Anda di halaman 1dari 13

Pengarah: Jurnal Teologi Kristen ISSN 2655­2019 (online)

Volume 2, Nomor 2, Juli 2020 ISSN 2654­931X (cetak)

HAKIKAT SPIRITUALITAS PELAYAN KRISTUS DAN IMPLIKASINYA


BAGI HAMBA TUHAN MASA KINI
David Eko Setiawan1), Anton Ishariyono2)

Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu, Sekolah Tinggi Teologi El-Shadday Surakarta


1)Tromol Pos 1 Kalisoro RT. 1 RW. 4 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah
2)Jalan Sutan Syahrir no. 88 Widuran Solo, Jawa Tengah

Email: 1)davidekosetiawan14217@gmail.com, 2)aintunggul@gmail.com

ABSTRAK: Semakin banyaknya data tentang kemerosotan nilai, makna dan tujuan dari
para pelayan Kristus telah mendorong banyak orang untuk mempertanyakan kembali
tentang spiritualitas pelayan Kristus yang sesungguhnya. Spiritualitas pelayan Kristus
adalah pengalaman hidup individu yang terhubung dengan Kristus yang dinyatakan
melalui emosi, perilaku dan sikap hidupnya. Pengalaman hidup itu merupakan suatu
penjiwaan keyakinan yang di dalamnya bukan hanya berkaitan dengan kontemplasi jiwa
saja, namun bersamaan dengan praksis iman yang mewujud dalam tindakan nyata.
Dalam penelitian ini digali hakikat spritualitas pelayan Kristus dan implikasinya bagi
hamba Tuhan masa kini. Peneliti menggunakan studi literatur untuk menjawab problem
reseach yang ada. Permasalah tersebut terkait dengan pertanyaan, bagaimanakah
hakikat spiritualitas pelayan Kristus dan implikasinya bagi hamba Tuhan masa kini?
Diharapkan penelitian ini dapat berdampak secara praktis bagi setiap hamba Tuhan
masa kini.

Kata Kunci: spritualitas, pelayan kristus, hamba tuhan

THE ESSENSE OF SPIRITUALITY OF CHRIST SERVANT AND ITS


IMPLICATION FOR THE SERVANT OF GOD TODAY
ABSTRACT: The increasing number of data about the decline in value, meaning and
purpose of Christ’s servants has prompted many people to question again about the
spirituality of the true servant of Christ. The servant’s spirituality of Christ is the
experience of an individual’s life connected with Christ expressed through his emotions,
behavior and attitude. Life experience is an appreciation of conviction which is not
merely related to the contemplation of the soul, but also concurrent with the praxis of
faith that manifests in concrete actions. This study will explore the essence of the
spirituality of Christ’s servants and its implications for the current God’s servants. The
researcher is using literature studies to answer the research problem. The problem is
correlated with the question: how are the nature of the spirituality of Christ’s servants and
their implications for God’s servants today? It is expected that this research can have a
practical impact on every servant of God today.

Keywords: spirituality, servants of christ, servants of god

PENDAHULUAN pelayanan gerejawi saja. Tujuan pembata-


Setiap orang yang terpanggil untuk san ini adalah untuk memfokuskan
melayani Kristus disebut sebagai pelayan pembahasan agar tidak terjadi pembiasan
Kristus. Namun demikian, pada tulisan ini, arti. Pelayan Kristus yang dimaksud dalam
pengertian tentang pelayan Kristus akan tulisan ini dibatasi pada golongan rohaniwan
dibatasi pada mereka yang terlibat dalam saja, yaitu pendeta atau gembala sidang,

DOI: https://10.36270/pengarah.v2i2.37
Pengarah: Jurnal Teologi Kristen

penginjil, pengajar dan pengerja gereja. adalah sebuah fakta. Sebagai akibatnya
Sedangkan istilah spiritualitas dibatasi pada masyarakat mulai meragukan keunikan
spiritualitas Kristen. Mengapa demikian? kemurnian dan spiritualitas para pelayan
Karena pada dasarnya spiritualitas Kristen Kristus. Bagaimanakah hakikat spiritualitas
itu unik. Keunikan spiritualitas Kristen terle- pelayan Kristus itu? Dan bagaimanakah
tak pada penghayatan yang jelas dan kon- implementasinya bagi hamba Tuhan masa
krit terhadap keteladanan hidup dan pe- kini? penelitian ini bertujuan untuk menun-
layanan Tuhan Yesus Kristus. Berkaitan jukkan bagaimanakah hakikat spiritualitas
dengan hal tersebut Herlianto menjelaskan pelayan Kristus dan implikasinya bagi ham-
pusat dari spiritualitas Kristen sebagai ba Tuhan masa kini.
berikut (1990, pp. 51-82):
METODE
Spriritualitas Kristen pada dasarnya tidak Metode yang digunakan di dalam pe-
hanya menggali kedalaman nilai-nilai yang nelitian ini adalah menggunakan studi lite-
transenden atau ‘sumber-sumber asali’ ratur. Peneliti berusaha menjawab masalah
seperti yang dilakukan oleh Gerakan Spi- penelitian yang muncul dengan mencari
ritualitas Zaman Baru (GZB) yang meya- sumber-sumber literatur yang berkorelasi
kini bahwa Yang Transenden dapat me-
dengan masalah penelitian tersebut. Teknik
manifestasi melalui roh dunia atau alam
pengumpulan data pada penelitian ini dila-
semesta, namun berpusat secara jelas
pada Kristus, yaitu Allah yang berin- kukan dengan cara membaca, menelaah
karnasi. dan mencatat berbagai bahan literatur yang
sesuai dengan pokok bahasan, kemudian
Spiritualitas pelayan Kristus menjadi disaring dan dituangkan dalam kerangka
topik yang menarik untuk dibahas meng- pemikiran secara teoritis (Kartono, 1980, p.
ingat semakin banyaknya data tentang ke- 78). Adapun sumber-sumber literatur terse-
merosotan nilai, makna dan tujuan dari but adalah buku-buku teks dan juga jurnal-
mereka. Munculnya beberapa skandal ke- jurnal penelitian.
kuasaan, keuangan dan seks yang meli- Beberapa buku sumber literatur yang
batkan beberapa dari mereka membuktikan digunakan dalam penelitian ini adalah buku-
bahwa kemerosotan itu nyata. Beberapa buku karya H. J. M. Nouwen, William Bar-
skandal tersebut disoroti oleh Dermot antara clay, Earl Wilson dan V. I. Tanya. Peneliti
lain, pada tahun 1980 pengkhotbah TV di juga mencermati beberapa teks Alkitab Per-
Amerika telah menipu serta menyalah- janjian Baru yang relevan dengan topik
gunakan uang dari para pendukungnya penelitian. Selanjutnya data-data yang ter-
untuk memuaskan nafsu seks mereka. Se- kumpul tersebut diolah dengan beberapa
lanjutnya pada tahun 1990 juga ditemukan langkah berikut, pertama, peneliti mela-
skandal pedofilia di gereja Katolik Roma kukan pemeriksaan data. Kedua, peneliti
yang melibatkan para imam mereka mengelompokkan data yang telah diedit dan
(Dermot, 1995, p. 16). Bahkan akhir-akhir ini diberi kode. Ketiga, peneliti melakukan re-
kemerosotan tersebut mulai berdampak konstruksi data dengan menyusunnya se-
pada gereja dengan dibuktikan semakin cara teratur. Keempat, peneliti menem-
maraknya para pemimpin gereja menerima patkan data menurut sistematika bahasan di
perceraian sebagai solusi konflik perni- dalam penelitian ini.
kahan, pengejaran kekayaan serta status Kemudian peneliti menganalisis data-
untuk kepentingan diri sendiri (Ipaq, 2014, p. data tersebut dengan menggunakan analisis
113). dokumen atau analisis isi. Analisis isi
Berdasarkan data di atas, degradasi merupakan kajian yang menitik beratkan
nilai, makna dan tujuan para pelayan Kristus pada interpertasi bahan tertulis berdasar

David Eko Setiawan, Anton Ishariyono 117


Volume 2, Nomor 2, Juli 2020

konteksnya untuk mendapatkan jawaban pelayan Kristus. Hal itu akan memberi
atas masalah penelitian. dampak buruk bagi pelayan Kristus tersebut
dan juga dunia pelayanan. Berkaitan de-
HASIL DAN PEMBAHASAN ngan hal itu maka pada bagian ini dijelaskan
tentang rohaniwan dan dunia pelayanan,
Pengertian Spiritualitas hakikat spiritualitas pelayan Kristus, spiri-
Ditinjau secara etimologis, kata spri- tualitas pelayan Kristus dalam berbagai
tualitas berasal dari kata spirit yang ditu- bidang pelayananya serta berbagai godaan
runkan dari bahasa Latin spiritus yang ber- bagi spiritualitas pelayan Kristus.
arti nafas (breath), keteguhan hati (cou-
rage), kekuatan (vigor), jiwa (soul), dan Para Rohaniwan dan Pelayanannya
hidup (life) (Russell, Bean & Vaughan, 1938, Berdasarkan Alkitab
p. 1597). Tischler dan McKeage (2002, p. Para Rohaniwan tidak dapat dipi-
203), mengatakan bahwa spiritualitas berhu- sahkan dengan dunia pelayanan. Mereka
bungan dengan emosi atau perilaku dan bukan saja dituntut bertanggung jawab da-
sikap tertentu dari seorang individu. Se- lam menyelenggarakan sebuah pelayanan,
dangkan menurut Schippers (2004, p. 9), tetapi juga wajib menjadi panutan bagi umat
spiritualitas merupakan suatu penghayatan Allah. Namun ternyata terdapat fakta bahwa
iman yang di dalamnya tidak hanya me- ada sebagian rohaniwan yang tetap me-
nyangkut suatu pengalaman, tetapi seka- laksanakan tugas pelayanan meskipun telah
ligus sebuah praktik beriman. gagal menjadi panutan. Hal ini membuktikan
Sehubungan dengan spiritualitas Kris- kegagalan spiritualitas mereka.
ten, Tanujadja (2002, p. 177) mendefini- Ada beberapa contoh Alkitab tentang
sikannya sebagai keberadaan seseorang hal tersebut. Pertama, Imam Eli. Dia adalah
yang tahu bagaimana ia seharusnya imam besar Israel di kota Silo. Eli adalah
berelasi dengan sesama, diri sendiri, dan orang Lewi dari garis keturunan Itamar bin
ciptaan lain, serta hidup berdasarkan Harun. Dia memiliki dua orang anak yaitu
pengetahuan tersebut. Hofni dan Pinehas. Kegagalan spiritualitas
Akhirnya spiritualitas dalam tulisan ini Imam Eli dinyatakan dalam 1 Samuel 2:28-
dapat didefinisikan sebagai pengalaman hi- 29 sebagai berikut:
dup individu yang terhubung dengan Kristus
yang dinyatakan dalam pikiran, perasaan Dan Aku telah memilihnya dari segala
dan kehendak serta mewujud dalam sikap suku Israel menjadi imam bagi-Ku, supaya
hidup sehari-hari. Sikap hidup tersebut me- ia mempersembahkan korban di atas
rupakan suatu penghayatan iman yang me- mezbah-Ku, membakar ukupan dan me-
libatkan relasi dengan Allah, diri sendiri dan makai baju efod di hadapan-Ku; kepada
kaummu telah Kuserahkan segala korban
sesamanya.
api-apian orang Israel. Mengapa engkau
memandang dengan loba kepada korban
Spiritualitas dan Pelayanan sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku,
Menurut Nouwen (1986, p. 21) yang telah Kuperintahkan, dan mengapa
spiritualitas dan pelayanan tidak pernah engkau menghormati anak-anakmu lebih
dapat dipisahkan, karena pelayanan bukan- dari pada-Ku, sambil kamu mengge-
lah sekadar sebuah pekerjaan dengan jam mukkan dirimu dengan bagian yang
kerja tertentu, akan tetapi pertama-tama terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku
pelayanan merupakan jalan hidup yang Israel.
perlu dilihat dan dimengerti oleh orang lain.
Namun demikian didapati fakta bahwa Eli dipilih Allah sebagai imam besar,
keduanya sering dipisahkan oleh sebagian namun ternyata dia gagal karena meman-

118 Hakikat Spiritualitas Pelayan Kristus ...


Pengarah: Jurnal Teologi Kristen

dang dengan loba kepada korban sem- Rasul Paulus menasehati Timotius untuk
belihan dan korban sajian. Selain itu dia tetap memperhatikan kesesuaian tingkah
juga menghormati anak-anaknya, yang ja- laku dan ajarannya agar dapat menye-
hat, lebih dari pada Allah. Akibat kegagalan lamatkan dirinya sendiri dan orang lain dari
spiritualitasnya itu, dia berserta kaum ke- penyesatan. Paulus tidak ingin anak didik-
luarganya dihukum oleh Allah (1 Sam. 2:30- nya tersebut memisahkan spiritualitas dari
36). Namun demikian, Eli tetap melak- pelayanan yang sedang dikerjakannya.
sanakan tugasnya meskipun spiritualitasnya Timotius harus hidup berlawanan dengan
gagal (1 Sam. 3-4). para pengajar palsu saat itu, yang hidup
Kedua, Imam Elyasib. Dia diangkat dengan spiritualitas yang salah dan penga-
untuk mengawasi bilik-bilik rumah Allah jaran yang sesat (1 Tim. 6: 2b-21).
(Neh. 13:4). Namun dia malahan menjalin Tantangan dari pengajar sesat harus di-
kerja sama dengan Tobia yang pada lawan dengan kesesuaian antara spritualitas
dasarnya adalah musuh (Neh. 4:1-23). dan pengajaran.
Imam Elyasib membuatkan bilik bagi Tobia
di pelataran rumah Allah (Neh. 13:7). Hakikat Spiritualitas Pelayan Kristus
Kegagalan spiritualitas Imam Elyasib ini Bagaimanakah hakikat spiritualitas
membuat Nehemia marah karena dengan pelayan Kristus masa kini? Berdasarkan
sikapnya tersebut membuat rumah Allah pernyataan Anggu (2005, p. 30) bahwa
tidak tahir (Neh. 13:7-9). segala ajaran tentang pribadi dan karakter
Ketiga, ahli Taurat dan orang Farisi Kristen terdapat di dalam Galatia 5:22, 23,
pada zaman Yesus. Yesus dengan jelas 25 maka bagian tersebut dapat menjadi
berbicara kepada orang banyak dan para rujukan untuk mengerti bagaimanakah se-
murid untuk menuruti dan melakukan segala harusnya spiritualitas pelayan Kristus masa
sesuatu yang mereka ajarkan, tetapi jangan kini. Pendapat ini rupanya selaras dengan
turuti perbuatan-perbuatannya (Mat. 23:1-3). definisi spiritualitas Kristen yang diung-
Mengapa demikian? Karena ahli Taurat dan kapkan oleh Tanja (1996, p. 9) sebagai
orang Farisi itu mengajarkan sesuatu tetapi sebuah sikap hidup yang berbuahkan kasih,
mereka tidak melakukannya (Mat. 23:3). sukacita, damai sejahtera, kesabaran, ke-
Kegagalan spiritualitas mereka mendapat murahan, kebaikan, kesukaan, kelemah-
celaan dari Yesus sehingga orang Farisi dan lembutan, dan penguasaan diri. Dari sini
ahli Taurat disebut “celaka” (Mat. 23:13-29). tampak bahwa keduanya saling terkait satu
Beberapa contoh di atas mengindika- dengan yang lain. Sehingga melalui Galatia
sikan bahwa pemisahan antara spiritualitas 5:22-23, hakikat spiritualitas pelayan Kristus
dan pelayanan pada diri seorang pelayan masa kini dapat diidentifikasi.
telah terjadi sejak masa lalu. Dan sejak Adapun hakikat spiritualitas pelayan
awal, Allah tidak menginginkan hal tersebut. Kristus tersebut adalah sebagai berikut,
Rupanya Rasul Paulus menyadari pen- pertama, sikap hidup yang mengamalkan
tingnya keutuhan antara spiritualitas dengan kasih. Kasih yang diamalkan itu adalah
pelayanan. Hal ini nampak dalam nasihat- (agape) Mengapa demikian? Kare-
nya kepada Timotius dalam 1 Timotius 4:16 na agape adalah jenis kasih yang berbeda
berikut: dengan jenis yang lainnya. Barclay (2000, p.
79) menjelakan adanya empat kata di dalam
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah bahasa Yunani yang merujuk pada kasih,
ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya pertama, eros adalah cinta-birahi antara pria
itu, karena dengan berbuat demikian dan wanita. Kedua, filia adalah kasih yang
engkau akan menyelamatkan dirimu dan memberikan kehangatan kepada orang
semua orang yang mendengar engkau. yang paling dekat dan dikasihi. Ketiga,

David Eko Setiawan, Anton Ishariyono 119


Volume 2, Nomor 2, Juli 2020

storge yang lebih tepatnya diterjemahkan (1988), sukacita ini dapat memberikan keku-
sebagai kasih sayang dalam hubungannya atan di saat menghadapi berbagai masalah
antara orang tua dan anak-anak. Keempat, dan kesusahan. Melalui khara, kehidupan
agape yang berarti kebajikan yang tak dapat pelayan Kristus akan lebih stabil, karena
dilawan. Pada dasarnya agape merupakan memiliki kekuatan di dalam menghadapi
kata benda yang berasal dari kata kerja berbagai macam godaan dalam pelayan
agapao (Bauer, 2010, pp. 4-5). Agape me- serta orientasi pelayanan yang tidak terpu-
rupakan jenis kasih yang di dalamnya ter- kau dengan keduniawian melainkan hanya
dapat upaya yang disengaja untuk dilakukan kepada Allah saja.
tanpa ada maksud jahat, baik untuk diri Ketiga, Sikap hidup yang dipenuhi
sendiri maupun orang lain yang mungkin damai sejahtera. Kata damai sejahtera di
malah bermaksud jahat (Barclay, 2000, p. dalam bahasa Yunani adalah
80). Bahkan, jenis kasih ini dapat mem- (eirene). Di dalam Alkitab Perjanjian Baru,
berikan dorongan untuk menghadirkan pe- eirene biasanya diartikan sama seperti
layanan yang terbaik bagi orang (Petterson, shalom yang tidak hanya sekadar berarti
2010, pp. 67-76). Sehingga tidaklah ber- kebebasan dari kesulitan, tetapi segala hal
lebihan jika agape sering disebut kasih yang membawa kebaikan tertinggi bagi
tanpa syarat. Mengingat pengamalannya manusia (Barclay, 1974, p. 148). Damai
memerlukan pengorbanan yang sejati tanpa sejahtera adalah watak yang muncul di
menuntut balasan dari sang objek agape dalam diri orang percaya akibat keseluruhan
(Hendra, 2015, p. 50). Melalui agape se- proses pengudusan, pemeliharaan dan pe-
orang pelayan Kristus akan lebih memaknai nyempurnaan di dalam Kristus (Brown,
pelayanan yang sesungguhnya. Pelayanan 1971, p. 781). Selanjutnya, Crowther (2017,
berarti pengorbanan bukan tempat untuk pp. 30-31) mengutip Collin, menjelaskan da-
mencari keuntungan semata. Bahkan me- mai sejahtera sebagai keutuhan di dalam
lalui agape, dia akan lebih meningkatkan diri seseorang yang menyebabkan ketia-
mutu pelayanan kepada Allah dan sesama daan konflik dalam batinnya. Maka dari itu
tanpa menuntut adanya balasan apapun. seorang pelayan Kristus yang hidupnya
Agape menolong sang pelayan untuk men- dipenuhi dengan damai sejahtera ditandai
jaga kemurnian pelayanannya. dengan ketenangan hati yang bersumber
Kedua, Sikap hidup yang dipenuhi dari kesadaran bahwa kehidupannya berada
sukacita. Kata sukacita merupakan terje- di dalam tangan Tuhan (Barclay, 1974, p.
mahan dari kata Yunani χαρά (khara). Kata 148). Ketenangan hati ini akan mempe-
ini menunjukkan sebuah perasaan batin ngaruhi pelayanannya kepada Allah dan
yang menyenangkan atau suatu keadaan sesama. Melalui eirene, sang pelayan
yang penuh dengan sukacita (Bauer, 2010, menjadi pendamai di setiap konflik. Kekua-
p. 875). Khara tidaklah sama dengan tiran hidup tidak akan menurunkan kuantitas
kebahagiaan, karena kebahagiaan tergan- dan kualitas pelayanannya, mengingat apa-
tung pada keadaan, sedangkan khara pun yang dikerjakannya dikuasai oleh kete-
merupakan hasil dari relasi dengan Allah nangan hati yang bersumber dari Allah.
(Crowther, 2017, p. 27). Bahkan jenis Keempat, sikap hidup penuh kesa-
sukacita ini tidak dapat dipengaruhi oleh baran. Kesabaran merupakan terjemahan
situasi apapun. Mengingat khara tidak ber- dari bahasa Yunani μακροθυμία (makro-
sumber dari keduniawian namun merupakan thumia). Kata makrothumia diartikan se-
penggenapan janji Kristus bagi setiap orang bagai sikap tekun dan sabar yang mem-
yang ada di dalam-Nya (Brown, 1971, p. bawa kemenangan (Barclay, 1974, p. 196).
357). Malahan menurut Crowther (2017, p. Makrothumia mengandung makna kesaba-
27) dengan mengutip pendapat Fung ran terhadap manusia yang ditandai dengan

120 Hakikat Spiritualitas Pelayan Kristus ...


Pengarah: Jurnal Teologi Kristen

kemampuan untuk menahan amarah dan melayani Allah dan sesama.


tidak membalas dendam. Kata ini dipakai di Keenam, sikap hidup yang penuh de-
dalam Perjanjian Baru untuk menunjukkan ngan kebaikan. Kata (agatho-
kesabaran Allah terhadap manusia (Rm. sune) merujuk kepada sebuah kualitas
2:4; 9:22; 1 Tim. 1:16; 1 Ptr. 3:20). Di dalam moral yang unggul, jujur serta ketulusan jiwa
Perjanjian Baru, kata ini juga digunakan yang membenci kejahatan (Barclay, 2000, p.
untuk menunjukkan karakteristik orang per- 81). Pada bagian ini dengan mengutip
caya yang telah disatukan dengan Allah pandangan Schreiner (2010), Crowther
melalui Kristus (Brown, 1971, p. 769). Ber- (2017, p. 30) menjelaskan bahwa mereka
dasarkan hal tersebut maka orang percaya yang memiliki Roh Kudus dikuatkan untuk
wajib meneladani kesabaran Allah terhadap dapat menjalani kehidupan yang indah
manusia. Hal inilah yang menjadikan alasan secara moral serta dapat bersinar terang di
bagi orang percaya untuk sabar terhadap tengah dunia yang jahat, melaluinya setiap
sesama serta tidak marah serta membalas pelayan Kristus wajib menunjukkan sikap
dendam atas perlakuan mereka. Pelayan hidup yang penuh dengan kebaikan. De-
Kristus seharusnya memiliki sikap hidup ngan agathosune tersebut, mereka didorong
yang dipenuhi dengan kesabaran. Kesa- untuk memiliki karakter yang baik serta
baran itu akan menolong dia untuk menahan menjalani moralitas hidup yang unggul di
amarah serta tidak membalas dendam ke- tengah-tengah dunia. Spiritualitas tersebut
tika diperlakukan tidak adil oleh sesama. menjadi sangat berarti di tengah-tengah
Melalui kesabaran, dia dapat menyelesaikan moralitas manusia masa kini yang cen-
setiap masalah dalam kehidupan sehari-hari derung mengalami degradasi akibat nilai-
tanpa harus terprovokasi. nilai yang salah. Pelayan Kristus dapat
Kelima, sikap hidup penuh dengan menjadi teladan yang nyata akan hal
kemurahan. Kata kemurahan dalam bahasa tersebut.
Yunani adalah χρηστότης (khrestotes) yang Ketujuh, sikap hidup yang setia. Kata
berarti kemurahan namun juga sering setia didalam bahasa Yunani adalah πίστις
diartikan sebagai kebaikan (Barclay, 2000, (pistis) yang memiliki arti layak untuk
pp. 81-82). Kata ini digunakan untuk me- dipercaya (Barclay, 2000, p. 82). Crowther
nunjukkan kemurahan Allah dalam menye- (2017, p. 30) dengan mengutip penjelasan
diakan keselamatan bagi umat manusia Schreiner (2010), menerangkan bahwa
(Crowther, 2017, p. 29). Selanjut-nya, pistis juga memiliki pengertian sifat sese-
Crowther (2017, p. 29) dengan mengutip orang yang dapat diandalkan dalam menye-
pandangan Schreiner (2010), menerangkan lesaikan tanggung jawabnya. Kesetiaan me-
bahwa kemurahan hati Allah tersebut nuntut penghargaan atas komitmen yang
menjadi dasar bagi setiap orang percaya telah dibuat oleh seseorang kepada Allah
ketika berbuat baik kepada sesama tanpa dan sesama meskipun hal itu tidak menye-
harus mempertimbangkan balasannya. Ke- nangkan (Gibbons, 2009, pp. 1-8). Walapun
murahan adalah sikap ramah terhadap kesetiaan merupakan komitmen internal
orang lain bahkan kepada mereka yang namun itu dapat terlihat dalam perilaku se-
enggan untuk menerimanya atau bahkan seorang (Crowther, 2017, p. 30). Spiri-
cenderung untuk melawan (Crowther, 2017, tualitas ini seharusnya ada pada pelayan
p. 29). Spiritualitas ini perlu ada pada setiap Kristus masa kini. Mereka dapat diandalkan
pelayan Kristus agar mereka tetap menun- dalam tanggung jawabnya terhadap Allah
jukkan sikap ramah terhadap siapa pun dan sesama. Meskipun berat namun dia
bahkan kepada mereka yang jelas-jelas tetap mampu diandalkan untuk menun-
menentangnya. Kemurahan hati akan me- taskan setiap tanggung jawabnya tersebut.
murnikan motif para pelayan Kristus dalam Kedelapan, sikap hidup yang lemah

David Eko Setiawan, Anton Ishariyono 121


Volume 2, Nomor 2, Juli 2020

lembut. Kelemahlembutan merupakan ter- melaksanakan tugas pembebasan. Umat


jemahan dari kata dalam bahasa Yunani Allah dibebaskan dari kebodohan akan
πραΰτης (prautes). Kata ini diartikan Firman Allah. Saat dia mengajar, jangan
sebagai pengendalian diri yang hanya dapat hanya mementingkan isi ajaran saja namun
diberikan oleh Kristus saja (Barclay, 2000, p. juga harus memperhatikan relasi antara
82). Kelemahlembutan adalah kualitas ke- pengajar dan yang diajar. Di sinilah
rendahan hati yang rela mempedulikan spiritualitas pelayan Kristus hadir. Melalui
orang lain (Bauer, 2010, p. 699). Crowther, spiritualitas ini relasi guru dan murid
(2017, p. 31) mengutip Collins, menjelaskan dibangun. Inti dari sebuah pelayanan di
bahwa kelemahlembutan merupakan watak bidang pengajaran adalah bagaimana se-
yang tenang terutama ketika mendapatkan orang pelayan membuat suatu hubungan
kritikan tajam dan dapat berespon dengan dalam suatu proses pengajaran yang tidak
cara yang tepat serta sanggup memaafkan diwarnai dengan persaingan, proses satu
dan mengoreksi kesalahan. Spiritualitas ini arah, dan sikap hidup yang mengasingkan,
perlu ada pada setiap pelayan Kristus agar melainkan proses pengajaran yang mem-
pelayanannya dapat menyentuh setiap bebaskan. Proses pengajaran yang membe-
orang bahkan mungkin orang yang keras baskan ini diwarnai dengan kesabaran,
dan suka mengkritik tajam. Sikap hidup kelemahlembutan, keramahan, keterbukaan
yang lemah lembut akan menolongnya dan sikap saling menerima antara kedua
dalam menghadapi berbagai karakter ma- belah pihak. Dalam proses ini pun ada
nusia yang dilayani. kesejajaran status, sehingga arah pembe-
Kesembilan, sikap penguasaan diri. lajaran yang terjadi adalah dua arah.
Kata (egkrateia) diterjemahkan Berdasarkan teladan Kristus, Sang
sebagai penguasaan diri. Dalam bahasa Guru Agung, pelayan Kristus dapat meng-
Yunani sehari-hari kata tersebut merujuk gunakan salah satu metode pembelajaran
pada kearifan seorang kaisar yang tidak Kristus, yaitu menggunakan pertanyaan-
pernah membiarkan kepentingan dirinya pertanyaan. Metode ini mendorong situasi
sendiri mempengaruhi jalannya pemerin- pembelajaran yang menekankan relasi guru
tahan atas rakyatnya (Barclay, 2000, p. 83). dan murid. Melalui metode ini pula Kristus
Pelayan Kristus harus mewarnai kehidupan dapat menggambarkan jawaban yang benar
pribadi dan pelayanannya dengan spiri- bagi pendengar-Nya. Melalui penggambaran
tualitas tersebut. Kepentingan pribadinya jawaban yang benar itu, jawaban akan lebih
janganlah menjadi motor penggerak pela- menyakinkan dan selalu mereka ingat dari
yananya. Jika ini terjadi maka akan merusak pada hanya diucapkan saja.
pelayanannya kepada Allah dan sesama. Spiritualitas pelayan Kristus dalam
bidang pengajaran tampak dari bagaimana
Spiritualitas Pelayan Kristus dalam dia mengembangkan relasi dengan umat
Beberapa Bidang Pelayanan Allah. Seorang pelayan Kristus seharusnya
Sehubungan dengan hakikat spiri- tidak sekadar mengajar namun juga mem-
tualitas pelayan Kristus masa kini, Nouwen bangun relasi yang penuh dengan ke-
(1986, pp. 27-120) menujukkan pentingnya sabaran, kelemah-lembutan, keramahan
keterlibatan hal tersebut di dalam beberapa serta keterbukaan pada orang-orang yang
bidang pelayanan berikut: pertama, menga- diajarnya. Kehadiran relasi dalam proses
jar. Bidang pengajaran adalah bidang yang pembelajaran akan berdampak pada efek-
penting untuk diwarnai oleh spiritualitas tifitas penyerapan kebenaran pada umat
pelayan Kristus. Mengapa demikian? Me- Allah.
nurut Nouwen (1986, p. 59) Karena di saat Kedua, berkhotbah. Nouwen (1986, p.
mengajar, seorang pelayan Kritus sedang 59) menjelaskan bahwa berkhotbah meru-

122 Hakikat Spiritualitas Pelayan Kristus ...


Pengarah: Jurnal Teologi Kristen

pakan salah satu inti pelayanan Kristen. kataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
Namun demikian, berkhotbah bukanlah kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
sekadar menceritakan kisah-kisah dalam kesucianmu (1 Tim. 4:12). Barclay (2000,
Alkitab saja, tetapi di dalamnya harus ada pp. 154-155) mengomentari bagian kasih
kehidupan yang dibagikan. Hal ini mem- pada ayat tersebut sebagai berikut:
butuhkan keterbukaan dari sang peng-
khotbah. Melalui hidupnya, diharapkan je- Biasanya kasih merupakan sesuatu yang
maat dapat mengenali dan memahami karya berkaitan dengan hati tetapi jelas bahwa
Allah. Sang pengkhotbah harus mampu kasih Kristen berkaitan dengan kehendak.
memberikan keteladanan. Sebuah teladan Kasih adalah penaklukkan diri, yang
dengannya kita menumbuhkan kepedulian
hidup yang baik adalah khotbah terbaik
terhadap orang lain. Dengan demikian, ciri
yang dapat disampaikan kepada semua
pertama seorang pemimpin Kristen adalah
orang. Berkhotbah pada dasarnya bukanlah
kepedulian terhadap orang lain, tidak
sekadar tugas di atas mimbar namun peduli apapun yang mereka lakukan
mencakup juga perilaku hidup sehari-hari. Di terhadap dirinya.
sinilah spiritualitas pelayan Kristus diuji.
Pelayan Kristus harus hidup dalam keter- Berdasarkan penjelasan di atas tam-
bukaan agar spiritualitasnya dapat dilihat pak bahwa Paulus ingin Timotius memiliki
oleh semua orang sehingga mendorong kepedulian yang lahir dari (agape)
lahirnya keteladanan. Dia bukan saja mahir dalam menangani masalah-masalah pasto-
dalam berkhotbah namun harus juga ral di gereja Efesus. Inilah spiritualitas pe-
mampu memberikan teladan bagi sesama. layan Kristus dalam pelayanan.
Ketiga, pelayanan pastoral. Nouwen Keempat, berorganisasi. Nouwen
(1986, p. 72) berpendapat bahwa seperti (1986, pp. 86-119) melihat bahwa pelayan
halnya mengajar dan berkhotbah, maka kristiani seringkali cenderung fokus pada
pelayanan pastoral pun juga terkait erat struktur berorganisasi yang ada dalam
dengan spiritualitas seorang pelayan Kris- gereja, bukan struktur kehidupan jemaat itu
tus. Pada pelayanan tersebut, pelayan sendiri. Maksudnya, pelayan kristiani ka-
Kristus harus memilki kepedulian terhadap dang tidak dapat menyentuh struktur-
umat Allah. Untuk dapat peduli maka di- struktur kehidupan yang paling mendasar
butuhkan keputusan menyangkal diri sendiri. seperti kasih, pelayanan dan lain-lain. Hal ini
Tujuannya dapat menciptakan ruang bagi disebabkan para pelayan tersebut terlalu
Allah berkarya dalam diri seseorang. sibuk berorganisasi dan mengabaikan umat
Selain itu Nouwen (1986, p. 73) de- Allah yang seharusnya perlu dilayani.
ngan tegas mengatakan bahwa hubungan Nouwen memberi contoh gereja membantu
pastoral tidak dapat sepenuhnya dimengerti orang-orang miskin dengan memberikan
dalam rangka kontrak professional. Hubu- mereka sejumlah uang atau tempat tinggal
ngan pastoral lebih didasarkan pada kepe- sementara. Padahal, mereka membutuhkan
dulian, di mana si pelayan ikut terlibat tanpa hal yang lebih dari itu yaitu sebuah kasih
syarat ke dalam kehidupan/pergumulan se- dan penghargaan sebagai seorang manu-
samanya. sia, sehingga mereka bisa merasakan dite-
Pernyataan di atas selaras dengan rima dalam masyarakat. Kesalahan orientasi
nasihat Rasul Paulus kepada Timotius ini disebabkan para pelayan lebih cen-
ketika dia sedang melayani di Efesus. derung melayani organisasi dari pada
Adapun nasihatnya adalah sebagai berikut: manusianya. Seharusnya, Umat Allahlah
“Jangan seorang pun menganggap engkau yang menjadi fokus pelayanannya.
rendah karena engkau muda. Jadilah tela- Seorang pelayan Kristus harus benar-
dan bagi orang-orang percaya, dalam per- benar mempengaruhi bidang pelayanan ini

David Eko Setiawan, Anton Ishariyono 123


Volume 2, Nomor 2, Juli 2020

dengan spiritualitasnya. Pelayanan yang penyelewengan seksual telah menjadi


penuh dengan kesabaran, kemurahan dan catatan hitam. Kejatuhan sebagian pelayan
kesetiaan merupakan spiritualitas mereka Kristus karena seks telah mengakibatkan
dalam berorganiasi. rusaknya reputasi dunia pelayanan Kristen
dan mundurnya beberapa dari mereka.
Berbagai Godaan bagi Spiritualitas Kegagalan Daud di bidang seks (2 Sam. 11)
Pelayan Kristus seharusnya menjadi pelajaran penting bagi
Seorang pelayan Kristus tidak luput para pelayan Kristus untuk serius mengatasi
dari godaan di dalam pelayanannya. Jika godaan tersebut. Yusuf telah menunjukkan
seorang pelayan Kristus tidak menyikapi kekuatan integritasnya terhadap godaan
secara benar berbagai godaan itu, maka seksual. Dia menolak dengan tegas godaan
akan berdampak langsung pada spiritua- tersebut (Kej. 39). Meskipun harus meng-
litasnya. Berbagai godaan yang perlu hadapi fitnahan dari istri Potifar.
diperhatikan oleh setiap pelayan Kristus Seorang pemimpin Kristen harus
adalah sebagai berikut: berani menghadapi godaan seksual dalam
Pertama, godaan di bidang keuangan. kepemimpinannya. Mengingat seksualitas
Adakalanya seorang pelayan Kristus diper- tidak dapat diceraikan dengan spiritualitas
hadapkan dengan masalah keuangan. Ka- (Foster, 1985, p. 91). Wilson (1990, pp. 807-
sus-kasus penyalahgunaan keuangan oleh 810) menunjukkan bagaimana pertumbuhan
sebagian para pelayan Kristus telah menjadi kristiani dapat dirintangi oleh dosa seksual.
catatan hitam bagi dunia pelayanan Kristen. Menurut Wilson (1990, p. 807) dosa seksual
Mereka yang memiliki posisi penting dalam dapat menghalangi penyembahan kepada
mengambil keputusan tentang keuangan Allah. Ketika seseorang terlibat dengan
adakalanya diperhadapkan dengan godaan dosa seksual maka dia akan mencurahkan
ketamakan dan integritas yang rendah. segala perhatiannya kepada seks, sehingga
Tidak sedikit dari mereka yang gagal dalam dia akhirnya tidak mempunyai tenaga atau
bidang keuangan akibat gagal mengatasi kecenderungan untuk menyembah Allah.
godaan tersebut. Rasul Paulus dalam Seseorang tidak dapat menyembah kedua-
suratnya kepada Timotius (1 Tim. 6:10) nya (Allah dan seks). Pastilah dalam hal ini
mengingatkan bahaya cinta uang yang akan ada yang dikorbankan. Padahal pe-
dapat merusak spiritualitas seseorang, rintah tertinggi yang Allah berikan kepada
demikianlah peringatannya: “Karena akar orang percaya adalah untuk menyembah
segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab Allah. Di sinilah dosa seksual menjadi
oleh memburu uanglah beberapa orang penghalang bagi spiritualitasnya.
telah menyimpang dari iman dan menyiksa Selanjutnya dosa seksual juga meng-
dirinya dengan berbagai-bagai duka.” Se- halangi pertumbuhan rohani dengan cara
tiap pelayan Kristus seharusnya memper- mengikat pada kesalahan seseorang. Dosa
hatikan nasihat Paulus tersebut. Karena seksual telah mengakibatkan seseorang
hancurnya spiritualitas pelayan Kristus terikat pada sesuatu yang salah. Wilson
dimulai ketika orientasi pelayanannya telah (1990, p. 808) menjelaskan bahwa dosa
bergeser kepada harta/uang. Berrs (1990, p. seksual akan memberikan efek mengikat
961) menjelaskan jikalau seorang pelayan namun keterikatan pada sesuatu yang sa-
Kristus melayani hanya karena upah (baca: lah. Sehingga seseorang yang terikat oleh-
uang), maka pelayanannya memiliki motif nya, di satu sisi merasakan kenikmatan na-
yang rendah. Hal ini patut diwaspadai agar mun di sisi lain dia merasakan tekanan aki-
mereka tetap setia pada panggilannya. bat perbuatannya yang salah. Ini membuat
Kedua, tantangan dalam hal seks. terhambatnya pertumbuhan rohani sese-
Sejak zaman Alkitab hingga masa kini, orang. Bahkan akan merusak spiritualitas-

124 Hakikat Spiritualitas Pelayan Kristus ...


Pengarah: Jurnal Teologi Kristen

nya. Dosa seksual mengakibatkan sese- keputusan untuk memiliki fokus yang benar
orang berorientasi kepada hal-hal jasma- dalam melayani, yaitu menyenangkan
niah. Wilson (1990, p. 808) memaparkan hal Tuhan dan bukan dirinya sendiri. Jika fokus
tersebut melalui kesaksian kliennya yang pelayanannya benar maka di saat yang
mengatakan bahwa selama dia terikat pada bersamaan dia akan menerima promosi
dosa seksual maka dia sulit berpikir bahwa yang sesungguhnya dari Kristus. Tetapi jika
dirinya terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. dia melayani Kristus oleh karena hanya
Karena dia selalu hanya memikirkan kenik- ingin mendapatkan posisi atau kekuasaan
matan tubuhnya dan kemudian mengabai- maka hal itu akan membuatnya jatuh. Dalam
kan hal-hal rohani. melayani Dia, pelayan Kristus itu sendiri
Wilson (1990, p. 809) juga berpen- akan bertumbuh secara rohani. Dia akan
dapat bahwa dosa seksual membuat se- menjadi hamba yang lebih efektif, yang
seorang percaya setiap perasaan senang dipersiapkan untuk pelayanan lebih besar.
dan bahagia harus bersifat seksual atau Para pelayan Kristus harus mengingat
erotik. Kenikmatan fisik bersifat sementara, bahwa otoritas atau kekuasaan diberikan
sedangkan kenikmatan dari Allah itu kekal kepada mereka bukan untuk popularitas diri
(Ibr. 11:24-28). Dosa seksual telah menipu sendiri namun untuk sebagai kesempatan
seseorang sehingga dia hanya mengejar untuk melayani Yesus lebih efektif lagi.
kenikmatan fisik saja dan mengabaikan Selanjutnya, kekuasaan itu juga digunakan
kenikmatan dari Allah. Ini dapat meng- untuk melayani orang-orang yang dipim-
hambat spritualitas seseorang. pinnya dengan kasih, sehingga mereka pun
Akhirnya Wilson (1990, p. 810) me- akhirnya dapat merasakan kasih tersebut
ngatakan bahwa dosa seksual juga dapat (Octavianus, 1994, p. 189).
membuat seseorang kehilangan kerinduan
untuk dekat dengan Allah. Menurutnya, Implikasi Spiritualitas Pelayan Kristus
berdasarkan pernyataan Yesus dalam bagi Hamba Tuhan Masa Kini
Matius 6:24, seseorang tidak dapat me- Berdasarkan pembahasan sebelum-
layani Tuhan dan uang sekaligus. Demikian nya, tampak bahwa spiritualitas pelayan
pula seseorang tidak dapat melayani dosa Kritus mewujud dalam karakter Kristen yang
seks dan Allah sekaligus, karena keduanya terdapat di dalam Galatia 5:22, 23, 25. Itu
bertentangan. menjadi sebuah sikap hidup yang dapat
Ketiga, godaan dalam hal kekuasaan. diidentifikasi sebagai hakikat spiritualitas
Setiap pelayan Kristus diberi otoritas oleh pelayan Kristus masa kini.
Allah untuk menjadi servant leader bagi Di tengah-tengah berbagai situasi dan
umat Allah. Namun demikian ada sebagian tantangan pelayanan yang muncul saat ini
pelayan Kristus yang telah menyalah- diperlukan sosok hamba Tuhan yang mum-
gunakan kekuasaan untuk kepentingan diri puni dalam menghayati spiritualitasnya. Ti-
sendiri. Otoritas yang diterima seharusnya dak dapat dipungkiri bahwa masih sering di-
digunakan untuk melayani, namun tidak temui spiritualitas pelayan Kristus yang me-
sedikit dari mereka yang gagal dalam rosot saat ini sehingga menimbulkan kesen-
menghadapi godaan penyalahgunaan keku- jangan yang makin lebar antara fakta de-
asaan tersebut. Mereka jatuh akibat ke- ngan harapan. Apa yang diharapkan adalah
sombongan dan egoisme sehingga merasa sebuah keteladanan seorang hamba Tuhan.
diri benar dan akhirnya lupa bahwa sejatinya Tentu kondisi ini harus menjadi perhatian.
mereka adalah pelayan Kristus (Foster, Jika tidak, secara umum akan berdampak
1985, p. 178). buruk pada gereja Tuhan masa kini.
Untuk dapat menghadapi godaan itu, Apakah implikasinya? Pertama, akan
seorang pelayan Kristus harus mengambil semakin sulit didapati hamba Tuhan yang

David Eko Setiawan, Anton Ishariyono 125


Volume 2, Nomor 2, Juli 2020

dapat dipercaya. Berbicara tentang diper- ternya. Erastus Sabdono melihat banyak
caya dalam lingkup hamba Tuhan ini sangat orang Kristen yang mengabaikan proses ini,
luas. Setidaknya jika ada hamba Tuhan mereka lebih mementingkan kesenangan
yang tidak dapat dipercaya maka secara diri sendiri, gelar, kekuasaan, kehormatan,
langsung ia mengajarkan ketidakjujuran harta kekayaan dan lain sebagainya (Sab-
kepada umat Tuhan yang dilayani. Tidak dono, 2016, p. 51).
mengherankan jika akhir-akhir ini, sering Gereja, baik lokal maupun global
terdengar hamba Tuhan yang jatuh dalam harus memberi dampak bagi masyarakat.
dosa seks, penyimpangan kuangan dan Sebab Allah ingin menyelesaikan tujuan
memperebutkan kekuasaan seolah berada penebusan-Nya, yaitu agenda besar Allah,
di panggung politik. Menurut Danile (Spek- melalui gereja-Nya. Gereja jauh lebih pen-
trum, 2020) dalam surveinya didapati spiri- ting dalam mengubah sebuah masyarakat
tualitas generasi muda Kristen di Indonesia dibandingkan kepala negara, atau lembaga
menunjukkan bahwa 80% pemimpin Kristen perwakilan rakyat. Oleh sebab itu Allah
gagal menjadi teladan yang baik. Fakta itu mempersiapkan dan memberikan pemimpin
menjadi pertanda gagalnya hamba Tuhan kepada jemaat. Para pemimpin inilah yang
dalam mengemban tugas sebagai pelayan harus memperlengkapi gereja untuk tujuan
Kristus. Menyangkut kehidupan gereja, hal besar Allah. Ini adalah tugas tertinggi dari
kredibilitas sangat penting dalam kepe- semua pemimpin gereja, yakni memper-
mimpinan dan pertumbuhan gereja (Ra- lengkapi umat Tuhan untuk melaksanakan
jaguguk, 2018, p. 13). pekerjaan Allah dan memperluas kekua-
Kedua, penggembalaan yang tidak saan-Nya melalui pelayanan (Moffit &
benar akan menghasilkan jemaat yang tidak Tesch, 2010, pp. 150-151).
benar pula (Dharma, 2017, p. 8). Tidak Maka dari itu dibutuhkan seorang
heran jika akhir-akhir ini didapat jemaat pemimpin umat yang dapat menjadi panutan
Tuhan hidup dalam kecemaran, tidak me- bagi orang lain, sebab pemimpin dengan
miliki integritas, tidak kudus, dan bergaya spiritualitas yang baik akan menjadi panutan
sekuler. Karena mereka melihat praktik hi- dan berkat bagi jemaatnya (Rusmiyati,
dup pemimpin-pemimpin yang tidak selaras 2018, p. 11). Berbicara tentang pemimpin
dengan apa yang mereka bicarakan melalui yang bisa menjadi panutan bagi orang lain,
mimbar khotbah atau di ruang kelas. Ke- Yesus adalah model pemimpin yang ideal
teladanan yang buruk ini akan berdampak yang bisa menjawab kebutuhan masa kini.
pada kehidupan rohani yang tidak ber- Model kepemimpinan Yesus secara garis
karakter Kristus. besar sangat bertolak belakang dengan
Ketiga, gereja akan kehilangan penga- yang ada di dunia ini. Kepemimpinan se-
ruh atau tidak memberikan dampak positif jalan dengan status, dominasi, dan kontrol.
bagi masyarakat luas. Gereja yang dimak- Yesus secara tegas menolak gaya autokrasi
sud di sini adalah persekutuan orang-orang ini dan menuntut para pemimpin mempunyai
yang telah dipanggil Allah di dalam dan ciri pelayanan yang rendah hati. Dalam
melalui Yesus. Pemanggilan itu untuk satu hubungannya dengan para murid, Yesus
tujuan agar menjadi milik-Nya, umat kepu- secara konsisten memberi teladan melalui
nyaan Allah sendiri. Sebab dengan pemang- gaya kepemimpinan-Nya. Ketika Yesus
gilan itu, Allah mau supaya umat-Nya men- membasuh kaki para murid, Ia mau supaya
jadi kudus, diperlengkapi dengan Roh mereka mengikuti teladan-Nya (Yoh. 13:14).
Kudus agar menjadi serupa dengan Kristus. Inilah gaya kepemimpinan Yesus yang me-
Dengan kata lain, orang-orang yang telah layani (D’Souza, 2006, p. 170).
dipanggil itu akan mengalami proses terus Selain gaya kepemimpinan Yesus
menerus yang berkaitan dengan karak- yang melayani, Alkitab juga memperlihatkan

126 Hakikat Spiritualitas Pelayan Kristus ...


Pengarah: Jurnal Teologi Kristen

gaya kepemimpinan gembala, yang peduli, Dalam kepemimpinannya, Petrus me-


dan memberikan bimbingan. Dalam Matius ngajarkan bagaimana hidup berjemaat, yaitu
14:13-21, ketika Yesus melihat orang ba- bertekun belajar firman, berdoa, memba-
nyak mengikuti-Nya sampai malam, Ia tidak ngun hubungan kebersamaan di dalam
hanya mengajar dan menyembuhkan orang Kristus, berbagi rezeki, murah hati, tidak
sakit, tetapi juga memberi mereka makan mementingkan diri sendiri, hidup rukun
sebelum pulang. Yesus memberi teladan dengan gembira (Kis. 2:41-47). Sekalipun
kepedulian kepada murid-murid dengan pelayanan Petrus dan murid yang lain
menyuruh mereka memberi makan yang ditentang oleh Mahkamah Agama, namun ia
jumlahnya ribuan orang. Ini jelas perkara lebih taat kepada Allah (Kis. 4:18-20). Ini
yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh adalah bukti pemimpin yang berprinsip.
para murid. Dalam kebuntuan itu Yesus Petrus adalah sosok hamba Tuhan
meminta apa yang ada pada mereka supaya yang memiliki pengalaman hidup sebagai
Ia berkati dan bisa memenuhi kebutuhan pribadi yang terhubung dengan Kristus yang
ribuan orang. Yesus memberi perintah, juga mewujud dalam emosi, perilaku, ketaatan
sekaligus memberi bimbingan. Inilah kepe- dan kesetiannya. Dalam suratnya kepada
mimpinan gembala. jemaat yang hidup dalam perantauan, mem-
Kepemimpinan menuntut keperca- perlihatkan kerinduannya kepada jemaat
yaan. Ini adalah prasyarat untuk terlaksa- yang digembalakan maupun jemaat masa
nanya segala sesuatu yang hendak dicapai. kini, dalam situasi apapun untuk tetap
Dan kepercayaan terbesar adalah warisan memiliki spiritualitas pelayan Kristus. 
kepada mereka yang datang kemudian
(James & Barry, 2007, p. 41). Yesus adalah Tetapi kamulah bangsa yang terpilih,
pemimpin yang ideal dan bisa dipercaya. Ia imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
mau menyelesaikan tujuan penebusan-Nya umat kepunyaan Allah sendiri, supaya
melalui gereja-Nya. Ia telah meletakkan kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah
dasar yang kokoh melalui kepemimpinan-
memanggil kamu keluar dari kegelapan
Nya kepada para murid. Dan para murid,
kepada terang-Nya yang ajaib: kamu,
sebut saja Petrus telah meneladani Yesus
yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang
dengan menjadikan pengikutnya pemimpin sekarang telah menjadi umat-Nya, yang
umat. Dari Yesus diterima oleh Petrus, dari dahulu tidak dikasihani tetapi yang
Petrus diteruskan kepada jemaat mula- sekarang telah beroleh belas kasihan (I
mula, yang kemudian dari sana proses pe- Petrus 2:9-10).
nebusan terus berlangsung hingga sekarang
melalui gereja-Nya. KESIMPULAN
Seperti apa kepemimpinan Petrus? Seiring dengan adanya sebagian
Semula Petrus dikenal sebagai salah se- penilaian negatif terhadap para pelayan
orang rasul Yesus yang pernah menyangkal Kristus masa kini maka mereka wajib untuk
Dia. Ia juga dikenal sebagai orang yang menghidupi spiritualitasnya. Adapun hakikat
tidak terpelajar di hadapan sidang Mahkah spiritualitas tersebut tersurat di dalam
Agama (Kis. 4:13). Namun ia adalah murid Galatia 5:22-25. Jika spritualitas ini tidak
yang setia dan menaati perintah Yesus. Ia dihidupi oleh hamba Tuhan masa kini, maka
juga mempelajari Kitab Suci. Dalam akan berimplikasi pada semakin sulit
persekutuan doa ia memimpin dan meng- ditemukan hamba Tuhan yang dapat
gerakkan murid-murid yang lain untuk dipercaya. Selain itu juga akan berimplikasi
menggenapi Mazmur 69:26; 109:8, yaitu pada jemaat. Model penggembalaan yang
menggantikan posisi Yudas yang sudah tidak benar akan menghasilkan jemaat yang
mati dengan Matias. tidak benar pula. Akhirnya gereja akan

David Eko Setiawan, Anton Ishariyono 127


Volume 2, Nomor 2, Juli 2020

kehilangan pengaruh positif bagi masya-


rakat luas.

DAFTAR RUJUKAN Upaya Pembentukkan


Anggu, P. (2005). Pertumbuhan Karakter Karakter.  Kurios: Jurnal Teologi dan
Kristen “Kepribadian Seorang Pendidikan Agama Kristen,  3(1), 48-
Pelayan”. Jurnal Jaffray, 3(1), 26-30. 65.
Bauer, W. (2010). A Greek-English Lexicon Herlianto. (1990).  Humanisme dan Gerakan
of the New Testament and Other Early Zaman Baru. Yayasan Kalam Hidup.
Christian Literature. Chicago: Ipaq, E. W. (2014). Pemimpin Sebagai
University of Chicago Press. Gembala.  Jurnal Jaffray,  12(1), 27-
Barclay, W. (2000). Pemahaman Alkitab 34.
Setiap Hari: Surat-surat Galatia & Kartono, K. (1980). Pengantar Metodologi
Efesus. Jakarta: BPK Gunug Mulia Research. Bandung: Alumni.
____________ (1974). New Testament Moffit, B. & Tesch, K. (2010). Transformasi
Word. Kentucy: Westminster Press. Gereja Lokal dan Masyarakat. Jakarta:
Brown, C. (1971). New Testament Theology Bina Kasih,
(Vol. 2). Grand Rapids: Regency Nouwen, H. J. M. (1986). Pelayanan yang
Reference Library from Zondervan. Kreatif. Yogyakarta: Kanisius.
Collins. (2006). The Power of Leadership. Octavianus, P. (1994). Manejamen dan
Hampton, VA: CFI Publishing. Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah.
Crowther, S. S. (2017). The Fruit of The Malang: YPPI dan Gandum Mas.
Spirit in The Context of Sabdono, E. (2016). Resurrecting Jesus
Leadership.  Journal of Biblical Within Us. Jakarta: Rehobot Literature
Perspectives in Leadership,  7(1), 24- Schippers, K. (2004). Spiritualitas dan
34. Pembangunan Jemaat. Seri Pastoral
D’Souza, A. (2009). Ennoble, Enable, 367 No. 12. Yogyakarta: Kanisius.
Empower. Jakarta: Kompas Gramedia Schreiner, T. (2010). Exegetical
Dermot, G. R. Mc. (1995). Mengenali 12 commentary on the New Testament:
Tanda Kerohanian Sejati (Suryadi, Galatians. Grand Rapids: Zondervan.
Trans.). Yogyakarta: Yayasan Andi. Tanya, V. I. (1996). Spiritualitas, Pluralitas
Dharma, S. M. (2017). Kesesasatan Gereja dan Pembangunan di Indonesia.
Akhir Zaman. Yogyakarta: Andi Jakarta: BPK Gunung Mulia
Foster, R. J. (1985). Uang, Sex dan Tischler, L., Biberman, J., & McKeage, R.
Kekuasaan. Bandung: Yayasan Kalam (2002). Linking Emotional Intelligence,
Hidup Spirituality and Workplace
Fung, R. (1988). The Epistle to the Performance.  Journal of Managerial
Galatians. Grand Rapids: Eerdmans Psychology, 17(3), 203-218.
Gibbons, S. (2009). Patience: The Fourth in Russell, T. H., Bean, A. C., & Vaughan, L. B.
a Series of Nine Leadership (Eds). (1938). Webster’s Twentieth-
Devotionalsbased upon the Fruit of the Century Dictionary of the English
Spirit. Inner Resources for Leaders, Language. New York: Publishers
2(1), 1-8. Guild, Inc.
Hendra, V. (2018). Peran Orang Tua dalam Wilson, E. (1990). Pola Hidup Kristen: Dosa
Menerapkan Kasih dan Disiplin Seksual dan Pertumbuhan Kristiani.
kepada Anak Usia 2-6 Tahun sebagai Malang: Gandum Mas.

128 Hakikat Spiritualitas Pelayan Kristus ...

Anda mungkin juga menyukai