Dosen Pengampu:
Charles SihombingM.Th
NIDN: 2306106402
Oleh:
NIM:
1610953
SUMATERA UTARA
2019/2020
1
Daftar Isi
Abstrak ..............................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Daftar Pustaka...................................................................................................................15
2
ABSTRAK
Sejarah gereja adalah sebuah pengetahuan yang mengukur, sejauh mana sebuah gereja
sudah menjalankan tugas panggilannya selama ia sudah berada di tengah-tengah dunia. Pada
saat ini penyusun, ingin menggali sebuah sejarah dari salah satu GMI yang ada di Distrik 2
Wilayah I, yaitu GMI Persiapan Tanjung Anom.Latar belakang berdirinya GMI Persiapan
Tanjung Anom dipelopori oleh Pdt Benet Sihombing. Pada tahun 2002 GMI Persiapan
Tanjung Anom berdiri yang dipelopori oleh Pdt. Benet Sihombing dan (+) M. Manurung/br.
Sihombing sebagai pelopor dalam pembangunan.Sebelum gedung gereja Pos Pelayanan GMI
Tanjung Anom ini dibangun, mereka melakukan ibadah di rumah salah satu jemaat sampai
beberapa tahun sambil para jemaat mengumpulkan uang untuk melakukan
pembangunan.Kemudian pada tahun 2006 para jemaat membeli pertapakan, pada saat bulan
sepuluhtahun 2007 baru gereja dibangun di tambah bantuan dari Gereja Methodist Korea ±
75 juta rupiah ditambah janji iman dari para jemaat. Kemudian pada tahun 2008 gedung
Gereja diresmikan oleh Bishop Dr. H. Doloksaribudan dengan rekan yang lainnya kemudian
pada tahun 2014 rumah pastori diresmikan. Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami
GMI Persiapan Tanjung Anom disebabkan berbagai faktor pengaruh kepemimpinan dari
Pimpinan Jemaat, kerja sama yang baik dengan jemaat, kualitas spiritualitas jemaat berupa
doa dan relasi yang baik dengan masyarakat sekitar gereja, dan GMI Persiapan Tanjung
Anom ini berada di bawah tanggung jawab GMI Medan Permai. Dengan demikian GMI
Persiapan Tanjung Anom dapat disebutkan mengalami pertumbuhan secara kuantitas dan
kualitas.
Metode penelitian historis kritis merupakan metode yang saya gunakan untuk
menggali dan meneliti sejarah berdiri dan perkembangan GMI Persiapan Tanjung Anom,
guna mengungkap semua peristiwa dan kejadian masa lampau GMI Persiapan Tanjung Anom
dengan mengumpulkan data-data, dokumen, peran Pimpinan Jemaat, dan strategi pelayanan.
Kata Kunci: Perkembangan GMI Persiapan Tanjung Anom Distrik 1 Wilayah I, Pimpinan
Jemaat.
3
I. Pendahuluan
I.1. Latar BelakangMasalah
Menurut Dr. C. Peter Wagner yang dimaksud dengan pertumbuhan gereja adalah
“sesungguhnya pertumbuhan gereja berarti segala sesuatu yang mencakup soal membawa
orang-orang yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus kedalam
persekutuan dengan dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertanggung
jawab”.6 Istilah pertumbuhan gereja berasal dari bapa gereja Donald Mc. Gavran. Pada
awalnya ia mengunakan istilah penginjilan, atau misi tetapi kemudian ia menyadari bahwa
istilah itu hampir tidak ada gunanya karena terlalu banyak didefenisikan atau diartikan.
Sehingga ia mengambil dua kata umum yaitu gereja dan pertumbuhan dimana segala sesuatu
yang mencakup soal membawa orang-orang yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan
Yesus Kristus kedalam persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi anggota
gereja yang bertangung jawab.7 Pertumbuhan Gereja dapat dilihat dari dua segi yaitu, secara
1
Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta: BPK-GM, 2007), 1.
2
Thomas Van Den End, Ragi Carita 1, (Jakarta: BPK-GM, 1988), 5.
3
G. Van Schie, Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani dalam Konteks Sejarah Agama-agama Lain, (Jakarta:
OBOR, 1994), 63.
4
H. Berkhofdan I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK G.M, 2009), 8.
5
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), 3.
6
Hariyono, Pertumbuhan Gereja, (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1994), 13.
7
Peters Wagner, Gereja Saudara Dapat Bertumbuh, (Jawa Timur: Gandum Mas, 1996), 8-9.
4
kualitas dan kuantitas (jumlah). Ungkapan “pertumbuhan gereja” diartikan seperti batasan
yang diberikan oleh Peter C. Wagner yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan membawa
orang yang belum memiliki hubungan dengan Kristus kedalam persekutuan dengan dia dan
kedalam keanggotaan gereja yang bertanggung jawab. Dengan demikian yang dimaksud
adalah pertambahan jumlah anggota gereja.8 Gereja yang bertumbuh secara jumlah juga perlu
untuk mengembangkan kepemimpinan yang cukup melayani anggota-anggota yang baru.
Gereja yang membiarkan struktur organisai dan menajemennya membantu akan menghambat
pertumbuhan, untuk itu pertumbuhan organisasi harus didukung dengan fasilitas, sumber
daya pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan. Manajemen yang baik sangat membutuhkan
untuk mewujudkan pertumbuhan gereja.9
GMI Persiapan Tanjung Anom ini berdiri dilatarbelakangi karena resor GMI Medan
Permai membuka Pos Pelayanan di daerah Tanjung Anom karena di daerah Tanjung Anom
belum ada Gereja Methodist.Misi Methodist di Tanjung Anom ini berprilaku baik, namun
perkembangan dan pertumbuhan jemaatnya dapat dikatakan lambat karena salah satu faktor
gereja yang didirikan kurang strategis sebab gereja tersebut berada di dalam sebuah gang
yang sempit.Nama GMI Persiapan Tanjung Anom dibuat dalam bentuk pamflet sehingga
sulit dilihat orang yang lalu lalang dari jalan tersebut.
Dalam hal ini penulis, memberikan batasan kajian masalah meliputi sejarah berdiri
GMI Persiapan Tanjung Anom yaitu 2002-2018. Kemudian penulis membuat sejarah dan
perkembangan pertumbuhan Gereja Methodist Indonesia Persiapan Tanjung Anom.
8
Hariyono, Pertumbuhan Gereja, (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1994), 28.
9
Maitemoe, Membina Jemaat Misioner, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 12.
5
I.5. Manfaat Penulisan
1. Agar GMI Persiapan Tanjung Anom memiliki sejarah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara tertulis.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk gereja-gereja lain di dalam mewujudkan gereja
yang berkembang.
I.6. Metode Penelitian
Dalam hal ini penulis dalam melengkapi makalah seminar sejarah gereja dengan
menggunakan metode historis dan metode deskriptif.Historis artinya yang berhubungan
dengan sejarah.Sedangkan sejarah adalah sesuatu tentang masa lalu dengan menggunakan
pemaparan juga penjelasan.Metode historis adalah sesuatu penelitian terhadap keadaan-
keadaan, perkembangan serta pengalaman masa lampau.10
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Sejarah Gereja
II.1.1. Pengertian Sejarah
Menurut asal katanya sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarayang berarti
terjadi, sedangkan dalam bahasa Arab terdapat kata syajarahatau syajaratun yang berarti
pohon, syajxarahannasub yang artinya pohon silsilah. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah
10
M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), 22.
11
M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian, 22.
6
berarti history yang artinya masa lampau umat manusia atau kejadian-kejadian yang dibuat
oleh alam.12
Sejarah adalah asal-usul (keturunan) silsilah, kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau; riwayat, uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar
terjadi pada masa lampau.13Kata “sejarah” atau “historis” artinya adalah pencarian
pengetahuan dan kebenaran. Secara umum, sejarah meliputi pengalaman masa lampau untuk
membantu mengetahui apa yang harus dikerjakan sekarang dan apa yang akan dikerjakan
pada masa yang akan datang. Sejarah adalah menggambarkan secara kritis seluruh kebenaran
kejadian atau fakta masa lampau.14
Istilah Gereja di dalam Perjanjian Lama menggunakan kata qahal (kahal) yang
berasal dari kata qal(kal) yang berarti memanggil. Disisilain kata qahaljuga diartikan
pertemuan bersama semua umat.15 Selanjutnya kata qahalditerjemahkan dalam bahasa
Yunani menjadi Ekklesia, yang berasal dari kata ekdan kaleo yang berarti dipanggil keluar,
yaitu orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib (1 Ptr
2:9), orang-orang yang telah berbalik dari kegelapan menuju terang dan dari kuasa iblis
menuju Allah (Kis 26:18).16
Kata Gereja dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Portugis yaitu igereja.
Namun asal kata itu juga diambil dari kata Yunani kuriake yang aslinya berarti milik
Tuhan.Gedung dan organisasinya dalam teori merupakan milik Tuhan, umat Kristen dan
digunakan untuk tujuan-tujuan-Nya.Gereja adalah umat Tuhan.Gereja wajib taat tanpa syarat
hanya kepada Tuhan yang menciptakannya.Kehendak utama Tuhan adalah kemurnian
hubungan Umat-Nya dengan Dia.17
12
Sardiman, Sejarah I, ( Medan: Yudhistira, 2007), 3.
13
Taufik Abdullah, Ilmu Sejarah dan Historiografi, (Jakarta: Gramedia, 1985), XI
14
Consuelu G. Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), 42.
15
TImotiusSukarman, Gereja yang Bertumbuh dan Berkembang, (Yogyakarta: ANDI, 2012), 14.
16
Dietrich Kuhl, Sejarah Gereja Jilid I, (Batu: Yayasan Persekutuan, 1998), 4.
17
Martin B. Dainton, Gereja dan Bergereja apa dan bagaimana?, (Jakarta: YKBK, 1994), 8-9.
7
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gereja adalah tempat ibadah umat
Kristen, gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara Kristen. 18Gereja adalah
persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan gereja harus
selalu berkembang dan bertumbuh, seperti manusia yang juga harus bertumbuh, yang
semakin lama semakin dewasa. Jadi gereja harus siap untuk jatuh dan bangun, merasakan
kegelisahan akan tantangan dan pergumulan.19
Sejarah Gereja adalah ilmu yang mempelajari, menyelidiki, serta menulis segala
peristiwa masa silam mengenai jemaat yang percaya telah dipanggil oleh Yesus sebagai
tentara, dan yang mempunyai makna untuk perkembangan mitologi, liturgy serta moral para
pengikut Yesus. Singkatnya sejarah gereja mempelajari perkembangan iman, harapan dan
cinta jemaat pengikut Yesus.20
Ilmu sejarah Gereja, yaitu memeriksa apakah, bagaimanakah, dan sampai dimana
Gereja sadar dan setia akan wujud dan amanatnya, dan juga apakah dan bagaimanakah Gereja
diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini menurut wujud dan amanatnya sepanjang
sejarahnya dari dulu sampai sekarang.21
Pertumbuhan gereja maksudnya ialah perkembangan dan perluasan tubuh Kristus baik
dalam kualitas dan kuantitas, dalam bentuk yang tampak maupun isinya yang tak
tampak.Pertumbuhan gereja bukanlah berasal dari pikiran manusia, melainkan dari kehendak
Allah sendiri (Kis 2:47).22
Pertumbuhan Gereja adalah kenaikan yang seimbang dalam kuantitas, kualitas dan
kompleksitas organisasi sebuah gereja lokal. Ketiga komponen ini merupakan kunci untuk
memahami proses yang menyebabkan gereja bertumbuh. Jika ketiganya tidak terjadi secara
seimbang, maka sebuah gereja tidak akan mempertahankan kesehatan yang baik.23
18
Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia ed. VI, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2012), 445.
19
Eka Darmaputera, Gereja harus Bertumbuh, (Yogyakarta: Kairos, 2005), 8-9.
20
G. Van Schie, Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani dalam Konteks Sejarah Agama-agama Lain, (Jakarta:
OBOR, 1994), 63.
21
H. Berkhof dan I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK G.M, 2009), viii.
22
Peter Wongso, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, (Malang: SAAT, 1996), 80.
23
Ron Renson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja, (Malang: Gandum Mas, 1996), 8.
8
II.2.2. Jenis-Jenis Pertumbuhan Gereja
a. Pertumbuhan Kuantitas
b. Pertumbuhan Kualitas
Pdt Benet Sihombing adalah pimpinan jemaat GMI Medan Permai pada tahun 2002.
Pada saat itu jemaat yang beranggotakan di GMI Medan Permai berasal dari berbagai tempat,
ada yang dekat dari gereja dan ada yang jauh dari gereja.Pdt Benet Sihombing melihat hal ini
perlu diatasi dengan membagi-bagi pelayanan evangelisasi setiap sektor dan kemudian Pdt
Benet Sihombing melihat daerah Tanjung Anom belum ada Gereja Methodis.Dalam hal ini
Pdt Benet Sihombing mengambil kebijakan untuk membuka Pos Pelayanan di daerah
Tanjung Anom karena di daerah Tanjung Anom tersebut belum ada Gereja Methodist.Jadi
pelopor latar belakang berdirinya GMI Persiapan Tanjung Anom tersebut adalah Pdt Benet
Sihombing.
GMI Persiapan Tanjung Anom ini berdiri tahun 2002 dan pada saat itu yang
membuka Pos Pelayanan GMI Tanjung Anom adalah Pdt Benet Sihombing.Pada saat GMI
Persiapan Tanjung Anom dibuka, dulunya berjumlah 6 KK dengan pelopor penggerak dalam
pembangunan (+) M. Manurung/ br. Sihombing.Sebelum gedung gereja Pos Pelayanan GMI
Tanjung Anom ini dibangun, mereka melakukan ibadah di rumah salah satu jemaat sampai
beberapa tahun sambil para jemaat mengumpulkan uang untuk melakukan pembangunan.26
Kemudian pada tahun 2006 para jemaat membeli pertapakan, pada saat bulan sepuluhtahun
24
Rick Warren, Pertumbuhan Gereja Masa Kini, (Malang: Gandum Mas, 2003), 56-57.
25
Ron Renson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja, (Malang: Gandum Mas, 1996), 11.
26
Wawancara kepada Ny. Manurung/br. Sihombing, Sabtu, 21 September 2019 pukul 17:15- 17:45 Wib di
rumah Ibu tersebut.
9
2007 baru gereja dibangun di tambah bantuan dari Gereja Methodist Korea ± 75 juta rupiah
ditambah janji iman dari para jemaat. Kemudian pada tahun 2008 gedung Gereja diresmikan
oleh Bishop Dr. H. Doloksaribudan dengan rekan yang lainnya kemudian pada tahun 2014
rumah pastori diresmikan.27
27
Wawancara kepada Bapak Ls M. Hutagaol, Minggu 22 September 2019 Pukul 12:05 – 12:40 Wib di GMI
Persiapan Tanjung Anom.
28
Wawancara kepada Ibu PdtReulinaSitepu, Sabtu 21 September 2019 Pukul 11:45 – 13:00 Wib di GMI
Persiapan Tj. Anom.
29
Data buku Sekretaris GMI Persiapan Tanjung Anom.
10
9 V. Sitorus Panatia Pemeliharaan Harta Benda
10 TasyaLubis Ketua Sekolah Minggu
11 T. Simanjuntak Ketua P2MI
12 O. J. Br. Lubis Ketua PWMI
13 Glen Lubis Ketua P3MI
14 T. Br. Simamora Komisi PAK
15 C. Siregar Panitia Kebaktian
Tahun Jumlah Anggota Anggota P2MI PWMI P3MI Anak Sekolah Minggu
Keluarga Penuh Persiapan
2002 6 22 15 - - - 1
2003 6 22 15 - - - 1
2004 8 26 20 - - - 1
2005 13 36 30 - - - 1
2006 18 46 35 - - - 2
2007 20 50 38 - - - 2
2008 21 52 45 - 8 - 3
2009 21 52 45 - 10 - 3
2010 22 54 45 - 10 - 3
2011 24 58 45 - 10 - 3
30
Laporan-laporan Konfrensi dan Data buku Sekretaris GMI Persiapan Tanjung Anom.
31
Laporan-laporan Konfrensi dan Data buku Sekretaris GMI Persiapan Tanjung Anom.
11
2012 25 60 47 25 10 5 3
2013 25 60 47 25 10 5 3
2014 30 70 47 25 10 5 3
2015 32 74 48 26 14 5 3
2016 33 80 50 28 14 5 3
2017 35 80 50 28 14 5 3
2018 35 84 50 28 14 5 3
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa gereja mengalami perkembangan yang dilihat
dari jumlah kepala keluarga dari anggota gereja tersebut yang walaupun perkembangan ini
tidak langsung kelihatan dengan pesat akan tetapi perkembangan ini bergerak dengan lambat.
Penulis menyajikan tabel kehadiran jemaat dalam kebaktian umum pada tahun 2016,
yang menunjukkan keseriusan jemaat datang beribadah dan rindu untuk beribadah.Dibawah
ini dicantumkan tabel jumlah kehadiran kebaktian umum setiap minggunya pada tahun 2016.
No Bulan I II III IV V
1 Januari 60 56 66 65 69
2 Februari 73 67 75 73
3 Maret 81 84 80 84
4 April 76 75 77 80
5 Mei 79 82 83 80 86
6 Juni 76 84 81 86
7 Juli 73 74 81 85 88
8 Agustus 81 84 82 77
9 September 78 70 73 81
10 Oktober 72 79 84 89 91
11 November 85 87 90 92
12 Desember 91 86 88 85
32
Arsip Warta Kebaktian Umum GMI Persiapan Tanjung Anom Tahun2016
12
Dalam tahun 2016 ada 52 minggu dan jumlah kehadiran jemaat pada tahun 2016
sejumlah 3.810. Maka kehadiran rata-rata setiap minggu adalah (3.810:52)= 72-73
jiwa/minggu.
II.9. Keadaan Keuangan
Keadaan GMI Persiapan Tanjung Anom dapat dilihat dari perkembangan jumlah
persembahan setiap tahunnya, melalui tabel dibawah ini.Untuk memudahkan melihat
terjadinya peningkatan atau penurunan dalam setiap tahunnya.
13
2. Adanya keterbukaan di dalam keuangan gereja.
3. Anggota jemaat sangat semangat dalam berpartisipasi memberi sumbangan untuk
pembangunan gereja.
4. Anggota jemaat memiliki semangat gotong royong untuk memajukan gereja.
5. Pimpinan Jemaat mengubah gaya ibadah dengan mengganti buletin dengan proyektor
sehingga jemaat mudah membaca dan menghemat biaya.
6. Mengubah gaya ibadah minggu dalam hal pujiannya, dengan membuat ibadah minggu
ke-1 dan 3 dengan lagu himnologi dan pada minggu 2 dan 4 dengan lagu
kontemporer.
7. Pelayanan kunjungan sosial pimpinan jemaat membuat anggota jemaat menjadi
semangat dalam mendukung gereja.
II.11. Tantangan yang Dihadapi GMI Persiapan Tanjung Anom
Periode 2002-2019
a. Faktor Internal
1. Warga jemaat yang sulit untuk digembalakan, bahkan dari kalangan majelis jemaat
saling mencurigai dan saling menyalahkan bagi setiap majelis yang tidak menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya.
2. Sarana yang kurang memadai di dalam gereja berupa kelengkapan alat musik.
3. Pimpinan jemaattidak dapat menjalankan tugas pelayanannya dengan baik, sehingga
membuat setiap program yang sudah direncanakan tidak terlaksana.
b. Faktor Eksternal
1. Sulit untuk menjangkau jiwa baru, dikarenakan sudah memiliki agama dan
kepercayaan masing-masing, sehingga menjadi penghambat dalam perkembangan
jemaat atau menjangkau jiwa baru.
2. Lokasi GMI Persiapan Tanjung Anom yang kurang strategis.
Dalam refleksi teologis terhadap GMI Persiapan Tanjung Anom, maka nas yang
adalah dari Matius 28:19 yang berbicara tentang “perintah untuk memberitakan Injil”. Dalam
14
konteks kitab ini, kata-kata ini merupakan Amanat Agung Kristus kepada semua pengikut-
Nya dari setiap angkatan.Amanat ini menyatakan sasaran, tanggung jawab, dan penugasan
gereja dalam tugas misionernya.Pesan ini berbunyi “pergilah” yang bertujuan kepada semua
bangsa.Para murid-murid disuruh pergi ke semua bangsa, tidak terkecuali Israel.Pesan ini
untuk pergi mencari domba-domba yang hilang dari umat Israel itu diperluas hingga
mencakup seluruh penduduk bumi.Murid-murid Yesus harus pergi untuk menjadikan semua
bangsa murid-Nya.Caranya ialah dengan membaptis dan mengajari mereka.34
Dalam hal ini saya melihat bahwa GMI Persiapan Tanjung Anom telah melakukan
tugas penginjilan ini, yaitu yang dilakukan oleh pimpinan jemaat dan diikuti oleh para majelis
dalam menemani pimpinan jemaat dalam melakukan kunjungan kepada setiap rumah tangga
keluarga. Dengan melihat apa yang menjadi kekurangan dari anggota jemaat dan
melengkapinya dengan segala sesuatu. Hal inilah yang dilakukan oleh pimpinan jemaat,
majelis dan anggota jemaat yang memiliki semangat dalam melakukan pelayanan,
IV. Kesimpulan
1. Latar belakang berdirinya GMI Persiapan Tanjung Anom karena resor GMI Medan
Permai membuka Pos Pelayanan di daerah Tanjung Anom karena di daerah Tanjung
Anom belum ada gereja Methodist.
2. Jemaat GMI Persiapan Tanjung Anom setiap tahun mengalami perkembangan akan
tetapi perkembangan yang mereka alami lambat.
4. Faktor yang menyebabkan lambatnya perkembangan dari GMI Persiapan Tanjung
Anom adalah warga jemaat yang sulit untuk digembalakan, bahkan dari kalangan
majelis jemaat saling mencurigai dan saling menyalahkan bagi setiap majelis yang
tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sarana yang kurang memadai di
dalam gereja berupa kelengkapan alat musik, kemudian pimpinan jemaat tidak dapat
menjalankan tugas pelayanannya dengan baik, serta sulit untuk menjangkau jiwa baru,
lokasi GMI Persiapan Tanjung Anom yang kurang strategis.
Daftar Pustaka
15
Darmaputera Eka., Gereja harus Bertumbuh, Yogyakarta, Kairos, 2005.
G. SevillaConsuelu, dkk.,Pengantar Metode Penelitian, Jakarta, Universitas Indonesia, 1993.
Kuhl Dietrich., Sejarah Gereja Jilid I, Batu, Yayasan Persekutuan, 1998.
M. Iqbal Hasan., Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002.
Nielsen J. T., Kitab Injil Matius 23-28, Jakarta, BPK G-Mulia, 2015.
Renson Ron, dan Jim Stevens., Dinamika Pertumbuhan Gereja, Malang, Gandum Mas, 1996.
Sardiman.,Sejarah I, Medan, Yudhistira, 2007.
SukarmanTimotius., Gereja yang Bertumbuh dan Berkembang, Yogyakarta, ANDI, 2012.
Sugono Dendy., Kamus Besar Bahasa Indonesia ed. VI, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Umum, 2012.
Van Schie G., Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani dalam Konteks Sejarah Agama-agama
Lain, Jakarta, OBOR, 1994.
Warren Rick., Pertumbuhan Gereja Masa Kini, Malang, Gandum Mas, 2003.
Wongso Peter., Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, Malang, SAAT, 1996.
Wawancara :
Sumber lain :
Foto Penelitian :
16
Foto tempat peribadahan mereka
sebelum mereka mempunyai tempat
peribadahan
17