Munculnya berbagai masalah di masyarakat seperti berbagai
tindakan kriminal dan memalukan adalah akibat dari kelakuan orang tidak terdidik. Masalah seperti korupsi, kolusi dan nepotisme masih saja terjadi di tengah semakin tingginya pendidikan warga negara Indonesia, mengapa demikian?
Orang Pintar Belum Tentu Terdidik
Sekolah tinggi hingga bergelar doctor atau bahkan professor
nyatanya belum tentu mampu mengubah kelakuan seseorang. Mungkin sekolah tinggi di Indonesia telah berhasil menghasilkan orang-orang pintar namun tidak terdidik. Buktinya masih banyak
penjahat yang bergelar sarjana bahkan professor yang harus
mendekam di penjara.
Pola pendidikan formal di Indonesia memang hanya mengajarkan
bidang keilmuan pengetahuan dan teknologi saja yang membuat orang semakin pintar. Namun sayangnya dalam hal budi pekerti yang membuat orang menjadi terdidik tidak diajarkan. Dari situlah sebabnya mengapa orang pintar masih banyak yang melakukan tindakan memalukan seperti korupsi.
sebagai salah satu wahana pembentuk karakter bangsa, sekolah
adalah lokasi penting dimana para "Nation Builders" Indonesia diharapkan dapat berjuang membawa negara bersaing di kancah global. Seiring dengan derasnya tantangan global, tantangan dunia pendidikanpun menjadi semakin besar, hal ini yang mendorong para siswa mendapatkan prestasi yang baik. Namun, dunia pendidikan di indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang, terbatasnya akses pendidikan di Indonesia, terlebih lagi di daerah berujung kepada meningkatnya arus purbanisasi untung mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan.
Revisi Sistem Pendidikan Formal Bisa Jadi Solusi
Jika sistem pendidikan formal di Indonesia segera di revisi dengan
mementingkan proses tidak hanya hasil ini akan mencetak orang- orang terdidik. Bagi orang yang terbiasa dididik dengan melihat hasil saja memang tidak akan mempedulikan bagaimana cara atau proses mendapatkannya. Tidak peduli cara benar atau tidak yang ditempuh yang penting hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
Di situlah letak kesalahan sistem di negeri ini, yang membiarkan
anak didiknya menggunakan segala cara untuk memperoleh hasil yang ditargetkan. Padahal cara yang ditempuh seharusnya juga masuk ke dalam penilaian apakah caranya benar atau caranya salah. Dengan demikian artinya memperhatikan proses untuk memperoleh hasil yang diinginkan