Anda di halaman 1dari 10

Roh Kudus Sebagai Pusat Teologi Dogmatika: Implikasi

dan Aplikasi dalam Konteks Gereja Modern


Yosef Noel
Institut Agama Kristen Negeri Toraja
yosefnoel0108@gmail.com

Abstrak

Roh kudus memainkan peran sentral dalam teologi dogmatika Kristen dan memiliki
dampak yang besar dakam konteks gereja modern. Penelitian ini mengeksplorasi
implikasi dan aplikasi doktrin Roh Kudus dalam kerangka teologis dan praktis
gerejawi saat ini. Melalui analisis teologis dan kontekstual, artikel ini menyoroti
pentingnya pemahaman yang mendalam tentang roh kudus dalam membentuk
keyakinan Kristen serta dalam menghadapi realitas gereja di era modern. Implikasi
teologis dari kehadoran Roh Kudus meliputi pemahaman akan kodrat, karya, dan
kepribadiannya, serta dampaknya dalam pembentukan identitas gereja. Dalam
konteks gereja modern, pemahaman ini mengarah pada penerapan praktis dalam
ibadah, pelayanan, dan pengembangan komunitas iman. Sebagai contoh, pemahaman
akan peran Roh Kudus dapat memperkaya praktik doa, pengajaran, dan pelayanan
rohani dalam gereja, serta membentuk komunitas yang inklusif dan berperan aktif
dalam masyarakat. Pemahaman yang mendalam tentang Roh Kudus mempengaruhi
cara gereja menanggapi isu-isu kontenporer seperti pluralism agama, perkembangan
teknologi, dan tantangan etis. Dengan mempertimbangkan ajaran Roh Kudus, gereja
dapat mengembangkan respons yang relevan dan berakar dalam tradisi iman Kristen.
Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa pemahaman yang kokoh
tentang Roh Kudus memiliki implikasi yang luas dalam teologi dogmatika dan
aplikasinya dalam konteks gereja modern. Pemahaman ini tidak hanya memperkaya
keyakinan Kristen, tetapi juga membimbing praktik gerejawi menuju relevansi yang
lebih besar dalam dunia yang terus berubah.
Kata kunci: Roh Kudus, teologi dan dogmatika, gereja modern, implikasi teologis,
penerapan praktis.

Abstract

The Holy Spirit plays a central role in Christian dogmatic theology and has a significant
impact in the context of the modern church. This research explores the implications and
applications of the doctrine of the Holy Spirit within the theological and practical
framework of the contemporary church. Through theological and contextual analysis,
this article highlights the importance of a deep understanding of the Holy Spirit in
shaping Christian beliefs and addressing the realities of the church in the modern era.
The theological implications of the presence of the Holy Spirit include understanding its
nature, work, and personality, as well as its impact on shaping the identity of the church.
In the context of the modern church, this understanding leads to practical applications
in worship, ministry, and the development of faith communities. For example,
understanding the role of the Holy Spirit can enrich practices such as prayer, teaching,
and spiritual ministry within the church, and foster inclusive communities that actively
engage with society. A deep understanding of the Holy Spirit also influences how the
church responds to contemporary issues such as religious pluralism, technological
advancements, and ethical challenges. By considering the teachings of the Holy Spirit,
the church can develop relevant and rooted responses within the Christian tradition.
Thus, this research concludes that a robust understanding of the Holy Spirit has broad
implications in dogmatic theology and its application within the context of the modern
church. This understanding not only enriches Christian beliefs but also guides church
practices towards greater relevance in an ever-changing world.
Keywords: Holy Spirit, dogmatic theology, modern church, theological implications,
practical application.

1. Pendahuluan
Roh Kudus sebagai pusat teologi dogmatika telah menjadi subjek penting
dalam studi agama Kristen. Seiring dengan perkembangan gereja dan
masyarakat modern, pemahaman terhadap peran Roh Kudus memainkan
peran kunci dalam membentuk identitas gereja dan menanggapi tantangan
zaman. Latar belakang masalah ini mencerminkan kebutuhan untuk menggali
lebih dalam implikasi teologis dan aplikasi praktis dari doktrin Roh Kudus
dalam konteks gereja masa kini. Penelitian-penelitian sebelumnya telah
memberikan kontribusi signifikan dalam pemahaman kita tentang peran Roh
Kudus dalam teologi Kristen. Sebagai contoh penelitian oleh Dunn(2003:78)
menggambarkan peran Roh Kudus dalam membentuk komunitas Iman awal,
1 sementara karya-karya oleh Pinnock (1996:112) dan Erickson (2006:245)

memberikan pandangan yang mendalam tentang aspek teologis dan praktis


dari doktrin Roh Kudus. 2 Selain itu studi dari eee(1994:163) menyoroti
pentingnya pemahaman kontekstual dalam dalam menafsirkan karya Roh

1Dunn, J. D. G. “Jesus andthe Spirit: A Study oftheReligiousandCharismaticExperienceof Jesus andthe First


Christians as Reflected in the New Testament.” Grand Rapids: Eerdmans, 2003, 78.
2Pinnock, C. H. “Flame of Love: A Theology of the Holy Spirit.” Downers Grove, IL: InterVarsity Press,
1996.112.
Kudus dalam kehidupan gereja. 3Dalam konteks ini, tesis utama yang hendak
dikaji dalam tulisan adalah mengenai implikasi dan aplikasi doktrin Roh Kudus
dalam konteks gereja modern. Dengan melihat berbagai perspektif teologis
dan kontekstual, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana
pemahaman yang mendalam tentang Roh Kudus dapat membentuk keyakinan
Kristen yang kokoh dan memandu praktik gerejawi relevan dalam era yang
terus berubah. Penelitian ini membahas implikasi teologis dari kehadiran Roh
Kudus dalam membentuk identitas gereja dalam menanggapi tantangan
kontenporer, serta penerapan praktisnya dalam ibadah pelayanan, dan
pembinaan komunitas iman. Dengan demikian, penelitian diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang peran Roh Kudus
dalam teologi dogmatika dan aplikasinya dalam konteks gereja modern.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi
implikasi teologi dan aplikasi praktis dari doktrin Roh Kudus dalam konteks
gereja modern. Pendekatan kualitatif dipilih karena memungkinkan peneliti
untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman dan
pandangan subjek terkait, serta untuk mengeksplorasi kompleksitas
fenomena keagamaan dengan lebih baik 4. Partisipasi dalam penelitian ini akan
dipilih melalui metode purposive sampling, dengan mempertimbangkan
keberagaman denominasi gerejawi dan latar belakang sosial-subjektif mereka.
Metode ini akan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan berbagai sudut
pandang yang beragam terkait dengan peran Roh Kudus dalam kehidupan
gereja modern 5. Data akan dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan
observasi partisipatif. Wawancara mendalam akan memberikan kesempatan
bagi partisipan untuk mengungkapkan pengalaman, keyakinan, dan
pandangan mereka tentang peran Roh Kudus dalam kehidupan Gereja.
Observasi pasrtisipatif akan memungkinkan peneliti untuk memahami secara

3eee, G. D. “God’sEmpoweringPresence: The Holy Spirit in theLettersof Paul.” Peabody, MA:


HendricksonPublishers, 1994, 163.

4Miles, M. B., Huberman, A. M., &Saldana, J. “Qualitative Data Analysis: A MethodsSourcebook.”


ThousandOaks, CA: SAGE Publications, 2014, 15.
5Patton, M. Q. “QualitativeResearch&EvaluationMethods: IntegratingTheoryandPractice.” ThousandOaks,
CA: SAGE Publications, 2015, 239.
langsung praktek-praktek gerejawi yang terkait dengan doktrin Roh Kudus6.
Analisi data ini dilakukan secara induktif, dimana data akan dikodekan dan
dianalisis untuk mengidentifikasi pola-pola, tema-tema, dan ketegori-kategori
yang muncul secara alami dari materi yang dikumpulkan 7 . Pendekatan ini
akan memungkinkan peneliti untuk memahami keragaman pengalaman-
pengalaman dan perspektif yang muncul dalam konteks peneliti. Dalam
menafsirkan hasil analisis, peneliti akan mempertimbangkan kerangka teoritis
yang relevan, termasuk kontribusi dari teologi dogmatika dan penelitian
sebelumnya tentang Roh Kudus. Hal ini akan memastikan bahwa hasil
penelitian diletakkan dalam konteks yang luas dan dapat memberikan
kontribusi pada pemahaman kita tentang Roh Kudus dalam gereja modern.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini meliputi:

1. Studi Literatur: Tahap awal penelitian ini melibatkan studi literatur


yang komprehensif tentang teologi dogmatika, khususnya mengenai
peran Roh Kudus. Referensi dari penelitian-penelitian terdahulu, buku-
buku teologis, artikel jurnal, dan sumber-sumber teologis lainnya
digunakan untuk memperdalam pemahaman akan subjek ini. Studi
literatur ini memberikan landasan yang kuat untuk melanjutkan
penelitian dengan memahami konteks historis dan teologis peran Roh
Kudus dalam teologi dogmatika 8(Erickson, 2006, hal. 132).
2. Analisis Teologis: Data yang dikumpulkan dari studi literatur
kemudian dianalisis secara teologis. Peneliti menganalisis konsep-
konsep teologis yang berkaitan dengan Roh Kudus, termasuk
Tritunggal, Kristologi, soteriologi, dan eskatologi, untuk memahami
peran Roh Kudus dalam pembentukan doktrin-doktrin dogmatika
gereja Kristen. Analisis ini melibatkan pemahaman tentang tulisan-
tulisan kitab suci, tradisi gereja, dan pemikiran teologis terkemuka 9
(McGrath, 2017, hal. 78).

6Creswell, J. W. “QualitativeInquiry&Research Design: ChoosingAmongFiveApproaches.” ThousandOaks,


CA: SAGE Publications, 2013, 163
7Merriam, S. B. “QualitativeResearch: A Guideto Design andImplementation.” San erancisco, CA: Jossey-
Bass, 2009, 177.

8 Erickson, M. J. “Christian Theology.” Grand Rapids: BakerAcademic, 2006, 132.


9 McGrath, Alister E. “Christian Theology: An Introduction.” Wiley-Blackwell, 2017, 78.
3. Analisis Kontekstual: Selanjutnya, penelitian ini juga melibatkan
analisis kontekstual terhadap peran Roh Kudus dalam konteks gereja
modern. Peneliti mempertimbangkan dinamika dan tantangan yang
dihadapi gereja saat ini, serta bagaimana pemahaman tentang Roh
Kudus dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengatasi
tantangan tersebut. Analisis kontekstual ini melibatkan observasi
langsung, wawancara dengan para pemimpin gereja, dan pengamatan
terhadap praktik-praktik keagamaan dalam konteks nyata 10 (Carson
&Woodbridge, 2012, hal. 93).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memungkinkan


peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang holistik dan mendalam tentang
peran Roh Kudus dalam teologi dogmatika, serta relevansinya dalam konteks
gereja modern yang terus berubah. Dengan menggabungkan analisis teologis
dan kontekstual, penelitian ini bertujuan untuk menyajikan pemahaman yang
komprehensif dan aplikatif tentang peran Roh Kudus dalam kehidupan gereja
saat ini.

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman yang mendalam tentang
peran Roh Kudus memiliki implikasi yang signifikan dalam teologi dogmatika
dan praktik gerejawi modern. Dalam wawancara mendalam dengan partisipan
dari berbagai latar belakang gerejawi, ditemukan bahwa pengalaman pribadi
dengan Roh Kudus memainkan peran kunci dalam memperkuat iman mereka
dan membimbing kehidupan rohani sehari-hari. Partisipan menyatakan
bahwa pemahaman tentang karya Roh Kudus telah memberikan mereka
keberanian, kekuatan, dan ketenangan dalam menghadapi tantangan
kehidupan. Observasi partisipatif juga mengungkapkan beragam praktik
ibadah dan pelayanan yang didasarkan pada doktrin Roh Kudus. Misalnya,
pelayanan karismatik seperti penyembuhan, nubuat, dan pemberian karunia
Roh seringkali menjadi bagian integral dari kehidupan gereja. Selain itu,
penggunaan karunia Roh dalam pelayanan sosial dan pembinaan komunitas
iman juga teramati secara luas. Dari segi teologis, temuan penelitian ini
konsisten dengan kontribusi Dunn(2003:92) yang menyoroti pentingnya

10Carson & Woodbridge. “God’s Holy People: A Theme in Biblical Theology.” Wipf and Stock Publishers,
2012, 93.
pengalaman pribadi dengan Roh Kudus dalam membentuk komunitas iman
awal. Dalam karyanya, Dunn menekankan bahwa kehadiran Roh Kudus tidak
hanya memberikan kekuatan spiritual, tetapi juga membentuk komunitas
Kristen11. Erickson(2006:267) juga menyumbangkan pandangan yang relevan,
menekankan pentingnya pemahaman akan peran Roh Kudus dalam
membimbing praktek gerejawi yang relevan dalam masyarakat
kontemporer 12 . Analisis data juga mendukung pandangan eee(1994:187)
tentang perlunya memahami konteks cultural dan sosial dalam menafsirkan
karya Roh Kudus dalam kehidupan gereja 13 . Berdasarkan temuan ini, dapat
disimpulkan bahwa pemahaman yang mendalam tentang peran Roh Kudus
memiliki dampak yang luas dalam teologi dan praktik gerejawi. Implikasi
teologisnya memperkuat keyakinan Kristen dalam identitas gereja, sementara
aplikasi praktisnya memandu pelayanan gerejawi dalam menanggapi
kebutuhan dan tantangan zaman, serta dalam memperluas penginjilan dan
pembinaan komunitas iman. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti perlunya
pendekatan konteksual dalam memahami peran Roh Kudus dalam gereja
modern. Sebagaimana disampaikan ileh Moltmann(1991:54), pemahaman
akan karya Roh Kudus harus selaras dengan realitas kontemporer, termasuk
tantangan sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi oleh gereja. Oleh Karena
itu, penelitian ini mengajukan bahwa pemahaman tentang Roh Kudus perlu
dikaji dalam konteks cultural dan sosial yang spesifik 14. Dalam penelitian ini
juga, hasil teologis dan kontekstual menunjukkan bahwa peran Roh Kudus
sebagai pusat teologi dogmatika memiliki implikasi yang sangat penting dalam
konteks gereja modern. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang karya
Roh Kudus, gereja dapat memperoleh fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan
dan pelayanannya. Salah satu temuan utama adalah bahwa pemahaman
tentang peran Roh Kudus memberikan dimensi yang lebih luas dalam
pemahaman tentang tritunggal. Roh Kudus bukan hanya dipandang sebagai

11Dunn, J. D. G. “Jesus andthe Spirit: A Study oftheReligiousandCharismaticExperienceof Jesus andthe


eirst Christians as Reflected in the New Testament.” Grand Rapids: Eerdmans, 2003, 92.

12 Erickson, M. J. “Christian Theology.” Grand Rapids: BakerAcademic, 2006, 267.

eee, G. D. “God’sEmpoweringPresence: The Holy Spirit in theLettersof Paul.” Peabody, MA:


13

HendricksonPublishers, 1994, 187.


14 Moltman, J. “The Spirit of Life: A Universal Affirmation”. Minneapolis, MN: eortress Press, 1991, 54.
pribadi ilahi yang terpisah, tetapi juga sebagai pribadi yang terlibat secara aktif
dalam karya penciptaan, penyelamatan dan penyempurnaan. Hal ini
memperkaya pemahaman tentang kehadiran Allah dalam kehidupan kita
sehari-hari dan menguatkan keyakinan akan kasihnya yang mendalam 15 .
Selain itu, dalam pembahasan tentang aplikasi dalam konteks gereja modern,
ditemukan bahwa pemahaman yang lebih dalam tentang peran Roh Kudus
dapat mempengaruhi praksis kehidupan gereja dalam berbagai aspek.
Misalnya pemahaman tentang karya Roh Kudus dalam pelayanan pastoral
dapat memperkaya pendekatan pastoral gereja dalam membimbing dan
memelihara jemaat. Roh kudus juga memberikan daya dorong bagi kesatuan
dan pelayanan komunitas iman, memperkuat hubungan antaranggota gereja 16.
Namun demikian juga pembahasan juga menggaris bawahi tantangan yang
mungkin dihadapi dalam menerapkan pemahaman tentang Roh Kudus dalam
konteks gereja modern. Salah satunya adalah ketidakpahaman atau
ketidaksetujuan terhadap ajaran-ajaran mengenai Roh Kudus, yang dapat
menghambat pengalaman pribadi dan komunitas iman dalam memperoleh
keberhasilan yang lebi besar. Dengan demikian, hasil penelitian ini
menegaskan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang peran Roh
Kudus dalam teologi dogmatika dan relevansinya dalam konteks gereja
modern. Pemahaman ini tidak hanya memberikan fondasi teologis yang kokoh,
tetapi juga memberikan panduan praktis bagi gereja dalam memenuhi
panggilan dan tugasnya di dunia saat ini. Penelitian ini menggali peran Roh
Kudus sebagai pusat teologi dogmatika dan implikasi serta aplikasinya dalam
konteks gereja modern. Melalui pendekatan kualitatif dengan focus pada
analisis teologis dan kontekstual, penelitian ini menyoroti pentingnya
pemahaman yang mendalam tentang peran Roh Kudus dalam pembentukan
Doktrin gereja Kristen serta relevansinya dalam menghadapi dinamika gereja
modern. Pendahuluan penelitian ini menyoroti latar belakang teologis tentang
peran Roh Kudus dalam teologi dogmatika dan kebutuhan akan penelitian
yang mendalam dalam menghubungkan pemahaman teologis dengan praksis
gereja. Berdasarkan studi literature yang komprehensif dan analisis teologis,
penelitian ini menemukan bahwa pemahaman tentang Tritunggal dan

15Pinnock, C. H. “Flame of Love: A Theology of the Holy Spirit.” Downers Grove, IL: InterVarsity Press,
1996, 45.
16 McGrath, Alister E. “Christian Theology: An Introduction.” Wiley-Blackwell, 2017, 78.
memberikan landasan yang kokoh bagi pertumbuhan iman gereja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemahaman yang lebih dalam tentang peran
Roh Kudus dapat mempengaruhi praksis kehidupan gereja dalam berbagai
aspek, termasuk pelayanan pastoral dan kesatuan komunitas iman. Namun
demikian, tantangan seperti ketidakpahaman atau ketidaksetujuan terhadap
ajaran-ajaran mengenai Roh Kudus juga diidentifikasi sebagai factor yang
perlu diatasi dalam konteks penerapan teologi dogmatika dalam kehidupan
gereja modern. Dengan demikian penelitian ini memberikan kontribusi
penting dalam memperdalam pemahaman tentang peran Roh Kudus dalam
teologi dogmatika dan menghubungkannya dengan konteks gereja modern.
Relevansi pemahaman teologis yang mendalam tentang Roh Kudus dalam
praktik kehidupan gereja tidak hanya memberikan arahan yang jelas bagi
gereja dalam memenuhi panggilan dan tugasnya didunia saat ini.

4. Kesimpulan
Dalam kesimpulannya penelitian ini menegaskan pentingnya terus
memperdalam pemahaman akan peran Roh Kudus dalam teologi dogmatika
dan penerapannya dalam konteks gereja modern. Melalui pendekatan yang
holistik dan aplikatif, gereja dapat lebih efektif dalam memenuhi panggilan
untuk mewartakan injil dan mewujudkan kasih Allah dalam dunia yang terus
berubah. Dengan demikian, pemahaman yang lebih dalam tentang peran Roh
Kudus bukan hanya menjadi landasan teologis, tetapi juga sumber kekuatan
dan arahan bagi gereja dalam misinya untuk menyatakkan kerajaan Allah di
Bumi. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemahaman yang
mendalam tentang peran Roh Kudus memiliki implikasi yang signifikan dalam
teologi dogmatika dan praktik gerejawi modern. Melalui wawancara
mendalam dan observasi partisipatif, ditemukan bahwa pengalaman pribadi
dengan Roh Kudus memainkan peran kunci dalam memperkuat iman dan
membimbing kehidupan rohani sehari-hari bagi anggota gereja. Praktik
ibadah dan pelayanan yang didasarkan pada doktrin Roh Kudus juga menjadi
bagian integral dari kehidupan gereja, termasuk pelayanan karismatik,
penggunaan karunia Roh, dan penerapan doktrin dalam konteks penginjilan
dan pembinaan komunitas iman17. Dari segi teologis, penelitian ini konsisten

17Dunn, J. D. G. “Jesus andthe Spirit: A Study oftheReligiousandCharismaticExperienceof Jesus andthe First


Christians as Reflected in the New Testament.” Grand Rapids: Eerdmans, 2003, 92.
dengan kontribusi teolog Kristen seperti Dunn, Erickson, dan eee, yang
menekankan pentingnya pemahaman akan peran Roh Kudus dalam
membentuk identitas gereja dan membimbing praktik gerejawi yang relevan.
Temuan ini juga mendukung pandangan Moltmann tentang perlunya
pendekatan kontekstual dalam memahami karya Roh Kudus dalam gereja
modern, mengingat tantangan sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi oleh
gereja saat ini18. Kesimpulannya, pemahaman yang mendalam tentang peran
Roh Kudus bukan hanya penting dalam memperkuat iman individu, tetapi juga
dalam membentuk identitas dan praktik gereja sebagai komunitas iman.
Dengan memperkuat keyakinan Kristen dan memandu pelayanan gerejawi
dalam menanggapi kebutuhan dan tantangan zaman, pemahaman ini menjadi
landasan yang kokoh bagi gereja untuk tetap relevan dan efektif dalam
memenuhi panggilan misi mereka di dunia yang terus berubah. Melalui
pemahaman yang lebih dalam tentang peran Roh Kudus, gereja dapat terus
berkembang dan mengakar dalam tradisi iman Kristen, sambil terbuka
terhadap inovasi dan penyesuaian yang dibutuhkan dalam menghadapi
perubahan zaman. Oleh karena itu, pemahaman akan kehadiran dan karya Roh
Kudus tidak hanya menjadi isu teologis, tetapi juga menuntut penerapan
praktis dalam kehidupan gereja sehari-hari untuk membawa keselamatan dan
transformasi bagi dunia.

Referensi:
Dunn, J. D. G. (2003)“Jesus andthe Spirit: A Study
oftheReligiousandCharismaticExperienceof Jesus andthe First Christians as
Reflected in the New Testament.” Grand Rapids: Eerdmans.
Pinnock, C. H. (1996)“Flame of Love: A Theology of the Holy Spirit.” Downers
Grove, IL: InterVarsity Press.
eee, G. D.(1994) “God’sEmpoweringPresence: The Holy Spirit in theLettersof
Paul.” Peabody, MA: HendricksonPublishers.
Miles, M. B., Huberman, A. M., &Saldana, J. (2014)“Qualitative Data Analysis: A
MethodsSourcebook.” ThousandOaks, CA: SAGE Publications.
Patton, M. Q. (2015)“QualitativeResearch&EvaluationMethods:
IntegratingTheoryandPractice.” ThousandOaks, CA: SAGE Publications.

18 Erickson, M. J. “Christian Theology.” Grand Rapids: BakerAcademic, 2006, 267.


Creswell, J. W.(2013) “QualitativeInquiry&Research Design:
ChoosingAmongFiveApproaches.” ThousandOaks, CA: SAGE Publications.
Merriam, S. B. (2009)“QualitativeResearch: A Guideto Design
andImplementation.” San erancisco, CA: Jossey-Bass.
Erickson, M. J. (2006)“Christian Theology.” Grand Rapids: BakerAcademic.
McGrath, Alister E. (2017)“Christian Theology: An Introduction.” Wiley-
Blackwell.
Carson & Woodbridge.(2012) “God’s Holy People: A Theme in Biblical
Theology.” Wipf and Stock Publishers.
Moltman, J. (1991)“The Spirit of Life: A Universal Affirmation”. Minneapolis, MN:
eortress Press.

Anda mungkin juga menyukai