Kelonpok 7 Tugas Minggu 11 - Compress
Kelonpok 7 Tugas Minggu 11 - Compress
1.jelaskan bagaimana memandang mesin mobil sebagai suatu sistem dan contohnya serta
menggunakan kerangka berpikir input, proses, output,outcome, dan impact ?
Input: Pada hakikat yang mendasar sistem sendiri adalah suatu kesatuan komponen,elemen,dan
perangkat yang terbungkus oleh satu ikatan yang saling berhubungan untuk memudahkan fluditas
informasi,materi,atau energi. Sistem juga mempunyai bagian bagian yang saling terkoneksi dan
berkomunikasi dalam suatu wilayah serta memiliki item pendukung satu sama lain. Dalam kasus ini
yang di jadikan contoh adalah sistem pada mesin mobil,mengapa sistem pada mesin mobil disebut
sistem? Mesin mobil mempunyai komponen komponen yang saling berhubungan satu sama lain dan
mampu menghasilakan dan/atau memberikan informasi dan energy
Outcome :Itu semua adalah contoh kecil dari sistem mesin pada mobil,mereka semua saling
terkoneksi dan berhubungan di dalam satu bagian/wilayah. Menciptakan suatu pola
mekanisme/manajeman yang menghasilkan dalam kasus ini kita sebut energi. Karena hasil dari
mesin mobil ada energi untuk melaju jalan.
Impact : Energi yang dihasilkan mesin disalurkan kepada roda penggerak untuk mobil melaju, dan
sistem mesin menghasilan limbah atau yang kita kenal dengan gas buang (emisi)
2. Sistem kesehatan menurut SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum
seperti yang dimaksud dalam pembukaan UUD 1945. Tujuan sistem kesehatan nasional agar
terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa baik masyarakat, swasta,
maupun pemerintah secara sinergis maupun berhasil-guna dan berdaya-guna sehingga tercapai
derajat masyarakat yang setinggi-tingginya.
Sistem kesehatan berdasarkan sub sistem yaitu :
- Subsistem Upaya Kesehatan Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan denga menghimpun seluruh potensi
bangsa Indonesia sebagai ketahanan nasional.
- Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Untuk mendapatkan dan mengisi
kekosongan data kesehatan dasar dan/atau data kesehatan yang berbasis bukti perlu
diselenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan dengan menghimpun seluruh
potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
- Subsistem Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni:
Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri.
- Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan
sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis, dan kualitasnya, serta
terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan.
- Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan Subsistem ini meliputi berbagai
kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan, khasiat/kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat,
terutama obat esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan
penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang
kefarmasian melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
- Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan Subsistem ini meliputi kebijakan
kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan, dan informasi kesehatan.
- Subsistem Pemberdayaan Masyarakat SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh
pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-
mata sebagai sasaran pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara
dan pelaku pembangunan kesehatan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat menjadi sangat
penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku
pembangunan kesehatan.
Upaya kesehatan perorangan dibedakan dalam Rujukan yaitu di bidang upaya kesehatan perorangan
dalam bentuk pengiriman pasien, spesimen, dan pengetahuan tentang penyakit dengan
memperhatikan kendali mutu dan kendali biaya, dangkan rujukan di bidang upaya kesehatan
masyarakat dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan
berwenang serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku dan Upaya
kesehatan masyarakat diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan, dan paripurna meliputi
upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan hingga pemulihan, serta rujukan antar tingkatan upaya.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat primer didukung kegiatan lainnya, seperti surveilans,
pencatatan, dan pelaporan yang diselenggarakan oleh institusi kesehatan yang berwenang
Pelayanan kesehatan perorangan primer dapat diselenggarakan sebagai pelayanan yang bergerak
(ambulatory) atau menetap, dapat dikaitkan dengan tempat kerja, seperti klinik perusahaan; atau
dapat disesuaikan dengan lingkungan/kondisi tertentu (kesehatan matra, seperti: kesehatan haji,
kesehatan pada penanggulangan bencana, kesehatan transmigrasi, kesehatan di bumi perkemahan,
kesehatan dalam penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, kesehatan dalam
operasi dan latihan militer di darat, kesehatan kelautan dan bawah air, kesehatan kedirgantaraan/
penerbangan, dan kesehatan dalam situasi khusus dan/atau serba berubah), Pelayanan kesehatan
upaya kesehatan masyarakat adalah perorangan sekunder dilaksanakan oleh dokter spesialis atau
dokter yang sudah mendapatkan pendidikan khusus dan mempunyai izin praktik serta didukung
tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan, Pelayanan kesehatan perorangan tersier menerima
rujukan subspesialistik
dari pelayanan kesehatan di bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang merujuk.
Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
masyarakat primer dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber daya
manusia kesehatan serta didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersier menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dan
memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan rujukan
operasional, serta melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat dan
penapisan teknologi dan produk teknologi yang terkait.
( https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/41327/perpres-no-72-tahun-2012)
3. Jelaskan apa saja yang perlu diukur bila kita mengukur kualitas pelayanan rumah sakit
menurut kerangka berpikir Avedis Donabedian (Structure, Process, Outcome)
• Struktur,
“The relatively stable characteristics of the providers of care, of the tools and resources they have at
their disposal, and of the physical and organizational settings in which they work. The concept of
structure includes the human, physical, and financial resources that are needed to provide medical
care”
Struktur atau input, melingkupi jumlah, distribusi, dan kualifikasi dari tenaga ahli, peralatan, akses
pelayanan kesehatan dan fasilitas lain, termasuk asuransi kesehatan. Hubungan struktur dengan
kualitas pelayanan kesehatan terdapat dalam hal perencanaan, desain dan pelaksanaan dalam sistem
pelayanan kesehatan, dengan memenuhi kebutuhan kerja tenaga pelayanan kesehatan. Dengan
demikian, struktur akan mempengaruhi outcome yang akan diterima walau secara tidak langsung
(indirect). Indikator yang diukur dari mutu struktur bervariasi, mulai dari jumlah tenaga kesehatan
dan kualifikasinya, biaya yang ada, obat-obatan dan alat medis, serta metode kerja atau standar
operasi rumah sakit.
• Proses
“A set of activities that go on whithin ang between practisioners and patients”
Mutu proses dapat diamati secara langsung atau dengan meninjau ulang catatan dan informasi bersifat
rekonstruktif. Indikator proses yang dinilai adalah hubungan internal maupun eksternal rumah sakit
dan konsekuensinya terhadap kesehatan, kesejahteraan baik secara individu maupun
masyarakatUkuran yang tepat adalah keilmuan dalam hal kedokteran,teknologi, maupun
komunikasi.Kemudian, perlu diperhatikan apakah anjuran dari rumah sakit sesuai dengan kebijakan
dan standar yang ada. Dalam melakukan penilaian proses untuk memenuhi standar pelayanan medis,
banyak instrument yang dapat disediakan seperti daftar tilik, wawancara, survei dan sebagainya.
Nantinya, hasil penilaian akan dievaluasi mulai dari masalah tunggal maupun kompleks secara
komprehensif agar dapat menemukan solusi yang diharapakan mampu menjaga atau meningkatkan
mutu pelayanan.
• Outcome
“A change in patient’s current and future health status that can be atributed to antecedent health
care” Outcome atau hasil pelayanan kesehatan diukur dengan melakukan:
a) Pengecekan kasus pasca operasi/tindakan medis lain
b) Audit maternal perinatal
c) Studi kasus/kematian 48 jam
d) Tinjauan ulang rekam medis
e) Keluhan pasien berkaitan dengan pasca operasi sebagai indikator kepuasan
f) Informed Consent
Tarmansyah Iman, A. and Lena, D., 2017. Manajemen Mutu Informasi Kesehatan I : Quality
Assurance. [online] Bppsdmk.kemkes.go.id. Available at:
<http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/MMIK-
I_FINAL_SC_26_12_2017.pdf> [Accessed 29 November 2020].
Ferliana, M., 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [online] Kemkes.go.id. Available at:
<https://www.kemkes.go.id/article/view/20102200002/tren-kasus-baru-terus-menurun-ini-strategi-
utama-penanganan-covid-19-di-3-provinsi.html> [Accessed 29 November 2020].
Riegelman, Richard K., author. (2015). Public health 101 : healthy people--healthy populations.
Burlington, MA :Jones & Bartlett Learning
Riegelman, R. K. and Kirkwood, B. (2019) Public health 101: improving community health. Third
edition. Burlington, MA: Jones & Bartlett Learning.
Peraturan.bpk.go.id. 2020. PERPRES No. 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional [JDIH
BPK RI]. [online] Available at: <https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/41327/perpres-no-72-
tahun-2012> [Accessed 29 November 2020].