Anda di halaman 1dari 16

An-Nur: Jurnal Studi

An-Nur: Islam
Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)
P-ISSN 1829-8753 - E-ISSN 2502-0587
Vol. 13 No. 2 (July – December 2021)
Available at: https://jurnalannur.ac.id/index.php/An-Nur

ANALISIS TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER DALAM


KEBIASAAN MEMBACA ASMAUL HUSNA PESERTA DIDIK
MI/SD

Vivin Devi Prahesti


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
e-mail: 21204081035@student.uin-suka.ac.id

Abstract
This research aims analyzing social action of students in elementary school about reading
habit Asmaul Husna using Max Weber social action concepts. The type of the research that is used
library research by qualitative approach. The research techniques chose by the researcher is
documentation and analyzing from variety of the books and journals or sources being relevant. The
data sources are from some references of the book and journal. The finding research is social action
with Max Weber theory approach becoming main references how and why students following
Asmaul Husna reading habits by variety motive and purposes. The conclusion gotten by this
research is that Max Weber has strategy and social approach where the implementation of Asmaul
Husna on students, students’ concept, action and tradition that have main role in the habit processes.
Keywords: social action, reading habit, Asmaul Husna

Abstrak
Peneliti bertujuan untuk menganalisis tindakan sosial peserta didik SD/MI tentang
kebiasaan membaca Asmaul Husna menggunakan konsep tindakan sosial Max Weber. Jenis
penelitian yang digunakan penelti adalah studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang telah di pilih oleh peneliti adalah studi dokumentasi yang
menganalisi dari berbagai buku dan jurnal atau sumber lain yang relevan. Sumber data penelitian
ini adalah berbagai referensi buku dan jurnal. Penemuan penelitian ini adalah tindakan sosial
dengan pendekatan teori Max Weber menjadi acuan bagaimana dan alasan peserta didik
mengikuti pembiasaan Asmaul Husna dengan beragam motif dan tujuan. Kesimpulan yang telah
didapat oleh penelitian ini bahwa Max Weber memiliki strategi dan pendekatan sosial subjektif
yang implementasinya pada peserta didik bahwa persepsi mereka, pemaknaan Asmaul Husna,
tindakan serta faktor tradisi mempunyai peran penting dalam proses mereka melakukan kebiasan
tersebut.

Kata Kunci: tindakan sosial, kebiasaan membaca, Asmaul Husna

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 137 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

A. Pendahuluan
Perkembangan pemikiran sosiologi mempengaruhi kehidupan masyarakat
dikarenakan semakin berkembangnya berbagai pemikiran dan teori untuk
mengembangkan aspek sosial. Teori tindakan Weber menjadi pemahaman dalam
keterlibatan beberapa aspek dalam mencari motif-motif di balik makna tindakan
aktor berdasarkan tipe-tipe tindakan sosial yang mrepresentasikan pada suatu
perubahan sosial-politik.1
Menurut Weber bahwa penelaah konsep-konsep sosiologi sangat penting
dalam mengulas ide terkait tindakan sosial (social action) dan bukan dalam konsep
empiris. Konsep tersebut tidak menekannkan pada sesorang terkait apa yang
harus dilakukan tetapi mengatakan apa yang dapat dilakukan dibawah keadaan-
keadaan tertentu. Weber memiliki minat yang besar terhadap teori tindakan sosial
terkait masalah motivasi, niat (intend) dan perilaku (behaviour)2. Weber juga
memasukkan permasalahan sosiologisnya yang ditekankan pada tipe sosiologis
yang menjadi ciri khas rasional dan positivisnya tentang pemahaman 3
Motivasi merupakan perubahan tingkah laku dalam diri sesorang yang
mendorong mereka untuk pencapaian tujuan. Dorongan dan usaha untuk
menjadikan seorang individu memiliki usaha, keinginan dan dorong untuk hasil
belajar yang tinggi. Motivasi berkontribusi apda tindakan dan perilaku mereka.4
Intensi merupakan kemampuan subjektif seseorang untuk melakukan sesuatu
sebagai perwujudan perilaku dan situasi tertentu yang berkaitan dengan
keikutserataan individu dalam suatu aktivitas mempunyai keterkaitan yang erat
dengan kepercayaan seseorang. Perilaku dapat dibedakan antara perilaku refleksi
dan non refleksif. Perilaku refleksif adalah perilaku spontan atas reaksi terhadap
stimulus, sedangkan perilaku non refleksif merupakan perilaku yang diatur oleh
pusat kesadaran atau otak.

1 Bimo Walgito, “Pengantar Psikologi Umum” (Yogyakarta: Andi Offset, 2004).


2 Muhammad Supraja, “Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber,” Jurnal
Pemikiran Sosiologi 1, no. 2 (2012): 81–90.
3 Sofira Damayanti, “Makna Jilbab Sebagai Simbol Keislaman (Studi Tentang Perubahan Perilaku

Mahasiwa Universitas Negeri Surabaya Setelah Menggunakan Jilbab)” (Universitas Airlangga, 2018).
4 Maryam Muhammad, “Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran,” Lantanida Journal 4, no. 2

(2017), 87–97.

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 138 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

Fokus pembahasan dalam penelitian ini pada paradigma sosial oleh konsep
Weber tentang fakta sosial. Weber memisahkan pada hal dalam struktur sosial
dan pranata sosial. Hal itu dapat membantu memberikan hal yang penuh makna
paradigma ini membuutuhkan hal-hal subjektif dengan beragam fakta sosialnya
sehingga paradigma ini memiliki kemampuan kreatif, inovatif dan daya selektif
kuat yang bersumber dari dalam diri.5
Mengkaji hal-hal keagaamaan yang dianggap suci yang berasal dari hal-hal
ghoib.6 Dalam kaitannya dengan Asmaul Husna adalah merupakan salah satu lafal
yang beragam bentuknya yang ditemui oleh beberapa tempat di dalam Al Qur’an
mengandung makna “perintah” untuk diamalkan dan memberikan isyarat sebagai
salah satu petunjuk dari Al Qur’an untuk manusia yang membacanya. Seseorang
dapat memuat makna dan isi Asmaul Husna. Dalam penelitian tentang
“Memahami Esensi Asmaul Husna dalam Al Qur’an” meneliti tentang esesnsi
nama Allah yang dapat diimplementasi dalam kegidupan sehari-hari. Peneliti hanya
berfokus pada 4 nama Allah tidak berfokus pada 99 nama Allah.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini berfokus pada tindakan peserta didik dalam pembiasaan Asmaul
Husna melalui pendekatan tindakan sosial Max Weber. Jenis penelitian ini adalah
menggunakan studi kepustakaan dengan menelaah berbagai sumber dalam
pengolahan informasi. Ciri-ciri penelitian ini adalah berfokus pada sumber
informasi dari hyrnal, buku atau sumber lain yang relevan. Teknik pengumpulan
data yang telah diambil penelti adalah teknik dokumentasi dalam pengumpulan
data. Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis konten yang
menganalisis beberapa teri tindakan sosial Max Weber dan pembacaan Asmaul
Husna. Sumber data penelitian ini adalah sumber data sekunder yang didapat dari
beberapa jurnal dan buku tentang pendekatan tindakan sosial Max Weber.

5 Hanneman Samuel, “Emile Durkheim: Riwayat, Pemikiran, dan Warisan Bapak Sosiologi
Modern,” (Jakarta: Kepik Ungu, 2010).

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 139 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

C. Hasil dan Pembahasan


Weber sebagai sebuah studi tentang tindakan sosial anata hubungan sosial
yang berusaha untuk menafsirkan dan mengkaji masyarakat tetapi berhubungan
dengan tindakan individu sehingga individu bertindak dan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan dan berinteraksi terhadap sesamanya. Tindakan sosial adalah
tindakan individu dapat memengaruhi orang lain yang mencakup semua perilaku
yang dilakukan oleh manusia. Tindakan tersebut termasuk tindakan sosial yang
memberikan pengaruh kepada orang lain yang mengandung tiga konsep yakni
tindakan, tujuan dan pemahaman.

Latar Belakang Intelektual Max Weber

Max Weber berasal dari keluarga kelas menengah dan orang tuanya membawa
dampak besar pada orientasi intelektual dan perkembangan psikologisnya.
Ayahnya menduduki posisi politik yang relative penting yang berakibat pada
aktivitas idealism yang dapat mengorbankan diri dan ancaman posisi. Max Weber
adalah penganut Calvinis religious, seorang perempuan yang yang terlibat urusan
duniawi. Weber memiliki dampak psikologi negative dikarenakan pertentangan
kedua orang tuanya.7
Di umur 18 tahun, Weber belajar di salah satu universitas dan meninggalkan
rumah dan setelah selang beberapa waktu, Weber menjalani wajib militer dan
kembali lagi ke rumah di 1884. Weber kembali belajar dan meraih gelar doktor di
Uiniversitas Berlin dan dia berhasil menjadi seorang pengacara dan mengajar di
universitas Berlin. Hal tersebut memberinya banyak pengaruh terhadap dirinya
terkait persoalan kehidupan dalam hal ekonomi, sejarah dan sosiologi. Pada tahun
1904 Weber kembali kerja dan menghasilkan beberapa karya tentang agama-agama

6 Eka Putri Paramita and I Wayan Suadnya, “Analisis Kritis Penyebab Konflik dalam Kelompok
Masyarakat Kota Mataram Ditinjau dari Perspektif Komunikasi,” Media Bina Ilmiah 12, no. 9 (2018):
331–36.
7 Mar’ah, “Gaya Belajar dan Faktor Pengaruhnya terhadap Pencapaian Prestasi Belajar IPA

Terpadu Siswa Kelas VIII MTS Sultan Fatah Gaji Guntur Demak Tahun Pelajaran 2015/2016,”
Skripsi (2015), 9–10, http://eprints.walisongo.ac.id/5170/1/113811022.pdf.

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 140 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

dunia dalam perspektif sejarah dunia dan lahirlah economy society.


Weber mengikuti beberapa aktivitas di antaranya Masyarakat Sosiologi Jerman
di 1910. Hal yang terpenting dari karyanya adalah maslah ketegangan pikiran
terkait dengan hal-hal birokratis yang ditampilkan ayahnya dan religiusitas ibunya
yang mendorongnya melahirkan berbagai karya-karya.

Metode Pemikiran Max Weber dalam Individu sebagai Aktor

Aktor dalam pengembangannya dalam definisi pengembangannya menjadi


suatu hal dasar pengetahuan sosiologi diantranya: teori pertukaran sosial yakni
mendefinisikan aktor sebagai individu dan kelompok yang berakibat pada
pengembangan struktur dan ketergantungan timbal balik8. Weber mengetahui
bahwa tingkatan makro dan mikro akan memengaruhi tindakan indidu dalam
melaksanakan sesuatu, dan hal ini melalui pendekatan pemahaman yang muncul
secara kausal muncul dari masyarakat secara sosio-historis. Pendekatan ini melihat
tahapan sebab-akibat yang membentuk suatu individu atau aktor sebagai kelompok
atau sebagai tindakan sosial (social action).
Weber melihat seseorang individu yang bertindak secara subjektif dalam
pertimbangan orang lain dan berorientasi pada orang lain. Dia juga mempertegas
bahwa ia berada pada posisi sejarah dan sosiologi sebagaimana disertasi doktornya
tentang sejarah yang memiliki batas walaupun adanya hubungan keduanya. Weber
melakukan kombinasi terhadap pendekatan sosio historis atau sosiologi sejarah
yang berorientasi pengembangan konsep yang jelas terhadap fenomena sejarah.
Dia berfokus pada sebuah paradigma untuk mengkaji masalah sebagai makhluk
individu dan makluk.9
Hal yang menarik dari sebuah elemen yang bertujuan hanya pada suatu
individu untuk melihat norma umum, institusi dan lingkungan umum. Pemahaman
digunakan sebagai alat yang mempelajari kebudayaan. Hal yang menjadi perhatian
dalam konteks tindakan adalah mengidentifikasi pemahaman tindakan

8 Mar’ah. Gaya Belajar dan Faktor Pengaruhnya… h. 10

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 141 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

sebagaimana yang dikehendaki oleh sang aktor dan mengenali konteks yang
melingkupi yang digunakan untuk memahami. Metode Weber menekankan pada
aspek hubungan kausalitas yakni hubungan sebab akibat atas fenomena bidang
sejarah, namun ketika bidang sejarah dan sosiologi hubungan kausalitas tetap
relavan bagi sosiologi. Kausalitas adalah salah satu peristiwa diikuti dengan
peristiwa lain. Penegasan terhadap konsep ini yang mengandung pengertian tidak
hanya terjadi penelusuran historis, akan tetapi perlu dilihat perubahan sosial.
Pandangan Weber, ilmu sosiologi adalah bebas nilai yang dominan
dibicarakan yaitu: 1) nilai dan ajaran seorang akademis memiliki hak penuh untuk
mengekspresi nilai pribadi secara bebas. 2) Nilai dan penelitian bagi Weber harus
dikontrol pada waktu penelitian. Penelitian sosial mampu menempatkan pilihan
gagasan dalam penentuan posisi akhir. Weber memberi penegasan bahwa
penegasan pada cara kerjanya untuk menjelaskan tindakan sosial dalam makna
subjektif dibalik tindakan individu. Kolektivitas merupakan bagian dari individu,
apa yang terjadi dengan organisasi atau struktur merupakan tindakan individu
dengan apa yang terjadi dengan memusatkan perhatian pada interpretasi atas
tindakan sosial dan penjelasan kausal atas tindakan tersebut.
Sebagai sebuah aksi tindakan sosial bahwa hubungan sosial dan motivasi
daoat dipengaruhi oleh hu bungna sosial. Dalam konteks hubungna sosial,
berkaitan dengan motivasi dan rasionalitas formal memgenal 3 hubungan:
a. Hubungan sosial yang berdasarkan tradisi
b. Hubungna sosial yang bersifat pada koersif/ tekanan yang menajdi rekayasa
sosial pada kepemilikan otoritas kekuasaan
c. Hubungan sosial yang bersifat atau didasarkan pada rasionalitas yang bersifat
asosiatif dan orientasi tindakan sosial pada penyesuaian kepentingan yang di
motivasi secara rasional atau persetujuan.

9
Noblana Adib, “Faktor-Faktor Penyebab Penyimpangan Dalam Penafsiran Al-Quran,”
Mawa’izh: Jurnal Dakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan 8, no. 1 (2017): 1–30.

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 142 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

Teori tindakan sosial Max Weber

Weber sebagai pengemuka dalam paradigma definisi sosial, secara definitif


yang menafsirkan dan memahami konsep tindakan sosial antar hubungan sosial
untuk sampai pada penjelasan kausal. Weber menganggap bahwa hubungan sosial
dihubungakan dengan tujuan-tujuan manusia melakukan tindakan. Lima ciri pokok
sasaran Max Weber di antaranya:
a. Tindakan manusia menurut aktor yang bersifat subjektif yang berupa
tindakan nyata.
b. Tindakan nyata bersifat membatin sepenuhnya
c. Tindakan meliputi pengaruh positif dari suatu situasi yang sengaja diulang
dan dalam bentuk persetujuan diam-diam
d. Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau beberapa individu
e. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain 10

Weber dalam teori tindakan membedakan tindakan sosial dengan perilaku


manusia ketika bertindak itu memberikan arti subjektif yang berorientasi pada
tujuan dan harapan. Pada sosiologi Weber menyatakan bahwa tindakan merupakan
suatu makna subjektif kepada perilaku yang terbuka dan tertutup yang bersifat
subjektif mempertimbangkan perilaku orang lain. Hal ini memang diorientasikan
pada tindakan dan perilaku.
Teori tindakan sosial Max Weber yang berorientasi pada motif dan tujuan
pelaku. Dalam hal teori memahami perilaku individu maupun kelompok, masing-
masing memiliki motif untuk melakukan tindakan tertentu dengan alasan tertentu.
Sebagaimana dinyatakan oleh Weber bahwa cara terbaik untuk memahami
berbagai alas an mengapa orang dapat bertindak.11 Klasifikasi tindakan dibedakan
menjadi 4 jenis tindakan berdasarkan motif para pelakunya di antaranya tindakan

10 Rokmad Prastowo, “Karakteristik Sosial Ekonomi dan Perilaku Kerja Perempuan Pedagang

Asongan,” Skripsi Universitas Sebelas Maret, 2008.


11 Pip Jones and Achmad Fedyani Saifuddin, “Pengantar Teori-Teori Sosial: dari Teori

Fungsionalisme Hingga Post-Modernisme= Introducing Social Theory,” 2010.

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 143 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

tradisional, tindakan afektif, rasional instrumental dan rasionalitas nilai.12


a. Tindakan tradisional merupakan tindakan memunculkan tindakan-
tindakan sudah mengakar pada turun-menurun. Contoh: “Saya
melakukan ini karena saya melakukannya”.
b. Tindakan afektif merupakan tindakan yang ditentukan pada kondisi dan
orientasi emosional. Tindakan ini menyadarkan pada suatu pertimbangan
manusia ketika menanggapi eksternalnya dan menanggapi orang-orang
lain disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan. Tipe afektual merupakan
sumbangan penting dalam memahami jenis dan kompleksitas empati
manusia yang kita rasakan sulit, jika lebih tanggap terhadap reaksi
emosional seperti sifat kepedulian, marah, ambisi dan iri dan contoh lain
adalah “Apa boleh buat saya lakukan?” 13
c. Tindakan rasional instrumental merupakan tindakan yang ditujukan pada
pencapaian tujuan-tujuan secara rasional diperhitungkan oleh faktor yang
bersangkutan. Contoh: “Tindakan ini paling efisien untuk mencapai
tujuan dan melakukannya”.
d. Rasionalitas Nilai merupakan tindakan rasional berdasarkan nilai untuk
alasan dan tujuan yang berkaitan dengan nilai yang diyakini secara
personal tanpa memperhitungkan prospek yang berkaitan dengan berhasil
dan gagalnya tindakan tersebut. Dalam tipe ini aktor memiliki kendali
lebih dalam menanggulangi tujuan akhir dan nilai-nilai yang merupakan
tujuan yang satu-satunya harus dicapai. Contoh: “Yang saya tahu hanya
melakukan ini”14

Seorang bertindak tidak hanya sekedar melaksnakan tetapi juga menempatkan

12 Alis Muhlis and Norkholis Norkholis, “Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Tradisi
Pembacaan Kitab Mukhtashar Al-Bukhari (Studi Living Hadis),” Jurnal Living Hadis 1, no. 2 (2016):
242–58.
13 Mar’ah, “Gaya Belajar dan Faktor Pengaruhnya terhadap Pencapaian Prestasi Belajar IPA

Terpadu Siswa Kelas VIII MTS Sultan Fatah Gaji Guntur Demak Tahun Pelajaran 2015/2016.”
14 Turner Bryan S, Teori Sosial Dari Klasik Sampai Postmodern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 144 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

diri dalam lingkungan berpikir dan orang lain 15. Weber melihat bahwa tindakan
perubahan sosial masyarakat berkaitan dengan tindakan pada tujuan dan harapan
di pemahaman individu. Bagi Weber tindakan selalu pada pemikiran dan tindakan
yang menimbulkan makna di antaranya terdiri dari beberapa ciri:
a. Rangkaian kegagalan tindakan yang berorientasi pada masa lalu, masa
sekarang dengan makna pembelajaran kepada orang lain.
b. Tindakan yang memberikan makna subjektif dalam tindakan sadar
dengan penuh keyakinan.
c. Setiap tindakan yang terjadi sepenuhnya memiliki karakter sosial yang
memiliki makna yang berorientasi pada orang lain atas suatu peristiwa
yang terjadi berulang-ulang.
d. Tindakan sosial identik dengan beberapa individu (kelompok) yang
memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain.

Gambar 1.1 Tipe Tindakan Sosial Max Weber

15 D R I B Wirawan, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma: Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku
Sosial (Jakarta: Kencana, 2012).

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 145 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

Esensi Asmaul Husna

Asmaul Husna merupakan nama-nama yang melekat pada keagungan Allah


SWT agar digunakan untuk meminta perlindungan dan pertolongan. Pembacaan
Asmaul Husna memberikan keutamaan terhadap pembacanya yang merupakan
perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk media berdoa. Makna
yang terkandung dalam Asmaul Husna memberikan nilai dalam pencerahan diri
dalam memahami, mengetahui dan meyakini nama dan sifat Allah dalam
mengetahui dan meyakininya.
Asmaul Husna merupakan penghubung atau wasilah yang Allah turunkan
untuk setiap manusia agar mendapat kebahagiaan di dunia dalam berbgai
kemudahan. Dengan Asmaul Husna manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah
ke dalam aliran positif dalam memeroleh ketengan hati dan jiwa dan melahirkan
kehidupan yang damai dan sentosa. Maka ada juga beberapa kegiatan pembiaasaan
dalam membaca Asmaul husna dalam peningkatan konsentrasi dan kedamaian jiwa
atas penghubung antara makhluk dan Allah SWT 16.
Asmaul Husna memiliki nama-nama yang dirahasiakan dalam ilmu ghaibnya,
tidak seorang pun yang mengetahuinya. Sebenarnya fitrah manusia cenderung
mendekatkan diri kepada sang pencipta yang merupakan hal penting dalam fitrah
manusia ketika menjadi pemicu atau sebuah benih yang membutuhkan air, cahaya
matahari dan udara yang segar untuk tumbuh dan berkembang. Fitrah manusia
akan terbengkalai jika tidak terawat karena islam mengajarkan bahwa manusia
terlahir memiliki potensi dalam diri.
Menghafal atau menyebut Asmaul Husna di luar kepala adalah sarana untuk
meraih surga 17. Asmaul Husna berhubungan dengan zat Allah di antaranya Al
Wahid (yang Mahaesa) terambil dari huruf wawu, ha dan dal mengandung arti
tunggal atau ketersendirian. Kata ini terulang sebanyak 23 kali di antranya
menunjuk kepada Tuhan dan 7 kali menunjuk kepada macam-macam hal

16Syaifur Rohman, “Pembiasaan Membaca Asmaul Husna untuk Menjaga Potensi Aqidah pada
Anak,” DIMAR: Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 2 (2020), 117–38.

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 146 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

makanan, salah satu orang tua, saudara, pezina, air dan kebinasaan. Imama ghazali
mengemukakan bahwa kata wahid berarti sesuatu yang tidak terdiri dari bagian-
bagian dan tidak berdua. Kata yang hampir sepadan maknanya adalah Al Ahad
mencakup ke Esaan Allah di antaranya Keesaan zat, keesaan sifat, keesaan
perbuatan serta keesaan dalam beribadah kepada-Nya. Pengamalan kongkrit
keduanya adalah pengabdian kepada Allah, reflesi kerinduan kepada Tuhannya,
dan suatu kelak akan berjumpa dengan-Nya. Oleh karena itu islam melarang kita
bekerja tidak sungguh-sungguh, berpangku tangna dan malas untuk menghindari
kemunduraan dalam berbagai bidang. dalam berbagai bidang. dalam berbagai
bidang. dalam berbagai bidang.
Asmaul Husna Al Haq dari huruf ya’ dan qaf mengandung arti kemantaban
akan sesuatu dan kebenarannya merupakan suatu yang mantab, tidak berubah
“mesti dilakasanakan atau yang wajib”. Allah itu benar dalam ketuhananya dan
semua hal yang disembah slaian Allah itu tidak benar dan semua hal yang
diturunkan oleh Nabi dan Rasul adalah benar adanya. Implementasinya adalah
sesorang yang ingin melakukan suatu kegiatan dia harus memperhatikan berbagai
segi bukan hanya masalah topik masalalah karena bukan hanya sekadar
perencanaan, evaluasi, alat-bahan atau bahkan pembiayaann. Jika terjadi kesulitan
makan akan berdampak apada hasil dari usaha kita entah berhasil atau tidak. Oleh
karena itu perlunya kemataban hati dalam mencapai suatu keinginan.
Al Quddus adalah yang maha suci dari segala yang dapat di jangkau oleh indra
yang dapat dikhayalkan oleh imaginasi yang terlintas pada pikiran dan hati.
Kesucian pikiran dan tindakan akan membawa kita terhindar dari tantangan yang
mengantarkan pada kesuksesan. Memelihara kebersihan jasmani dan rohani
merupakan hal penting dalam kehidupan manusia dan mengajarkan kita dalam
mensucikan diri dari segala kotoran (ringan atau berat) hal ini sebagai wujud
pengamalan sifat Allah Al Quddus. 18

17 Andriyani Andriyani and Margono Mitrohardjono, “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Sifat-

Sifat Allah Melalui Pembelajaran Al-Asma’al-Husna Dengan ‘Metode 2-2’(Studi Kasus Di Lab School
Fip Umj),” Jurnal Tahdzibi: Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 1 (2018): 39–46.
18 R Abd Rahman, “Memahami Esensi Asmaul Husna dalam Alqur’an,” Jurnal Adabiyah Vol. XI

Nomor 2, no.1 (2011), 201.

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 147 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

Konsep Rasionalitas Max Weber

Berdasarkan konsep Weber mengemukakan bahwa individu melakukan


tindakan yang berdasarkan tindakan atas pengalaman, persepsi dan pemahamn atas
objek yang dapat menstimulus atau situasi tertentu.sesuatu tidak akan menjadi
sesuatu tersebut tidak mempunyai tujuan dalam melakukan tindakan tersebut. Ilmu
rasionalitas dipahami sebagai individu yang menjadi agen akan selalu berusaha
untuk menggunakan yang diterima dalam aktivitas produktif dan hubungan
pertukaran serta menganggap keteraturan sosial adalah “resultan‟ kompleks dari
tindakan individu. Beberapa membedakan emosu terahirnya diantraanya:
1. Rasionalis membuka kemungkinan pada aplikasi metodologi ilmu-ilmu
empiris yang mewujudkan sasaran.
2. Rasionalisasi mencakup pilihan dan tknik untuk penerapan dan
pertimbangan yang diterjemahkan ke dalam hal praktis.
3. Rasionalisasi sebagai usaha untuk memenangkan control atas proses-
proses tertentu dengan prediksi
4. Rasionalisasi mencakup penerjemahan pengambilan keputusan kedalam
mesin.

Analisis Teori Tindakan Sosial Kebiasaan Membaca Asmaul Husna

Dalam proses analisis ini peneliti menggunakan teori analisis Max Weber
dalam melaksnaakan dan menempatkan diri dalam lingkungan berfikir dan perilaku
orang lain. Dalam menganalisis motif dan tujuan peserta didik membaca Asmaul
Husna melalui kerangka berfikir mereka baik yang dipertimbangkan maupun tidak.
Pada anak SD proses berpikir mereka adalah proses mengingat sehingga cara
mereka dalam proses mengingat adalah dengan membaca secara berulang-ulang
yang menjadi kebiasaan. Secara maknawiyah arti nama Allah Asmaul Husna adalah
memberikan kedamaian kepada pembacanya sehingga mereka dapat memetik
hikmah yang didapat ketika membacanya di antaranya diberikannya berkah
kehidupan, disembuhkan penyakit serta masalah-masalah duniawi manusia. Proses
pemaknaan konsep tersebut terekam pada ingatan peserta didik untuk

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 148 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

melakukannya tanpa disuruh oleh pendidik.


Pertama, tindakan tradisional, menurut teori ini bahwa pembentukan kebiasaan
sudah mengakar secara turun-temurun dan tetap dilestarikan dari generasi ke
generasi. Dalam teori psikologi belajar bahwa ingatan akan bisa dipanggil jika
kegiatan atau tindakan dilakukan secara berulang-ulang. Pada kebiasaan membaca
Asmaul Husna peserta didik akan menciptakan sebuah memori dan menciptakan
pembiasaan. Pada proses pembiasaan di tingkat MI/SD peserta didik telah
memiliki konsep bahwa pembiasaan membaca Asmaul Husna telah di lestarikan
oleh kakak tingkat mereka sebelumnya, sehingga mereka melestarikan kembali.
Kedua, teori tindakan afektif berhubungan dengan kondisi emosiaonal peserta
didik. Peneliti mengetahui sikap emosioanal dapat mempengaruhi kondisi peserta
didik, dan beberapa memiliki kondisi yang beragam. Peserta didik merasa terpaksa
membaca karena mereka dalam keadaan tertentu mereka malas membacanya,
tetapi ada diantara mereka merasa bahagia karena mereka melakukan itu atas dasar
mendekatkan diri kepada Allah. Hal yang beragam ini lah yang mendorong mereka
kembali membaca meski kondisi emosionalnya tidak sama seperti kondisi
perilakunya.
Ketiga, rasional instrumentalis. Peserta didik menyadari pentingnya membaca
Asmaul Husna dapat dijaga dan dilestarikan, dan peserta didik mampu
melaksanakan apa yang menjadi tujuannya dengan mengikuti kebiasaan tersebut.
Keempat, tipe rasionalitas nilai berdasarkan pada nilai yang diambil oleh para
pelaku. Diantranya para pencari nilai itu adalah hikmah dan berkah. Dalam
konteks ini, Asmaul Husna memiliki nama-nama yang bermakna bagi kehidupan
sosial sehingga sesorang yang membaca Asmaul Husna dapat menentramkan
hatinya dari kegundahan masalah dunia.
Pada teori Weber ini, adanya pergeseran keyakinan, motivasi dan tujuan pada
diri anggota masyarakat yang memberi isi dan bentuk kelakuannya. Pada proses
pembiasaan membaca Asmaul Husna muncul keyakinan yang kuat yang muncul
akibat hal-hal yang telah dipercayai oleh peserta didik sehingga mereka dapat
secara yakin melakukan pembiasaan, namun ada dari beberapa indikasi bahwa

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 149 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

beberapa motif peserta didik dalam kegiatan tersebut akan memicu aspek yang
lain. Pelaku individualnya mengarahkan harapan berupa kebiasaan umum bagi
mereka sehingga mereka menganggap bahwa membaca Asmaul Husna kan
membawa dampak besar bagi kehidupan mereka ketika mereka hidup di dunia.
Weber telah menemukan bahwa adanya tokoh lain yang dapat memberikan
efek kepada dia dalam keinginan yang dapat memperoleh keinginan yang bersifat
afektif sehingga akan mengakibatkan sikap yang dapat mengatur manusia. Oleh
karena itu ada beberapa tokoh yang terkadang menentangnya atau bahkan
mendukung teori-teorinya.

D. Kesimpulan
Asmaul Husna menjadi pembiasaan peserta didik MI/SD hal ini dianalisis
dengan pendekatan teori tindakan sosial Max Weber dalam tindakan tradisional
pembiasaan Asmaul Husna menjadi sebuah tradisi yang telah diikuti oleh peserta
didik sebelumnya bertujuan sebagai sebuah kebiasaan. Tindakan afektif Weber
bahwa membaca Asmaul Husna memengaruhi kondisi emosional bagi peserta
didik, dan tindakan rasionalis instrumentalis menekankan pada aspek tujuan dalam
pembacaan Asmaul Husna. Tipe rasionalitas menekankan pada aspek nilai dalam
pemahaman di setiap nama-nama Allah.
Pada proses analisis tindakan Max Weber telah diketahui bahwa peserta didik
melakukan pembiasaan dengan bergam motif, tetapi dengan motif tersebut mereka
dapat terbiasa dan hafal bahkan memaknai Asmaul Husna tersebut. Oleh karena
itu antara persepsi, pemaknaan mereka memaknai Asmaul Husna dan rindakan
mereka mempunyai peran penting dala proses melakukan kebiasaan membaca
Asmaul Husna. Dengan adanya kajian penelitian diatas dapat dijadikan acuan
pembelajaran kepada pembaca bahwa proses pembiasaan bukan hanya sekadar
aktivitas yang sering dilakukan tetapi orang yang melakukan memiliki motif dan
tujuan yang beragam.

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 150 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

Daftar Pustaka

Abd Rahman, R. (2011). “Memahami Esensi Asmaul Husna dalam Alqur’an.” Jurnal
Adabiyah Vol. Xi Nomor 2, No. 1.
Adib, Noblana. (2017). “Faktor-Faktor Penyebab Penyimpangan dalam Penafsiran
Al-Quran.” Mawa’izh: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan 8, No.
1.
Andriyani, Andriyani, And Margono Mitrohardjono. (2018). “Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Sifat-Sifat Allah Melalui Pembelajaran Al-Asma’al-
Husna dengan ‘Metode 2-2’(Studi Kasus di Lab School FIP UMJ).” Jurnal
Tahdzibi: Manajemen Pendidikan Islam 3, No. 1.
Bryan S, Turner. (2012). “Teori Sosial Dari Klasik Sampai Postmodern.” Pustaka
Pelajar.
Damayanti, Sofira. (2018). “Makna Jilbab Sebagai Simbol Keislaman (Studi Tentang
Perubahan Perilaku Mahasiwa Universitas Negeri Surabaya Setelah Menggunkan
Jilbab).” Universitas Airlangga.
Jones, Pip, And Achmad Fedyani Saifuddin. (2010). “Pengantar Teori-Teori Sosial:
Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post-Modernisme= Introducing Social
Theory,”.
Mar’ah. (2015). “Gaya Belajar dan Faktor Pengaruhnya Terhadap Pencapaian Prestasi
Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII MTs Sultan Fatah Gaji Guntur Demak
Tahun Pelajaran 2015/2016.” Skripsi.
Http://Eprints.Walisongo.Ac.Id/5170/1/113811022.Pdf.
Muhammad, Maryam. (2017). “Pengaruh Motivasi dalam Pembelajaran.” Lantanida
Journal 4, No. 2.
Muhlis, Alis, And Norkholis Norkholis. (2016). “Analisis Tindakan Sosial Max
Weber dalam Tradisi Pembacaan Kitab Mukhtashar Al-Bukhari (Studi Living
Hadis).” Jurnal Living Hadis 1, No. 2.
Paramita, Eka Putri, And I Wayan Suadnya. (2018). “Analisis Kritis Penyebab
Konflik dalam Kelompok Masyarakat Kota Mataram Ditinjau dari Perspektif
Komunikasi.” Media Bina Ilmiah 12, No. 9.
Prastowo, Rokmad. (2008). “Karakteristik Sosial Ekonomi dan Perilaku Kerja
Perempuan Pedagang Asongan.” Skripsi Universitas Sebelas Maret.
Rohman, Syaifur. (2020). “Pembiasaan Membaca Asmaul Husna untuk Menjaga
Potensi Aqidah pada Anak.” Dimar: Jurnal Pendidikan Islam 1, No. 2.
Samuel, Hanneman. (2010). “Emile Durkheim: Riwayat, Pemikiran, dan Warisan
Bapak Sosiologi Modern.” Jakarta: Kepik Ungu.
Supraja, Muhammad. (2012). “Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max
Weber.” Jurnal Pemikiran Sosiologi 1, No. 2.

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 151 )
An-Nur: Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2 (2021)

Walgito, Bimo. (2004). “Pengantar Psikologi Umum.” Yogyakarta: Andi Offset.


Wirawan, D R I B. (2012). Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma: Fakta Sosial, Definisi
Sosial, dan Perilaku Sosial. Jakarta: Kencana.

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
Peserta Didik MI/SD ( 152 )

Anda mungkin juga menyukai