Anda di halaman 1dari 2

Lailatun Nafis 2102056149 (IH-D3)

Dunia hukum tidak hanya dipenuhi oleh adagium, asas, dan peraturan saja, akan tetapi
juga adanya simbol, logo atau biasa disebut lambang. Beberapa diantaranya yang terkenal
atau biasa dibahas Themis. Themis atau biasa disebut Dewi Themis memiliki makna lambang
keadilan. Menurut Alexander S. Murray mendefinisikan Themis sebagai personifikasi dalam
hukum yang berusaha mengendalikan semua urusan manusia, dari hak tertinggi hingga hal
paling mulia yang tidak terpengaruh oleh manusia. Membahas tentang makna dibalik
lambang hukum atau bisa disebut dengan Dewi Keadilan/Dewi Themis. Semua yang melekat
pada sosok Themis menggambarkan elemen tertentu dari keadilan. Terdapat empat makna
yang terkandung dalam lambang hukum tersebut, yaitu seorang dewi atau biasa disebut ibu
keadilan, mata yang tertutup, kemudian terdapat timbangan, dan juga pedang yang mengarah
kebawah.

Pembahasan pertama yaitu mengapa seorang dewi, atau ibu? Karena dewi atau ibu
merupakan seorang wanita, yang dimana seorang wanita sangat identik dengan ketulusan,
kesederhanaan, atau juga kelemah lembutan. Bisa juga diartikan seorang wanita itu memiliki
hati nurani yang luhur. Yang artinya hukum itu bertujuan untuk menciptakan kedamaian dan
keteraturan. Tidak membuat rasa takut terkecuali untuk orang yang ingin merusakan
keteraturan dan kedamaian itu sendiri. Mengapa matanya tertutup? Mata wanita atau dewi
tersebut ditutup dengan seutas kain supaya tidak dapat melihat yang berada didepannya.
Yang bermakna supaya hukum tidak melihat subjek yang melanggar hukum tersebut. Hukum
itu objektif, semua mendapatkan perlakuan yang sama, tidak membedakan baik itu kaya
maupun miskin, berkulit putih maupun hitam, baik penguasa maupun rakyat biasa.

Mengapa membawa timbangan? Timbangan yang sejajar dan tidak berat sebelah,
bermakna hukum itu adil, semua ditimbang baik tuntutan maupun pembelaan, baik kebaikan
maupun kesalahan. Hal itu untuk mengukur sehingga dapat menciptakan keadilan. Mengapa
pedang? Pedang yang tidak diangkat, atau mengahadap ke arah bawah. Dapat dimaknai
bahwa pedang yang tajam mempunyai kekuatan dalam keadilan. Menggunakannya pun tidak
secara sembarangan, bukan untuk alat membunuh manusia lainnya. Akan tetapi apabila
hukum sudah menjadi obat terakhir, maka saat itulah pedang akan diangkat keatas untuk
keadilan. Ada juga yang berpendapat pedang tersebut adalah pedang bermata dua yang
bermakna pertimbangan dari keadilan.

Mengapa seorang laki-laki merenung? Lambang ini biasa disebut “The Thinker” alias
sang pemikir, atau biasa disebut lambang filsafat. Makna patung The Thinker menurut Andrei
Suzdaltsev, membungkuk seperti, seorang pria diatur secara plastis di sekitar kepala-pusat
utama. Semua hal terpenting yang terjadi pada dirinya. Ada sensasi aliran pemikiran, di
seluruh transmisikan ke otak oleh pegas tubuh yang memandang ini. Disini kita berhadapan
dengan sistem yang mandiri. Orang yang berpikir ini tidak membutuhkan seseorang. Dia
mandiri pada prinsipnya pemikir itu mengokang seperti pemicu, berakhir seperti sebuah
kemacetan. Ini adalah pahlawan pemikir, pahlawan tunggal. Dia tidak munhkin bagaimana
membantu tukang cuci dari Montmartre atau pengemis dari jalanan Paris. Pemikir pemikiran
nasib dunia.

Anda mungkin juga menyukai