BADAN USAHA
❑ PERUSAHAAN YANG
BERBENTUK BADAN
HUKUM;
❑ PERUSAHAAN YANG
TIDAK BERBENTUK
BADAN HUKUM.
PERUSAHAAN YANG TIDAK BERBENTUK BADAN
HUKUM
PERUSAHAAN YANG PEMILIKNYA HANYA SATU
ORANG:
❑ USAHA DAGANG (UD)
❑ PERUSAHAAN DAGANG (PD)
❑ PERUSAHAAN OTOBIS (PO)
❑ KOPERASI
SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG
NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN
❑ YAYASAN
SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG
YAYASAN
UNSUR-UNSUR BADAN HUKUM
❑ ORGANISASI YANG TERATUR;
❑ HARTA KEKAYAAN SENDIRI;
❑ MELAKUKAN HUBUNGAN HUKUM SENDIRI;
❑ MEMPUNYAI TUJUAN SENDIRI.
TANGGUNG JAWAB YURIDIS PERUSAHAAN
PERSEKUTUAN PERDATA
PERSEKUTUAN FIRMA
PENGUMUMAN DALAM BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN TAMBAHAN BERITA NEGARA REPUBLIK
INDONESIA (PASAL 28 KUHD)
BUBARNYA PERSEKUTUAN FIRMA
❖ LEWAT JANGKA WAKTU YANG TELAH
DITENTUKAN
❖ PENGUNDURAN DIRI ATAU PEMBERHENTIAN
SEKUTU
❖ PEMBUBARAN ATAS KEHENDAK SEMATA-
MATA DARI PESERO
❖ JIKA SALAH SEORANG PESERO MENINGGAL
ATAU DIBAWAH PENGAMPUAN ATAU
DINYATAKAN PAILIT
PEMBERESAN
MELAKUKAN SEGALA
PERBUATAH HUKUM
UNTUK DAN ATAS
NAMA FIRMA DALAM
PENYELESAIAN
MEMINTA ATAU
MEMBAGI UANG DAN MENARIK UANG-UANG
HARTA KEKAYAAN KEPADA PESERO
BILA MASIH ADA FIRMA DALAM
PENYELESAIAN
SEKIAN
&
TERIMA KASIH
BAHAN KULIAH 5
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PERSEKUTUAN KOMANDITER
❑ PERSEKUTUAN KOMANDITER
❑ PERSEROAN KOMANDITER;
❑ COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP.
PENGATURAN PERSEROAN KOMANDITER
PERSEROAN KOMANDITER MENDAPAT
PENGATURAN DALAM :
❑ PASAL 19 SAMPAI DENGAN PASAL 21 KUHD;
❑ BEBERAPA PASAL DARI KUHPERDATA;
PENGERTIAN PERSEROAN KOMANDITER
PERSEROAN KOMANDITER MERUPAKAN BENTUK
BADAN USAHA YANG DIDIRIKAN OLEH 2 (DUA)
ORANG ATAU LEBIH, DIMANA 1 (SATU) ORANG
ATAU LEBIH DARI PENDIRINYA ADALAH PERSERO
AKTIF, YAKNI AKTIF MENJALANKAN
PERUSAHAAN DAN BERTANGGUNG JAWAB SECARA
PENUH ATAS KEKAYAAN PRIBADINYA,
SEMENTARA 1 (SATU) ORANG LAIN ATAU LEBIH
MERUPAKAN PERSERO PASIF, DIMANA IA HANYA
BERTANGGUNG JAWAB SEBATAS UANG YANG
YANG DISETOR SAJA.
PESERO DALAM PERSEROAN KOMANDITER
PERSEROAN TERBATAS
PERSEKUTUAN MODAL
• PARA PEMEGANG SAHAM MENEMPATKAN MODAL TERTENTU DENGAN CARA MEMILIKI SAHAM PADA PT
TERSEBUT
DIDIRIKAN BEDASARKAN • PERSEROAN TERBATAS DIDIRIKAN OLEH 2 (DUA) ORANG ATAU LEBIH DENGAN AKTE NOTARIS YANG
PERJANJIAN
DIBUAT DALAM BAHASA INDONESIA. (PASAL 7 AYAT (1) UUPT)
MODAL YANG TERBAGI • SEBAGAI SUATU BADAN HUKUM PT MEMILIKI KEKAYAAN DAN HARTA SENDIRI TERLEPAS DARI
KEKAYAAN DAN HARTA PENDIRI MAUPUN PEMEGANG SAHAMNYA.
DALAM SAHAM-SAHAM
• HARTA DALAM PT BERUPA MODAL DASAR YANG SUDAH DITENTUKAN DALAM UU PT DAN TERDIRI DARI
SAHAM-SAHAM.
MENJALANKAN USAHA / • KEGIATAN USAHA PT DALAM BIDANG EKONOMI BAIK INDUSTRI, PERDAGANGAN MAUPUN JASA YANG
KEGIATAN TERTENTU
BERTUJUAN MEMPEROLEH KEUNTUNGAN/LABA
MEMENUHI PERSYARATAN
• SETIAP PERSEROAN HARUS MEMENUHI UUPT DAN PERATURAN PELAKSANAANYA.
• UUPT MENGANUT SISTEM TERTUTUP ( CLOSED SYSTEM ).
DASAR HUKUM
❑ Dasar Hukum Umum (UU No. 40/2007)
❑ Dasar Hukum Khusus
1. UU Pasar Modal
2. UU Penanaman Modal
3. UU BUMN
4. UU Perbankan
5. UU khusus lainnya
KLASIFIKASI PT
PEMEGANG
• PT TERTUTUP
SAHAM
• PT TERBUKA
JENIS
• PERUSAHAAN MODAL DALAM
PENANAMAN NEGERI
MODAL • PERUSAHAAN MODAL ASING
KARAKTERISTIK PT
❑ SEBAGAI ASOSIASI MODAL
❑ KEKAYAAN DAN UTANG PT ADALAH
TERPISAH DARI KEKAYAAN DAN UTANG
PEMEGANG SAHAM
❑ TANGGUNG JAWAB PEMEGANG SAHAM
TERBATAS (LIMITED LIABILITY)
❑ ADANYA PEMISAHAN FUNGSI ORGAN PT
❑ MEMILIKI KOMISARIS YANG BERFUNGSI
SEBAGAI PENGAWAS
❑ KEKUASAAN TERTINGGI BERADA PADA RUPS
PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS
❑ PENDIRIAN;
❑ ANGGARAN DASAR DAN PERUBAHAN
ANGGARAN DASAR;
❑ DAFTAR PERSEROAN;
❑ PENGESAHAN; DAN
❑ PENGUMUMAN.
PENDIRIAN
(1) Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa
Indonesia.
(2) Setiap pendiri Perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat Perseroan didirikan.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam rangka Peleburan.
(4) Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri
mengenai pengesahan badan hukum Perseroan.
(5) Setelah Perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang dari 2
(dua) orang, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut
pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain
atau Perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain.
(6) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah dilampaui, pemegang saham
tetap kurang dari 2 (dua) orang, pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala
perikatan dan kerugian Perseroan, dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan
negeri dapat membubarkan Perseroan tersebut.
(7) Ketentuan yang mewajibkan Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dan ketentuan pada ayat (5), serta ayat (6) tidak berlaku bagi:
a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara; atau
b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan
penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal.
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
PENDIRIAN
(1) Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan
pendirian Perseroan.
(2) Keterangan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat sekurang-kurangnya:
a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan
alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai
pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan;
b. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,
kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali
diangkat;
c. nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah
saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor.
(3) Dalam pembuatan akta pendirian, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan
surat kuasa.
(1) Perbuatan hukum yang berkaitan dengan kepemilikan saham dan penyetorannya yang dilakukan
oleh calon pendiri sebelum Perseroan didirikan, harus dicantumkan dalam akta pendirian.
(2) Dalam hal perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinyatakan dengan akta yang
bukan akta otentik, akta tersebut dilekatkan pada akta pendirian.
(3) Dalam hal perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinyatakan dengan akta
otentik, nomor, tanggal dan nama serta tempat kedudukan notaris yang membuat akta otentik
tersebut disebutkan dalam akta pendirian Perseroan.
(4) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tidak dipenuhi,
perbuatan hukum tersebut tidak menimbulkan hak dan kewajiban serta tidak mengikat
Perseroan.
Pasal 12 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
PENDIRIAN
(1) Perbuatan hukum yang dilakukan calon pendiri untuk kepentingan Perseroan yang belum
didirikan, mengikat Perseroan setelah Perseroan menjadi badan hukum apabila RUPS
pertama Perseroan secara tegas menyatakan menerima atau mengambil alih semua hak
dan kewajiban yang timbul dari perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon pendiri atau
kuasanya.
(2) RUPS pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diselenggarakan dalam jangka
waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah Perseroan memperoleh status badan
hukum.
(3) Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sah apabila RUPS dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili semua saham dengan hak suara dan keputusan disetujui
dengan suara bulat.
(4) Dalam hal RUPS tidak diselenggarakan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) atau RUPS tidak berhasil mengambil keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), setiap calon pendiri yang melakukan perbuatan hukum tersebut bertanggung jawab
secara pribadi atas segala akibat yang timbul.
(5) Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diperlukan apabila
perbuatan hukum tersebut dilakukan atau disetujui secara tertulis oleh semua calon
pendiri sebelum pendirian Perseroan.
❑ DIREKSI, DAN
❑ DEWAN KOMISARIS.
Keterangan
PT. ABC : Perusahaan yang melakukan penggabungan
PT. EFG : Perusahaan target merger
PT. ABC : Perusahaan yang dibubarkan
❑ Penggabungan Vertikal
❑ Penggabungan Konglomerat
❑ Meningkatkan dana
❑ Sinergi
PT.KLM
Keterangan
PT. ABC : Perusahaan yang melakukan penggabungan
PT. EFG : Perusahaan target merger
PT. ABC : Perusahaan yang dibubarkan
Keterangan
PT. ABC : Perusahaan yang melakukan pengambilalihan
PT. EFG : Perusahaan target pengambilalihan
PT. ABC dan PT. EFG tetap ada setelah pengambialihan
❑ Karyawan;
❑ Kreditor;
❑ Masyarakat;
KOPERASI
❑ koperasi konsumen,
❑ koperasi jasa,
❑ koperasi pemasaran.
PENDIRIAN KOPERASI
❑ Koperasi primer harus didirikan oleh minimal 20 orang yang punya
kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama, sedangkan pendiri
koperasi sekunder minimal 3 badan hukum Koperasi
❑ Para Pendiri atau kuasa pendiri koperasi mengajukan permintaan
pengesahan akta pendirian koperasi secara tertulis dan/atau
secara elektronik kepada Menteri Koperasi dan UKM
❑ Pengajuan pengesahan akta pendirian koperasi perlu
melampirkan: 2 rangkap akta pendirian koperasi dan satu di
antaranya bermaterai; Berita acara Rapat Pendirian Koperasi,
termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan
pengesahan; surat bukti penyetoran modal yang paling sedikit
sebesar simpanan pokok; dan rencana awal kegiatan usaha
Koperasi.
PENDIRIAN KOPERASI
❑ Berita acara Rapat Pendirian Koperasi harus dilengkapi: daftar
hadir rapat pendirian; foto copy KTP pendiri sesuai daftar hadir;
surat kuasa pendiri; surat rekomendasi instansi terkait dengan
bidang usaha yang akan dijalani
❑ Untuk koperasi sekunder harus ditambahkan dokumen: Hasil
berita acara rapat pendirian koperasi dan surat kuasa koperasi
primer dan/atau koperasi sekunder untuk pendirian koperasi
sekunder; Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer
dan/atau sekunder calon anggota; Koperasi primer dan/ atau
sekunder calon anggota melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) aktif
❑ Ada syarat tambahan untuk pendirian koperasi simpan pinjam dan
koperasi simpan pinjam syariah (bisa dilihat di pasal 10 ayat 5
dan 6 Permen Koperasi dan UKM 9/2018).
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
PERKULIAHAN
PENGANTAR HUKUM BISNIS
YAYASAN