Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

Identifikasi Batuan Sedimen GG200


2022

A. Topik

Identifikasi Batuan Sedimen

B. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis Batuan Sedimen
2. Mengetahui deskripsi Batuan Sedimen Klastika

C. Ketentuan Pengumpulan
1. Mahasiswa membuka dan mengumpulkan tugas di system SPOT
2. Tugas dikumpulkan dalam bentuk laporan (Lengkap dengan Judul, Isi dan Referensi juka ada)
3. Waktu pengumpulan hingga tanggal 12/10/2022 pada pukul 23.50
4. Selamat Mengerjakan!

D. Teori Dasar
• Klasifikasi Batuan Sedimen Berdasarkan proses terjadinya, maka batuan sedimen terbagi menjadi
empat kategori, yaitu :
1. Terrigeneous Clastics Terbentuk dari hasil rombakan batuan lainnya melalui proses pelapukan, erosi,
transportasi, sedimentasi dan pembatuan (litifikasi). Pelapukan yang berperan disini adalah
pelapukan yang bersifat fisika. Contoh: breksi, konglomerat, batupasir, batulempung.
2. Biochemical-Biogenic-Organic Deposits Batuan sedimen ini terbentuk dari akumulasi bahan-bahan
organik (baik flora maupun fauna) dan proses pelapukan yang terjadi pada umumnya bersifat kimia.
Contoh: batugamping, batubara, rijang, dll.
3. Chemical Precipitates-Evaporates Batuan sedimen jenis ini terbentuk dari akumulasi kristal-kristal
dan larutan kimia yang diendapkan setelah medianya mengalami penguapan. Contoh: gipsum,
batugaram, dll.
4. Volcaniclastics (Pyroclastic) Batuan sedimen jenis ini dihasilkan dari akumulasi material-material
gunungapi. Contoh: agglomerat, tuf, breksi, dll

• Deskripsi Batuan Sedimen Klastika (pasir sangat kasar – pasir sangat halus)
1. Nama batuan
2. Warna
Terdiri dari warna segar dan warna lapuk, sertakan pula variasi warnanya untuk memperjelas pemerian.
Contoh: batupasir berwarna segar kelabu kehijau-hijauan. Pemerian warna ini mencerminkan tingkat
oksidasi, kandungan mineral, dan lingkungan pengendapan batuan itu sendiri.
- Warna merah: menunjukan keadaan oksidasi > non marin, mengan-dung Fe (umumnya hematit).
- Warna hijau: merupakan reduksi dari warna merah, mengandung glaukonit, zeolit atau chamosite.
- Warna kelabu: menunjukan keadaan reduksi > marin, kaya akan bahan organik.
- Warna, kuning-coklat: menunjukan keadaan oksidasi, mengandung limonit, goethite, dan oksida besi.
3. Tekstur (properties of individual grain/sifat-sifat butiran) Meliputi:
a) Besar butir (grain size), ditentukan dengan cara membanding-kannya dengan Skala Wentworth,
kalau perlu bisa dibantu dengan manggunakan lup, untuk breksi dan konglomerat dapat ditentukan
dengan bantuan mistar kecil, kemudian tentukan pula ukuran minimal dan maksimal dari butiran
atau komponennya. Contoh: batupasir berbutir sedang (114mm-112mm). Breksi dengan ukuran
butir 7cm-12cm (Berangkal, 64mm-256mm). Besar butir ini mencerminkan energi hidrolik
lingkungannya, dalam artian jika ia berbutir kasar maka dahulunya ia diendapkan dengan arus yang
cepat dan begitu pula sebaliknya.

b) Bentuk Butir (grain shape), ditentukan dengan bantuan chart yang telah tersedia pada komparator
dan gunakan istilah:
- Sangat menyudut (very angular)
- Menyudut (angular)
- Menyudut tanggung (subangular)
- Membundar tanggung (subrounded)
- Membundar (rounded)
- Sangat membundar (very Rounded)
Untuk melihat bentuk butiran ini dapat dilakukan dengan bantuan loupe (terutama untuk
batupasir), dan tentukan pula kisarannya. Contoh: batupasir menyudut-menyudut tanggung.
Bentuk butir ini mencerminkan tingkat transportasi butirannya, dalam artian bahwa jika ia
memiliki bentuk butir yang membundar maka ia cenderung telah tertranspor jauh dari batuan
asalnya.
c) Kemas (fabric/grain packing), adalah derajat keterkaitan antar butiran penyusun batuan atau
hubungan antar butir, dan ini dapat mencerminkan viscositas (kekentalan) medianya. Bila
butirannya saling bersentuhan maka dinyatakan dengan kemas tertutup (berarti dia diendapkan oleh
media yang cair/encer, sehingga kemungkinan mengandung semen-matrik). Bila butirannya tidak
saling bersentuhan maka dinyatakan dengan kemas terbuka (berarti dia diendapkan oleh media yang
pekat). Selain itu perhatikan pula apakah butirannya memperlihatkan pengarahan (imbrikasi) atau
tidak. Kemas merupakan salah satu hal penting terutama dalam pen-deskripsian breksi atau
konglomerat, dan bisa langsung diten-tukan tanpa menggunakan loupe.
4. Struktur Sedimen
Berguna dalam menentukan top & bottom suatu lapisan, arah arus-purba (Paleocurrent) dan lingkungan
pengendapan. Secara garis besar struktur sedimen terbagi menjadi dua katagori, yaitu: a. Struktur
sedimen primer (depositional structures), struktur sedimen yang terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya suatu batuan, contohnya adalah: graded bedding, parallel lamination, ripple mark, dune
and sand wave, cross stratification, shrinkage crack (mud crack), flacer, lenticular, dll. b. Struktur
sedimen sekunder (post-deposition structures), struktur sedimen yang terbentuk setelah proses litifikasi.
Struktur sedimen sekunder meliputi: - Struktur erosional, terbentuk karena erosi, contohnya: flute cast,
groove cast, tool marks, scour marks, channel, dll. - Struktur deformasi, terbentuk oleh adanya gaya,
contohnya: slump, convolute, sand dyke, dish, load cast, nodule, dll. - Struktur biogenik, terbentuk oleh
adanya aktivitas makhluk hidup, contohnya: bioturbation, trace fossils, rootlet bed, dll.
5. Permeabilitas
Kemampuan suatu batuan untuk meloloskan fluida. Cara menentukannya yaitu: a. Teteskan air di atas
permukaan sampel yang akan diperiksa. b. Perhatikan apakah air tersebut diserap atau tidak oleh batuan
ter-sebut. c. Bila cairan diserap dengan cepat, maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya baik. d. Bila
cairan diserap dengan cukup cepat, maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya sedang. e. Bila
cairannya diserap dengan lambat, maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya buruk.
6. Porositas
Perbandingan volume rongga-rongga pori terhadap volume total seluruh batuan, dan dinyatakan dalam
persen, Ø = Volume Pori-Pori x 100% Volume total batuan Sedangkan dalam penentuannya di
lapangan gunakan istilah porositas baik jika permeabilitasnya baik, porositas sedang jika permebili-
tasnya sedang, dst.
7. Pemilahan (Sorting)
Tingkat keseragaman besar butir penyusun batuan, mencer-minkan viskositas media pengendapan serta
energi mekanik/arus ge-lombang medianya. Jika pemilahannya baik maka ia diendapkan oleh media
yang cair/encer dengan energi arus yang kecil, dan begitu pula dengan sebaliknya.
Gunakan istilah: a. Terpilah baik (well sorted) jika besar butirannya seragam.
b. Terpilah sedang (medium sorted) jika besar butirannya relatif seragam.
c. Terpilah buruk (poorly sorted) jika besar butirannya tidak seragam. Dan untuk
menentukan pemilahan ini dapat dibantu dengan menggu-nakan loupe (misalnya
untuk Batupasir).
8. Kandungan CaC03 ditentukan dengan jalan meneteskan larutan HCl 0,1 Normal pada permukaan
sampel batuan yang masih segar, jika ia berbuih/bereaksi maka batuan tersebut bersifat karbonatan
(calcareous), dan begitu pula sebaliknya.
9. Kandungan mineral Mineral-mineral sekunder yang umum terdapat dalam batuan sedimen misalnya
kalsit (ngecos oleh HCl, sedangkan kuarsa tidak), aragonit (memiliki habit yang menjarum), pirit
(kuning pucat seperti emas de-ngan bentuk kristal kubik), glaukonit (berwarna hijau kotor), kaolinit
(serbuk putih seperti bedak), dll.
10. Kandungan fosil dapat ditentukan di lapangan tentu saja fosil-fosil yang bersifat makro (besar). Dalam
penentuannya, sebutkan minimal kelas atau filumnya, jika ia berongga atau bolong-bolong maka itu
adalah koral (filum coelenterata, artinya rongga), jika ia memiliki dua cangkang yang tidak sama besar
(memiliki bagian ventral dan dorsal) maka itu adalah brachiophoda, jika ia memiliki dua cangkang
yang sama besar, maka itu adalah moluska. Jika ia berbentuk menyerupai keong ma s, maka itu adalah
gastrophoda, dan jika ia berbentuk seperti bintang laut, maka itu adalah echinodermata, dll.
11. Kekerasan Merupakan tingkat kekuatan partikel batuan terhadap disagregasi.
Gunakan istilah: a. Kompak, bila tidak dapat dicukil dengan jarum penguji.
b. Keras, bila masih dapat dicukil dengan jarum penguji.
c. Agak keras, bila dapat hancur ketika ditekan dengan jarum penguji.
d. Lunak, bila dapat dipotong-potong dengan mudah menggunakan jarum penguji.
e. Dapat diremas, bila dapat diremas dengan jari tangan.
f. Spongi, bila sifatnya seperti karet busa. Jika ditekan balik lagi ke asal.
12. Kontak (hubungan dengan batuan sekitarnya) Perhatikan hubungan tiap satuan batuannya, apakah ia
selaras (tentukan kontaknya apakah tegas, gradasi, atau interkalasi) atau tak selaras (ditandai dengan
bidang erosi: angular unconformity, disconformity, paraconformity, atau nonconformity).

E. Tugas:
• Deskripsikan 3 jenis batuan sedimen klastika (Konglomerat, Batupasir kasar dan Batupasir
halus)
• Informasi yang perlu dideskripsikan terkait tekstur yaitu:
1. Grain size (ukuran butir)
2. Bentuk Butir (grain shape),
3. Sorting (pemilahan)
4. Kemas (fabric/grain packing),
5. Fragmen/komponen, matriks dan Semen
• Komponen
Dalam pendeskripsian komponen dalam breksi dan konglomerat, dilakukan secara biasa, namun yang
perlu diperhatikan:
a. Komposisi, apakah monomik (jika klastika terdiri dari satu tipe litologi), Oligomik (terdiri dari 2-3
tipe klastika), polimik (klastika terdiri lebih dari 3 jenis litologi).
b. Ukuran komponen, tentukan ukuran maksimal dan minimal dari besar komponennya.
c. Kekompakan, apakah komponennya lepas – lepas, atau monolitik (komponen dan matriks tak
dapat dipisahkan)
• Matriks
Dalam pendeskripsian matrik pada breksi dan konglomerat, dilihat apakah terdiri satu jenis batuan
atau campuran, kemudian deskripsi seperti biasa

Anda mungkin juga menyukai