Dosen:
Pdt. Dr. Linda Patricia Ratag. M.th. MAICS
Kelompok 7 :
Aurelia Rintjap
Aprilia Mangundap
Desinta Korompis
Timothy Dimpudus
Yesaya Rambing
April, 2022
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Paradigma misi Oikumenis yang sangat dipengaruhi oleh sejarah masa lalu didasarkan
pada kerusuhan sosial, terutama konflik dan masalah ekonomi dan sosial yang lebih luas.
Singkatnya, isu-isu ini memunculkan prinsip-prinsip kesatuan gereja, integritas kreatif, dan
prinsip-prinsip khusus konteks lainnya yang menjadi pokok dari paradigma misi universal.
Menurut David J. Bosch, faktor terpenting dalam memahami sifat misi adalah bahwa
kegiatan misi bukan terutama pekerjaan gereja, tetapi sebagai gereja yang bekerja, tugas yang
terkait dengan seluruh gereja, karena Tuhan adalah Tuhan dari misi, dan Tuhan Orang-orang
juga misionaris.1
Gereja dan misi terjalin sejak awal, dan gereja tanpa misi dan misi tanpa gereja adalah
kontradiktif. Dimensi misionaris dalam kehidupan gereja lokal akan terwujud, terutama jika
itu adalah komunitas ibadat sejati; ia mampu menyambut orang luar dan membuat mereka
betah; ini adalah gereja di mana pendeta tidak memiliki monopoli, dan anggota lebih dari
gembala anggotanya mampu memenuhi misinya di masyarakat; fleksibel dan inovatif dalam
struktur; dan tidak menjunjung tinggi hak-hak kelompok khusus. Dimensi misionaris gereja
ini membangkitkan intensionalitasnya untuk terlibat langsung dalam masyarakat; sebenarnya
melampaui tembok gereja dan terlibat dalam "titik fokus" misionaris seperti penginjilan,
keadilan, dan perdamaian.
1
https://text-id.123dok.com/document/6zk0d3n8y-paradigma-misi-ekumenis-1-akar-oikumene.html , diakses
pada tgl 27-4-2022, 19:00
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini, kelompok menggunakan buku Transformasi Misi Kristen oleh David
Bosch, khususnya pada bagian Bab 12 sebagai acuan.
KESIMPULAN
Dari pemaparan materi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur paradigma misi
oikumenis pada era Oikumenis, Missio Dei dipahami sebagai misi Allah Bapa mengutus
Yesus Kristus, Anak-Nya ke dalam dunia. Sekaligus juga dipahami sebagai Allah Bapa dan
Anak mengutus Roh Kudus. Bahkan dalam perkembangannya, gagasan ini diperluas menjadi
misi Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus mengutus gereja ke dalam dunia. Pada Era Oikumenis
muncullah teologi-teologi kontekstual. Konteks budaya dihargai sedemikian rupa dan
masalah-masalah ketidakadilan menjadi titik tolak teologi. Teologi-teologi kontekstual
bertujuan agar injil dapat lebih berbicara dalam konteks masyarakatnya yang unik.
DAFTAR PUSTAKA
Bosch, David. J. Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang Mengubah
dan Berubah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006).
https://text-id.123dok.com/document/6zk0d3n8y-paradigma-misi-ekumenis-1-akar-
oikumene.html