, tanggal 11 Agustus 2013.
SK. Mutasi : No.394/P.1/IV/2018, tertanggal 30 April 2018.
Menempatkan Pdt. Krista Purba Siboro,S.Th, sebagai pendeta resort di
GKPI Jemaat Khusus Tebing Tinggi, Wilayah III. Berkedudukan di
GKPI Jemaat Khusus T.Tinggi kota. Serah terima dengan pendeta
baru : Hari Minggu, tgl 08 Juli 2018, dilaksanakan oleh Korwil IX
Riau. Berangkat dari Pasir Putih : Hari Jumat, 29 Juni 2018, Pkl.
17.00 WIB (jam 5 sore) diantar/diwakili oleh BPHJ Pnt. J. Sinambela,
(bendahara jemaat).
Pada hari sabtu-minggu tgl 19-20 Mei 2018 jemaat mengadakan
Pesta Peresmian Jemaat Khusus Persiapan Pasir Putih yang dihadiri
oleh Sekjen Sinode : Pdt. Ro. Sininta Hutabarat,S dan Bishop : Pdt.
Oloan Pasaribu,M.Th.
4. Pdt. Maria Linawati Br. Simatupang,M.Th
Pendeta jemaat khusus Pasir Putih, Jl. Dagang, Desa Tanah Merah
SK. Penempatan Pusat : No.558/P.1/VI/2018, tertanggal 13 Juni 2018,
menempatkan Pdt. Maria Linawati Br. Simatupang,M.Th. sebagai
pendeta resort di GKPI Jemaat Khusus Pasir Putih, Wilayah IX Riau.
Sebelumnya bertugas di : Membatalkan masa berlakunya Surat
Keputusan Pimpinan Sinode GKPI. No.386/P.1/IV/2018, tertanggal
30 April 2018 a.n Pdt. Maria Linawati Br. Simatupang,M.Th, sebagai
pendeta GKPI Jemaat Khusus Menteng Indah, Wilayah II
(Sebelumnya bertugas di GKPI Jemaat Khusus Lubuk Pakam).
Tiba di Pasir Putih /dan sekaligus acara pisah sambut : Hari
minggu, tgl 08 Juli 2018, sekaligus dilaksanakan acara pisah sambut
dengan Pdt. Krista Siboro,S.Th. yang dipimpin oleh Kor.Wil.IX Riau
yaitu Pdt. A. Pakpakan,S.Th
7. GKPI Estomihi Palas
Berlokasi di Jl. Pemuda Ujung
a. Sejarah Pendirian
78

Pada tahun 2001, bepusat di GKPI Palapa Ressort Pekanbaru Kota.


Kebaktian awal dimulai di rumah Bpk. Pandiangan/Pnt. R. Br. Marbun
(+) di Jl. Padat Karya, Palas. Pendeta yang melayani saat itu yakni Pdt. P.
Manalu, guru jemaat J. Lubis (guru Jemaat dari Pusat). Dan pemilik
rumah Pnt. R. Br. Marbun adalah menjadi guru jemaat yang pertama
menurut hasil periodesasi tahun 2005. Kebaktian I diadakan pada tahun
2002 di GKPI Palas. GKPI Palas diresmikan pada tanggal 29 September
2013, diresmikan jemaat sekaligus ressort nya 89.
b. Jumlah Jemaat
Pada awal pendirian, jumlah jemaat sebanyak 9 KK,dengan rincian :
Bapak : 9 orang
Ibu : 9 orang
Pemuda/Remaja : 4 orang
Anak-anak : 10 orang
Saat ini, di tahun 2019, jumlah jemaat menjadi :
Bapak : 207 orang
Ibu : 208 orang
Pemuda/Remaja : 100 orang
Anak-anak :150 orang
Janda/Duda : 4 orang
c. Daftar Nama Panitua yang Melayani di Tahun 2019 :
1. Pnt. T.P Simamora (Guru Jemaat 2015-2020)
2. Pnt. R. Br. Panggabean (Pendiri Gereja)
3. Pnt. R. Br. Siagian
4. Pnt. R. Br. Sidabutar (Pendiri Gereja)
5. Pnt. S. Butar-butar
6. Pnt. S. Situmeang
7. Pnt. R. Sinaga
8. Pnt. D. Simanjuntak
9. Pnt. T. P. Siadari

89
Ibid
79

10. Cpnt. L. Br. Sihombing


11. Cpnt. L. Br. Marbun
12. Cpnt. L. Br. Tobing
13. Cpnt. L. Br. Manullang
14. Cpnt. E. Br. Bagariang
15. Cpnt. R. Br. Siregar
16. Cpnt. A.Br. Sinaga
d. Daftar Nama Pendeta yang Melayani Hingga Tahun 2019 :
1. Pdt. P. Manalu (periode 1998-2003)
2. Pdt. W.G.P. Tobing (periode 2003-2008)
3. Pdt. P. Purba (periode 2008-2013)
4. Pdt. A. Nainggolan (periode 2013-sekarang)90

90
Ibid

Anda mungkin juga menyukai