Anda di halaman 1dari 2

2.

Stroke Emboli
Emboli serebral adalah bekuan darah yang terbentuk di lokasi lain dalam
sistem peredaran darah, biasanya jantung dan arteri besar di dada bagian atas dan
leher. Sebagian dari bekuan darah terlepas, memasuki aliran darah dan berjalan
melalui pembuluh darah otak hingga mencapai pembuluh yang terlalu kecil untuk
dilewati. Penyebab utama emboli adalah detak jantung tidak teratur yang disebut
fibrilasi atrium. Ini dapat menyebabkan gumpalan terbentuk di jantung, terlepas dan
berjalan ke otak.
C. FAKTOR RISIKO
1. Usia
Insiden stroke meningkat pada usia >55 tahun.
2. Jenis kelamin
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki stroke yang lebih
parah dibandingkan dengan pria.
3. Hipertensi
Resiko stroke meningkat secara progresif dengan peningkatan tekanan darah. Bila
terjadi kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding kapiler
menjadi tinggi. Akibatnya, terjadi edema, dan kemungkinan perdarahan pada otak
atau stroke hemoragik. Sebaliknya, jika terjadi penurunan tekanan darah sistemik
maka tekanan perfusi ke jaringan otak tidak adekuat. Hal ini akan mengakibatkan
iskemik serebral.
4. Diabetes
Pasien dengan diabetes melitus lebih rentan terhadap aterosklerosis dan peningkatan
prevalensi proaterogenik, terutama jika terdapat hipertensi dan lipid darah yang
abnormal.
5. Dislipidemia
Plasma lipid dan lipoprotein (kolesterol total, trigeliserida, Low-density Lipoprotein
(LDL), High-density Lipoprotein (HDL) dan lipoprotein berpengaruh terhadap
resiko iskemik serebral.
6. Merokok
Merokok menyebabkan peningkatan koagulabilitas, agregasi platelet dan tekanan
darah.
D. PATOFISIOLOGI
Stroke iskemik disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke sebagian atau seluruh
otak yang mengakibatkan hilangnya neuron dari gukosan dan oksigen yang menyebabkan
kegagalan produksi senyawa seperti adenine trifosfat (ATP). Hal ini memberikan dampak
pada proses pembentukan energi untuk kelangsungan hidup sel jaringan. Jika terus
berlanjut dan lebih parah dapat menyebabkan penurunan membrane sel saraf karena
kematian sel. Stroke iskemik dapat melibatkan sebagian otak saja akibat oklusi arteri
besar atau kecil yang dapat berlanjut di beberapa bagian arteri dan menjadi emboli yang
pecah dan mengalir di aliran darah. Ketika arteri terhambat dan otak kekurangan aliran
darah, dapat terjadi penghambatan pada hampir seluruh fungsi saraf sehingga terjadi
gejala seperti kelemahan, mati rasa, penurunan penglihatan, dll.
Trombosis dapat terbentuk di arteri ekstrakranial atau intrakranial saat intima
menjadi kasar dan plak terbentuk selama terjadi luka pada pembuluh darah. Luka
endothelial merangsang platelet untuk menempel dan beragregasi kemudian koagulasi
aktif dan trombus terbentuk pada tempat plak. Aliran darah pada sistem
ektrakranial dan intracranial menurun dan sirkulasi kolateral mempertahankan fungsinya.
Saat mekanisme pertahanan sirkulasi kolateral gagal, perfusi terganggu dan akhirnya
menyebabkan penurunan perfusi dan kematian sel.
Jaringan serebrovaskuler yang terkena iskemia memiliki dua lapisan, yaitu inti
dari iskemia berat dengan aliran darah <10-25% yang menunjukkan adanya nekrosis baik
neural maupun sel glia dan lapisan luar iskemia yang tidak parah (penumbra) yang
disuplai oleh kolateral dan mengandung sel-sel yang didapatkan kembali oleh pemberian
terapi dalam waktu yang tepat. Intervensi farmakologis yang diberikan secepatnya dapat
membantu proses rekanalisasi pembuluh darah yang tersumbat, karena tidak hanya
menyelamatkan neuron dan sel glia dari penumbra tapi juga sel glia pada inti iskemia
sehingga dapat mengurangi infark jaringan.

Anda mungkin juga menyukai