Anda di halaman 1dari 1

Nama : SUHARDI

NIM : 231017400054

 Das Sein:
Asal Usul: "Das Sein" merupakan istilah dalam filosofi eksistensialis Jerman, terutama dikaitkan dengan
pemikiran Martin Heidegger. Dalam bahasa Jerman, "Das Sein" secara harfiah berarti "The Being" atau
"The Essence.

Makna: Dalam pemikiran Heidegger, "Das Sein" mengacu pada hakikat atau esensi dari keberadaan
manusia dan segala sesuatu di sekitarnya. Heidegger menekankan pentingnya memahami "Das Sein"
sebagai cara untuk memahami makna sejati hidup dan keberadaan manusia.

Pentingnya: Pemahaman tentang "Das Sein" membawa manusia untuk merenung tentang tugas dan
tanggung jawab hidup mereka, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Hal ini
mencakup pertanyaan tentang makna hidup, kebebasan, dan tanggung jawab individu.

 Das Sollen:
Terjemahan dan Arti: Dalam bahasa Jerman, "Das Sollen" dapat diterjemahkan sebagai "The Ought"
atau "The Should." Istilah ini terkait erat dengan kewajiban moral dan pertanyaan mengenai apa yang
seharusnya atau sepatutnya dilakukan.

Makna: "Das Sollen" mencerminkan dimensi normatif dalam filsafat etika. Ini menyangkut pertanyaan
tentang apa yang seharusnya menjadi tindakan atau keputusan yang benar atau moral dalam suatu
konteks tertentu.

Contoh: Dalam etika, pertanyaan seperti "Bagaimana seharusnya kita berperilaku terhadap sesama?"
atau "Apa yang seharusnya menjadi dasar moral untuk tindakan kita?" mencerminkan konsep "Das
Sollen."

 "Law is the command of the law givers" (Hukum adalah perintah pembuat hukum):
Asal Usul: Pernyataan ini adalah ringkasan dari konsep positivisme hukum, yang dipopulerkan oleh
pemikir hukum abad ke-19, seperti John Austin.

Makna: Menurut positivisme hukum, hukum bukanlah suatu entitas moral atau etika, melainkan sekadar
perintah yang diberikan oleh pihak yang memiliki kewenangan untuk membuat hukum (pembuat hukum
atau penguasa). Oleh karena itu, hukum didefinisikan sebagai perintah yang dijalankan oleh otoritas
politik.

Pentingnya: Konsep ini menekankan pada karakter formal hukum dan pemisahan antara hukum dan
moralitas. Hukum, dalam perspektif ini, tidak selalu mencerminkan nilai-nilai moral yang universal
tetapi lebih merupakan produk dari keputusan otoritas yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai