Anda di halaman 1dari 2

Nama : Iqlima Khoerunisa

NIM : 1192070030

SEJARAH OPTIK

Sejarah optik dimulai pada 400 tahun sebelum masehi, ketika Democritus mengembangkan konsep
atom dan berusaha menjelaskan presepsi dan warna. Pada 350 tahun sebelum Masehi, Aristoteles
menolak teori Euclidian yang menyatakan bahwa visi itu semata-mata karena sinar yang keluar dari
mata dan “menyentuh” objek. Pada 300 tahun sebelum masehi, Eucllid dalam optiknya mengamati
bahwa cahaya bergerak dalam garis lurus dan menjelaskan hukum refleksi. Dia percaya bahwa visi
melibatkan sinar pergi dari mata ke objek yang terlihat. Pada 30 masehi, Seneca menulis tentang efek
pembesaran dari cairan di pembuluh transparan.

Pada tahun 120 masehi, Ptolemy menulis lima buku teks mengenai optik. Berdasarkan pengamatan
sudut percobaan kecil dari hukum Snell yaitu perbandingan sudut dari kejadian vs sudut pembiasan
cahaya adalah konstan. Pada tahun 1000, Alhazan (Abu Ali Hasan Ib. al-Haitham) menyelidiki refleksi
dari cermin sfera dan parabolik, membantah hukum refraksi Ptokemeus, tidak setuju dengan teori
penglihatan Euclidian. Beliau juga membahas refraksi atmoster, menjelaskan peningkatan ukuran
matahari dan bulan di dekat cakrawala, serta mnecoba mengukur ketinggian atmosfer.

Tahun 1250, Roger Bacon bersikeras mengapati percobaan metode ilmiah dasar dengan melakukan
percobaan dengan lensa dan cermin yang menggambarkan prinsip-prinsip refleksi dan refraksi.
Kecepatan cahaya yang terbatas dan ia menggantikan pelangi dengan pantulan cahaya matahari dengan
tetesan air hujan. Optik diagram menunjukkan cahaya yang sedang dibiaskan oleh wadah kaca bulat
yang penuh dengan air. Tahun 1270 dari terjemahan bahasa latin dari Opticae Thesaurus karya Alhazen
yang ditulis pada milenium pertama, memberikan penjelasan pada orang Eropa mengenai fenomena
pencitraan lainnya. Tetapi refraksi tetap sulit dipahami. Pada tahun yang sama, Vitello menerbitkan
ikhtisar sudut pembiasan yang telah diukur. Namun, karyanya penuh dengan kesalahan. Pada tahun ini
Dia menyelesaikan Perspectiva yang merupakan teks standar optik selama beberapa abad. Kontruksi
cermin parabolik, refraksi (sudut refraksi non proporsional dengan sudut kejadian).

Instrumen optik praktis pertama, yaitu kacamata muncul pada tahun 1270 di Florence, Italia. Pada tahun
1590, tim ayah dan putra Hans dan Zakharia Janssen memperkenalkan mikroskop majemuk, sistem optik
dua unsur. Kemudian Lippershey dan Galileo memperkenalkan dua jenis teleskop yang berbeda dan
Lippershey mengembangkan binokular.

Tahun 1600 Galileo Galilei mempelajari penemuan teleskop pada tahun 1609 (oleh produsen kacamata
Belanda Hans Lippershey) dan membuat perangkat sendiri dengan pembesaran hingga 30 kali, alat-alat
yang paling kuat pada zamannya yang memungkinkan penemuan yang membentuk sistem Copernican.
Pada tahun ini, Johannes Keppler menemukan hukum gerak planet yang memberikan penjelasan yang
tepat tentang penglihatan dan fungsi mata, kornea, dann retina. Pertama kali memberikan penjelasan
yang benar tentang cara kerja kacamata. Mengiubah susunan teleskop Galileo dengan lensa cekung
(lensa telephoto). Dioptrice Kepler pada tahun 1611 menyediakan dasar-dasar optik pesanan pertama
dengan bantuan Neri’s L’arte vetraria membuat kaca dengan kualitas tinggi.

Tahun 1621 Willebrond van Roven Snell menemukan hukum refraksi. Rene Descartes menggambarkan
hukum Snell untuk pertama kalinya yang menyangkut istilah sinus (istilah yang kita gunakan). Hukum
pembiasan adalah kinci yang membuka desain optik. Dengan hukum pembiasan, Descartes memperoleh
bentuk lensa yang diperlukan untuk mengoreksi aberasi sferis. Tahun 1647, Cavaleri menghubungkan
panjang fokus lensa dengan kelengkungan permukaan lensa dan indeks bias yang disebut dengan rumus
pembuat lensa. Tahun 1657, Pierre de Fermat mengemukankan prinsip dari waktu penyebaran
terpendek. Deduksi hukum refraksi dari prinsip Fermat. Tahun 1665, Francesco Maria Grimaldi,
menggambarkan penyebaran cahaya. Tahun 1670, Newton menurunkan persamaan pencitraan, sebuah
batu kunci dalam desain optik yang mengubungkan panjang fokus lensa dengan jarak antara objek dan
bidang gambarnya.

Pada tahun 1792 Claude Chappe mengemukakan gagasan untuk menyampaikan pesan-pesan berkode
secara mekanis dalam jarak jauh menggunakan stasiun estae tengah (1015 km). Penemuan optik
telegrap ini mengembangkan skema kode untuk mewakili alfabet melalui posisi yang berbeda dari dua
jarum.

REFERENSI

Iizuka, K. (2008). History of optics. Springer Series in Optical Sciences, 35(2004), 1–24.
https://doi.org/10.1007/978-0-387-75724-7_1
Mait, J. N. (2006). A History of Imaging: Revisiting the Past to Chart the Future. Optics and Photonics
News, 17(2), 22. https://doi.org/10.1364/opn.17.2.000022
Paasch, K. (1999). The history of optics: From ancient times to the middle ages. Dops Nyt, 14(July), 5–8.

Anda mungkin juga menyukai