OLEH
NAMA : LOREN T
NIM : EAA 117 160
Nama : LOREN T
PALANGKA RAYA” Merupakan hasil penelitian saya sendiri dan setiap dan
seluruh sumber acuan telah ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang
dapat dibuktikan bahwa skripsi ini bukan hasil penelitian saya (dibuatkan atau
plagiat), maka saya bersedia gelar kesarjanaan saya dicabut sesuai dengan aturan
yang berlaku.
LOREN T.
NIM. EAA 117 160
i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : LOREN T
Nim : EAA 117 160
Bidang : PERDATA
Judul Skripsi : PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBANGUNAN
JALAN, PEMBUATAN KANAL AIR DAN
PEMBAGIAN TANAH KEPADA ANGGOTA
KELOMPOK TANI ADAT KARYA
HAMPAPAK/MARANG DI KOTA PALANGKA RAYA
Disetujui di :
Palangka Raya, Agustus 2022
Menyetujui :
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Hukum,
Mengesahkan :
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Fakultas Hukum
Dekan,
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini telah diuji dan disetujui :
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Judul Skripsi : PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBANGUNAN JALAN,
PEMBUATAN KANAL AIR DAN PEMBAGIAN TANAH
KEPADA ANGGOTA KELOMPOK TANI ADAT KARYA
HAMPAPAK/MARANG DI KOTA PALANGKA RAYA
TIM PENGUJI
1. Dr. Heriamariaty, S.H., M.Hum (Ketua) 1. ……………………
NIP. 1973025 200212 2 001
2. Yacob F. Martono, S.H., M.H (Anggota) 2. ……………………
NIP. 19740309 200501 1 002
3. Evi, S.H., M.H. (Anggota) 3. ……………………
NIP. 19891211 201504 2 001
4. Oktarianus Kurniawan, S.H., M.Kn (Anggota) 4. ……………………
NIP. 19711018 200312 1 001
5. Tahasak Sahay, S.H., M.H (Anggota) 5. ……………………
NIP. 19680619 20112 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Hukum,
iii
RINGKASAN SKRIPSI
Pelaksanaan Perjanjian Pembangunan Jalan, Pembuatan Kanal Air Dan
Pembagian Tanah Kepada Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Hampapak/Marang Di Kota Palangka Raya
Berdasarkan musyawarah LKK Kelurahan Marang pada Tanggal 23
September 2014 yang bertempat di Balai Basara Kelurahan Marang disepakati
bahwa Masyarakat yang mendapatkan lahan 1 Ha/KK akan dikenakan biaya
sebagai pengganti pembuatan sarana jalan diperkirakan sebesar Rp. 2.500.000.
Namun kenyataannya setelah Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Hampapak/Marang membayar biaya pembangunan jalan, pembuatan kanal air dan
pembagian lahan tersebut, justru pembangunan jalan, pembuatan kanal air dan
pembagian tanah pun belum dilakukan. Akibatnya kesepakatan point 3 hasil
musyawarah LKK Kelurahan Marang tidak terlaksana sebagaimana mestinya
karena telah terjadi wanprestasi. Berdasarkan permasalahan di atas, sehingga
Penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini ke dalam rumusan masalah
yang menjadi pokok pembahasan, yaitu:
1. Bagaimana Pelaksanaan Perjanjian Pembangunan Jalan, Pembuatan Kanal
Air Dan Pembagian Tanah Kepada Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Hampapak/Marang Di Kota Palangka Raya?
2. Bagaimana Bentuk Tanggung Jawab Pengurus Terhadap Pembangunan
Jalan, Pembuatan Kanal Air dan Pembagian Tanah Kepada Anggota
Kelompok Tani Adat Karya Hampapak/Marang Di Kota Palangka Raya?
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah penelitian
yuridis empiris. Penelitian yuridis empiris dilakukan dengan cara mempelajari
suatu aturan sebagai kaidah-kaidah dan keberadaan pemberlakuannya terhadap
peristiwa hukum tertentu yang terjadi pada pelaksanaan hubungan hukum yang
dibahas dalam penulisan hasil penelitian dalam bentuk skripsi ini. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, sehingga Penulis menyimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan Perjanjian Pembangunan Jalan, Pembuatan Kanal Air Dan
Pembagian Tanah Kepada Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Hampapak/Marang Di Kota Palangka Raya terkendala dikarenakan
adanya keterlambatan dari Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Hampapak/Marang dalam melakukan kewajibannya, faktor selanjutnya
yaitu adanya pemborosan anggaran pada pelaksanaan pekerjaan
sebelumnya dan pekerjaan tersebut pun tidak dilengkapi dengan
laporan pertanggungjawaban oleh ketua Kelompok Tani Adat Karya
Hampapak/Marang yang sebelumnya.
2. Bentuk Tanggungjawab Pengurus Terhadap Pembangunan Jalan,
Pembuatan Kanal Air dan Pembagian Tanah Kepada Anggota
Kelompok Tani Adat Karya Hampapak/Marang Di Kota Palangka
Raya yaitu dengan mengurangi ukuran tanah yang diterima oleh
Anggota Kelompok Tani Adat Karya Hampapak/Marang dan menjual
tanah yang bersumber dari pengurangan tersebut. Peristiwa tersebut
merupakan perbuatan melawan hukum.
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
LOREN T.
NIM. EAA 117 160
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat limpahan rakhmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyusun Skripsi
dengan judul “PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBANGUNAN JALAN,
PEMBUATAN KANAL AIR SERTA PEMBAGIAN TANAH KEPADA
ANGGOTA KELOMPOK TANI ADAT KARYA HAMPAPAK/MARANG DI
KOTA PALANGKA RAYA”.
Selama menyelesaikan Skripsi ini, Penulis banyak memperoleh masukan
berupa petunjuk-petunjuk, pengetahuan, maupun ilmu yang benar-benar sangat
berharga dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing, meskipun jauh dari
sempurna. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan banyak
terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suriansyah Murhaini, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Palangka Raya;
2. Ibu Dr. Thea Farina, S.H., M.kn. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya;
3. Bapak Agus Mulyawan, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Hukum Hukum Universitas Palangka Raya;
4. Bapak Tahasak Sahay, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya serta sebagai
Dosen Pembimbing Pendamping sekaligus sebagai Dosen Pembimbing
Pendamping dalam penulisan skripsi ini, terima kasih atas segala arahan dan
masukan yang bersifat membangun serta bantuannya dalam Penulis
melaksanakan bimbingan skripsi ini;
5. Bapak Kristian S.H., M.H. selaku Ketua Jurusan Fakultas Hukum Universitas
Palangka Raya;
6. Bapak Oktarianus Kurniawan, S.H. M. Kn selaku Dosen Pembimbing Utama,
terima kasih atas segala arahan dan masukan yang bersifat membangun serta
bantuannya dalam Penulis melaksanakan bimbingan skripsi ini;
vi
7. Segenap Dosen yang mengajar di Fakultas Hukum Universitas Palangka
Raya, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama Penulis
kuliah di Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya;
8. Seluruh Staf Tata Usaha dan Staf Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Palangka Raya;
9. Secara Khusus Penulis ucapkan terima kasih kepada Ayah Saya Tikas dan Ibu
Temi Novi Katarina Kedua Orang Tua Penulis dan seluruh keluarga besar
yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan materil maupun moril juga
Doa yang selalu di Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga
Penulis dapat menempuh studi dan menyelesaikan skripsi ini;
10. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa/i Fakultas Hukum Universitas Palangka
Raya yang telah banyak memberikan semangat, dukungan serta masukan-
masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini;
11. Sahabat yang ikut serta memberi masukan bagi Penulis untuk dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dengan kerendahan hati Penulis berharap kiranya propoal skripsi ini
dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi kaum akademisi, mahasiswa/i
Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya atau siapa saja yang
membutuhkan informasi dari materi proposal skripsi ini.
Palangka Raya, Agustus 2022
Penulis,
LOREN T.
NIM. EAA 117 160
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI.............................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI.............................................................iii
RINGKASAN SKRIPSI.......................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..........................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian..................................................................................8
1.3. Manfaat Penelitian................................................................................8
1.4. Metodologi Penelitian...........................................................................9
1.4.1 Jenis Penelitian................................................................................9
1.4.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian....................................................9
1.4.3 Lokasi Penelitian.............................................................................9
1.4.4 Sumber Data....................................................................................9
1.4.5 Instrument Penelitian.....................................................................10
1.5. Sistematika Penulisan..........................................................................12
viii
2.3. Tanah Garapan....................................................................................21
2.3.1. Pengertian Tanah Garapan.............................................................21
2.3.2. Kepemilikan Atas Tanah Garapan.................................................30
2.3.3. Bentuk-bentuk Alas Hak Tanah Garapan......................................41
BAB IV PENUTUP..............................................................................................62
4.1. Kesimpulan.......................................................................................62
4.2. Saran.................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
penting. Hal ini disebabkan hampir seluruh aspek kehidupannya terutama bagi
sesungguhnya tidak hanya dapat ditinjau dari aspek ekonomi saja, melainkan
merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan produksi pada setiap
filosofis, politik, sosial, kultural, dan ekologis yang menjadikan tanah sebagai
sebuah harta berharga yang sangat dibutuhkan dan ada banyak kepentingan
kebutuhan yang menyertainya tidak sebanding dengan luasan tanah yang tidak
1
2
untuk mengelola dan memelihara fungsi dan kegunaan tanah, sebab manusia
sehingga Tuhan Yang Maha Esa menundukan alam semesta ini termasuk
resmi dari masyarakat, maka tanah tersebut merupakan tanah Negara. Untuk
dengan cara menggarap untuk jadi lahan pertanian. Penggarapan tanah, tak
kelompok tani.
Kelompok adalah sebuah unit yang tersusun dari dua orang atau lebih
yang berinteraksi satu sama lain dan menyelesaikan suatu permasalahan secara
bersama sama demi mencapai tujuan yang ideal. Definisi ini menekankan
(2) adanya hubungan timbal balik antara anggota satu dengan lainnya;
berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan
dicapai; dan
anggota”.
lingkungan sosial, dan keadaan ekonomi para petani di Kota Palangka Raya,
sehingga pada tahun 2014 dibentuklah sebuah Kelompok Tani Adat Karya
4
untuk penggarapan lahan kosong dan sekaligus pembuatan jalan pada lahan
disepakati:
1. An. Otto Amad dan Darwin Iley mengkoordinir masyarakat Marang untuk
Dapur;
3. Masyarakat yang mendapatkan lahan 0,5 Ha/KK tidak dikenakan biaya dan
2.500.000,-;
5. Bagi warga masyarakat yang tidak memiliki KK akan ditunda atau tidak
6. Apabila ada lahan masyarakat yang masuk lokasi lahan kelompok tani,
dikelola;
5
disetujui oleh:
3. Mantir Adat;
4. Lurah Marang;
sebesar Rp. 2.500.000,- sebagai biaya pembuatan jalan dan pembagian lahan
pertanian.
untuk pembangunan jalan dan pembuatan kanal air tersebut meningkat, seperti
dimulai sejak Tahun 2014, namun karena keterbatasan dana, sehingga dana
yang terhimpun pada tahun 2014 tersebut, digunakan pada Tahun 2015 hanya
cukup untuk biaya perintisan lahan yang akan dibangun jalan. Kelanjutannya
dana yang terhimpun pada Tahun 2015, digunakan pengurus pada Tahun 2016
untuk menyewa alat berat untuk pembangunan hanya sesuai dana yang
terhimpun. Namun progres kerja pembangunan jalan hingga pada Tahun 2016
sebagai berikut:
Air Dan Pembagian Tanah Kepada Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Palangka Raya.
hukum nasional.
3. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada
skripsi ini ialah penelitian yuridis empiris. Kajian empiris adalah kajian
kenyataan kultur, dan lain-lain, kajian empiris dunianya adalah das sin
(apa kenyataannya).4
adalah data dasar yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan
b. Data sekunder
4
Achmad Ali & wiwie Heryani, 2012, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum,
Kencana Prenada Grup, Jakarta, hlm. 2.
10
Pokok-Pokok Agraria.
1.4.4.2 Observasi/pengamatan
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang
Palangka Raya.
11
1.4.4.3 Wawancara
Wawancara adalah proses pengumpulan data dengan cara
dimaksud yaitu:
penelitian ini.
skripsi ini, yang selanjutnya akan dibagi menjadi 4 (empat) Bab, yaitu:
BAB I :PENDAHULUAN
Tanah Garapan.
RAYA
mengenai:
Palangka Raya;
BAB IV : PENUTUP
diatur perikatan yang lahir dari perjanjian (kontrak) dan perikatan yang
perikatan adalah suatu hubungan yang terjadi antara dua orang atau
lebih, yang terletak dalam bidang harta kekayaan, dengan mana pihak
yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wadib memenuhi
prestasi itu.7
antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap berjanji
14
15
dibuat oleh para pihak dapat dikatakan sah dan mempunyai kekuatan
dibatalkan.
8
Wirjono Prodjodikoro, 1982, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan
Tertentu, Sumur, Bandung, hlm. 7.
16
yaitu:9
2.2. Tanah
2.2.1. Pengertian Tanah
atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu dari permukaan bumi,
tubuh bumi dan air dibawahnya dan ruang angkasa diatasnya sekedar
peraturan lain yang lebih tinggi. Tanah adalah suatu permukaan bumi
dari tanah yang haknya dapat di miliki oleh setiap orang atau badan
hukum.
UUPA, bahwa dalam hukum tanah, kata tanah dipakai dalam arti
18
yuridis sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh
disebut tanah.11
masyarakat.12
11
Boedi, Harsono,1999, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan UU Pokok
Agraria, Djambatan, Jakarta, h.18.
12
John Salindeho, 1993, Masalah Tanah dalam Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm. 23.
19
Hal ini ditegaskan di dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA, adalah sebagai
lainnya.”
dihaki oleh seseorang. Jadi siapa saja hanya berhak atas permukaan
tersebut;
bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai
lain serta badan-badan hukum (UUPA Pasal 4 ayat 1). Pasal ini
demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang ada diatasnya,
hak milik, hak atas tanah tersebut merupakan hak yang paling
13
https://realmaczman.wordpress.com/2011/06/15/hak-atas-tanah-menurut-uupa/ (diakses
pada tanggal 20 September 2021, Pukul 10.15).
21
14
Dyara Radhite Oryza Fea, 2018, Panduan Mengurus Tanah dan Perizinannya,
Legality, Yogyakarta, hlm. 3-4.
22
Pasal 33 ayat (3) telah memberikan landasan bahwa bumi dan air serta
ketertiban rakyat tani dan kepastian hukum dalam hal penguasaan dan
(UUPA) mengatur antara lain hak atas tanah yang terdapat dalam
Negara.20
disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dijumpai oleh orang-
19
Moh. Mahfud MD, 2009, Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia, Gama
Media, Yogyakarta, hlm. 118.
20
Ali Achmad Chomzah, 2004, Hukum Agraria (Pertanahan Indonesia) Jilid I,
Prestasi Pustaka Raya, Jakarta, hlm. 46.
21
Zaidar, 2006, Dasar Filosofi Hukum Agraria Indonesia, Pustaka Bangsa Press, Medan,
hlm. 76.
24
pemberian hak atas tanah), surat izin, atau surat-surat lain, maupun
garapan karena tanah garapan bukan status hak atas tanah. Dalam
Agustus 2003, yaitu tanah garapan adalah sebidang tanah yang sudah
atau tanpa izin, dan penggarapan bisa dengan atau tanpa jangka waktu.
22
B.F. Sihombing, 2005, Evolusi Kebijakan Pertanahan Dalam Hukum Tanah Indonesia,
Gunung Agung, Jakarta, hlm. 5.
23
B.F. Sihombing, Op.Cit, hlm. 80.
25
berkembang.
sendiri.24
ganti rugi atau kompensasi dalam bentuk apa pun. Perjanjian tersebut
tembakau sudah mencapai ± 12.000 ha. Dan pada akhir tahun 1951
secara tidak sah. Maka, pada tanggal 22 Mei 1950 dalam Maklumat
Sumatera Timur (T. Dr. Mansoer) dan Gubernur Militer VII (Kolonel
1948/110 tersebut bagi daerah ini. Inti dari Maklumat Bersama itu
adalah bahwa untuk pengambilan tanah secara tidak sah yang terjadi
hingga waktu itu tidak digugat Hanya pengambilan tanah secara tidak
Staatsblad1948/110 tersebut.
oleh para petani. Pengurus Gerak Tani, salah satu Serikat Tani yang
tanah tanpa izin yang berhak atau kuasanya, maka oleh pemerintah
27
Ibid, hlm. 153.
29
yang membuktikan bahwa ia memiliki alas atau bukti hak atas tanah
tersebut. Untuk keperluan jual beli tanah dan mendapatkan ganti rugi,
28
Chadidjah Dalimunthe, 2005, Pelaksanaan Landreform Di Indonesia Dan
Permasalahannya, Universitas Sumatera Utara, Medan, hlm. 81.
30
negara baik berdasarkan surat- surat keputusan, surat izin, atau surat-
karena tanah garapan bukan status hak atas tanah. Dalam peraturan
ijin pemilik atau kuasanya dan pendudukan tanah tidak sah mnurut
hukum.
1. Bukti Surat
dianggap sah dan benar selama tidak terdapat tuntutan pihak lain
tanah yaitu:
a. Status atau dasar hukum (alas hak kepemilikan). Hal ini untuk
yang dimaksud.
ada (fiktif).
cacat hukum atau tidak memenuhi syarat dari salah satu atau
2. Bukti Fisik
yaitu hak atas (fisik) dan hak bawah (surat). Hal ini penting di
Waris, untuk mengetahui siapa saja ahli waris yang sah, karena
di lokasi tersebut.
yang berlaku.
harus ada sebagai landasan hukum. Karena dalam hal peralihan atas
adalah rakyat yang tidak memiliki hak atas tanah dan berlatar belakang
tertentu.
dialihkan hak atas garapan yang melekat padanya kepada pihak lain.
bahwa tanah negara yang dipakai oleh pihak ketiga pada dasarnya
tanah Negara yang dipakai oleh pihak ketiga, maka pihak yang
cara:
‘yang sama jenisnya’ dengan hak atas tanah yang dilakukan oleh
Milik atau hak lain ‘yang tidak sesuai’ dengan jenis hak yang
36
pada Negara;
menjalankan usahanya.29
29
Obbie Afri Gultom, Tata Cara Memperoleh Tanah Garapan, http://www.gultomlaw
consultants.com/tata-cara-memperoleh-tanah-garapan/, diakses tanggal 20 Oktober 2015.
37
seperti air, tanaman, tambang, juga udara yang berada di atas tanah
berlaku.30
lain;
landreform;
pembangunan;
adat.
pemegang hak yang sah atas tana berstatus hak, atau atas tanah
sosial praktis.
bahwa ada pihak yang lebih berhak dari yang lain (prioritas) atas
hak dimaksud. Hal ini berarti bahwa setiap hak tanah dituntut
hak. Ketika tidak ada kepastian hukum hak atas tanah maka masih
Peraturan Pemerintah.32
31
Rusmadi Murad, 2007, Menyingkap Tabir Masalah Pertanahan, Rangkaian
Tulisan dan Materi Ceramah, Mandar Maju, Bandung, hlm. 75.
32
AP. Parlindungan, 1993, Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria, Mandar
Maju, Bandung, hlm. 133.
41
atas keberadaan tanah garapan ini, namun tidak serta merta atas
quo.
luar berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Hukum tanah
mengatur salah satu aspeknya saja yaitu aspek yuridisnya yang disebut
serta apa yang ada di atasnya merupakan buatan manusia yang disebut
merupakan pembeda antara hak yang satu dengan hak yang lain. Hak
milik misalnya, sebagai hak yang terkuat dan terpenuh diantara hak-
hak atas tanah yang lain, boleh digunakan untuk segala keperluan yang
terbuka bila dibandingkan dengan hak-hak atas tanah yang lain, tanpa
pada itu hanya permukaan bumi saja yaitu yang disebut tanah yang
menguntungkan;
pemiliknya;
33
Andi Hamzah, 2012, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 32.
34
I Gede Wiranata, 2009, Hukum Adat Indonesia, Perkembangannya dari Masa
ke Masa, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 224-225.
43
merupakan jaminan hak mutlak atas suatu benda yang mempunyai ciri
berupa ganti rugi tanah, hibah atau sengketa yang mungkin pernah
langsung juga ke badan pertanahan setempat. Hal ini perlu dan penting
bukti yang kuat bagi pemegangnya, namun hal tersebut belum bisa
melekat atas tanah. Oleh karenamya sebuah alas hak harus mampu
hukum) dengan suatu objek hak (satu atau beberapa bidang tanah)
yang ia kuasai, artinya dalam sebuah alas hak sudah seharusnya dapat
alas hak di bawah tangan tidak memiliki kekuatan hukum namun tetap
Banyaknya Kelurahan atau Desa yang tidak memiliki buku tanah desa
oleh para Notaris atau Camat dengan berbagai macam ragam bentuk
tanah tersebut ada yang dibuat di atas tanah yang belum dikonversi
oleh Kepala Desa dan disahkan oleh Camat, seolah-olah tanah tersebut
adat.
Pertanahan setempat.
belum bersertipikat.
akan tetapi hal ini sama halnya dengan surat dasar atau sebagian
juga.
47
diketahui oleh kepala desa, disetujui oleh kepala desa atau lurah dan
hak atas sebidang tanah. Surat tanda bukti hak ini dinamakan sertipikat
dan berlaku sebagai alat bukti yang kuat, artinya bahwa keterangan
pemohon, para pemilik tanah maupun pihak instansi yang terkait untuk
membedakannya ada juga disebut hak tanah yang terdaftar dan hak
35
Urip Santoso, 2011, Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah, Prenada Media
Group, Jakarta, hlm. 42.
48
hukum dari orang yang ingin menggunakan atau memiliki hak itu saja
hukum berarti pemegang hak atas tanah tersebut paling tidak bahwa
di atas disimpulkan bahwa alas hak atas tanah merupakan alat bukti
dengan hak yang melekat atas tanah. Alas hak tanah harus mampu
menjabarkan kaitan hukum antara subjek hak dengan suatu objek hak
36
Muhammad Yamin Lubis dan Abdul Rahim Lubis, 2013, Kepemilikan Properti Di
Indonesia, Mandar Maju, Bandung, hlm. 16.
49
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN
TANAH HASIL GARAPAN KEPADA ANGGOTA KELOMPOK TANI ADAT KARYA
HAMPAPAK/MARANG DI KOTA PALANGKA RAYA
Namun, mayoritas penulis bisa menerima rumusan yang dalam garis besar
berbunyi, “perikatan adalah suatu hubungan hukum harta kekayaan antara dua
orang atau lebih, yang menurut ketentuan seseorang atau lebih berhak atas
sesuatu, sedangkan yang seorang lagi atau lebih berkewajiban untuk itu”.37
Perancis yaitu obligation yang terdapat dalam code civil Perancis, dan yang
37
GR. Van Der Burght, 2012, Buku Tentang Perikatan Dalam Teori Dan Yurisprudensi,
CV. Mandar Maju, Bandung, hlm. 1.
50
51
bersikap menurut cara-cara tertentu terhadap pihak yang lain, yang berhak atas
tetapi terdapat beberapa tindakan hukum yang dilakukan oleh beberapa orang,
yang tercapai dalam rapat.39 Disinilah letak perjanjian tanpa adanya penjelasan
menimbulkan perikatan.
adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri
terhadap satu orang lain atau lebih”. Dengan demikian dapat disimpulkan
akan memuat tanggungjawab dan kewajiban serta hak para pihak yang
perbuatan yang melanggar dalam suatu perjanjian, bertujuan agar para pihak
38
R. Setiawan, 1999, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Putra Abardin, Jakarta, hlm. 2.
39
Herlien Budiono, 2011, Ajaran Umum Hukum Perjanjian Dan Penerapannya Di Bidang
Kenotariatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 2.
52
kesepakatan dalam suatu perjanjian, namun tak jarang juga ditemukan adanya
40
Hasil wawancara dengan Ibu Sarinah Selaku Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Hampapak/Marang, Pada Tanggal 24 Mei 2022, Pukul 11.00 WIB.
54
sedang dalam proses perintisan lahan yang akan dijadikan jalan. Pengurus pun
pekerja yang merintis jalan dan sewa alat berat. Namun selain kendala tersebut
jalan, pembuatan kanal air dan pembagian tanah belum terlaksana juga.
Berkaitan dengan itu, diketahui bahwa pada bulan Maret Tahun 2021 ketua
41
Hasil wawancara dengan Bapak Djamin Selaku Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Hampapak/Marang, Pada Tanggal 06 Juni 2022, Pukul 10.15. WIB.
55
pembangunan jalan, pembuatan kanal air dan pembagian tanah, yaitu dengan
cara menjual sebagian tanah yang seharusnya menjadi objek pembagian tanah
dana untuk membangun jalan, pembuatan kanal air dan pembagian tanah.
pengurus yang baru, pembukuan keuangan tidak jelas, dan dana yang ada pun
tidak sesuai dengan besaran biaya yang digunakan. Dengan demikian dapat
sebagai pengurus yang baru juga mengatakan bahwa keadaan ini pun terjadi
tanggung jawab hukum akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi subyek
hukum. Oleh karena tanggung jawab hukum merupakan suatu prinsip yang
hukum adalah kondisi atau keadaan yang diatur oleh hukum dan/atau memiliki
relevansi hukum. Pada suatu hubungan hukum terjadi interaksi hak dan
kewajiban antar dua subjek hukum atau lebih, yang masing-masing diikat hak
44
Hasil wawancara dengan Bapak Agung Supriatno Selaku Ketua Kelompok Tani Adat
Karya Hampapak/Marang, Pada Tanggal 23 Mei 2022, Pukul 10.00. WIB.
45
Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 55.
57
kewajiban hukum yang seharusnya dijalankan atau melanggar hak itu dibebani
sudah dilanggar tersebut. Beban tanggung jawab dan tuntutan ganti rugi atau
hak itu ditunjukan kepada setiap subjek hukum yang mellanggar hukum, tidak
pemerintah.47
jalan, pembuatan kanal air dan pembagian tanah kepada Anggota Kelompok
Ha/KK (10.000 Meter Persegi) menjadi 2.000 Meter Persegi, dan bagi yang
yang baru, sehingga setiap anggota hanya mendapatkan tanah berukuran 2.000
Meter Persegi.
pembuatan kanal air, sehingga pengurus menjual sebagian tanah yang belum
dibagikan kepada pembeli yang bukan Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Persegi dengan harga kisaran Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) sampai
2022, pembangunan jalan dan pembuatan kanal air pun belum selesai juga.
berkurang pula ukuran tanah yang akan diterima oleh Anggota Kelompok
Ha/KK (10.000 Meter Persegi), namun akibat dijualnya sebagian tanah yang
60
tersebut pun dilakukan oleh pengurus yang baru guna mengatasi persoalan
mendapatkan tanah seluas 1 Ha/KK (10.000 Meter Persegi), dan ada juga
beberapa anggota yang terpaksa ikhlas jikalau harus menerima tanah dengan
pembangunan jalan dan pembuatan kanal air belum terselesaikan, karena dana
yang terhimpun dari hasil penjualan tanah tersebut belum mencukupi, sebab
48
Hasil wawancara dengan Ibu Sarinah Selaku Anggota Kelompok Tani Adat Karya
Hampapak/Marang, Pada Tanggal 24 Mei 2022, Pukul 11.00 WIB.
49
Hasil wawancara dengan Bapak Agung Supriatno Selaku Ketua Kelompok Tani Adat
Karya Hampapak/Marang, Pada Tanggal 23 Mei 2022, Pukul 10.00. WIB.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
mengurangi ukuran tanah yang diterima oleh Anggota Kelompok Tani Adat
setiap Anggota yang ingin mendapatkan tanah ukuran lebih dari 2.000
62
63
untuk setiap penambahan tanah seluas 2.000 Meter Persegi. Pada dasarnya
4.2. Saran
sebagai upaya pemenuhan hak dari Anggota Kelompok Tani Adat Karya
A. Sumber Buku
Achmad Ali & wiwie Heryani, 2012, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap
Hukum, Kencana Prenada Grup, Jakarta, hlm. 2;
Andi Hamzah, 2012, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 32;
Dyara Radhite Oryza Fea, 2018, Panduan Mengurus Tanah dan Perizinannya,
Legality, Yogyakarta, hlm. 3-4;
Edy Iksan, Konflik Tanah Ulayat dan Pluralisme Hukum, (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2015), hal 151-152;
Effendi Perangin, 1994, Hukum Agraria Indonesia, Suatu Telaah Dari Sudut
Pandang Praktisi Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, hlm. 17;
https://realmaczman.wordpress.com/2011/06/15/hak-atas-tanah-menurut-uupa/
(diakses pada tanggal 20 September 2021, Pukul 10.15);
K Wantjik Saleh, Hak Anda Atas Tanah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2007),
hal 16;
Muhammad Yamin Lubis dan Abdul Rahim Lubis, Beberapa Masalah Aktual
Hukum Agraria, (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2004), hal 15;
Muhammad Yamin Lubis dan Abdul Rahim Lubis, Hukum Pendaftaran
Tanah, (Bandung: Mandar Maju, 2012), hal 1;
Soerjono Soekanto dan Soleman B. Taneko, 2011, Hukum Adat Indonesia, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 172;
Urip Santoso, 2011, Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah, Prenada
Media Group, Jakarta, hlm. 42;